Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEKNIK ENERGI

ENERGI ALTERNATIF BIOGAS

Disusun Oleh:
1. Kurnia Widyastuti (1631010134)
2. Rafli Iman Firdaus (1631010141)
3. Rachmad Hermawan (1631010145)
4. Bellani Yunfa Winata (1631010151)
5. Ricky Rizki Rifo O. (1631010160)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

· I.1 Latar Belakang


Energi merupakan komponen penting untuk menunjang aktivitas dan usaha
produktif maupun dalam menghasilkan barang dan jasa. Sumber energi dapat
berasal dari energi fosil, energi matahari, air, angin atau energi dari sumber daya
hayati (bioenergi). Kelangkaan bahan bakar minyak sudah tidak dapat dipungkiri
lagi. Persediaan minyak bumi di dunia makin lama makin menipis dan harganya
makin melonjak. Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan sumber
energi makin meningkat, terutama dari minyak bumi. Untuk itu, sumber energi
selain minyak bumi atau energi alternative sangat diperlukan. Sumber energi
terbarukan merupakan sumber energi yang dapat dengan cepat diisi oleh alam
dalam proses yang berkelanjutan. Dengan kata lain, sumber energi yang tidak akan
habis jika dimanfaatkan dengan benar. Misalnya sinar matahari, angin, bioenergi,
panas bumi, dll
Salah satu sumber energi terbarukan yang berasal dari sumber daya alam
hayati adalah biogas. Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian
bahan-bahan organik oleh mikroorganisme pada kondisi yang relatif kurang
oksigen (anaerob). Sumber bahan baku untuk menghasilkan biogas yang utama
adalah kotoran ternak sapi, kerbau, babi, kuda dan unggas, dapat juga berasal dari
sampah organik. Namun sampai saat ini pemanfaatan limbah kotoran ternak sebagai
sumber bahan bakar dalam bentuk biogas ataupun bioarang sangat kurang karena
teknologi dan produk tersebut merupakan hal yang baru di masyarakat. Padahal
biogas merupakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan,
dapat dibakar seperti gas elpiji (LPG) dan dapat dugunakan sebagai sumber energi
penggerak generator listrik.
Prospek pengembangan teknologi biogas ini sangat besar terutama di daerah
pedesaan dimana sebagian besarnya masyarakat bekerja dibidang peternakan dan
pertanian. Pada umunya masyarakat yang berprofesi sebagai petani mempunyai
hewan ternak seperti unggas, kambing, sapi, kerbau, dll. Selama ini limbah kotoran

1
ternak hanya dimanfaatkan sebagai pupuk itupun kurang optimal. Limbah kotoran
ternak yang menumpuk menimbulkan efek pencemaran seperti pencemaran
terhadap air tanah, pencemaran terhadap udara, dan memicu timbulnya efek rumah
kaca. Untuk itu dikembangkan teknologi baru untuk memanfaatkan dan menaikkan
nilai keekonomisan dari limbah tersebut salah satunya dengan jalan
memanfaatkannya sebagai bahan baku pembuatan biogas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Menghasilkan sumber energi (bahan bakar) yang terbarukan, murah dan
ramah lingkungan,
2. Mengurangi pencemaran akibat limbah kotoran ternak,
3. Mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap sumber energi tak
terbarukan seperti minyak bumi.

1.3 Manfaat
1. Mengurangi pengeluaran masyarakat untuk membeli bahan bakar,
2. Menambah pendapatan masyarakat,
3. Mengurangi dampak buruk penggunaan bahan bakar minyak bumi terhadap
lingkungan,
4. Meningkatkan kebersihan dan sanitasi lingkungan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pengertian Biogas


Biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan oleh proses
fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup
dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya semua jenis bahan organik bisa
diproses untuk menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan organik (padat,
cair) homogen seperti kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak cocok untuk
sistem biogas sederhana. Di daerah yang banyak industri pemrosesan makaan
antara lain tahu, tempe, ikan, pindang atau brem bisa menyatukan saluran
limbahnya ke dalam sistem biogas, sehingga limbah industri tersebut tidak
mencemari lingkungan di sekitarnya. Hal ini memungkinkan karena limbah industri
tersebut diatas berasal dari bahan organik yang homogen.
Bahan bakar biogas tidak menghasilkan asap merupakan suatu pengganti
yang unggul untuk menggantikan bahan bakar minyak atau gas alam. Gas ini
dihasilkan dalam proses yang disebut pencernaan anaerob, merupakan gas
campuran metan (CH4), karbondioksida (CO2), dan sejumlah kecil nitrogen,
amonia, sulfur dioksida, hidrogen sulfida, dan hidrogen. Secara alami, gas ini
terbentuk pada limbah pembuangan air, tumpukan sampah, dasar danau atau rawa.
Mamalia termasuk manusia menghasilkan biogas dalam sistem pencernaannya,
bakteri dalam sistem pencernaan menghasilkan biogas untuk proses mencerna
selulosa. Biomassa yang mengandung kadar air yang tinggi seperti kotoran hewan
dan limbah pengolahan pangan cocok digunakan untuk bahan baku pembuatan
biogas.
Limbah peternakan merupakan salah satu sumber bahan yang dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas, sementara perkembangan atau
pertumbuhan industri peternakan menimbulkan masalah bagi lingkungan karena
menumpuknya limbah peternakan. Polutan yang dihasilkan dari dekomposisi
kotoran ternak yaitu BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD (Chemichal
Oxygen Demand), bakteri patogen, polusi air, debu, dan polusi bau. Banyak negara

3
berkembang kotoran ternak, limbah pertanian, dan kayu bakar digunakan sebagai
bahan bakar. Hal inilah yang menjadi perhatian karena emisi metan dan
karbondioksida yang menyebabkan efek rumah kaca dan mempengaruhi perubahan
iklim global.
Jika dilihat dari segi pengolahan limbah, proses anaerob juga memberikan
beberapa keuntungan yaitu menurunkan nilai COD dan BOD, total solid, volatile
solid, nitrogen nitrat, dan nitrogen organik. Bakteri caliform dan patogen lainnya,
telur insek, parasit, bau juga dihilangkan atau menurun. Di daerah pedesaan yang
tidak terjangkau listrik, penggunaan biogas memungkinkan untuk belajar dan
melakukan kegiatan komunitas di malam hari. Kesetaraan biogas dengan sumber
energi lain dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel II.1 Kesetaraan biogas dengan beberapa sumber energi lain
Bahan Bakar Jumlah
Elpiji 0,46 kg
Minyak Tanah 0,62 liter
Minyak Solar 0,52 liter
Bensin 0,80 liter
Gas Kota 1,50 m3
Kayu Bakar 3,50 kg
Sumber : Departemen Petanian (2009)
Komponen terbesar biogas adalah Methana (CH4, 54-80%-vol) dan
karbondioksida (CO2, 20-45%-vol) serta sejumlah kecil H2, N2, dan H2S.
Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang
terjadi. Pada literature lain komposisi biogas secara umum ditampilkan dalam
tabel berikut :
Tabel II.2 Komposisi biogas secara umum
Komponen Presentase
Metana (CH4) 55 - 75%
Karbondioksida (CO2) 25 - 45%
Nitrogen (N2) 0 - 0,3%
Hidrogen (H2) 1 - 5%
Hidrogen Sulfide (H2S) 0 - 3%
Oksigen (O2) 0,1 – 0,5%

4
Biogas berasal dari fermentasi bahan-bahan organik diantaranya :
a. Limbah tanaman : tebu, rumput-rumputan, jagung, dan lain-lain.
b. Limbah dan hasil produksi : minyak, gas, penggiling padi, limbah sagu.
c. Hasil samping industri : tembakau, limbah pengolahan buah-buahan dan
sayuran, dedak, kain dari tekstil, ampas tebu dari industri gula dan tapioka,
limbah cair industri tahu.
d. Limbah Perairan : tumbuh-tumbuhan air, eceng gondok.
e. Limbah Peternakan : kotoran sapi, kotoran kerbau, kotoran kambing, kotoran
unggas.
Tabel II.3 Produksi Biogas Dari Berbagai Bahan Organik
No. Bahan Organik Jumlah (Kg) Biogas (lt)
1 Kotoran Sapi 1 40
2 Kotoran Kerbau 1 30
3 Kotoran Babi 1 60
4 Kotoran Ayam 1 70

Tabel 1.4 Perbandingan Jumlah Kotoran/Tinja Yang Dihasilkan Ternak Dan Manusia
Jml. Tinja Kandungan Air Bahan
No. Jenis Ternak
Per hari/Kg (%) Kering
1 Sapi 28 80 20
2 Sapi Perah 28 80 20
3 Kerbau 35 83 17
4 Kambing 1.13 74 26
5 Domba 1.13 74 26
6 Babi 3.41 67 33
7 Ayam/kampung/ras 0.18 72 28
8 Itik 0.34 62 38
9 Manusia 0.15 77 23

II.2 Proses Pembuatan Biogas Secara Anaerob


Proses anaerob merupakan dasar dari reaktor biogas yaitu proses pemecahan
bahan organik oleh aktivitas bakteri metanogenik dan bakteri asidogenik pada
kondisi tanpa udara. Bakteri ini secara alami terdapat dalam limbah yang

5
mengandung bahan organik, seperti kotoran binatang, manusia, dan sampah
organik rumah tangga. Proses anaerob dapat berlangsung di bawah kondisi
lingkungan yang luas meskipun proses yang optimal hanya terjadi pada kondisi
yang terbatas.
Pembentukan biogas meliputi tiga tahap proses yaitu :
a. Hidrolisis, pada tahap ini terjadi penguraian bahan-bahan organik mudah larut
dan pencernaan bahan organik kompleks menjadi sederhana.
b. Pengasaman, pada tahap pengasaman komponen monomer yang terbentuk
pada tahap hidrolisis akan menjadi bahan makanan bakteri asam. Produk akhir
dari perombakan gula-gula sederhana ini yaitu asam asetat, propionat, format,
laktat, alkohol, dan sedikit butirat, gas karbondioksida, hidrogen dan amonia.
c. Metanogenik, pada tahap ini terjadi proses pembentukan gas metan. Bakteri
pereduksi sulfat juga terdapat dalam proses ini, yaitu untuk mereduksi sulfat
dan komponen sulfur lainnya menjadi hidrogen sulfida.

Bakteri yang berperan dalam proses pencernaan anaerobik yaitu bakteri


hidrolitik yang memecah bahan organik menjadi gula dan asam amino, bakteri
fementatif yang mengubah gula dan asam amino menjadi asam organik, bakteri
asidogenik merubah asam organik menjadi hidrogen, karbondioksida dan asam
asetat, dan bakteri metanogenik yang menghasilkan gas metan dari asam asetat,
hidrogen, dan karbondioksida. Bakteri metanogenik akan menghasilkan biogas
yang bagus (kandungan gas metan tinggi) pada suhu 25°-30°C. Di dalam digester
biogas terdapat dua jenis bakteri yang sangat berperan yaitu bakteri asidogenik
dan bakteri metanogenik. Kedua bakteri ini harus dipertahankan jumlahnya
seimbang. Bakteri-bakteri inilah yang merubah bahan organik menjadi gas metan
dan gas lainnya dalam siklus hidupnya.
Kandungan gas metan dalam biogas yang dihasilkan tergantung pada jenis
bahan baku yang dipakai. Sebagai contoh komposisi biogas dapat dilihat pada :

6
Tabel II.5 Kompisisi gas (%) dalam biogas yang berasal dari kotoran ternak dan
sisa pertanian.

Campuran Kotoran Sapi


Jenis Gas Kotoran Sapi
dan Sampah Pertanian
Metana (CH4) 65.7 55-70
Karbondioksida (CO2) 27.0 27-45
Nitrogen (N2) 2.3 0.5-3.0
Karbonmonoksida
(CO) 0.0 0.1

Oksigen (O2) 0.1 6.0


Propan (C3H8) 0.7 -
Hidrogen Sulfida Tidak
(H2S) Sedikit sekali
Terukur

Nilai Kalor (kkal/m3) 6513 4800-6700

II.3 Teknologi Digester


Saat ini berbagai bahan dan jenis peralatan biogas telah banyak
dikembangkan sehingga dapat disesuaikan dengan karakteristik wilayah, jenis,
jumlah dan pengelolaan kotoran ternak. Secara umum terdapat dua teknologi yang
digunakan untuk memperoleh biogas. Pertama, proses yang sangat umum yaitu
fermentasi kotoran ternak menggunakan digester yang didesain khusus dalam
kondisi anaerob. Kedua, teknologi yang baru dikembangkan yaitu dengan
menangkap langsung gas metan dari lokasi tumpukan sampah tanpa harus membuat
digester khusus. Peralatan dan proses pengolahan dan pemanfaatan biogas
ditampilkan pada gambar berikut.

7
Gambar II.1 Peralatan dan proses pengolahan dan pemanfaatan biogas
Beberapa keuntungan kenapa digester anaerobik lebih banyak digunakan
antara lain :
1. Keuntungan pengolahan limbah
a. Digester anaerobik merupakan proses pengolahan limbah yang alami
b. Membutuhkan lahan yang lebih kecil dibandingkan dengan proses
kompos aerobik ataupun penumpukan sampah
c. Memperkecil volume atau berat limbah yang dibuang
d. Memperkecil rembesan polutan
2. Keuntungan energi
a. Proses produksi energi bersih
b. Memperoleh bahan bakar berkualitas tinggi dan dapat diperbaharui
c. Biogas dapat dipergunakan untuk berbagai penggunaan
3. Keuntungan lingkungan
a. Menurunkan emisi gas metan dan karbondioksida secara signifikan
b. Menghilangkan bau
c. Menghasilkan kompos yang bersih dan pupuk yang kaya nutrisi
d. Memaksimalkan proses daur ulang
e. Menghilangkan bakteri coliform sampai 99% sehingga memperkecil
kontaminasi sumber air
4. Keuntungan ekonomi
Lebih ekonomis dibandingkan dengan proses lainnya ditinjau dari siklus ulang
proses

8
Bagian utama dari proses produksi biogas yaitu tangki tertutup yang disebut
digester. Desain digester bermacam-macam sesuai dengan jenis bahan baku yang
digunakan, temperatur yang dipakai dan bahan konstruksi. Digester dapat terbuat
dari cor beton, baja, bata atau plastik dan bentuknya dapat berupa seperti silo, bak,
kolam dan dapat diletakkan di bawah tanah. Sedangkan untuk ukurannya

bervariasi dari 4-35 m3. Biogas dengan ukuran terkecil dapat dioperasikan dengan
kotoran ternak 3 ekor sapi, 7 ekor babi atau 500 ekor unggas.

Gambar II.2 Beberapa macam digester

Biogas yang dihasilkan dapat ditampung dalam penampung plastik atau digunakan
langsung pada kompor untuk memasak, menggerakan generator listrik, patromas
biogas, penghangat ruang/kotak penetasan telur dll.

II.4 Manfaat Biogas


Dalam perkembangannya Biogas di Indonesia mulai banyak
dikembangkan oleh penduduk desa mereka memanfaatkan seperti limbah
pertanian dan peternakan yang mereka miliki menjadi bahan bakar gas. Pada
umumnya,biogasdimanfaatkan pada skala rumah tangga, namun tidak menutup
kemungkinan untuk dimanfaatkan pada skala yang lebih besar (komunitas).
Beberapa keuntungan bagi rumah tangga dan komunitas antara lain:
1. Mengurangi penggunaan bahan bakar lain (minyak tanah, kayu, dsb) oleh
rumah tangga atau komunitas.
2. Menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi sebagai hasil sampingan.
3. Menjadi metode pengolahan sampah (raw waste) yang baik dan mengurangi

9
pembuangan sampah ke lingkungan (aliran air/sungai).
4. Meningkatkan kualitas udara karena mengurangi asap dan jumlah
karbodioksida akibat pembakaran bahan bakar minyak/kayu bakar.
5. Secara ekonomi, murah dalam instalasi serta menjadi investasi yang
menguntungkan dalam jangka panjang.

Manfaat Pembuatan Biogas Dari Kotoran Ternak Antara Lain :


1. Gas yang dihasilkan dapat mengganti fuel seperti LPG atau natural gas.
Pupuk sapi yang dihasilkan dari satu sapi dalam satu tahun dapat
dikonversi menjadi gas metana yang setara dengan lebih dari 200 liter
gasoline.
2. Gas yang dihasilka dapat digunakan untuk sumber energi menyalakan

lampu, dimana 1 m3 biogas dapat digunakan untuk menyalakn lampu 60

Watt selama 7 jam. Hal ini berarti bahwa 1 m3 biogas menghasilkan


energi = 60 W x 7 jam = 420 Wh = 0,42 kWh.
3. Limbah digetser biogas, baik yang padat maupun cair dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

Berikut beberapa faktor yang bisa menjadi pertimbangan Indonesia memiliki


prospek yang baik dalam penggunaan biogas :
 Indonesia memiliki banyak peternakan, menurut statistik data website
departemen pertanian Indonesia, setiap provinsi memiliki ternak rata-rata
ternak sekitar 500 ribu yang jika dijumlahkan Indonesia memiliki sekitar 13
uta sapi dan sapi potong, serta 28 juta kambing, domba dan kerbau. Namun
pengelolahan kotoran ternak belum dimanfaatkan secara optimal bahkan
menimbulkan masalah.
 Biogas mampu mendukung energi bagi industri rumah tangga dan indusrti
kecil menengah.
 Meninjau TPA di Indoesia yang masih banyak mengalami masalah sampah
organik yang bercampur dengan sampah anorganik. Sampah organik bisa

10
digunakan sebagai bahana dasar biogas.
 Harga minyak yang mahal sehingga memungkinkan biogas menjadi sumber
energi alternatif.
 Kenaikan biaya sumber energi seperti tarif listrik, harga LPG, premium,
minyak tanah, dan minyak bakar lainnya.
 Prospek diutamakan pada tempat-tempat banyak yang masih dalam masa
pembangunan (kompleks perumahan baru, gedung perkantoran baru dan
pedesaan) dan tempat peternakan.
 Penggunaan biogas relatif tidak menimbulkan polusi.

II.5 Keuntungan dan Kerugian Biogas


Selain beranfaat sebagai pengganti bahan bakar, ada sejumlah kelebihan
yang dapat diperoleh dari biogas terhadap lingkungan, antara lain :
a. Masyarakat tak perlu menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar.
b. Proses memasak jadi lebih bersih, dan sehat karena tidak mengeluarkan
asap.
c. Kandang hewan menjadi semakin bersih karena limbah kotoran kandang
langsung dapat diolah.
d. Sisa limbah yang dikeluarkan dari biodigester dapat dijadikan pupuk
sehingga tidak mencemari lingkungan.
e. Dapat berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca melalui
pengurangan pemakaian bahan bakar kayu dan bahan bakar minyak.
f. Realatif lebih aman dari ancaman bahaya kebakaran.
g. Mengurangi penggunaan bahan bakar lain (minyak tanah, kayu, dsb) oleh
rumah tangga atau komunitas.
h. Menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi sebagai hasil sampingan.
i. Menjadi metode pengolahan sampah (raw waste) yang baik dan
mengurangi pembuangan sampah ke lingkungan (aliran air/sungai).
j. Meningkatkan kualitas udara karena mengurangi asap dan jumlah
karbodioksida akibat pembakaran bahan bakar minyak/kayu bakar.
k. Secara ekonomi, murah dalam instalasi serta menjadi investasi yang

11
menguntungkan dalam jangka panjang.

Adapun kekurangannya adalah :


a. Memerlukan dana tinggi untuk aplikasi dalam bentuk instalasi biogas.
b. Tenaga kerja tidak memiliki kemampuan memadai terutama dalam proses
produksi.
c. Belum dikenal masyarakat.
d. Tidak dapat dikemas dalam bentuk cair dalam tabung.

12
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah disusun, maka dapat disimpulkan :
Adanya global warming (pemanasan global) menyebabkan berkurangnya
sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui seperti BBM. Biogas dapat
membantu menyelesaikan permasalahan yang muncul tentang itu. Biogas
merupakan sistem teknologi penghasil energi dengan menggunakan
bahan baku kotoran atau sampah organik. Menerapkan sistem fermentasi bakteri
diciptakanlah alat biogas yang dapat dipergunakan sebagai penghasil energi dan
pembangkit listrik. Bahan yang mudah didapatkan dan biaya yang tidak mahal
sangat membantu masyarakat dalam menyelasaikan permasalahan ekonomi
khususnya dengan naiknya harga BBM.

III.2 Saran
Dari uraian dan kesimpulan yang telah disusun, maka penyusun ingin
memberikan saran:
1. Semoga masyarakat luas dapat mempraktikan teknologi ini secara langsung.
2. Teknologi terus dikaji lebih dalam agar dapat menarik masyarakat untuk
menggunakannya.
3. Adanya sosialisasi dan penyuluhan dari para peneliti ilmuan atau pemerintah
terhadap masyarakat luas.

13

Anda mungkin juga menyukai