a. Menyalakan Alat
1. Keluarkan silica Gel dari “Sampel Compartement”
2. Nyalakan alat UV -1700 (tombol samping kanan)
3. Buka monitor dengan perlahan-lahan. Bila layer tampak biru, putar tombol
sebelah kanan hingga pada layer monitor tampak ‘initialization’
4. Tunggu sampai proses inisialisasi selesai dan akan keluar tampilan ‘mode menu’
b. Pengukuran Spektrum
1. Pilih menu ‘spectrum’ lalu tekan 2 kemudian atur parameter
2. Masukkan kuvet yang berisi larutan blanko pada reference sample pada ‘sample
compartement’ (kedua-duanya larutan blanko
3. Tekan tombol ‘Base Corr’ F1, tunggu sampai dengan : 0,000 A (alat akan
berbunyi bip-bip)
4. Ganti kuvet blanko pada posisi ‘sample’ (pada bagian depan) dengan kuvet isi
larutan standar yang diinginkan
5. Tekan tombol ‘start’, maka akan muncul spektrum antara Abs dengan wavelength
6. Muncul’wavelength & absorbance’, tampilan kurva A vs lamda (panjang
gelombang)
7. Tekan tombol ‘data Procc’ F2; ‘Peak’(3) untuk mengetahui panjang gelombang
maksimum dan absorbansi
c. Pengukuran Photometric
1. Pilih menu Photometric, yaitu tekan 1, Go to WL, isikan nilai panjang gelombang
2. Masukkan kuvet yang berisi larutan blanko (kedua-duanya) pada ‘sample
compartement’
3. Tekan tombol ‘auto zero’, tunggu sampai dengan A: 0,000 A ( alat bunyi bip-bip)
4. Ganti kuvet isi blanko dengan kuvet yang berisi larutan sampel yang akan di
analisis (terletak di bagian depan)
5. Tekan tombol ‘start’
6. Ganti kuvet sampel dengan larutan sampel yang lain dan tekan ‘start’
7. Muncul table: photometric
d. Pengukuran Quantitatif
Pembuatan Kurva Kalibrasi
1. Pilih menu ‘Quantitative’ dengan cara tekan (3), (jika dari menu ‘Spectrum’
tekan ‘return’ lebih dahulu)
2. Atur parameter:
o Meas, 1 lamda: isikan nilai panjang gelombang; tekan ‘enter’
o Method; multi point (3); isi jumlah larutan standar yang digunakan
‘enter’; orde 1 ‘enter’; zero intept NO ‘enter’
o No of meas.1
o Unit ppm
o Data print NO
3. Masukkan kuvet isi larutan blanko pada kedua sisi ‘reference sample’
4. Tekan tombol ‘Auto zero’, tunggu sampai dengan 0,000 A
5. Tekan ‘Start’, masukkan nilai konsentrasi larutan standar, tekan ‘enter’
(pekerjaan tersebut dilanjutkan/diulang sampai selesai)
6. Muncul tampilan: NO | Conc | ABS
7. Tekan ‘meas’ (2)
8. Ganti kuvet blanko (bagian depan) dengan larutan standar yang pertama
9. Tekan ‘start’ ; maka akan keluar nilai ABS
10. Ganti kuvet dengan larutan standar yang berukutnya, tekan ‘start’, demikian
seterusnya sampai pengukuran selesai
11. Tekan ‘cal. curve’ F1 untuk melihat tampilan kurva kalibrasi
e. Pengukuran Konsentrasi Sampel
1. Tekan ‘return’ sampai kembali ke menu utama ‘Quantitative’
2. Ganti kuvet isi larutan standar (bagian depan) dengan larutan sampel yang akan di
analisis
3. Tekan ‘start’
4. Ulangi pekerjaan tersebut jika larutan sampel lebih dari satu, maka akan muncul
tampilan konsentrasi sampel pada ‘sample table’
f. Mematikan Alat
1. Kosongkan ‘compartement cell’
2. Masukkan kembali silica gel
3. Putar tombol sebelah kanan hingga layar monitor tampak biru
Tabel2. Photometric
Tabel3. Quantitative
VII. MSDS
HCL
o Sifat Kimia dan Fisika
Kafein
o Penanganan
Penghirupan Pindah ke udara segar. Jika pernafasan sulit, personil terlatih harus
memberikan oksigen. Panggil dokter bila gejala muncul atau berlanjut. Dibawah kondisi
normal untuk penggunaan yang dimaksud, bahan ini diharapkan tidak berbahaya bagi
penghirupan.
Kontak kulit Segera bilas kulit dengan banyak air. Tanggalkan pakaian yang
terkontaminasi dan cuci sebelum dipakai kembali. Dapatkan pertolongan medis jika
timbulnya gejala-gejala.
Penelanan Bilas baik-baik dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit dan
periksakan ke dokter.Kontak mata Jika tertelan, bersihkan/bilas mulut dengan air (hanya
jika si penderita masih sadar). Bila bahan tertelan dalam jumlah besar, segera hubungi
pusat pengendali racun. Jangan membujuk muntah tanpa petunjuk pusat pengendali
racun.
VIII. PEMBAHASAN
Kafein tidak bisa larut dalam air tetapi dapat larut dalam HCl, karena HCl bersifat
asam sehingga dapat membuat suasana kafein menjadi asam, kafein dibuat pada suasana
asam karena pada suasana asam panjang gelombang yang dihasilkan kafein maksimum.
Larutan blanko ini juga berfungsi sebagai pengkondisian (pengkalibrasi) agar ketika
pengukuran sampel preaksi yang ditambahkan pada sampel tidak mengubah harga
absorban pengukuran, karena adanya faktor koreksi dengan blanko.
Pada pengukuran sampel yang kami buat, kami membuat satu buah sampel
dimana absorbansinya 0.263305700 dengan konsentrasi 5.6500ppm.
IX. KESIMPULAN
• Prinsip kerja spektrofotometri UV yaitu sumber cahaya yang ada dalam
spektrofotometri akan memancarkan cahaya polikromatis lalu melewati prisma
sehingga menjadi sinar monokromatis yang kemudian dilewatkan pada larutan yang
ada dalam sel kuvet dan larutan akan menyerap sinar dan meneruskan sinar, sinar
yang diteruskan akan terbaca oleh detector dan hasilnya akan terbaca di layar.
X. DAFTAR PUSTAKA
1. Anwar Nur M,1989, ”Teknik Spektroskopi”, Pusat Antar Universitas – Ilmu Hayati
Institut Pertanian Bogor, Bogor,
2. Brink, O.G, Sachri Sobandi, 1984, ”Dasar Ilmu Instrumen”, Bina Cipta, Jakarta.
3. Day RA, Underwood AL, Hudyana Aloysius, 1992, ”Analisis Kimia Kuantitatif”,
edisi-5, Erlangga, Jakarta.
4. Khopkar, S.M, Saptorahardjo, 1990, ”Konsep Dasar Kimia Analitik”, UI Press,
Jakarta.
5. Pecsok, R.L, at all, Modern Methods of Chemical Analysis, John Willey & Sons,
New York, 1976.
6. Sastrohamidjojo Hardjono, ”Spektroskopi Ultra Violet dan Terlihat”, Laboratorium
Analisa Kimia/Fisika Pusat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
7. Skoog, D.A, Principles of Instrumental Analysis, Rinehart and Winston Inc, New
York.
XI. LAMPIRAN