Anda di halaman 1dari 19

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

DALAM ASURANSI KESEHATAN SOSIAL

MAKALAH EKONOMI KESEHATAN

DISUSUN OLEH:

1. SURYA FADLY
2. EKA PUTRI MAHA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

SUMATERA UTARA

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ekonomi Kesehatan tentang Asuransi Kesehatan .

Kelompok III mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Frans
Judea Samosir ,S.Psi,MPH yang telah membimbing Kami di mata kuliah Ekonomi Kesehatan
dan juga kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan
makalah ini. Kami sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua yang
berkepentingan.

Medan, 15 November 2018

Tim Punyusun
Kelompok III
- Surya fadli
- Eka Putri Maha
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


2.1 Rumusan Masalah
3.1 Tujuan
4.1 Manfaat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pengertian Asuransi Kesehatan


2.1 Tujuan Asuransi Kesehatan
3.1 Pengertian Asuransi Kesehatan Sosial
4.1 Dasar Hukum
5.1 Prinsip-prinsip Jaminan Kesehatan Nasional
6.1 Kepesertaan
7.1 Iuran
8.1 Pelayanan Kesehatan
9.1 Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional

BAB III PENUTUP

1.1 Kesimpulan
2.1 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti kata bijak tak ada yang abadi dalam kehidupan ini kecuali
perubahan itu sendiri.Setiap manusia mengalami perubahan manusia mengalami
perubahan, dari kecil, dewasa, lalu tua, dan renta. Itu sudah pasti. Namun dalam
kepastian itu, ada beberapa hal yang datang tak terduga. Sakit, misalnya, bisa
datang kapanpun, tak dinyana-nyana. Sakit bisa datang ketika kita masih
produktif, berpenghasilan cukup, sehingga mampu menjangkau biaya pengobatan.
Tetapi sakit juga bisa datang ketika kita sudah tua dengan penghasilan mulai
menurun atau menjadi tidak berpenghasilan karena sakit. Dalam keadaan seperti
ini, bagaimana kita bisa mendapatkan perawatan dan pelayanan kesehatan yang
memadai, ter jangkau, kapan saja, dan di mana saja?

Asuransi kesehatan mengurangi risiko masyarakat menanggung biaya


kesehatan dari kantong sendiri out of pocket, dalam jumlah yang sulit diprediksi
dan kadang-kadang memerlukan biaya yang sangat besar. Untuk itu diperlukan
suatu jaminan dalam bentuk asuransi kesehatan karena peserta membayar premi
dengan besaran tetap. Dengan demikian pembiayaan kesehatan ditanggung
bersama secara gotong royong oleh keseluruhan peserta, sehingga tidak
memberatkan secara orang per orang.

Tetapi asuransi kesehatan saja tidak cukup. Diperlukan Asuransi


Kesehatan Sosial atau Jaminan Kesehatan Sosial (JKN). Mengapa? Pertama,
premi asuransi komersial relatif tinggi sehingga tidak terjangkau bagi sebagian
besar masyarakat. Kedua, manfaat yang ditawarkan umumnya terbatas.
Sebaliknya, asuransi kesehatan sosial memberikan beberapa keuntungan sebagai
berikut.

1. Memberikan manfaat yang komprehensif dengan premi terjangkau

2. Asuransi kesehatan sosial menerapkan prinsip kendali biaya dan mutu. Itu
berarti peserta bisa mendapatkan pelayanan bermutu memadai dengan biaya
yang wajar dan terkendali, bukan “terserah dokter” atau terserah “rumah sakit”.
3. Asuransi kesehatan sosial menjamin sustainabilitas (kepastian pembiayaan
pelayanan kesehatan yang berkelanjutan).

4. Asuransi kesehatan sosial memiliki portabilitas, sehingga dapat digunakan di


seluruh wilayah Indonesia.

Oleh sebab itu, untuk melindungi seluruh warga dan Peserta asuransi kesehatan
sosial atau JKN sangat penting diselenggarakan Pemerintah.Mengingat akan
pentingnya asuransi kesehatan bagi setiap orang untuk itu makalah ini akan
menjelaskan lebih rinci tentang asuransi kesehatan khususnya asuransi kesehatan
sosialyang diselenggarakan Pemerintah melalui Program JKN agar bisa menjadi
referensi dan meningkatkan pemahaman bagi pembaca semua hal tentang asuransi
kesehatan khususnya JKN.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian asuransi kesehatan?
2. Apakah pengertian asuransi kesehatan Sosial dan bagaimana hubunganya
dengan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ?
3. Bagaimana prinsip-prinsip Jaminan Kesehatan Nasional?
4. Apakah dasar hukum penyelenggaraan program JKN?
5. Siapa saja yang menjadi Peserta asuransi kesehatan sosial dalam program
JKN?
6. Apakah pengertian iuran dan bagaimana proses pembayaranya?
7. Apakah manfaat askes sosial pada program JKN?
8. Apa saja yang pelayanan kesehatan yang di jamin dan tidak dijamin oleh
pengguna asuransi sosial(JKN)?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan asuransi kesehatan
2. Menjelaskan pengertian asuransi kesehatan Sosial dan bagaimana
hubunganya dengan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ?
3. Menjelaskan prinsip-prinsip Jaminan Kesehatan Nasional?
4. Menjabarkan dasar hukum penyelenggaraan program JKN?
5. Menjelaskan Peserta yang menggunakan asuransi kesehatan sosial dalam
program JKN?
6. Menjelaskan pengertian iuran dan proses membayaranya?
7. Menjelaskan manfaat askes sosial pada program JKN?
8. Menjelaskan pelayanan kesehatan yang di jamin dan tidak dijamin oleh
pengguna asuransi sosial(JKN)?

1.3 Manfaat
1. Mengetahui makna asuransi kesehatan
2. Mengetahui pengertian asuransi kesehatan Sosial dan bagaimana
hubunganya dengan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ?
3. Mengetahui prinsip-prinsip Jaminan Kesehatan Nasional?
4. Mengetahui dasar hukum penyelenggaraan program JKN?
5. Mengetahui Kepesertaan asuransi kesehatan sosial dalam program JKN?
6. Mengetahui pengertian iuran dan proses membayaranya?
7. Mengetahui manfaat askes sosial pada program JKN?
8. Mengetahui pelayanan kesehatan yang di jamin dan tidak dijamin oleh
pengguna asuransi sosial(JKN)?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Asuransi Kesehatan


Askes (Asuransi Kesehatan) adalah salah satu jenis produk asuransi
yang secara khusus menjamin biaya kesehatan atau perawatan para anggota
asuransi tersebut jika mereka jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Secara
garis besar ada dua perawatan yang ditawarkan perusahaan-perusahaan
asuransi, yaitu: rawat inap (in-patient treatment) dan rawat jalan (out-patient
treatment). Asuransi adalah sebuah sistem untuk merendahkan kehilangan
finansial dengan menyalurkan resiko kehilangan dari seseorang ke badan
lainnya. Seseorang yang menyalurkan resiko disebut tertanggung, sedangkan
badan yang menerima resiko disebut penanggung. Perjanjian antara kedua
badan ini disebut kebijakan, ini adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan
setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar tertanggung
kepada penanggung untuk resiko yang ditanggung disebut premi, yang
biasanya ditentukan oleh penanggung. PT. Askes Indonesia (Persero) adalah
merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh
pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi
Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran,
Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya.

2.2 Tujuan Asuransi Kesehatan


Tujuan pemerintah menyelenggarakan semua pertanggungan sosial
pada dasarnya adalah sama yaitu untuk memberikan jaminan sosial bagi
masyarakat. Demikian juga hal asuransi kesehatan, tujuannya adalah
membayar biaya rumah sakit, biaya pengobatan dan mengganti kerugian
tertanggung atas hilangnya pendapatan karena cedera akibat kecelakaan atau
penyakit. Sedangkan tujuan asuransi kesehatan adalah meningkatkan
pelayanan pemeliharaan kesehatan bagi peserta dan anggota keluarganya.
Askes juga bertujuan memberikan bantuan kepada peserta dalam membiayai
pemeliharaan kesehatannya.
2.3 Pengertian Asuransi Kesehatan Sosial (Jaminan Kesehatan
Nasional-JKN)

Sebelum membahas pengertian asuransi kesehatan sosial ada beberapa


pengertian yang harus dipahami terlebih dahulu terkait dengan asuransi
tersebut adalah:

 Asuransi sosial merupakan mekanisme pengumpulan iuran yang bersifat


wajib dari peserta, guna memberikan perlindungan kepada peserta atas
risiko sosial ekonomi yang menimpa mereka dan atau anggota keluarganya
(UU SJSN No.40 tahun 2004).

 Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah tata cara penyelenggaraan program


Jaminan Sosial oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.

 Jaminan Kesehatan Nasional dalah bentuk perlindungan sosial untuk


menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya
yang layak.

Dengan demikian, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di


Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
Sistem Jaminan Sosial Nasional ini diselenggarakan melalui mekanisme
Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan
Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem
asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
masyarakat yang layak. Berikut adalah kelebihan asuransi sosial dibandingkan
dengan asuransi komersial:

Asuransi Sosial Asuransi Komersial

Kepesertan untuk semua penduduk Kepesertaan bersifat sukarela

Non Profit Profit

Manfaat sesuai dengan premi yang


Manfaat Komferensif
dibayarkan
2.4 Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian

2. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang penyelenggaraan


usaha perasuransian

3. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 34 ayat 2 tentang Sistem


Jaminan Sosial Rakyat

4. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28 H ayat 2 tentang Hak Setiap


Orang atas Jaminan Sosial

5. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

6. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara


Jamian Sosial

2.5 Prinsip-prinsip Jaminan Kesehatan Nasional

Jaminan Kesehatan Nasional mengacu pada prinsip-prinsip Sistem Jaminan


Sosial Nasional (SJSN) sebagai berikut:

1. Prinsip kegotongroyongan

Gotongroyong sesungguhnya sudah menjadi salah satu prinsip dalam


hidup bermasyarakat dan juga merupakan salah satu akar dalam kebudayaan kita.
Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu membantu
peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit atau yang
berisiko tinggi, dan peserta yang sehat membantu yang sakit. Hal ini terwujud
karena kepesertaan SJSN bersifat wajib untuk seluruh penduduk, tanpa pandang
bulu. Dengan demikian, melalui prinsip gotong royong jaminan sosial dapat
menumbuhkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Prinsip nirlaba

Pengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)


adalah nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented). Sebaliknya, tujuan
utama adalah untuk memenuhi sebesar-besarnya kepentingan peserta. Dana yang
dikumpulkan dari masyarakat adalah dana amanat, sehingga hasil
pengembangannya, akan di manfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan
peserta.

3. Prinsip keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi, dan


efektivitas.

Prinsip prinsip manajemen ini mendasari seluruh kegiatan pengelolaan


dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya.

4. Prinsip portabilitas

Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan jaminan


yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah pekerjaan atau
tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5. Prinsip kepesertaan bersifat wajib


Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta sehingga
dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh rakyat,
penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan
pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program. Tahapan pertama dimulai
dari pekerja di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informal dapat menjadi
peserta secara mandiri, sehingga pada akhirnya Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) dapat mencakup seluruh rakyat.

6. Prinsip dana amanat

Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada
badan-badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka
mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.

7. Prinsip hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial

Dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk


sebesar-besar kepentingan peserta.
2.6 Kepesertaan

1. Peserta

Peserta adalah setiap orang , termasuk orang asing yang bekerja paling
singkat 6 bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran atau yang iuranya
dibayar oleh Pemerintah. Peserta Jaminan Kesehatan Nasional diberikan nomor
identitas tunggal oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS)
Kesehatan,Peserta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kota
Subulussalam meliputi:

1) Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) yaitu fakir miskin ,orang tidak mampu
atau penduduk yang belum termasuk peserta JKN yang didaftarkan oleh
pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi atau pemerintah kabipaten/ kota.
Sehingga iuran asuransi kesehatannya di bayar oleh Pemerintah
2) Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran ( NON PBI) yaitu Peserta yang
membayar asuransi kesehatan sendiri baik secara langsung maupun dari
pemotongan gaji, yang termasuk Peserta NON PBI adalah Peserta eks ASKES
PNS, eks Jamsostek,TNI, POLRI, dan Peserta mandiri.

2. Pendaftaran Peserta
 Syarat pendaftaran akan diatur kemudian dalam peraturan BPJS Kesehatan
a. Pemerintah mendaftarkan PBI JKN sebagai Peserta kepada BPJS Kesehatan
b. Pemberi Kerja mendaftarkan pekerjanya atau pekerja dapat mendaftarkan diri
sebagai Peserta kepada BPJS Kesehatan
c. Bukan pekerja dan peserta lainnya wajib mendaftarkan diri dan keluarganya
sebagai Peserta kepada BPJS Kesehatan.
 Lokasi pendaftaran :Pendaftaran Peserta dilakukan di kantor BPJS
terdekat/setempat.
.

.
3. Hak dan kewajiban Peserta

Setiap Peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berhak


mendapatkan a) identitas Peserta dan b) manfaat pelayanan kesehatan di Fasilitas
Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

Setiap Peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berkewajiban


untuk membayar iuran dan melaporkan data kepesertaannya kepada BPJS
Kesehatan dengan menunjukkan identitas Peserta pada saat pindah domisili dan
atau pindah kerja.

4. Masa berlaku kepesertaan


a. Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional berlaku selama yang bersangkutan
membayar Iuran sesuai dengan kelompok peserta.
b.Status kepesertaan akan hilang bila Peserta tidak membayar Iuran atau
meninggal dunia.
c. Ketentuan lebih lanjut terhadap hal tersebut diatas, akan diatur oleh Peraturan
BPJS.

5. Pentahapan kepesertaan
Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional dilakukan secara bertahap, yaitu
tahap pertama mulai 1 Januari 2014, kepesertaannya paling sedikit meliputi: PBI
Jaminan Kesehatan; Anggota TNI/PNS di lingkungan Kementerian Pertahanan
dan anggota keluarganya; Anggota Polri/PNS di lingkungan Polri dan anggota
keluarganya; peserta asuransi kesehatan PT Askes (Persero) beserta anggota
keluarganya, serta peserta jaminan pemeliharaan kesehatan Jamsostek dan
anggota keluarganya. Selanjutnya tahap kedua meliputi seluruh penduduk yang
belum masuk sebagai Peserta BPJS Kesehatan paling lambat pada tanggal 1
Januari 2019.

2.7 IURAN
1. Pengertian Iuran
Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara
teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja, dan/atau Pemerintah untuk program Jaminan
Kesehatan (pasal 16, Perpres No. 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan).
2. Pembayar Iuran
 Peserta PBI, iuran dibayar oleh Pemerintah. bagi Peserta Pekerja Penerima Upah,
Iurannya dibayar oleh Pemberi Kerja dan Pekerja.

 Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja iuran dibayar
oleh Peserta yang bersangkutan.

Besarnya Iuran Jaminan Kesehatan Nasional ditetapkan melalui Peraturan


Presiden dan ditinjau ulang secara berkala sesuai dengan perkembangan sosial,
ekonomi, dan kebutuhan dasar hidup yang layak.

3. Pembayaran Iuran
Setiap Peserta wajib membayar iuran yang besarnya ditetapkan
berdasarkan persentase dari upah (untuk pekerja penerima upah) atau suatu jumlah
nominal tertentu (bukan penerima upah dan PBI).

Setiap Pemberi Kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya,


menambahkan iuran peserta yang menjadi tanggung jawabnya, dan membayarkan
iuran tersebut setiap bulan kepada BPJS Kesehatan secara berkala (paling lambat
tanggal 10 setiap bulan). Apabila tanggal 10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, maka
iuran dibayarkan pada hari kerja berikutnya. Keterlambatan pembayaran iuran
JKN dikenakan denda administratif sebesar 2% (dua persen) perbulan dari total
iuran yang tertunggak dan dibayar oleh Pemberi Kerja.

Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja wajib
membayar iuran JKN pada setiap bulan yang dibayarkan paling lambat tanggal 10
(sepuluh) setiap bulan kepada BPJS Kesehatan. Pembayaran iuran JKN dapat
dilakukan diawal.

BPJS Kesehatan menghitung kelebihan atau kekurangan iuran JKN sesuai


dengan Gaji atau Upah Peserta. Dalam hal terjadi kelebihan atau kekurangan
pembayaran iuran, BPJS Kesehatan memberitahukan secara tertulis kepada
Pemberi Kerja dan/atau Peserta paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak
diterimanya iuran. Kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran diperhitungkan
dengan pembayaran Iuran bulan berikutnya.

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran iuran diatur dengan
Peraturan BPJS Kesehatan.
4. Cara Pembayaran Fasilitas Kesehatan
BPJS Kesehatan akan membayar kepada Fasilitas Kesehatan tingkat
pertama dengan Kapitasi. Untuk Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan,
BPJS Kesehatan membayar dengan sistem paket INA CBG’s.

Mengingat kondisi geografis Indonesia, tidak semua Fasilitas Kesehatan


dapat dijangkau dengan mudah. Maka, jika di suatu daerah tidak memungkinkan
pembayaran berdasarkan Kapitasi, BPJS Kesehatan diberi wewenang untuk
melakukan pembayaran dengan mekanisme lain yang lebih berhasil guna.

Semua Fasilitas Kesehatan meskipun tidak menjalin kerja sama dengan


BPJS Kesehatan wajib melayani pasien dalam keadaan gawat darurat, setelah
keadaan gawat daruratnya teratasi dan pasien dapat dipindahkan, maka fasilitas
kesehatan tersebut wajib merujuk ke fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan.

BPJS Kesehatan akan membayar kepada fasilitas kesehatan yang tidak


menjalin kerjasama setelah memberikan pelayanan gawat darurat setara dengan
tarif yang berlaku di wilayah tersebut.

2.8 Pelayanan Kesehatan

1. Jenis Pelayanan
Ada 2 (dua) jenis pelayanan yang akan diperoleh oleh Peserta JKN, yaitu
berupa pelayanan kesehatan (manfaat medis) serta akomodasi dan ambulans
(manfaat non medis). Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari
Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.

2. Prosedur Pelayanan
Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan pertama-tama harus
memperoleh pelayanan kesehatan pada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama.
Bila Peserta memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, maka hal itu harus
dilakukan melalui rujukan oleh Fasilitas Kesehatan tingkat pertama, kecuali
dalam keadaan kegawatdaruratan medis.
3. Kompensasi Pelayanan
Bila di suatu daerah belum tersedia Fasilitas Kesehatan yang memenuhi
syarat guna memenuhi kebutuhan medis sejumlah Peserta, BPJS Kesehatan wajib
memberikan kompensasi, yang dapat berupa: penggantian uang tunai,
pengiriman tenaga kesehatan atau penyediaan Fasilitas Kesehatan tertentu.
Penggantian uang tunai hanya digunakan untuk biaya pelayanan kesehatan dan
transportasi.

4. Penyelenggara Pelayanan Kesehatan


Penyelenggara pelayanan kesehatan meliputi semua Fasilitas Kesehatan
yang menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan baik fasilitas kesehatan milik
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan swasta yang memenuhi persyaratan melalui
proses kredensialing dan rekredensialing.

2.9 Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional


Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional terdiri atas 2 (dua) jenis, yaitu
manfaat medis berupa pelayanan kesehatan dan manfaat non medis meliputi
akomodasi dan ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari
Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.
Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional mencakup pelayanan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis
habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis. Manfaat pelayanan promotif dan
preventif meliputi pemberian pelayanan:

a) Penyuluhan kesehatan perorangan, meliputi paling sedikit penyuluhan


mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih
b) Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis
Tetanus dan HepatitisB (DPTHB), Polio, dan Campak
c) Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi, dan
tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga berencana.
Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar disediakan oleh
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah
d) Skrining kesehatan, diberikan secara selektif yang ditujukan untuk
mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit
tertentu.
e) Skrining kesehatan, diberikan secara selektif yang ditujukan untuk
mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit
tertentu.
Meskipun manfaat yang dijamin dalam JKN bersifat komprehensif, masih
ada manfaat yang tidak dijamin meliputi:
a. Tidak sesuai prosedur;
b. Pelayanan di luar Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS;
c. Pelayanan bertujuan kosmetik;
d. General checkup, pengobatan alternatif;
e. Pengobatan untuk mendapatkan keturunan, pengobatan impotensi;
f. Pelayanan kesehatan pada saat bencana ; dan
g. Pasien Bunuh Diri /Penyakit yang timbul akibat kesengajaan untuk menyiksa
diri sendiri/ Bunuh Diri/Narkoba.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Asuransi adalah istilah yang merujuk pada tindakan, sistem atau bisnis
dimana perlindungan financial untuk jiwa, property,kesehatan, dan lain
sebagainya mendapat pengganti dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga
seperti kematian, kehilangan,kerusakan atau sakit, dimana melibatkan pembayaran
premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang
menjamin perlindungan tersebut.
Asuransi kesehatan adalah sebuah jenis produk asuransi yang secara
khusus menjamin biaya kesehatan,perawatan para anggota asuransi tersebut jika
mereka jatuh sakit atau kecelakaan. Secara garis besar asuransi kesehatan terbagi
2 yaitu asuransi kesehatan sosial dan asuransi kesehatan komersial .
Asuransi kesehatan sosial merupakan bagian dari perlindungan sosial yang
bertujuan untuk melindungi masyarakat terhadap resiko-resiko biaya layanan
kesehatan yang mahal sehingga setiap orang dapat menggunakan haknya terhadap
pelayanan kesehatan. Untuk mewujudkan komitmen tersebut, pemerintah
bertanggung jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi kesehatan perorangan. Usaha ke arah itu
sesungguhnya telah dirintis pemerintah dengan menyelenggarakan beberapa
bentuk jaminan sosial di bidang kesehatan, diantaranya adalah melalui PT Askes
(Persero) dan PT Jamsostek (Persero) yang melayani antara lain pegawai negeri
sipil, penerima pensiun, veteran, dan pegawai swasta. Untuk masyarakat miskin
dan tidak mampu, pemerintah memberikan jaminan melalui skema Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
Namun demikian, skema-skema tersebut masih terfragmentasi, terbagi bagi. Biaya
kesehatan dan mutu pelayanan menjadi sulit terkendali. Untuk mengatasi hal itu,
pada 2004, dikeluarkan Undang-Undang No.40 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN). UU 40/2004 ini mengamanatkan bahwa jaminan sosial wajib
bagi seluruh penduduk termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui
suatu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
3.2 Saran
Di Indonesia pemahaman mengenai asuransi kesehatan masih sangat
beragam, bahkan banyak masyarakat yang belum mengerti. Sehingga program
asuransi kesehatan sosial yang dijalankan oleh Pemerintah menjadi kurang efektif.
Sebaiknya Pemerintah harus lebih giat lagi dalam mensosialisasikanya kepada
masyarakat dan terus menerus melakukan pengawasan baik itu terhadap badan
penyelenggaranya yaitu BPJS Kesehatan dan pada pemberi atau penyedia
pelayananan kesehatan seperti Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainya.
Diharapkan melalui penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional dapat
menjamin perlindungan dan meningkatakan derajat kesehatan masyarakat
Indonesia .
DAFTAR PUSTAKA

1. https://dosenekonomi.com/bisnis/asuransi/dasar-hukum-asuransi
2. https://www.slideshare.net/ChaJonas/makalah-asuransi-kesehatan-bpjs-upload
3. http://makalah-asuransikesehatan.blogspot.com/
4. Peraturan Menteri Kesehatan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan
Nasional

Anda mungkin juga menyukai