BAB II
DESKRIPSI PROSES
- Warna : jernih
- Kemurnian : 99 % berat
Toluene benzaldehid
Reaksi samping
C6H5CH3 + 3/2 O2 C6H5COOH + H2O Δ H or = -162,5
kkal/mol
Toluen asam benzoat
C6H5CH3 + 6 O2 C4H2O3 + 3 CO2 + 3H2O
Toluen maleik anhidrid
Δ H or = -560,5 kkal/mol
2.2.2 Kondisi Operasi
Proses oksidasi toluene menjadi benzaldehid merupakan reaksi yang
sangat eksotermis, oleh karena itu kondisi suhu reaksi perlu dijaga agar proses
dapat berjalan secara optimum.
Proses pembentukan benzaldehid dijalankan dalam sebuah Reaktor Fixed
Bed Multitube pada kondisi suhu masuk 400 oC dan tekanan 2 atm dengan
bantuan katalis vanadium oksida (V2O5). Aktifitas katalis vanadium oksida (V2O5)
pada reaksi pembentukan benzaldehid efektif pada temperatur 300 – 500oC.
Dipilih temperature reaktor berkisar 400 oC untuk mengurangi kerusakan katalis
oleh temperatur yang tinggi, karena jika temperatur terlalu tinggi akan
menyebabkan aktifitas katalis berkurang (deaktifasi katalis menjadi semakin
cepat). Tekanan operasi yang digunakan adalah 2 atm. Pemilihan kondisi tekanan
ini berdasarkan range tekanan yang ada untuk proses ini adalah 2-5 atm. hal ini
dimaksudkan agar terhindar dari oksidasi spontan antara oksigen dengan uap yang
akan menimbulkan ledakan di reaktor. Reaksi yang terjadi sangat eksotermis, oleh
karena itu dibutuhkan pendingin. Pendingin yang digunakan adalah molten salt.
Konversi pada reaksi utama sebesar 50% sedangkan yield pada pembentukan
asam benzoat dan maleik anhidrid sebagai reaksi samping sebesar 34% dan 10%.
2.2.3 Tinjauan termodinamika
a. Reaksi pembentukan benzaldehid bersifat eksotermis.
Reaksi yang terjadi :
C6H5CH3 + O2 C6H5CHO + H2O
C Ao .(1 - Xe) 2
2
k
K= 1 =
k 2 C Ao .(1 - Xe).(CBo - C Ao .Xe)
C Ao .(1 - Xe)
1,74 x 1050 = .............................................................................. ( 1 )
C Bo - C Ao .Xe
Asumsi : untuk membuat 1 ton benzaldehid membutuhkan 1940 kg toluen (A) dan
28000 kg udara
Mol toluen = 1940/92,141= 21,055 kmol toluen
udara = 28000/28,85 = 970,537 kmol udara
mol O2 = 0,21 x 970,537 = 203,813 kmol oksigen
molB
C B0 volum molB mol toluen masuk reaktor 203,813
= = = = = 9,68
C A0 molA molA mol O2 masuk reaktor 21,055
volum
Sehingga persamaan (1) menjadi :
C A0 .(1 - Xe) C A0
7,62 x 1013 = ¸
C B0 - C A0 .Xe C A0
(1 - Xe)
7,62 x 1013 =
C B0
- Xe
C A0
(1 - Xe)
7,62 x 1013 =
9,68 - Xe
7,38.1014 – 7,62 x 1013.Xe = 1 – Xe
7,62 x 1013.Xe = 7,38.1014
Xe = 9,68
Jadi, karena Xe lebih besar dari 1, dapat diambil kesimpulan bahwa reaksi
berjalan ke kanan dan irreversible.
2.2.4 Tinjauan kinetika
Tinjauan kinetika dimaksudkan untuk mengetahui kecepatan reaksi berdasarkan
kondisi operasi pada ( Mc. Ketta, 1976 ) :
Suhu : 400 oC
Tekanan : 2 atm
Katalis : V2O5
Perbandingan berat umpan reaktor : 1 : 14,4 ( C7H8 : udara )
Persamaan kecepatan reaksi adalah sebagai berikut (Mc. Ketta, 1976) :
1. Difusi gas pereaksi dari fase gas ke interface yaitu batas antara fase gas
dengan permukaan padatan.
2. Difusi dari permukaan luar masuk kedalam pori katalisator (difusi
molekuler).
3. Adsorpsi gas-gas pereaksi pada puncak aktif permukaan luar katalisator.
4. Reaksi permukaan yang terjadi antara gas-gas teradsorpsi dengan gas
pereaksi lain yang masih ada di interface atau yang sudah teradsorpsi pada
permukaan katalisator.
5. Desorpsi hasil reaksi dari permukaan katalisator.
6. Difusi gas hasil reaksi dari permukaan pori-pori katalisator ke permukaan
luar katalisator (difusi molekuler).
7. Difusi gas-gas hasil reaksi dari permukaan katalisator ke fase gas.
Dari ketujuh mekanisme reaksi katalis diatas, yang mengontrol adalah reaksi
permukaan yang terjadi antara gas-gas teradsorpsi dengan gas pereaksi lain yang
masih ada di interface atau yang sudah teradsorpsi pada permukaan katalisator.
Penentuan reaksi yang mengontrol adalah reaksi permukaan karena reaksi pada
permukaankatalis berlangsung lambat. Difusi sangat cepat kaena ukuran partikel
ketalis kecil, sehingga dianggap yang mengontrol adalah reaksi permukaan.
2.3 Diagram Alir Proses
2.3.1 Diagram Alir Proses
Diagram Alir Proses dapat dilihat pada halaman berikut :
pada reaksi utama sebesar 50% sedangkan yield pada pembentukan asam
benzoat dan maleik anhidrid sebagai reaksi samping sebesar 34% dan 10%.
Produk reaktor adalah benzaldehid dengan produk samping asam benzoat,
maleik anhidrid, toluen, air, CO2, O2, dan N2. Produk keluar reaktor kemudian
dialirkan ke unit permurnian.
c. Pemisahan produk
1. Pemisahan Non Condensable Gas
Tahap ini bertujuan untuk memisahkan non condensable gas, seperti CO2,
O2, dan N2. Gas produk reaktor dimanfaatkan panasnya pada heater-1 (E-
01) dan vaporizer (V), kemudian masuk ke kondensor parsial pada
temperatur 168 oC untuk kemudian dipisahkan antara cairan dan uapnya.
Cairan yang terbentuk keluar pada suhu 136,3 oC.
2. Pemisahan air dan toluene
Cairan yang keluar dari condenser parsial diumpankan ke distilasi 1 (D-
01). Hasil atas (D-01) sebagian besar adalah air dan toluen diumpankan ke
Menara Distilasi 3 (D-03) untuk dipisahkan antara air dan toluen. Hasil
atas (D-03) sebagian besar berupa air yang langsung dibuang. Sedangkan
hasil bawah Distilasi 3 (D – 03) berupa toluen yang dimanfaatkan sebagi
bahan bakar. Hasil bawah distilasi (D-01) diumpankan ke distilasi 2 (D-
02) untuk memisahkan benzaldehid dari maleik anhidrid yang masih ada
dalam jumlah relative kecil. Suhu umpan distilasi 1 (D-01) adalah 136,3
o
C dan tekanan 1,87 atm. Pada D-01 ini, toluen sebagai light component
dan benzaldehid sebagai heavy component.
3. Pemisahan benzaldehid dan maleik anhidrid
Hasil bawah distilasi 1 (D-01) yang bersuhu 223,8 oC dipompa ke distilasi
2 (D-02) dengan pompa (P-05). Produk benzaldehid keluar sebagai hasil
atas distilasi 2 (D-02) dengan suhu 204,6 oC dan tekanan 1,87 atm,
kemudian disimpan dalam tangki penyimpanan produk benzaldehid (T-02)
dengan suhu operasi 30 oC dan tekanan 1 atm. Suhu umpan distilasi 2 (D-
02) adalah 247,6 oC dan tekanan 1,87 atm. Pada D-02 ini, benzaldehid
sebagai light component dan maleik anhidrid sebagai heavy component.
Satuan : kJ/jam
T= 121 ,3 oC T= 400 oC
T= 30 oC P= 2 atm P= 2 atm T= 119 ,3oC
V F P= 1,87 atm
P= 1 atm MD-3
T= 136 ,6 oC T= 400 oC
P= 2 atm
Gambar 2.3
P= 2 atm T= 136 ,3oC
Kapasitas 20.000 ton/tahun
o P= 1,87 atm
T= 1365,62o,3
C 9 4C
P= 2 atm T= 168 oC
T= 223 ,84 oC
Prarancangan Pabrik Benzaldehid
P= 1,87 atm
P= 1,87 atm
CP S
R MD-1 T= 204 ,6oC
T= 407 ,9 oC
P= 1,97 atm T= 136 ,3 oC T= 136 ,3oC P= 1,87 atm T= 267 ,3oC
dari Toluen dan Udara dengan Proses Oksidasi
T= 247 ,6oC
P= 1,87 atm MD-2 MD-4
T= 266 ,4oC
T= 267 ,3 oC P= 1,87 atm
P= 1,87 atm
2 H2O= 38 ,177 kg 11
H2O = 0,994 kg
72941 ,300 kg C7H8 =253 ,088 kg
9
Prarancangan Pabrik Benzaldehid
C7H6O= 1,253 kg
255 ,335 kg C7H6O= 2,354 kg
7 8 10 14
CP S C4H2O3 =392 ,803 kg
R MD-1 C7H8 = 4,875 kg
H2O = 993 ,928 kg C7H6O2 = 1,614 kg
15 C H O= 2477 ,102 kg
N2 = 52291 ,549 kg C7H8 = 258 ,216 kg 7 6 396 ,771 kg
dari Toluen dan Udara dengan Proses Oksidasi
Skala 1 : 1000
1. Pos keamanan 8. Kantin 15. Pemadam
2. Parkir Kendaraan 9. Musholla 16. Gudang
3. Laboratorium 10. Klinik 17. Ruang Generator
4. Ruang Kontrol 11. Utilitas
5. Safety 12. Bengkel dan Peralatan
6. Taman 13. Area perluasan
7. Kantor 14. Area Produksi