Anda di halaman 1dari 4

Assalamualikum

Perkenalkan nama saya nur anisa dari akademi farmasi yannas husada
Mahasiswa semester 5
Disini saya akan menjelaskan secara singkat tentang distribusi obat

Apa itu distribusi obat?


Berdasarkan Peraturan menteri kesehatan RI Nomor 58 Tahun 2014 distribusi merupakan
suatu rangkaian kegiatan dalam rangka menyalurkan/menyerahkan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dari tempat penyimpanan sampai kepada unit
pelayanan/pasien dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu.

Bagaimana proses distribusi obat?


Proses distribusi yaitu penyerahan obat sejak setelah sediaan disiapkan oleh IFRS
sampai diantarkan kepada perawat, dokter atau profesional pelayanan kesehatan lain
untuk diberikan kepada pasien.

Sistem distribusi obat di rumah sakit adalah tatanan jaringan sarana, personel, prosedur
dan jaminan mutu yang serasi, terpadu, dan berorientasi penderita dalam kegiatan
penyampaian sediaan obat beserta informasinya kepada pasien.
Sistem distribusi obat yang diterapkan di rumah sakit sangat bervariasi, hal ini tergantung
pada kebijakan rumah sakit, kondisi dan keberadaan fasilitas fisik, personel dan tata ruang
rumah sakit. Suatu sistem distribusi obat yang efisien dan efektif sangat tergantung
pada desain sistem dan pengelolaan yang baik.

Sistem distribusi rumah sakit terdiri dari beberapa sistem. Dan disini saya akan menjelaskan
secara singkat satu persatu dari sistem tersebut.
 Sistem Floor stock
Adalah suatu sistem pengelolaan dan distribusi obat sesuai dengan yang ditulis oleh
dokter pada resep obat yang disiapkan oleh perawat dan persediaan obatnya juga berada di
ruang perawat dan langsung diberikan pada pasien diruang rawat inap tersebut.
KELEBIHAN
A. Obat yang diperlukan segera tersedia bagi penderita (selalu ada persediaan obat-
obatan yang siap pakai untuk pasien, terutama untuk obat-obat yang sifatnya live
saving.
B. Dapat meniadakan/menghindari kemungkinan adanya pengembalian obat-obatan
(retur) yang tidak terpakai ke IFRS.
C. Mengurangi jumlah transkrip penyalinan kembali order/pesanan obat bagi farmasis.
D. Mengurangi jumlah kebutuhan personil farmasis di IFRS yang diperlukan.
KEKURANGAN
A. Memperbesar kemungkinan kebocoran obat (pencurian obat meningkat) karena tidak
adanya pengawasan dari pihak lain (farmasis).
B. Meningkatkan kemungkinan terjadinya kerusakan obat karena cara penyimpanan obat
yang tidak benar.
C. Meningkatkan kemungkinan diperlukannya modal/biaya tambahan untuk
menyediakan fasilitas tempat penyimpanan yang memadai atas obat-obatan yang ada
di setiap tempat perawatan pasien.
D. Mengakibatkan diperlukannya tambahan waktu dan beban kerja bagi perawat karena
harus menangani obat-obatan selain merawat pasien.
E. Meningkatnya bahaya karena kerusakan obat.
F. Meningkatkanya kerugian karena kerusakan obat.

 Sistem Perorangan
Pada sistem ini, pendistribusian sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
berdasarkan resep perorangan/pasien rawat jalan dan rawat inap melalui instalasi farmasi
KELEBIHAN
A. Semua resep dikajilangsung oleh Apt
B. Memberikesempatanberinterakasiantara dr.perawat,penderita
C. Memungkinkanpengendalian yangdekatpada perbekalan di IFRS
D. Mempermudahpenagihanbiaya ke pnderita
KEKURANGAN
A. Kemungkinan keterlambatansediaan obat
B. Jumlah kebutuhan personelIFRS meningkat
C. jumlag perawatdan waktu perawat banyakuntuk menyiapkan obatuntuk penderita
D. Terjadi kesalahan penyiapanobat karena kurangpemeriksaan

 Sistem UDD (Unit Dose Dispensing)


Sistem distribusi obat dosis unit adalah obat yang diberikan oleh farmasi untuk pasien yang
terdiri dari satu atau beberapa jenis obat yang masing-masing dalam kemasan dosis unit
tunggal atau sudah terbagi menjadi dosis sekali konsumsi dalam jumlah persediaan yang
cukup untuk suatu waktu tertentu.
KELEBIHAN
A. Penurunan kejadian medication error
B. Penurunan total biaya terkait pengobatan
C. Peningkatan kontrol obat secara keseluruhan dan pemantauan penggunaan obat
terlarang.
D. Tagihan terkait obat terlarang lebih ketat.
E. Pengurangan persediaan obat-obatan yang berada di area perawatan pasien.
KEKURANGAN
A. Membutuhkan tenaga farmasi yang lebih banyak.
B. Membutuhkan ruang khusus untuk penyimpanan obat.
C. Membutuhkan peralatan khusus dalam pengemasan obat

 Sistem ODD (One Daily Dose)


Pada sistem ini, pendistribusian perbekalan farmasi dimana pasien mendapat obat yang sudah
dipisah-pisah untuk pemakaian sekali pakai, tetapi obat diserahkan untuk sehari pakai pada
pasien.
KELEBIHAN
A. Dapat mengurangi resiko biaya obat karena dapat mengontrol sudah berapa jumlah
obat yang digunakan
B. Jika pasien boleh pulang dapat langsung diganti dengan IP (Individual Praescription)
KEKURANGAN

 Satelit farmasi
1. Sentralisasi (Apoteker tidak ada di ruang perawatan)
Sentralisasi adalah sistem pendistribusian perbekalan farmasi yang dipusatkan pada satu
tempat yaitu instalasi farmasi.
Pada sentralisasi, seluruh kebutuhan perbekalanfarmasi setiap unit pemakai baik untuk
kebutuhan individu maupun kebutuhan barang dasar ruangan disuplai langsung dari pusat
pelayanan farmasi tersebut.
KELEBIHAN
A. Semua resep dikaji langsung oleh apoteker,yang juga dapat memberi informasi
kepadaperawat berkaitan dengan obat pasien,
B. Memberi kesempatan interaksi profesionalantara apoteker-dokter-perawat-pasien,
C. Memungkinkan pengendalian yang lebihdekat atas persediaan,d. Mempermudah
penagihan biaya pasien.
KEKURANGAN
A. Terjadinya delay time dalam prosespenyiapan obat permintaan dan distribusi obatke
pasien yang cukup tinggi,
B. Jumlah kebutuhan personel di InstalasiFarmasi Rumah Sakit meningkat,
C. Farmasis kurang dapat melihat data riwayatpasien (patient records) dengan cepat,
D. Terjadinya kesalahan obat karenakurangnya pemeriksaan pada waktupenyiapan
komunikasi.
2. Desentralisasi (apoteker ada di ruang perawatan)
Desentralisasi adalah sistem pendistribusian perbekalan farmasi yang mempunyai cabang
didekat unit perawatan/pelayanan.
Cabang ini dikenal dengan istilah depo farmasi/satelit farmasi.
Pada desentralisasi, penyimpanan dan pendistribusian perbekalan farmasi ruangan tidak lagi
dilayani oleh pusat pelayanan farmasi.
Instalasi farmasi dalam hal ini bertanggung jawab terhadap efektivitas dan keamanan
perbekalan farmasi yang ada di depo farmasi.
KELEBIHAN
1. Obat dapat segera tersedia untuk diberikan kepada pasien
2. Pengendalian obat dan akuntabilitas semua baik
3. Apoteker dapat berkomunikasi langsung dengan dokter danperawat
4. Sistem distribusi obat berorientasi pasien sangat berpeluangditerapkan untuk penyerahan
obat kepada pasien melalui perawat
5. Apoteker dapat mengkaji kartu pengobatan pasien dan dapatberbicara dengan penderita
secara efisien
6. Informasi obat dari apoteker segera tersedia bagi dokter danperawat
KEKURANGAN
1. Semua apoteker klinik harus cakap sebagai penyedia untukbekerja secara efektif dengan
asisten apoteker dan teknisi lain
2. Apoteker biasanya bertanggungjawab untuk pelayanan,distribusi dan pelayanan klinik.
Waktu yang mereka gunakandalam kegiatan yang bukan distribusi obat tergantung
padaketersediaan asisten apoteker yang bermutu dan kemampuanteknisi tersebut untuk
secara efektif mengorganisasikan waktuguna memenuhi tanggungjawab mereka
3. Pengendalian inventarisasi obat dalam IFRS keseluruhanlebih sulit karena likasi IFRS
cabang yang banyak untuk obatyang sama, terutama untuk obat yang jarang ditulis.
DARI BEBERAPA SISTEM YANG SAYA URAIKAN TADI, DAPAT DILIHAT DAN
DAPAT DIBEDAKAN, BAHWA SETIAP SISTEM DISTRIBUSI OBAT MEMILIKI
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN TERSENDIRI.
HANYA ITU YANG DAPAT SAYA SAMPAIKAN, KURANG LEBIHNYA SAYA
MOHON MAAF
TERIMAKASIH DAN SEMOGA BERMANFAAT.
WASSALAMUALAIKUM

Anda mungkin juga menyukai