Anda di halaman 1dari 14

PAPER PRAKTIKUM ENERGI DAN KELISTRIKAN

Pembentukan Gas Bio

Disusun Oleh:

Nama : Reza Aldino


NPM : 240110180045
Hari, tanggal praktikum : Rabu, 02 Oktober 2019
Jam/Shift : 18.00 – 22.00 / A2
Asisten praktikum :1. Charina Agnesia
2. Fiorent Rizky
3. Rafly Adri Septian
4. Rainer Adrian
5. Sarah Fitri Soerya
6. Taufik Ardhiansyah

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
2019
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Biogas
Biogas adalah gas produk akhir pecernaan atau degradasi anaerobik bahan-
bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerobik dalam lingkungan bebas oksigen atau
udara (anaerob). Komponen terbesar biogas adalah Methana (CH4, 54-80%-vol)
dan karbondioksida (CO2, 20-45%-vol) serta sejumlah kecil H2, N2 dan H2S.
Biogas ialah suatu gas yang dihasilkan dari proses fermentasi atau anaerobik yang
berasal dari bahan – bahan organik seperti kotoran hewan, kotoran manusia dan
limbah rumah tangga. Bahan yang paling dibutuhkan untuk membuat gas ini adalah
metana da karbon dioksida yang terdapat dalam bahan organik (Ali, 2015).
Pada literature lain komposisi biogas secara umum ditampilkan dalam tabel
berikut :
Tabel 1. Komposisi Gas Yang Terdapat Dalam Biogas

Jenis Gas Volume (%)


Metana (CH4) 55 – 75
Karbondioksida (CO2) 25 – 45
Nitrogen (N2) 0 - 0,3
Hidrogen (H2) 1–5
Oksigen (O2) 0,1 – 0,5
Hidrogen Sulfida (H2S) 0–3

(Sumber : Kusrijadi, 2009)

1.2 Bahan Penghasil Biogas


Kotoran hewan sering dipilih sebagai bahan pembuat gas bio karena
ketersedianya yang sangat besar diseluruh dunia. Bahan ini memiliki keseimbangan
nutrisi, mudah dicerna dan relative dapat diproses secara biologis antara 28-70%
dari bahan organik tergantung dari pakannya.
a. Kotoran Sapi
Kotoran sapi mempunyai rasio karbon - nitrogen (C/N) sebesar 18.
Karena itu perlu ditambah dengan bahan lainnya yang mempunyai rasio
karbon - nitrogen (C-N) lebih tinggi sehingga rasio karbon - nitrogen
(C/N) pada slurry berkisar antara 25:1 – 30:1. Menurut Singh di dalam
Dissanayake (1977). Bahan tambahan tersebut dapat berupa bahan
organik seperti, limbah pertanian, sisa dapur dan sampah organik lainnya.
Bahan isian harus terhindar dari bahan anorganik seperti pasir, batu,
beling dan plastik. Dengan demikian pembuatan biodigester merupakan
salah satu solusi untuk mengatasi kesulitan masyarakat akibat kenaikan
harga BBM, teknologi ini bisa segera diaplikasikan, terutama untuk
kalangan peternak sapi. Alat ini dapat menghasilkan biogas dengan
mencampurkan kotoran sapi dan air kemudian disimpan dalam tempat
tertutup (anaerob). Dalam rumah tangga biogas ini dapat dimanfaatkan
sebagai bahan bakar untuk memasak dengan menggunakan kompor gas
biasa yang telah dimodifikasi atau dengan membuat kompor biogas
sendiri.
b. Limbah Serbuk Gergaji Kayu
Limbah serbuk gergaji kayu merupakan limbah yang terbentuk dari
kegiatan biomassa kayu/berserat lingo-sellulosa, suatu bahan baku yang
belum termanfaatkan. Adanya limbah yang dimaksud ini menimbulkan
masalah penanganannya yang selama ini dibiarkan membusuk, ditumpuk
dan dibakar sehingga berdampak negatif terhadap lingkungan. Salah satu
jalan adalah dengan memanfaatkan menjadi produk yang bernilai tambah
dengan teknologi aplikatif seperti arang serbuk, briket arang, gas bio,
kompos dan lainnya.

Penggunaan bahan organik sebagai bahan baku isian tambahan untuk


meningkatkan produksi dari suatu unit biogas memang sangat di perlukan. Selain
jerami padi terdapat bahan organik lain yang dapat di gunakan sebagai bahan baku
6 isian tambahan suatu unit biogas salah satunya yaitu serbuk gergaji kayu yang
merupakan limbah dari industri penggergajian.
Kotoran ternak dan air yang telah tercampur masuk dari inlet ke dalam
digester. Didalam digester terdapat proses fermentasi anaerob yang menghasilkan
gas methana, karbondioksida, nitrogen, oksigen,dan hidrogen sulfide. Selanjutnya
gas tersebut disalurkan kedalam reservoir melaluipipa gas dan menekan lumpur sisa
fermentasi (slury) ke outlet. Slury akan keluar melalui outlet, dan dapat digunakan
sebagai pupuk tanaman. Kemudian proses dimulai lagi dengan memasukan bahan
baku ke dalam digester (tipe batch digestion) (Ayuanita, 2010).

1.3 Digester Biogas


Digester (reaktor) merupakan tempat untuk membantu terbentuknya biogas.
Didalam digester terjadi proses pencernaan yang akan menghasilkan gas bio.
Digister dapat dibedakan menjadi:
a. Digester tipe kubah tetap (fixed dome)
Reaktor kubah tetap (fixed dome) ini disebut juga reaktor China. Reaktor ini
memiliki dua bagian yaitu digester dan kubah tetap. Digester berfungsi sebagai
tempat pencerna material biogas dan sebagai rumah bagi bakteri, baik bakteri
pembentuk asam ataupun bakteri pembentuk gas metana. Sedangkan kubah tetap
berfungsi pengumpul gas yang tidak bergerak (fixed). Gas yang dihasilkan dari
material organik pada digester akan mengalir dan disimpan di bagian kubah.

Keuntungan:
Biaya konstruksi reaktor ini lebih murah daripada menggunakan reaktor
terapung, karena tidak memiliki bagian yang bergerak menggunakan besi yang
tentunya harganya relatif lebih mahal dan perawatannya lebih mudah.

Kerugian:
Reaktor ini membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembangunannya,
mudah mengalami keretakan, biaya kontruksinya relatif mahal dan tidak dapat
dipindah. Selain itu, gas yang dihasilkanmudah bocor akibat pori – pori yang agak
besar. Jika kebocoran tersebut terjadi, biasanya sulit untuk dideteksi dan diperbaiki.

b. Digester tipe tangka terapung (floating drum)


Reaktor jenis terapung (floating drum) pertama kali dikembangkan di India
pada tahun 1937 sehingga dinamakan dengan reaktor India. Reaktor ini memiliki
digester yang sama seperti reaktor kubah. Perbedaannya terletak pada bagian
penampung gas dengan menggunakan peralatan bergerak menggunakan drum.
Drum ini dapat bergerak naik turun yang berfungsi untuk menyimpan gas hasil
fermentasi dalam digester. Pergerakan drum mengapung pada cairan dan
tergantung dari jumlah gas yang dihasilkan.

Keuntungan:
Reaktor ini dapat melihat secara langsung volume gas yang tersimpan pada
drum karena pergerakannya. Karena tempat penyimpanan yang terapung sehingga
tekanan gas konstan.

Kerugian:
Biaya material konstruksi dari drum lebih mahal. faktor korosi pada drum
juga menjadi masalah sehingga bagian pengumpul gas pada reaktor ini memiliki
umur yang lebih pendek dibandingkan menggunakan tipe kubah tetap.

c. Digester tipe balon


Digester balon merupakan jenis digester yang banyak digunakan pada skala
rumah tangga yang menggunakan bahan plastik sehingga lebih efisien dalam
penanganan dan perubahan tempat biogas. Digester ini terdiri dari satu bagian
yang berfungsi sebagai penyimpan gas masing masing bercampur dalam satu
ruangan tanpa sekat. Material organik terletak dibagian bawah karena memiliki
berat yang lebih besar dibandingkan gas yang akan mengisi pada rongga atas
(Refila, 2012)

Keuntungan :
Digester ini cocok digunakan untuk skala rumah tangga, kontruksinya
sederhana, waktu pemasangan singkat, dan mudah untuk dipindahkan.
Kelemahan :
Mudah mengalami kebocoran (Refila, 2012)
1.4 Proses Pembentukan Biogas
Secara garis besar peruses pembentukan biogas dibagi dalam tiga tahap yaitu
sebagai berikut:
1. Tahap Hidrolisis
Pada tahap ini, bahan organic dienzimatik secara eksternal oleh enzim
ekstraseluler ( selulose, amylase, protease, dan lipase) mikroorganisme.
Bakteri memutuskan rantai panjag karbihidrat kompleks., protein dan lipida
menjadi senyawa rantai pendek. Sebagai contoh polisakarida diubah menjadi
monosakarida sedangkan protein diubah menjadi peptide.dan sam amino.
2. Tahap Asidifikasi ( Pengasaman )
Pada tahap ini bakteri penghasil asam, mengubah senyawa rantai pendek
hasilperoses pada tahap hidrolisis menjadi asam asetat, hydrogen (H2) dan
karbondioksida. Bakteri tersebut merupakan bakteri anaerobic yang dalam
keadaan asam.untuk menghasilkan asam asetat, bakteritersebut memerlukan
oksigen dan karbon yang diperoleh dari oksigen yang terlarut dalam larutan.
Pembentukan asam pada kondisi anaerobic tersebut penting untuk
membentuk gas metana oleh mikroorganisme pada proses selanjutnya. Selain
itu, bakteritersebut juga mengubah senyawa yang bermolekul rendah menjadi
alcohol,asm organic, asam amino karbondioksida, H2S dan sedikit gas
metana.
3. Tahap Pembentukan Gas Metana
Pada tahap ini bakteri metanogenik mendekomposisikan senyawa dengan
berat molekul rendah menjadi senyawa dengan berat molekul tinggi. Sebagai
contoh bakteri ini menggunakan hydrogen, CO2, dan asam asetat untuk
membentuk simbiosis. Bakteri penghasil asam membentuk keadaan atmosfer
yang idial untuk bakteri penghasil metana. Sedangkan bakteri pembentuk gas
metana menggunakan asam yang dihasilkan bakteri penghasil asam (Refila,
2012)
Bakteri - bakteri anaerob yang berperan dalam ketiga fase diatas yaitu :
a. Bakteri Pembentuk Asam (Acidogenic Bacteria)
b. Bakteri Pembentuk Asetat (Acetogenic Backeria)
c. Bakteri Penghasil Metan (metanogens) (Refila, 2012).
1.5 Manfaat Biogas dalam Kehidupan
Manfaat pembuatan biogas antara lain :
1. Limbah digester biogas, baik yang padat maupun cair dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk organik.
a. Limbah padat digunakan untuk pupuk. Pupuk yang dihasilkan baik
karena mengandung unsur hara yang tinggi selain itu dapat memperbaiki
fungsi struktur tanah.
b. Limbah cair digunakan untuk menyiram tanaman karena mengandung
unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
2. Dapat mengurangi penggunaan gas LPG, ini karena gas metana yang
terkandung dalam biogas bisa digunakan sebagai pembakaran seperti yang
terdapat dalam gas LPG.
3. Limbah digester dari biogas bisa kita manfaatkan sebagai pupuk organik,
baik itu yang berupa cairan ataupun padat yang dapat dimanfaatkan dalam
pertanian.
4. Menghemat biaya operasional rumah tangga.
5. Lingkungan akan lebih bersih dan indah karena dengan mengembangkan
biogas maka kita akan memanfaatkan limbah dan kotoran untuk dijadikan
bahan pembuat biogas.
6. Dapat berkontribusi dalam menurunkan emisi gas rumah kaca, pengurangan
emisi terjadi karena kurangnya pemakaian bahan bakar minyak dan kayu.
7. Dapat mengurangi kadar asap dan kadar karbon dioksida di udara (Abdul,
2017)
BAB II
HASIL PRAKTIKUM

2.1 Tabel
Tabel 2. Hasil pengamatan proses pembnetukan gas bio

No Tanggal Suhu(oC) RH(%) Sketsa Catatan

01 Oktober Belum ada gas


1 32.3 45
2019 yang terlihat

Sudah ada gas


2 02-10-2019 33.1 36
sedikit

Muncul pori-
3 03-10-2019 27.5 54 pori pada gas
bio

Pori-pori
4 04-10-2019 28 52
semakin terlihat

Bahan muncul
5 05-10-2019 24.6 66
keluar lubang

Terjadi lumuran
6 06-10-2019 26.8 55 bahan yang
signifikan
Gas sudah
7 07-10-2019 26.1 60
terlihat

8 08-10-2019 24.9 66 Gas bertambah

Gas yang
9 09-10-2019 27.7 52 dihasilkan
semakin banyak

Gas makin
10 10-10-2019 28.3 51
terlihat

Gas sudah
11 11-10-2019 26.9 56
cukup banyak

Gas makin
12 12-10-2019 25.7 65
banyak
Pertambahan
13 13-10-2019 25.9 65 gas tidak terlalu
keliatan

Gas yang
dihasilkan tidak
14 14-10-2019 26.4 66
terlalu berbeda
dari kemaren
BAB III
PEMBAHASAN

Praktikum kali ini, praktikan membahas tentang pembentukan gas bio. Gas
bio sendiri merupakan gas dari hasil fermentasi dari bahan-bahan organik. Bahan
organik yang digunakan pada praktikum kali ini adalah kotoran sapi. Kotoran sapi
yang dicampurkan dengan cairan EM4 yang sangat bermanfaat untuk kesuburan
lahan. EM4 adalah cairan yang mengandung beberapa bakteri atau mikrooragnisme
baik yang bermanfaat dan sering digunakan dalan dunia pertanian untuk menjaga
kesuburan lahan ataupun memperbaiki kualitas lahan.
Data yang didapat dari pengamatan biogas adalah data suhu (0C), RH (%),
dan mengamati perubahan bentuk fisik pada biogas. Hari pertama pengamatan
biogas belum menunjukan adanya gas pada plastik. Hal tersebut mengindikasikan
belum terjadinya reaksi antara kotoran sapi dan EM4, suhu pada hari pertama
adalah 32.3 oC, dan RH nya adalah 45%. Hari kedua menunjukkan munculnya gas
pada plastic penampung gas namun masih sedikit dan terjadi penurunan RH yaitu
sebesar 36% dan terjadi peningkatan pada suhu yaitu sebesar 33.1 oC. Hari ketiga
hingga hari keenam masih belum dihasilkan nya gas bio pada botol. Namun pada
hari ketujuh sudah mulai terlihat gelembung-gelembung pada plastik yang
menandakan bahwa gas metana sudah mulai dihasilkan.
Pemanfaatan biogas pada zaman sekarang sangat dibutuhkan dan sering
dimanfaatkan dalam berbagai kegiatan manusia. Pada zaman sekarang memang
sangat dibutuhkan bahan bakar yang ramah lingkungan dan murah. Biogas adalah
salah satu solusi nya karena biogas tidak menghasilkan asap dan merupakan bahan
bakar yang baik untuk menggantikan bahan bakar dari gas alam. Biogas sering
dimanfaatkan dalam rumah tangga yaitu sebagai bahan bakar untuk masak-
memasak. Biogas juga dapat menjadi solusi dalam masalah ternak yaitu masalah
kotoran ternak yang sering mengotori lingkungan. Kotoran ternak bisa menjadi
bahan utama dari biogas dan menjadi solusi dalam masalah lingkungan karena gas
metana yang keluar dari kotoran ternak adalah salah satu gas efek rumah kaca
terbesar. Oleh karena itu, Pemanfaatan gas bio ini cukup terbilang relevan dengan
kebutuhan manusia perihal bahan bakar. Gas bio sendiri termasuk bahan bakar yang
tidak menghasilkan asap dan merupakan bahan pengganti yang unggul untuk
menggantikan gas alam, selain itu perlu dimanfaatkan karena penggunaannya bisa
menurunkan emisi CO2 dan CH4 agar tidak merusak lapisan ozon. Gas bio yang
dihasilkan sangat populer digunakan untuk mengolah limbah biodegradable karena
bahan bakar dapat dihasilkan sambal menghancurkan pathogen dan sekaligus
mengurangi volume limbah buangan. Pembuatannya pun terbilang mudah karena
bahan baku yang digunakan bersifat non-fosil yang secara umum ketersediannya
melimpah. Zaman yang semakin krisis terhadap bahan bakar fosil ini tentunya
sangat membutuhkan pemanfaatan gas bio, maka dari itu perlu dilakukan
pengembangan energi alternatif yang satu ini.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini antara lain:
1. Cairan EM4 sangat bermanfaat untuk memperbaiki kualitas lahan;
2. Penggunaan EM4 dapat mempercepat penguraian bakteri; dan
3. Suhu optimum untuk proses fermentasi biogas adalah antara 30°C sampai
50°C.

4.2 Saran
Saran dari praktikum kali ini antara lain:
Praktikan diharapkan memastikan bahwa didalam botol tidak masuk angina
dari luar yang dapat mengakibatkan kegagalan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul. 2017. Manfaat Biogas Bagi Kehidupan Sehari-hari. Jurnal. Fakultas


Pertanian. Universitas Andalas

Biomass Energy Europe. 2010. Harmonization of Biomass Resource Assesments.


BEE: Freiburg-Germany

Ali, Utsman. 2015. Pengertian Biogas dan Manfaatnya. Jurnal. Fakultas Pertanian.
Universitas Andalas

Ayuanita. 2010. Bahan Penghasilan Biogas. Jurnal. Fakultas teknologi pertanian.


UGM

Refila. 2012. Biogas dari Kotoran Sapi. Jurnal. UGM

Anda mungkin juga menyukai