Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
2020
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini Bangsa Indonesia sedang mengalami krisis multidimensi. Krisis
tersebut mendera berbagai bidang, mulai dari ekonomi, politik, budaya, sains,
kesehatan, dan kemanusiaan. Seakan tidak ada jalan keluar dari semua krisis
tersebut. Adapun salah satu krisis yang paling nyata dihadapi saat ini adalah krisis
kepemimpinan. Pemimpin mengalami kegamangan dalam memilih tipe
kepemimpinan yang tepat untuk memimpin negeri tercinta ini. Semua orang saat
ini mengidamkan kepemimpinan, membutuhkan figur kepemimpinan yang dapat
diandalkan, dipercaya, dan dapat mengaktualisasikan perubahan-perubahan
konstruktif. Bangsa Indonesia membutuhkan kepemimpinan yang mampu
mentransformasikan karakter, memberikan perubahan-perubahan strategis,
sekaligus yang dapat meningkatkan potensi individu-individu yang dipimpinnya,
efektif dalam mengelola resources dan memiliki keinginan untuk aktif terlibat
dalam proses inovasi dan pertumbuhan. Serta yang terpenting, memiliki semangat
meraih pencapaian dan mengejar sukses tanpa terdominasi oleh materialism
belaka. Tentu hal ini juga menjadi bagian dari tugas generasi muda saat ini.
Generasi muda mempunyai tugas dan tanggungjawab penuh untuk
menjadikan bangsa ini semakin bermartabat di mata dunia. Peran pemuda
menempati posisi yang strategis. Yang harus dilakukan oleh bangsa demi
kemajuan dan kejayaan pada masa depan ialah memberdayakan generasi muda.
Identitas mahasiswa sebagai agent of change masih kental terasa. Dengan
peran mahasiswa sebagai penerus, pembangun, dan calon pemimpin masa depan
yang akan menjadi ujung tombak mengelola bangsa ini. Artinya, mahasiswa
sebagai agen dari suatu perubahan merupakan bagian dari perubahan segi
akademis dan juga pembangun bangsa untuk lebih maju kedepannya.
Mengingat pentingnya karakter kepemimpipinan dalam membangun
sumber daya manusia (SDM) yang kuat, maka pendidikan karakter
kepemimpipinan harus dilakukan dengan tepat. Dukungan dari berbagai pihak
sangatlah diperlukan, baik oleh pemerintah, masyarakat, keluarga maupun
sekolah. Kondisi ini akan terbangun jika semua pihak memiliki kesadaran
bersama dalam membangun pendidikan karakter kepemimpinan. Dengan
demikian, pendidikan karakterkepemimpinan harus menyertai semua aspek
kehidupan terutama sekolah atau universitas.
Lembaga pendidikan, khususnya sekolah atau universitas dipandang
sebagai tempat yang paling strategis untuk membangun
karakter kepemimpinan seseorang. Karena peserta didik lebih banyak
menghabiskan waktu kesehariannya di sekolah atau universitas. Pendidikan
karakter lebih diprioritaskan di sekolah atau universitas dengan tujuan agar
peserta didik dalam segala ucapan, sikap dan perilakunya mencerminkan
karakter kepemimpipinan yang baik dan kuat.
Saat ini karakter mahasiswa yang dibutuhkan adalah bukan sekedar
mahasiswa yang pintar dalam akademisnya saja, tetapi juga yang pandai
berbicara, profesional dalam kehidupan, kemudian senantiasa berkontribusi
terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk menggapai karakter yang di atas tidaklah
mudah. Mahasiswa memerlukan konsep dan tindakan nyata untuk membangun
sikap demi mencapai itu semua. Beberapa kegiatan pokok yang harus dilakukan
dalam rangka pembinaan dan pemberdayaan pemuda adalah menanamkan nilai-
nilai kepemimpinan kepada para pemuda yang ada di kampus, organisasi
kemahasiswaan dan kepemudaan. Hal ini penting agar para pemuda memiliki
moralitas dan etika yang baik, memiliki nilai-nilai kepemimpinan dan mempunyai
wawasan kebangsaan yang mendalam, serta menjauhkan para pemuda dari
pengaruh-pengaruh destruktif terutama dalam pergaulan bebas, penyalahgunaan
narkotika, obat terlarang, dan lainnya.
3.2 Saran
Seseorang tidak akan mampu membangun jiwa kepemimpinan jika tidak
ada keinginan dalam dirinya sendiri, peran orang lain memang perlu dalam
pembentukan jiwa kepemimpinan tapi jika keinginan dari dalam diri yang
bersangkutan tidak ada maka jiwa kepemimpinan tersebut tidak akan tumbuh
dan berkembang. Sebagai seorang mahasiswa kita tidak boleh melupakan
peranan penting kita sebagai penerus bangsa. Jangan hanya berfokus pada
pengusaan materi tapi harus juga diimbangi dengan perbaikan akhlak,
peningkatan ilmu pengetahuan, pengusaan emosional, perbaikan kepribadian dan
karakter, etika, moral serta tentu senantiasa rendah hati. Jangan biarkan
masyarakat memandang mahasiswa hanya sebagai pembuat onar dan pembawa
masalah, tapi buatlah masyarakat memandang mahasiswa sebagai penyelesaian
masalah kader pembawa perubahan bagi bangsa menuju arah masa depan yang
lebih baik dan dapat menjadi panutan bagi orang-orang disekitar.
Anak muda yang berani melawan arus dan tak gentar untuk keluar dari
zona nyaman. Ayo Mahasiswa kita semua bergerak, buktikan bahwa generasi
muda bukan gerakan pasif bukan gerakan yang hanya menyimak dengan na’if.
DAFTAR PUSTAKA
http://bair.web.ugm.ac.id/Universitas_Sebagai_Dasar_Pengembangan_Jiwa_Kepemimp
inan.htm
B. Uno, Hamzah. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis Dibidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
https://latansablog.wordpress.com/2011/11/24/pengertian-kepemimpinan-dan-teori-
teori-kepemimpinan/
http://news.okezone.com/read/2012/11/16/95/719265/universitas-sebagai-inkubator-
moral-pemimpin-masa-depan
http://rhiofahrezi.blogspot.co.id/p/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
Sedarmayanti. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia: Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negri Sipil. Bandung: PT. Refika Aditama.
Umar Tirtarahardjha dan S. L. La Sulo.2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
https://www.bersosial.com/threads/tips-membangun-mental-kepemimpinan-pada-
mahasiswa.36939/
http://sttb.ac.id/informasi/artikel/236-kepemimpinan-akademis