Anda di halaman 1dari 2

Nama : Eka Suparman P

Kelas/Jurusan : A/S1 Teknik Informatika


NPM : 432007006160122

Pertanyaan :
1. Membuat Suatu kajian mengenai penerapan peranan IQ,EQ,SQ,CQ,AQ dalam
membentuk suatu perilaku kerja.
2. Kajian disertai dengan sumber informasi Primer dan sumber informasi Sekunder.

Jawaban :
PENERAPAN PERANAN IQ, EQ, SQ, CQ, DAN AQ DALAM MEMBENTUK
SUATU PERILAKU KERJA

Dewasa ini, Kecerdasan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan perilaku
kerja yang baik. Kecerdasan yang dimaksud ialah IQ, EQ, SQ, CQ, dan AQ. Pemikiran umum
menegaskan bahwa IQ memiliki pengaruh besar dalam keberhasilan di dunia kerja. Pemikiran ini juga
yang menganggap bahwa hanya mereka yang memiliki intelegensi tinggi, akademis, dan matematis
saja yang dapat meraih kesuksesan. Banyak organisasi mempekerjakan orang-orang yang memiliki
kecerdasan tinggi untuk menyeleksi intelegensi para calon tenaga kerja agar dapat memperoleh tenaga
kerja yang berkualitas dan dapat membangun organisasi menuju ke arah yang lebih baik. Meskipun
IQ merupakan tolak ukur dari kecerdasan seseorang, IQ tetap bukan merupakan satu-satunya indikator
keberhasilan. Angela Duckworth, seorang akademisi, psikolog, dan penulis sains populer dari
Amerika, dalam penelitiannya yang berjudul “Self-Discipline Outdoes IQ in Predicting Academic
Performance of Adolescents” menyatakan bahwa hal terbesar yang paling menentukan keberhasilan
bukanlah kecerdasan, melainkan kedisiplinan dalam diri. Kemampuan dalam mengelola diri sendiri
menjadi tolak ukur baru dalam menilai kompetensi di abad ke-21 ini. Penilaian ini juga membuka
fokus baru terhadap EQ, SQ, CQ, dan EQ,Hal ini memerlukan intelejensi baik agar segala yang ingin
diraih dapat tewujud dengan baik dan efektif, Demikian juga untuk manajemen teknis dan operasional
diperlukan kemampuan yang tinggi untuk mensukseskan program-program strategis yang telah
disusun oleh top manajemen.
EQ merupakan kemampuan untuk mengenali perasan diri sendiri, dan perasaan orang lain,
memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri, dan juga orang lain. Daniel
Goleman seorang peneliti ilmu-ilmu perilaku dan otak menyatakan bahwa IQ hanya berpengaruh
sebesar 5-10% terhadap keberhasilan. Faktor penting lainnya adalah EQ. Pekerja yang memiliki EQ
tinggi akan memiliki perilaku kerja yang baik disebabkan oleh adanya kemampuan seperti percaya
diri, kesabaran, ketekunan, dan menjalin hubungan sosial dengan individu lain. Ini didasari dari
penelitian Steven J. Stein dan Howard E. Book yang berjudul “The EQ Edge: Emotional Intellegence
and Your Succsess” pada hampir 42,000 orang dari 36 negara mengungkapkan hubungan positif
antara EQ dan keberhasilan dalam kehidupan pribadi dan pekerjaan. Penelitian lain menunjukkan
bahwa IQ dapat digunakan untuk memperkirakan sekitar 1-20% keberhasilan dalam pekerjaan, EQ di
sisi lain berperan langsung sebesar 27-40%, Satu hal yang paling berbahaya adalah ketika seseorang
maupun tidak menyadari bahwa EQ-nya sangat dangkaldan bangga dengan gelar pengetahuan yang
dimilikinya (IQ).
SQ merupakan kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam kontek makna yang
lebih luas dan kaya, dan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermahkan
dibandingkan dengan yang lain. Nilai-nilai SQ juga memiliki peranan penting dalam mencapai
keberhasilan kerja secara umum. Pemikiran yang mendewakan bahwa IQ adalah satu-satunya
kecerdasan yang dapat membantu keberhasilan seseorang merupakan pemikiran yang salah. Karena
terdapat kecerdasan lain yang harus diseimbangkan. Danah Zohar dan Ian Marshal dalam bukunya
berpendapat bahwa SQ merupakan kecerdasan yang paling mendasar dari semua kecerdasan. Individu
yang memiliki SQ tinggi memiliki kemampuan membangun fondasi kepercayaan yang baik dengan
individu lain. Individu ini menempatkan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi, Oleh karena
itu kita membutuhkan emotional spritual quotient (ESQ) sebagai bekal untuk menyatukan intellegent
quotient (IQ) dan emotional quotient (EQ).
CQ merupakan kecerdasan individu yang memotivasi untuk mempelajari hal-hal yang
menarik baginya. Dalam survei PwC 2015 atas lebih dari 1,000 orang yang memiliki jabatan sebagai
CEO menyatakan bahwa CQ merupakan suatu sifat kepemimpinan yang harus dimiliki karena
keingintahuannya akan hal baru menciptakan budaya inovasi bagi perusahaan untuk terus maju.
Individu dengan CQ tinggi lebih diinginkan dalam sistem pendidikan dan tempat kerja disebabkan
mereka ingin tahu dan terbuka untuk pengalaman baru, lebih toleran terhadap keambiguan, dan
mampu menghasilkan solusi sederhana bagi masalah yang kompleks.
AQ merupakan kemampuan beradaptasi, paling umum digunakan untuk mengukur kinerja di
tempat kerja dan menilai potensi individu. Super dan Knasel mendefinisikan istilah "adaptasi karier"
pada tahun 1981 sebagai "kesiapan orang dewasa untuk menghadapi perubahan pekerjaan dan kondisi
kerja". Dalam ulasannya tentang literatur Adaptasi Karir Claire S. Norton mendefinisikan kemampuan
beradaptasi karir sebagai: "konstruksi psikososial termasuk kesiapan dan sumber daya untuk berhasil
menghadapi tugas kejuruan, transisi pekerjaan, dan tantangan yang tak terduga".

Sumber Informasi Primer Dan Seknder :


[1] basukirahmatetikaprofesi.blogspot.com/2014/12/peran-iqeqsqesq-dan-aq.html
[2] https://linanalbio.blogspot.com/2018/03/makalah-peran-iq-eq-sq-cq-aq-dalam.html

[3] https://pendidikanku.org/2014/05/pengaruh-iqeqsqcqaq.html

[4]
www.slideshare.net › vividiana › peranan-iq-eqsq-dlm-perilaku-kerja
[5] https://slideplayer.info/slide/17096811/

Anda mungkin juga menyukai