MATERI 1
NIAT DAN IKHLAS
Tujuan Materi
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang tujuan kuliah (asistensi)
hanya untuk mendapatkan Ridho Allah.
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang
tujuan amal, karena Allah memberikan kemenangan yang besar.
Senantiasa berniat karena Allah dalam setiap
melakukan aktivitas.
Rincian Materi
A. Pengertian Niat
Secara bahasa, ikhlas berasal dari kata khalasa yang berarti bersih/murni.
Sedangkan niat berarti al qashdu artinya maksud atau tujuan. Niat merupakan amal
hati secara murni, bukan amal lidah. Niat bukan sekedar sesuatu yang melintas di
dalam hati lalu hilang seketika itu juga, yang berarti tidak ada keteguhan. Al
khaththaby mendefenisikan niat adalah tujuan yang terdetik di dalam hatimu dan
menuntut darimu. Al Baidhawi juga mendefenisikan niat adalah dorongan hati yang
dilihatnya sesuai dengan suatu tujuan, berupa mendatangkan manfaat atau
mengenyahkan mudharat dari sisi keadaan maupun harta.
Keberadaan niat harus disertai pembebasan dari segala keburukan, nafsu dan
keduniaan, harus ikhlash karena Allah, dalam setiap amal-amal akhirat, agar amal itu
diterima di sisi Allah. Sebab setiap amal sholih mempunyai dua sendi, yang tidak
akan diterima di sisi Allah kecuali dengan keduanya, yaitu:
1. Niat yang ikhlas dan benar
2. Sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah.
orang-orang awam yang lemah dan juga bukan termasuk golongan mereka?”Beliau
menjawab,”Barisan pertama dan yang terakhir dibuat buta, kemudian mereka
dibangkitkan menurut niatnya.”(H.R. Bukhori, Muslim, dll)
D. Teladan Sejarah
1. Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata,
”Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, ”Sesungguhnya orang
yang pertama-tama diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid. Dia
didatangkan ke pengadilan, diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmatnya. Maka dia
pun mengakuinya. Allah bertanya,”Apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat
itu? Dia menjawab, aku berperang karena Engkau hingga aku mati syahid. Allah
berfirman,engkau dusta. Tetapi engkau berperang supaya dikatakan,”dia adalah
orang yang gagah berani. Dan memang begitulah yang dikatakan tentang dirimu.
Kemudian diperintahkan agar dia diseret dengan muka tertelungkup lalu
dilemparkan ke dalam neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah seseorang yang
mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta membaca AlQur’an. Dia didatangkan
ke pengadilan, lalu diperlihatkan kepadanya, nikmat-nikmatnya. Maka ia pun
mengakuinya. Allah bertanya, apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat itu?
Dia menjawab, aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca
AlQur’an karena Mu. Allah berfirman, engkau dusta. Tetapi engkau mempelajari
ilmu agar dikatakan, dia adalah orang yang berilmu, dan engkau membaca AlQur’an
agar dikatakan, dia adalah Qori’. Dan memang begitulah yang dikatakan tentang
dirimu. Kemudian diperintahkan agar dia diseret dengan muka tertelungkup hingga
dilemparkan ke neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberi
kelapangan oleh Allah dan juga diberiNya berbagai macam harta. Lalu ia
didatangkan ke pengadilan dan diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmatnya. Maka ia
pun mengakuinya. Allah bertanya, apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat
itu? Dia menjawab, aku tidak meninggalkan satu jalan pun yang Engkau suka agar
dinafkahkan harta, melainkan aku pun menafkahkannya karenaMu. Allah berfirman,
engkau berdusta. Tetapi engkau melakukan hal itu agar dikatakan, dia seorang
pemurah. Dan memang begitulah yang dikatakan tentang dirimu. Kemudian
diperintahkan agar dia diseret dengan muka tertelungkup hingga dilemparkan ke
neraka. (H.R. Muslim, An Nasa’y, At Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
2. “Ada seorang laki-laki berkata, malam ini aku benar-benar akan mengeluarkan
shadaqah. Lalu ia keluar sambil membawa shadaqahnya, lalu memberikannya
kepada seorang pencuri. Orang-orang pun membicarakan hal ini,”Malam ini
engkau telah memberikan shadaqah kepada seorang pencuri”. Maka orang itu
berkata,”Ya Allah, bagimu segala puji atas pencuri itu. Aku benar-benar akan
MATERI 2
MANAJEMEN CINTA
A.Tujuan Materi
a. Memahami perbedaan antara cinta kepada Allah dengan cinta kepada selain-
Nya serta menjadikan cinta kepada Allah di atas segala-galanya.
b. Menyadari pentingnya melandasi seluruh aktivitas hidup dengan kecintaan
kepada Allah, Rasul, dan perjuangan.
c. Merasakan kecintaan Allah pada orang-orang Mukmin dan wajibnya
mencintai sesuatu secara manhaji.
Rincian Materi
a.Hakikat Cinta:
Cinta yang mengikuti syari'at — dasarnya iman (QS. 3:15 , 52:21 , 3:170 )
Cinta yang tidak mengikuti syari'at — dasarnya syahwat (QS. 3:14 , 80:34-37
, 43:67 )
Cinta adalah bagian dari fitrah, orang yang kehilangan cinta dia tidak normal
tetapi banyak juga orang yang menderita karena cinta. Bersyukurlah orang-orang
yang diberi cinta dan bisa menyikapi rasa cinta dengan tepat.
"Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada apa-apa yang
diinginkan yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia dan
disisi Allah tempat kembali yang baik." (Al-Qur`an: Al-Imron ayat 14)
"Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli." (HR. Abu Dawud
dan Ahmad)
Cinta memang sudah ada didalam diri kita, diantaranya terhadap lawan jenis.
Tapi kalau tidak hati-hati cinta bisa menulikan dan membutakan kita. Cinta yang
paling tinggi adalah cinta karena Allah cirinya adalah orang yang tidak memaksakan
kehendaknya. Tapi ada juga cinta yang menjadi cobaan buat kita yaitu cinta yang
lebih cenderung kepada maksiat. Cinta yang semakin bergelora hawa nafsu, makin
berkurang rasa malu. Dan, inilah yang paling berbahaya dari cinta yang tidak
terkendali.
Islam tidak melarang atau mengekang manusia dari rasa cinta tapi
mengarahkan cinta tetap pada rel yang menjaga martabat kehormatan, baik wanita
maupun laki-laki. Kalau kita jatuh cinta harus hati-hati karena seperti minum air laut
semakin diminum semakin haus.
1.Ciri-ciri Cinta:
o Selalu mengingat-ingat (QS. 8:2 )
o Mengagumi (QS. 1:1 )
o Ridha /rela (QS. 9:61 )
o Siap berkorban (QS. 2:207 )
o Takut(QS. 21:90 )
o Mengharap(QS. 21:90 )
o Menaati(QS. 4:80 )
2.Tingkatan Cinta:
A. Cinta menghamba hanya dengan Allah untuk menyembah atau mengabdikan
diri (QS. 2:21 )
B. Mesra dengan Rasulullah dan Islam untuk diikutiRasa rindu dengan
Mukminin (keluarga atau jamaah) untuk saling kasih sayang dan saling
mencintai (QS. 48:29 , 5:54 , 55 dan 56 )
C. Curahan hati untuk kaum Muslimin umumnya untuk persaudaraan Islam
D. Rasa simpati pada manusia umumnya untuk dida'wahi
E. Hubungan hati hanya dengan benda-benda untuk memanfaatkan
3.Kelaziman Cinta:
a.Menghasilkan loyalitas (wala).
o Mencintai siapa-siapa yang dicintai Kekasih
o Mencintai apa saja yang dicintai Kekasih
b. Melepaskan diri (bara'):
o Membenci siapa saja yang dibenci Kekasih
o Membenci apa saja yang dibenci Kekasih
sesuatu yang hati manusia condong kepadanya dengan penuh rasa cinta dengan
meng-agungkan dan membesarkannya, tunduk dan pasrah secara total serta
menghamba kepadaNya. Allah Ta’ala wajib dicintai karena DzatNya
sendiri,sedangkan yang selain Allah Ta’ala dicintai hanya sebagai konsekuensi dari
rasa cinta kepada Allah Ta’ala.
Dalam Sunan At-Tirmidzi dan lain-lain, Rasulullah Shalallaahu alaihi
wasalam bersabda:
ض اللا ووأوغع و
طىَ اللا ووومنووع اللا فوقواد ا غ
)رواه أبو داود والترمذي وقاَل حديث.ستوغكومول غاالغيوماَون ب اللا ووأوغبوغ و
ومغن أووح ل
.(حسن
ومغن وعاَودىَ اليِ وولا يياَ فوقوغد: « إالن او تووعاَولىَ وقاَول: اا سغوضل ل وقاَول ور ض: وقاَول-ضويِ اض وعغنضه ور ا-وعغن أوابيِ ضهورغيوروة
ب إالوليِ اباَلنلووافاال ِ وولو يووزاضل وعغبادي يوتوقولر ض،ضتضهض وعلوغياه شغيِءء أووح ل
ب إالوليِ املماَ اغفتوور غ ب إالوليِ وعغبادي با و ِ وووماَ توقولر و،ب آوذغنتضهض اباَغلوحغر ا
ِِ ووارغجلوهض اللاتي،َش باوها ِ وويوودهض اللاتيِ يوغباط ض،صضر بااه
صورهض اللاذي يضغب ا ِ ووبو و،سومضع بااه سغموعهض اللاذي يو غت و ِ فوإ اوذا أوغحبوغبتضهض ضكغن ض،وحلتىَ أضاحبلضه
ض
ستووعاَوذانيِ ولضاعغيوذيلنه » رواه البخاَري ِ وولوائن ا غ،سأ ولوانيِ ولضغعاطيونلضهِ وولوئاغن و،َشيِ باوها يوغم ا
Suatu hari Tsauban berjumpa Rasulullah saw. Katanya "Ya Rasulullah, saya
sebenarnya tidak sakit, tapi saya sangat sedih jika berpisah dan tidak bertemu
denganmu walaupun sekejap. Jika dapat bertemu, barulah hatiku tenang dan
bergembira sekali. Apabila memikirkan akhirat, hati saya bertambah cemas, takut-
takut tidak dapat bersama denganmu. Kedudukanmu sudah tentu di syurga yang
tinggi, manakala saya belum tentu kemungkinan di syurga paling bawah atau paling
membimbangkan tidak dimasukkan ke dalam syurga langsung. Ketika itu saya tentu
tidak bersua muka denganmu lagi."
Mendengar kata Tsauban, baginda amat terharu. Namun baginda tidak
dapat berbuat apa-apa kerana itu urusan Allah. Setelah peristiwa itu, turunlah
wahyu kepada Rasulullah saw, bermaksud "Barangsiapa yang taat kepada Allah
dan RasulNya, maka mereka itu nanti akan bersama mereka yang diberi nikmat oleh
Allah yaitu para nabi, syuhada, orang-orang soleh dan mereka yang sebaik-baik
teman." Mendengarkan jaminan Allah ini, Tsauban menjadi gembira semula.
MATERI 3
AKHLAK ISLAMI
Tujuan Materi
Megetahui akhlaq seorang muslim
Rincian Materi
1. Mencintai Alloh diatas segala kecintaan dan menjadikan cinta ini sebagai dasar
untuk mencintai yang lain seperti Rasulullah, orang tua, dsb (QS.9:24)
2. Takut akan kemurkaan Alloh
3. Senantiasa mengharap Ridho Alloh SWT
yang terbaik dan paling potensial adalah karena ingin memenuhi perintah Alloh
dan siksa-Nya.
Daftar Pustaka:
- Novi Hardian & Tim ILNA Learning Center. Super Mentoring
- Kaderisasi UKKI UNSOED 2002. Silabus Materi PPAI UNSOED 2002
- Abbas, Ziyad (ed.) , Pilihan Hadits Politik, Ekonomi dan Sosial, Pustaka
Panjimas
- Ali Hasyimi, Muhammad, Dr., Apakah Anda Berkepribadian Muslim? Hal 24-
28, GIP
- Yakan, Muna Hadad., Hati-hati terhadap Media yang Merusak Anak, hal 38-40,
GIP
- Isnet „Urgensi Akhlak 1“
MATERI 4
PRIBADI MUSLIM YANG UNGGUL
Tujuan Materi
Memahami ciri-ciri pribadi unggul
Rincian Materi
A.Pendahuluan
Sudah biasa dalam kehidupan kita sehari-hari disuguhi fakta kehancuran
kepribadian bangsa, pakaian yang mengumbar aurat, kriminalitas yang semakin
nekad, korupsi yang sulit menghukum pelakunya, tari-tarian seronok yang dianggap
sebagai ekspresi pribadi dalam seni, kemusyrikin yang dibungkus secara halus
dengan acara mistis, ghibah yang dibungkus indah dengan infotainment, zina diberi
istilah manis dengan PSK (pekerja seks komersial) seolah-olah ini juga pekerjaan
yang halal seperti pekerjaan lainnya, dan lain-lain. Sangat banyak jika diurut
satupersatu.
Bangsa ini dianggap tidak lagi mempunyai kepribadian, tetapi telah mengekor
dengan kebudayaan Barat yang kafir dan sekuler. Sehingga mereka menganjurkan
agar kembali kepada akar budaya bangsa, yakni warisan leluhur nenek moyang.
Apakah yang menentukan kepribadian seseorang; penampilannya dengan jas dan
berdasi?; sederet gelar yang menempel didepan dan belakang namanya?, seabrek
jabatan yang disandangnya? Lantas sebagai umat Islam, apakah betul jika ingin
memiliki kepribadian yang unggul maka kita harus kembali kepada akar budaya
bangsa yang merupakan warisan leluhur?
Salah satu nilai yang tertanam dalam kehidupan kaum Muslimin saat ini
adalah nilai-nilai yang dikembangkan dalam bidang ilmu kejiwaan atau psikologi;
antara lain tentang konsep kepribadian manusia yang sangat ditentukan oleh berbagai
standar. Para ahli Barat banyak membicarakan konsep kepribadian dan nilai-nilai
tinggi-rendahnya kepribadian tersebut. Konsep mereka menyatakan bahwa tinggi
rendahnya kepribadian seseorang ditentukan oleh : nilai-nilai fisik (bentuk tubuh,
postur, cara berjalan, bentuk hidung, mata, letak tahi lalat, dsb.), nilai-nilai non-fisik
(bentuk pakaian, warna kesukaan, makanan-minuman, saat kelahiran, adat istiadat,
dsb).
Nilai-nilai genetik (orang tua pintar, seniman, dsb.) nilai-nilai ekternal
lainnya (pendidikan, kondisi sosial-politik, dsb). Walhasil, nilai-nilai tersebut pun
semakin mempengaruhi kaum Muslimin dalam memandang kemulyaan dan
pola tingkah laku (bagaimana ia bertingkah laku). Pola sikap seseorang ditunjukkan
dengan sikap, pandangan atau pemikiran yang ada pada dirinya dalam mensikapi
atau menanggapi berbagai pandangan dan pemikiran tertentu. Pola sikap pada diri
seseorang tentu sangat ditentukan oleh 'nilai paling dasar' atau ideologi yang
diyakininya. Dari pola sikap inilah bisa diketahui bagaimana sikap, pandangan atau
pemikiran yang dikembangkan oleh seseorang atau yang digunakannya dalam
menanggapi berbagai sikap, pandangan dan pemikiran yang ada di masyarakat
sekitarnya. Misalnya, seseorang akan mengembangkan suatu ide/konsep; -seperti
kebebasan, persamaan dan kesetaraan,- bila ideologi yang diyakininya membolehkan
hal tersebut. Begitu pula sebaliknya, bila ideologinya melarang hal seperti itu.
Sedangkan 'pola tingkah laku' adalah perbuatan-perbuatan nyata yang dilakukan
seseorang dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya (kebutuhan
biologis maupun naluriahnya). Pola tingkah laku pada diri seseorang pun sangat
ditentukan oleh 'nilai paling dasar' atau ideologi yang diyakininya. Seseorang akan
makan-minum apa saja dalam memenuhi kebutuhan biologisnya bila ideologi yang
diyakininya membolehkan hal itu.
Seseorangpun akan memuaskan naluri seksualnya dengan cara apa saja bila
ideologi yang diyakininya membolehkan hal itu. Dan ia pun akan mengatur aturan
peribadahannya, tata cara berpakaiannya, tata cara bergaulnya dan berakhlak sesuai
dengan keinginannya, bila ideologi yang diyakininya membolehkan hal itu. Begitu
pula sebaliknya. Walhasil, pola sikap dan pola tingkah laku inilah yang menentukan
'corak' kepribadian seseorang. Dan karena pola sikap dan pola tingkah laku ini sangat
ditentukan oleh nilai dasar/ideologi yang diyakininya, maka 'corak' kepribadian
seseorang memang sangat bergantung kepada ideologi/aqidah yang dianutnya.
Ideologi/aqidah kapitalisme akan membentuk masyarakat berkepribadian
kapitalisme-liberal. Ideologi sosialisme pasti akan membentuk kepribadian
sosialisme-komunis. Sedangkan ideologi/aqidah Islam seharusnya menjadikan kaum
Muslimin yang memeluk dan meyakininya, memiliki berkepribadian Islam. Dalam
bahasa yang lebih praktis, kepribadian (Syakhshiyah) terbentuk dari pola sikap
(Aqliyah) dan pola tingkah laku (Nafsiyyah), yang kedua komponen tersebut
terpancar dari ideologi (Aqidah) yang khas/ tertentu. Dari sinilah maka ketika
membahas tentang kepribadian Islam (Syakhshiyyah Islamiyyah) berarti berbicara
tentang sejauh mana seseorang memiliki pola sikap yang Islami (Aqliyyah
Islamiyyah) dan sejauh mana ia memiliki pola tingkah laku yang Islami (Nafsiyyah
Islamiyyah). Aqliyyah Islamiyyah hanya akan terbentuk dan menjadi kuat bila ia
memiliki keyakinan yang benar dan kokoh terhadap aqidah Islamiyah dan ia
memiliki ilmu-ilmu ke-Islaman yang cukup untuk bersikap terhadap berbagai ide,
pandangan, konsep dan pemikiran yang ada di masyarakat; dimana semua
pandangan dan konsep tersebut distandarisasi dengan ilmu dan nilai-nilai Islami.
Sedangkan Nafsiyyah Islamiyyah hanya akan terbentuk dan menjadi kuat bila
seseorang menjadikan aturan-aturan Islam dalam memenuhi kebutuhan biologisnya
(makan, minum, berpakaian, dsb.), maupun kebutuhan naluriahnya (beribadah,
bergaul, bermasyarakat, berketurunan, dsb). Jadi, seseorang dikatakan memiliki
syakhshiyah Islamiyah, jika ia memiliki aqliyah Islamiyah dan nafsiyah Islamiyah.
Mereka adalah orang-orang yang senantiasa bersikap/berfikir atas dasar pola berfikir
Islami dan orang-orang yang senantiasa memenuhi kebutuhan jasmani dan nalurinya
sesuai dengan aturan Islam, tidak mengikuti hawa nafsunya semata. Terlepas apakah
ia memiliki syakhshiyah Islamiyah yang kuat atau yang lemah, yang jelas ia telah
memiliki syakhshiyah/ kepribadian Islam. Hanya saja perlu dipahami disini, bahwa
Islam tidak menganjurkan agar umatnya memiliki syakhshiyah Islamiyah sebatas ala
kadarnya. Yang dibutuhkan Islam justeru orang-orang yang memiliki syakhshiyah
Islamniyah yang kokoh; kuat aqidahnya, tinggi tingkat pemikirannya, tinggi pula
tingkat ketaatannya terhadap ajaran Islam.
kitab-kitab-Nya, iman kepada para Rasul utusan-Nya, iman kepada hari kiamat, dan
iman kepada qodlo dan qodar-Nya, yang baik maupun yang buruk. Iman kepada hari
akhir dia fahami sebagai tempat pertanggungjawaban seluruh keimanan dengan
segala konsekuensi dan konsistensi dalam kehidupan di dunia. Ia paham bahwa
dunia adalah ladang menanam kebajikan untuk dituai buahnya di akhirat.
Sebaliknya, orang yang lalai akan ceroboh dan berbuat yang justru membahayakan
dirinya sendiri di akhirat nanti. Barang siapa menabur angin, akan menuai badai.
Allah SWT memang menciptakan hidup dan mati ini untuk diuji siapa yang terbaik
amalannya. Dia berfirman:
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu
yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS. Al
Mulk 2).
Langkah kedua, adalah bertekad menjadikan aqidah Islam sebagai landasan
(qoidah) dalam berfikir menilai segala sesuatu dan dijadikan landasan (qoidah)
dalam bersikap dan berperilaku. Dengan tekad itu, telah seorang memiliki cara
berfikir Islami (aqliyah Islamiyah) dan sikap jiwa Islami (nafsiyah Islami). Dengan
langkah kedua ini seorang muslim telah selesai dalam pembentukan kepribadian
Islam (takwinus syakhshiyyah). Dia telah dikatakan telah memiliki kepribadian
Islam (syakhshiyyah Islamiyah) sekalipun baru tahap awal dalam berfikir secara
Islami dan mengolah sikap jiwa secara Islami. Seorang muslim sudah dikatakan
sudah memiliki cara berfikir Islam walaupun belum bisa berbahasa Arab apalagi
berijtihad seperti Imam As Syafi’I rahimahullah. Dia sudah dikatakan telah berfikir
Islami walaupun baru tahu sholat lima waktu itu wajib, sholat berjama’ah di masjid
itu lebih utama 25-27 kali daripada sholat di rumah, judi dan khomer serta undian itu
adalah permainan syaithon yang harus dijauhi, menyuap maupun menerima suap itu
hukumnya haram. Seorang yang berfikir Islami memang tidak disyaratkan mesti
canggih dulu berfikirnya semacam Prof. Baiquni yang bisa menilai bahwa hukum
Lavoisier tentang kekekalan massa (bahwa massa suatu benda tidak dapat diciptakan
dan tidak dapat dimusnahkan) adalah bertentangan dengan aqidah tauhid yang
menyatakan bahwa semua yang ada di alam semesta, baik itu manusia, hewan,
tumbuhan, air, batuan, mineral, energi, suhu, dan lain-lain adalah makhluk ciptaan
Allah SWT. Seorang muslim dikatakan telah memiliki sikap jiwa Islami apabila telah
bertekad untuk mengubah sikap hidupnya secara total mengikuti Islam dan isti-
qomah. Ketika ada orang meminta nasihat kepada Rasulullah saw. yang dengan
nasihat itu dia tidak bertanya lagi, beliau saw. menjawab:
ت زباَلز ثرلم الستغقزلم
قرلل آغملن ر
“Katakanlah aku beriman kepada Allah, lalu bersikaplah istiqomah” (HR. Muslim).
Asal orang sudah bertekad seperti itu, dia dikatakan telah memiliki sikap jiwa Islami
(nafsiyah islamiyah) sekalipun belum banyak beribadah. Sekalipun dia baru
melaksanakan sholat wajib dan sedikit sholat sunnah. Sekalipun dia baru belajar
sholat tahajjud. Sekalipun dia baru belajar membaca Al Fatihah dan Qulhu. Sikap
jiwa dan istiqomah untuk selalu mengendalikan perilaku dengan ajaran Islamlah
yang membuat seorang memiliki sikap jiwa Islami. Rasulullah Saw. bersabda:
لغيِرلؤزمرن اغغحردركلم غحلتىَّ يِغركلوُغن هغغوُاهر تغبغلعاَ لزغماَ زجلئ ر
ت بززه
Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih
orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada
mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir
terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya (QS. Ali
Imran 19).
Juga firman-Nya:
غوغملن يِغلبتغزغ غغليغر ا ل زللسغلزم زديِلناَ فغلغلن يِرلقبغغل زملنهر غوهرغوُ زفيِ اللزخغرزة زمغن اللغخاَزسزريِغن
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang
rugi (QS. Ali Imran 85).
Dengan keyakinan ini dia akan menjaga keislamannya sampai akhir hayatnya
sebagaimana tuntunan Allah dalamfirman-Nya:
ق ترغقاَتززه غوغل تغرموُترلن إزلل غوأغلنترلم رملسلزرموُغن غيِاَأغيَيِغهاَ اللزذيِغن غءاغمرنوُا اتلرقوُا ل
اغ غح ل
غيِاَأغيَيِغهاَ اللزذيِغن غءاغمرنوُا الدرخرلوُا زفيِ الدسللزم غكاَفلةل غوغل تغتلبزرعوُا رخطرغوُا ز
ت اللشلي غ
طاَزن إزنلهر لغركلم غعردوو رمزبينن
membuat fatal, tersesat dari jalan Allah, dan berujung kepada kehinaan dan
kesengsaraan. Dari semangatnya membolak-balik lembaran Al Qur’an seorang
muslim akan menemukan firman-Nya:
يِ زفيِ اللغحغياَزة اليَدلنغياَ غويِغلوُغم اللقزغياَغمزة ض فغغماَ غجغزارء غملن يِغلفغعرل غذلز غ
ك زملنركلم إزلل زخلز ن ض اللزكغتاَ ز
ب غوتغلكفررروغن بزبغلع ض أغفغترلؤزمرنوُغن بزبغلع ز
يِرغريَدوغن إزغلىَّ أغغشدد اللغعغذا ز
ب
Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap
sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian da-
ripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat
mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat (QS. Al Baqoroh 85).
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (QS. Ali
Imron 110).
Dalam ayat lain Allah SWT menjadikan mereka sebagai umat wasatho, umat
adil dan pilihan. Dia berfirman:
س ك غجغعللغناَركلم أرلمةل غوغس ل
طاَ لزتغركوُرنوُا رشهغغداغء غعغلىَّ اللناَ ز غوغكغذلز غ
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang
adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia (QS. Al
Baqoroh 143).
Bagaimana rincian karakteistik dari manusia yang mendaatkan gelar yang
paling top dalam kehidupan kemanusiaan, yakni khoiru umah dan umah wasatho,
Syaikh Taqiyuddin An Nabhani dalam Kitab As Sakhshiyah Juz I/11-12 menulis
bahwa seorang muslim yang telah terbentuk dalam dirinya asliyah islamiyah dan
nafsiyah Islamiyah, akan memiliki sifat-sifat sebagai berikut: Dia ahli menjadi
pemimpin sekaligus sanggup menjadi prajurit. Dia mampu mengumpulkan sifat
lembut dan keras. Dia mampu mengumpulkan sifat zuhud dan sangat menikmati
hidup. Dia memahami hidup secara benar sehingga dapat mengusai dunia dengan
sebenarnya dan senantiasa berupaya mengapai akhirat dengan beragai aktivitas yang
mengantaran kepada kesuksesan di akhirat. Tidak materialisik seperti budak-budak
dunia, namun juga tidak tenggelam pada sifat papa lara ala penganut Hindu. Bengis
dan kasar di medan pertempuran, namun rendah hati di saat patroli. Mumpuni dalam
pemerintahan, hukum fiqh, perdagangann, maupun politik. Seorang abid atau hamba
Allah yang khusyu’ dalam sholat, menjauhi perkataan yang tiada berguna, membayar
zakat, menundukkan pandangan, memelihara amanat, memenuhi kesepakatan dalam
perjanjian, melaksanakan janji yang diucapkan, dan berjihad fi sabilillah. Itulah
karakteristik seorang muslim yang telah memiliki kepribadian Islami yang dibentuk
oleh Islam dan dijadikannya sebagai kepribadian terbaik di antara anak manusia. Al
Qur’an menyebut indikasi-indikasi dari pribadi-pribadi unggul itu tatkala
menguraikan sifat-sifat sahabat Rasulullah, orang-orang mukmin (al mukminun),
para hamba Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang (ibadurrahman), dan
orang-orang yang berjihad di jalan Allah (al mujahidin). Allah SWT berfirman:
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia
adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka,..
(QS. AL Fath 29).
Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang
berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa
mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang melalui malam
hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka. (QS. AL Furqon 63-64).
ت غورأولغئز غ
(أغغعلد ل88)ك هررم اللرملفلزرحوُغن
ار لغزكزن اللررسوُرل غواللزذيِغن غءاغمرنوُا غمغعهر غجاَهغردوا بزأ غلمغوُالززهلم غوأغلنفرزسزهلم غورأولغئز غ
ك لغهررم اللغخليغرا ر
(89)ك اللفغلوُرز اللغعزظيرم ت تغلجزريِ زملن تغلحتزغهاَ اللغلنغهاَرر غخاَلززديِغن زفيغهاَ غذلز غلغهرلم غجلناَ ض
Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, mereka berjihad dengan
harta dan diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan;
dan mereka itulah (pula) orang-orang yang beruntung. Allah telah menyediakan
bagi mereka syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di
dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (QS. At Taubah 88-89).
ف غواللناَرهوُغن غعزن اللرملنغكزر
اللتاَئزربوُغن اللغعاَبزردوغن اللغحاَزمردوغن اللساَئزرحوُغن اللرازكرعوُغن اللساَزجردوغن اللزمرروغن زباَللغملعررو ز
از غوبغدشزر اللرملؤزمزنيغن
ظوُغن لزرحردوزد ل غواللغحاَفز ر
Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji
(Allah), yang melawat, yang ruku`, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma`ruf dan
mencegah berbuat mungkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan
gembirakanlah orang-orang mu'min itu (QS. At Taubah 112).
berbicara dalam seratus bahasa. Ini merupakan kemampuan yang tak tertandingi oleh
bangsa atau umat manapun hingga kini. Beliau adalah Abdullah bin Zubeir. Adapun
shahabat Zaid bin Tsabit mempunyai keahlian dalam bidang qadha/kehakiman dan
fatwa. Shahabat yang ahli dalam masalah pengkajian kitab Taurat adalah Abdullah
bin Amr bin Ash dan Abil Jalad Al-Jauli. Di masa shahabat, ilmu astronomi telah
dikenal. Shahabat masyhur di bidang ini adalah Rabi' bin Ziyad, sampai-sampai Ibnu
Jahar dalam bukunya Al-Ishobah mengatakan :
"Tidak ada seorangpun, baik itu Arab maupun bukan ('ajam), yang ahli di
bidang ini selain Rabi' bin Ziyad."Pada masa tabi'in tersebutlah Khalid bin Yazid bin
Mu'awiyah yang ahli dalam berbagai cabang ilmu di kalangan Quraisy. Lebih
spesifik lagi, keahlian beliau disebutkan dalam buku Walfiyat Al-A'yan karangan
Ibnu Malikan jilid I/168 : "Beliau memiliki keahlian dalam bidang teori kimia dan
kedokteran". Beliaupun banyak menerjemahkan berbagai literatur mengenai
astronomi, kedok- teran dan kimia (lihat Al-Jahis, At-Tibyan, jilidI/126).
Banyak lagi shahabat yang memiliki kemampuan dan keahlian dalam berbagai
disiplin ilmu. Tentu saja apabila hendak kita sebutkan satu persatu memerlukan pem-
bahasan yang amat panjang.
G.Kesimpulan
Tentu saja seorang muslim tidak ingin hidup hina di dunia dan sengsara di
akhirat. Semboyan seorang muslim tentunya adalah hidup mulia dan mati syahid.
Oleh karena itu, dia akan berjuang sekuat tenaga untuk menjadi manusia yang mulia
dengan ilmu Allah SWT dan dengan ketaqwaan yang dihiaskan dalam dirinya.
Secara serius dia mengkaji Islam dan belajar bahasa Arab bukan hanya untuk
mengisi waktu yang luang atau hanya untuk kepauasan batin semata, tetapi semata-
mata untuk memahami Al Qur’an dan As Sunnah supaya bisa melaksanakan ketaatan
lebih sempurna. Dengan itu kepribadiannya akan sempurna. Wallahu a’lam bis
showab!
Daftar Pustaka
MATERI 5
PROBLEMATIKA UMMAT
Tujuan Materi
Rincian Materi
b. Watak
c. Syahwat
Permasalahn yang berkaitan dengan syahwat ini sudah ada sejak adanya
manusia. Seperti kisah habil dan kabil, kisah Nabi Yusuf AS yang digoda oleh
Zulaikha, kisah isteri nabi yang ingin mendapatkan harta sehingga nabi berdiam diri
selama dua bulan. Atau kisah Tsa’labah yang terlambat sholat berjama’ah karena
sibuk mengurusi binatang ternaknya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ali-
Imran ayat 14:
“dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa
yang diingini (syahwat) yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari
Janis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik
(syurga).”
d. Insting
Insting dapat berupa keinginan makan dan minum, kecenderungan hati nurani
(naluri), sensitifitas terhadap persoalan, daya respon tehadap suatu aksi. Setiap
manusia memiliki insting yang berbeda-beda. Insting ini ada yang bernilai positif
misalnya sesuai dengan fitrah ada juga yang negatif yang menjauhi fitrahnya.
Dengan insting yang berbeda-beda inilah setiap orang mempunyai cara yang
berbeda dalam menyikapi permasalahan umat.
MATERI 6
PERSAUDARAAN ISLAM
Tujuan Materi
Setelah mendapatkan materi ini maka peserta asistensi akan mampu :
Rincian Materi
3. Arahan Rabbani
Ikatan persaudaraan orang-orang yang beriman merupakan arahan dari Allah
SWT karena ia terbina karena Allah dan merupakan tali iman yang paling kuat .
Dan jika mereka bermaksud menipumu, Maka Sesungguhnya cukuplah Allah
(menjadi pelindungmu). dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan
dengan para mukmin, Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang
beriman)[622]. walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di
bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah
Telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya dia Maha gagah lagi Maha
Bijaksana. (QS. Al Anfal: 62-63)
D. Peringkat-Peringkat Ukhuwah
Ta’aruf, berarti saling mengenal sesama manusia. Saling mengenal antara
kaum muslimin merupakan wujud nyata ketaatan kepada perintah Allah SWT.
Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al Hujarat :13)
Ta’aluf, berarti bersatunya seorang muslim dengan muslim yang lainnya.
Ta’aluf berasal dari kata ilf artinya persatuan. Kata ulfah juga serupa dengan kata ilf
yang bermakna kecintaan Allah SWT kepada orang yang beriman, yang mana Allah
telah mempersatukan hati mereka (QS.3:103 dan QS.8:63)
Tafahum, berarti saling memahami.
Ri’ayah dan tafaqud adalah hendaknya seorang muslim memperhatikan keadaan
saudaranya agar bisa bersegera memberikan pertolongan sebelum saudaranya
meminta, karena pertolongan merupakan salah satu hak saudaranya yang harus ia
tunaikan. Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi Muhammad saw beliau bersabda, “Barang
siapa menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di hari
nasehati pulalah dia, jika bersin maka do’akanlah, jika sakit kunjungilah dan jika
meninggal maka antarkanlah ke kubur.” (HR. Muslim dan Abu Hurairah)
9. Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilannya
“Barang siapa mengucapkan selamat kepada saudaranya ketika saudaranya
mendapat kebahagiaan niscaya Allah mengembirakannya pada hari kiamat.” (HR.
Thabrani)
MATERI 7
Tujuan Materi
1. Memahami peranan pemuda dalam da'wah dan harakah Islamiyah di tengah-
tengah masyarakat
Kisi-kisi Materi
1. Peran pemuda dalam memikul tugas risalah
2. Mengangkat semangat dari problematika (QS. 21:52 dan 67 , 26:69
-70, 10:83 -84)
3. Generasi penerus (QS. 52:21 , 25:74 )
4. Generasi pengganti (QS. 5:54 , 47:38 )
5. Pembaru moral umat (QS. 2:246 -247)
6. Unsur perbaikan (QS. 18:13 -14)
Rincian Materi
Pelajar dengan potensi yang dimilikinya menjadi sesuatu yang ditakuti oleh pihak
penguasa zalim. Dakwah Islam oleh Nabi SAW juga dipelopori oleh pemuda seperti
Ali bin Abi Thalib, Mushab bin Umair, Usamah bin Zaid dan sebagainya.
Pemuda dalam konteks saat ini adalah para pelajar di sekolah dan di PT.
Mereka adalah pemuda yang strategik. Selain itu pemuda boleh juga bukan pelajar
yang berumur 15 tahun hingga dewasa umur 45 tahun. Walaupun demikian pelajar
merupakan nyawa gerakan pemuda dan masyarakat.
Kehadiran pemuda atau pelajar sangat dialu-alukan bagi menyongsong suatu
perubahan dan pembaharuan. Aksi reformasi di segala bidang juga mesej pemuda
dalam membawa masyarakat madani. Perubahan yang dibawa oleh pemuda ini tidak
mungkin dapat dibawa oleh orang tua ataupun anak-anak. Potensi pemuda yang
dimiliki oleh pemuda dan pelajar dapat membawa kepada kejayaan.
Beberapa potensi pemuda yang dapat berperan mengadakan perubahan
adalah bathul himmah fi at tasaulat (membangkitkan himmah dalam menimbulkan
persoalan), naqlul ajyaal (memindahkan generasi), istibdaalul ajyal (menukar
generasi), tajdid maknawiyah al ummah (memperbaharui maknawi ummat) dan ansir
ishlah (unsur perubah).
Dalil
21:52 ; Ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Apakah
hakikatnya patung-patung ini yang kamu sungguh-sungguh memujanya?”
21:67 ; “Jijik perasaanku terhadap kamu dan apa yang kamu sembah selain
Allah! Maka mengapa kamu tidak mau menggunakan akal fikiran kamu?
26:69-70 ; Dan bacakanlah pula kepada mereka perihal Nabi Ibrahim. Ketika
ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Apa yang kamu sembah?”
10:83-84 ; Maka tidaklah ada yang beriman kepada Nabi Musa melainkan
sebilangan kecil dari keturunan kaumnya, itupun dalam keadaan takut kepada
Fir’aun dan ketua-ketua kaum mereka menyiksa mereka; karena
sesungguhnya Fir’aun merajalela di muka bumi, dan sebenarnya ia dari
orang-orang yang melampaui batas. Dan Nabi Musa berkata (kepada
kaumnya):”Wahai kaumku! Kalau kamu sungguh-sungguh beriman kepada
Allah, maka hendaklah kamu berserah diri kepada-Nya, jika kamu benar-
benar orang Islam “.
Referensi:
http://yuari.wordpress.com/2008/01/31/peranan-pemuda-dalam-membawa-risalah-
islam/
MATERI 8
MANAJEMEN WAKTU
Tujuan Materi
Dapat memanajemen waktu dengan baik
” Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal ” (Qs Ali Imran :
190)
Ayat di atas menunjukkan bahwa Ulul Albab ( para cerdik cendikia )
bukanlah orang yang mampu menghafal kata-kata maupun sususan huruf yang
tertulis di dalam buku atau mampu menjawab soal-soal ujian di suatu sekolah, akan
tetapi Ulul Albab adalah orang yang mampu melihat kejadian yang ada disekitarnya
dan memanfaatkan waktu yang ada, selanjutnya diramu menjadi bekal di dalam
kehidupan ini, untuk kemudian diteruskan dengan mengerjakan hal-hal yang
bermanfaat bagi kepentingan manusia.
Karena pentingnya waktu yang ada, sehingga Allah akan meminta
pertanggungjawaban dari setiap manusia untuk apa saja waktu yang diberikan Allah
selama hidup ini. Dalam suatu hadist disebutkan :
وعممن علمممه، وعممن شممباَبه فيممماَ أبله، عن عمره فيماَ أفناَه: لن تزول قدماَ عبد يِوُم القياَمة حتىَّ يِسأل عن أربع
” وعن ماَله من أيِن أخذه وفيماَ أنفقه، ماَذا عمل به
“ Tidak tergelincir dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga Allah
menanyakan empat hal :
1. Umurnya, untuk apa selama hidupnya dihabiskan
2. Waktu mudanya, digunakan untuk apa saja
3. Hartanya, darimana dia mendapatkan dan untuk apa saja dihabiskannya
4. Ilmunya, apakah diamalkan atau tidak ” ( Hadist Hasan, HR. Tirmidzi )
Kalau kita perhatikan hadist di atas, kita dapatkan bahwa 4 unsur kekuatan yang ada
dalam diri manusia, jika ia mau memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, niscaya
akan berhasil di dunia dan akherat. ( kesempatan + kesehatan + harta + ilmu ) .
Hal ini dikuatkan dengan hadist lain yang menyatakan :
الصحة والفراغ: نعمتاَن مغبوُن فيهماَ كثير من الناَس
” Dua nikmat yang kebanyakan manusia rugi di dalamnya : Kesehatan +
Kesempatan ” ( HR Bukhari )
harus ditempuh untuk mencapai cita-citanya. Berikut ini beberapa tawaran singkat
tentang langkah-langkah pengaturan waktu :
2. Imam Sulaim Ar Razi , salah seorang ulama Syafi’ah yang meninggal tahun
447 H, selalu mengisi waktu-waktunya dengan pekerjaan yang bermanfaat.
Berkata Ibnu Asakir : ” Saya pernah diceritakan oleh guruku : Abu Farj Al
Isfirayini bahwa beliau pada suatu saat keluar dari rumahnya untuk suatu
keperluan, kemudian tidak berapa lama datang lagi sambil berkata : ” Saya
telah membaca satu juz dari al Qur’an selama saya di jalan ” . Berkata Abu
Faraj : ” Saya pernah diceritakan oleh Muammil bin Hasan bahwa pada suatu
hari ia melihat pena Sulaim Ar Razi rusak dan tumpul, ketika ia memperbaiki
penanya tersebut terlihat ia menggerak-gerakkan mulutnya , setelah diselidiki
ternyata di membaca Al Qur’an di sela-sela memperbaiki penanya, dengan
tujuan agar tidak terbuang begitu saja waktunya dengan sia-sia. ”
3. Abu Al Wafa’ Ibnu Uqail, salah satu tokoh dalam Madzhab Hambali mampu
menyingkat waktu makan dengan memilih makan yang praktis, beliau bisa
memanfaat perbedaan waktu makan roti kering dengan roti yang diberi air ,
untuk membaca 50 ayat Al Qur’an.
4. Abu Al Barakat, kakek Ibnu Taimiyah, jika ia masuk kamar mandi atau WC ,
ia menyuruh saudaranya untuk membacakan sebuah buku dengan suara keras
agar dia bisa mendengarnya.
Untuk saat ini, apa yang dikerjakan oleh para ulama tersebut bisa kita tiru
dengan sarana yang lebih mudah, seperti tape, komputer, bahkan USB/Mp3 jauh
lebih praktis untuk bisa mendengar ceramah ataupun bacaan Al Qur’an sambil
berjalan.
Jepang berhasil menjadi sejajar dengan negara-negara maju lainnya dalam
kurun waktu yang relatif singkat, setelah kejatuhan bom atom di Hiroshima dan
Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, hal itu disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya adalah : hobi membaca yang sudah membudaya di negara tersebut, hal
ini di dukung dengan menyebarnya jalur kereta listrik ke berbagai pelosok sejak
1950-an yang secara tidak langsung ikut juga memperkuat kecenderungan
masyarakat untuk membaca. Orang dapat menghabiskan waktu beberapa jam setiap
hari dalam perjalanan dengan kereta.
Kita sebagai mahasiswa dan pelajar Indonesia di Kairo bisa membudayakan
hobi membaca dalam sarana-sarana trasnportasi, seperti altramco, bis mini dan metro
bawah tanah. Sebaiknya mencari sarana transportasi yang bisa mendukung ke arah
itu, walaupun kadang-kadang agak lebih mahal sedikit .
antara adzan dan iqamah . Apabila dia termasuk orang yang rajin ke masjid,
sebaiknya pergi ke masjid sebelum adzan agar waktu untuk mengulangi hafalannya
lebih panjang. Kemudian setelah sholat, yaitu setelah membaca dzikir ba’da sholat
atau dzikir pagi pada sholat shubuh dan setelah dzikir sore setelah sholat Ashar.
Seandainya saja, ia mampu mengulangi hafalannya sebelum sholat sebanyak
seperempat juz dan sesudah sholat seperempat juz juga, maka dalam satu hari dia
bisa mengulangi hafalannya sebanyak dua juz setengah. Kalau bisa istiqamah seperti
ini, maka dia bisa menghatamkan hafalannya setiap dua belas hari, tanpa menyita
waktunya sama sekali. Kalau dia bisa menyempurnakan setengah juz sisanya pada
pada sholat malam atau sholat-sholat sunnah lainnya, berarti dia bisa menyelesaikan
setiap harinya tiga juz, dan dengan demikian dia bisa menghatamkan Al Qur’an pada
setiap sepuluh hari sekali. Banyak para ulama dahulu yang menghatamkan
hafalannya setiap sepuluh hari sekali.
” Sesungguhnya saya adalah orang yang paling takut dan paling bertaqwa kepada
Allah swt, walaupun begitu, saya bangun malam dan kadang tidur juga, berpuasa
dan berbuka, serta menikahi para wanita, dan barang siapa yang tidak mau
mengikuti sunnahku, maka bukanlah ia dari golongan-ku “ ( HR Bukhari )
Para ulama dahulupun telah memberikan suri tauladan yang baik kepada
generasi sesudahnya. Adalah Ibnu Jarir At Thobari, telah membagi satu harinya
menjadi beberapa bagian, sebagaimana yang dikisahkan oleh Qadhi Abu Bakar
Ahmad Kamil Al-Syajari, salah satu murid dekatnya : ” Setelah Ibnu Jarir makan dan
tidur, kemudian beliau bangun untuk sholat dhuhur di rumahnya, setelah itu, beliau
menulis untuk sebuh buku sampai datang waktu ashar, beliau kemudian keluar untuk
melakukan sholat ashar dan mengajar para murid-muridnya sampai maghrib,
kemudian setelah maghrib beliau mengajar fikih dan beberapa pelajaran lainnya
hingga datang sholat Isya, kemudian beliau pulang ke rumahnya. Beliau benar-benar
telah membagi waktu seharinya untuk : maslahat dirinya, agama dan masyarakat
sekitarnya . ”
mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual agar
kehidupan kita akan menjadi dinamis, berwawasan dan selalu baru agar setiap hari
bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal. Meminjam sitilah orang
cina : “Xiu Xi Bu Shi Zou Deng Yu Chang De Lu” ( Istirahat bukan berarti berhenti.)
Akan tetapi : ”Er Shi Yao Zou Geng Chang De Lu” ( Tetapi untuk menempuh
perjalanan yang lebih jauh lagi )
Islam sendiri telah memberi ruang istirahat bagi seorang muslim, untuk
mengendorkan urat dan meluruskan punggung, menambah perbekalan agar bisa
melanjutkan perjalanan yang akan ditempuhnya lagi.
Dalam suatu hadist disebutkan :
وإن أحب العماَل إلىَّ ا أدمهاَ وإن قل ) متفق عليه، فإن ا ل يِمل حتىَّ تملوُا، خذوا من العماَل ماَ تطيقوُن
(
Begitu juga apa yang dipesankan Rosulullah saw kepada salah seorang
sahabat-nya Handhalah yang mengeluh karena semangatnya turun ketika berkumpul
dengan keluarganya :
ولكممن يِمماَ حنظلممة، لصاَفحتكم الملئكة فمميِ الطرقمماَت، ِ لوُ بقيتم علىَّ الحاَل التىَّ تكوُنوُن عليهاَ عندي، يِاَ حنظلة
( ) أخرجه مسلم. ساَعة فساَعة
Berkata Imam Ali : hiburlah hati anda sesaat-saat, karena hati ini jika telah
capai , tidak bisa memandang sesuatu dengan baik ”
paling utama adalah melakukan sholat, ketika datang waktu Ramadlan, maka amalan
yang paling utama dikerjakan adalah puasa, ketika datang waktu haji, maka yang
paling utama dikerjakan adalah haji , dan ketika waktu ujian, maka amalan yang
paling utama dikerjakan adalah beljar untuk menghadapi ujian.
Dalam hal ini seorang ulama yang hidup pada abad 8 H, Ibnu Rajab Al
hambali ( w : 795 ) telah mengarang sebuah buku yang menerangkan tentang
amalan-amalan berdasarkan urutan waktunya dan diberi nama : “ Lathoif Al Ma’arif
fima li-Mawasim al Am min al Wadhaif ” ( Pengetahuan tentang amalan- amalan
pada setiap musim ) .
Langkah Ke- Tujuh : Memilih amalan dan kegiatan yang bermanfaat bagi
orang banyak .
Ajaran Islam diturunkan untuk membawa kemaslahatan dan manfaat bagi
manusia. Oleh karenanya, sebagai insan muslim, hendaknya selalu memilih kegiatan
dan amalan yang manfaatnya bisa dirasakan oleh orang banyak. Para ulama Islam
telah menyinggung permasalahan ini secara tegas dan gamblang. Mereka
menyatakan bahwa amalan yang bermanfaat bagi orang banyak jauh lebih utama
dibanding dengan amalan yang bermanfaat bagi dirinya sendiri. Salah satu fatwa
ulama dalam masalah ini adalah fatwa yang menyebutkan bahwa At Tafaqquh fi
Dien dan belajar agama jauh lebih utama dibanding dengan sholat malam atau puasa
sunnah, karena manfaat ilmu bisa dirasakan oleh orang lain, sedang sholat malam
dan puasa sunnah manfaatnya hanya terbatas pada pribadi. Alasan lain : bahwa ilmu
pemimpin bagi amalan karena dengan ilmu amalan bisa diluruskan, lain halnya
orang yang beramal tanpa ilmu, maka dia akan terus menerus tenggelam dalam
ibadat yang salah, dan otomatis tidak akan diterima oleh Allah swt. ()
Sebenarnya banyak ayat dan hadist yang menyatakan bahwa disana ada
sebagian amal perbuatan yang bermanfaat bagi orang banyak dan pahalanyapun
mengalir sampai hari kiamat walaupun pemiliknya sudah meninggal dunia . Allah
berfirman :
إزلناَ نغلحرن نرلحزييِ اللغملوُغتىَّ غونغلكتر ر
ب غماَ قغلدرموُا غوآغثاَغرهرلم غوركلل غشليِضء ألح غ
صليغناَهر زفيِ إزغماَضم رمزبيضن
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa
yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala
sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh) ( Qs
Yasin : 12 )
: عن أبيِ هريِرة رضىَّ ا عنه عن النبيِ صلىَّ ا عليه وسملم ) إذا ممماَت ابممن آدم انقطممع عملممه إل مممن ثلثا-
أو ولد صاَلح يِدعوُ له ( رواه مسلم، أو علم يِنتفع به، صدقة جاَريِة
) من سن سنة حسنة فله أجرهاَ وأجر من عمل بهاَ إلىَّ يِوُم القياَمة ( رواه مسلم-
Bahkan Al Mutanabi seorang penyair yang terkenal menyebutkan bahwa
jasa-jasa orang yang sudah meninggal adalah umur keduanya, yang kemudian
dikembangkan oleh Ahmad Syuqi dalam salah satu syi’irnya :
دقاَت قلب المرء قاَئلة له إن الحياَة دقاَئق وثوُان
فاَرفع لنفسك بعد موُتك ذكرهاَ فاَلذكر للنساَن عمر ثاَن
Salah satu amalan yang bisa bermanfaat bagi orang banyak, bahkan para
generasi sesudahnya adalah mengajar ilmu baik secara lisan maupun dengan
menyusun sebuah buku. Dalam hal ini para ulama dahulu telah menunjukkan
semangat dan kebolehannya yang kesemuanya itu patut dicontoh oleh para generasi
sesudahnya.
Adalah Al- Khatib Al Baghdadi pernah berkata : ” Saya mendengar dari Al-
Simsi yang menceritakan bahwa Ibnu Jarir At Tobari selama 40 tahun, menulis setiap
harinya 40 lembar . Bahkan salah seorang murid Ibnu Jarir yang bernama ” Al
Farghani ” mengatakan bahwa para murid Ibnu Jarir telah mendata kehidupan beliau
sejak baligh hingga meninggal dunia pada umur 86 tahun. Kemudian mereka
mengumpulkan seluruh karya-karya beliau, dan jika dibandingkan dengan umur
beliau, ternyata didapatkan bahwa beliau menulia setiap harinya 14 lembar. Dan ini
tidak akan mampu dilakukan oleh seseorang kecuali atas inayah Allah swt. Dan jika
dihitung-hitung lembaran karya tulisnya maka didapatkan jumlahnya sekitar 358.000
lembar.
Diriwayatkan juga bahwa Abu Al Wafa’ bin Uqail Al Hambali adalah seorang
ulama dari madzhab hambali yang sangat ketat di dalam menjaga waktunya, jika
mulut , lidah , dan matanya capai karena banyaknya yang dibaca, dia terdiam
merenung dan merancang apa saja yang perlu ditulis, maka ketika ia duduk atau
berbaring, keculai telah menghasilkan banyak hal-hal yang bisa dicatat dalam buku.
Bahkan beliau memilih-milih makanan yang paling praktis dan cepat dimakan, untuk
kemudian sisa waktunya digunakan untuk membaca dan menulis. Imam Ibnu Uqail
ini seorang ulama yang selalu sibuk dengan ilmu , beliau mempunyai banyak
karangan, dan yang paling besar adalah buku ” Al Funun ” yang mencakup berbagai
disiplin keilmuan seperti tafsir, fiqh, ushul fiqh, aqidah , nahwu, adab dan sejarah.
Berkata Imam Ad- Dzahabi pernah menyatakan bahwa : ” Belum ada buku di dunia
ini yang lebih tebal dari buku ” Al Funun ” . Buku ini konon mencapai 800 jilid
Kita ambil permitsalan salah seorang yang mempunyai umur 70 tahun, jika ia
hanya menyia-nyiakan waktunya 5 menit saja tiap hari, berarti dia selama hidupnya
telah menyia-nyiakan waktunya 3 bulan berturut-turut ( 88 hari ) . Kalau dia menyia-
nyiakan 1 jam tiap harinya, berarti dia telah membuang waktunya selama 3 tahun
berturut-turut. Hal ini nampak lebih jelas dalam daftar di bawah ini :
- 5 Menit = 3 bulan = 0,35 %
- 10 Menit = 6 bulan = 0, 71 %
- 20 menit = 1 tahun = 1,42 %
- 1 jam = 3 tahun = 4, 28 %
- 10 jam = 30 tahun = 42, 85 %
Data ini bisa berlaku bagi para pengganggur, dan sebaliknya juga bisa berlaku bagi
orang yang mau memanfaatkan waktu-waktu tersebut untuk melaksanakan sebuah
program hidup yang ber-orentasi pada hal-hal yang bermanfaat .
Jika orang yang berumur 72 tadi melakukan aktivitas sehari hari, maka bisa dilihat
sebagai berikut :
- Tidur ( 8 jam sehari ) = 23 thn = 32 %
- Kerja ( 6-7 jam /hari) = 21, 5 thn = 21,5 %
- Makan, minum ( 1,5 jam/hari ) = 4,5 tahun = 6,4 %
- Urusan birokrasi ( 0,5 jam/ hari ) = 1,5 tahun = 2,14 %
- Pekerjaan rumah tangga, rihlah, piknik ( 1 jam/hari )=3 tahun = 4,24 %
- Ziarah, silaturahim, kumpul teman ( 0,5 jam/hari) = 1.5 tahun= 2,14 %
- Transportasi dari satu tempat ke tempat lain ( 0,5 jam/hari) = 1.5 tahun= 2,14 %
- Telpun , sms, chating dan lain-lain ( 0,5 jam/hari) = 1.5 tahun= 2,14 %
Jumlah Total = 61 tahun = 87 %
Sisa 9 tahun = 12, 85 % —— > jika dikurangi masa kecil dan puber, kira-kira sisa
waktu yang kita punyai untuk menyelesaikan program-program yang besar tinggal
berapa ??? ()
Di sinilah, ditemukan salah satu jawaban sebuah pertanyaan yang selalu
terngiang-ngiang di telinga kita : ” Kenapa Umat Islam mundur sedang yang lainnya
maju ” ? yang kemudian menjadi sebuah judul buku yang sangat masyhur yang
ditulis oleh Syakib Arselan .
Jadwal diatas, kalau kita terapkan pada kehidupan mahasiswa Al Azhar yang
menempuh pendidikannya selama 4 tahun di S1, kira-kira apa yang didapat ?
Bagaimana dengan mahasiswa yang kuliyah sambil bekerja ? Bagaimana dengan
فل رتر ز
ج فعل الخير يِوُماَ إلىَّ غد لعل غدا يِأتيِ وأنت فقيد
- Harimu kemarin telah berlalu sebagai saksi bagimu, kemudian datang hari
baru untukmu..
- Hari ini adalah harimu, manfaatnya untuk kamu , sedang hari kemarin tidak
akan kembali lagi .
- Jika hari kemarin anda telah melakukan kesalahan, maka segera anda ikuti
dengan perbuatn baik, sedang anda mensyukurinya.
- Maka janganlah anda sekali menangguhkan perbuatan baik sampai besok
hari, barangkali besok hari tiba, sedang anda sudah tiada…
DAFTAR PUSTAKA
- Petikan dari buku siri motivasi ‘MEMBINA KETAHANAN DIRI’ oleh GEORGE
LEONARD
- http://portal.uum.edu.my/portalbm/ekaunseling/mkk/artikel.htm?id=14
- Abdullah Ali Yusuf, Fann Idarat Al Waqti , dalam Majalah Al Bayan, edisi 86,
Syawal 1415 H.
- Ary Ginanjar Agustian, ESQ, ( Jakarta ; Penerbit Arga ) , 2001 Cet : III, hlm : 30
- Imam Ghozali, Ihya Ulumuddin ,juz I , hlm : 391
MATERI 9
Tujuan Materi :
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang pentingnya berpakaian
sesuai dengan tuntunan islam
Uraian Materi
Jika diperhatikan cara berpakaian seperti saat ini, terutama dikalangan para
remaja puteri tampaknya sudah jauh dari tuntunan Islam. Mereka sudah tidak malu-
malu lagi mempertontonkan auratnya, bahkan menjadi suatu kebanggaan bagi
mereka. Alasannya, jika tidak berpakaian seperti itu dianggap tidak mengikuti
perkembangan mode. Kita boleh saja mengikuti perkembangan mode tetapi jangan
sampai mejgobral aurat. Jika demikian, bagaimana berpakaian menurut islam ?
Artinya :
Ayat tersebut memberi acuan cara berpakaian sebagaimana dituntut oleh sifat
takwa, yaitu untuk menutup aurat dan berpakaian rapi, sehingga tanpak simpati dan
berwibawa serta anggun dipandangnya, bukan menggiurkan dibuatnya.
Islam sangan menganjurkan kepada umatnya untuk selalu tanpil rapi dan
bersih dalam kehidupan sehari-hari. Karena kerapian dan kebersihan ini, Rasulullah
saw. Menyatakan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Artinya, orang
beriman akan selalu menjaga kerapian dan kebersihan kapan dan di mana dia
berada. Semakin tinggi imam seseorang maka dia akan semakin menjaga kebersihan
dan kerapian tersebut. Sabda Rasulullah saw. dari riwayat Abu Darda :
Artinya :
Pakaian yang kita kenakkan harus sesuai dengan tuntutan Islam dan
sebaliknya disesuiakan dengan situasi dan kondisi. Pada saat menghadiri pesta, kita
menggunakan pakaian yang cocok untuk berpesta, misalnya kemeja, baju batik, pada
saat tidur, kita cukup menggunakan piyama; dan begitu seterusnya. Disamping itu,
pemilihan model dan warna pakaian juga harus disesuaikan dengan badan kita,
sehingga menjadi serasi dan tidak menjadi bahan tertawaan orang lain.
Didalam ajaran Isalam, berpakaian tidak hanya sekedar kain penutup badan,
tidak hanya sekedar mode atau trend yang mengikuti perkembangan zaman. Islam
mengajarkan tata car atau adab berpakaian yang sesuai dengan ajaran agama, baik
secara moral, indah dipandang dan nyaman digunakan. Diantara adab berpakaian
dalam pandangan Islam yaitu sebagai berikut:
اغللغحلمردلز الغزذ ل
يِ غكغساَنزليِ هغذاالثللوُ غ
ب غوغرغزقغنزليِ زملن غغليزرغحلوُضلمم
زمندليِ غولغقرلوُضة
Artinya :
“Segala puji bagi Allah yang telah memberi pakaian dan rezeki kepadaku tanpa
jerih payahku dan kekuatanku”
1. Tanamkan keimanan yang kuat dalam hati, agar niat niat yang baik tidak
tergoyahkan.
2. Yakinkan dalam hati bahwa menutup aurat bagi seorang muslim dan
muslimah adalah wajib hukumnya, sehingga akan mendapat dosa bagi yang
meninggalkannya.
3. Tanamkan keyakinan bahwa Islam tidak bermaksud memberatkan umatnya
dalam berpakaian, bahkan sebaliknya memberikan kebebasan dan
perlindungan bagi harkat dan martabat umatnya.
4. Tanamkan rasa bangga telah berpakaian sesuai ajaran Islam, sebagai
perwujudan keimanan yang kuat dri diri seorang muslim/muslimah.
5. Ayo, mulailah dari sekarang.
MATERI 10
AKHLAK SEORANG MURID TERHADAP GURU
Tujuan Materi :
1. Kedudukan Akhlak
Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang paling
penting. Jatuh bangunnya suatu masyarakat dan bangsa tergantung pada bagaimana
ahlaknya. Jika akhlak masyarakat tersebut baik, maka baik pula lahir dan batinnya.
Sebaliknya, apabila ahlaknya rusak, maka rusak pula lahir dan batinnya.
Keberhasilan seseorang , masyarakat, dan bangsa disebabkan karena ahlaknya buruk.
Seorang muslim yang berahlak baik senantiasa mau bersikap adil. Yang
dimaksud adil disini adalah memberikan setiap orang yang mempunyai hak akan
haknya. Pengertian adil seperti itu tidak akan terwujud seperti yang diharapkan, jika
tidak mengetahui hak dan kewajiban, hak dan kewajiban itu diberikan kepada orang
yang memilikinya. Sebaliknya jika seorang yang berahlak buruk akan merampas hak
orang lain dan tidak melaksanakan kewajiban-kewajibannya.
Yang namanya akhlak itu terbagi kepada berbagai macam, akhlak terhadap
diri sendiri, orang lain dan lain-lain. Termasuk di dalamnya akhlak terhadap guru
kita yang mengajari kita ada beberapa aturan yang mesti dilakukan agar kita
mendapat ilmu yang manfaat.
Dengan demikian, dalam makalah ini akan dipaparkan sedikit tentang apa itu
akhlak dan juga apa saja hak dan kewajiban seorang muslim yang harus dipenuhi
dalam berahlak terhadap orang lain yakni disini akan dibahas tentang adab kepada
Guru.
pelajaran diberikan), atau sang siswa tidak mampu mengikuti pelajaran yang
diberikan guru.
Dua kemungkinan di atas, sangatlah lumrah. Yang pasti sang guru tidak mau
disalahkan alias guru beralasan bahwa siswa tersebut memang tidak mampu
mengikuti pelajaran (siswanya ber-IQ rendah). Kalau mau jujur, guru pun harus
dapat mengevaluasi metode yang digunakan dalam pendidikan, apakah sesuai
dengan tingkat kecerdasan, tingkat usia, tingkat emosi dan sebagainya. Hal ini perlu
dilakukan oleh seorang guru, agar ilmu yang ditransfer dapat diterima dengan baik.
Selain itu seorang siswa pun harus mengakomodir segala yang diberitakan oleh guru
dalam segala hal yang berhubungan dengan pendidikan, dengan tujuan agar
siswanya itu menjadi orang yang berguna.
Seorang siswa wajib berbuat baik kepada guru dalam arti menghormati,
memuliakan dengan ucapan dan perbuatan, sebagai balas jasa atas kebaikan yang
diberikannya. Siswa berbuat baik dan berakhlak mulia atau bertingkah laku kepada
guru dengan dasar pemikiran sebagai berikut:
doa mereka, dan jika Allah mau, Allah menolak doa mereka. Tetapi mereka yang
termasuk dalam majlis pengajaran manusia. Sesungguhnya aku diutus Tuhan adalah
untuk menjadi guru. (HR. Ahmad)
c. Guru adalah orang yang sangat besar jasanya dalam memberikan ilmu
pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan mental kepada siswa
Bekal ini jika diamalkan jauh lebih berharga dari pada harta benda. Orang
yang ingin sukses di dunia dan akhirat harus dengan ilmu. Sabda Rasulullah
SAW: “Barang siapa yang menghendaki dunia, wajib ia mempunyai ilmu. Barang
siapa yang menghendaki akhirat, wajib mempunyai ilmu. Dan barang siapa yang
menghendaki dunia dan akhirat kedua-duanya, wajib juga mempunyai ilmu. (HR.
Ahmad)
d. Dilihat dari segi usia, maka pada umumnya guru lebih tua dari pada
muridnya, sedangkan orang muda wajib menghormati orang yang lebih
tua
Sabda Rasulullah SAW: “Bukan dari umatku, orang yang tidak sayang
kepada yang lebih muda dan tidak menghargai kehormatan yang lebih tua.” (HR.
Abu Daud dan Turmudzi)
Bekomunikasi dengan guru secara santun dan lemah- lembut. Ketika guru keliru
baik khilaf atau karena tidak tahu, sementara murid mengetahui, ia harus
menjaga perasaan agar tidak terlihat perubahan wajahnya. Hendaknya menunggu
sampai guru menyadari kekeliruan. Bila setelah menunggu tidak ada indikasi
guru menyadari kekeliruan, murid mengingatkan secara halus.
Jika guru mengungkapkan satu soal, atau kisah atau sepenggal sair yang sudah
dihafal murid, ia harus tetap mendengarkan dengan antusias, seolah-olah belum
pernah mendengar.
Murid tidak boleh menjawab pertanyaan guru meskipun mengetahui, kecuali
guru memberi isyaratia memberi jawaban.
Murid harus mengamalkan tayamun (mengutamakan yang kanan). Ketika
memberi sesuatu kepada guru. Harus menjaga sikap wajar, tidak terlalu dekat
hingga jaraknya terkesan mengganggu guru. Tidak pula terlalu jauh hingga harus
merentangkan tangan secara berlebihan yang mengesankan kurang serius.
Daftar Pustaka
Tujuan Materi :
A. Sikap Seorang Muslim jika ada Muslim Lain yang Baru Saja Meninggal
Sikap seorang muslim jika ada muslim lain yang meninggal adalah:
اللهماغفرلهذالميِتوُارفعدرجتهفىَّالمهدييِنوُاخلفهفىَّعقبهالغاَبرينوُاغفرلناَوُلهياَر
بالعاَلميِن
B. Pemandian Jenazah
Semua jenazah muslim yang wajib dimandikan kecuali muslim yang mati
syahid, yakni yang terbunuh dalam peperangan melawan kaum kafir.
Dalil wajibnya memandikan jenazah ialah hadits Nabi SAW yang berkenaan
dengan sahabat yang meninggal karena jatuh dari ontanya:
kewajiban itu sudah terbayar dan gugur bagi muslimin selebihnya. Karena perintah
memandikan mayat itu adalah kepada umumnya kaum muslimin
“Kamu mandikanlah ia tiga kali, lima kali atau lebih jika kamu pandang hal
itu perlu, dengan air dan sidr; dan taruhlah kapur atau sedikit kapur pada yang
terakhir. Mulailah dengan bagian sebelah kanan dan tempat-tempat wudhu’nya”.
(H.R Bukhari)
Apabila ternyata setelah selesai dimandikan masih ada najis yang keluar, maka
najis itu wajib dibersihkan.
Niat dalam pemandian jenazah :
a. Dewasa Laki-laki
َّنوُيِتالغسللهذالميتفرضالكفاَيِةاتعاَلى
b. Dewasa Perempuan
َّنوُيِتالغسللهذالميتةفرضالكفاَيِةاتعاَلى
c. Anak Laki-laki
َّنوُيِتالغسللهذالميتالطلفرضالكفاَيِةاتعاَلى
d. Anak Perempuan
َّنوُيِتالغسللهذالميتةالطفلةفرضالكفاَيِةاتعاَلى
C. Mengafani Jenazah
1. Kain kafan harus dalam keadaan baik,tetapi tidak boleh berlebihan. Tidak
dari jenis yang mewah dan mahal harganya
2. Kain kafan hendaknya bersih dan kering serta diberi minyak wangi.
3. Laki-laki dikafani dengan tiga lapis kain kafan, sedangkan perempuan
dengan lima lapis.
اللهماجعللباَسهعنالكريموُادخلهياَااتعاَلىَّبرحمتكالجنةياَارحماميِن
D. Menyhalati Jenazah
3. Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain,yaitu harus : suci dari
hadas dan najis,suci badan tempat dan pakaian,menutup auratnya,dan
menghadap kiblat.
Shalat jenazah tidak dengan ruku’ dan sujud,tidak dengan adzan dan iqamat.
Caranya sebagai berikut. Sesudah berdiri seperti biasanya akan mengerjakan shalat,
lalu mengerjakan :
Laki-laki Dewasa
َّأصلىَّعلىَّهذالميِتاربعتكبيِراتفرضاكفاَيِتاتعاَلى
Wanita Dewasa
َّأصلىَّعلىَّهذهالميِتةاربعتكبيِراتفرضاكفاَيِتاتعاَلى
Anak Laki-laki
َأصلىَّعلىَّهذالميِتالطفلاربعتكبيِراتفرضاكفاَيِتاتعا
Anak Perempuan
َّأصلىَّعلىَّهذهالطلةاربعتكبيِراتفرضاكفاَيِتاتعاَلى
Mayit Gaib
أصلىَّعلىَّالميتتالغاَئباربعتكبيِراتفرضاكفاَيِتاتعاَل
3. Selesai takbir yang kedua, lalu membaca salawat atas Nabi Muhammad saw.
4. Setelah takbir yang ketiga, lalu membaca do’a setidak-tidaknya sebagai berikut.
اللهماغفرلﮥ)لهاَ(وُارحمﮥ)هاَ(وُعاَفﮥوُاعفعنﮥ
Keterangan :
اللهماجعلهفرﻃاَلبوُيِهوسلفاَوذخراوعﻅةواعتباَراوشفيعاَوثق
لبهموُازيِنهماَوافرغالصبرعلىَّقلوُبهماَولتفتنهماَبعدهولتحرمناَا
جره
5. Setelah selesai takbir keempat, lalu membaca doa sebagai berikut.
اللهملتحرمناَاجرهولتفتناَبعدهواغفرلناَوله
اللهملتحرمناَاجرهولتفتناَبعدهواغفرلناَولهولخوُانناَالذيِنسبقوُناَباَل
يِماَنولتجعلفىَّقلوُبناَغلللذيِنامنوُاربناَانكرﯗفرحيم
E. Menguburkan Jenazah
بسمااوُعلىَّملةرسولا
منهاَخلقكموُمنهاَنعيِدكموُمنهاَنخرجكمتاَرةاخرى
Mengubur mayat boleh pada siang atau malam hari beberapa sahabat
Rasulullah Saw dan keluarga beliau dikubur pada malam hari.
Maksud mengubur mayat ialah supaya tertutup, tidak nampak jasadnya dan
tidak tercium baunya dan juga agar tidak mudah dimakan burung atau binatang
lainnya. Oleh sebab itu, lubang kubur harus cukup dalam sehingga jasad mayat
itu aman dari hal-hal di atas.
Cara menaruh mayat dalam kubur ada yang ditaruh di tepi lubang sebelah
kiblat, kemudian di atasnya ditaruh semacam bata dengan posisi agak condong,
supaya nantinya setelah ditimbun mayat tidak langsung tertimpa tanah. Cara
ini dalam bahasa Arab disebut lahad. Ada juga dengan menggali di tengah-
tengah dasar lubang kubur, kemudian mayat diletakkan di dalamnya, lalu di
atasnya diletakkan semacam bata dengan posisi mendatar untuk penahan tanah
timbunan. Cara ini dalam bahasa Arab disebut syaqqu atau dlarhu.
Cara lain ialah menaruh mayat dalam peti dan menanam bersama peti
tersebut ke dalam kubur. Atau peti tersebut terlebih dahulu diletakkan dalam keadaan
kosong dan terbuka, kemudian setelah mayat dimasukkan ke dalam peti lalu peti itu
ditutup lalu ditimbun dengan tanah.
Baik di dalam lahad, syaqqu maupun dikubur di dalam peti, mayat diletakkan
miring ke kanan menghadap kea rah kiblat dengan menyandarkan bagian
tubuh sebelah kiri ke dinding kubur atau dinding peti supaya tidak terlentang
kembali.
بسمااوُعلىَّملةرسولا
Sumber :
PRAKTIKUM II
SHALAT BERJAMAAH
Tujuan Materi :
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang pentingnya sholat
berjamaah
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang cara
sholat berjamaah baik bagi laki-laki maupun wanita
Memberikan motivasi bagi peserta asistensi untuk
melakukan sholat berjamaah
Uraian Materi
Shalat merupakan ibadah yang terdiri dari atas ucapan-ucapan dan perbuatan-
perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam
dengan syarat-syarat tertentu. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah: 43
yang artinya “ Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan tunduklah / rukuklah
bersama orang-orang yang rukuk.” Dan dalam Q.S. Al-Ankabut: 45, yang artinya
“Kerjakanlah shalat, sesungguhnya salat itu mencegah perbuatan keji dan munkar.”
Shalat Berjamaah
"الصلة عليه السبقية علىَّ الصلة وحدهاَ بقدر درجممة: قاَل. عن ابن عمر أن رسوُل ا صلىَّ ا:َّقوُله تعاَلى.
Artinya : Dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: "shalat berjamaah
itu lebih utama daripada shalat sendirian sebanyak 27 derajat. (H.R. Muslim)
َّ فيِ المسجد عندماَ كاَنت علممىَّ مكاَلمممة علممى، أيِ صلة يِعلمناَ شروط الحصوُل علىَّ التجاَهاَت.رسوُل ا
الدعوُة الىَّ الصلة.
Yang dimaksud imam dalam shalat adalah seseorang yang diangkat untuk
memimpin pelaksanaan shalat berjamaah. Secara umum ketentuan untuk menjadi
imam shalat meliputi:
Makmum dalam shalat berjamaah adalah orang yang dipimpin oleh seorang
imam dam menjadi pengikut di dalam sholat atau orang yang ikut bersembahyang di
belakang imam. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi makmum
dalah sholat berjamaah sebagai berikut.
D. Macam-Macam Makmum
Keterangan Gambar :
( "ضغط صفوُفكم وبلغ متوُسط )رواه البخاَريِ ومسلم: التيِ توُاجهناَ قبل تكبر وقاَل. أن النبيِ محمد:َّالمعنى
Artinya: Bahwa Nabi Muhammad saw. menghadap kepada kami sebelum takbir dan
bersabda: "Rapatkan barisanmu dan ratakan. (H.R Bukhari dan muslim)
"تسطيح القوُات المسلحة السوُدانية والقمموُات المسمملحة السمموُدانية:ِ قاَل النبي، عن أنس بن ماَلك:َّقوُله تعاَلى
(ِ )رواه البخاَري."التسوُيِة لنه يِتضمن فيِ الوُاقع الكماَل من الصلة
Dari Anas bin Malik : Nabi Saw bersabda, Ratakan saf, sebab sesungguhnya
meratakan saf itu termasuk kesempurnaan shalat.” (H.R. Bukhari)
1. bagi laki-laki shaf yang paling depan lebih utama dibanding saf belakang,
namun bagi wanita, saf yang paling belakang adalah yang paling utama.
Rasulullah saw. bersabda yang artinya : Dari Abu Hurairah berkata,
Rasulullah saw. bersabda : Sebaik-baik Saf laki-laki adalah Saf yang paling
depan dan seburuk-buruknya adalah Saf yang paling belakang. Dan sebaik-
baik Saf wanita adalah Saf yang paling belakang dan seburuk-buruknya
adalah Saf yang paling depan. (H.R. Muslim)
2. Jika dalam shalat jama'ah terdiri dari seorang imam dan seorang makmum,
maka posisi makmum berada di sebelah kanan imam dengan agak mundur
dari posisi imam.
3. Jika ketika berjama'ah dengan seorang makmum, kemudian seorang
makmum lainnya hadir maka makmum tersebut langsung mengambil posisi
tepat dibelakang imam. Makmum yang berada di kanan mundur dengan satu
langkah -satu langkah ke belakang hingga lurus safnya dengan makmum
yang di belakang imam. Bisa juga makmum, yang belakangan hadir
langsung mengisi di sebelah kiri kemudian di sebelah kanan yang kosong di
samping imam.
4. Jika ada jama'ah wanita selain jama'ah laki-laki, maka wanita mengambil
posisi dibelakang saf laki-laki dengan memberi jarak agak jauh dari saf laki-
laki sehingga jika ada makmum laki-laki lagi yang hadir belakangan, dan saf
pertama laki-laki sudah penuh maka makmum laki-laki tersebut dapat
mengisi saf di belakang saf pertama laki-laki, di dpn saf wanita tersebut.
PRAKTIKUM III
KHUTBAH JUMAT
Tujuan Materi :
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang pentingnya Kutbah
Jum’at
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang cara
Kutbah Jumat
Memberikan motivasi bagi peserta asistensi untuk bisa
melakukan kutbah
Uraian Materi
Khutbah Jum'at memerlukan rukun yang harus terpenuhi, agar bisa sah
secara aturan. Bilamana salah satu rukun itu tidak terpenuhi, memang akan membuat
khutbah itu rusak, atau tidak sah. Yang paling pokok untuk diketahui bahwa khutbah
Jumat itu terdiri dari dua bagian. Yaitu khutbah pertama dan khutbah kedua, di mana
keduanya dipisahkan dengan duduk di antara dua khutbah. Selain itu yang juga perlu
diperhatikan adalah bahwa khutbah Jumat itu dilakukan sebelum shalat Jumat.
Berbeda dengan khurtbah Idul fitri atau Idul Adha yang justru dilantunkan setelah
selesai shalat Id.
Adapun rukun khutbah Jumat, para ulama mencoba mengumpulkannya dari
berbagai dalil, lalu didapat paling tidak ada lima perkara, yaitu :
1. Rukun Pertama: Hamdalah
Khutbah jumat itu wajib dimulai dengan hamdalah. Yaitu lafaz yang memuji
Allah SWT. Misalnya lafaz alhamdulillah, atau innalhamda lillah, atau
ahmadullah. Pendeknya, minimal ada kata alhamd dan lafaz Allah, baik di
khutbah pertama atau khutbah kedua.
2. Rukun Kedua: Shalawat kepada Nabi SAW
Shalawat kepada nabi Muhammad SAW harus dilafadzkan dengan jelas, paling
tidak ada kata shalawat. Misalnya ushalli ‘ala Muhammad, atau as-shalatu ‘ala
Muhammad, atau ana mushallai ala Muhammad. Namun nama Muhammad SAW
boleh saja diucapkan dengan lafadz Ahmad, karena Ahmad adalah nama beliau
juga sebagaimana tertera dalam Al-Quran.