Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MENEJEMEN PEMBIAYAAN KESEHATAN


PRINSIP PEMBIAYAAN BERBASIS ASURANSI
STATE FUND SYSTEM
Dosen pengampu : Nurul Mardiati, S.Farm, M.Sc,Apt

Disusun Oleh
Kelompok 2:
Elsa Wahyu H SF15021
Muhammad Hidayatullah SF15059
Nor Azizah SF15065
Novi Puji Lestari SF15071
Rizqi Maryana SF15085
Suci Indah Sari SF15099

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BORNEO LESTARI
BANJARBARU
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Menejemen Pembiayaan Kesehatan. Dan tak lupa sholawat
serta salam tak lupa kami sanjungkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………… ii


BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………… 2
1.3 Tujuan …………………………………………………………… 2
BAB II ISI …………………………………………………………………... 3
A. Asuransi di Indonesia dapat dibedakan menjadi 2 jenis ….……….. 4
1. Asuransi Konvensional ………….……………………………….. 4
2. Asuransi Syariah ………………………………………………….. 5
B. Asuransi Memberikan Keamanan dan Kenyamanan ………….. 6
BAB III PENUTUP …………………………………………………………. 7
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan
kesehatan promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya
meningkatkan kesehatan masyarakat ke arah yang lebih baik lagi dan yang
preventif mencegah agar masyarakat tidak jatuh sakit agar terhindar dari penyakit.
Sebab itu pelayanan kesehatan masyarakat itu tidak hanya tertuju pada
pengobatan individu yang sedang sakit saja, tetapi yang lebih penting adalah
upaya-upayapencegahan (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif).
Sehingga, bentuk pelayanan kesehatan bukan hanya puskesmas atau balkesmas
saja, tetapi juga bentuk-bentuk kegiatan lain, baik yang langsung kepada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, maupun yang secara tidak
langsung berpengaruh kepada peningkatan kesehatan. (Juanita, 2002).
Pelayanan kesehatan dibedakan dalam dua golongan, yaitu :
1) Pelayanan kesehatan primer (primary health care), atau pelayanan
kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang paling depan,
yang pertama kali diperlukan masyarakat pada saat mereka mengalami
ganggunan kesehatan atau kecelakaan.
2) Pelayanan kesehatan sekunder dan tersier (secondary and tertiary health
care), adalah rumah sakit, tempat masyarakat memerlukan perawatan
lebih lanjut atau rujukan. Di Indonesia terdapat berbagai tingkat rumah
sakit, mulai dari rumah sakit tipe D sampai dengan Rumah sakit kelas A.
(Juanita, 2002).
Dampak krisis ekonomi di Indonesia sampai saat ini meluas ke seluruh bidang
kehidupan, termasuk bidang pelayanan kesehatan. Dilema yang dihadapi
pelayanan kesehatan, disatu pihak pelayanan kesehatan harus menjalankan misi
sosial, yakni merawat dan menolong yang sedang menderita tanpa memandang
sosial, ekonomi, agama dan sebagainya. Namun dipihak lain pelayanan kesehatan
harus bertahan secara ekonomi dalam menghadapi badai krisis tersebut. Oleh
sebab itu pelayanan kesehatan harus melakukan reformasi, reorientasi dan
revitalisasi. (Juanita, 2002).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi pembiayaan kesehatan?
2. Dari mana saja sumber biaya kesehatan?
3. Apa saja macam biaya kesehatan?
4. Apakah syarat pokok dan fungsi pembiayaan kesehatan?
1.3 Tujuan
1.  Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari pembiayaan kesehatan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui sumber biaya kesehatan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui macam biaya kesehatan.
4. Mahasiswa dapat mengetahui syarat pokok dan fungsi pembiayaan kesehatan.
BAB II
ISI

Menurut ketentuan pasal 246 KUHD, Asuransi atau Pertanggungan adalah


perjanjian dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan
menerima premi untuk memeberikan penggantian kepadanya karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin dideritanya
akibat dari suatu evenemen(peristiwa tidak pasti).
Menurut Undang-undang No.2 tahun 1992 tertanggal 11 februari 1992 tentang
Usaha Perasuransian (“UU Asuransi”), Asuransi atau pertanggungan adalah
perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung menungkatkan
diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan
penggatian kepada tertanggung karena kerugian, keruskan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hokum kepada pihak ketiga yang
mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti,
atau untuk memeberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Berdasarkan asuransi mempunyai perbedaan karakteristik dengan perusahaan
non asuransi seperti kegiatan Underwriting-akutaria, klaim, dan reasuransi-
retrosesi. Penjaminan (underwriting)adalah penaksiran /penilaian dan penggolongan
derajad resiko yang terkait pada calon tertanggung. serta pembuatan keputusan untuk
menerima atau menolak risiko tersebut
Asuransi kesehatan merupakan bagian dari asuransi jiwa yang obyeknya jiwa.
Tujuan asuransi kesehatan adalah memperalihkan risiko sakit dari tetanggung ke
penanggung. Sehingga kewajiban penanggung adalah memberikan biaya pelayanan
perawatan kesehatan kepada tertanggung apabila sakit. Dimana system asuransi
kesehatan bertujuan untuk melindunggi masyarakat dari kesulitan (ekenomi) dalam
pembiayaan pelayanan kesehatan. Unsur-unsur kesehatan adalah:
1. Tertanggung adalah orang yang jiwanya diasuransikan.
2. Penanggung adalah pihak yang menerima peralihan risiko (perusahaan asuransi).
3. Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) adalah pihak yang memberikan pelayanan
perawatan kesehatan kepada tertanggung (rumah sakit, apotik, dsb).
Dana asuransi kompensasi negara (dana negara) adalah perusahaan asuransi
kompensasi pekerja yang dibuat sebagai “dana perusahaan publik” oleh negara
bagian California di AS, dan saat ini memiliki otonomi parsial dari pemerintah negara
bagian lainnya. Hal ini diperlukan oleh hokum negara untuk mempertahankan kantor
pusatnya di San Francisco, tetapi memiliki kantor regional diseluruh negara bagian.
Dana negara dibuat oleh undang-undang Boynton 1913, dan mulai beroperasi pada
tahun 1914. Sekitar waktu yang sama, para pemilih mengubah konstitusi California
dengan inisiatif untuk memperkuat konstitusionalisme sistem kompensasi pekerja
negara. Hal ini diperlukan karena pengusaha Amerika selama awal abad ke-20 sering
menantang undang-undang kompensasi pekerja wajib sebagaiinvasi inkonstitusional
atas kebebasan kontrak, sebuah argument yang memiliki kekuatan persuasif kuat
selama era lochner. Sejak tahun 1976, dasar konstitusi dana negara telah ditemukan
dalam pasaal 14, bagian 4 dari konstitusi negara. Legislatif dengan ini secara tegas
diberikan kekuasaan pleno, tidak terbatasoleh ketentuan konstitusi ini, untuk
menciptakan dan menegakkan sistem kompensasi pekerja yang lengkap termasuk
pembentukan dana asuransi kompensasi negara.

A. Asuransi di Indonesia dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yakni:


1. Asuransi Konvensional
Asuransi konvensional dijalankan dengan menerapkan berbagai kebijakan
bisnis modern di dalamnya, hal ini terkait dengan perhitungan dan juga
berbagai lini usaha yang dijalankan oleh perusahaan. Secara umum, jenis
asuransi inilah yang paling banyak digunakan oleh masyarakat luas, karena
pada dasarnya asuransi konvensional merupakan jenis asuransi yang pertama
kali dikenalkan kepada masyarakat.
Dengan begitu, maka bisa dipastikan jika jumlah perusahaan asuransi yang
menjalankan usaha di jenis asuransi konvensional akan jauh lebih banyak jika
dibandingkan dengan jumlah perusahaan asuransi yang memiliki prinsip
syariah.
Berdasarkan data yang dikeluarkan per tanggal 31 Desember 2015,
diketahui daftar Perusahaan Asuransi Umum, Asuransi Jiwa, Reasuransi,
Asuransi Wajib dan juga Asuransi Sosial adalah sebagai berikut:
a. Asuransi Umum sebanyak 76 perusahaan
b. Asuransi Jiwa sebanyak 50 perusahaan
c. Reasuransi sebanyak 6 perusahaan
d. Asuransi Wajib sebanyak 3 perusahaan
e. Asuransi Sosial sebanyak 2 perusahaan
2. Asuransi Syariah
Asuransi syariah merupakan layanan perusahaan asuransi yang dijalankan
dengan menggunakan prinsip syariah, di mana dalam semua perhitungan dan juga
berbagai macam biaya yang dikenakan di dalamnya akan dilakukan dengan
mengikuti prinsip-prinsip yang berdasarkan aturan syariah. Segala aturan dan juga
kebijakan di dalam asuransi syariah akan ditetapkan berdasarkan keputusan yang
diambil oleh Dewan syariah Indonesia, di mana hal tersebut dilakukan untuk
menjamin kehalalan dan juga kelayakan berbagai macam hal yang dijalankan di
dalam perusahaan asuransi tersebut sesuai dengan ajaran Islam. Asuransi syariah
dijalankan dengan prinsip bagi hasil, di mana akan diterapkan perhitungan yang
sesuai dengan ajaran syariah. Di dalam asuransi syariah, resiko tidak dialihkan
kepada perusahaan asuransi tersebut, namun akan dibagi bersama secara merata di
antara para nasabah asuransi tersebut. Perkembangan asuransi syariah di Indonesia
menunjukkan angka peningkatan dari tahun ke tahun, hingga 31 Desember 2015
daftar Perusahaan Asuransi Umum, Asuransi Jiwa dan Reasuransi dengan prinsip
syariah adalah sebagai berikut:
a. Asuransi Umum unit usaha syariah sebanyak 25 perusahaan
b. Asuransi umum full syariah sebanyak 3 perusahaan
c. Asuransi Jiwa Unit Usaha Syariah sebanyak 19 Perusahaan
d. Asuransi Jiwa Full Syariah sebanyak  5  perusahaan
e. Reasuransi Unit Usaha Syariah sebanyak 3 perusahaan

B. Asuransi Memberikan Keamanan dan Kenyamanan


Data di atas menunjukkan bagaimana pertumbuhan asuransi di Indonesia patut
diapresiasi, karena hal ini akan berpengaruh baik pada sektor pendanaan
pembangunan dan juga pada sektor layanan perlindungan yang didapatkan oleh
masyarakat umum di dalam menjalankan usaha mereka. Jangan ragu untuk
menggunakan asuransi sesuai dengan kebutuhan Anda karena asuransi
memberikan keamanan dan kenyamanan dalam menjalani segala aktivitas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS adalah


badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan
sosial. BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS
Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan
program jaminan kesehatan.
2. BPJS Kesehatan wajib membayar Fasilitas Kesehatan atas pelayanan yang
diberikan kepada Peserta paling lambat 15 (lima belas) hari sejak dokumen
klaim diterima lengkap. Besaran pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan
ditentukan berdasarkan kesepakatan antara BPJS Kesehatan dan asosiasi
Fasilitas Kesehatan di wilayah tersebut dengan mengacu pada standar tarif
yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Copley, V Juanita, 2002. Asuransi Kesehatan (Konsep Dasar Dan Perkembangan).


Washington ; Nasional Assoscition.

Sulastomo, 2003. Manajemen Kesehatan. PT.Gramedia Pustaka Indonesia Utama,


Jakarta

UU RI No.40 tahun 2004. Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

Anda mungkin juga menyukai