Anda di halaman 1dari 7

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/310844627

Struktur dan Kekerasan Bioplastik dari Pati


Singkong

Conference Paper · November 2016

CITATIONS READS

0 1,070

5 authors, including:

Heru Suryanto Nanang Eko Wahyuningtiyas


State University of Malang State University of Malang
39 PUBLICATIONS 36 CITATIONS 3 PUBLICATIONS 2 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Poppy Puspitasari Sukarni Sukarni


State University of Malang State University of Malang
44 PUBLICATIONS 29 CITATIONS 9 PUBLICATIONS 13 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

analisis dengan metode elemen hingga View project

MnZnFerrite for Catalyst of Exhaust Emission Gas on Liquid Fuel View project

All content following this page was uploaded by Heru Suryanto on 26 November 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Struktur dan Kekerasan Bioplastik dari Pati Singkong
Heru Suryanto1, Nanang Eko Wahyuningtyas2, Reza Wanjaya3, Poppy Puspitasari4, Sukarni Sukarni5
1
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang
1
suryantoheru@um.ac.id, 2tbk.nanang@yahoo.com, 3reza_wanjaya@yahoo.com, 4poppy.phd@gmail.com,
5
sukarni.ft@um.ac.id

Abstrak

Potensi pengembangan teknologi kemasan plastik biodegradable di Indonesia adalah sangat besar karena
Indonesia memiliki biodiversitas hasil pertanian dan kelautan yang sangat melimpah untuk dapat dikembangkan
menjadi biopolimer. Penggunaan pati sebagai bahan utama pembuatan plastik memiliki potensi yang besar
karena di Indonesia terdapat berbagai tanaman penghasil pati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
optimasi pengaruh penambahan plasticizer pada pembuatan bioplastik terhadap sifat fisik dan kekuatan mekanis
bioplastik dari tepung tapioka. Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental yaitu, yaitu melalui
sintesis bioplastik dari tepung tapioka dengan berbagai variasi konsentrasi plasticizer gliserol dan tepung
tapioka. Uji keras bioplastik dilakukan dengan metode shore A dengan standar ASTM D 2240, analisis struktur
dengan XRD dan pengamatan morfologi dengan kamera optik dan mikroskop elektron. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semakin banyak kandungan tepung tapioka maka kekerasan bioplastik semakin meningkat
sedangkan penambahan plasticizer gliserol akan menurunkan kekerasan bioplastik.

Kata-kata kunci : bioplastik, tepung tapioka, gliserol, kekerasan

1. Pendahuluan biopolimer, diantaranya adalah umbi-umbian tropis


khas Indonesia (singkong, ubi jalar dan sebagainya),
Sampah plastik merupakan masalah global di jagung, sagu, kacang kedele, kentang, tepung
dunia karena setiap tahun jutaan ton plastik tapioka, ubi kayu (nabati) dan juga rumput laut. Di
diproduksi dan digunakan di berbagai sektor antara polimer alami, pati merupakan bahan baku
industri. Berdasarkan data INAPLAS (Indonesian potensial sebagai pengganti plastik sintetis karena
Oleafin Aromatic Plastic Industry Asociation), keunggulan seperti biaya rendah, ketersediaan luas,
pemakaian plastik di Indonesia mencapai 4,7 juta fleksibel, trasparan, tanpa bau, tanpa rasa,
ton di tahun 2015 dan diperkirakan tahun ini naik semipermeabel terhadap CO2, tahan terhadap O2 dan
menjadi 5 juta ton (Supriadi 2016). Jumlah plastik mampu terdegradasi tanpa pembentukan residu
yang sebesar itu berpotensi menimbulkan masalah beracun (Sulaiman, Manut, and Nur Firdaus 2009)
ekologis yang serius karena plastik bersifat tidak (Chowdhury and Das 2013). Potensi pati singkong
dapat terdegradasi dan tidak terbarukan (Diez- sebagai bahan plastik ramah lingkungan sangat besar
Pascual and Diez-Vicente 2014). Disamping itu, karena Indonesia merupakan negara penghasil
plastik sangat berbahaya bagi kesehatan manusia singkong ketiga terbesar didunia dengan produk
melalui migrasi residu monomer vinil klorida yang singkong pada tahun 2014 mencapai 26 juta ton
bersifat karsinogenik (Siswono 2008). Walupun (Julianto, 2014). Potensi tersebut dapat digunakan
demikian, plastik tetap digunakan sebagai bahan sebagai peluang untuk memberikan nilai tambah
kemasan karena beberapa keunggulan yaitu murah, pada singkong sebagai bahan dasar dalam
ringan, inert, mampu mengisolasi panas, mudah pembuatan kemasan plastik yang ramah lingkungan.
untuk dicetak dan menawarkan fleksibilitas fabrikasi Oleh karena itu, dalam tulisan ini akan dipaparkan
ke dalam berbagai bentuk (Mose and Maranga sifat mekanis kekerasan dan struktur yang terkait
2011). Namun, bahan baru berbasis bio untuk dengan optimasi penggunaan plasticizer dalam
kemasan makanan telah dirancang untuk pembuatan bioplastik.
menggantikan bahan yang sulit didegradasi (de
Azeredo 2009), untuk melindungi sumber-sumber 2. Metode
non-terbarukan serta untuk menghindari masalah
pencemaran (López et al. 2015). Rancangan penelitian
Di Indonesia, potensi penelitian dan
pengembangan teknologi kemasan plastik Rancangan penelitian eksperimental, dengan
biodegradable adalah sangat besar karena besarnya dengan komposisi campuran komposisi bioplastik
biodiversitas hasil pertanian dan kelautan yang dengan variasi gliserol dan variasi berat tepung
dimiliki dan yang dapat dikembangkan menjadi tapioka.
Sintesis bioplastik
Sintesis bioplastik mengacu pada Suryanto et Uji Keras
al (2016). Tepung tapioka (cassava) dengan variasi Uji keras dilakukan dengan metode durometer
1,5%, 2%; 2,5%, 3% (b/v). Dicampurkan ke aquades shore A dengan standar uji mengikuti ASTM D
100 ml lalu diaduk distirrer selama 5 menit dengan 2240, dengan tebal lapisan bioplastik sebesar 6 mm.
putaran 900 rpm. Gliserol ditambahkan sambil
diaduk dengan magnetic stirrer selama 5 menit Pengamatan Morfologi Bioplastik
dengan putaran 900 rpm. Lalu dipanaskan diatas Morfologi permukaan bioplastik diamati dengan
hotplate dengan suhu antara 70°C - 80°C sambil mikroskop elektron merk FEI, Inspect-S50-type
dilakukan pengadukan selama 45 menit, dengan Scanning Electron Microscope (SEM). Sebelum
dengan putaran 900 rpm. Campuran yang telah pengamatan, spesimen dilapisi emas setebal 10-nm.
diaduk dituang pada cetakan dengan 12,5 cm x 17
cm, selanjtnya dikeringkan dioven dengan suhu 3. Hasil dan Pembahasan
50°C selama selama 24 jam dan diteruskan dalam
suhu kamar dengan suhu antara 27°C - 30°C hingga Sintesis bioplastik
kering. Morfologi permukaan hasil sintesis bioplastik
diamati dengan SEM ditunjukkan pada Gambar 1,
Analisis XRD sedangkan hasil sintesis dari bioplastik tapioka
X-ray diffraction digunakan untuk menganalisis dengan variasi penambahan gliserol ditunjukkan
struktur bioplastik. Bioplastik yang telah dihasilkan pada Gambar 2. Pada pengamatan dengan SEM,
dikeringkan dan selanjutnya sampel diletakkan pada morfologi bioplastik menunjukkan keretakan yang
tempat sampel dan dianalisis dengan XRD (Philip dalam hal ini dimungkinkan karena kurangnya
type Expert pro, FMIPA UM) dalam rentang plasticizer ataupun kondisi temperatur pengeringan
bervariasi dari 2θ = 3° sampai dengan 70° pada yang terlalu tinggi sedangkan morfologi dari
temperatur ruang. bioplastik yang dihasilkan adalah bening dan
transparan dengan kondisi lentur dan licin.

Gambar 2. Morfologi permukaan bioplastik, pengamatan dengan SEM


(A)

(B)

(C)

(D)
Gambar 1. Hasil sintesis bioplastik tepung tapioka dengan penambahan
gliserol. (A) 1,5%; (B) 2%, (C) 2,5%; (D) 3%.

Struktur Bioplastik memunculkan puncak difraksi ketika dikarakterisasi


X-Ray Diffraction digunakan untuk menggunakan XRD.
menganalisis perubahan struktur kontrol matrik
bioplastik tapioka-gliserol. Difraktogram X-RD dari Kekerasan bioplastik
bioplastik disajikan pada Gambar 3. Berdasarkan Pengaruh penambahan konsentrasi tepung
difraktogram XRD bioplastik tapioka menunjukkan tapioka berpengaruh terhadap kekerasan bioplastik
adanya fase kristalin yaitu pada 2θ = 16,9° dan seiring dengan penambahan konsentrasi. Hal ini
19,6°. Hal ini sesuai bahwa tapioka adalah material ditunjukkan dengan variasi penambahan tepung
berbentuk semikristalin yang terdiri dari unit kristal tapioka 2%, 3%, 4%, dan 5% (b/v) menghasilkan
dan unit amorf (Greenwood, 1997) sehingga bioplastik yang mempunyai kekerasan berturut-turut
sebesar 31,56; 46,78; 52,34; dan 67,99 skala shore Tepung tapioka disebut juga sebagai thermoplastic
A, seperti ditunjukkan pada Gambar 4. starch (Iriani et al., 2011). Perubahan kekerasan
Penambahan konsentrasi gliserol berpengaruh yang terjadi pada bioplastik, karena semakin banyak
terhadap kekerasan bioplastik. Hal ini ditunjukkan jumlah pati yang ditambahkan maka kekerasannya
dengan variasi penambahan gliserol 1,5%; 2%; semakin bertambah, sehingga interaksi permukaan
2,5%; dan 3% (v/v) menghasilkan kekerasan (interface) antara dua polimer semakin tinggi, fase
berturut-turut sebesar 67,99; 60,8; 45,5 dan 32,26 homogen atau kompatibel bioplastik meningkat, dan
skala shore A, seperti ditunjukkan pada Gambar 5. jumlah padatan yang terlarut lebih banyak, sehingga
Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa membuat ikatan silang antara polimer pati (cassava)
semakin bertambahnya konsentrasi tepung tapioka, terbentuk semakin rapat, sehingga diperlukan gaya
maka semakin bertambah juga kekerasannya. yang lebih besar untuk menekan bioplastik
Bioplastik tepung tapioka disintesis dengan cara (Myllarine et al., 2002).
konvensional melalui cara in-situ polimerisasi untuk
thermoset dan thermoplastik (Nuryetti et al., 2012).

Gambar 3. Diffractogram bioplastik

Penambahan gliserol berperan untuk gaya yang dibutuhkan untuk menekan, sehingga
meningkatkan sifat plastisitasnya, yaitu sifat menurunkan kekerasan (Syamsu et al., 2008).
mekanis yang lunak, ulet, dan kuat. Dalam konsep Prinsip proses plasticizer adalah dispersi
sederhana, plasticizer merupakan pelarut organik molekul plasticizer kedalam bioplastik
yang ditambahkan ke dalam cairan yang keras atau thermoplastik. Jika plasticizer mempunyai gaya
kaku (Darder et al., 2008), sehingga akumulasi gaya interaksi dengan polimer, proses dispersi akan
intermolekuler pada rantai panjang akan menurun, berlangsung dalam skala molekul dan terbentuk
akibatnya kelenturan, pelunakan dan pemanjangan larutan polimer plasticizer. Sifat fisik dan mekanis
bioplastik akan bertambah (Yadav & Satoskar, polimer plasticizer ini merupakan fungsi distribusi
1997) dan (Jassen & Mosciki, 2009). Semakin dari sifat komposisi plasticizer (Pagliaro & Rossi,
banyak plasticizer yang ditambahkan maka sifat 2008).
mulur akan bertambah, tetapi kekerasannya menurun
(Iriani et al., 2011), dikarenakan semakin sedikitnya
Gambar 4 Kekerasan bioplastik dengan variasi tepung tapioka

Gambar 5 Kekerasan bioplastik dengan variasi giserol

Penambahan gliserol dengan konsentrasi 1,5% meningkat sedangkan penambahan plasticizer


(v/v) menyebabkan sifat kekerasan bioplastik akan gliserol akan menurunkan kekerasan bioplastik.
semakin keras, karena penambahan gliserol dengan
konsentrasi sedikit akan bersifat kaku atau tidak 5. Ucapan Terimakasih
elastis sehingga kemampuan mulurnya berkurang
sedangkan kekerasannya meningkat karena Penelitian ini didukung oleh dana DIPA
penambahan gliserol menurunnya jumlah gliserol Fakultas Teknik UM tahun 2016.
1,5% (v/v), maka akan menaikkan kekuatan gaya
antar molekul sehingga mobilitas antara rantai Daftar Pustaka:
molekul menurun, sehingga plasticizer ini hanya
mempengaruhi gerakan dan mobilitas struktur maka Chowdhury, Tanima, and Madhusweta Das. (2013):
bioplastik menjadi keras (Yadav & Satoskar, 1997) Effect of Antimicrobials on Mechanical ,
Barrier and Optical Properties of Corn Starch
4. Kesimpulan Based Self-Supporting Edible Film.
International Journal of Food Studies 2: 212–
Kekerasan dari bioplastik sangat dipengaruhi 223.
oleh jumlah matrik dan jumlah plasticizer yang Darder M., Aranda P., Ruiz I. A., Fernandes M. F.,
digunakan. Semakin banyak kandungan tepung and Ruiz-Hitzky E. (2008). Design and
tapioka maka semakin kekerasan bioplastik semakin Preparation of Bionanocomposites Based on
Layered Solids with Functional and Structural Films. Carbohydrate Polymers 50 (4): 355–
Properties. Materials Science and Technology 361.
24 (9): 1100–1110. Nuryetti, Hermasnsyah Heri, and Nasikin
de Azeredo, Henriette M.C. (2009). Nanocomposites Muhammad. (2012). Bionanokomposit :
for Food Packaging Applications. Food Peluang Polimer Alami Sebagai Material Baru
Research International 42 (9) : 1240–1253. Semikonduktor. Riset Industri VI (1): 75–85.
Diez-Pascual, Ana M., and Angel L. Diez-Vicente. Pagliaro Mario, and Rossi Michele. (2008). The
(2014). Poly(3-hydroxybutyrate)/ZnO Future of Glycerol. Edited by Pagliaro Mario
Bionanocomposites with Improved and Rossi Michele. Italia: RSC.
Mechanical, Barrier and Antibacterial Siswono. (2008). Jaringan Informasi Pangan Dan
Properties. International Journal of Molecular Gizi. Ditjen Bina Gizi Masyarakat. Jakarta.
Sciences 15: 10950–10973. Sulaiman, S., A. Manut, and A.R. Nur Firdaus.
Greenwood, C.T. & D.N. Munro. (1997). (2009). Starch Plastic Packaging and
Carbohydrates. in R.J. Priestley,ed. Effects Agriculture Applications. In ICIMT ’09.
of Heat on Foodstufs. Applied Science International Conference, IEEE, 513–516.
Publ. Ltd., London Supriadi, A. (2016). Inaplas Soroti Manajemen
Iriani Evi Savitri, Sunarti Titi C., and Richana Nur. Sampah Dan Pengelolaan Dana Plastik. CNN
(2011). Pengembangan Biodegradable Foam Indonesia.
Berbahan Baku Pati. Buletin Teknologi http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160
Pascapanen Pertanian 7. 222123332-92-112525/inaplas-soroti-
Jassen Leon, and Mosciki Leszek. (2009). manajemen-sampah-dan-pengelolaan-dana-
Thermoplastic Starch - Green Material For plastik/.
Various Industries. Edited by Jassen Leon and Suryanto, H., P.T. Hutomo, R. Wanjaya, P.
Mosciki Leszek. Puspitasari, S. Sukarni (2016). The Stucture of
Julianto. (2014). Produk Singkong Nasional. Tabloid Bioplastic from Cassava Starch with Nanoclay
Sinar Tani. http://tabloidsinartani.com/ Reinforcement. Proceeding International
content/read/produksi-singkong-nasional/. Mechanical Engineering and Engineering
Diakses 10 Oktober 2016. Education Conference vol 2016 (030027): 1 - 4
López, Olivia V., Luciana A. Castillo, M. Alejandra Syamsu Khaswar, Pandji Chilwan, and Waldi
García, Marcelo A. Villar, and Silvia E. Jummi. (2008). Karakterisasi Bioplastik Poli-
Barbosa. (2015). Food Packaging Bags Based Β-Hidroksialkanoat Yang Dihasilkan Oleh
on Thermoplastic Corn Starch Reinforced with Ralstonia Eutropha Pada Substrat Hidrolisat
Talc Nanoparticles. Food Hydrocolloids 43: Pati Sagu Dengan Pemlastis Isopropil
18–24. Palmitat. Teknologi Pertanian 2 (2).
Mose, Bruno Robert, and Stephen Moffat Maranga. Yadav G. D., and Satoskar D. V. (1997). Kinetics of
(2011). A Review on Starch Based Epoxidation of Alkyl Esters of Undecylenic
Nanocomposites for Bioplastic Materials. Acid: Comparison of Traditional Routes vs.
Journal of Materials Science and Engineering Ishii-Venturello Chemistry. Journal of the
B 1: 239–245. American Oil Chemists’ Society 74 (4): 397–
Myllarine Paivi, Partanen Riitta, Seppälä Jukka, and 407.
Forssell Pirkko. (2002). Effect of Glycerol on
Behaviour of Amylose and Amylopectin

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai