Anda di halaman 1dari 56

Pendekatan Sistematis dalam

Menjawab Permintaan Informasi Obat

Komunikasi, informasi dan edukasi


Ada 7 step:
I. Dapatkan data penanya
II. Dapatkan informasi latar belakang
III. Tentukan dan golongkan pertanyaan
sebenarnya
IV. Tentukan strategi dan lakukan pencarian
V. Lakukan evaluasi, analisa dan sintesa
VI. Formulasi and berikan jawaban
VII. Tindak lanjut dan dokumentasi
Step 1: Dapatkan Data penanya
 Dapatkan informasi tentang penanya,
“profesi” (mis.dokter, farmasis,perawat dll)
untuk menentukan canggihnya jawaban

Dapatkan pertanyaan awal


Contoh:
Pertanyaan mengenai cara kerja obat baru
Novonorm (repaglinide)
Step 1: Dapatkan Data penanya
Bila yg bertanya:
- dokter:

“ Novonorm adl obat oral hipoglisemik non-


sulfonilurea yg melepaskan insulin untuk
DM tipe 2”
- pasien:
“ Novonorm bekerja dengan memperbaiki
cara tubuh anda memproses gula”
Step 1: Dapatkan Data penanya
 Tentukan metoda penyampaian jawaban.
 Kapan informasi diperlukan
 Informasi dari penanya seperti :
alamat, nomor telepon, fax, pager
dsb.
Step 2:
Dapatkan Informasi Latar Belakang
 Dapatkan informasi latar belakang
- langkah yg paling penting
- membantu memperjelas pertanyaan
- pertanyaan tidak diungkapkan dg tepat
atau penanya tidak tahu bgmn
menanyakannya
 Tentukan apakah pertanyaan spesifik utk
pasien atau akademik
Step 2:
Dapatkan Informasi Latar Belakang
 Sumber informasi yg sudah diperoleh
penanya -- mencegah duplikasi
 Dapat juga menilai canggihnya
pengetahuan seseorang
 Masalah: bila penanya adalah perantara yg
bukan “end-user” spt. farmasis, medical
student, perawat -- latar belakang sering
tidak lengkap → Edukasi perantara atau
bypass, langsung ke end-user
‘determine what the caller wants to know,
rather than what the pharmacist thinks
the caller wants to know’
Contoh:

“ berapakah dosis dari amoxicillin ?”


Contoh:
“ berapakah dosis dari amoxicillin ?”
- Utk pasien atau penelitian

- Utk pasien: jenis infeksi, umur, bb,

alergi, penyakit lain, bentuk sediaan


obat
- Fungsi ginjal

- Interaksi dg obat lain


Specific Background Questions
Informasi produk secara umum
1. Bentuk sediaan mana yg diinginkan?
2. Rute pemberian yg cocok utk pasien?
3. Apakah pasien sadar dan kenal lingkungan?
4. Apakah pasien dibatasi pemasukan air dan
garamnya ?
5. Adakah faktor2 lain yg harus diperhatikan dalam
pemberian obat?
Inkompatibilitas dan Stabilitas
1. Obat/dosis/jadwal/rute
2. Cairan infus
3. IV set-up (jumlah dan tipe akses yg ada)
4. Apakah produk disimpan di kulkas atau
temp. kamar? Berapa lama?
5. Apakah produk terpapar cahaya matahari?
Berapa lama?
6. Apakah produk disimpan di freezer?
Berapa lama?
7. Kapan produk di buat/rekonstitusi?
Interaksi Obat
1. Kejadian apa yg diduga menyebabkan terjadinya
interaksi? Tolong dijelaskan.
2. Dosis, volume, konsentrasi, kecepatan pemberian,
jadwal pemberian dan lamanya terapi?
3. Hubungan antara obat-obat yg ditanyakan?
4. Apakah pasien sudah pernah dapat kombinasi ini
atau kombinasi yg sama sebelumnya?
Contoh pertanyaan:

Obat alternatif:
- Apakah efek samping dari pemberian vitamin C dosis tinggi (>10g) tiap hari
secara IV untuk pengobatan kanker ?
_ Apakah makan jamu akan mempengaruhi INR dari warfarin ?
Step 3: Tentukan dan kategorikan
pertanyaan sebenarnya

 Survei DIS: 85% pertanyaan awal beda


dg pertanyaan sebenarnya
 Sama bila tidak menyangkut pasien
 “Tactful”: jangan penanya tersinggung
 Dengan informasi latar belakang
pertanyaan sebenarnya dapat ditentukan
 Pertanyaan sebenarnya diperjelas
 Tentukan kapan jawaban diperlukan
Step 3: Tentukan dan kategorikan
pertanyaan sebenarnya

 Negosiasi waktu utk jawaban -- tgt


kebutuhan penanya dan
kesanggupan PIO Farmasis (menilai
literatur, tanggung jawab lain,
sumber info terbatas)
 Penggolongan pertanyan
Penggolongan berguna :
 untuk memulai proses pemikiran

dan mengorganisir pencarian


 Memulai proses pemilihan sumber

informasi
 Misal: utk efek samping gunakan

“adverse effect-related resources”


 Prioritas
Step 4: Tentukan strategi dan
Lakukan Pencarian

 Sumber informasi – prioritas


 Pencarian sistematis
Request Spesific general reference If information
(tertiary) sources not available

Secondary literature
sources

If adequate If information is not’


information Adequate, Primary literature
obtain, Go to… sources
Terminate search
Contoh:
Tittles Special Topics*
1. AMA Drug Evaluation D E F
2. AHFS A B C D E F
3. Applied Therapeutics E
4. USP DI A B C D E F
5. Drug Dex A B C D E F
6. Drug Interaction C
7. Facts and Comparisons A B C D E F
8. Handbook of Injectable Drugs C
9. Handbook of Clinical Drug Data B C D
10. Hanrrison’s Principles Int Med E
11. Martindale’s A B D E

*A: Identification, availability and manufacturer; B: drug dosing; C: drug


interaction/incompatibilities; D: adverse drug reactions; E: therapeutic
use; F: pharmacology and pharmacokinetics;
Contoh:
Bila penggolongan pertanyaan adalah interaksi
obat
- Gunakan textbook spesifik utk interaksi obat

spt. Hansten and Horn’s Drug Interaction


Analysis and Management atau Drug
Interaction Facts and Analysis.
- Bila tidak ada gunakan referensi lain yg berisi
informasi yg diinginkan spt. Drug Facts and
Comparison, AHFS
Step 5: EVALUASI, ANALISA ,
dan SINTESA
 Step yang paling penting
 Evaluasi informasi secara menyeluruh dan
objektif
 Konfirmasi informasi dg literatur lain
 Penting: pencarian yg komprehensif utk
meyakinkan rekomendasi berdasarkan bukti
terbaru yg tersedia
 Bila literatur tidak memberikan jawaban
langsung, gunakan “professional judgment”
set. informasi di analisa sec kritis
Analisa dan Sintesa

 Analisa:
- membagi informasi dalam
bagian2 yg terpisah sehingga
masing2 dapat dinilai dg
kritis
- diperlukan review dan
evaluasi dari bukti tersedia
 Sintesa:
- proses secara sistematis
mekombinasikan ide, elemen, faktor
yg berbeda dalam suatu jawaban dg
menggunakan logika dan deductive
reasoning
- Farmakoterapi + informasi ttg pasien,
penyakitnya, obatnya + informasi latar
belakang  kesimpulan
- Seperti ‘jigsaw puzzle”
Step 6: Formulasi dan Berikan
Jawaban
Ada beberapa step yg harus dilakukan dg
sempurna, objektif, dengan urutan yg
logis, termasuk:

 Database pasien
 Informasi ttg penyakit pasien,
 Informasi tentang obatnya,
 Informasi khusus
Step 6: Jawaban

 Cantumkan
- pertanyaan dan informasi latar
belakang
- informasi dan rekomendasi
- Sekilas mengenai strategi
pencarian dan literatur bila
pencarian komprehensif
Step 7: Tindak Lanjut dan
Dokumentasi
Metoda tindak lanjut: - via telpon
- tertulis
Tujuan: - informasi tambahan /perubahan
- feedback
Contoh: Pertanyaan ttg level homocycteine
dan CHD serta penggunaan asam
folat utk me ↓ kadar
homocysteine
Informasi awal:
Informasi baru (bbrp minggu kemudian)
Evaluasi Literatur
Referensi tersier
Keuntungan:
i. Akses mudah untuk kebanyakan
sumber informasi obat
ii. Latar belakang informasi yang luas
tentang obat yang ditanyakan sering
tersedia
iii. Beberapa text juga memberikan
diskusi mendalam tentang area
tertentu informasi obat
Keterbatasan

i. Informasi yang tersedia tidak


mencakupi perkembangan
terakhir disaat dan setelah
publikasi tersebut beredar ke
publik.
ii.Informasi yang terdapat dalam
referensi tersier mewakili
interpretasi dan pendapat dari
pengarang
Petunjuk untuk mengevaluasi
i. Siapakah pengarangnya dan apakah kredibilitasnya?
ii.Tahun dan bulan berapa referensi tersebut
diterbitkan?
Waktu yang hilang 2-3 tahun
untuk buku dan 1-2 tahun untuk
review articles.
iii. Edisi keberapa? Apakah yang
terkini?
iv.  Apakah ada daftar pustaka dan
apakah dari literatur primer terkini?

v. Apakah pernyataan, fakta, data dsb


yang penting diberi catatan dibawah
dan/atau diberi referensi?

vi. Informasi apa yang tersedia dari


referensi ini?

vii.Apakah “peer reviewed” (review


article)?
Literatur sekunder
 Digunakan untuk memeriksa secara cepat
literatur primer dan tidak digunakan untuk
menjawab pertanyaan
 Keterbatasan:
i.Referensi sekunder dengan sistem
index hanya mencakupi jumlah jurnal
yang terbatas
ii. Semua referensi sekunder cendrung
mempunyai “time lag”
Literatur primer
 Referensi primer berisikan informasi
terkini tentang obat dan idealnya harus
digunakan untuk menjawab pertanyaan
yang mendalam mengenai obat.
Farmasis harus skeptikal
(mempertanyakan) bila membaca
referensi primer. Kebanyakan referensi
ini klinikal trial.
EVIDENCE BASED MEDICINE
Decision about patients/population;

evidence
values

resources
Decision maker able to:
- produce and describe the evidence on
which decision was based

OBDM

EBDM
Increasing pressure 
OBDM= Opinion Based Decision Making
EBDM= Evidence Based Decision Making
Every decision will have to be based on a
systematic appraisal of the best evidence
available:

Is this the best type of research


method for this question?

Is the research of adequate


quality?

What is the size of the beneficial


effect and of the adverse effect?
.
Is the research generalisable to
the whole population from which
the research sample was drawn?

Are the results applicable to the


“local” population?

Are the results applicable to


this patient ?
Barriers to good decision making:

P=MxC
B

P = Performance
M = Motivation
C = Competence
B = Barriers
Sackett 1996:
Evidence Based Medicine:
“Conscientious, explicit and
judicious use of current best
evidence in making decisions
about the care of individual
patients”
Apa yang bukan EBM?
 Academic medicine

 Cook-book medicine

 Cost-cutting medicine

 Common-sense medicine
Kenapa EBM:

 Bukti berdatangan terus


 Ilmu dan prestasi berkarat
dengan berjalannya waktu
 Menghambat deteriorasi
prestasi klinis yang rutin
 Pendekatan baru dalam klinis
mengharuskan tetap “up to
date”
Objektif klinis dari EBM:

 Diagnosis yang tepat


 Perkirakan prognosis
 Putuskan terapi yang paling
baik
 Tentukan “harm” (bahaya)
 Berikan pelayanan optimal
Empat langkah dalam EBM:

1. Masalah pasien -- jelaskan


2. Cari artikel klinis yang ada
hubungan dengan masalah
pasien
3. Evaluasi (nilai dg kritis) bukti
untuk validitas dan kegunaannya
4. Terapkan penemuan yang
berguna dalam praktek klinis
Literatur primer:
Penekanan pada “clinical drug trials”
Tujuan Clinical Trials:
- Mengevaluasi efikasi dan toksisitas obat pada
manusia
- Menentukan penemuan komparatif dimana
kesimpulan dapat diambil

Dalam menilai Trials report:


i. Satu studi tidak bisa memberikan semua
bukti
ii. Informasi yang didapat terbatas
iii. Harus dievaluasi secara kritis
Yang penting diingat:
- Banyak artikel – metoda cacat

- Pertanyaan klinis yang

dikemukakan – sesuai dengan


yang diinginkan?
- Utk terapi obat atau intervensi

medis – harus double bllind,


RCT (Randomized Controlled
Trial)
HIERARKHI METODOLOGI PENELITIAN

Systematic
review/MA

RCT

Quasi Experimental

Cohort/Case Control

Cross
challenge
sectional/Case
the process
Series
Kenapa banyak artikel ditolak?

- Isu ilmiah dalam studi tidak


penting
- Studi tidak original
- Studi tidak menguji “author
hypothesis”
- Sample size terlalu kecil
- Studi tidak ada/tidak cukup kontrol
- Penulisan jelek
- Analisa statistik tidak betul, dll
Mengapa research paper dievaluasi?

 Untuk mengerti hasil penelitian


 Mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahannya
 Meyakinkan pasien mendapat pengobatan
berdasarkan bukti paling baik yang tersedia
Pertimbangan secara umum:

 Apakah jurnal yang memuat artikel


terkenal?

 Apakah judul  kesimpulan

 Apakah peneliti “reliable” dan lokasi


“reputable”?
Format artikel (): IMRAD

Introduction (kenapa penelitian


dilakukan)
Methods (bagaimana dilakukan dan
bagaimana hasilnya)
Results (apa yang ditemukan)
Discussion (what results mean)
4 tahap dalam mengaplikasikan
proses EBM menjadi suatu
keputusan farmakoterapeutik :
 Mengenali informasi yang dibutuhkan dan
mengkonversikannya menjadi pertanyaan
yang memiliki jawaban
 Mengupakan pencarian yang efektif untuk
mendapatkan evidence yang terbaik untuk
menjawab pertanyaan
 “critically appraisal” setiap evidence untuk
mendapatkan validitas dan kemanfaatan
 Aplikasikan hasilnya dengan kondisi pasien
dalam membuat keputusan klinik
PICO
 P = patient
 I = intervention
 C = comparison
 O = outcome
Example :
 Question :
 Should clopidrogel be prescribed to this
65 years old man with unstable
angina ?
Menggunakan 4 elemen :
 Would clopidogrel in addition to aspirin
(intervention) prevent death or
coronary event (clinically relevant
outcome) in this patient with unstable
angina (patient with a problem) who is
currently on aspirin alone (comparison
intervention) ?

Anda mungkin juga menyukai