Anda di halaman 1dari 5

Bul. Littro. Vol. XVII No.

1, 2006, 1 - 5

PENGARUH CARA PENGERINGAN TERHADAP MUTU


SIMPLISIA SAMBILOTO
Feri Manoi
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik

ABSTRAK significant effect on quality sambiloto material


dry. The treatment of drying sambiloto with was
Penelitian mengenai pengaruh cara sun and blower combinations to give the best
pengeringan terhadap mutu simplisia sambi- results with lowest water content 8.40%, lowest
loto telah dilaksanakan di Laboratorium ash content 7.63%, lowest ash insoluble in Hcl
Fisiologi Hasil Balai Penelitian Tanaman content 0.04%, highest water extractive matter
Rempah dan Obat, Bogor, mulai bulan April content 26.83%, highest alcohol extractive matter
sampai dengan September 2004. Penelitian content 14.42 %.
bertujuan untuk mengetahui pengaruh cara
pengeringan terhadap karakteristik mutu sim- Key words : Drying methods, Quality, Andrographis
plisia sambiloto. Rancangan penelitian meng- paniculata
gunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan PENDAHULUAN
yang diuji adalah (1) kering angin, (2) mata-
hari, (3) blower, (4) kombinasi matahari dan
Sambiloto (Andrographis panicu-
blower. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lata Nees.) merupakan salah satu tanam-
cara pengeringan berpengaruh terhadap karak- an obat yang telah lama dan banyak
teristik mutu simplisia sambiloto. Perlakuan dimanfaatkan sebagai bahan ramuan
pengeringan simplisia sambiloto dengan obat tradisional. Tanaman ini mempu-
menggunakan kombinasi matahari dan blower
memberikan hasil yang terbaik dengan kadar
nyai potensi yang besar sebagai sumber
air yang terendah 8,40%, kadar abu terendah hayati untuk keperluan biopharmacen-
7,63%, kadar abu tak larut asam terendah tical industry, serta dapat dikembangkan
0,04%, kadar sari air tertinggi 26,83% dan sebagai industri fitofarmaka. Tanaman
kadar sari alkohol tertinggi 14,42%. sambiloto rasanya pahit, mengandung
Kata kunci : Cara pengeringan, mutu, sambiloto saponin, flavonoid dan tanin (Hutapea et
al., 1991 dalam Adelyna, 1999).
ABSTRACT Beberapa uji khasiat dan keaman-
Effect of drying methods to quality of an serta efektifitas sambiloto terhadap
Andrographis paniculata material beberapa penyakit telah banyak dilaku-
dry kan, hal ini menunjukkan bahwa sambi-
loto dapat digunakan untuk mengobati
The study on the effect of drying methods
to the quality of sambiloto material dry was con- beberapa penyakit seperti infeksi lam-
ducted in the Post Harvest Laboratory, Research bung, pernafasan dan menekan retenosis
Institute for Spice and Medicinal Crops, from pada pasien angiosplasis. Beberapa dari
April to September 2004. The study aimed to hasil penelitian secara empiris, sambiloto
findout the effect of drying methods on quality of dapat menurunkan kadar lipid dalam
sambiloto material dry. The experiment design
were used completely randomized design with darah (Aldi et al., 1996; Dzulkarnain et
four treatments and three replications. Treat- al., 1996: Sutjiatmo dan Sugiarso, 1996).
ments tested of drying were (1) wind drier, (2) Proses pengeringan sambiloto per-
sun, (3) blower, (4) sun and blower combinations. lu dilakukan untuk mendapatkan simpli-
The result showed that the drying methods give a sia yang berkualitas. Ada beberapa cara

1
Feri Manoi : Pengaruh cara pengeringan terhadap mutu simplisia sambiloto

pengeringan yang sering dilakukan un- sambiloto tanpa akar, umur 3 bulan yang
tuk menghasilkan simplisia tanaman, diperoleh dari KP Cimanggu Bogor, air,
seperti pengeringan dengan diangin- etanol, dan lain lain. Sedangkan alat
anginkan, matahari, oven maupun kom- yang digunakan adalah blower, grinder,
binasi antara keduanya. Sampai saat ini tampah, pisau dan lain-lain. Penelitian ini
produksi tanaman obat khususnya sim- menggunakan Rancangan Acak Lengkap
plisia belum ditangani sebagaimana dengan 4 perlakuan dan diulang seba-
mestinya. Pembuatan simplisia pada nyak 3 kali. Perlakuan yang diuji adalah
umumnya diusahakan oleh petani kecil (1). Dikering anginkan (selama 5 hari),
dan baru sebagian kecil saja yang (2). Pengeringan dengan matahari (se-
diproduksi secara besar-besaran oleh lama 3 hari), (3). Pengeringan dengan
pengusaha jamu. Pada umumnya petani menggunakan blower (selama 6 jam
atau pengusaha jamu belum menerapkan pada suhu 450 C) dan (4). Pengeringan
penanganan pasca panen secara tepat, kombinasi matahari (selama 1 hari) dan
sehingga mutu simplisia yang diperoleh blower (selama 4 jam pada suhu 450 C).
belum memenuhi standar mutu yang Parameter mutu simplisia yang dianalisis
telah ditetapkan oleh pemerintah. meliputi kadar air, kadar abu, kadar abu
Kandungan bahan aktif yang ter- tak larut asam, kadar sari air dan kadar
dapat pada tanaman sangat di pengaruhi sari alkohol. Metode analisis mengguna-
oleh proses pengeringan. Setiap jenis kan metode grafimetri dengan meng-
tanaman mempunyai respon yang ber- gunakan alat oven dan untuk kadar abu
beda, ada beberapa tanaman yang peka dan abu tak larut asam dilanjutkan
terhadap penyinaran matahari langsung dengan menggunakan alat Muffel Fur-
serta suhu yang terlalu tinggi. Pengering- nase.
an yang tepat akan menghasilkan mutu
simplisia yang tahan disimpan lama dan HASIL DAN PEMBAHASAN
tidak terjadi perubahan bahan aktif yang Hasil analisa statistik terhadap
dikandungnya. Menurut Rusli dan Dar- parameter mutu simplisia sambiloto dari
mawan (1988) bahwa pengeringan suatu keempat perlakuan pengeringan yang di-
bahan terlalu lama dan suhunya yang coba menunjukkan adanya perbedaan
terlalu tinggi dapat menurunkan mutu yang nyata. Pengeringan dengan cara
karena dapat merusak komponen-kom- kombinasi matahari dan blower mem-
ponen yang terdapat di dalamnya. Ber- berikan hasil mutu simplisia yang terbaik
dasarkan hal tersebut dilakukanlah pene- dibandingkan dengan cara dikering
litian mengenai cara pengeringan simpli- anginkan, pengeringan matahari saja
sia sambiloto dengan tujuan untuk meng- atau dengan blower saja. Hal ini dapat
hasilkan simplisia yang bermutu. dilihat dari semua variabel yang diamati
(Tabel 1).
BAHAN DAN METODE Kadar air simplisia terendah 8,40
Penelitian dilaksanakan di Labo- % terdapat pada perlakuan pengeringan
ratorium Fisiologi Hasil, Balai Penelitian kombinasi matahari dan blower, berbeda
Tanaman Rempah dan Obat dari bulan nyata dengan perlakuan pengeringan
Januari sampai dengan Agustus 2004. matahari saja serta pengeringan kering
Bahan yang digunakan adalah tanaman angin tetapi tidak berbeda nyata dengan

2
Bul. Littro. Vol. XVII No. 1, 2006, 1 - 5

perlakuan menggunakan blower. Menu- toran/debu yang masuk selama penge-


rut Anonimous (1985) kadar air simpli- ringan berlangsung.
sia sebaiknya lebih kecil dari 10,00%. Seperti pada pengeringan dengan
Apabila kadar air lebih besar dari 10,00 matahari yang terbuka sulit untuk dikon-
% akan menyebabkan terjadinya proses trol. Kadar abu tak larut asam terendah
enzimatik dan kerusakan oleh mikroba. 0,04% terdapat pada perlakuan penge-
Simplisia yang disimpan dalam waktu ringan kombinasi matahari dan blower,
yang lama, enzim akan merubah kan- berbeda nyata dengan perlakuan meng-
dungan kimia yang telah terbentuk gunakan matahari saja, blower saja dan
menjadi produk lain yang mungkin tidak kering angin. Kadar abu tak larut asam
lagi memiliki efek farmakologi seperti tertinggi 0,07% terdapat pada perlakuan
senyawa asalnya. Hal ini tidak akan pengeringan menggunakan blower. Ka-
terjadi jika bahan yang telah dikeringkan dar abu tak larut asam untuk semua per-
mempunyai kadar air yang rendah. Be- lakuan masih memenuhi standar mutu
berapa enzim perusak kandungan kimia MMI, dimana dianjurkan maksimum
antara lain adalah hidrolase, oksidase 2,20%. Kadar abu merupakan indikator
dan polimerase (Paris et Moyse, 1976). terhadap cemaran bahan anorganik,
Penggunaan cara pengeringan dengan dengan hasil yang diperoleh dari semua
kering angin simplisia yang dihasilkan perlakuan menunjukkan bahwa cemaran
masih memiliki kadar air yang tinggi dan bahan anorganik yang ada relatif kecil,
apabila disimpan dalam jangka waktu ini menunjukkan bahwa proses penge-
tertentu akan terjadi kerusakan fisik ringan yang dilakukan sudah cukup baik.
maupun kimia. Hasil analisa kadar sari air maupun
Kadar abu terendah 7,63% ter- kadar sari alkohol ternyata dipengaruhi
dapat pada perlakuan cara pengeringan oleh cara pengeringan. Kadar sari air
kombinasi matahari dan blower berbeda berkisar antara 20,46 – 26,83% sedang-
nyata dengan perlakuan cara pengering- kan kadar sari alkohol antara 11,55 –
an matahari saja, blower saja dan kering 14,42%. Kadar sari air tertinggi 26,83%
angin. Kadar abu tertinggi 8,90% ter- terdapat pada perlakuan pengeringan
dapat pada perlakuan cara pengeringan dengan menggunakan kombinasi sinar
kering angin. Dilihat dari standar mutu matahari dan blower berbeda nyata ter-
semua perlakuan masih memenuhi stan- hadap perlakuan yang lain. Demikian
dar mutu Materia Medika Indonesia juga kadar sari alkohol tertinggi 14,42%
(MMI) yaitu di bawah 12,00%. Kadar terdapat pada perlakuan kombinasi
abu terbentuk pada simplisia selain di- pengeringan matahari dan blower.
sebabkan oleh faktor budidaya juga di- Kadar sari air dan kadar sari alko-
sebabkan oleh faktor pengeringan dima- hol yang dihasilkan masih memenuhi
na terjadi perubahan fisik maupun kimia standar mutu MMI yang disyaratkan
simplisia. Kadar abu bisa terbentuk harus memiliki kadar sari air minimum
dengan suhu yang terlalu tinggi atau ko- 18,00% dan kadar sari alkohol minimum
9,70%.

3
Feri Manoi : Pengaruh cara pengeringan terhadap mutu simplisia sambiloto

Tabel 1.Karakteristik mutu simplisia sambiloto pada berbagai cara pengeringan


Table 1.Characteristic quality material dry of sambiloto at some drying methods
Kadar abu tak Kadar sari air Kadar sari
Perlakuan Kadar air larut asam (%) (%) Water alkohol (%)
Kadar abu Ash insoluble in extractive Alcohol
Treatment (%)
(%) Ash Hcl content matter content extractive
Water
content matter content
content
(1) Kering angin 11,25 c 8,90 b 0,06 b 22,53 b 12,13 b
Wind drier
(2) Matahari 10,35 b 8,25 b 0,06 b 21,40 b 12,39 b
Sun
(3) Blower 8,70 a 8,68 b 0,07 b 20,46 b 11,55 c
Blower
(4) Matahari 8,40 a 7,63 a 0,04 a 26,83 a 14,42 a
dan blower
Sun and
blower
Standar - 12,00 max 2,20 max 18,00 min 9,70 min
Standard
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada setiap kolom tidak berbeda nyata menurut
uji DMRT pada taraf 5%
Notes : Numbers followed by the same letters in each column are not significantly different at 5% DMRT

Faktor utama yang menentukan Selanjutnya dikatakan Brotosis-


mutu simplisia adalah kadar sari air dan woro (1984) perubahan-perubahan yang
kadar sari alkohol yang menunjukkan terjadi selama pengeringan simplisia
adanya kandungan zat yang berhasiat adalah hidrolisa enzimatik, pencoklatan
dalam simplisia. Kadar sari air dan alko- disertai perubahan rasa dan aktivitas,
hol cukup tinggi ini menunjukkan bahan fermentasi, oksidasi dan polimerisasi.
aktif yang terkandung dalam simplisia
tidak banyak yang hilang selama proses KESIMPULAN
pengeringan matahari selama 4 jam dan Cara pengeringan berpengaruh
dilanjutkan dengan menggunakan blo- nyata terhadap karakteritik mutu simpli-
wer, suhu pengeringan masih bisa dikon- sia sambiloto. Pengeringan dengan
trol. Menurut Pramono (1985) bahwa menggunakan kombinasi matahari dan
pengeringan terhadap bunga-bungaan blower menghasilkan karakteristik mutu
dan daun-daunan harus dijaga agar war- simplisia lebih baik yaitu dengan kadar
na dan aroma tanaman aslinya tidak air terendah 8,40%, kadar abu terendah
berubah. Secara umum daun herba dan 7,63%, kadar abu tak larut asam terendah
bunga dapat dikeringkan atara suhu 200 - 0,04%, kadar sari air tertinggi 26,83%
400 C, untuk kulit batang dan akar pada dan kadar sari alkohol tertinggi 14,42%.
suhu 300 - 650 C.

4
Bul. Littro. Vol. XVII No. 1, 2006, 1 - 5

Semua perlakuan cara pengeringan Dzulkarnain, B., M. Wien Winarno dan


masih memenuhi standar mutu MMI Sri Sundari, 1996. Etnobotani
yang dipersyaratkan. sambiloto, peman-faatannya sebagai
bahan ramuan jamu. Bul Warta TOI
DAFTAR PUSTAKA III/I: 26-28.
Adelyna, 1999. Penelusuran senyawa Paris, R.R. et Moyse H., 1976. Precis de
bioaktif sambiloto (Andrographis Matiere Medicale. Tom I. Deuxieme
paniculata Nees) dengan metode edition revisee. Masson. Paris. 105
Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). hal.
Skripsi, Fateta-IPB, Bogor. 73 hal.
Pramono, S., 1985. Pasca panen tanaman
Aldi, Y., N.C. Sugiarso, Andreanus, A.S obat ditinjau dari kandungan
dan A.S. Ranti, 1996. Uji efek anti- kimianya, Prosiding Lokakarya
histaminergik dari tanaman sambi- Pembudidayaan Tanaman Obat,
loto. Bul. Warta TOI III/I: 17-19. 2:67-84
Brotosisworo, S., 1984. Simplisia sangat Rusli, S. dan D. Darmawan, 1998.
bervariasi baik ujud maupun Pengaruh cara pengeringan dan type
kandungan khasiatnya. Warta pengeringan terhadap mutu jahe
Standarisasi 9 (4) : 135 – 139. kering. Bul. Litro 3(2) : 80 – 83.
Departemen Kesehatan, 1985. Cara Sutjiatmo, A.B dan N.C. Sugiarso,
Pembuatan Simplisia. Republik 1996. Studi perbanyakan vegetatif
Indonesia. Jakarta. 25 hal. pada tanaman sambiloto. Bul.
Warta TOI : 35-37.

Anda mungkin juga menyukai