Anda di halaman 1dari 10

IJPST Volume 3, Nomor 3, Oktober 2016

Pemanfaatan Selulosa dari Limbah Jerami Padi


(Oryza sativa) sebagai Bahan Bioplastik

Rimadani Pratiwi, Driyanti Rahayu, Melisa I. Barliana


Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Sumedang, Jawa Barat, Indonesia

Abstrak
Jerami padi (Oryza sativa) memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi. Selulosa merupakan
biopolimer alami yang dapat digunakan sebagai bahan bioplastik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah selulosa dari limbah jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bioplastik dan
bagaimana karakterisasi bioplastik yang dihasilkan dari limbah jerami padi tersebut. Penelitian ini
dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu preparasi bahan, pembuatan pulp, pembuatan bioplastik
dengan metode inversi fasa dengan variasi jumlah kitosan dan pulp selulosa 3:10, 4:10, dan 5:10, serta
karakterisasi bioplastik. Bioplastik yang dihasilkan dari berbagai perbandingan pulp selulosa dan
kitosan memiliki karakterisitik yang berbeda-beda. Analisis morfologi menunjukkan bahwa bioplastik
yang terbentuk belum homogen dan pada analisis gugus fungsi, tidak ditemukan adanya gugus fungsi
baru dalam bioplastik dibandingkan terhadap gugus fungsi yang ada pada bahan pembentuknya. Nilai
penyerapan air pada bioplastik dengan perbandingan kitosan dengan pulp selulosa 3:10, 4:10 dan 5:10
adalah 154,65%, 119, 21%, dan 93,873 %. Hasil pengujian sifat mekanik yaitu kuat tarik secara
berturut turut adalah 4,2 MPa; 13,8 MPa; dan 4,1 MPa. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
selulosa dari limbah jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bioplastik.

Kata Kunci: Bioplastik, jerami padi, selulosa

Utilization of Rice Straw Cellulose (Oryza sativa) as Bioplastics


Abstract
Rice straw (Oryza sativa) has a high cellulose contain. Cellulose is a natural biopolymer that can be
used as bioplastics. The aim of this research is to determine whether cellulose from rice straw can be
used as bioplastics and to characterize the product. Stages of this research are a preparation of
materials, pulp manufacture, production of bioplastics using phase inversion method with a variation
of chitosan and cellulose pulp ratio are 3:10, 4:10, and 5:10 and characterization of bioplastics.
Bioplastics produced from a variety of pulp and chitosan ratio have different characteristics.
Morphological analysis on bioplastics surface shows that bioplastics produced in this research is not
homogeneous yet and the analysis of functional groups show that there were no new functional groups
on bioplastics in comparison to the existing ones in the constituent materials. Water absorption value
of bioplastics with chitosan and cellulose pulp ratio 3:10, 4:10 and 5:10 were 154.65%, 119.21%, and
93.873%. The value of the mechanical properties there is tensile strength of these bioplastics were 4.2
MPa, 13.8 MPa and 4.1 MPa . According to the result can be concluded that cellulose from rice straw
can be used as a bioplastic material.

Keywords: Bioplastics, cellulose, rice straw

Korespondensi: Rimadani Pratiwi


rimadanipratiwi@gmail.com
83
IJPST Volume 3, Nomor 3, Oktober 2016
terurai di alam dan dapat berdampak pada
pencemaran
lingkungan seperti penurunan kualitas air
Pendahuluan dan tanah. Plastik berbahan polimer sintetik
juga dapat berbahaya bagi kesehatan karena
Indonesia sebagai negara agraris masih monomer-monomer penyusun polimer
menjadikan pertanian sebagai komoditas sintetik tersebut seperti monomer vinil
utama dalam usaha dan profesi. Jerami klorida sebagai unit penyusun PVC bersifat
padi merupakan bahan lignoselulosa yang karsinogenik. Monomer-monomer tersebut
tersedia dalam jumlah besar dan belum sulit terurai dalam tubuh sehingga jika
dimanfaatkan secara optimal di Indonesia. terakumulasi dapat menimbulkan gangguan
Produksi bioetanol dari jerami padi (Oryza kesehatan dan dapat menyebabkan kanker.7
sativa) melalui hidrolisis asam dan Teknologi bioplastik adalah salah satu
fermentasi dengan Saccharomyces upaya yang dilakukan untuk keluar dari
cerevisiae.1 permasalahan penggunaan kemasan plastik
Selama ini, pemanfaatan limbah jerami konvensional.8 Selain untuk kemasan,
belum optimal. Biasanya jerami digunakan bioplastik juga dapat dimanfaatkan dalam
untuk pakan ternak dan sisanya dibiarkan bidang medis dan farmasi antara lain untuk
membusuk atau dibakar. Hal ini akan peralatan bedah, benang bedah, kain
menghasilkan polutan (CO2, NOx, SOx) penyeka, pembalut luka, pengganti tulang
yang dapat merusak lingkungan dan dan pelat, dan lain sebagainya.9 Pembuatan
penyumbang gas rumah kaca.2 bioplastik ini dapat dilakukan melalui
Jerami padi adalah bagian batang dan proses fermentasi dengan bakteri atau
tangkai tanaman padi setelah dipanen butir dengan metode yang lebih sederhana yaitu
butir buahnya.3 Jerami padi mengandung mencampurkan polimer alami seperti
37,71% selulosa; 21,99% hemiselulosa; selulosa dengan bahan tambahan antara lain
dan 16,62% lignin.4 Kandungan selulosa plastisizer.6,10
yang cukup tinggi ini dapat dimanfaatkan Polimer plastik biodegradabel yang
dalam berbagai hal antara lain sebagai telah diproduksi saat ini adalah kebanyakan
bahan bioplastik. dari polimer jenis poliester alifatik seperti
Selulosa merupakan biopolymer yang Poli (ε-kaprolakton) (PCL), Poli (ß-hidroksi
dapat diperoleh dari hasil pertanian. butirat) (PHB), Poli (butilena suksinat)
Polimer hasil pertanian mempunyai sifat (PBS), dan Poli asam laktat (PLA).
termoplastik sehingga mempunyai potensi Beberapa polimer ini memiliki sifat fisik
untuk dibentuk atau dicetak menjadi film dan mekanik yang kurang baik sehingga
kemasan. Keunggulan polimer jenis ini penggunannya terbatas.11
adalah tersedia sepanjang tahun Berdasarkan uraian tersebut, penelitian
(renewable) dan mudah hancur secara alami ini bertujuan untuk memanfaatkan selulosa
(biodegradable).5 Berdasarkan hal tersebut, dari jerami padi (Oryza sativa), yang
polimer jenis ini dapat digunakan sebagai selama ini hanya dianggap sebagai limbah
bahan bioplastik yaitu plastik yang dapat pertanian, sebagai alternatif bahan
diuraikan kembali oleh mikroorganisme pembentuk bioplastik yang dapat
secara alami menjadi senyawa yang ramah diaplikasikan secara luas.
lingkungan.6 Oleh karena itu, selulosa
memiliki potensi sebagai bahan bioplastik. Metode
Plastik yang beredar di pasaran saat ini,
seperti polivinilklorida (PVC) merupakan Alat
polimer sintetik yang terbuat dari minyak Alat yang digunakan pada penelitian
bumi yang ketersediaannya semakin ini adalah ayakan mesh no. 50, oven
menipis dan tidak dapat diperbaharui. (Memmert), scanning electron microscope
Selain itu, plastik jenis ini sulit untuk (JEOL-JSM T330A), spektrofotometer
84
IJPST Volume 3, Nomor 3, Oktober 2016
disaring sampai netral menggunakan
aquades kurang
lebih 300 mL dan dikeringkan (c). Residu
inframerah (Shimadzu, IR Prestige-21), kering direndam dalam 10 mL H2SO4 72%
timbangan analisis digital (Mettler Toledo), pada suhu kamar selama 4 jam kemudian
UTM (Universal Testing Machine) ditambahkan 150 mL H2SO4 1 N dan
(Orientec Co. Ltd, Model UCT-5T), stirrer, direfluk dalam water bath selama 1 jam.
pemanas air yang dilengkapi stirer Residu yang diperoleh disaring dan dicuci
(CIMAREC), pelat kaca dan alat-alat gelas dengan H2O sampai netral kemudian
yang biasa digunakan di laboratorium dikeringkan dalam oven dengan suhu
o
kimia analitik. 105 C dan hasilnya ditimbang (d),
selanjutnya residu diabukan dan ditimbang
Bahan (e). Perhitungan kadar selulosa dan kadar
Bahan tumbuhan: lignin adalah sebagai berikut:
Jerami padi diperoleh dari daerah
Bandung, Jawa Barat. Kadar seluosa = (c-d)/a x 100% (1)
Bahan kimia: Kadar lignin = (d-e)/a x 100% (2)
Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah natrium hidroksida (Merck), Pembuatan pulp dari jerami padi
asam sulfat (Merck), aquadestilata menggunakan metode yang mengacu pada
(Teknis), asam klorida (Merck), khitosan metode yang digunakan oleh M.Z.
(PT. Biotech Surindo), gliserol (Teknis), Norashikin dan M.Z. Ibrahim12 dengan
asam asetat (Merck), NaOCl 12% (Teknis). modifikasi. Pembuatan pulp dilakukan
dengan merendam tiap 10 g jerami dengan
Prosedur 200 ml NaOH 4% sambil dipanaskan
Penelitian dilakukan menggunakan selama 1 jam, kemudian disaring,
metode eksperimental di laboratorium dinetralkan dan dikeringkan. Setiap 2 g
dengan beberapa tahapan sebagai berikut: dari hasil tersebut, ditambahkan 36 ml HCl
Pengumpulan dan determinasi bahan 0,2 M sambil dipanaskan selama 2 jam,
meliputi pengumpulan bahan dan kemudian disaring dan dinetralkan, lalu
determinasi tumbuhan yang dilakukan di ditambahkan NaOCl 12% b/v, setelah itu
Herbarium Laboratorium Taksonomi dikeringkan dalam oven. Hasil yang
Tumbuhan, Jurusan Biologi, FMIPA, diperoleh dibilas dengan aquades hingga
Universitas Padjadjaran, Jatinangor. bebas klorin dan dikeringkan kembali.
Preparasi bahan meliputi pencucian, Sebanyak 2 g dari hasil yang diperoleh
pengeringan di bawah sinar matahari ditambahkan 100 ml aquades, dipanaskan
langsung, perajangan, penggilingan dan hingga terbentuk pulp.
pengayakan menggunakan ayakan mesh 50. Pembuatan bioplastik dilakukan dengan
Kemudian bahan diuji kandungan selulosa metode inversi fasa. Orientasi dilakukan
dan ligninnya menggunakan metode terlebih dahulu terhadap jumlah pulp yang
chesson. 1 g sampel kering (a) ditambahkan dicampurkan dengan 3 ml gliserol. Variasi
150 mL H2O kemudian direfluks pada suhu pulp yang digunakan adalah 0,5 g ; 1 g ; 1,5
100oC dalam water bath selama 1 jam. g ; 2 g. Hasil orientasi terbaik dicampurkan
Hasil refluks tersebut kemudian disaring dengan kitosan yang dilarutkan dalam asam
dan residunya dicuci dengan air panas asetat 1% dengan perbandingan kitosan dan
kurang lebih 300 mL. Residu yang pulp 3:10 ; 4:10 ; dan 5:10. Larutan dicetak
diperoleh dikeringkan dengan oven hingga di atas plat kaca dan dikeringkan pada
beratnya konstan kemudian ditimbang (b). oven 500C. Setelah kering untuk pelepasan
Residu ditambahkan 150 mL H2SO4 1 N bioplastik dari plat tersebut, direndam
kemudian direfluk dalam penangas air dalam NaOH 2% kemudian dikeringkan
selama 1 jam pada suhu 100oC. Hasilnya dengan udara bebas.
Karakterisasi bioplastik meliputi
85
IJPST Volume 3, Nomor 3, Oktober 2016
selanjutnya pembuatan bioplastik
dilakukan dengan mencampurkan kitosan
dan gliserol ke dalam pulp. Variasi
analisis gugus fungsi menggunakan alat perbandingan jumlah kitosan dengan pulp
FTIR, analisa morfologi menggunakan alat yang digunakan adalah 3:10 ; 4:10 ; dan
SEM (Scanning Electron Microscopy), uji 5:10.
ketahanan air, dan pengujian sifat mekanik Bioplastik yang dihasilkan dapat dilihat
menggunakan alat UTM (Universal Testing pada Gambar 1.
Machine) yang di uji sesuai ISO 527 Tipe
5A. Hasil karakterisasi bioplastik
Bioplastik yang diperoleh di
Hasil karakterisasi untuk mengetahui sifat
sifatnya. Karakterisasi yang dilakukan
Hasil pengumpulan dan determinasi meliputi :
bahan
Jerami padi diperoleh dari daerah Analisis gugus fungsi
Bandung, Jawa Barat. Determinasi Hasil analisa gugus fungsi
tumbuhan jerami padi dilakukan di menggunakan FTIR dapat dilihat pada
Herbarium Jatinangor, Laboratorium Tabel 2.
Taksonomi Tumbuhan, Jurusan Biologi
FMIPA Unpad dengan nomor surat hasil Analisis Morfologi
determinasi adalah 54/HB/01/2012. Analisis morfologi dilakukan dengan
menggunakan SEM untuk mengetahui
Hasil preparasi bahan morfologi permukaan bioplastik yang
Hasil preparasi bahan, jerami terlihat seperti pada Gambar 2.
menjadi serbuk halus berwarna kuning
coklat. Setelah itu di uji kandungan Uji Ketahanan Air
selulosa dan ligninnya, hasil pengujian Hasil pengujian ketahanan air dapat
dapat dilihat pada Tabel 1. dilihat pada Gambar 3.

Hasil pembuatan pulp Kuat tarik (tensile strength)


Pada proses pembuatan pulp ini, Hasil pengukuran kuat tarik pada
pulp berubah warna dari coklat menjadi bioplastik dapat dilihat pada Gambar 4.
putih kuning.

Hasil pembuatan bioplastik


Dari hasil orientasi, jumlah pulp 2 g
memberikan hasil terbaik, ditinjau dari
Tabel 1 Tabel 2
elastisitasnya yang diamati secara manual Hasil pengujian kadar selulosa dan
yaitu dilihat saat pelepasan dari plat tidak kadar lignin
mudah patah dibanding yang lain, selain itu Hasil Identifikasi spektrum FTIR bioplastik
juga masih dapat ditekuk.
Setelah orientasi jumlah pulp tersebut,
selulosa No Bilangan gelombang
Kadar lignin (cm-1)
Pengujian Kadar Identifikasi
1 3784,37 N-H streching 2 3419,34 O-H
1 20,52 % 3,60 % 2 21,29 % 1,57 % 3 streching 3 2943,40 C-H streching 4 1400,81
24,42 % 5,28 % C-O streching 5 1040,12 C-N streching
Rata-rata 22,07 % 3,48 % Stdev 2,06 1,86

86
IJPST Volume 3, Nomor 3, Oktober 2016

Hasil bioplastik Penampang atas bioplastik


Gambar 1 Gambar 2
perbandingan kitosaan dan pulp
5:10 dengan perbesaran 2000x
bertujuan untuk meluruhkan lignin (proses
Pembahasan delignifikasi). Delignifikasi dilakukan
karena lignin dapat meningkatkan
Preparasi bahan kekakuan suatu bahan.14 Selanjutnya
Pengecilan ukuran partikel pada ditambahkan dengan HCL 0,2M untuk
preparasi bahan dimaksudkan untuk meluruhkan hemiselulosa sehingga hanya
memperluas permukaan kontak karena selulosa yang terkandung dalam pulp.
semakin kecil ukuran partikel, maka Hemiselulosa perlu dihilangkan karena
semakin besar luas permukaan padatan per dapat meningkatkan kerapuhan bahan.15
satuan luas volume tertentu, sehingga akan Setelah itu ditambahkan NaOCl.
semakin banyak zat yang teradsorpsi.13 Penambahan NaOCl ini sebagai proses
Hasil pengujian kadar selulosa dan pemutihan pulp. Proses pemutihan pulp
lignin pad Tabel 1. menunjukkan bahwa, adalah peristiwa perusakan (degradasi) sisa
rata-rata kadar selulosa jerami yang lignin yang masih tersisa yang terdapat
digunakan adalah sekitar 22,07% dengan dalam pulp dengan perlakuan bahan kimia
kandungan lignin rata-rata sekitar 3,48%. untuk merubah warna dan memberikan
Secara umum kandungan selulosa pada kecerahan yang lebih tinggi pada pulp.
jerami adalah 37,71%.4 Perbedaan ini dapat
disebabkan karena sumber tanaman jerami Pembuatan bioplastik
yang berbeda, kondisi tanaman, tanah, Pembuatan bioplastik dilakukan
penanaman dan lain-lain.2 dengan metode inversi fasa dengan teknik
penguapan pelarut (solvent casting). Teknik
Pembuatan pulp ini dipilih karena merupakan teknik yang
Pada proses pembuatan pulp, jerami paling sederhana. Pada metode ini polimer
direaksikan dengan NaOH 4%. Hal ini dilarutkan dalam suatu pelarut, dan polimer
Gambar 3 Gambar 4 Grafik hasil pengukuran kuat tarik Hasil pengujian nilai ketahanan air
pada bioplastik bioplastik
87
IJPST Volume 3, Nomor 3, Oktober 2016
sehingga bioplastik ini memiliki sifat
seperti komponen-komponen
17
penyusunnya.
yang telah terbentuk dicetak pada suatu Hasil analisis morfologi pada Gambar 2
pendukung, contohnya seperti plat kaca. menunjukkan bahwa permukaan bioplastik
Pelarut dibiarkan menguap, sehingga tidak rata. Pada permukaannya ada bagian
dihasilkan lapisan polimer yang rapat.16 yang lebih halus dan bagian yang kasar.
Orientasi jumlah pulp dilakukan untuk Hal ini menunjukkan bahwa bahan tidak
mengetahui jumlah pulp yang dapat tercampur secara homogen. Pada bagian
memberikan hasil terbaik. Setelah permukaan yang halus menunjukkan
diperoleh orientasi jumlah pulp tersebut, bahwa bahan-bahan yang digunakan dapat
selanjutnya pembuatan bioplastik tercampur dengan baik sehingga
dilakukan dengan mencampurkan kitosan menghasilkan permukaan yang rata
dan gliserol ke dalam pulp. Kitosan sedangkan pada bagian permukaan yang
berfungsi sebagai biopolimer pencampur kasar tampak gumpalan-gumpalan dan
dan gliserol berfungsi sebagai plastisizer rongga yang menunjukkan pencampuran
sehingga diharapkan dapat menghasilkan bahan belum sempurna.
bioplastik yang memiliki sifat fisik dan Uji ketahanan air dilakukan untuk
mekanik yang lebih baik. mengetahui sejauh mana bioplastik ini
tahan terhadap air karena pada aplikasinya,
Karakterisasi bioplastik plastik sering berinteraksi dengan air.
Analisa gugus fungsi dilakukan untuk Pada Gambar 3 terlihat bahwa semakin
mengetahui gugus fungsi apa saja yang banyak jumlah kitosan yang digunakan,
terdapat pada bioplastik yang dihasilkan maka nilai persen air yang diserap semakin
berdasarkan bilangan gelombang dimana kecil. Hal ini menunjukkan bahwa kitosan
suatu peak muncul. mempengaruhi sifat dari bioplastik yang
Hasil identifikasi gugus fungsi (Tabel 2) dihasilkan. Gabungan selulosa dan kitosan
menunjukkan bahwa semua gugus fungsi membuat plastik memiliki sifat ketahanan
yang muncul berasal dari bahan yang air karena sifat keduanya yang tidak larut
digunakan yaitu selulosa yang memiliki air. Disamping itu, semakin tinggi
gugus OH, C-O, dan C-H ; kitosan yang konsentrasi kitosan maka jarak antar
memiliki gugus fungsi O-H, N-H, C-O, molekul dalam bioplastik akan semakin
dan CH; dan gliserol yang memiliki gugus rapat karena rongga antar selulosanya terisi
fungsi O-H, C-O, dan C-H. oleh molekul kitosan.
Berdasarkan hasil identifikasi tersebut, Jika dibandingkan dengan plastik
tidak ditemukan adanya gugus fungsi baru konvensional, nilai ketahanan air dari
yang terbentuk. Hal tersebut menandakan produk bioplastik yang dihasilkan lebih
biopolastik yang dihasilkan merupakan tinggii. Keuntungan derajat swelling yang
produk dari proses blending secara fisika tinggi adalah mudahnya degaradasi oleh air.
Degradasi ini memang tidak terjadi secara bentuk plastik yang besar menjadi fragmen
kimia, melainkan secara fisik yaitu dari fragmen kecil.

Tabel 3 Perbandingan sifat mekanik dan sifat fisik plastik21

Bioplastik penelitian
Sifat PLA PCL PBSA PBAT PP PET 3:10 4:10 5:10
Swelling (%) 154,65 119,21 93,87 172 177 330 550 0,01 0,15 Kuat Tarik (MPa) 4,2 13,8 4,1 - 14 19 9
24,7-302 45,52
Keterangan: PLA : Poli Lactic Acid; PCL : Poli (ε-kaprolakton); PBSA : Poli Butilena Suksinat Adipate; PBAT :
Poly(butylene adipate-co-terphthalate); PP : poli propilen; PET = Poli etilen Terphtalat

88
IJPST Volume 3, Nomor 3, Oktober 2016
selulosa, kitosan dan gliserol akan terjadi
apabila masih ada gugus OH yang bebas
yang dapat berikatan antara senyawa
Salah satu pengujian suatu polimer tersebut.20 Apabila tidak terdapat gugus OH
yang sering diujikan untuk mengetahui bebas maka senyawa yang ditambahkan
kualitasnya, terutama golongan plastik akan ada yang tetap berdiri sendiri sebagai
adalah pengujian sifat mekanik. Dalam molekulnya tanpa adanya ikatan dengan
penelitian ini pengujian sifat mekanik yang molekul lain. Hal inilah yang menyebabkan
dilakukan adalah penentuan nilai kuat tarik. nilai kuat tarik pada peningkatan
Nilai kuat tarik menunjukkan kekuatan konsentrasi kitosan bioplastik 5:10
tarik plastik yang dihasilkan ketika mengalami penurunan. Kitosan yang
mendapat beban. Nilai tersebut ditambahkan jika berlebih tidak dapat lagi
menggambarkan kekuatan tegangan membentuk ikatan hidrogen dengan
maksimum bahan untuk menahan gaya selulosa ataupun gliserol karena sudah
yang diberikan.18 tidak terdapat gugus OH
Pada Gambar 4 terlihat bahwa nilai bebas.
kuat tarik terbesar diperoleh pada bioplastik Tabel 3 menunjukkan perbandingan
dengan perbandingan 4:10, setelah itu nilai karakteristik antara bioplastik yang
kuat tariknya turun kembali pada dihasilkan dengan beberapa bioplastik dan
perbandingan 5:10. plastik konvensional yang beredar di
Penambahan kitosan menyebabkan pasaran. Dari Tabel 3 dapat terlihat bahwa
terbentuknya interaksi dengan rantai nilai densitas dan swelling bioplastik yang
polimer selulosa dalam bentuk ikatan dihasilkan pada penelitian ini mendekati
hidrogen, dimana interaksi rantai polimer nilai dari bioplastik-bioplastik lain.
ini terbentuk untuk meningkatkan Sementara sifat mekanik lain yang berbeda
kecepatan respon viskoelastis pada polimer dapat digunakan sebagai acuan untuk
sehingga dapat meningkatkan mobilitas memperbaiki sifat plastik yang telah ada.
molekuler rantai polimer. Meningkatnya Misalnya pencampuran dengan PP dapat
mobilitas molekuler rantai polimer ini meningkatkan biodegradabilitas dari PP
menyebabkan nilai kuat tarik akan semakin karena nilai swelling bioplastik yang tinggi
meningkat. Peningkatan tersebut akan dapat mempercepat proses biodegradasi.
berlaku selama masih terbentuk interaksi
rantai polimer.19
Namun pada bioplastik 5:10, nilai kuat Simpulan
tarik mengalami penurunan. Penurunan
tersebut dikarenakan peningkatan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
konsentrasi kitosan tidak diikuti oleh bahwa selulosa dari limbah jerami padi
pembentukan interaksi dengan rantai dapat dimanfaatkan sebagai bahan
polimer bioplastik. Pembentukan interaksi bioplastik. Variasi kombinasi pulp selulosa
melalui adanya ikatan hidrogen antara dan kitosan yang berbeda menghasilkan
karakteristik bioplastik yang berbeda pula. MPa, dan 4,1 MPa.
Pada analisis morfologi, secara umum
bioplastik yang terbentuk belum homogen Daftar Pustaka
dan pada analisis gugus fungsi, tidak
ditemukan adanya gugus fungsi baru pada 1. Hayuningtiyas, S.K., Sunarto, Sari,
bioplastik dibandingkan terhadap gugus S.L.A, Bioteknologi 11(1):1-4, Mei 2014,
fungsi yang ada pada bahan pembentuknya. ISSN: 0216-6887, EISSN: 2301- 8658,
Nilai penyerapan air pada bioplastik DOI: 10.13057/biotek/c110101
dengan perbandingan kitosan dengan pulp 2. Novia, Windarti, A dan Rosmawati.
selulosa 3:10, 4:10 dan 5:10adalah Pembuatan Bioetanol Dari Jerami Padi
154,65%, 119, 21% dan 93,873%. Hasil Dengan Metode Ozonolisis-
pengujian sifat mekanik yaitu kuat tarik
secara berturut-turut adalah 4,2 MPa, 13,8
89
IJPST Volume 3, Nomor 3, Oktober 2016
Avenue North Fargo, North Dakota,
USA, October 3-4, 2003.
10. Ningsih, Sri Widia. Pembuatan
Simultaneous Saccharification and Bioplastik Polihidroksialkanoat
Fermentation (SSF). Jurnal Teknik Menggunakan Bakteri Mesofilik dan
Kimia No. 3, Vol. 20, Agustus 2014, Media Limbah Cair Pabrik Kelapa
hal 39 Saawit. Tesis, FMIPA-USU. 2010.
3. Komar, A. Teknologi Pengolahan Jerami 11. Pranamuda. Pengembangan Bahan
Padi Sebagai Pakan Ternak. Bandung: Plastik Biodegradabel Berbahan Baku
Dian Grahita. 1984. Pati Tropis. Badan Pengkajian dan
4. Dewi. Hidrolisis Limbah Hasil Pertanian Penerapan Teknologi Jakarta. Weblog
Secara Enzimatik. Akta Agrosia. 2002. Biology Resources on Shantybio. 2009.
No. 2, Vol. 5, 67 – 71. 12. Norashikin, M.Z. and M.Z. Ibrahim.
5. Shofyan, Mohamad. Jenis Biopolimer. Fabrication and Characterization of
2010. Tersedia dari: http://forum.upi. Sawdust Composite Biodegradable
edu/v3/index.php?topic=15650.0 . Film. World Academy of Science,
[Diakses 12 Februari 2012] Engineering and Technology 65. 2010.
6. Sanjaya, I Gede dan T. Puspita. 13. Sulistyawati, S. Modifikasi Tongkol
Pengaruh Penambahan Khitosan dan Jagung sebagai Adsorben Logam Berat
Plasticizer Gliserol pada Karakteristik Pb (II). [Skripsi]. Bogor : Departemen
Plastik Biodegradable dari Pati Limbah Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Kulit Singkong. Skripsi, Teknik Kimia Pengetahuan Alam Institut Pertanian
FTI-ITS. 2011. Bogor. 1-28. 2008.
7. Siswono. Jaringan Informasi pangan dan 14. Fox, C. Chemical and Thermal
Gizi, volume XIV. Jakarta: Ditjen Bina Characterization of Three Industrial
Gizi Masyarakat. 2008. Lignins and Their Corresponding
8. Darni, Yuli., A. Chici, S. Ismiyati. Lignin Esters. 2006. [Tesis]. USA:
Sintesa Bioplastik dari Pati Pisang dan University of Idaho. 3-5. Tersedia di:
Gelatin dengan Plasticizer Gliserol. http//:www.
Universitas Lampung, Seminar uidaho.edu [Diakses 13 Januari 2012] 15.
Nasional Sains dan Teknologi-II. 2008. Ji, Y. 2007. Kinetics and Mechanism of
9. Kolybaba, M., L.G. Tabil, S. Panigrahi, Oxygen Delignification. [Tesis]. Finlandia:
W.J. Crerar, T.Powell, B. Wang. University of Maine. 3-55. 16. Porter, M.C.
Biodegradable Polymers : Past, Present, Handbook of industrial membrane
and Future. Paper is presented in technology. Noyes Publication. New
ASAE Annual Intersectional Meeting Jersey. 1990.
Sponsored by the Red River Section of 17. Darni, Yuli., H. Utami dan S. N.
ASAE, Quality Inn & Suites, 301 3rd Asriah. Peningkatan Hidrofobisitas dan
Sifat Fisik Plastik Biodegradabel Pati dengan Penambahan Dimetil Ftalat
Tapioka dengan Penambahan Selulosa (DMF). Skripsi. Teknik pertanian. IPB.
Residu Rumput Laut Euchema 2006.
Spinossum. Universitas Lampung. 20. Lim, S. Synthesis of a Fiberreactive
Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Chitosan Derivative and Its Application
Kepada Masyarakat. 2009. to Cotton Fabric as an Antimicrobial
18. Surdia, T. dan S. Saito. Pengetahuan Finish and Dyeingimproving Agent.
Bahan Teknik. Jakarta: PT Pradya Tesis. Department of Fiber and
Paramita. 1995. Polymer Science, North Caroline State
19. Juari. Pembuatan dan Karakterisasi University. 2002.
Bioplastik dari Poly-3-Hidroksialkanoat 21. Pandey, A., P. Kumar, and V. Singh.
(PHA) yang Dihasilkan Ralstonia Application of Bioplastics in Bulk
Eutropha pada Hidrolisat Pati Sagu Packaging: A Revolutionary and
90
IJPST Volume 3, Nomor 3, Oktober 2016

Sustainable Approach. 2010. Tersedia


di: http://www.indiapackagingshow.
com [Diakses 12 Februari 2012].
91

Anda mungkin juga menyukai