Diterima : 15-04-2015
Disetujui : 18-08-2015
ABSTRACT
This study was aimed to determine the best dosage for harvesting algaeusing
Aluminium Sulfat. This research done by harvesting microalgae Nannochloropsis sp.
which cultivated in the medium crumb rubber industrial wastewater (75% v/v) in an open
reactor with a working volume of 5L for 8 days with flocculation methode using aluminium
sulphate Al2(SO4)3 in dose of 50 , 100, 150, 200, 250, 300 mg/L, and 200 mg/L NaOH as a
comparison (control). The results showed that microalgae Nannochloropsis sp. in the
culivated medium crumb rubber industrial wastewater which was harvested using dose 150
mg/L of the flocculant agent aluminium sulphate Al2(SO4)3 by cell density 4055 x 104
sel/mL has the highest flocculation efficiency totalling 94,55%, dry biomass 0,7060 g/L,
and oil content 23,24%.
Keywords : Aluminium sulphate, Nannochloropsis sp, waste water
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menentukan dosis penambahan aluminium sulfat yang
tepat dalam pemanenan Penelitian ini dilakukan dengan pemanenan mikroalga
Nannochloropsis sp. yang ditumbuhkan dalam medium limbah cair karet remah (75% v/v)
dalam reaktor terbuka dengan volume 5L selama 8 hari. Metode flokulasi yang dilakukan
menggunakan alumunium sulfat Al2(SO4)3 dengan dosis 50, 100, 150, 200, 250, dan 300
mg/L serta 200 mg/L NaOH sebagai pembanding (kontrol). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa mikroalga Nannochloropsis sp. yang ditumbuhkan dalam limbah cair karet remah
dan dipanen menggunakan flokulan aluminium sulfat Al2(SO4)3 dosis 150 mg/L dengan
kepadatan sel 4055 x 104 sel/mL memiliki efisiensi flokulasi tertinggi yaitu sebesar
94,55%, biomassa kering 0,7060 g/L, dan kandungan minyak 23,24%.
Kata kunci ;Alumunium sulfat, limbah cair, Nannochloropsis sp.
Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 20 No.2, September 2015 97
Hidayati et al Teknik Pemanenan Mikroalga
Martínez et al., 2010; Pittman et al., Beberapa metode pemanenan
2011), juga mampu mengkonversi nutrisi mikroalga diantaranya adalah sentrifugasi,
untuk biomassa pada tingkat yang jauh filtrasi, sedimentasi dan flokulasi
lebih tinggi daripada budaya konvensional (Brennan, 2009). Teknik yang saat ini
dan tidak perlu menempati lahan banyak dipilih dalam pemanenan adalah
pertanian untuk budidaya, hanya flokulasi. Flokulasi merupakan kumpulan
membutuhkan air dan CO2 untuk mikroalga yang membentuk massa akibat
pertumbuhan (Mata et al., 2010;. Huan et penambahan bahan kimia atau zat organik
al., 2010). Hal ini menyebabkan (Thompson et al., 2010). Sel mikroalga
mikroalga menjadi salah satu alternatif umumnya berukuran 5-50μm dan dapat
untuk digunakan sebagai bahan baku pada membentuk suspensi cukup stabil dengan
industri biodiesel. Limbah cair karet bahan kimia yang memiliki muatan
mengandung N dan P yang cukup tinggi negatif pada permukaannya (Shelef et al.,
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai 1984). Pemanenan sel mikroalga dengan
sumber nutrien untuk pertumbuhan flokulasi dianggap lebih baik daripada
mikroalga jenis Nannochloropsis sp. metode konvensional seperti sentrifugasi
(Hadiyanto et al, 2012). Beberapa spesies atau filtrasi karena dapat menghasilkan
mikroalga bahkan dapat tumbuh pada biomassa yang lebih baik secara kuantitas
kondisi lingkungan dengan kualitas air (Qasim et al, 2000).
yang rendah (Pérez-Martínez et al. 2010; Ada beberapa flokulan dapat
Pittman et al. 2011). Komalasari (2015) digunakan dalam proses pemanenan dan
menyatakan bahwa limbah cair karet salah satunya yaitu alumunium sulfat
remah dari outlet kolam fakultatif II Al2(SO4)3 . Penggunaan dosis Al2(SO4)3
mengandung N-NH3, P-PO4, dan N-total dalam pemanenan mikroalga harus tepat
berturut-turut sebesar 3,896, 1,497, dan agar proses flokulasi berjalan optimal dan
5,078 mg/L, ini merupakan media menghasilkan biomassa yang tinggi. Oleh
pertumbuhan yang paling baik untuk karena itu penelitian ini dilakukan untuk
kultivasi mikroalga Nannochloropsissp. menemukan dosis penambahan aluminium
Hal yang menjadi permasalahan sulfat yang tepat dalam pemanenan
dalam kultivasi alga yaitu pemanenan mikroalga agar diperoleh biomassa yang
(harvesting) untuk memisahkan mikroalga tinggi.
dengan mediumnya dengan cara separasi
padat-cair (Danquah, 2009). Proses ini BAHAN DAN METODE
berfungsi untuk memperoleh biomassa Bahan dan Alat
yang akan diproses lebih lanjut untuk
Bahan yang digunakan pada
menghasilkan produk-produk yang
penelitian ini adalah limbah cair karet
berguna. Proses pemanenan ini
remah PTPN VII Way Berulu yang
merupakan tahapan penting untuk
berasal dari outlet Fakultatif II IPAL
dilakukan. Beberapa kendala yang sering
pengolahan air limbah, mikroalga
dijumpai dalam proses pemanenan
Nannochloropsis sp. yang diperoleh dari
mikroalga adalah ukuran alga yang kecil
Balai Besar Pengembangan Budidaya
(3-30µm) serta konsentrasi mikroalga
Laut Lampung (BBPBL), air laut steril,
yang rendah di dalam mediumnya (0,5-5
pupuk conwy, Al2(SO4)3 teknis atau tawas
g/L) dan hal inilah yang menjadi
(kadar Al2O3 17%), NaOH p.a (BDH/
hambatan pemanfaatan mikroalga sejak
dulu (Pratama, 2011).
98 Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 20 No.2, September 2015
Teknik Pemanenan Mikroalga Hidayati et al
Merck 6498), dan kloroform yang pengaduk kayu. Lalu didiamkan selama 1
diperoleh dari Bratachem. jam untuk memisahkan antara mikroalga
Peralatan yang digunakan dalam dengan medianya. Setelah 1 jam,
penelitian adalah reaktor terbuka yang dilakukan pemisahan antara mikroalga
terbuat dari kaca berukuran (35x14x19) dengan medianya dengan penyaringan
cm dengan volume kerja 5 L, yang menggunakan kain satin. Penelitian
dilengkapi dengan aerator. Alat yang dilakukan dalam 3 kali ulangan.
digunakan untuk analisis sampel adalah Pengamatan yang dilakukan pada
mikroskop, haemacytometer, handcounter, penelitian ini meliputi pengukuran
alumunium foil, oven, neraca analitik, pH kepadatan sel harian menggunakan
meter,kain satin, seperangkat alat sokhlet, mikroskop dan haemacytometer dan alat
dan peralatan penunjang lainnya. bantu handcounter (Sari, 2012),
Pengukuran pH menggunakan pH meter
Metode Penelitian (AOAC, 1990), persentase efisiensi
flokulasi (Harith et al., 2009). Biomassa
Penelitian ini dimulai dengan
hasil panen dengan metode gravimetri
melakukan kultivasi Mikroalga
(AOAC, 1990), dan Ekstraksi minyak
Nannochloropsis sp. selama 8 hari dalam
mikroalga pada perolehan biomassa
media limbah cair karet remah yang
tertinggi menggunakan alat sokletasi
berasal dari Kolam Fakultatif II IPAL
(AOAC, 1995).
PTPN VII Way Berulu dan dilakukan
pemanenan mikroalga dengan metode
HASIL DAN PEMBAHASAN
flokulasi menggunakan aluminium sulfat
Al2(SO4)3 dengan dosis 50, 100, 150, 200, Hasil penelitian menunjukkan
250, dan 300 mg/L serta 200 mg/L NaOH bahwa kepadatan sel mikroalga
sebagai pembanding (kontrol). Setelah Nannochloropsissp. cenderung mengalami
penambahan flokulan dilakukan peningkatan hingga hari ke- 8 (Gambar 1).
pengadukan cepat selama 1 menit
dilanjutkan pengadukan lambat selama 15
menit secara manual menggunakan
7000
Kepadatan Sel X 104
6000
5000
4000
3000
(Sel/mL)
2000
1000
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Hari Ke-
Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 20 No.2, September 2015 99
Hidayati et al Teknik Pemanenan Mikroalga
100 Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 20 No.2, September 2015
Teknik Pemanenan Mikroalga Hidayati et al
Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 20 No.2, September 2015 101
Hidayati et al Teknik Pemanenan Mikroalga
102 Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 20 No.2, September 2015
Teknik Pemanenan Mikroalga Hidayati et al
Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 20 No.2, September 2015 103
Hidayati et al Teknik Pemanenan Mikroalga
104 Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 20 No.2, September 2015
Teknik Pemanenan Mikroalga Hidayati et al
biomassa kering mikroalga pada penelitian Borowitzka, M.A. and L.J. Borowitzka.
ini yaitu sebesar 35,89%. Penelitian yang 1988. Microalgal Biotechnology.
dilakukan oleh Purba dan Siburian (2012) Cambridge University Press.
yang dilakukan dengan memanen Cambridge. 488 hlm.
mikroalga Nannochloropsis oculata yang Brennan, L. and P. Owende. 2009.
dikutivasi pada penambahan nutrien Biofuels from microalgae- a review
NaH2PO4 sebanyak 5 ppm (5mg/L) of technologies for production,
dengan metode sentrifugasi menghasilkan processing and extractions of
kandungan lipid yang lebih tinggi dari biofuels and co-products.
penelitian ini yaitu sebesar 37,68%. Selain Renewable Sustain Energy
itu, rendahnya kandungan lipid juga Reviews. RSER-805: 21.
disebabkan karena tingginya temperatur Cheirsilp, Band S. Torpee. 2012.
pengeringan yang diterapkan yaitu 1050C. Enhanced growth and lipid
Penelitian yang dilakukan oleh Widjaja production of microalgae under
(2009) yang melakukan pengeringan mixotrophic culture condition:
Chlorellavulgaris pada temperatur 00C, effect of light intensity, glucose
600C, 800C, dan 1000C menujukkan concentration and fed-batch
bahwa lipidmaksimum diperoleh pada cultivation. Bioresource
temperatur pengeringan 00C yaitu dengan Technology.110: 510-516.
kandungan lipid sebesar 52,5%. Namun, Chisti, J. 2007. Biodiesel from
kandungan minyak mikroalga microalgae. Biotechnology
Nannochloropsis sp. yang dikultivasi Advances. 25: 294-306.
dalam media limbah cair karet remah dan Chiu S.Y, C.Y Kao, M.T Tsai, S.C Ong,
dipanen menggunakan Al2(SO4)3 dosis C.H Chen dan C.S Lin. 2009.
150 mg/ L pada penelitian ini masih Lipid accumulation and
berada dalam rentang kandungan minyak co2utilization of nannochloropsis.
mikroalga yang berpotensi untuk Oculata in response to CO2 aeration.
dimanfaatkan sebagai biodiesel yaitu Bioresource Technology. 100
berkisar antara 8-50% ( Milledge, 2011) (2):833-838.
sehingga mikroalga nannochlorpsis sp. Danquah, M., L. Ang, N. Uduman, N.
yang di kultivasi dalam outlet fakultatif II Moheimani, and G. Fordel. 2009.
media limbah cair karet remah memiliki Dewatering of microalgal culture
potensi sebagai bahan baku biodisel. for biodiesel production: exploring
polymer flocculation and tangential
KESIMPULAN flow filtration. Journal of Chemical
Mikroalga Nannochloropsis sp. Technology and Biotechnology 84
dalam media kultivasi limbah cair karet (7): 1078–1083.
remah yang dipanen pada ahari ke 8 Darley, W.M. 1982. Algal Biology: A
menggunakan flokulan aluminium sulfat Physiological Approach.
Al2(SO4)3 dengan dosis 150 mg/L dengan Department of Botany. The
kepadatan sel 4055 x 104 sel/mL memiliki University of Georgia. Georgia.176
efisiensi flokulasi tertinggi yaitu sebesar hlm.
94,55%, biomassa kering 0,7060 g/L, dan Demírbas, A. 2009. Production of
kandungan minyak 23,24%. biodiesel from algae oils. Energy
Source. 31:163-168.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 20 No.2, September 2015 105
Hidayati et al Teknik Pemanenan Mikroalga
106 Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 20 No.2, September 2015
Teknik Pemanenan Mikroalga Hidayati et al
Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 20 No.2, September 2015 107
Hidayati et al Teknik Pemanenan Mikroalga
108 Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 20 No.2, September 2015