Anda di halaman 1dari 24

METODA

SPESIFIK
DALAM
PELABELAN

7/19/2019
RADIO NUKELOIDA YANG SERING DIGUNAKAN :
- 99mTc : 80%
- 131 I dan 123 I : 15%
-Sisanya : 5%.

IODINASI
Proses Iodinasi digunakan secara ekstensif sbg
pelabelan utama dr senyawa obat dan biologik.
Iodin adalah elemen pada grup Halogen VIIA, Nomor
atom 53.
Dari banyak isotop, 123I adl isotop yg paling stabil,
 cocok utk prosedur diagnostik IN VIVO (Half Life 13
jam)
 energi Foton 159keV, dosis rendah shg tak
7/19/2019
 Isotop 125I umumnya digunakan utk membuat
Antigen RIA dan senyawa lain utk prosedur IN
VITRO, memp Half Life panjang (60 hari) dan
tidak mengeluarkan partikel.
 Isotop 131 I : banyak dipakai sec luas dlm klinik,
(khusus utk studi In Vivo)
- Half Life 8 hari, dan Foton 364 keV.,
- kekurangan: mengeluarkan sinar β, shg
memberi radiasi yg lebih besar pd pasien
dibanding 125I.
 Isotop 132 I memp Half Life pendek (2,3 jam) dan
mengeluarkan sinar gama  maka digunakan
sangat terbatas.
7/19/2019
METODA IODINASI
 Terdapat 5 metoda Iodinasi :
 1. TRIIODIDA
 2. MONOKLORIDA IODIN
 3. KLORAMIN T.
 4. ELEKTROLITIK
 5. ENZIMATIK.
 - METODA-METODA LAIN (konjugasi, demetilasi,

7/19/2019
METODA IODINASI

Iodinasi Molekul: dilakukan oleh sifat oksidasi dr I.


 Dlm btk teroksidasi, Iod berikatan secara kuat dg mol aromatik.
 Dlm bentuk tereduksi, Iod tak berikatan dg kuat.
I dalam bentuk teoriksidasi: hasil reaksi dengan suatu nukelofil, misal:

I2 + H2O  H2OI+ + I -
Atau I2 + HO-  HOI+ + I -

Reaksi dapat berupa reaksi substitusi nukleofilik:

R-I + Na 131I  R 131I + Na I + H2O (metoda isotop exchange)

Atau Substitusi elektroflilik

R-H + H2OI+ --> R 131I + HI + H2O  R – 131I + HI + H2O

PH utk Iodinasi antara 6-9, utk Iodinasi dg protein: pH alkalis.


Temperatur dan lama proses Iodinasi tergantung pd tipe senyawa yg akan
direaksikan
7/19/2019 dan metoda yg dipakai
METODA TRIIODIDA

 Metoda ini tdr dr penambahan radioiodin kpd senyawa


yg dilabel dlm campuran Iodin dan KI:

I2 + KI + 131I +R  131IR + K131I + RI

R adalah senyawa organik yg dilabel.


Pelabelan protein dg cara ini akan terjadi Denaturasi
minimum, tetapi hasil rendah hanya 10-30%.
Dengan adanya Iod yg dingin maka spes aktiv dr produk
rendah.

7/19/2019
MONOKLORIDA IODIN
 Pertama kali RadioIodin diekulibrasi dg 127I
Monoklorida dlm HCl encer, campuran itu
langsung ditambahkan pd senyawa yg akan
dilabel, pd pH dan Temp yg spesifik.
131I + I + HCl  I+Cl
2 2

 Hasilnya 50-80%.
 Namun Iod (I2) dan Iod Monoklorida (I+Cl) juga
dapat berekasi dg molekul  merendahkan
aktivitas spesifik
 shg hasilnya menjadi tak dpt diperkirakan krn
tergantung pd jumlah Iod Monoklorida yg
ditambahkan.
7/19/2019
KLORAMIN T

 ‘Kloramin T’ adalah garam Na dr


N.monoklorotoluen sulfonamida, suatu senyawa
pengoksidasi sedang.
 Senyawa yg akan dilabel dan Kloramin T
ditambahkan larutan 131I-NaI.  Kloramin T akan
mengoksidasi Iod menjadi I+ yg reaktif, yg
kemudian melabeli senyawa.
 Aktivitas Spesifik tinggi, efisiensi pelabelan hampir
100%.
 Kekurangan: Kloramin T sangat reaktif,  dpt
menyebabkan
7/19/2019 denaturasi protein.
METODA ELEKTROLITIK

 Banyak asam amino dan protein dpt diradioiodinasi


dg cara ini.
 Cara : Elektrolisis dr campuran Radioiodida dan
material yg dilabel.
 Dlm sel elektrolitik, ruang katoda dan anoda
dipisahkan oleh Kantung Dialisis yg berisis katoda
dlm rendaman garam dapur, sebaliknya anoda dlm
ruangan berisi campuran elektrolitik.
 Elektrolisis membebaskan Iod yg reaktif, yg akan
melabel senyawa. Perlahan tapi pasti, pembebasan
Iod menyebabkan Iodinasi seny yg seragam, krn
bebas dr Iod pembawa maka hasil pelabelan hampir
80%.
7/19/2019
METODA ENZIMATIK

 Enzim dipakai biasanya LAKTOPEROKSIDASE,


KLOROPEROKSIDASE, dan H2O2 dlm jumlah sangat
kecil (nanomolar), ditambahkan pd campuran Iodinasi tdr
dr. Iodin radiasi dan seny yg dilabel.
 H2O2 akan mengoksidasi Iod membentuk Iod yg reaktif
(I+), yang kemudian meng-iodinasi senyawa.
 Denaturasi Protein atau perubahan mol organik minimal,
krn hanya dipakai H2O2 yg sangat sedikit.
 Hasil antara 60-85% dg Spes Aktiv yg tinggi.
 Cara ini bagus dipakai utk melabel Protein dan
Hormon2.

7/19/2019
PASCA RADIOIODINASI
 Setelah proses Iodinasi, senyawa dibersihkan dari sisa-
sisa Iod bebas, dapat dilakukan dengan cara: ekstraksi
dg CCl4, presipitasi, pertukaran Ion, filtrasi Gel,
atau dialisis.
 Pemilihan metoda tergantung pd senyawa yg dilabel.
 Senyawa-senyawa terlabel Iod bisa disterilisasi biasa
dengan Autoclave,
(Protein hanya dengan cara Filtrasi melalaui Milipore).
 Pd umumnya Iod berikatan dg seny aromatik dg kuat,
sebaliknya dg seny alifatik agak tidak stabil.
 Pada protein Iod mengikat gugus tirosin, imidazol dr
histidin,  juga gugus Sulfhidril pada asam amino
 Sebagian Alifatik tak jenuh , asam lemak dan lemak
netral spt: asa oleat dan triolein, dpt dilabel dg
radioiodin,
Catt: Iodinasi akan memecah ikatan rangkap mol, shg
7/19/2019
SENYAWA YG DILABEL RADIOIOD

 Human Serum Albumin, fibrinogen, insulin, globulin,


hormon, enzim.
 HAS untuk tumor otak, penumpukan darah.
 Rose Bengal: pencitraan liver.
 MAA: paru-paru
 Fibrinogen: deteksi trombus.

7/19/2019
PELABELAN DG 99mTc
 Hampir 80% senyawa radiofarmasi dilabel dengan
99mTc.

 Mempunyai sifat fisika dan radiasi yg khas:


-Half Life fisik 6 jam, bebas radiasi β, sehingga dengan
dosis yang diebrikan Tc radioaktif aman utk pasien.
-Memberikan citra yg bagus dg monokromatik foton
140keV.
-Tersedia dalam keadaan: steril, bebas pirogen
 Tc adalah metal transisi dr Grup VIIB ( bersama dengan
Mn, Tc, Re), no atom 43,
 Tak ada isotop yang stabil, di alam dengan ground
state memilki half life 2.1 x 105 tahun.
 Tc stabil dalam bentuk kation: beberapa yang stabil
bervalensi 7+ dan 4+, valensi 1-, 2+, 3+ biasanya
distabilkan dalam bentuk ligand,
Bilangan koordinasi Tc bervariasi antara 4 - 9
7/19/2019
7/19/2019
REDUKSI TEKNISIUM

 Dibuat di generator Moly, menggunakan 99mTc-


NaTcO4 (natrium pertechnetat).
 Ion pertechnetat (99mTcO4-) kurang reaktif, tak dapat
melabeli senyawa secara langsung.
 Caranya dengan menurunkan valensi 7+ menjadi
3+, 4+ atau 5+.
 Metoda/Sistem utk redusi :
 1- SnCl2.2H2O, A. Askorbat, Feriklorida, HCl pekat,
NaBH4, Fero sulfat.
 2- Elektrolisis campuran Na perteknetat, seny yg
dilabel, dg
anoda dr Zirkonium.

7/19/2019
REAKSI KIMIA
 Reaksi Kimia dengan Sn dalam HCl paling banyak
digunakan.
Reaksi:
3 Sn 2+  3Sn 4+ + 6e -
2 99m TcO4- + 16 H+ + 6e- - 2 99mTc 4+ + 8 H2O
----------------------------------------------------------------------- +
2 99mTcO4- + 16H++ 3Sn 2+  2 99mTc 4+ + 3 Sn 4++ 8H2O

 99mTc 7+ diubah jadi 99mTc 4+


Bentuk tereduksi lain spt 99mTc3+ atau 99mTc5+ mungkin
dapat juga terbentuk pd kondisi berbeda.
Karakter valensi Tc :
- Dg milimol 99Tc dengan Sn 2+ dlm bufer sitrat dan
pH7, 99Tc akan tereduksi menjadi bentuk 5+, yg
perlahan menjadi 4+
7/19/2019
99 2+
PELABELAN DG TEKNISIUM

 99mTc yang telah tereduksi sangat reaktif 


dapat berkombinasi dg berbagai macam seny
pengkelat.
99mTc tereduksi + Chelating agent  99m Tc-
Chelate.

 Chelating Agent memberi sepasang elektron


bebas untuk membentuk ikatan kovalen
koordinat dg 99mTc.
 Gugus-gugus -COO-, -NH2, -SH merupakan
donor elektron yang ada pada senyawa DTPA,
glukohepton, berbagai Protein.
7/19/2019
 Kelat-99mTc mempunyai muatan negativ, akan
OKSIGEN dan Tc BEBAS DALAM
RADIOFARMAKA
 Pada preparasi radiofarnaka dengan Tc, sejumlahTc
bebas biasanya masih ada dalam jumlah kecil.
 Adanya O dan senyawa pengoksidasi, akan
menyebabkan:
- 99mTc bentuk tereduksi menjadi teroksidasi.

- Terjadi radiolisis dari H2O, menghasilkan senyawa


radikaal yang dapat bereaksi dengan kelat 99m Tc
menjadi ion 99mTcO4-
  senyawa berlabel 99mTc harus bebas dr
Oksigen/oksidator.
 Pada beberapa Kit:
-7/19/2019
Wadah tterlebih dulu di aliri dengan gas N2 atau gas
HIDROLISIS

 Kemungkinan terjadi adanya Hidrolisis dlm lrt air.


 99mTc tereduksi akan bereaksi dg air

menghasilkan berbagai jenis hidrolisat,


tergantung pd pH, waktu dan senyawa asing spt
99mTcO , 99mTcO2+ dan 99mTcOOH+.
2
 Hidrolisis bersaing dg proses terbentuknya kelat,
akan mengurangi jumlah hasil Kelat-99mTc.
 Hasil hidrolisis juga akan mengganggu pd tes
diagnostik terlebih dlm jumlah cukup banyak dlm
RF.
7/19/2019
PENGARUH STANUM KLORIDA
 Kelemahan penggunaan SnCl2 adalah :
 - mengalami hidrolisis dlm pelarut air, pd pH 6-7, membentuk
koloid yg sukar larut.
 - Koloid yg terbentuk akan mengikat 99mTc tereduksi shg
bersaing dg seny pengkelat (CA) dlm proses pelabelan.
 - Untuk mencegah hal tsb, maka diberi asam utk mencegah
hidrolisis Sn sebelum reduksi Tc jika preparasi memakai
bahan dasar, bukan suatu kit.
 Pengaruh buruk Hidrolisis dan Sn diatasi dg menambahkan
CA yg cukup, yg akan mengikat Sn dan 99mTctereduksi shg
mencegah Hidrolisis.
 Rasio penambahan CA thd Sn tergantung pd Konstan afinitas.
Bila CA lemah (spt Pospat) jenis hidrolisat pd preparasi cukup
tinggi.Bila
7/19/2019 koef afin. tinggi spt DTPA, mk hidrolisat minim
BERBAGAI JENIS TEKNISIUM

 Pd preparasi Senyawa berlabel 99mTc, ada 3 jenis Tc:


1- 99mTc bebas a.l. 99mTcO4- yg tidak direduksi Sn.
2- 99mTc yg terhidrolisa a.l. 99mTcO2, yg tak bereaksi
dg Seny pengkelat (CA), termasuk 99mTC yg berikatan
dg Sn2+hidrolisat.
3- Ikatan 99mTc-Kelat, senyawa berlabel yg diinginkan.
 Pada preparasi rutin, fraksi terbanyak adalah no 3.
 No 1 dan 2 tak diinginkan, hrs dibuang agar tak
mengganggu pd tes diagnostik.
 Pengukuran sec Polarografi dan titrasi Iodometri dipakai
utk mengetahui Valensi Tc tereduksi.
7/19/2019
PEMAKAIAN DI KEDOKTERAN NUKLIR
 Radiofarmasetika (RF) yg memakai 99mTc di
Kedokteran Nuklir a.l.:
 - 99mTc-Na perteknetat

 -99mTc-HAS label

 -99mTc-MAA

 -99mTc-makroagregat Feri Hidroksida

 -99m Tc-difosfonat

 -99mTc-pirofosfat.

 -99mTc-koloid sulfur

 -99mTc – glukoheptonat.

 -99mTc-sel darah merah.

 -99mTc DTPA .

- 99mTc DMSA
 7/19/2019
KIT

 Adanya kit memudahkan produksi 99mTc –RF di unit


Radiofarmasi.
 Kit mempunyai umur panjang, dpt dibeli dan disimpan utk
preprarasi setiap hari, pelabelan dg 99mTc dapat dibuat
hanya dg menambahkan TcO pada kit.
 Kit disiapkan dari Larutan Master yg berisi seny yg akan
dilabel dan larutan asam dr Sn dlm proporsi yang pas.
 pH dibuat pH 5-7 dg NaOH, alikuot lrt dibagikan
(dispens) kedlm vial kit individual. Larutan dilipolisa
(freeze-dried) dan vial disemprot dan diisi Nitrogen steril.
 Lipolisis membuat material kering dlm vial utk mudah
larut dlm air dan membantu proses pelabelan dr kelat.
 Pembuatan dilakukan dg material steril, kondisi aseptik
dlm LFH isi N2 dibawa tekanan positiv.
7/19/2019
…..KIT

 Senyawa Sn yang dipakai berbagai pabrik a.l: SnCl2,


SnF2, Sn-sitrat, Sn-tartrat, Sn-pirofosfat.

Dlm preparasi Kit, Sn dan asam ditambahkan, akan terjadi


Kompleks dg Chelating Agent:
Sn2+ + Kelat  Sn-Kelat.

 Bila pH dinaikkan, hidrolisis Sn tak terjadi krn Sn2+ telah


berikatan dg Kelat dalam jumlah besar.
 Juga bila 99mTcO4- ditambahkan pd Chelating Agant yg
diliopilisis dlm vial kit.
 Jumlah Sn yg ditambahkan kedlm kit adalah penting:
- Bila berlebihan bisa memacu terjainya hidrolisis karena
Sn bereaksi dengan bentuk tereduksi Tc
- Bila jumlah kurang : proses reduksi tidak sempurna Tc.
7/19/2019

Anda mungkin juga menyukai