Anda di halaman 1dari 7

s

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI:


Teknologi Pengolahan Limbah Gas
Nur Hidayat
Tek. Industri Pertanian, Fak. Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
Email : nhidayat@ub.ac.id

1. PENDAHULUAN 4. MACAM DAN SUMBER LIMBAH GAS


1.1. Teori dasar dan Contoh 5. PEMANFAATAN LIMBAH
MODUL

6
1.2. Tujuan 5.1. Limbah kepiting
1.3. Definisi 5.2. Limbah tekstil
2. PEMURNIAN LIMBAH GAS
3. PENGOLAHAN LIMBAH GAS

1. PENDAHULUAN
1.1. Teori Dasar dan Contoh Minggu 07
Permasalahan limbah
gas sebagai buangan gas
industri sering muncul

SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT


karena lokasi
pemukiman dan industri
berkembang sedemikian
rupa sehingga menjadi
saling berdekatan satu
sama lain. Industri akan
mengeluarkan pencemar
udara (gas atau
partikulat) yang spesifik
dengan jumlah dan
komposisi pencemar
tergantung dari bahan
baku, hasil dan proses
industri yang diterapkan. Gambar 1. Strategi pengelolaan limbah.
(SPEED)

Pemakaian energi (bahan bakar minyak dan fosil) dalam


proses industri akan menghasilkan emisi gas buang dalam
bentuk gas dan partikulat, terutama SOx, NOx, CO, CO2,
hidrokarbon dan mungkin Pb. Industri semen akan
menimbulkan pencemaran debu dalam intensitas tinggi
sebagai akibat penggunaan bahan bakunya, industri serat
rayon akan mengemisikan gas H2S yang timbul dari
prosesnya dimana C2S digunakan sebagai bahan baku.
Sebenarnya gas mudah sekali terencerkan di udara
terbuka, namun dengan semakin dekatnya jarak antara
pemukiman penduduk dan lokasi industri maka daerah
pengenceran gas menjadi semakin sempit.
Limbah gas buangan industri yang belum terencerkan hingga
mencapai konsentrasi yang cukup rendah dapat langsung
memasuki lokasi pemukiman dan dapat tercium oleh
penduduk.

Dept. of Agroindustrial
Department Technology
of Agroindustrial Technology
MLLI / Teknologi Pengolahan Limbah Gas Brawijaya University 2012
Dalam waktu yang relatif lama, akumulasi zat-zat kimia gas
buangan dalam saluran pernafasan manusia dapat
membahayakan kesehatan.
Limbah gas buangan industri ada yang berbau atau tidak
berbau dan mengandung senyawa organik maupun
anorganik. Polutan gas ini dapat bersifat sintetis maupun
alami. Klasifikasi pertama terutama meliputi limbah gas
berbau (wangi atau busuk) dari proses industri, misalnya
pada industri flavor sintetik, cat dan zat warna, farmasi dan
obat-obatan, pulp dan kertas, dsb. Komponen berbau dari
senyawa alami terutama dihasilkan oleh industri makanan
seperti pabrik gula, pengolahan coklat, susu, daging, bir,
ikan, dsb
Teknologi pengolahan emisi pencemar udara industri telah
berkembang lama seperti halnya teknologi pengolahan
limbah padat dan cair industri dan bersifat retrofit, yaitu
teknologi yang pengendalian yang yang digunakan untuk
mengurangi, menurunkan dan menghilangkan kadar
pencemar unsur-unsur limbah proses yang dihasilkan.
Teknologi retrofit diterapkan dalam bentuk proses dan atau
peralatan pengolah yang dipasang sebagai tambahan proses
yang ada.

1.2. Tujuan
Penguasaan materi dalam modul ini, yang dirancang sebagai landasan dasar teknologi
pengolahan limbah gas.
Mengerti tentang jenis limbah dan teknik pengolahan limbah gas
Mengamati tentang jenis limbah dan teknik pengolahan limbah gas
Menjelaskan tentang jenis limbah dan teknik pengolahan limbah gas

1.3. Definisi
Pencemaran udara ialah peristiwa pemasukan dan/atau penambahan senyawa,
bahan, atau ke dalam lingkungan udara akibar kegiatan alam dan manusia
sehingga karakteristik udara tidak sesuai lagi untuk tujuan pemanfaatan yang
paling baik.

2. Metode Pemurnian Gas


* Pengolahan limbah gas buangan industri dapat dilakukan secara fisik-kimia
dan secara biologis. Metode pemurnian gas buangan secara fisik-kimia
dilakukan berdasarkan pada perubahan fase atau penyerapan pada suatu
adsorban, sebagaimana dijelaskan sebagai berikut :
1. Metode fase gas, yaitu untuk menyamarkan bau busuk yang tidak
disukai dengan memberikan bau enak. Metode ini sebenarnya bukan untuk
menghilangkan gas/bau.
2. Metode fase cair, yaitu penyerapan gas yang memiliki kelarutan yang
tinggi dalam zat cair. Gas buangan dialirkan lalu dikontakkan dengan
senyawa penyerap gas (adsorban) yang pada umumnya menggunakan air.
Selanjutnya, adsoban dimurnikan kembali jika memungkinkan,
Page 2 of 7
MLLI / Teknologi Pengolahan Limbah Gas Brawijaya University 2012
dimanfaatkan untuk penggunaan lainnya atau dibuang.
3. Metode fase padat, yaitu penyerapan gas oleh senyawa penyerap
(adsorban) dalam bentuk padat. Pada proses ini, gas dialirkan dan
dikontakkan dengan adsorban padat. Molekul gas akan terserap dan
terkondensasi di permukaan adsorban secara fisik maupun kimia. Salah
satu adsorban yang banyak digunakan adalah arang aktif. Arang aktif
dalam bentuk granular (granular activated carbon, GAC) telah banyak
digunakan sebagai penyerap bau dan warna. Arang aktif dalam bentuk
serat (activated carbon fibre, ACF) memiliki daya serap yang lebih besar
daripada GAC. Daya serap ACF tipe FN-300GF-15 terhadap gas ammonia
adalah 0,72 g ammonia/kg berat kering ACF. Daya serap ACF-1300
terhadap senyawa organik yang mudah menguap (seperti aseton, alcohol,
tetrahidrofuran) adalah 0,44 g/kg berat kering ACF. Daya serap secara
fisik-kimia ini hanya berlangsung 2-3 hari saja sebelum mencapai titik
jenuh. ACF atau GAC yang telah jenuh perlu dipanaskan pada suhu diatas
100oC untuk melepaskan gas-gas yang telah terserap (regenerasi)
sehingga dapat digunakan kembali.
4. Metode pembakaran, yaitu dengan cara membakar langsung gas
senyawa organik pada tingkat suhu yang cukup sehingga menghasilkan
karbondioksida dan air. Metode ini banyak dihindari karena membutuhkan
biaya yang cukup besar.

3. Pengolahan Limbah Gas.

Penghilangan gas secara fisik-kimia memiliki keterbatasan karena bila


adsorban gas telah jenuh maka harus segera diganti. Adsorban yang telah
jenuh terkadang sulit untuk diregenerasi sehingga tidak dapat digunakan
lagi. Kelemahan tersebut dapat diatasi dengan mengembangkan metode
pengolahan limbah gas secara biologis yang memanfaatkan aktivitas
mikroba. Limbah gas dialirkan dan diserap oleh adsorban kemudian
dioksidasi dan diuraikan atau dimanfaatkan oleh mikroba sebagai sumber
energi. Mikroba yang digunakan ditumbuhkan pada fase cair atau media
tertentu. Limbah gas yang akan didegradasi dan sejumlah oksigen dialirkan
ke dalam fase cair tersebut. Populasi mikroba dapat terdispersi secara
bebas dalam fase cair ataupun terimobilisasi dalam suatu bahan
pengepak/pengisi padat.
Metode pengolahan limbah gas secara biologi dapat dibedakan menjadi 3,
yaitu bioscrubber, trickling filters dan biofilter:
1. bioscrubber
Proses penghilangan gas dengan bioscrubber dibagi menjadi dua bagian
penting :
a. Penyerapan gas yang masuk tangki penyemprotan
Senyawa gas yang mudah larut dalam air dialirkan dan masuk ke
dalam tangki lalu disemprot dengan cairan. Pada kondisi setimbang
laju penghilangan komponen gas yang mudah diuraikan secara
biologis (biodegradable) sebanding dengan laju pindah massa.
Konsentrasi gas dalam fase cair sebaiknya sekecil mungkin karena
laju kelarutan gas sebanding dengan tekanan dan jumlah gas yang
larut
b. Regenerasi lumpur aktif dan sirkulasinya
Gas yang terlarut akan dioksidasi dan diuraikan oleh mikroba dalam
lumpur aktif. Konsentrasi Lumpur aktif biasanya 5-8 g/L untuk
Page 3 of 7
MLLI / Teknologi Pengolahan Limbah Gas Brawijaya University 2012
mempertahankan jumlah mikroba dan sirkulasinya. Bila terlalu
kental, lumpur aktif harus dikelurkan atau diencerkan dengan air.
2. trickling filters
Suatu trickling filter terdiri dari kolom yang berisi bahan pengepak
(ukuran 5-10 cm) yang tersusun cukup rapat dan memiliki luas
permukaan kontak yang kecil. Air yang mengandung senyawa penting
yang dibutuhkan oleh mikroba disemprotkan dari atas kolom
pengepakan dan akan menyebar melalui permukaan butiran bahan
pengepak. Cairan mengalir ke bawah melalui lapisan tipis yang
menutupi butiran bahan pengepak dan membasahi lapisan tersebut.
Limbah gas dialirkan dari lubang bawah menuju kolom pengepakan dan
bertemu dengan air sehingga meningkat kelarutannya. Selanjutnya
komponen limbah gas yang terlarut dalam air akan masuk ke dalam
biofilm untuk dioksidasi dan diuraikan oleh mikroba.
3. biofilter
Suatu biofilter mengandung bahan penyaring berupa kompos, peat
(gambut), kulit kayu, tanah, arang aktif dsb dimana mikroba terjerat /
terimobilisasi di dalamnya dengan membentuk lapisan tipis
(biofilm/biolayer). Gas-gas dilewatkan melalui biofilter, komponen gas
target akan larut dan terserap ke dalam lapisan biolayer, selanjutnya
dioksidasi dan diuraikan oleh mikroba. Pada umumnya, bahan penyaring
alami mengandung sejumlah nutrisi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan mikroba sehingga penambahan nutrisi dan mineral tidak
diperlukan. Namun demikian, pemakaian biofilter dalam jangka waktu
lebih dari 3 bulan memerlukan penambahan sejumlah nutrisi untuk
mempertahankan kelangsungan hidup mikroba.
Metode penghilangan gas-gas secara
biologi menjadi semakin popular
karena memiliki keuntungan
dibandingkan dengan metode
fisik/kimia, terutama biaya investasi
dan pemeliharaan yang rendah,
operasi stabil dalam jangka waktu
yang lama dan tidak menimbulkan
polusi baru. Biofilter telah banyak
digunakan di Belanda, Jerman,
Amerika dan Jepang karena efektif
untuk mengolah limbah gas buangan
industri dengan volume yang besar
namun konsentrasi polutan rendah. http://bennaogest.blogspot.com
Biaya investasi dan operasional /2011/06/teori-dasar-limbah-
pengolahan limbah gas dengan cair.html
metode ini lebih rendah. Selain itu,
biofilter stabil pada waktu penggunaan
yang relatif lama dan memiliki daya penguraian/pengolahan yang tinggi.

4. Macam dan Sumber Limbah Gas

Sebagian jenis gas dapat dipandang sebagai pencemar udara terutama


apabila konsentrasi gas tersebut melebihi tingkat konsentrasi normal dan
dapat berasal dari sumber alami (seperti gunung api) serta juga gas yang
berasal dari kegiatan manusia (anthropogenic sources). Senyawa pencemar
udara itu sendiri digolongkan menjadi (a) senyawa pencemar primer, dan (b)
senyawa pencemar sekunder. Senyawa pencemar primer adalah senyawa
Page 4 of 7
MLLI / Teknologi Pengolahan Limbah Gas Brawijaya University 2012
pencemar yang langsung dibebaskan dari sumber sedangkan senyawa
pencemar sekunder ialah senyawa pencemar yang baru terbentuk akibat
antar-aksi dua atau lebih senyawa primer selama berada di atmosfer. Dari
sekian banyak senyawa pencemar yang ada, lima senyawa yang paling sering
dikaitkan dengan pencemaran udara ialah: karbonmonoksida (CO), oksida
nitrogen (NOx), oksida sulfur (SOx), hidrokarbon (HC), dan partikulat (debu).
Pencemaran udara yang disebabkan oleh aktivitas manusia dapat ditimbulkan
dari 6 (enam) sumber utama, yaitu:

1. pengangkutan dan transportasi


2. kegiatan rumah tangga
3. pembangkitan daya yang menggunakan bahan bakar fosil
4. pembakaran sampah
5. pembakaran sisa pertanian dan kebakaran hutan
6. pembakaran bahan bakar dan emisi proses

Pengendalian pencemaran udara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu


pengendalian pada sumber pencemar dan pengenceran limbah gas.
Pengendalian pada sumber pencemar merupakan metode yang lebih efektif
karena hal tersebut dapat mengurangi keseluruhan limbah gas yang akan
diproses dan yang pada akhirnya dibuang ke lingkungan. Di dalam sebuah
pabrik kimia, pengendalian pencemaran udara terdiri dari dua bagian yaitu
penanggulangan emisi debu dan penanggulangan emisi senyawa pencemar.
Alat-alat pemisah debu bertujuan untuk memisahkan debu dari alirah gas
buang. Debu dapat ditemui dalam berbagai ukuran, bentuk, komposisi kimia,
densitas, daya kohesi, dan sifat higroskopik yang berbeda. Maka dari itu,
pemilihan alat pemisah debu yang tepat berkaitan dengan tujuan akhir
pengolahan dan juga aspek ekonomis. Secara umum alat pemisah debu
dapat diklasifikasikan menurut prinsip kerjanya:

Pemisah Brown
Alat pemisah debu yang bekerja dengan prinsip ini menerapkan prinsip
gerak partikel menurut Brown. Alat ini dapat memisahkan debu dengan
rentang ukuran 0,01 0,05 mikron. Alat yang dipatenkan dibentuk oleh
susunan filamen gelas denga jarak antar filamen yang lebih kecil dari
lintasan bebas rata-rata partikel.
Penapisan
Deretan penapis atau filter bag akan dapat menghilangkan debu hingga
0,1 mikron. Susunan penapis ini dapat digunakan untuk gas buang yang
mengandung minyak atau debu higroskopik.
Pengendap elektrostatik
Alat ini mengalirkan tegangan yang tinggi dan dikenakan pada aliran gas
yang berkecepatan rendah. Debu yang telah menempel dapat dihilangkan
secara beraturan dengan cara getaran. Keuntungan yang diperoleh dari
penggunaan pengendap elektrostatik ini ialah didapatkannya debu yang
kering dengan ukuran rentang 0,2 0,5 mikron. Secara teoritik
seharusnya partikel yang terkumpulkan tidak memiliki batas minimum.

Page 5 of 7
MLLI / Teknologi Pengolahan Limbah Gas Brawijaya University 2012

Sumber: http://majarimagazine.com/2008/01/teknologi-pengolahan-limbah-
gas/

Pengumpul sentrifugal
Pemisahan debu dari aliran gas didasarkan pada gaya sentrifugal yang
dibangkitkan oleh bentuk saluran masuk alat. Gaya ini melemparkan
partikel ke dinding dan gas berputar (vortex) sehingga debu akan
menempel di dinding serta terkumpul pada dasar alat. Alat yang
menggunakan prinsip ini digunakan untuk pemisahan partikel dengan
rentang ukuran diameter hingga 10 mikron lebih.
Pemisah inersia
Pemisah ini bekerja atas gaya inersia yang dimiliki oleh partikel dalam
aliran gas. Pemisah ini menggunakan susunan penyekat sehingga partikel
akan bertumbukan dengan penyekat dan akan dipisahkan dari aliran fasa
gas. Alat yang bekerja berdasarkan prinsip inersia ini bekerja dengan baik
untuk partikel yang berukuran hingga 5 mikron.
Pengendapan dengan gravitasi
Alat yang bekerja dengan prinsip ini memanfaatkan perbedaan gaya
gravitasi dan kecepatan yang dialami oleh partikel. Alat ini akan bekerja
dengan baik untuk partikel dengan ukuran yang lebih besar dari 40
mikron dan tidak digunakan sebagi pemisah debu tingkat akhir.

REFERENSI
Hutagalung, M. 2008. Teknologi Pengolahan Limbah Gas.
http://majarimagazine.com/2008/01/teknologi-pengolahan-limbah-gas/
diakses tanggal 11 July 2012.
Meita. 2011. Penyamakan Kulit.
http://mewijay.blogspot.com/2011/12/penyamakan-kulit.html diakses
tanggal 11 July 2012
Nurika, I., N. Hidayat dan N. Atifah. 2007. Manajemen Limbah dan Lingkungan
Industri. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang.

Rahayu, S.S. 2009. Limbah Padat. http://www.chem-is-


try.org/materi_kimia/kimia-industri/limbah-industri/limbah-padat/
diakses tanggal 11 July 2012.

Page 6 of 7
MLLI / Teknologi Pengolahan Limbah Gas Brawijaya University 2012

PROPAGASI
A. Diskusi (Propagasi vertical dan Horizontal)

Tugas Diskusi
Amati limbah yang ada di sekitar anda dapat dari UKM ataupun rumah tangga
(perumahan). Buat sebuah cara pengolahan limbah agar tidakmencemari lingkungan

B. Pertanyaan (Evaluasi mandiri)


1. Apa yang dimaksud dengan activated sludge?
2. Apa yang dimaksud dengan trickling filter?
3. Jelaskan salah satu cara pengolahan limbah cair
4. Bagaimana menangani sampah kota?
5. Jelaskan bahaya limbah gas

Page 7 of 7

Anda mungkin juga menyukai