Nur Hidayat
Tek. Industri Pertanian, Fak. Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
Email : nhidayat@ub.ac.id
1. PENDAHULUAN
1.1.
Teori dasar dan
Contoh
1.2.
Tujuan
1.3.
Definisi
2. PEMURNIAN LIMBAH
GAS
3. PENGOLAHAN LIMBAH
GAS
1.
PENDAHULUAN
MODU
L
Minggu 07
S
E
L
FP
R
O
P
A
G
Gambar 1. Strategi pengelolaan
limbah.
A
TI
N
Sebenarnya gas mudah sekali terencerkan di udara terbuka, namun dengan semakin
dekatnya jarak antara pemukiman penduduk dan lokasi industri maka daerah
G
pengenceran gas menjadi semakin sempit.
E
Limbah gas buangan industri yang belum terencerkan hingga mencapai
N
konsentrasi yang cukup rendah dapat langsung memasuki lokasi pemukiman
T
dan dapat tercium oleh penduduk.
R
E
P
R
Dalam waktu yang relatif lama, akumulasi zat-zat kimia gas buangan dalam
saluran pernafasan manusia dapat membahayakan kesehatan.
E
Limbah gas buangan industri ada yang berbau atau tidak berbau dan
mengandung senyawa organik maupun anorganik. Polutan gas ini dapat
Dept. of Agroindustrial
Technology
Department
of Agroindustrial
Technology
Brawijaya
2012
1.2.
Tujuan
Penguasaan materi dalam modul ini, yang dirancang sebagai landasan dasar teknologi
pengolahan limbah gas.
Mengerti tentang jenis limbah dan teknik pengolahan limbah gas
Mengamati tentang jenis limbah dan teknik pengolahan limbah gas
Menjelaskan tentang jenis limbah dan teknik pengolahan limbah gas
1.3. Definisi
2.
*
Brawijaya
2012
3.
Brawijaya
2012
lumpur aktif.
Konsentrasi Lumpur aktif biasanya 5-8 g/L untuk
mempertahankan jumlah mikroba dan sirkulasinya. Bila terlalu kental,
lumpur aktif harus dikelurkan atau diencerkan dengan air.
2. trickling filters
Suatu trickling filter terdiri dari kolom yang berisi bahan pengepak (ukuran
5-10 cm) yang tersusun cukup rapat dan memiliki luas permukaan kontak
yang kecil. Air yang mengandung senyawa penting yang dibutuhkan oleh
mikroba disemprotkan dari atas kolom pengepakan dan akan menyebar
melalui permukaan butiran bahan pengepak. Cairan mengalir ke bawah
melalui lapisan tipis yang menutupi butiran bahan pengepak dan membasahi
lapisan tersebut. Limbah gas dialirkan dari lubang bawah menuju kolom
pengepakan dan bertemu dengan air sehingga meningkat kelarutannya.
Selanjutnya komponen limbah gas yang terlarut dalam air akan masuk ke
dalam biofilm untuk dioksidasi dan diuraikan oleh mikroba.
3. biofilter
Suatu biofilter mengandung bahan penyaring berupa kompos, peat
(gambut), kulit kayu, tanah, arang aktif dsb dimana mikroba terjerat /
terimobilisasi
di
dalamnya
dengan
membentuk
lapisan
tipis
(biofilm/biolayer). Gas-gas dilewatkan melalui biofilter, komponen gas target
akan larut dan terserap ke dalam lapisan biolayer, selanjutnya dioksidasi dan
diuraikan oleh mikroba.
Pada umumnya, bahan penyaring alami
mengandung sejumlah nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroba
sehingga penambahan nutrisi dan mineral tidak diperlukan.
Namun
demikian, pemakaian biofilter dalam jangka waktu lebih dari 3 bulan
memerlukan penambahan sejumlah nutrisi untuk mempertahankan
kelangsungan hidup mikroba.
Metode penghilangan gas-gas secara biologi
menjadi
semakin
popular
karena
memiliki
keuntungan
dibandingkan
dengan
metode
fisik/kimia,
terutama
biaya
investasi
dan
pemeliharaan yang rendah, operasi stabil dalam
jangka waktu yang lama dan tidak menimbulkan
polusi baru. Biofilter telah banyak digunakan di
Belanda, Jerman, Amerika dan Jepang karena
efektif untuk mengolah limbah gas buangan industri
dengan volume yang besar namun konsentrasi
polutan rendah. Biaya investasi dan operasional
pengolahan limbah gas dengan metode ini lebih
rendah.
Selain itu, biofilter stabil pada waktu
http://bennaogest.blogspot.com
penggunaan yang relatif lama dan memiliki daya
/2011/06/teori-dasar-limbahpenguraian/pengolahan yang tinggi.
cair.html
4. Macam dan Sumber Limbah Gas
Sebagian jenis gas dapat dipandang sebagai pencemar udara terutama apabila
konsentrasi gas tersebut melebihi tingkat konsentrasi normal dan dapat berasal
dari sumber alami (seperti gunung api) serta juga gas yang berasal dari kegiatan
manusia (anthropogenic sources). Senyawa pencemar udara itu sendiri
digolongkan menjadi (a) senyawa pencemar primer, dan (b) senyawa pencemar
sekunder. Senyawa pencemar primer adalah senyawa pencemar yang langsung
dibebaskan dari sumber sedangkan senyawa pencemar sekunder ialah senyawa
pencemar yang baru terbentuk akibat antar-aksi dua atau lebih senyawa primer
selama berada di atmosfer. Dari sekian banyak senyawa pencemar yang ada, lima
senyawa yang paling sering dikaitkan dengan pencemaran udara ialah:
Page 4 of 7
Brawijaya
2012
Alat-alat pemisah debu bertujuan untuk memisahkan debu dari alirah gas buang.
Debu dapat ditemui dalam berbagai ukuran, bentuk, komposisi kimia, densitas,
daya kohesi, dan sifat higroskopik yang berbeda. Maka dari itu, pemilihan alat
pemisah debu yang tepat berkaitan dengan tujuan akhir pengolahan dan juga
aspek ekonomis. Secara umum alat pemisah debu dapat diklasifikasikan menurut
prinsip kerjanya:
Pemisah Brown
Alat pemisah debu yang bekerja dengan prinsip ini menerapkan prinsip gerak
partikel menurut Brown. Alat ini dapat memisahkan debu dengan rentang
ukuran 0,01 0,05 mikron. Alat yang dipatenkan dibentuk oleh susunan
filamen gelas denga jarak antar filamen yang lebih kecil dari lintasan bebas
rata-rata partikel.
Penapisan
Deretan penapis atau filter bag akan dapat menghilangkan debu hingga 0,1
mikron. Susunan penapis ini dapat digunakan untuk gas buang yang
mengandung minyak atau debu higroskopik.
Pengendap elektrostatik
Alat ini mengalirkan tegangan yang tinggi dan dikenakan pada aliran gas
yang berkecepatan rendah. Debu yang telah menempel dapat dihilangkan
secara beraturan dengan cara getaran. Keuntungan yang diperoleh dari
penggunaan pengendap elektrostatik ini ialah didapatkannya debu yang
kering dengan ukuran rentang 0,2 0,5 mikron. Secara teoritik seharusnya
partikel yang terkumpulkan tidak memiliki batas minimum.
Page 5 of 7
Brawijaya
2012
Sumber: http://majarimagazine.com/2008/01/teknologi-pengolahan-limbah-gas/
Pengumpul sentrifugal
Pemisahan debu dari aliran gas didasarkan pada gaya sentrifugal yang
dibangkitkan oleh bentuk saluran masuk alat. Gaya ini melemparkan partikel
ke dinding dan gas berputar (vortex) sehingga debu akan menempel di
dinding serta terkumpul pada dasar alat. Alat yang menggunakan prinsip ini
digunakan untuk pemisahan partikel dengan rentang ukuran diameter hingga
10 mikron lebih.
Pemisah inersia
Pemisah ini bekerja atas gaya inersia yang dimiliki oleh partikel dalam aliran
gas. Pemisah ini menggunakan susunan penyekat sehingga partikel akan
bertumbukan dengan penyekat dan akan dipisahkan dari aliran fasa gas. Alat
yang bekerja berdasarkan prinsip inersia ini bekerja dengan baik untuk
partikel yang berukuran hingga 5 mikron.
Pengendapan dengan gravitasi
Alat yang bekerja dengan prinsip ini memanfaatkan perbedaan gaya gravitasi
dan kecepatan yang dialami oleh partikel. Alat ini akan bekerja dengan baik
untuk partikel dengan ukuran yang lebih besar dari 40 mikron dan tidak
digunakan sebagi pemisah debu tingkat akhir.
REFERENSI
Hutagalung,
M.
2008.
Teknologi
Pengolahan
Limbah
Gas.
http://majarimagazine.com/2008/01/teknologi-pengolahan-limbah-gas/
diakses tanggal 11 July 2012.
Meita. 2011. Penyamakan Kulit.
http://mewijay.blogspot.com/2011/12/penyamakan-kulit.html diakses
tanggal 11 July 2012
Nurika, I., N. Hidayat dan N. Atifah. 2007. Manajemen Limbah dan Lingkungan
Industri. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang.
Rahayu,
S.S.
2009.
Limbah
Padat.
http://www.chem-istry.org/materi_kimia/kimia-industri/limbah-industri/limbah-padat/
diakses tanggal 11 July 2012.
Page 6 of 7
Brawijaya
2012
PROPAGASI
A.
Tugas Diskusi
Amati limbah yang ada di sekitar anda dapat dari UKM ataupun rumah tangga
(perumahan). Buat sebuah cara pengolahan limbah agar tidakmencemari lingkungan
B.
1.
2.
3.
4.
5.
Page 7 of 7