net/publication/315628110
Pemanfaatan Selulosa Dari Limbah Jerami Padi (Oryza sativa) Sebagai Bahan
Bioplastik
CITATIONS READS
12 5,553
3 authors:
Melisa Barliana
Universitas Padjadjaran
36 PUBLICATIONS 135 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Potential effect of nutmeg for preventing sarcopenia in aging rats View project
All content following this page was uploaded by Driyanti Rahayu on 16 August 2017.
Abstrak
Jerami padi (Oryza sativa) memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi. Selulosa merupakan
biopolimer alami yang dapat digunakan sebagai bahan bioplastik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah selulosa dari limbah jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bioplastik
dan bagaimana karakterisasi bioplastik yang dihasilkan dari limbah jerami padi tersebut. Penelitian
ini dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu preparasi bahan, pembuatan pulp, pembuatan bioplastik
dengan metode inversi fasa dengan variasi jumlah kitosan dan pulp selulosa 3:10, 4:10, dan 5:10,
serta karakterisasi bioplastik. Bioplastik yang dihasilkan dari berbagai perbandingan pulp selulosa dan
kitosan memiliki karakterisitik yang berbeda-beda. Analisis morfologi menunjukkan bahwa bioplastik
yang terbentuk belum homogen dan pada analisis gugus fungsi, tidak ditemukan adanya gugus fungsi
baru dalam bioplastik dibandingkan terhadap gugus fungsi yang ada pada bahan pembentuknya. Nilai
penyerapan air pada bioplastik dengan perbandingan kitosan dengan pulp selulosa 3:10, 4:10 dan 5:10
adalah 154,65%, 119, 21%, dan 93,873 %. Hasil pengujian sifat mekanik yaitu kuat tarik secara berturut-
turut adalah 4,2 MPa; 13,8 MPa; dan 4,1 MPa. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa selulosa
dari limbah jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bioplastik.
83
IJPST Volume 3, Nomor 3, Oktober 2016
analisis gugus fungsi menggunakan alat mudah patah dibanding yang lain, selain itu
FTIR, analisa morfologi menggunakan alat juga masih dapat ditekuk.
SEM (Scanning Electron Microscopy), uji Setelah orientasi jumlah pulp tersebut,
ketahanan air, dan pengujian sifat mekanik selanjutnya pembuatan bioplastik dilakukan
menggunakan alat UTM (Universal Testing dengan mencampurkan kitosan dan gliserol
Machine) yang di uji sesuai ISO 527 Tipe ke dalam pulp. Variasi perbandingan jumlah
5A. kitosan dengan pulp yang digunakan adalah
3:10 ; 4:10 ; dan 5:10.
Hasil Bioplastik yang dihasilkan dapat dilihat
pada Gambar 1.
Hasil pengumpulan dan determinasi
bahan Hasil karakterisasi bioplastik
Jerami padi diperoleh dari daerah Bioplastik yang diperoleh di
Bandung, Jawa Barat. Determinasi karakterisasi untuk mengetahui sifat-
tumbuhan jerami padi dilakukan di sifatnya. Karakterisasi yang dilakukan
Herbarium Jatinangor, Laboratorium meliputi :
Taksonomi Tumbuhan, Jurusan Biologi
FMIPA Unpad dengan nomor surat hasil Analisis gugus fungsi
determinasi adalah 54/HB/01/2012. Hasil analisa gugus fungsi menggunakan
FTIR dapat dilihat pada Tabel 2.
Hasil preparasi bahan
Hasil preparasi bahan, jerami Analisis Morfologi
menjadi serbuk halus berwarna kuning Analisis morfologi dilakukan dengan
coklat. Setelah itu di uji kandungan selulosa menggunakan SEM untuk mengetahui
dan ligninnya, hasil pengujian dapat dilihat morfologi permukaan bioplastik yang
pada Tabel 1. terlihat seperti pada Gambar 2.
Tabel 1 Hasil pengujian kadar selulosa dan Tabel 2 Hasil Identifikasi spektrum FTIR
kadar lignin bioplastik
86
IJPST Volume 3, Nomor 3, Oktober 2016
Gambar 3 Hasil pengujian nilai ketahanan air Gambar 4 Grafik hasil pengukuran kuat tarik
pada bioplastik bioplastik
87
IJPST Volume 3, Nomor 3, Oktober 2016
yang telah terbentuk dicetak pada suatu menunjukkan bahwa permukaan bioplastik
pendukung, contohnya seperti plat kaca. tidak rata. Pada permukaannya ada bagian
Pelarut dibiarkan menguap, sehingga yang lebih halus dan bagian yang kasar.
dihasilkan lapisan polimer yang rapat.16 Hal ini menunjukkan bahwa bahan tidak
Orientasi jumlah pulp dilakukan tercampur secara homogen. Pada bagian
untuk mengetahui jumlah pulp yang dapat permukaan yang halus menunjukkan
memberikan hasil terbaik. Setelah diperoleh bahwa bahan-bahan yang digunakan
orientasi jumlah pulp tersebut, selanjutnya dapat tercampur dengan baik sehingga
pembuatan bioplastik dilakukan dengan menghasilkan permukaan yang rata
mencampurkan kitosan dan gliserol ke sedangkan pada bagian permukaan yang
dalam pulp. Kitosan berfungsi sebagai kasar tampak gumpalan-gumpalan dan
biopolimer pencampur dan gliserol rongga yang menunjukkan pencampuran
berfungsi sebagai plastisizer sehingga bahan belum sempurna.
diharapkan dapat menghasilkan bioplastik Uji ketahanan air dilakukan untuk
yang memiliki sifat fisik dan mekanik yang mengetahui sejauh mana bioplastik ini
lebih baik. tahan terhadap air karena pada aplikasinya,
plastik sering berinteraksi dengan air.
Karakterisasi bioplastik Pada Gambar 3 terlihat bahwa semakin
Analisa gugus fungsi dilakukan untuk banyak jumlah kitosan yang digunakan,
mengetahui gugus fungsi apa saja yang maka nilai persen air yang diserap semakin
terdapat pada bioplastik yang dihasilkan kecil. Hal ini menunjukkan bahwa kitosan
berdasarkan bilangan gelombang dimana mempengaruhi sifat dari bioplastik yang
suatu peak muncul. dihasilkan. Gabungan selulosa dan kitosan
Hasil identifikasi gugus fungsi (Tabel 2) membuat plastik memiliki sifat ketahanan
menunjukkan bahwa semua gugus fungsi air karena sifat keduanya yang tidak
yang muncul berasal dari bahan yang larut air. Disamping itu, semakin tinggi
digunakan yaitu selulosa yang memiliki konsentrasi kitosan maka jarak antar
gugus OH, C-O, dan C-H ; kitosan yang molekul dalam bioplastik akan semakin
memiliki gugus fungsi O-H, N-H, C-O, rapat karena rongga antar selulosanya terisi
dan CH; dan gliserol yang memiliki gugus oleh molekul kitosan.
fungsi O-H, C-O, dan C-H. Jika dibandingkan dengan plastik
Berdasarkan hasil identifikasi tersebut, konvensional, nilai ketahanan air dari
tidak ditemukan adanya gugus fungsi baru produk bioplastik yang dihasilkan lebih
yang terbentuk. Hal tersebut menandakan tinggii. Keuntungan derajat swelling yang
biopolastik yang dihasilkan merupakan tinggi adalah mudahnya degaradasi oleh air.
produk dari proses blending secara fisika Degradasi ini memang tidak terjadi secara
sehingga bioplastik ini memiliki sifat seperti kimia, melainkan secara fisik yaitu dari
komponen-komponen penyusunnya.17 bentuk plastik yang besar menjadi fragmen-
Hasil analisis morfologi pada Gambar 2 fragmen kecil.
Bioplastik penelitian
Sifat PLA PCL PBSA PBAT PP PET
3:10 4:10 5:10
Swelling (%) 154,65 119,21 93,87 172 177 330 550 0,01 0,15
Kuat Tarik (MPa) 4,2 13,8 4,1 - 14 19 9 24,7-302 45,52
Keterangan: PLA : Poli Lactic Acid; PCL : Poli (ε-kaprolakton); PBSA : Poli Butilena Suksinat Adipate; PBAT : Poly(butylene
adipate-co-terphthalate); PP : poli propilen; PET = Poli etilen Terphtalat
88
IJPST Volume 3, Nomor 3, Oktober 2016
91