discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/310844627
CITATIONS READS
0 1,070
5 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
MnZnFerrite for Catalyst of Exhaust Emission Gas on Liquid Fuel View project
All content following this page was uploaded by Heru Suryanto on 26 November 2016.
Abstrak
Potensi pengembangan teknologi kemasan plastik biodegradable di Indonesia adalah sangat besar karena
Indonesia memiliki biodiversitas hasil pertanian dan kelautan yang sangat melimpah untuk dapat dikembangkan
menjadi biopolimer. Penggunaan pati sebagai bahan utama pembuatan plastik memiliki potensi yang besar
karena di Indonesia terdapat berbagai tanaman penghasil pati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
optimasi pengaruh penambahan plasticizer pada pembuatan bioplastik terhadap sifat fisik dan kekuatan mekanis
bioplastik dari tepung tapioka. Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental yaitu, yaitu melalui
sintesis bioplastik dari tepung tapioka dengan berbagai variasi konsentrasi plasticizer gliserol dan tepung
tapioka. Uji keras bioplastik dilakukan dengan metode shore A dengan standar ASTM D 2240, analisis struktur
dengan XRD dan pengamatan morfologi dengan kamera optik dan mikroskop elektron. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semakin banyak kandungan tepung tapioka maka kekerasan bioplastik semakin meningkat
sedangkan penambahan plasticizer gliserol akan menurunkan kekerasan bioplastik.
(B)
(C)
(D)
Gambar 1. Hasil sintesis bioplastik tepung tapioka dengan penambahan
gliserol. (A) 1,5%; (B) 2%, (C) 2,5%; (D) 3%.
Penambahan gliserol berperan untuk gaya yang dibutuhkan untuk menekan, sehingga
meningkatkan sifat plastisitasnya, yaitu sifat menurunkan kekerasan (Syamsu et al., 2008).
mekanis yang lunak, ulet, dan kuat. Dalam konsep Prinsip proses plasticizer adalah dispersi
sederhana, plasticizer merupakan pelarut organik molekul plasticizer kedalam bioplastik
yang ditambahkan ke dalam cairan yang keras atau thermoplastik. Jika plasticizer mempunyai gaya
kaku (Darder et al., 2008), sehingga akumulasi gaya interaksi dengan polimer, proses dispersi akan
intermolekuler pada rantai panjang akan menurun, berlangsung dalam skala molekul dan terbentuk
akibatnya kelenturan, pelunakan dan pemanjangan larutan polimer plasticizer. Sifat fisik dan mekanis
bioplastik akan bertambah (Yadav & Satoskar, polimer plasticizer ini merupakan fungsi distribusi
1997) dan (Jassen & Mosciki, 2009). Semakin dari sifat komposisi plasticizer (Pagliaro & Rossi,
banyak plasticizer yang ditambahkan maka sifat 2008).
mulur akan bertambah, tetapi kekerasannya menurun
(Iriani et al., 2011), dikarenakan semakin sedikitnya
Gambar 4 Kekerasan bioplastik dengan variasi tepung tapioka