Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 28 No 2. Tahun 2017 Hal.

94-100

REKAYASA KOLOM ADSORPSI DAN ADSORBEN DARI LIMBAH


SERBUK BESI UNTUK PEMURNIAN BIOGAS DARI
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT
ENGINEERING OF ABSORPTION COLUMN AND THE ADSORBENT FROM FERRO
POWDER WASTE FOR PURIFICATION THE BIOGAS FROM
PALM OIL MILL EFFLUENT

Siti Masriani Rambe dan Edwin Harianto Sipahutar


Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan
Jl.Sisingamangaraja No.24 Medan
e-mail: siti_masriani@yahoo.com

Diterima: 31 Mei 2017; Direvisi: 27 Juni 2017 - 21 November 2017; Disetujui: 22 Desember 2017

Abstrak
Telah dilakukan rancang bangun kolom adsorpsi dengan menggunakan serbuk besi sebagai adsorben untuk
pemurnian biogas dari pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS). Tahap awal pembuatan kolom
adsorpsi sebagai kolom purifikasi biogas dan ukuran adsorben dengan mempertimbangkan karakter LCPKS dan
gas H2S yang akan di serap. Pemurnian biogas dilakukan pada alat kolom adsorpsi dan kolom di isi dengan
adsorben. Penetapan dimensi kolom adsorpsi telah mempertimbangkan massa jenis gas dan jumlah gas yang
akan dimurnikan. Tahap selanjutnya adalah proses pembuatan adsorben dari limbah serbuk besi dimana bahan
adsorben yang digunakan bersumber dari industri permesinan di Sumatera Utara. Limbah serbuk besi diannealing
terlebih dahulu melalui perlakuan panas yang menjadi variasi penelitian yaitu suhu 800°C, 900°C dan 1000°C dan
ketebalan adsorben 1 cm dan 2 cm. Masing-masing adsorben yang telah selesai diannealing, diuji dengan
memasukkan adsorben pada kolom adsorpsi. Uji aplikasi dilakukan dengan mengalirkan biogas ke kolom adsorpsi
yang telah diisi dengan adsorben limbah serbuk besi. Hasil uji aplikasi menunjukkan bahwa pada adsorben yang
lebih tinggi penyerapan nya adalah pada suhu 1000°C dan ketebalan 2 cm, dimana penurunan gas H2S mencapai
42.1%.

Kata kunci: Biogas, Adsorpsi, Adsorben, Limbah Serbuk Besi, Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit

Abstract
It was conducted to engineering the adsorption column by using ferro powder waste as adsorbent to removal the
H2S content of biogas from Palm Oil Mill Effluent. The first step it was conducted to calculated the adsorption
column as purification column by character Palm Oil Mill Effluent (POME) considering. Further, is was conducted
to annealed the ferro powder from industrial waste workshop in north Sumatera. Thus, it was conducted to annealed
with temperature variation (800°C, 900°C and 1000°C) and the thick adsorbent (1 cm, 2 cm).The result shows that
each adsorbent product is tested by applied of using direct that puts in the adsorbent column. Applied research
is conducted by flowing biogas trought column that the adsorbent is alreadyin the column. Temperature condition
and the width of adsorbent was effecting of adsorption the H2S biogas and the optimal condition are 1000°C
temperature and 2 cm of width adsorbance

Keywords: Biogas, Adsorption, Adsorbent, Ferro powder Waste, Palm Oil Mil Effuent

PENDAHULUAN (RON) sekitar 130 (Tippayaong et al.,


Sebagai sebuah negara agraris, 2011). Penggunaan biogas yang sangat
Indonesia mempunyai potensi biogas yang potensial sebagai sumber energi dalam
sangat besar tetapi hanya sedikit dari mesin memiliki persyaratan yaitu rendah
potensi ini yang sudah dimanfaatkan. Hal kandungan gas H2S dan CO2 nya.
ini dirasakan menjadi kelemahan Penurunan gas H2S dan CO2 dapat
pengembangan biogas di sektor industri dilakukan melalui absorpsi air,
khususnya industri PKS. Besarnya penggunaan bahan kimia dan secara
kandungan bahan organik dalam Limbah biologi (Boateng et al., 2009) namun
Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) masing-masing sistem pemurnian masih
berpotensi untuk diolah menjadi biogas. memiliki kelemahan.
Potensi LCPKS menjadi biogas diperoleh Komposisi CO2 dalam biogas dapat
sekitar 2,4–2,8 liter biogas untuk setiap liter menurunkan energi/power dari biogas dan
LCPKS (Irvan, 2010). Biogas mempunyai sedangkan H2S akan mengakibatkan sifat
nilai kalor sekitar 23 MJ/m3 dan nilai oktan corrosive (Ray N.H.S, 2013). Jumlah CO2

94
Siti M Rambe Rekayasa Kolom Adsorpsi dan Adsorben dari Limbah Serbuk Besi Untuk Pemurnian Biogas
Edwin H Sipahutar dari Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit

dan H2S diharapkan dibawah 1% Beberapa peneliti tersebut masih


keberadaannya dalam biogas (Divyang, banyak menggunakan bahan kimia
2016). Jumlah gas metan yang optimal sebagai adsorben dimana bahan kimia
dalam biogas adalah lebih kurang 90% tersebut masih memilki efek samping.
agar dapat di aplikasikan pada sebagai Selain pertimbangan efek samping juga
sumber energi atau bahan bakar (Smieja et perlu biaya untuk pengadaan bahan baku
al., 2014). material adsorben. Oleh sebab itu peneliti
Peneliti terdahulu telah melakukan pada tahun 2016 melakukan penelitian
pemanfaatan limbah serbuk besi dapat pembuatan adsorben dari limbah serbuk
digunakan sebagai penyerap gas H 2S. besi untuk pemurnian biogas yang telah
Maia et al., 2014 memaparkan bahwa diperoleh dari LCPKS.
mekanisme reaksi penyerapan oleh serbuk Permasalahan pada penelitian ini
besi meliputi adanya endapan unsure S adalah biogas yang dihasilkan masih
pada adsorben dengan reaksi pada mengandung gas H2S dan CO2 dimana gas
persamaan 1 dan 2. tersebut berpengaruh jika digunakan
sebagai sumber bahan bakar pada mesin
H2S (g) → H2S ( aq) ………………….(1) diesel. Limbah serbuk besi yang ada dalam
H2S (aq) + 2Fe3+chelate → S↓ + 2H+ + 2Fe2+chelate...(2) industri belum dimanfaatkan oleh industri
sehingga dalam penelitian ini perlu dikaji
Reaksi 1 dan 2 memperlihatkan adanya
sejauh mana limbah serbuk besi dapat
endapan pada unsur S sehingga terlepas
dimanfaatkan untuk menyerap gas H2S
dari ikatan Hidrogen nya. Metode
dalam biogas.
penyerapan gas dapat juga dilakukan
Tujuan penelitian adalah untuk
dengan metode proses kering dimana gas
mengetahui jumlah gas H2S yang terserap
H2S dapat dikonversikan menjadi besi (III)
dalam biogas dengan menggunakan
hidroksida atau besi (III) oksida dan air
peralatan kolom adsorpsi dan adsorben
dapat diperlihatkan pada persamaan 3 dan
yang telah didesain.
4 (Negara et al., 2012). Dari reaksi tersebut
diharapkan pada uji aplikasi adsorben,
BAHAN DAN METODE
diperoleh jumlah gas H2S akan berkurang
setelah melewati kolom adsorben yang
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
telah berisi lempengan serbuk besi yang
Maret hingga Desember 2016 di
telah dilunakkan.
Laboratorium Baristand Industri Medan.
2 Fe(OH)3 + 3H2S → Fe2S3 + 6H2O…………….(3)
Fe2O3 + 3 H2S → Fe2S3 + 3 H2O…………….(4) Bahan
Dalam penelitian ini bahan yang
Apriyanti, 2012 melakukan proses digunakan adalah biogas, melalui proses
pemurnian biogas dengan menggunakan pembuatan biogas dari limbah cair pabrik
zeolit untuk mengadsorpsi CO2 dan kelapa sawit (LCPKS) yang berasal dari
diperoleh nilai penurunan nya mencapai Pabrik Kelapa Sawit Adolina milik PTPN IV
18,70%. Selain gas CO2, gas H2S juga Lubuk Pakam. Limbah serbuk besi hasil
dapat diserap dengan menggunakan zeolit limbah dari industri pengelasan dan
alam (Listyono et al., 2012), dimana proses pembubutan yang ada di Sumatera Utara.
pembuatan adsorben dari zeolit dilakukan
dengan menggunakan pretreatment. Alat
Penyerapan biogas dengan metode Proses pemurnian biogas
metode basah juga banyak dilakukan menggunakan peralatan kolom adsorpsi
beberapa peneliti terdahulu meliputi dimana dimensi/spesifikasi dan proses
pemurnain biogas menggunakan bahan penggunaan peralatan diperoleh setelah
kimia NaOH, CuSO4, dan Ferro Sulfat pada dilakukan perhitungan dengan basis laju
kolom sistem continue namun memiliki alir dan jenis gas yang akan diserap dan
kelemahan dimana masih menimbulkan mengacu berbagai tabel referensi.
efek samping dari proses (Aditya, 2012). Beberapa peralatan yang digunakan untuk

95
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 28 No 2. Tahun 2017 Hal. 94-100

pengujian meliputi H2S meter, Furnace dan 3. Uji coba peralatan kolom adsorpsi
Gasmeter. dengan menggunakan adsorben.

Metode Penelitian Prosedur uji aplikasi dilakukan dimana


adsorben yang telah di-annealing,
Prosedur yang dilakukan dalam dipasang pada kolom adsorpsi yang telah
penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu: dihubungkan pada serangkaian peralatan
1. Melakukan perancangan dan pembuatan biogas (Gambar 2 a.b).
perhitungan peralatan, mendesain dan Penggunaan adsorben pada kolom
merangkai peralatan adsorpsi. adsorpsi dilakukan dengan variasi
Rekayasa kolom adsorpsi meliputi ketebalan adsorben yaitu 1 cm dan 2 cm.
proses perhitungan alat/kolom adsorpsi
sekaligus proses perangkaian alat
sesuai dengan hasil perhitungan.
Proses pemurnian biogas dari LCPKS
dengan metode adsorpsi yang
berbahan limbah serbuk besi dapat
dilakukan dengan proses perhitungan
dimensi dan spesifikasi awal kolom.
2. Pembuatan adsorben dari limbah
serbuk besi. Pembuatan adsorben dari
limbah serbuk besi dilakukan melalui
annealing /pelunakan dengan perlakuan (a) Kolom Adsorpsi (b)Proses
variasi suhu yaitu 800°C, 900°C dan pengisian adsorben
1000°C dengan waktu masing-masing dalam kolom
30 menit (gambar 1). Serbuk besi yang adsorpsi
digunakan sebagai adsorben adalah
serbuk besi sisa dari pengelasan dan Gambar 2. Aplikasi adsorben pada kolom
pembubutan UD. Rahayu di Medan. adsorpsi
Serbuk besi sisa pembubutan saat ini
belum dioptimalkan. HASIL DAN PEMBAHASAN

Rekayasa Kolom Adsorpsi


Proses penetapan dimensi reaktor
dilakukan dengan studi literatur yang
tertera pada tabel referensi (Towler dan
Ray, 2008) dan diperoleh hasil sebagai
berikut; Kolom adsorpsi berfungsi sebagai
. menyerap gas H2S dengan bentuk silinder
(a) Serbuk besi yang telah dibentuk dan berbahan galvanis. Laju alir biogas
yang dimurnikan adalah 100 liter/hari
dengan densitas gas H2S adalah 1,36
kg/m3. Untuk memperoleh laju alir volume
diperoleh melalui perkalian densitas dan
laju alir massa sehingga laju alir volume
diperoleh 0,05712 m 3/jam. Penentuan luas
penampang kolom diperoleh dengan
(b)Proses pelunakan sesuai variasi temperatur
membagikan antara laju alir massa dengan
(800, 900 dan 1000oC) laju alir volume dibagi dua, hasil nya
diperoleh 0.3176 m 2 dan diameter
Gambar 1. Tahapan proses rekayasa diperoleh 0,3628 m. Setelah diperoleh
adsorben dari serbuk besi
tinggi dan jumlah tahapan teoritis maka

96
Siti M Rambe Rekayasa Kolom Adsorpsi dan Adsorben dari Limbah Serbuk Besi Untuk Pemurnian Biogas
Edwin H Sipahutar dari Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit

diperoleh panjang kolom sebenarnya yaitu memperlihatkan hasil rangkaian peralatan


4,02 m. Sehingga diperoleh jari jari kolom instrumentasi yang telah dilengkapi pada
adsorpsi 0,18 m, tebal dinding kolom 3 mm kolom adsorpsi.
dan tekanan teoritis 0,012 bar.
Dimensi dan spesifikasi kolom Rekayasa Adsorben dari Limbah serbuk
adsorpsi telah diperoleh kemudian Besi
dilanjutkan dengan proses perangkaian Pada Gambar 4 adalah hasil
peralatan (Gambar 3.a). Peralatan pelunakan serbuk besi pada suhu 800°C,
dilengkapi dengan alat ukur instrumentasi 900°C dan 1000°C untuk dapat digunakan
sebagai adsorben. Untuk mengetahui
untuk mengetahui jumlah biogas, gas H2S
performance dari hasil pelunakan,
dan gas metan yang telah ada. Sebelum adsorben yang dihasilkan tidak dilakukan
dan sesudah melewati alat kolom adsorpsi uji kualilitatif akan tetapi dilakukan uji
di lengkapi alat instrumentasi (H 2S meter) aplikasi tehadap gas yang akan diserap.
untuk mengetahui jumlah gas H2S yang Adsorben dari serbuk besi yang siap untuk
terserap oleh adsorben. Gambar 3.b. dilakukan uji aplikasi pada kolom
adsorben.

(a) (b)
Gambar 3. a.Hasil rekayasa dan rangkaian kolom adsorpsi gas H2S dari biogas
b. Kolom adsorpsi dilengkapi biogasmeter, methanemeter dan H2S meter

(a) variasi suhu 800°C (b)variasi suhu 900°C (c) variasi suhu 1000°C

Gambar 4.Hasil proses pelunakan adsorben untuk ketiga variasi penelitian.

97
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 28 No 2. Tahun 2017 Hal. 94-100

Uji Desain Kolom Adsorpsi dan biogas adalah LCPKS PT. Adolina
Adsorben menurunkan H2S dalam Perbaungan. Rangkaian peralatan proses
Biogas pembuatan biogas telah dirangkai
langsung dengan kolom adsorpsi yang
Uji aplikasi kolom adsorpsi dan dirancang. Pengaturan laju alir biogas yang
adsorben dilakukan untuk mengetahui akan diserap dilakukan dengan
performance adsorben dan kolom menggunakan sistem valving control.
adsorben yang di rangkai. Biogas diperoleh Peralatan instrumentasi telah dilengkapi
dari hasil pengolahan pembuatan biogas dengan biogas meter, methanemeter dan
dengan menggunakan sistem Anaerobic H2S meter sebgaai indikator untuk
Baffle Reactor (ABR) dimana sumber memperoleh data penyerapan.
limbah sebagai bahan baku pembuatan

11
10 Suhu 800 oC
Jumlah H2S (ppm)

9 Suhu 900 oC
8 Suhu 1000 oC
7
6
5
4
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Waktu (menit)

(a) Ketebalan 2 cm
11
10 Suhu 800 oC
Jumlah H2S (ppm)

Suhu 900 oC
9
Suhu 1000 oC
8
7
6
5
4
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Waktu (menit)

(b) Ketebalan 1 cm

Gambar 5. Proses Penyerapan H2S dengan variasi Suhu dan ketebalan

Suhu merupakan faktor penting dalam limbah perlu dilakukan proses pemanasan
proses degradasi/ penyisihan unsur lain yaitu dengan variasi suhu 800°C, 900°C
dalam serbuk besi. Serbuk besi sebagai dan 1000°C dengan waktu 30 menit.
sisa pembubutan masih berisikan berbagai Proses annealing untuk metoda secara
macam komponen sebab limbah sisa konvensional biasanya dilakukan pada
pembubutan tersebut berasal dari berbagai suhu 700°C - 1100°C (Yoo et al., 2007).
macam tipe besi. Untuk menyisihkan Tujuan annealing disini adalah untuk
komponen non besi yang ada dalam menghilangkan impurities yang dalam

98
Siti M Rambe Rekayasa Kolom Adsorpsi dan Adsorben dari Limbah Serbuk Besi Untuk Pemurnian Biogas
Edwin H Sipahutar dari Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit

serbuk besi sehingga yang diperoleh dengan adsorben limbah serbuk besi.
adalah ferro yang ada dalam serbuk. Untuk mengetahui performansi dari
Selama proses ini serbuk besi akan adsorben dilakukan variasi penggunaan
bereaksi dengan oksigen membentuk besi ketebalan adsorben yaitu 1 dan 2 cm. Hasil
oksida (Fe2O3) dan jika saat proses uji coba menunjukkan bahwa pada
oksidasi terdapat uap air maka akan adsorben yang lebih tinggi penyerapan
membentuk iron bog ore (Fe(OH)3). Baik terhadap gas H2S adalah pada suhu
(Fe2O3) maupun (Fe(OH)3) sangatlah 1000°C dan ketebalan 2 cm, dimana
reaktif terhadap H2S, dengan demikian penurunan gas H2S mencapai 42,1%.
(Fe2O3) maupun (Fe(OH)3) dapat bereaksi
dengan H2S yang terdapat dalam biogas SARAN
ketika biogas mengalir melewati alat
purifikasi (Negara et al.,2012). Uji aplikasi Perlu dilakukan penelitian dengan
dapat dilihat pada gambar 5, dimana gas menngunakan limbah lain untuk menyerap
H2S pada ketiga variasi suhu penelitian gas impurities lain, tanpa menggunakan
dapat terserap. bahan kimia yang dapat berdampak
Dari gambar 5.a.b memperlihatkan uji terhadap lingkungan diakhir proses.
kinerja adsorben dalam menyerap H 2S
dalam biogas untuk ketiga variasi suhu dan UCAPAN TERIMA KASIH
dua variasi ketebalan penggunaan
adsorben tidak begitu signifikan Ucapan terimakasih kepada Baristand
perbedaannya. Dari ketiga variasi suhu Industri Medan yang telah membiayai
tersebut diperoleh bahwa pada proses kegiatan penelitian ini. Ucapan terima
pelunakan adsorben yang dilakukan pada kasih Peneliti/Perekayasa serta analis
suhu 1000°C lebih baik dari pada 800°C yang terlibat dalam pengujian sehingga
maupun 900°C. Hal ini disebabkan masih penelitian ini dapat di selesaikan.
ada impurities yang ada dalam adsorben
yang akan menghalangi terjadinya reaksi DAFTAR PUSTAKA
Fe (besi murni) dengan H2S. Sedangkan
pada variasi ketebalan juga sangat Aditya, Kusuma, Pricilia Melisa dan Agus
berpengaruh. Pada suhu 1000°C dengan Hadiarto. (2012), Pemurnian Biogas
variasi ketebalan 1 cm dan menit ke-20 dari Kandungan H2S dengan NaOH,
diperoleh 8 ppm sedangkan pada CuSO4 dalam packed Column secara
ketebalan 2 cm diperoleh 5,3 ppm. Selisih Kontinyu. Jurnal Teknoogi Kimia dan
Industri. 1(1)
perbedaan diperoleh 2,7 ppm. Untuk
Al Mamum Muhammad Rashed, Shuichi Torii.
parameter H2S angka 2,7 ppm sangat (2015). Removal of Contaminant
berpengaruh pada aplikasi untuk mesin Gases from Biogas by Chemical
yang berbahan bakar biogas. Sehingga Purificatin Processes. IPASJ
dari variasi ketebalan dan suhu pada International Journal of Mechanical
penelitian ini kondisi paling optimal adalah Engineering (IIJME). 3(10). ISSN
pada suhu 1000°C dan ketebalan 2 cm. 2321-6441.
Apriyanti Eny. (2012). Adsorpsi CO2
KESIMPULAN menggunakan Zeolit: Aplikasi pada
Pemurnian Biogas. Jurnal Universitas
Pandanaran. 10(23).
Penetapan dimensi kolom adsorpsi dapat
Boateng ofori, E.M Kwofie. (2009). Water
mempertimbangkan massa jenis gas dan Scrubbing: Abetter Option for Biogas
jumlah gas yang akan dimurnikan. Bahan Purification for Effective Storage. World
adsorben yang digunakan bersumber dari Applied Science Journal 5: 122-125.
limbah serbuk besi dari industri ISSN 1818-4952.
permesinan di Sumatera Utara dapat Deublein, D. dan Steinhauster, A. (2008).
diannealing melalui perlakuan panas yaitu Biogas from Waste and Renewable
suhu 800°C, 900°C dan 1000°C. Uji Resources. An Introduction. WILEY-
aplikasi dilakukan dengan mengalirkan VCH Verlag Gmbh & Co. KgaA.
biogas ke kolom adsorpsi yang telah diisi Weinheim.

99
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 28 No 2. Tahun 2017 Hal. 94-100

Hamidi, Nurkholis, I.N.G. Wardana, dan N.H.S Rays, MK Mohanty, RC Mohanty.


Denny Widhiyanuriyawan. (2011). (2013). A Study on Application of
Peningkatan Kualitas Bahan Bakar Biogas as Fuel in Compression Ignition
melalui Proses Pemurnian dengan Engineering. International Journal of
Zeolit Alam. Jurnal Rekayasa Mesin. Innovation in Engineering and
2(3). Technology (IJIET). 3. Issued 1
Hery Achmad Fauzan, Zamzami Septieropa, October 2013. ISSN: 2319-1053.
Selly Rainsyah dan Faizal Romadhi. Paolo Cosoli, Marco Ferrone, Sabrina Pricl,
(2011). Pemanfaatan Maurizio Fermeglia. (2008). Hydrogen
Biogas/Landfillgas sebagai bahan sulphide removal from biogas by
bakar Mesin Bensin 1 Silinder 4 zeolite adsorption Part I. GCMC
Langkah. Jurnal Teknik Industri. 12(2). molecular simulations. Chemical
Agustus 2011;162-168 Engineering Journal. Elsevier.
Irvan, Bambang Trisakti, Vivian Wongistani Pulkrabek, Willard W. (1997). Engineering
dan Yoshimasa Tomiuchi. (2012). Fundamentals Of The Internal
Methane from Digestion of Palm Oil Mill Combustion Engine. Prentice Hall.
Effluent (POME) in a Thermofilic New Jersey.
Anaerobic Reactor. International Slawomir Wierzbicky. (2012). Biogas As a
Journal of Science and Engineering. Fuel For Diesel Engines. Olsztyn.
3(1): 32-35. Svenskt Gastekniskt Center AB. 2012. Basic
J.I Huertas, N. Giraldo and S Izquirerdo Data On Biogas. 2nd edition. Sweden.
(2011). Removal of H2S and CO2 from Smieja Michael, Slawoir Wierzbicki. (2014).
biogas by Amine Absorpsion” Influence of Content of Methane in
Automotive Engineering Research Biogas on Emission of Toxic Substances
Centre-CIMA of Technology. Mexico. in Diesel Engine Supplied With Bifuel.
Kementerian Perindustrian (2011). Booklet The 9th Conference Environmental
Hilirisasi Industri Kelapa Sawit. Engineering. Poland.
Kementerian Perindustrian, Jakarta. Tippayawong, N. Promwungkwa, A.
Diakses http://kemenperin.go.id/ pada Rerrkriangkrai. (2011). Long Term
tanggal 22 Mei 2012. Operation of a small biogas/diesel dual-
Listyowati Anggraini F.P., Wirakartika M.,S.R. fuel engine for on-farmelectricity
Juliastuti dan nunik Hendrianie. (2012). generation. Chiang Mai
Penurunan Kadar CO2 dan H2S pada University.Thailand.
biogas dengan metode adsorpsi Towler Gavin dan Ray Sinnott, 2008.
menggunakan zeolit alam. Jurnal Chemical Engineering Design.
Teknik Pomits. 1(1). Principles, Practice and Economic of
Maiya Djeine C Schiavon, Fernando H Plant and Process Design, Elsevier Inc,
Cardoso, Lercio M Frare, Marcelino L ISBN 13:978-0-7506-8423-1.
Gimenes, Nehemias C Pereira. (2014). Yoo Dongsun, Ilgon Kim, Sangsoo Kim,
Purification of Biogas for Energy Use. Chang Hie Hahn, Changyu Lee, Seongjin
Chemical Engineering Transactions. Cho. (2007). Effects of annealing
AIDIC The Italian Association of temperature and method on structural
Chemical engineering. ISSN 2283- and optical properties of TiO2 films
9216. prepared by RF magnetron sputtering at
Negara, K.M.T, Tjokorda G.T.N, I Made S, I room temperature. Applied Surface
ketut A.A, Dewa N.K.P.N, I Wayan S, Science, ScienceDirect. Elsevier.
A.A.I.A.sri K. (2012). Pemurnian
Biogas dari Pengotor Hidrogen
Sulfida(H2S) dengan Memanfaatkan
Limbah Geram Besi Proses
Pembubutan, Jurnal Energi dan
Manufaktur. 5(1). Oktober 2012:1-97

100

Anda mungkin juga menyukai