Anda di halaman 1dari 8

BIOPOKO (Biodegradable Polybag Kompos dari Tandan Kosong Kelapa Sawit): Solusi

Pencemaran Tanah Ramah Lingkungan Pengganti Polybag Konvensional


 

Dosen Pengampu :
Dr. Margono, S.T., M.T.

Disusun oleh:
Kelompok 1
Ibnu Tryansar Purba I0520048
Sabela Sanata Ramadhani I0520098

TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2023
PENGESAHAN PROPOSAL LOMBA RISET SAWIT
1. Judul Riset : BIOPOKO (Biodegradable Polybag
Kompos dari Tandan Kosong Kelapa
Sawit): Solusi Pencemaran Tanah
Ramah Lingkungan Pengganti Polybag
Konvensional
2. Bidang Riset : Penangan Limbah/Lingkungan
3. Ketua Pelaksana :
a. Nama Lengkap : Ibnu Tryansar Purba
b. NIM : I0520048
c. Jurusan : S-1 Teknik Kimia
d. Universitas/Institusi : Universitas Sebelas Maret
e. Alamat Rumah dan No Tel/Hp : Jl. Antariksa I, Gg. Mars RT 03/RW 17,
Ngoresan, Jebres, Surakarta
(089527506776)
f. Alamat Email : tryansaribnu@student.uns.ac.id
4. Nama Anggota : Sabela Sanata Ramadhani
5. Jangka Waktu Pelaksanaan : 9 bulan

Surakarta, 25 Februari 2022


Mengetahui, Yang Menyatakan
Dosen Pengampu
Mata Kuliah Metodologi Penelitian

(Dr. Margono, S.T., M.T.) (Ibnu Tryansar Purba)


I0520048
ABSTRAK
Penggunaan polybag sangat populer di kalangan petani maupun masyarakat sebagai
wadah pembibitan pada salah satu proses dalam aktivitas pertanian dan perkebunan. Polybag
yang kini digunakan berasal dari minyak bumi dan tidak dapat terurai sehingga menyebabkan
masalah lingkungan seperti penimbunan plastik di lahan tanam, mengganggu pertumbuhan
tanaman, serta proses degradasi yang lama. Di sisi lain, Indonesia memiliki komoditas unggulan
berupa kelapa sawit yang produksinya terus mengalami peningkatan tiap tahun. Peningkatan
tersebut beriringan dengan meningkatnya jumlah limbah kelapa sawit. Limbah tandan kosong
kelapa sawit merupakan limbah dengan komposisi terbesar dengan kandungan selulosa yang
sangat potensial untuk dijadikan biopolybag.  Biopolybag merupakan wadah pembibitan yang
mampu terurai dalam tanah. Sifat biopolybag yang dapat terdegradasi mampu meningkatkan
efisiensi pemindahan ke lahan karena biopolybag dapat ditanam langsung ke dalam tanah serta
dapat menjadi pupuk kompos setelah terdegradasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui cara pembuatan biopolybag dengan variasi yang optimal dengan bahan pati,
CaCO3, dan selulosa asetat dari TKKS. Pada penelitian ini biopolybag dibuat melalui metode
solution casting dan pencetakan dengan film maker dengan menambahkan CaCO3 untuk
meningkatkan kekuatan, ketahanan, dan permeabilitas air dan pati jagung sebagai polimer
alami serta arang hasil gasifikasi cangkang sawit sebagai pewarna alami dan penambah nutrisi.
Kualitas dari biopolybag dapat diketahui dengan melakukan pengujian yang meliputi uji
kerapatan, uji pH, uji daya serap air, uji kuat tarik, uji biodegradabilitas, uji pertumbuhan
tanaman, uji kadar nitrogen, uji SEM, dan uji FTIR. Dengan adanya inovasi bio polybag
berbahan dasar TKKS ini diharapkan mampu mengurangi pemakaian polybag konvensional
sebagai wadah pembibitan. Keberhasilan riset ini ditunjukkan dengan data, yang nantinya
diharapkan mampu digunakan dalam produksi Bio polybag skala komersial.

Kata kunci: Biopolybag, Tandan kosong kelapa sawit (TKKS), CaCO3, Sorbitol, Solution
casting.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................i
PENGESAHAN PROPOSAL LOMBA RISET SAWIT................................................ii

DAFTAR TABEL..........................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................vi

ABSTRAK..................................................................................................................vii

BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................................1

I.1. Latar Belakang...............................................................................................1

I.2. Rumusan Masalah.........................................................................................2

I.3. Tujuan Penelitian...........................................................................................2

I.4. Urgensi Penelitian.........................................................................................3

I.5. Target Penelitian...........................................................................................3

I.6. Luaran Penelitian..........................................................................................3

I.7. Manfaat Penelitian.........................................................................................3


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini plastik bukanlah barang baru dalam kehidupan sehari-hari.
Karakteristik plastik yang stabil, tahan air, ringan, transparan, ringan, fleksibel, dan kuat,
membuat barang ini banyak dipakai di berbagai aktivitas, salah satunya adalah polybag
sebagai media tanam. Saat ini, penggunaan polybag sangat populer di kalangan petani
maupun masyarakat sebagai wadah pembibitan pada salah satu proses dalam aktivitas
pertanian dan perkebunan. Polybag merupakan barang yang terbuat dari polietilena yang
berfungsi untuk menjaga nutrisi kebutuhan tanaman pada tahap pembibitan untuk
menghasilkan keseragaman pertumbuhan dan bibit yang berkualitas. Fungsi tersebut
menjadikan polybag banyak diproduksi di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian
Kehutanan, pada tahun 2003 - 2008 sekitar 2,8 miliar bibit tanaman kehutanan dari
berbagai jenis telah ditanam di lapangan untuk merehabilitasi hutan dan lahan yang
terdegradasi. Sedangkan, untuk produksi bibit sebanyak itu dibutuhkan 7.119 ton
polybag (Budi, 2012). Kenyataannya, polybag yang kini digunakan berasal dari minyak
bumi dan tidak dapat terurai. Hal itu menyebabkan masalah lingkungan seperti
penimbunan plastik di lahan tanam, mengganggu pertumbuhan tanaman, dan proses
degradasi yang lama. 
Saat ini, kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan di Indonesia
karena kontribusinya terhadap ekonomi nasional. Berdasarkan data dari Direktur Jenderal
Perkebunan Republik Indonesia, jumlah produksi kelapa sawit pada tahun 2019 hingga
2021 sebesar 47,12 juta ton; 48,29 juta ton; dan 49,71 Juta ton. Sejalan dengan
peningkatan produksinya dari tahun ke tahun menyebabkan terjadi peningkatan volume
limbahnya. Diketahui setiap pengolahan 1 ton kelapa sawit akan menghasilkan limbah
berupa tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebanyak 23% atau 230 kg, limbah cangkang
(shell) sebanyak 6,5% atau 65 kg, wet decanter solid (lumpur sawit) 4% atau 40 kg,
serabut (fiber) 13% atau 130 kg serta limbah cair sebanyak 50% (Haryanto, 2014).
Pengolahan limbah tandan kosong kelapa sawit saat ini belum dilakukan secara optimal.
Padahal, kandungan selulosa yang terkandung dalam TKKS sangat potensial untuk
dijadikan biopolybag. 
Biopolybag merupakan wadah pembibitan yang mampu terurai dalam tanah. Sifat
biopolybag yang dapat terdegradasi mampu meningkatkan efisiensi pemindahan ke lahan
karena biopolybag dapat ditanam langsung ke dalam tanah. Biopolybag dapat disintesis
menggunakan pati jagung, pati biji durian, pati singkong, dan pati ubi jalar (Corniwanti,
dkk., 2014; Kristiani., 2015; Lazuardi dan Sari., 2013; Ardiansyah., 2011). Pati yang
digunakan pada pembuatan biopolybag ini adalah pati jagung. Disamping itu, TKKS
memiliki kandungan selulosa 57,8%; hemiselulosa 21,2%; dan lignin 22,8%. Dengan
kandungan selulosa yang cukup tinggi tersebut, tanaman kelapa sawit memiliki potensi
yang besar menjadi bahan dasar biopolybag. Hasil isolasi selulosa TKKS dapat
dimodifikasi menjadi selulosa asetat. Selulosa asetat mempunyai nilai komersil yang cukup
tinggi sebab karakteristik fisik dan optiknya yang sangat baik sehingga dapat
diaplikasikan untuk plastik, film dan membran. Selulosa asetat berguna karena bersifat
termoplastis serta memiliki kestablian dan ketahanan yang baik pada bentuk lapisan
plastiknya (Wahyusi dkk., 2017). Biopolybag dari selulosa asetat memiliki sifat
biodegrable hingga 67% dalam waktu 2-3 minggu (Puls J., 2011). Oleh karena itu,
penelitian ini menggunakan bahan baku TKKS karena kandungan selulosanya tinggi
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengganti serat sintesis yang lebih ramah
lingkungan.
Namun, biopolybag yang terbuat daru pati jagung dan selulosa asetat masih
memiliki karakteristik yang buruk, yaitu rapuh, mudah untuk menyerap air, dan kaku.
Oleh karena itu ditambahkan CaCO3 untuk meningkatkan kekuatan, ketahanan, dan
permeabilitas air dan arang sebagai zat warna alami dan nutrisi bagi bibit. Sementara itu,
juga ditambahkan plasticizer berupa sorbitol diperlukan dalam biopolybag ini agar material
yang dihasilkan tidak kaku dan elastis. Penggunaan sorbitol sebagai plasticizer diketahui lebih
efektif sehingga dihasilkan plastik dengan permeabilitas oksigen yang lebih rendah apabila
dibandingkan dengan gliserol (Widyaningsih, 2012). Diharapkan dengan adanya inovasi ini,
mampu mendapatkan biopolybag dengan kelenturan yang sesuai SNI serta mampu
menutrisi pertumbuhan bibit. Teknik menghilangkan kandungan lignin dan hemiselulosa
yang terkandung pada TKKS adalah dengan delignifikasi. Sehingga perlu dipisahkan
terlebih dahulu, sebelum proses pembuatan bio plastik. Proses perlakuan fiber alam
dilakukan untuk memperbaiki sifat mekanik pada material dengan memperbaiki ikatan
antar muka pada fiber alam, mengekspos permukaan serat selulosa, serta meningkatkan
indeks kristalinitas serat.

I.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penulisan proposal ini adalah
1. Masih banyaknya limbah tandan kosong kelapa sawit yang belum
dimanfaatkan secara maksimal dan besarnya limbah polybag konvensional
yang tidak bisa terurai dalam tanah.
2. Belum ditemukannya inovasi bahan tambahan yang tepat untuk meningkatkan
sifat fisik, mekanik, dan biodegradabilitas biopolybag dari tandan kosong kelapa
sawit.
3. Belum ditemukannya bahan kombinasi yang tepat untuk meningkatkan
kualitas biopolybag sebagai kompos

I.3. Tujuan Penelitian


1. Membuat bio polybag berbasis selulosa dari tandan kosong kelapa sawit.
2. Mengetahui karakteristik fisik, mekanik, dan biodegradabilitas biopolybag.
2. Mengetahui karakteristik fisik, mekanik, dan biodegradabilitas biopolybag.

I.4. Urgensi Penelitian


Mengingat banyaknya penggunaan polybag yang berdampak buruk bagi
lingkungan maka penelitian ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Menawarkan solusi dengan membuat biopolybag berbasis selulosa dari tandan kosong
kelapa sawit sebagai wadah bibit yang aman, berkualitas, dan ramah lingkungan. 

I.5. Target Penelitian


1. Terciptanya biopolybag dari TKKS yang berkualitas dari karakteristik dan
fungsionalnya.
2. Terciptanya biopolybag yang tidak hanya sebagai wadah bibit, tetapi juga
kompos bagi pertumbuhan bibit.

I.6. Luaran Penelitian


Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah terciptanya bio polybag
berbasis selulosa dari tandan kosong kelapa sawit sebagai teknologi pengolahan limbah
kelapa sawit sehingga dapat mendukung kemajuan industri sawit di Indonesia. 

I.7. Manfaat Penelitian


1. Menghasilkan biopolybag yang ramah lingkungan.
2. Mengurangi pemakaian plastik konvensional.
3. Membantu pertumbuhan bibit yang ditanam pada biopolybag.

Anda mungkin juga menyukai