Anda di halaman 1dari 14

KOROSI DI

INDUSTRI PLTU
DISUSUN OLEH :
DINA NUR AMALIA
NANDA HASRI D
DEFINISI

Korosi hampir menyerang seluruh industri di dunia ini termasuk


pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). PLTU menggunakan uap
dari batu bara sebagai media untuk menggerakkan turbin sehingga
dapat memutar generator yang akan mengubah energi kinetik menjadi
energi listrik. Boiler sebagai pemasok uap yang akan digunakan untuk
memutar turbin tersebut merupakan salah satu bagian yang juga
terserang korosi. Bahkan pada komponen-komponen tertentu seperti
pipa air, pipa reheater atau pipa superheater serangan korosi bisa
sangat hebat.
PERALATAN
DI INDUSTRI
PLTU

BOILER
Pipa
superheater
spray
PENYEBAB KOROSI DI INDUSTRI PLTU
1. Lingkungan dan atmosfer disekitar
Letak PLTU biasanya di pinggir pantai. Lingkungan laut
memiliki kadar garam yang tinggi dimana kandungan ion Cl-
relatif tinggi. Secara teoritis ion Cl- memang bukan bertindak
sebagai agen pengkorosi seperti O2, CO2, dan sebagainya,
namun keberadaan ion Cl- ini dapat mempercepat reaksi korosi
yang terjadi (katalis).

2. Unsur-unsur dari batu bara


a. alkali
b. sulfur
c. Vandium
BENTUK-BENTUK KOROSI
PADA PERLATAN
Oxygen Pitting. Korosi ini disebabkan oleh adanya kandungan
oksigen yang berlebihan pada air boiler. Molekul oksigen akan
terlokalisasi pada suatu titik tertentu dan mengoksidasi besi pipa
pada titik tersebut. Hasil korosi yang ditimbulkan tidak tetap
menempel pada area sebelumnya, akan tetapi molekul
Fe(OH)2 akan terlarut ke dalam air dan meninggalkan jejak
berupa lubang kecil (pitting) pada permukaan pipa. Jika
kandungan oksigen terus berlebihan, maka akan semakin banyak
lubang pitting yang ditimbulkan atau bahkan akan semakin
memperdalam lubang yang sebelumnya sudah terbentuk.
Oxygen pitting biasa terjadi pada boiler kecil yang tidak terdapat
fasilitas deaerasi untuk menghilangkan udara terlarut di dalam
air. Boiler yang dalam kondisi tidak sedang beroperasi dan pipa-
pipanya terisi oleh udara bebas, kemungkinan terjadinya oxygen
pitting juga cukup besar.
• Chelant Corrosion. Chelant adalah salah satu jenis zat kimia yang umumnya berupa
asam ethylenediaminetetraacetic dan asam nitrilotriacetic, yang berfungsi sebagai pengikat ion-ion
kalsium, magnesium, dan besi agar tetap larut di dalam air boiler. Zat ini biasa digunakan pada sistem
pengolahan air boiler untuk mencegah ion-ion mineral agar tidak mengendap dan membentuk kerak
pada pipa boiler. Akan tetapi jika penggunaan chelant ini tidak terkontrol, maka ia akan justru
mengkorosi pipa boiler itu sendiri karena sifatnya yang asam.

• Corrosion Fatigue. Korosi jenis ini biasa terjadi pada boiler yang berukuran besar. Lebih spesifik lagi,
korosi ini terjadi pada pipa-pipa boiler sisi waterwall yang menggantung tinggi.
Area waterwall menjadi area transisi fluida air dari cair untuk menjadi uap, sehingga proses nucleate
boiling yang terjadi pada permukaan sisi dalam pipa ditambah dengan adanya tegangan pada pipa
akibat posisinya yang "menggantung", mendorong terjadinya corrosion fatigue. Faktor lain yang akan
mempercepat terjadinya korosi ini adalah kandungan oksigen terlarut di dalam air boiler yang terlalu
tinggi, serta pH air yang terlalu rendah.
Korosi Asam Fosfat. Sodium fosfat menjadi salah satu zat kimia yang lazim
disuntikan ke air boiler untuk mencegah menggumpalnya ion-ion mineral yang
masih mungkin terkandung di dalam air boiler. Namun penggunaan sodium fosfat
yang tidak terkontrol justru akan menimbulkan korosi pada pipa boiler, karena
terbentuknya asam fosfat. Beberapa faktor yang lain mendukung terjadinya korosi
ini yaitu terbentuknya kerak di dalam pipa, meningkatnya tekanan kerja boiler,
serta rasio molar sodium fosfat yang kurang dari 2,8.

Under-deposit acid corrosion. Korosi jenis ini terjadi pada saat air boiler menjadi
bersifat asam pada permukaan dalam pipa yang terbentuk kerak. Ion hidrogen yang
terbentuk akan menembus kerak sehingga pada saat bertemu dengan permukaan
pipa ia akan men-dekarbonasi pipa tersebut. Ion hidrogen mengikat karbon yang
terkandung pada pipa dan membentuk metana. Di sisi lain secara perlahan atom-
atom Fe pun akan teroksidasi.
Caustic Embrittlement. Material pipa boiler dapat berubah menjadi sangat rapuh akibat konsentrasi basa yang
meningkat. Fenomena ini biasa terjadi pada boiler yang menggunakan sodium karbonat untuk mengontrol
kandungan mineral-mineral magnesium dan kalsium di dalam air agar tidak mengendap. Pada saat air berubah
fase menjadi uap, sodium karbonat tidak ikut menguap sehingga konsentrasinya di dalam air semakin banyak.
Konsentrasi sodium karbonat yang terlalu tinggi akan menghidrolisis air sehingga terbentuk sodium hidroksida
yang bersifat basa.
Na2CO3 + H2 O → 2NaOH + CO2
Terbentuknya sodium hidroksida menyebabkan air bersifat basa. Air boiler yang telah bersifat basa tersebut
dapat secara kapiler masuk ke sela-sela material pipa dan menimbulkan reaksi kimia antara sodium hidroksida
dengan besi membentuk sodium ferit (Na2FeO4). Fenomena ini akan menyebabkan bagian-bagian pipa seperti
lekukan, las-lasan, menjadi rapuh.

Galvanic Corrosion. Mineral-mineral yang terlarut di dalam air boiler dapat menimbulkan korosi galvanik.
Korosi galvanik adalah korosi yang diakibatkan oleh adanya perbedaan potensial elektroda antar logam.
Adanya perbedaan potensial tersebut menjadi gaya yang mendorong ion-ion anoda dan katoda untuk saling
bertukar posisi. Mineral-mineral yang umum terlarut di dalam air adalah kalsium dan magnesium. Keduanya
jika larut ke dalam air akan membentuk ion-ion positif. Ion-ion mineral ini karena perbedaan nilai potensial
elektrode alaminya dengan besi pipa boiler, akan bekerja sebagai katoda. Sedangkan ion-ion Fe2+ akan bekerja
sebagai anoda. Korosi terjadi pada saat atom-atom Fe larut ke dalam air, sedangkan ion-ion mineral mengendap
ke permukaan pipa boiler.
Korosi Celah pada
sambungan pipa
superheater

Korosi pada
pipa boiler
Proses Korosi Asam dan Dekarbonasi Formasi Corrosion Fatigue
(Sumber: B&W Steam, It's Generation And Use) (Sumber)
MEKANISME SERANGAN KOROSI
• Pada saat proses pembakaran berlangsung alkali metal sulfat dan uap V2O5 bergabung dengan abu
hasil pembakaran dan menumpuk pada permukaan komponen boiler seperti pipa superheater
sehingga menyebabkan serangan korosi yang parah dengan modus oksidasi, kloridasi, sulfidasi
atau bahkan korosi temperatur tinggi.
• Ion Cl- yang berasal angin laut akan bercampur dengan Alkali Metal Sulfat (Na2SO4) hasil
pembakaran batu bara tadi pada ruang bakar dan akan terdeposit pada komponen boiler yang
bersentuhan langsung dengan ruang bakar (fired-side) seperti permukaan luar superheater tube. Hal
ini secara teoritis akan memperparah korosi yang terjadi pada superheater tube tersebut.
PENGENDALIAN KOROSI DI INDUSTRI PLTU
1. Dalam instalasi pembangkit uap (PLTU) bersistem daur ulang yang menggunakan baja
sebagai konstruksi utama.Kelebihan sulfit harus dihindari karena bahan ini agresif
terhadap permukaan baja.
2. Pemilihan bahan yang tepat dengan resistensi diketahui oleh lingkungan layanan
3. Kontrol pH, konsentrasi klorida dan suhu
4. Perlindungan Katodik dan Perlindungan anodik
5. Gunakan paduan tinggi (ASTM G48) untuk peningkatan resistensi terhadap korosi
pitting
6. Menghindari zona stagnan dan deposito, serta mengurangi agresivitas medium
7. Pengendalian komposisi elektrolit (ID ion klorida)
8. Inhibitor korosi yaitu suatu senyawa yang berperan melindungi logam dari korosi
dengan melalui berbagai cara. Untuk itu diperlukan analisis dan perhitungan yang
matang pada praktek penggunaannya agar didapat hasil yang efektif.
REFERENSI
• http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/616/jbptitbpp-gdl-ekowaskito-30800-2-2008ta-
1.pdf
• https://media.neliti.com/media/publications/192517-ID-analisa-kegagalan-pipa-
desuperheater-spr.pdf
• https://artikel-teknologi.com/korosi-pada-boiler/3/

Anda mungkin juga menyukai