Disusun Oleh :
Kelompok 6
Abdurrahman SF15001
Debby Mauretha Damayanti SF15017
Durratul Baidah SF15019
Mia Audina SF15053
Muridah SF15063
Raudhah SF15077
Selva Amadia SF15089
Shella Yunida Rahman SF15093
Tia Mariati Risma Melati SF15101
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Yang telah memberikan
kesempatan kepada kami, sehingga tugas makalah Manajemen Pembiayaan
Kesehatan ini dapat terselesaikan dengan waktu yang diharapkan, dimana
makalah ini membahas tentang “Problematika Pelayanan Asuransi Kesehatan di
Rumah Sakit dan Apotek”.
Dengan adanya makalah ini, mudah – mudahan dapat membantu
meningkatkan pengetahuan kita mengenai apa saja problematika asuransi
kesehatan yang di alami baik di Rumah Sakit maupun di Apotek. Kami sangat
menyadari bahwa pembuatan makalah ini masing sangat minim, sehingga saran
serta kritikan dari semua pihak masih kami harapkan untuk perbaikan makalah ini.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 9
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asuransi merupakan sebuah bisnis yang dapat membantu setiap orang
untuk mendapat jaminan dari setiap resiko yang dihadapi. Namun masyarakat
Indonesia masih termasuk dalam kategori un-insured, karena masyarakat
Indonesia yang memiliki asuransi masih dibawah 1%. Mempunyai kurun waktu
yang panjang, optimisme yang tinggi akan masa depan yang cerah serta kuatnya
tradisi extended family merupakan beberapa kondisi yang membuat industri
asuransi belum berkembang (Kartajaya, 2002).
Asuransi kesehatan adalah suatu sistem pembiayaan yang memberikan
jaminan penggantian sosial dalam menghadapi risiko yang disebabkan oleh
gangguan kesehatan (penyakit) baik penyakit yang dapat disembuhkan dengan
pelayanan rawat jalan maupun perawatan yang lebih intensif atau rawat inap.
Keadaan tersebut sebagai akibat adanya gangguan kesehatan dan menimbulkan
kerugian yang disebabkan pengeluaran biaya untuk pengobatan dan perawatan
serta kerugian akibat hilangnya waktu kerja.
Pemeliharaan kesehatan merupakan kebutuhan bagi setiap orang tanpa
membedakan status sosial ekonomi dan sosial. Saat ini negara-negara berkembang
terus di tekan agar memperhatikan masalah kesehatan yang merupakan hak azasi
manusia, sebagai prioritas dalam pembangunan. Peraturan perundang-undangan
indonesia pun telah mengatur kesehatn ini yang dituangkan dalam Undang-
Undang Dasar ( UUD ) 1945 Pasal 28H “...Setiap orang berhak mendapat
pelayanan kesehatan.
Data Susenas 2004 menyebutkan, penduduk yang sudah mendapatkan
jaminan pelayanan kesehatan baik itu dari pemerintah ( BUMN ) maupun asuransi
komersial adalah 25,4 dari total jumlah pendududk Indonesia. Cakupan program
asuransi kesehatan ini terus berkembang Karena adanya jaminana program
jaminan kesehatan masyarakat miskin dari 18% hingga sekarang sekitar 35% dari
jumlah total penduduk Indonesia( Chusnun, 2007).
Penduduk Indonesia yang kurang dari 225 juta (Bakohumas, 2008),
Membuat Indonesia sebenarnya pasar yang besar untuk asuransi namun karena
2
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat disimpulkan tujuan
penulisan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui problematika pelayanan asuransi kesehatan di Rumah
Sakit.
2. Untuk mengetahui problematika pelayanan asuransi kesehatan di Apotek.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh adalah :
1. Agar dapat mengetahui masalah apa saja yang terjadi dalam pelayanan
asuransi kesehatan terhadap pasien asuransi di Rumah Sakit dan Apotek.
2. Sebagai bahan pengetahuan dan evaluasi bagi instansi terkait agar dapat
memperbaiki sistem pelayanan, kualitas pelayanan dan mengatasi problem
yang ada.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
World Health Assembly (WHA) menggaris bawahi perlunya
pengembangan sistem pembiayaan kesehatan yang menjamin tersedianya
akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan memberikan
perlindungan terhadap risiko keuangan. WHA kemudian mengeluarkan
resolusi yang menyatakan, pembiayaan kesehatan yang berkelanjutan melalui
Universal Health Coverage diselenggarakan melalui mekanisme asuransi
kesehatan sosial. Pemerintah Indonesia mewujudkannya dalam bentuk
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi kesehatan perorangan (Nurtantijo,
2016).
Jaminan Kesehatan Nasional merupakan jaminan sosial wajib bagi
seluruh penduduk Indonesia. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
ditetapkan sebagai penyelenggara dari Jaminan Kesehatan Nasional hal itu
berdasarkan Undang-Undang No.24 Tahun 2011. Banyaknya keluhan yang
terjadi dalam pelaksanaan asuransi kesehatan di Indonesia bukan hanya
berdampak pada pasien namun juga berdampak terhadap keadaan financial
bagi pengelola kesehatan yang bekerjasama dengan pihak asuransi kesehatan
atau BPJS tersebut.
Banyak peserta, khususnya yang berpenyakit kronis, mengeluhkan obat
yang mereka terima hanya untuk konsumsi 3-7 hari, padahal sebelumnya
peserta bisa memperoleh obat untuk 30 hari. Direktur Pelayanan BPJS
Kesehatan, Fajriadinur, mengatakan masalah ini berkaitan dengan pola
pembayaran BPJS Kesehatan ke fasilitas kesehatan rujukan yang belum
mengakomodasi penyakit kronis tertentu. Dalam beberapa kasus yang terjadi,
obat yang dibutuhkan tidak tersedia dan peserta BPJS harus menunggu
beberapa hari bahkan beberapa minggu untuk mengambil obatnya. Hal ini
menjadi masalah bagi peserta BPJS baik dari segi kenyamanan maupun segi
finansial apalagi kalau tempat tinggal peserta jauh dari apotek sehingga
peserta perlu mengeluarkan uang lebih untuk transport. Banyak peserta BPJS
yang mempertanyakan ketersediaan obat JKN di apotek rujukan. Sementara
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah dimana pelayanan asuransi
kesehatan di Indonesia tidak lepas dari berbagai permasalahan yang ada,
permasalahan tersebut terjadi pada setiap aspek baik bagi masyarakat maupun
instansi kesehatan (Apotek, Rumah Sakit dan Klinik). Berbagai pemasalahan yang
terjadi di apotek maupun di rumah sakit, pada dasarnya sama namun berbeda dari
segi cakupannya saja.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunnya dapat di pertanggung
jawabkan.
9
DAFTAR PUSTAKA