Anda di halaman 1dari 11

Nilai:

LAPORAN PRAKTIKUM
PEMETAAN SUMBER DAYA LAHAN
(Interpretasi Citra)

Oleh:
Shift : A2
Hari, Tanggal Praktikum : Jumat, 8 November 2019
Nama (NPM) : Reza Aldino (240110180045)
Asisten Praktikum : 1. Shinta Atilia Diatara, S.T.P
2. Kania Altiasari
3. Muhamad Iqbal
4. Faris Yudhiantoro
5. Desvianna Devani F

LABORATORIUM KONSERVASI TANAH DAN AIR


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Interpretasi Citra


Interpretasi citra adalah proses pengkajian citra melalui proses
identifikasidanpenilaian mengenai objek yang tampak pada citra. Dengan kata
lain, interpretasi citra merupakan suatu proses pengenalan objek yang berupa
gambar (citra) untuk digunakan dalam disiplin ilmu tertentu seperti Geologi,
Geografi, Ekologi, Geodesi dan disiplin ilmu lainnya. Tahapan kegiatan yang
diperlukan dalam pengenalan objek yang tergambarpada citra, yaitu:
1. Deteksi yaitu pengenalan objek yang mempunyai karakteristik tertentu
oleh sensor.
2. Identifikasi yaitu mencirikan objek dengan menggunakan data rujukan.
3. Analisis yaitu mengumpulkan keterangan lebih lanjut secara terperinci.
Pengenalan objek merupakan bagian penting dalam interpretasi citra.
Untuk itu, identitas dan jenis objek pada citra sangat diperlukan dalam
analisis pemecahan masalah. Karakteristik objek pada citra dapat
digunakan untuk mengenali objek yang dimaksud dengan unsur interpretasi
(Lillesand dan Kiefer, 1990).

1.2 Unsur Interpretasi


1. Rona dan Warna
Rona dan warna merupakan unsur pengenal utama atau primer terhadap
suatu objek pada citra penginderaan jauh. Rona ialah tingkat kegelapan atau
tingkat kecerahan objek pada citra, sedangkan warna ialah wujud yang
tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari
spektrum tampak.

2. Bentuk
Bentuk merupakan variabel kualitatif yang memberikan konfigurasi
atau kerangka suatu objek sebagaimana terekam pada citra penginderaan jauh.
3. Ukuran
Ukuran merupakan ciri objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi lereng
dan volume. Ukuran objek citra berupa skala.
4. Tekstur
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra. Tekstur dinyatakan
dengan kasar,halus atau sedang. Contoh: hutan bertekstur kasar, belukar
bertekstur sedang, semak bertekstur halus.
5. Pola
Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak
objek bentukan manusia dan beberapa objek alamiah. Contoh: perkebunan karet
atau kelapa sawit akan mudah dibedakan dengan hutan dengan pola dan jarak
tanam yang seragam.
6. Bayangan
Bayangan sering menjadi kunci pengenlan yang penting bagi beberapa
objek dengan karakteristik tertentu. Sebagai contoh, jika objek menara diambil
tepat dari atas, objek tersebut tersebut tidak dapat diindefikasi secara
langsung. Maka untuk mengenali objek tersebutadalah menara yaitu dengan
melihat bayangannya.
7. Situs
Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain disekitarnya. Situs bukan
ciri objek secara langsung, tetapi kaitannya dengan faktor lingkungan.
8. Asosiasi
Asosiasi merupakan keterkaitan antara objek satu dengan objek yang
lain.Karena adanya keterkaitan ini maka terlihatnya suatu objek pada citra
sering merupakan petunjuk adanya objek lain. Sekolah biasanya ditandai
dengan adanya lapangan olahraga (Tooley, 2002).

1.3 Penginderaan jauh


Penginderaan jarak jauh adalah ilmu (untuk beberapa kasusdikatakan
seni) dalam penerimaan/perolehan informasi mengenai permukaan bumi tanpa
secara langsung melakukan kontak dengannya. Ini dilakukan oleh penginderaan
dan pencatatan energi yang direfleksikan atau dipancarkan dan melakukan
proses, analisa dan aplikasi terhadap informasi tersebut. Selain definisi di atas,
masih banyak terdapat beberapa definisi secara lengkap lainnya seperti yang
ada di bawah ini:
1. CCRS –RESORS Sejumlah teknik untuk mengumpulkan, memproses dan
menganalisa citra atau bentuk data yang lain mengenai suatu obyek,
yang pengukurannya dilakukan dari jarak jauh.
2. Christine Hutton–CCRS Pengumpulan/perolehan informasi mengenai suatu
obyek tanpa secara fisik terjadi kontak dengan obyek tersebut.
3. Larry Morley -Teledetection InternationalPenginderaan jarak jauh adalah
pengukuran dan analisa terhadap radiasi elektromagnetik yang
direfleksikan dari, ditransmisikan melalui, atau diserap oleh atmosfer,
hidrosfer dan materi pada atau di dekat permukaan bumi, dengan tujuan
untuk mengerti dan mengatur sumber daya alam bumi dan
lingkungannya.
4. Thomas M. Lillesand dan Ralph W. KieferPenginderaan jarak jauh adalah
ilmu dan seni dalam memperoleh informasi yang berguna mengenai suatu
obyek, area atau fenomena, melalui analisa data yang diperoleh melalui
suatu perangkat yang tidak melakukan kontak langsung dengan obyek, area
atau fenomena tersebut selama investigasi.

1.4 Citra
Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari
suatu objek.Citra sebagai suatu keluaran dari sistem perekaman data yang dapat
bersifat optik, bersifat analog ataupun bersifat digital(Murni, 1992). Citra dapat
dikelompokan menjadi citra tampak dan citra tak tampak. Banyak contoh citra
tampak dalam kehidupan sehari-hari misalnya foto keluarga, lukisan
pemandangan, hologram (citra optis), dan apa yang nampak di layar monitor dan
televisi. Citra tak tampak misalnya data gambar dalam file citra digital (Balza
danKartika, 2005).
1. Citra Analog
Citra analog adalah citra yang bersifat kontinyusepertiplat nomor
kendaraan,gambar pada monitortelevisi, foto sinar X, foto yang tercetak
dikertas foto,lukisan, pemandangan alam,hasil CT scan, gambar-gambar yang
terekam padapita kaset dan lain sebagainya. Citra analog tidak dapat di
representasikan dalam komputer sehingga tidak bisa diproses komputer secara
langsung.Oleh sebab itu,agar citra ini dapat diproses di komputer, proses konversi
analogkedigital harus dilakukan terlebih dulu. Citra analog dihasilkan dari alat-
alat analog,seperti video kamera analog, kamera foto analog, webcam, CT scan,
sensor roent gen untuk thorax, sensor gelombang pendek pada sistem radar,
sensor ultra sound pada sistem USG dan lain sebagainya (Mulyanto, 2007).

2. Citra Digital
Citra digital adalah citra yang dapat diolah oleh komputer.Umumnya citra
digital berbentuk persegi panjang atau bujur sangkar (pada beberapa sistem
pencitraan ada pula yang berbentuk segienam) yang memiliki lebar dan tinggi
tertentu. Ukuran ini biasanya dinyatakan dalam banyaknya titik atau pixel
sehingga ukuran citra selalu bernilai bulat. Setiap titik memiliki koordinat
sesuai posisinya dalam citra. Koordinat ini biasanya dinyatakan dalam
bilangan bulat positif, yang dapat dimulai dari 0 atau 1 tergantung pada
sistem yang digunakan. Setiap titik juga memiliki nilai berupa angka
digital yang merepresentasikan informasi yang diwakili oleh titik tersebut
Format data citra digital berhubungan erat dengan warna. Pada kebanyakan
kasus,terutama untuk keperluan penampilan secara visual,nilai data
digital merepresentasikan warna dari citra yang diolah. Format citra digital yang
banyak dipakai adalah citra Biner (monokrom), citra Skala Keabuan
(grayscale), citra Warna (true color) (Munir, 2004).
BAB II
Hasil Analisis Foto Citra

2.1 Foto Citra

Gambar 1. Foto citra


(Sumber: Dokumentasi Pribadi. 2019)

2.2 Hasil Analisis


2.3 Tabel Analisis
Tabel 1. Tabel Analisis Citra
Nomor Keterangan Analisis
1 Sawah
2 Perumahan
3 Apartemen
4 Pohon
5 Sungai
6 Jalan
7 Lahan kosong
8 Lapangan tanah
9 Sekolah
10 Bangunan UNPAD
11 Kolam berenang
2.4 Pembahasan
Praktikum kali ini praktikan melakukan percobaan untuk menganalisa foto
udara atau biasa disebut foto citra pada lokasi tertentu. Foto citra juga biasa disebut
sebagai interpretasi citra secara visual. Interpretasi citra sendiri memiliki pengertian
sebagai proses pengkajian citra melalui proses identifikasi dan penilaian mengenai
objek yang tampak pada citra. Dengan kata lain, interpretasi citra merupakan
suatu proses pengenalan objek yang berupa gambar (citra) untuk digunakan
dalam disiplin ilmu tertentu seperti Geologi, Geografi, Ekologi, Geodesi dan
disiplin ilmu lainnya.
Foto citra yang di analisa pada tiap kelompok memiliki lokasi yang berbeda-
beda. Menganalisa foto citra tersebut berguna untuk mengetahui objek-objek dan
komponen-komponen pada foto citra tersebut termasuk ke unsur interpretasi yang
mana. Jika sudah mengetahui unsur interpretasi tersebut setelah di analisis, dikaji
dan diidentifikasi maka dapat disimpulkan objek ataupun komponen tersebut
termasuk nilai penting atau tidak. Unsur interpretasi yang dimaksud disini yaitu
seperti rona atau warna, bentuk, ukuran, tekstur, pola, bayangan, situs, dan asosiasi.
Tiap unsur memiliki ciri khas nya tersendiri agar praktikan atau yang menganalisa
sebuah foto citra dapat meklasifikasikan ke tiap unsur nya. Seperti contoh nya rota
ataau warna emmiliki ciri khas yang sangat mudah seperti pepohonan dengan
perumahan dapat dilihat bahwa rona untuk sawah adalah berwarna hijau muda
hingga tua dan perumahan biasanya berwarna merah. Namun, untuk warna merah
terkadang dapat sulit untuk memastikan bahwa yang dianalisa tersebut sebuah
perumahan ataupun sebuah asosiasi seperti salah satunya sekolah. Asosiasi dan
situs memiliki tingkat kesulitan yang sangat tinggi untuk dianalisa karena asosiasi
tidak dapat hanya dilihat dari atas saja. Namun untuk sekolah dapat ditandai dengan
adanya lapangan sekolah, walaupun hal tersebut tidak selalu dapat dijadikan sebuah
acuan dikarenakan tidak semua sekolah memiliki lapangan yang terlihat pada foto
udara atau foto citra.
Interpretasi citra yang dianalisa oleh praktikan memiliki hasil foto citra yang
sangat jelas sehingga memudahkan untuk praktikan untuk menganalisa foto citra
tersebut. Hasil analisa yang diperoleh praktikan yaitu mendapatkan 11 objek atau
komponen yang berbeda-beda pada satu foto citra. Namun ada beberapa objek yang
berbeda namun memiliki unsur warna yang sama sehingga praktikan dapat
membedakan nya dengan tingkat kecerahan nya. Seperti untuk sawah warna yang
terdapat pada foto citra berwarna hijau yang ditandai dengan adanya berpetak-petak
dan hal tersebut dapat dinyatakan sebagai ciri yang dimiliki sawah. Kemudian
untuk warna hijau yang lain seperti pohon ditandai dengan warna hijau yang lebih
gelap dibandingkan sawah dan jika dilihat dari unsur interpretasi, pohon memiliki
tekstur yang lebih kasar dibandingkan sawah.
Praktikan memperoleh hasil pada nomor 7 adalah lahan kosong atau lahan
yang sudah digunakan setelah penanaman. Lahan kosong tersebut ditandai dengan
adanya berpetak-petak seperti sawah namun yang membedakannya adalah warna
nya yaitu coklat. Namun warna coklat juga digunakan sebagai ciri dari lapangan
tanah pada nomor 8. Tetapi yang membedakan kedua nya yaitu pada lahan kosong
berpetak-petak sedangkan lapangan taah tidak. Selain itu, lapangan tanah juga
memiliki bentuk yang berbeda dibandingkan lahan kosong. Pada nomor 2 praktikan
memperoleh perumahan. Perumahan biasanya memiliki warna merna dengan
bentuk kotak-kotak yang berdekatan dengan satu sama lain nya. Pada nomor 3
diperoleh apartement, apartement memiliki warna yang sama dengan perumahan
namun yang membedakannya adalah pada bayangan yang dimiliki oleh salah satu
objek tersebut. Apartement biasanya memiliki bayangan yang sangat panjang yang
menandakan ketinggian suatu bangunan.
KESIMPULAN

Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:


1. Tiap unsur interpretasi memiliki tingkat kesulitan dalam menganalis nya;
2. Objek yang memiliki warna yang sama dapat dibedakan emnggunakan
unsur interpretasi citra yang lain;
3. Warna hijau pohon lebih gelap dibandingkan warna hijau sawah; dan
4. Tiap unsur memiliki hubungan antar satu sama lain nya.
DAFTAR PUSTAKA

Walijatun, Djok. 2010. Ilmu Ukur Wilayah. Jurnal. Erlangga: Jakarta

Lillesand dan Kiefer. 1990. Interpretasi citra. Jurnal.

Salmani. 2011. Penginderaan Jauh dan Citra. Jurnal.

Tooley, Michael. 2002. Prinsip Interpretasi Citra. Jakarta : Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai