Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL PLTA SAGULING

ENERGI DAN KELISTRIKAN

Oleh :

Niken Ida Lovita : 240110180027

Yehezkiel Simatupang : 240110180031

Laras Widyajayanti : 240110180035

Reza Aldino : 240110180045

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2019
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR SAGULING

1. Waduk Saguling
Waduk merupakan danau buatan (man made lake) yang dibangun dengan
membendung aliran sungai atau daerah yang berada pada Daerah Aliran Sungai (DAS)
yang dimana telah banyak menjadi wahana. Selain itu, masyarakat juga dapat
memanfaatkannya untuk budidaya ikan di perairan darat. Waduk memiliki beberapa
manfaat diantaranya dapat digunakan sebagai lahan irigasi, PLTA, dan penyedia air baku.
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 35 tahun 1991 pasal 15, pembangunan Waduk
yang ditujukan untuk kesejahteraan dan keselamatan umum diselenggarakan oleh
Pemerintah atau badan usaha milik negara.
Waduk Saguling dibangun pada bulan Agustus tahun 1985, gagasan
pembangunan Waduk kaskade sungai Citarum berasal dari para ahli pengairan pada abad
ke 19 setelah melalui survei awal antara lain topografi dan hidrologi. %). Pembangunan
proyek PLTA Saguling yang dimaksud sabagai salah satu pemasok utama bagi kebutuhan
beban tenaga listrik seluruh Jawa, yang diperkirakan melalui satu jaringan interkoneksi
pada tahun 1985 dan dibangun atas kerjasama antara Perusahaan Umum Listrik Negara
dengan Mitsubishi Corporation. PLTA Saguling terletak sekitar 50 km dari Jatinangor
dengan kapasitas listrik yang terpasang 4 x 175.18 MW dan produksi listrik rata – rata
per tahun 2.158 GWH (CF = 35.12 Unit pembangkit Saguling adalah salah satu unit
pembangkit yang berada di bawah PT Indonesia Power.

PLTA Saguling dioperasikan untuk mensuplai beban saat keadaan jam- jam beban
puncak di daerah bagian barat Pulau Jawa melalui saluran interkoneksi Jawa - Bali. Hal
ini dikarenakan karakteristik PLTA yang mampu beroperasi dengan cepat (untuk unit
pembangkit di Saguling mampu beroperasi kurang lebih 15 menit sejak start sampai
masuk ke jaringan interkoneksi). Selain itu berfungsi sebagai pengatur frekuensi sistem
dengan menerapkan peralatan Load Frequency Contro l(LFC) dan dapat melakukan
pengisian tegangan (Line Charging) pada saat terjadi Black Out pada saluran interkonesi
500 kV Jawa - Bali. Energi Listrik yang dihasilkan PLTA Saguling disalurkan GITET
Saguling dan diinterkoneksikan ke sistem se Jawa - Bali melalui Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTET 500 kV) untuk selanjutnya melalui GIGI dan Gardu Distribusi disalurkan
ke konsumen. Generator di PLTA Saguling terdiri dari 4 unit generator berkapasitas
175.18 MW/unit dan dapat menghasilkan jumlah energi listrik 2.56 x 10 3 MWH per
tahunnya. Total produksi unit-unit PLTA Saguling adalah 700 MW atau 9.3% dari total
produksi PT Indonesia Power (8.470 MW). Dengan adanya perubahan struktur organisasi
dalam rangka menuju kearah spesialisasi, maka keluar surat keputusan pemimpin PLN
Pembangkit dan Penyaluran Jawa Bagian Barat No.001.K/DIR/1995 tanggal 16 Oktober
1995, yaitu yang semula mengelola 1 unit PLTA ditambah 7 unit PLTA.

Proses produksi Listrik Tenaga Air Saguling

Gambar 2. Skematis PLTA Saguling

Aliran sungai citarum dengan sejumlah anak sungainya memiliki debit air yang sangat
besar. Air itu ditampung dalam waduk berkapasitas 875.000.000 m3, yang dikenal waduk
saguling. Dari waduk, air dialirkan melalui pintu pengambilan air (Intake/1), yang pengaturannya
dilakukan lewat pusat pengendali bendungan (DCC/2), sel;anjutnya masuk kedalam terowongan
tekan (Headrace tunel/3), sebelum memasuki pipa pesat (penstock/4), air itu harus melewati
tanki pendatar (Surge tank/5) yang berfungsi untuk mengamankan pipa pesat apabila terjadi
tekanan mendadak/tekanan kejut saat katub utama (Inlet valve/8) tertutup seketika. Setelah katub
utama dibuka, aliran air memasuki rumah keong (Spiral case/6). Aliran air bergerak memutar itu
berfungsi menggerakan turbin (Turbin/7). Dari turbin air keluar melalui pipa lepas (Draf tube/9)
dan selanjutnya dibuang ke saluran pembuangan (Tailrace/10). Poros turbin yang berputar tadi
dikopel dengan poros generator (Generator/11) agar menghasilkan enrgi listrik. Oleh trafo utama
(Main transformer/12) tegangan listrik dinaikan dari 16,5 kV menjadi 500 kV yang kemudian
aliran listrik bertegangan tinggi itu dikirimkan ke gardu induk melalui seradang hubung
(Seradang hubung/13) serta saluran tegangan ekstra tinggi (STET/14).
Waduk ini merupakan sebuah badan air besar yang memiliki volume air sekitar 2.165 x
105 m3, yang perannya selain mejadi sumber tenaga listrik di pulau Jawa dan Bali, namun
dimanfaatkan juga sebagai tempat budidaya ikan dalam keramba jaring apung (KJA), pertanian
dan pariwisata. Perubahan peruntukan Waduk tersebut berdampak pada peningkatan kepadatan
penduduk sekitar Waduk yang bermata pencaharian bertani secara ekstensif dan pembudidaya di
KJA. Adanya perubahan peruntukan tersebut berakibat pada percepatan penurunan kualitas
perairan Waduk Saguling.Aliran air sungai yang menjadi sumber pembangkit listrik tenaga air
(PLTA) Saguling hingga saat ini kualitasnya semakin menurun, bahkan kandungan gas
ammonium dari air sungai yang tercemar itu telah berdampak pada kerusakan komponen dan
peralatan PLTA Saguling karena terjadi korosifitas dan mempengaruhi usia dan peralatan.
Pencemaran air sungai yang dihasilkan dari industri ataupun pemukiman yang ada di Bandung
Raya itu terindikasi dengan bau gas yang menyengat di kawasan PLTA Saguling. Beban
pencemar di sungai Citarum masuk ke Waduk Saguling dan menyebabkan penurunan kualitas air
Saguling dimana kandungan oksigen di beberapa tempat di Saguling mendekati nol pada
kedalaman lima meter. Menurut PPSDAL- UNPAD Bandung (2012), kualitas air Waduk
Saguling telah melebihi baku mutu untuk air minum dan baku mutu untuk budidaya perikanan
seperti kegiatan budidaya keramba jaring apung (KJA).

Anda mungkin juga menyukai