Anda di halaman 1dari 92

Modul Asistensi Agama Islam

MATERI 1
NIAT DAN IKHLAS

Tujuan Materi
 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang tujuan kuliah (asistensi)
hanya untuk mendapatkan Ridho Allah.
 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang
tujuan amal, karena Allah memberikan kemenangan yang besar.
 Senantiasa berniat karena Allah dalam setiap
melakukan aktivitas.

Rincian Materi

A. Pengertian Niat
Secara bahasa, ikhlas berasal dari kata khalasa yang berarti bersih/murni.
Sedangkan niat berarti al qashdu artinya maksud atau tujuan. Niat merupakan amal
hati secara murni, bukan amal lidah. Niat bukan sekedar sesuatu yang melintas di
dalam hati lalu hilang seketika itu juga, yang berarti tidak ada keteguhan. Al
khaththaby mendefenisikan niat adalah tujuan yang terdetik di dalam hatimu dan
menuntut darimu. Al Baidhawi juga mendefenisikan niat adalah dorongan hati yang
dilihatnya sesuai dengan suatu tujuan, berupa mendatangkan manfaat atau
mengenyahkan mudharat dari sisi keadaan maupun harta.
Keberadaan niat harus disertai pembebasan dari segala keburukan, nafsu dan
keduniaan, harus ikhlash karena Allah, dalam setiap amal-amal akhirat, agar amal itu
diterima di sisi Allah. Sebab setiap amal sholih mempunyai dua sendi, yang tidak
akan diterima di sisi Allah kecuali dengan keduanya, yaitu:
1. Niat yang ikhlas dan benar
2. Sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah.

Pentingnya Niat yang Ikhlas (Ikhlasunniyah)


Ikhlas merupakan ruhnya amal, maka tanpa ikhlas, sebagus dan sebesar
apapun amal tidak akan ada artinya disisi Allah swt.
“Allah azza wa jalla tidak menerima amal kecuali apabila dilaksanakan dengan
ikhlas dalam mencari keridho’annya semata”.(H.R. Abu Daud dan Nasai).

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 1


Modul Asistensi Agama Islam

Syarat diterimanya amal atau perbuatan:


a. Bersungguh-sungguh
b. Ikhlas dalam berniat
c. Sesuai dengan syariat Islam (AlQur’an dan Sunnah)

Penentu nilai/kualitas suatu amal.


“Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niat, dan
bahwasanya bagi tiap-tiap orang apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa hijrah
menuju Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya.
Barangsiapa berhijrah kepada dunia (harta atau kemegahan dunia) atau karena
seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu kea rah yang ditujunya”.
(H.R. Bukhori dan Muslim). Mendatangkan pahala dan berkah dari Allah(Q.S.
2:262; 4:145-146).

A. Dalil-Dalil Al Qur’an dan Hadits


“Di antara kalian ada yang mengehendaki dunia dan di antara kalian ada
orang yang mengehendaki akhirat” (QS Al Imran:152)
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya,
niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan
sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang
tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang
telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”.
(Hud 15-16). Dan firman Allah yang lain dalam QS 2:262; 4:145; 4:145-146; Al
Isra’:18-19; Asy Syra: 20).
“Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niat, dan
bahwasanya bagi tiap-tiap orang apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa hijrah
menuju Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya.
Barangsiapa berhijrah kepada dunia (harta atau kemegahan dunia) atau karena
seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu kea rah yang ditujunya”.
(H.R. Bukhori dan Muslim).
“Ada satu pasukan perang yang hendak menyerbu Ka’bah. Tatkala mereka
berada di suatu padang sahara, maka barisan yang pertama dan terakhir dibuat
buta.” Aisyah berkata, “Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin
barisan yang pertama dan yang terakhir dibuat buta, padahal di antara mereka ada

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 2


Modul Asistensi Agama Islam

orang-orang awam yang lemah dan juga bukan termasuk golongan mereka?”Beliau
menjawab,”Barisan pertama dan yang terakhir dibuat buta, kemudian mereka
dibangkitkan menurut niatnya.”(H.R. Bukhori, Muslim, dll)

B. Beberapa Unsur yang Membentuk Keikhlasan


1. Orang yang mukhlis harus memperhatikan pandangan Khaliq bukan pandangan
makhluk.
2. Apa yang lahir pada diri orang yang mukhlis harus sinkron dengan batinnya,
yang tampak dengan yang tersembunyi.
3. Menganggap sama antara pujian dan celaan manusia.
4. Tidak boleh memandang ikhlasnya sehingga ia takjub kepada diri sendiri,
sehingga ketakjubannya itu merusak dirinya.
5. Melupakan tuntutan pahala amal di akhirat. Sebab orang yang mukhlis tidak
merasa aman terhadap amalnya, yang bisa saja dicampuri bagian untuk dirinya.
Menurut pandangan orang mukhlis, amal yang dikerjakannya itu tidak layak
dimintai suatu balasan dan ia melihat pahala sebagai suatu kebaikan Allah
terhadap dirinya.
6. Takut penyusupan riya dan hawa nafsu ke dalam jiwa, sementara dia tidak
menyadarinya.

C. Cara-Cara Untuk Menumbuhkan Niat yang Ikhlas


1. Mengetahui arti keikhlasan dan urgensinya dalam beramal.
2. Menambah pengetahuan tentang Allah dan hari kiamat.
3. Memperbanyak membaca/berinteraksi dengan AlQur’an, karena Al Qur’an
adalah penyembuh dari segala penyakit dalam dada (QS 10:57) termasuk riya,
ujub dan sum’ah.
4. Memperbanyak amal-amal rahasia, sehingga kita terbiasa untuk beramal karena
Allah tanpa diketahui orang lain.
5. Menghindari/mengurangi saling memuji.
6. Berdo’a, dengan tujuan agar selalu diberi keikhlasan dan dijauhi dari syirik.

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 3


Modul Asistensi Agama Islam

D. Teladan Sejarah
1. Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata,
”Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, ”Sesungguhnya orang
yang pertama-tama diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid. Dia
didatangkan ke pengadilan, diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmatnya. Maka dia
pun mengakuinya. Allah bertanya,”Apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat
itu? Dia menjawab, aku berperang karena Engkau hingga aku mati syahid. Allah
berfirman,engkau dusta. Tetapi engkau berperang supaya dikatakan,”dia adalah
orang yang gagah berani. Dan memang begitulah yang dikatakan tentang dirimu.
Kemudian diperintahkan agar dia diseret dengan muka tertelungkup lalu
dilemparkan ke dalam neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah seseorang yang
mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta membaca AlQur’an. Dia didatangkan
ke pengadilan, lalu diperlihatkan kepadanya, nikmat-nikmatnya. Maka ia pun
mengakuinya. Allah bertanya, apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat itu?
Dia menjawab, aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca
AlQur’an karena Mu. Allah berfirman, engkau dusta. Tetapi engkau mempelajari
ilmu agar dikatakan, dia adalah orang yang berilmu, dan engkau membaca AlQur’an
agar dikatakan, dia adalah Qori’. Dan memang begitulah yang dikatakan tentang
dirimu. Kemudian diperintahkan agar dia diseret dengan muka tertelungkup hingga
dilemparkan ke neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberi
kelapangan oleh Allah dan juga diberiNya berbagai macam harta. Lalu ia
didatangkan ke pengadilan dan diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmatnya. Maka ia
pun mengakuinya. Allah bertanya, apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat
itu? Dia menjawab, aku tidak meninggalkan satu jalan pun yang Engkau suka agar
dinafkahkan harta, melainkan aku pun menafkahkannya karenaMu. Allah berfirman,
engkau berdusta. Tetapi engkau melakukan hal itu agar dikatakan, dia seorang
pemurah. Dan memang begitulah yang dikatakan tentang dirimu. Kemudian
diperintahkan agar dia diseret dengan muka tertelungkup hingga dilemparkan ke
neraka. (H.R. Muslim, An Nasa’y, At Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
2. “Ada seorang laki-laki berkata, malam ini aku benar-benar akan mengeluarkan
shadaqah. Lalu ia keluar sambil membawa shadaqahnya, lalu memberikannya
kepada seorang pencuri. Orang-orang pun membicarakan hal ini,”Malam ini
engkau telah memberikan shadaqah kepada seorang pencuri”. Maka orang itu
berkata,”Ya Allah, bagimu segala puji atas pencuri itu. Aku benar-benar akan

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 4


Modul Asistensi Agama Islam

mengeluarkan shadaqah lagi.”Maka dia pun keluar sambil membawa


shadaqahnya, lalu memberikannya kepada seorang wanita pezina. Mereka pun
membicarakannya,”Malam ini engkau telah memberikan shadaqah kepada
seorang wanita pezina”. Maka orang itu berkata,”Ya Allah, bagimu segala puji
atas pezina itu. Aku benar-benar akan mengeluarkan shadaqah lagi.”Maka dia
pun keluar sambil membawa shadaqahnya, lalu memberikannya kepada orang
yang kaya. Mereka pun membicarakannya,”Malam ini engkau telah memberikan
shadaqah kepada orang yang kaya.” Maka orang itu berkata,”Ya Allah, bagimu
segala puji atas pencuri, pezina dan orang yang kaya itu”. Lalu ia bermimpi, dan
ada yang berkata kepadanya dalam mimpinya itu,”Tentang shadaqah yang ia
berikan kepada pencuri, semoga saja ia bisa menghentikan kebiasaannya
mencuri. Tentang wanita pezina, semoga saja dia menghentikan kebiasaannya
berzina. Tentang orang yang kaya, semoga saja dia bisa mengambil pelajaran,
lalu dia mau menafkahkan dari sebagian yang diberikan Allah kepadanya.” (H.R.
Bukhori, Muslim dan An Nasa’y).

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 5


Modul Asistensi Agama Islam

MATERI 2
MANAJEMEN CINTA

A.Tujuan Materi
a. Memahami perbedaan antara cinta kepada Allah dengan cinta kepada selain-
Nya serta menjadikan cinta kepada Allah di atas segala-galanya.
b. Menyadari pentingnya melandasi seluruh aktivitas hidup dengan kecintaan
kepada Allah, Rasul, dan perjuangan.
c. Merasakan kecintaan Allah pada orang-orang Mukmin dan wajibnya
mencintai sesuatu secara manhaji.

Rincian Materi

a.Hakikat Cinta:
 Cinta yang mengikuti syari'at — dasarnya iman (QS. 3:15 , 52:21 , 3:170 )
 Cinta yang tidak mengikuti syari'at — dasarnya syahwat (QS. 3:14 , 80:34-37
, 43:67 )
Cinta adalah bagian dari fitrah, orang yang kehilangan cinta dia tidak normal
tetapi banyak juga orang yang menderita karena cinta. Bersyukurlah orang-orang
yang diberi cinta dan bisa menyikapi rasa cinta dengan tepat.
"Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada apa-apa yang
diinginkan yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia dan
disisi Allah tempat kembali yang baik." (Al-Qur`an: Al-Imron ayat 14)
"Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli." (HR. Abu Dawud
dan Ahmad)
Cinta memang sudah ada didalam diri kita, diantaranya terhadap lawan jenis.
Tapi kalau tidak hati-hati cinta bisa menulikan dan membutakan kita. Cinta yang
paling tinggi adalah cinta karena Allah cirinya adalah orang yang tidak memaksakan
kehendaknya. Tapi ada juga cinta yang menjadi cobaan buat kita yaitu cinta yang
lebih cenderung kepada maksiat. Cinta yang semakin bergelora hawa nafsu, makin
berkurang rasa malu. Dan, inilah yang paling berbahaya dari cinta yang tidak
terkendali.
Islam tidak melarang atau mengekang manusia dari rasa cinta tapi
mengarahkan cinta tetap pada rel yang menjaga martabat kehormatan, baik wanita

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 6


Modul Asistensi Agama Islam

maupun laki-laki. Kalau kita jatuh cinta harus hati-hati karena seperti minum air laut
semakin diminum semakin haus.
1.Ciri-ciri Cinta:
o Selalu mengingat-ingat (QS. 8:2 )
o Mengagumi (QS. 1:1 )
o Ridha /rela (QS. 9:61 )
o Siap berkorban (QS. 2:207 )
o Takut(QS. 21:90 )
o Mengharap(QS. 21:90 )
o Menaati(QS. 4:80 )

2.Tingkatan Cinta:
A. Cinta menghamba hanya dengan Allah untuk menyembah atau mengabdikan
diri (QS. 2:21 )
B. Mesra dengan Rasulullah dan Islam untuk diikutiRasa rindu dengan
Mukminin (keluarga atau jamaah) untuk saling kasih sayang dan saling
mencintai (QS. 48:29 , 5:54 , 55 dan 56 )
C. Curahan hati untuk kaum Muslimin umumnya untuk persaudaraan Islam
D. Rasa simpati pada manusia umumnya untuk dida'wahi
E. Hubungan hati hanya dengan benda-benda untuk memanfaatkan

3.Kelaziman Cinta:
a.Menghasilkan loyalitas (wala).
o Mencintai siapa-siapa yang dicintai Kekasih
o Mencintai apa saja yang dicintai Kekasih
b. Melepaskan diri (bara'):
o Membenci siapa saja yang dibenci Kekasih
o Membenci apa saja yang dibenci Kekasih

4.Benci dan Cinta Karena Allah


Cinta yang paling tinggi dan paling wajib serta yang paling bermanfaat
mutlak adalah cinta kepada Allah Ta’ala semata, diiringi terbentuknya jiwa oleh
sikap hanya menuhankan Allah Ta’ala saja. Karena yang namanya Tuhan adalah

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 7


Modul Asistensi Agama Islam

sesuatu yang hati manusia condong kepadanya dengan penuh rasa cinta dengan
meng-agungkan dan membesarkannya, tunduk dan pasrah secara total serta
menghamba kepadaNya. Allah Ta’ala wajib dicintai karena DzatNya
sendiri,sedangkan yang selain Allah Ta’ala dicintai hanya sebagai konsekuensi dari
rasa cinta kepada Allah Ta’ala.
Dalam Sunan At-Tirmidzi dan lain-lain, Rasulullah Shalallaahu alaihi
wasalam bersabda:

.(‫ )رواه الترمذي‬.‫ا‬


‫ض افيِ ا‬ ‫أوغوثو ض‬
‫ق ضعورىَ غاالغيوماَان اغلضحبب افيِ اا وواغلبضغغ ض‬
“Tali iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena
Allah.” (HR.At Tirmidzi)
Dalam riwayat lain, Rasulullah juga bersabda:

‫ض اللا ووأوغع و‬
‫طىَ اللا ووومنووع اللا فوقواد ا غ‬
‫ )رواه أبو داود والترمذي وقاَل حديث‬.‫ستوغكومول غاالغيوماَون‬ ‫ب اللا ووأوغبوغ و‬
‫ومغن أووح ل‬
.(‫حسن‬

“Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi


karena Allah dan tidak memberi karena Allah, maka sungguh telah sempurna
Imannya.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi, ia mengatakan hadits hasan)

5.Ketika Allah Mencintai Hambanya

‫ ومغن وعاَودىَ اليِ وولا يياَ فوقوغد‬:‫ « إالن او تووعاَولىَ وقاَول‬: ‫اا‬ ‫سغوضل ل‬ ‫ وقاَول ور ض‬:‫ وقاَول‬-‫ضويِ اض وعغنضه‬ ‫ ور ا‬-‫وعغن أوابيِ ضهورغيوروة‬
‫ب إالوليِ اباَلنلووافاال‬ ‫ِ وولو يووزاضل وعغبادي يوتوقولر ض‬،‫ضتضهض وعلوغياه‬ ‫شغيِءء أووح ل‬
‫ب إالوليِ املماَ اغفتوور غ‬ ‫ب إالوليِ وعغبادي با و‬ ‫ِ وووماَ توقولر و‬،‫ب‬ ‫آوذغنتضهض اباَغلوحغر ا‬
ِ‫ِ ووارغجلوهض اللاتي‬،َ‫ش باوها‬ ‫ِ وويوودهض اللاتيِ يوغباط ض‬،‫صضر بااه‬
‫صورهض اللاذي يضغب ا‬ ‫ِ ووبو و‬،‫سومضع بااه‬ ‫سغموعهض اللاذي يو غ‬‫ت و‬ ‫ِ فوإ اوذا أوغحبوغبتضهض ضكغن ض‬،‫وحلتىَ أضاحبلضه‬
‫ض‬
‫ستووعاَوذانيِ ولضاعغيوذيلنه » رواه البخاَري‬ ‫ِ وولوائن ا غ‬،‫سأ ولوانيِ ولضغعاطيونلضه‬‫ِ وولوئاغن و‬،َ‫شيِ باوها‬ ‫يوغم ا‬

“Dari Abu Hurairah radhiallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallâhu


'alaihi wasallam bersabda: ‘ Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: ‘barangsiapa
yang memusuhi wali-Ku, maka sungguh! Aku telah mengumumkan perang
terhadapnya. Dan tidaklah seorang hamba bertaqarrub (mendekatkan diri dengan
beribadah) kepada-Ku dengan sesuatu, yang lebih Aku cintai daripada apa yang telah
Ku-wajibkan kepadanya, dan senantiasalah hamba-Ku (konsisten) bertaqarrub
kepada-Ku dengan amalan sunnah hingga Aku mencintainya; bila Aku telah

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 8


Modul Asistensi Agama Islam

mencintainya, maka Aku adalah pendengarannya yang digunakannya untuk


mendengar, dan penglihatannya yang digunakannya untuk melihat dan tangannya
yang digunakannya untuk memukul dan kakinya yang digunakannya untuk berjalan;
jika dia meminta kepada-Ku niscaya Aku akan memberikannya, dan jika dia
meminta perlindungan kepada-Ku niscaya Aku akan melindunginya”. (H.R.al-
Bukhâriy)

6.Cinta dan mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam


Allah Ta'ala berfirman :
Katakanlah:"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya
Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (QS. 3:31)
Ayat ini menerangkan bahwa tanda dari kecintaan kita kepada Allah adalah
mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan bahwa mengikuti Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam adalah sarana untuk mendapatkan kecintaan dan
ampunan dari Allah Ta'ala.
Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
" Seseorang di antara kamu belum beriman sehingga aku lebih dicintainya
daripada kedua orangtua, anaknya dan seluruh manusia." HR. Bukhari dan Muslim.
dalam diri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terdapat akhlak yang
mulia, keberanian dan kemuliaan. Barangsiapa melihatnya secara tiba-tiba akan takut
kepadanya, dan barangsiapa yang bergaul dengannya maka dia akan mencintainya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menyampaikan risalahnya, memberi
nasihat kepada umat, mempersatukan kalimah, membuka beberapa hati manusia
bersama para sahabatnya dengan mempersatukan mereka dan membuka banyak
negeri dengan perjuangan mereka untuk membebaskan manusia dari penyembahan
sesama manusia menuju penyembahan terhadap Tuhan manusia.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya telah
menyampaikan kepada kita agama Islam secara sempurna tanpa tercampur dengan
bid'ah dan khurafat, dan tidak perlu ditambah atau dikurangi.
Allah berfirman : “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu
dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi
agamamu. QS. 5:3)

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 9


Modul Asistensi Agama Islam

Oleh karenanya, ikutilah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam secara


menyeluruh sesuai dengan kemampuan yang kita miliki dan janganlah menambah-
nambah atau membuat syari'at yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam dan tidak pula pernah dikerjakan oleh para sahabatnya,
dengan demikian mudah-mudahan Allah memasukkan kita ke dalam golongan
hamba-hamba-Nya yang benar dalam keimanan mereka kepada-Nya sehingga Allah
memenuhi janji-Nya kepada mereka.
Allah berfirman : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. 33:21)
Dan ketahuilah bahwa cinta kepada Allah dan RasulNya yang benar
mempunyai konsekuensi untuk melaksanakan kitab Allah dan hadits-hadits
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang shahih, melaksanakan hukum dengan
berpegang teguh kepada keduanya dan tidak boleh mendahulukan pendapat orang
atas keduanya.
Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah.Sesungguhnya
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. 49:1)
Ya Allah, karuniailah kami untuk mencintai dan mengikuti RasulMu,
berakhlak dengan akhlaknya dan memperoleh syafa'atnya.

Kisah Cinta Sejati Tsauban Terhadap Nabi


Seorang hamba sahaya bernama Tsauban amat menyayangi dan merindui Nabi
Muhammad saw. Sehari tidak berjumpa Nabi, dia rasakan seperti setahun. Kalau
boleh dia hendak bersama Nabi setiap masa. Jika tidak bertemu Rasulullah, dia
amat berasa sedih, murung dan seringkali menangis. Rasulullah juga demikian
terhadap Tsauban. Baginda mengetahui betapa hebatnya kasihsayang Tsauban
terhadap dirinya.

Suatu hari Tsauban berjumpa Rasulullah saw. Katanya "Ya Rasulullah, saya
sebenarnya tidak sakit, tapi saya sangat sedih jika berpisah dan tidak bertemu
denganmu walaupun sekejap. Jika dapat bertemu, barulah hatiku tenang dan
bergembira sekali. Apabila memikirkan akhirat, hati saya bertambah cemas, takut-
takut tidak dapat bersama denganmu. Kedudukanmu sudah tentu di syurga yang

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 10


Modul Asistensi Agama Islam

tinggi, manakala saya belum tentu kemungkinan di syurga paling bawah atau paling
membimbangkan tidak dimasukkan ke dalam syurga langsung. Ketika itu saya tentu
tidak bersua muka denganmu lagi."
Mendengar kata Tsauban, baginda amat terharu. Namun baginda tidak
dapat berbuat apa-apa kerana itu urusan Allah. Setelah peristiwa itu, turunlah
wahyu kepada Rasulullah saw, bermaksud "Barangsiapa yang taat kepada Allah
dan RasulNya, maka mereka itu nanti akan bersama mereka yang diberi nikmat oleh
Allah yaitu para nabi, syuhada, orang-orang soleh dan mereka yang sebaik-baik
teman." Mendengarkan jaminan Allah ini, Tsauban menjadi gembira semula.

Moral & Iktibar


 Cinta kepada Rasulullah adalah cinta sejati yang berlandaskan keimanan
yang tulen
 Mencintai Rasul bermakna mencintai Allah
Kita bersama siapa yang kita sayangi. Jika di dunia sayangkan nabi,
insyallah kita bersama nabi di akhirat nanti
 Hati yang dalam kecintaan terhadap seseorang akan merasa rindu yang
teramat sangat jika tidak bertemu
 Pasangan sahabat yang berjumpa dan berpisah kerana Allah semata-mata
akan mendapat naungan Arasy di hari akhirat kelak
 Rasulullah amat mengetahui mana-mana umatnya yang mencintai baginda,
meskipun baginda sudah wafat.
 Rasulullah memberi syafaat kepada sesiapa di antara umatnya yang
mengasihi baginda
 Sebaik-baik sahabat ialah mereka yang berkawan di atas landasan
keagamaan dan semata-mata kerana Allah.

MATERI 3
AKHLAK ISLAMI

Tujuan Materi
 Megetahui akhlaq seorang muslim

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 11


Modul Asistensi Agama Islam

 Mengerti dan mengamalkan akhlaq islami dalam segala aspek kehidupan

Rincian Materi

A. DEFINISI AKHLAQ ISLAMI


Akhlaq adalah ciri khas seorang muslim yang membedakan dirinya dengan
yang lain. Akhlaq Islam yang tinggi dan mulia akan menjadikan generasi yang
terbaik dalam peradaban manusia. Sehingga setiap muslim hendaknya menyadari
ada perbedaan antara akhlaq dirinya dengan orang lain yang bukan muslim karena
salah satu tugas Rasul di muka bumi adalah untuk menyempurnakan akhlaq
manusia (QS.2:111,68:4,33:21). Akhlaq pula yang mengidentifikasikan manusia
sebagai makhluk yang berbeda dengan binatang (QS.7:179) sehingga manusia yang
dalam dirinya tidak terdapat akhlaq yang selayaknya dimiliki oleh manusia.
Akhlaq yang baik adalah cerminan baiknya aqidah dan syariah yang diyakini
seseorang. Buruknya akhlaq merupakan indikasi buruknya pemahaman seseorang
terhadap aqidah dan syariah . Akhlaq juga merupakan buah dari ibadah (QS.29:45,
2:197).
“Paling sempurna orang mukmin imannya adalah yang paling
luhur,aqidahnya.”(H.R.Tirmidzi)
“Sesungguhnya kekejian dan perbuatan keji itu sedikitpun bukan dari Islam dan
sesungguhnya sebaik-baik keislaman manusia adalah yang paling baik akhlaqnya.”
(H.R.Thabrani,
“Tidak ada yang lebih berat timbangan seorang hamba pada hari kiamat
melebihi keluhuran akhlaqnya.”(H.R.Tirmidzi) “Seburuk-buruk umatku adalah orang
yang banyak omong, bermulut besar dan berlagak pandai. Dan sebaik-baik umatku
adalah mereka yang paling baik akhlaqnya.” (H.R. Bukhari)

A.Ciri Pribadi Muslim Bertaqwa sebagai Realisasi Akhlaq yang sempurna

1. Mencintai Alloh diatas segala kecintaan dan menjadikan cinta ini sebagai dasar
untuk mencintai yang lain seperti Rasulullah, orang tua, dsb (QS.9:24)
2. Takut akan kemurkaan Alloh
3. Senantiasa mengharap Ridho Alloh SWT

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 12


Modul Asistensi Agama Islam

4. Senantiasa merasa disertai Alloh dimanapun kita berada


5. Senantiasa mendekatkan diri kepada Alloh dalam berbagai keadaan

a.Contoh Akhlaq Seorang Muslim


1. Selalu memperkuat hubungan dengan Alloh
2. Menjaga diri dari hal yang sybhat (samar-samar/meragukan)
3. Menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan (QS. 24:30)
4. Istiqomah dalam kebenaran (QS.11:113)
5. Lemah lembut dan suka memaafkan (QS. 20:44)
6. Penuh cinta dan kasih sayang (QS. 9:128)
7. Benar, jujur dan tegas (QS. 33:70)
8. Tawadhu/rendah hati (QS. 26:215)
9. Jiwa yang siap berkorban (QS. 49:15)
10. Menyimpan rahasia
11. Menutupi aib orang lain
12. Menghormati yang tua dan menyayangi yang muda
13. Memenuhi janji
14. Tidak berteman dengan orang-orang yang buruk / ikut-ikutan
15. Tidak ghibah

b.Tata Krama yang berlaku umum untuk lelaki dan perempuan


1. Komunikasi antara keduanya harus dalam batas ucapan yang baik, tidak
mengandung kemunkaran, tidak mengandung hal yang tidak bermanfaat,dsb
(QS.33:12)
2. Menundukkan pandangan (QS.24:30-31) kecuali dalam hal pendidikan,
kesehatan/kedokteran, jual beli, dan meminang.
3. Menghindari percampuran antat lawan jenis (ikhtilat)
4. Tidak berkhalwat / berduaan antara lawan jenis
5. Menghindari posisi syubhat yang memungkinkan munculnya pandangan negatif
dari orang lain.

c. Tata Krama Khusus Wanita


1. Komitmen dengan pakaian syar’i / menutup aurat (QS. 24:31, 33:59)
2. Serius dalam berbicara / tidak mendayu-dayu (QS.33:32)
3. Wajar dalam melakukan gerak-gerik

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 13


Modul Asistensi Agama Islam

Catatan untuk Tentor :


Permasalahan mengenai interaksi antara lawan jenis kadangkala menjadi hal
yang dilematis terkait dengan relitas di lapangan. Maka dari itu, setiap tentor harus
bijak dalam menjelaskan permaslahan ini, jangan sampai peserta mentoring merasa
tertekan dan sebagainya. Bangun motivasi mereka untuk melakukan hal ini.
Jelaskasn bahwa ketika kita mengaku sebagai seorang muslim dan mnyetakan diri
kita sebagai orang yang beriman, maka mau tidak mau, konsekuensinya, kita harus
melakukan aturan islam secara kaffah/sempurna. Tidak mengambil yang enaknya
saja, dan meninggalkan yang lain. Jelaskan pula bahwa permasalahan-permasalahan
yang ada sebenarnya ujian dari Alloh untuk menguji keistiqomahan keimanan kita
kepada Alloh. Dan selama kita bisa menjaga prinsip yang kita miliki yang sesuai
dengan Islam, Insya Alloh, Allo0h akan memberi balasan yang besar kepada kita.

B. Cara Mencapai Akhlaq Mulia


1. Menjadikan iman sebagai pondasi dan sumber. Iman artinya percaya yaitu
percaya bahwa Alloh selalu melihat segala perbuatan manusia. Bila melakukan
perbuatan baik, balasannya akan menyenangkan. Bila perbuatan jahat maka
balasan pedih siap menanti. Hal ini akan melibatkan iman kepada hari akhir.
Akhlaq yang baik akan dibalas dengan surga dan kenikmatan (QS.55:12-37).
Begitu pula dengan akhlaq yang buruk akan disiksa di neraka (QS. 22:19-22).
2. Pendekatan secara langsung
Artinya melalui Al-Qur’an. Sebagai seorang muslim harus menerima Al-Qur’an
secara mutlak dan menyeluruh. Jadi, apa pun yang tertera di dalamnya wajib
diikuti. Misalnya, Al-Qur’an melarang untuk saling berburuk sangka
(QS.49:12), menyuruh memenuhi janji (QS.23:18),dan sebagainya.

3. Pendekatan tidak secara langsung


Yaitu dengan upaya mempelajari pengalaman masa lalu, yakni agar kejadian-
kejadian malapetaka yang telah terjadi tak akan terulangi lagi di masa kini dan
yang akan datang. Dari hal di atas, intinya adalah latihan dan kesungguhan.
Latihan artinya berusaha mengulang-ulang perbuatan yang akan dijadikan
kebiasaan. Kemudian bersungguh-sungguh berkaitan dengan motivasi. Motivasi

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 14


Modul Asistensi Agama Islam

yang terbaik dan paling potensial adalah karena ingin memenuhi perintah Alloh
dan siksa-Nya.

Daftar Pustaka:
- Novi Hardian & Tim ILNA Learning Center. Super Mentoring
- Kaderisasi UKKI UNSOED 2002. Silabus Materi PPAI UNSOED 2002
- Abbas, Ziyad (ed.) , Pilihan Hadits Politik, Ekonomi dan Sosial, Pustaka
Panjimas
- Ali Hasyimi, Muhammad, Dr., Apakah Anda Berkepribadian Muslim? Hal 24-
28, GIP
- Yakan, Muna Hadad., Hati-hati terhadap Media yang Merusak Anak, hal 38-40,
GIP
- Isnet „Urgensi Akhlak 1“

MATERI 4
PRIBADI MUSLIM YANG UNGGUL

Tujuan Materi
 Memahami ciri-ciri pribadi unggul

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 15


Modul Asistensi Agama Islam

 menjadikan insan yang unggul yang berakhlak islami

Rincian Materi

A.Pendahuluan
Sudah biasa dalam kehidupan kita sehari-hari disuguhi fakta kehancuran
kepribadian bangsa, pakaian yang mengumbar aurat, kriminalitas yang semakin
nekad, korupsi yang sulit menghukum pelakunya, tari-tarian seronok yang dianggap
sebagai ekspresi pribadi dalam seni, kemusyrikin yang dibungkus secara halus
dengan acara mistis, ghibah yang dibungkus indah dengan infotainment, zina diberi
istilah manis dengan PSK (pekerja seks komersial) seolah-olah ini juga pekerjaan
yang halal seperti pekerjaan lainnya, dan lain-lain. Sangat banyak jika diurut
satupersatu.
Bangsa ini dianggap tidak lagi mempunyai kepribadian, tetapi telah mengekor
dengan kebudayaan Barat yang kafir dan sekuler. Sehingga mereka menganjurkan
agar kembali kepada akar budaya bangsa, yakni warisan leluhur nenek moyang.
Apakah yang menentukan kepribadian seseorang; penampilannya dengan jas dan
berdasi?; sederet gelar yang menempel didepan dan belakang namanya?, seabrek
jabatan yang disandangnya? Lantas sebagai umat Islam, apakah betul jika ingin
memiliki kepribadian yang unggul maka kita harus kembali kepada akar budaya
bangsa yang merupakan warisan leluhur?
Salah satu nilai yang tertanam dalam kehidupan kaum Muslimin saat ini
adalah nilai-nilai yang dikembangkan dalam bidang ilmu kejiwaan atau psikologi;
antara lain tentang konsep kepribadian manusia yang sangat ditentukan oleh berbagai
standar. Para ahli Barat banyak membicarakan konsep kepribadian dan nilai-nilai
tinggi-rendahnya kepribadian tersebut. Konsep mereka menyatakan bahwa tinggi
rendahnya kepribadian seseorang ditentukan oleh : nilai-nilai fisik (bentuk tubuh,
postur, cara berjalan, bentuk hidung, mata, letak tahi lalat, dsb.), nilai-nilai non-fisik
(bentuk pakaian, warna kesukaan, makanan-minuman, saat kelahiran, adat istiadat,
dsb).
Nilai-nilai genetik (orang tua pintar, seniman, dsb.) nilai-nilai ekternal
lainnya (pendidikan, kondisi sosial-politik, dsb). Walhasil, nilai-nilai tersebut pun
semakin mempengaruhi kaum Muslimin dalam memandang kemulyaan dan

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 16


Modul Asistensi Agama Islam

kerendahan nilai kepribadian pada diri seseorang maupun masyarakat. Seseorang


yang berpakaian ala Barat, santun dalam berkata, rapi, peduli lingkungan, disiplin,
pemaaf, tepat waktu; dikatakan berkepribadian baik, menarik dan mulya, meskipun
ia biasa mengkonsumsi minuman keras meski tidak sampai mabuk, hidup seatap
dengan pasangannya atas dasar suka-sama suka, iapun memakan uang riba dan hasil
perjudian (legal maupun tidak), dan ia cukup datang ke tempat-tempat ibadahnya
pada saat-saat tertentu saja. Berbagai contoh lain tentang hal ini tentu mudah kita
dapatkan di masyarakat. Apalagi kini bermunculan 'sekolah kepribadian' yang
mengajarkan tentang 'kepribadian baik dan mulya' sesuai dengan nilai-nilai baik dan
mulya menurut para pengajarnya; yakni masyarakat. Sebagai umat Islam, untuk
membentuk kepribadian yang unggul tentu harus mengacu kepada Islam pula, karena
islam merupakan agama yang sempurna yang mengatur sluruh aspek kehidupan tak
terkecuali kepribadian seseorang firman Allah dalam surat almaidah ayat 3. Bukan
kembali kepada budaya leluhur atau sudut pandang para psikolog barat, karena dua
hal tadi ciptaan manusia yang nyata-nyata tidak sempurna dan parameternya bisa
berbeda disetiap daerah. Tetapi kalau parameternya Islam, maka pasti sempurna
karena diciptakan oleh Sang Pencipta manusia sendiri, juga tidak berubah-ubah dan
berlaku disetiap tempat. Sehingga seseorang yang mempunyai kepribadian Islam
(syakhshiyah islamiyah), akan memancarkan suatu pribadi yang khas dalam dirinya,
karena sistem Islam sendiri sangat khas dan sangat kontras dengan sistem kapitalis
dan sosialis. Dengan kepribadian yang khas ini, sangat mudah membedakan
seseorang Islam atau kafir, tidak seperti yang kita saksikan saat ini. Disamping itu,
sebagai muslim/muslimah tentu kita menginginkan bahagia didunia dan selamat
diakhirat kelak. Tidak ada cara lain agar tujuan itu tercapai, selain meningkatkan
pengetahuan keislaman (tsaqafah islamiyah) dan menjalankannya secara konsisten
dalam kehidupansehari-hari. Atas dasar itu, maka makalah ini akan berusaha
mengurai bagaimana sesungguhnya membentuk kepribadian yang unggul ditinjau
dari sudut pandang islam, karena kami menyakini hanya dengan standar Islam kita
bisa membentuk kepribadian yang unggul (Syakhsiyyah Islamiyyah).
B.Arti Kepribadian Menurut Dr. Ibrahim Anis et. Al. (1972)
Dalam kitabnya Al Mu’jam Al Wasith hlm. 475 , syakhsiyah secara bahasa
bermakna “shifaatun tumayyizu al-syakhsya min ghoirihi” (sifat atau karakter satu
orang dengan yang lainya). Menurut An-Nabhani (2000) kepribadian adalah
perwujudan dari pola sikap/pola pikir (yakni bagaimana ia bersikap dan berpikir) dan

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 17


Modul Asistensi Agama Islam

pola tingkah laku (bagaimana ia bertingkah laku). Pola sikap seseorang ditunjukkan
dengan sikap, pandangan atau pemikiran yang ada pada dirinya dalam mensikapi
atau menanggapi berbagai pandangan dan pemikiran tertentu. Pola sikap pada diri
seseorang tentu sangat ditentukan oleh 'nilai paling dasar' atau ideologi yang
diyakininya. Dari pola sikap inilah bisa diketahui bagaimana sikap, pandangan atau
pemikiran yang dikembangkan oleh seseorang atau yang digunakannya dalam
menanggapi berbagai sikap, pandangan dan pemikiran yang ada di masyarakat
sekitarnya. Misalnya, seseorang akan mengembangkan suatu ide/konsep; -seperti
kebebasan, persamaan dan kesetaraan,- bila ideologi yang diyakininya membolehkan
hal tersebut. Begitu pula sebaliknya, bila ideologinya melarang hal seperti itu.
Sedangkan 'pola tingkah laku' adalah perbuatan-perbuatan nyata yang dilakukan
seseorang dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya (kebutuhan
biologis maupun naluriahnya). Pola tingkah laku pada diri seseorang pun sangat
ditentukan oleh 'nilai paling dasar' atau ideologi yang diyakininya. Seseorang akan
makan-minum apa saja dalam memenuhi kebutuhan biologisnya bila ideologi yang
diyakininya membolehkan hal itu.
Seseorangpun akan memuaskan naluri seksualnya dengan cara apa saja bila
ideologi yang diyakininya membolehkan hal itu. Dan ia pun akan mengatur aturan
peribadahannya, tata cara berpakaiannya, tata cara bergaulnya dan berakhlak sesuai
dengan keinginannya, bila ideologi yang diyakininya membolehkan hal itu. Begitu
pula sebaliknya. Walhasil, pola sikap dan pola tingkah laku inilah yang menentukan
'corak' kepribadian seseorang. Dan karena pola sikap dan pola tingkah laku ini sangat
ditentukan oleh nilai dasar/ideologi yang diyakininya, maka 'corak' kepribadian
seseorang memang sangat bergantung kepada ideologi/aqidah yang dianutnya.
Ideologi/aqidah kapitalisme akan membentuk masyarakat berkepribadian
kapitalisme-liberal. Ideologi sosialisme pasti akan membentuk kepribadian
sosialisme-komunis. Sedangkan ideologi/aqidah Islam seharusnya menjadikan kaum
Muslimin yang memeluk dan meyakininya, memiliki berkepribadian Islam. Dalam
bahasa yang lebih praktis, kepribadian (Syakhshiyah) terbentuk dari pola sikap
(Aqliyah) dan pola tingkah laku (Nafsiyyah), yang kedua komponen tersebut
terpancar dari ideologi (Aqidah) yang khas/ tertentu. Dari sinilah maka ketika
membahas tentang kepribadian Islam (Syakhshiyyah Islamiyyah) berarti berbicara
tentang sejauh mana seseorang memiliki pola sikap yang Islami (Aqliyyah
Islamiyyah) dan sejauh mana ia memiliki pola tingkah laku yang Islami (Nafsiyyah

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 18


Modul Asistensi Agama Islam

Islamiyyah). Aqliyyah Islamiyyah hanya akan terbentuk dan menjadi kuat bila ia
memiliki keyakinan yang benar dan kokoh terhadap aqidah Islamiyah dan ia
memiliki ilmu-ilmu ke-Islaman yang cukup untuk bersikap terhadap berbagai ide,
pandangan, konsep dan pemikiran yang ada di masyarakat; dimana semua
pandangan dan konsep tersebut distandarisasi dengan ilmu dan nilai-nilai Islami.
Sedangkan Nafsiyyah Islamiyyah hanya akan terbentuk dan menjadi kuat bila
seseorang menjadikan aturan-aturan Islam dalam memenuhi kebutuhan biologisnya
(makan, minum, berpakaian, dsb.), maupun kebutuhan naluriahnya (beribadah,
bergaul, bermasyarakat, berketurunan, dsb). Jadi, seseorang dikatakan memiliki
syakhshiyah Islamiyah, jika ia memiliki aqliyah Islamiyah dan nafsiyah Islamiyah.
Mereka adalah orang-orang yang senantiasa bersikap/berfikir atas dasar pola berfikir
Islami dan orang-orang yang senantiasa memenuhi kebutuhan jasmani dan nalurinya
sesuai dengan aturan Islam, tidak mengikuti hawa nafsunya semata. Terlepas apakah
ia memiliki syakhshiyah Islamiyah yang kuat atau yang lemah, yang jelas ia telah
memiliki syakhshiyah/ kepribadian Islam. Hanya saja perlu dipahami disini, bahwa
Islam tidak menganjurkan agar umatnya memiliki syakhshiyah Islamiyah sebatas ala
kadarnya. Yang dibutuhkan Islam justeru orang-orang yang memiliki syakhshiyah
Islamniyah yang kokoh; kuat aqidahnya, tinggi tingkat pemikirannya, tinggi pula
tingkat ketaatannya terhadap ajaran Islam.

C. Langkah Menyusun Kepribadian Islam


Untuk menyusun kepribadian Islam dalam diri seseorang, langkah pertama
yang harus diintroduksikan dan ditanamkan pada diri seseorang adalah aqidah Islam.
Sehingga seseorang sadar bahwa dirinya adalah seorang muslim. Bukan seorang
Kristen, bukan Katolik, bukan Budha, bukan Yahudi, bukan Hindu, dan bukan Athe-
is. Pendeknya dia seorang muslim, bukan kafir. Ia bersaksi bahwa tiada Tuhan yang
patut disembah (laa ma’buuda) kecuali Allah, lailahaillallah. Dia juga bersaksi
bahwa Nabi Muhammad saw. adalah rasul utusan Allah. Artinya tidak, ada satu
bentuk cara penyembahan (ibadah) kepada Allah, dalam arti sempit maupun umum,
kecuali cara yang telah diterangkan dan dicontohkan oleh Sayyidina Muhammad
rasulullahsaw.
Iman kepada dua kalimat syahadat itu disadarinya sebagai iman kepada
seluruh persoalan yang harus diimani menurut ajaran Islam, baik iman kepada sifat-
sifat Allah dan asmaul husnaNya, iman kepada para malaikat-Nya, iman kepada

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 19


Modul Asistensi Agama Islam

kitab-kitab-Nya, iman kepada para Rasul utusan-Nya, iman kepada hari kiamat, dan
iman kepada qodlo dan qodar-Nya, yang baik maupun yang buruk. Iman kepada hari
akhir dia fahami sebagai tempat pertanggungjawaban seluruh keimanan dengan
segala konsekuensi dan konsistensi dalam kehidupan di dunia. Ia paham bahwa
dunia adalah ladang menanam kebajikan untuk dituai buahnya di akhirat.
Sebaliknya, orang yang lalai akan ceroboh dan berbuat yang justru membahayakan
dirinya sendiri di akhirat nanti. Barang siapa menabur angin, akan menuai badai.
Allah SWT memang menciptakan hidup dan mati ini untuk diuji siapa yang terbaik
amalannya. Dia berfirman:

‫ت غواللغحغياَةغ لزيغلبلرغوُركلم أغيَيِركلم أغلحغسرن غعغملل غوهرغوُ اللغعززيِرز اللغغرفوُرر‬


‫ق اللغملوُ غ‬
‫اللزذيِ غخلغ غ‬

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu
yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS. Al
Mulk 2).
Langkah kedua, adalah bertekad menjadikan aqidah Islam sebagai landasan
(qoidah) dalam berfikir menilai segala sesuatu dan dijadikan landasan (qoidah)
dalam bersikap dan berperilaku. Dengan tekad itu, telah seorang memiliki cara
berfikir Islami (aqliyah Islamiyah) dan sikap jiwa Islami (nafsiyah Islami). Dengan
langkah kedua ini seorang muslim telah selesai dalam pembentukan kepribadian
Islam (takwinus syakhshiyyah). Dia telah dikatakan telah memiliki kepribadian
Islam (syakhshiyyah Islamiyah) sekalipun baru tahap awal dalam berfikir secara
Islami dan mengolah sikap jiwa secara Islami. Seorang muslim sudah dikatakan
sudah memiliki cara berfikir Islam walaupun belum bisa berbahasa Arab apalagi
berijtihad seperti Imam As Syafi’I rahimahullah. Dia sudah dikatakan telah berfikir
Islami walaupun baru tahu sholat lima waktu itu wajib, sholat berjama’ah di masjid
itu lebih utama 25-27 kali daripada sholat di rumah, judi dan khomer serta undian itu
adalah permainan syaithon yang harus dijauhi, menyuap maupun menerima suap itu
hukumnya haram. Seorang yang berfikir Islami memang tidak disyaratkan mesti
canggih dulu berfikirnya semacam Prof. Baiquni yang bisa menilai bahwa hukum
Lavoisier tentang kekekalan massa (bahwa massa suatu benda tidak dapat diciptakan
dan tidak dapat dimusnahkan) adalah bertentangan dengan aqidah tauhid yang
menyatakan bahwa semua yang ada di alam semesta, baik itu manusia, hewan,
tumbuhan, air, batuan, mineral, energi, suhu, dan lain-lain adalah makhluk ciptaan

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 20


Modul Asistensi Agama Islam

Allah SWT. Seorang muslim dikatakan telah memiliki sikap jiwa Islami apabila telah
bertekad untuk mengubah sikap hidupnya secara total mengikuti Islam dan isti-
qomah. Ketika ada orang meminta nasihat kepada Rasulullah saw. yang dengan
nasihat itu dia tidak bertanya lagi, beliau saw. menjawab:
‫ت زباَلز ثرلم الستغقزلم‬
‫قرلل آغملن ر‬

“Katakanlah aku beriman kepada Allah, lalu bersikaplah istiqomah” (HR. Muslim).
Asal orang sudah bertekad seperti itu, dia dikatakan telah memiliki sikap jiwa Islami
(nafsiyah islamiyah) sekalipun belum banyak beribadah. Sekalipun dia baru
melaksanakan sholat wajib dan sedikit sholat sunnah. Sekalipun dia baru belajar
sholat tahajjud. Sekalipun dia baru belajar membaca Al Fatihah dan Qulhu. Sikap
jiwa dan istiqomah untuk selalu mengendalikan perilaku dengan ajaran Islamlah
yang membuat seorang memiliki sikap jiwa Islami. Rasulullah Saw. bersabda:
‫لغيِرلؤزمرن اغغحردركلم غحلتىَّ يِغركلوُغن هغغوُاهر تغبغلعاَ لزغماَ زجلئ ر‬
‫ت بززه‬

Tiada beriman salah seorang di antara kamu sehingga mempersiapkan hawa


nafsunya mengikuti ajaran Islam yang kubawa (HR. An Nawawi).

D.Meningkatkan Kualitas Kepribadian Islam


Namun untuk mencapai kesempurnaan hidup, agar menjadi manusia yang
lulus terbaik dalam ujian Allah SWT dalam kehidupan di dunia, seorang muslim ti-
dak boleh hanya berhenti di tekad atau status telah memiliki kepribadian Islam. Tapi
dia harus memiliki tekad untuk menyempurnakan dirinya menjadi mukmin yang
muttaqin. Oleh karena itu, langkah ketiga, seorang muslim itu membina cara berfikir
Islaminya dengan meningkatkan pengetahuannya tentang ilmu-ilmu Islam, baik
aqidah Islamiyah itu sendiri, Al Qur’an, As Sunnah, Tafsir ayat-ayat Al Qur’an, Fiqh,
hadits, siroh, bahasa Arab dan lain-lain yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas
cara berfikirnya yang senantiasa menghubungkan segala sesuatu yang difikirkannya
dengan informasi Islam. Seorang muslim perlu menambah keyakinannya dengan
tambahan pengetahuan tentang aqidah Islam dari Al Qur’an maupun As Sunnah. Dia
akan menemukan Allah SWT menyatakan bahwa agama islamlah yang diridloi oleh
Allah dan mencari agama selain Alloh adalah kerugian yang besar. Dia SWT
berfirman:

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 21


Modul Asistensi Agama Islam

‫از‬ ‫ف اللزذيِغن رأورتوُا اللزكغتاَ غ‬


‫ب إزلل زملن بغلعزد غماَ غجاَغءهررم اللزعللرم بغلغلياَ بغلينغهرلم غوغملن يِغلكفرلر زبآِغيِاَ ز‬
‫ت ل‬ ‫إزلن الدديِغن زعلنغد ل‬
‫از ا ل زللسغلرم غوغماَ الختغلغ غ‬
‫اغ غسزريِرع اللزحغساَ ز‬
‫ب‬ ‫فغإ زلن ل‬

Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih
orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada
mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir
terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya (QS. Ali
Imran 19).
Juga firman-Nya:
‫غوغملن يِغلبتغزغ غغليغر ا ل زللسغلزم زديِلناَ فغلغلن يِرلقبغغل زملنهر غوهرغوُ زفيِ اللزخغرزة زمغن اللغخاَزسزريِغن‬

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang
rugi (QS. Ali Imran 85).
Dengan keyakinan ini dia akan menjaga keislamannya sampai akhir hayatnya
sebagaimana tuntunan Allah dalamfirman-Nya:

‫ق ترغقاَتززه غوغل تغرموُترلن إزلل غوأغلنترلم رملسلزرموُغن‬ ‫غيِاَأغيَيِغهاَ اللزذيِغن غءاغمرنوُا اتلرقوُا ل‬
‫اغ غح ل‬

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa


kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam (QS. Ali Imran 102).
Untuk bisa sebenar-benarnya taqwa dan beristiqomah sampai akhir hayat,
maka sikap totalitas dalam hidup secara Islam harus dicanangkan. Sebagaimana
firman Allah:

‫غيِاَأغيَيِغهاَ اللزذيِغن غءاغمرنوُا الدرخرلوُا زفيِ الدسللزم غكاَفلةل غوغل تغتلبزرعوُا رخطرغوُا ز‬
‫ت اللشلي غ‬
‫طاَزن إزنلهر لغركلم غعردوو رمزبينن‬

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara


keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagimu (QS. Al Baqoroh 208).
Dia sadar harus menerima dan memahami petunjuk Allah yang berkaitan
dengan sikap dan perilakunya secara total, tidak pilih-pilih. Sebab pilih-pilih akan

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 22


Modul Asistensi Agama Islam

membuat fatal, tersesat dari jalan Allah, dan berujung kepada kehinaan dan
kesengsaraan. Dari semangatnya membolak-balik lembaran Al Qur’an seorang
muslim akan menemukan firman-Nya:

‫يِ زفيِ اللغحغياَزة اليَدلنغياَ غويِغلوُغم اللقزغياَغمزة‬ ‫ض فغغماَ غجغزارء غملن يِغلفغعرل غذلز غ‬
‫ك زملنركلم إزلل زخلز ن‬ ‫ض اللزكغتاَ ز‬
‫ب غوتغلكفررروغن بزبغلع ض‬ ‫أغفغترلؤزمرنوُغن بزبغلع ز‬
‫يِرغريَدوغن إزغلىَّ أغغشدد اللغعغذا ز‬
‫ب‬
Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap
sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian da-
ripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat
mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat (QS. Al Baqoroh 85).

E.Sifat-sifat Unik Pribadi Muslim Islami


Seorang muslim atau individu-individu kaum muslimin dengan aqidah yang
mereka anut memang akan melahirkan sosok pribadi atau generasi yang berbeda
dengan umat-umat lain. Al Qur’an menggelari mereka dengan sebutan khairu
ummah, umat terbaik. Allah SWT berfirman:
‫س تغألرمرروغن زباَللغملعررو ز‬
‫ف غوتغلنهغلوُغن غعزن اللرملنغكزر غوترلؤزمرنوُغن زباَللز‬ ‫ركلنترلم غخليغر أرلمضة أرلخزرغج ل‬
‫ت زلللناَ ز‬

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (QS. Ali
Imron 110).
Dalam ayat lain Allah SWT menjadikan mereka sebagai umat wasatho, umat
adil dan pilihan. Dia berfirman:
‫س‬ ‫ك غجغعللغناَركلم أرلمةل غوغس ل‬
‫طاَ لزتغركوُرنوُا رشهغغداغء غعغلىَّ اللناَ ز‬ ‫غوغكغذلز غ‬
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang
adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia (QS. Al
Baqoroh 143).
Bagaimana rincian karakteistik dari manusia yang mendaatkan gelar yang
paling top dalam kehidupan kemanusiaan, yakni khoiru umah dan umah wasatho,
Syaikh Taqiyuddin An Nabhani dalam Kitab As Sakhshiyah Juz I/11-12 menulis
bahwa seorang muslim yang telah terbentuk dalam dirinya asliyah islamiyah dan
nafsiyah Islamiyah, akan memiliki sifat-sifat sebagai berikut: Dia ahli menjadi
pemimpin sekaligus sanggup menjadi prajurit. Dia mampu mengumpulkan sifat
lembut dan keras. Dia mampu mengumpulkan sifat zuhud dan sangat menikmati

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 23


Modul Asistensi Agama Islam

hidup. Dia memahami hidup secara benar sehingga dapat mengusai dunia dengan
sebenarnya dan senantiasa berupaya mengapai akhirat dengan beragai aktivitas yang
mengantaran kepada kesuksesan di akhirat. Tidak materialisik seperti budak-budak
dunia, namun juga tidak tenggelam pada sifat papa lara ala penganut Hindu. Bengis
dan kasar di medan pertempuran, namun rendah hati di saat patroli. Mumpuni dalam
pemerintahan, hukum fiqh, perdagangann, maupun politik. Seorang abid atau hamba
Allah yang khusyu’ dalam sholat, menjauhi perkataan yang tiada berguna, membayar
zakat, menundukkan pandangan, memelihara amanat, memenuhi kesepakatan dalam
perjanjian, melaksanakan janji yang diucapkan, dan berjihad fi sabilillah. Itulah
karakteristik seorang muslim yang telah memiliki kepribadian Islami yang dibentuk
oleh Islam dan dijadikannya sebagai kepribadian terbaik di antara anak manusia. Al
Qur’an menyebut indikasi-indikasi dari pribadi-pribadi unggul itu tatkala
menguraikan sifat-sifat sahabat Rasulullah, orang-orang mukmin (al mukminun),
para hamba Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang (ibadurrahman), dan
orang-orang yang berjihad di jalan Allah (al mujahidin). Allah SWT berfirman:

‫از غواللزذيِغن غمغعهر أغزشلدارء غعغلىَّ اللركلفاَزر ررغحغماَرء بغلينغهرلم‬


‫رمغحلمند غررسوُرل ل‬

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia
adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka,..
(QS. AL Fath 29).

‫(غواللزذيِغن هرلم زلللزغكاَزة‬3)‫ضوُغن‬ ‫(اللزذيِغن هرلم زفيِ غ‬1)‫قغلد أغلفلغغح اللرملؤزمرنوُغن‬


‫(غواللزذيِغن هرلم غعزن اللللغزوُ رملعزر ر‬2)‫صغلتززهلم غخاَزشرعوُغن‬
(4)‫غفاَزعرلوُغن‬

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang


khusyu` dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan
dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat,(QS.
AL Mukminun 1-4).

‫(غواللزذيِغن يِغزبيرتوُغن لزغربدزهلم‬63)َ‫ض هغلوُلناَ غوإزغذا غخاَطغبغهررم اللغجاَزهرلوُغن غقاَرلوُا غسغللما‬


‫غوزعغباَرد اللرلحغمزن اللزذيِغن يِغلمرشوُغن غعغلىَّ اللغلر ز‬
(64)َ‫رسلجلدا غوقزغياَلما‬

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 24


Modul Asistensi Agama Islam

Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang
berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa
mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang melalui malam
hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka. (QS. AL Furqon 63-64).

‫ت غورأولغئز غ‬
‫(أغغعلد ل‬88)‫ك هررم اللرملفلزرحوُغن‬
‫ار‬ ‫لغزكزن اللررسوُرل غواللزذيِغن غءاغمرنوُا غمغعهر غجاَهغردوا بزأ غلمغوُالززهلم غوأغلنفرزسزهلم غورأولغئز غ‬
‫ك لغهررم اللغخليغرا ر‬
(89)‫ك اللفغلوُرز اللغعزظيرم‬ ‫ت تغلجزريِ زملن تغلحتزغهاَ اللغلنغهاَرر غخاَلززديِغن زفيغهاَ غذلز غ‬‫لغهرلم غجلناَ ض‬
Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, mereka berjihad dengan
harta dan diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan;
dan mereka itulah (pula) orang-orang yang beruntung. Allah telah menyediakan
bagi mereka syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di
dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (QS. At Taubah 88-89).
‫ف غواللناَرهوُغن غعزن اللرملنغكزر‬
‫اللتاَئزربوُغن اللغعاَبزردوغن اللغحاَزمردوغن اللساَئزرحوُغن اللرازكرعوُغن اللساَزجردوغن اللزمرروغن زباَللغملعررو ز‬
‫از غوبغدشزر اللرملؤزمزنيغن‬
‫ظوُغن لزرحردوزد ل‬ ‫غواللغحاَفز ر‬

Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji
(Allah), yang melawat, yang ruku`, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma`ruf dan
mencegah berbuat mungkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan
gembirakanlah orang-orang mu'min itu (QS. At Taubah 112).

F.Teladan Kepribadian Para Shahabat Dan Tabi'in


Ciri khas syakhshiyah pada shahabat dan tabi'in berbeda-beda sesuai dengan
tingkatan ilmu, olah aqliyah, kemampuan hafalan Al-Quran dan hadits Rasul. Abu
Ubaidah bin Jarrah merupakan salah seorang shahabat yang demikian teguh
keimanannya. Beliau pantas menduduki jabatan Khalifah, sehingga Abu Bakar
sendiri pernah mencalonkannya sebagai Khalifah dan menunjuknya ketika terjadi
musyawarah di Tsaqifah Bani Sa'idah. Hal ini mengingat keahlian dan
keamanahannya. Abu Ubaidah termasuk salah seorang shahabat yang menguasai dan
hafal seluruhnya Al-Quran. Beliau mempunyai sifat amanah sehingga Rasulullah
SAW memujinya. "Sesungguhnya setiap ummat mem- punyai orang yang terpercaya
dan orang yang terpercaya dalam ummatku adalah Abu Ubaidah" (HR. Bukhari).
Selain itu Beliau memiliki sifat terpuji, lapang dada dan tawadlu'. Sangat
tepatlah apabila Khalifah Abu Bakar mengangkatnya sebagai pengelola Baitul Maal
dan pada saat yang lain beliau dipercaya sebagai komandan pasukan untuk

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 25


Modul Asistensi Agama Islam

membebaskan Syam. Di kalangan shahabat terkenal pula seorang dermawan


bernama Thalhah bin Zubeir, yang oleh Rasulullah SAW pernah dijuliki Thalhah bin
Khair (Talhah yang baik) dalam Perang Uhud. Karena kederma- wanannya ia juga
mendapat gelar-gelar lain yang serupa, semisal Thalhah Fayyadl (Talhah yang
pemurah) pada saat Perang Dzul 'Asyiroh, dalam Perang Khaibar. Beliau sering me-
nyembelih unta untuk dibagikan kepada rakyat dan selalu menyediakan air untuk
kepentingan umum. Beliau tak pernah lupa memenuhi kebutuhan setiap orang faqir
yang ada di sekeliling kaumnya (Bani Tim) dan selalu melunasi hutang-hutang
mereka. Rasulullah SAW bersabda:
"Setiap nabi mempunyai hawariy (pendamping) dan hawariku adalah Zubeir"
(HR. Ahmad dengan isnad Hasan dalam "Al-Musnad" jilid I/89, dan Al-Hakim "Al-
Mustadrak", jilid III/462). Beliau tidak pernah absen dalam setiap peperangan sejak
masa Nabi SAW sehingga masa Khalifah Utsman bin Affan. Demikian tinggi
semangat jihadnya sehingga dengan lapang dada beliau menjual rumahnya untuk
kepentingan jihad fi sabilillah. Begitu pula dengan Abdurrahman bin Auf. Beliau
adalah seorang dermawan yang memberikan sebagian besar hartanya untuk
kepentingan jihad fi sabilillah, Az-Zuhri telah meriwayatkan.
"Abdurrahman bin Auf menanggung seluruh ahli Madinah. 1/3 penduduknya
diberi pinjaman, 1/3 lainnya membayar pinjamannya, sedangkan 1/3 sisanya
diberikan sebagai pemberian" (Lihat "Siar A'lam An-Nubala", karangan Imam Adz-
DzahabiI/88). Di antara shahabat yang mempunyai keahlian di bidang pemerintahan
dan peren- canaan tata kota dalah Utbah bin Hazwan. Beliau diangkat oleh Umar bin
Khaththab sebagai wali sekaligus menata Kota Basrah.
Ada pula shahabat yang terkenal ahli berpidato adalah Tsabit bin Qo'is,
Abdullah bin Rawabah, Hasan bin Tsabit dan Ka'ab bin Malik. Dan tidak
ketinggalan, shahabat Utsman bin Affan yang terkenal dengan sifat pemalunya,
sampai-sampai Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya malaikatpun merasa
malu kepadanya". Shahabat Khabab bin Mudzir, terkenal dengan kecermatan
pendapatnya sehingga digelari Dzir Ro'yi (intelektual). Masih ada empat orang
shahabat yang terkenal kecerdikannya, yaitu Mua'wiyah bin Abu Sufyan yang
memiliki jiwa tenang dan lapang dada, Amr bin Ash yang ahli memecahkan masalah
pelik dan cepat berfikirnya, Mughiroh bin Syu'bah yang mampu memecahkan
masalah besar dan genting, serta Ziyad yang ahli dalam meng- hadapi masalah kecil
maupun besar. Selain itu di masa shahabat terdapat seorang shahabat yang mampu

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 26


Modul Asistensi Agama Islam

berbicara dalam seratus bahasa. Ini merupakan kemampuan yang tak tertandingi oleh
bangsa atau umat manapun hingga kini. Beliau adalah Abdullah bin Zubeir. Adapun
shahabat Zaid bin Tsabit mempunyai keahlian dalam bidang qadha/kehakiman dan
fatwa. Shahabat yang ahli dalam masalah pengkajian kitab Taurat adalah Abdullah
bin Amr bin Ash dan Abil Jalad Al-Jauli. Di masa shahabat, ilmu astronomi telah
dikenal. Shahabat masyhur di bidang ini adalah Rabi' bin Ziyad, sampai-sampai Ibnu
Jahar dalam bukunya Al-Ishobah mengatakan :
"Tidak ada seorangpun, baik itu Arab maupun bukan ('ajam), yang ahli di
bidang ini selain Rabi' bin Ziyad."Pada masa tabi'in tersebutlah Khalid bin Yazid bin
Mu'awiyah yang ahli dalam berbagai cabang ilmu di kalangan Quraisy. Lebih
spesifik lagi, keahlian beliau disebutkan dalam buku Walfiyat Al-A'yan karangan
Ibnu Malikan jilid I/168 : "Beliau memiliki keahlian dalam bidang teori kimia dan
kedokteran". Beliaupun banyak menerjemahkan berbagai literatur mengenai
astronomi, kedok- teran dan kimia (lihat Al-Jahis, At-Tibyan, jilidI/126).
Banyak lagi shahabat yang memiliki kemampuan dan keahlian dalam berbagai
disiplin ilmu. Tentu saja apabila hendak kita sebutkan satu persatu memerlukan pem-
bahasan yang amat panjang.

G.Kesimpulan
Tentu saja seorang muslim tidak ingin hidup hina di dunia dan sengsara di
akhirat. Semboyan seorang muslim tentunya adalah hidup mulia dan mati syahid.
Oleh karena itu, dia akan berjuang sekuat tenaga untuk menjadi manusia yang mulia
dengan ilmu Allah SWT dan dengan ketaqwaan yang dihiaskan dalam dirinya.
Secara serius dia mengkaji Islam dan belajar bahasa Arab bukan hanya untuk
mengisi waktu yang luang atau hanya untuk kepauasan batin semata, tetapi semata-
mata untuk memahami Al Qur’an dan As Sunnah supaya bisa melaksanakan ketaatan
lebih sempurna. Dengan itu kepribadiannya akan sempurna. Wallahu a’lam bis
showab!

Daftar Pustaka

An Nabhani, Taqiyuddin. 2000. Syakhsiyyah Islamiyyah. Jilid 1. Al-Azhar. Bogor


Yusanto, Muhammad Ismail & Purnawan, M. Sigit. 2002. Membangun Kepribadian
Islam. Khairul Bayan. Jakarta www.hayatulislam.com

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 27


Modul Asistensi Agama Islam

MATERI 5
PROBLEMATIKA UMMAT

Tujuan Materi

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 28


Modul Asistensi Agama Islam

 Membangkitkan keresahan peserta asistensi tentang kondisi ummat Islam


pada hari ini
 Memberikan pemahaman tentang kelemahan dan potensi yang dimiliki
ummat Islam
 menumbuhkan kesadaran pada peserta asistensi untuk tidak berpangku
tangan terhadap masalah yanbg sedang dihadapi oleh ummat Islam pada
masa sekarang dalam sebuah kerja nyata.
 Memberikan pemahaman kepada peserta asistensi bahwa memikirkan,
membela serta perasaan senasib sepenanggungan terhadap kaum
muslimin adalah sebuah kewajiban dan bernilai ibadah.

Rincian Materi

Kehidupan di dunia merupakan tempat berkumpulnya masalah, yang dengan


masalah itu Allah ingin melihat kualitas diri kita apakah mampu menghadapinya
dengan terus meminta pertolongan padaNya dan menjadi hambanya yang bertaqwa
atau malah sebaliknya, menjadi lemah dan fasiq. Membiarkan masalah begitu saja
bukanlah sebuah penyelesaian, karena umat yang tidak menyadari akan terus
terjerumus sedangkan kita yang mengetahui mempunyai kewajiban untuk mengajak
mereka kepada jalan yang benar. Oleh karena itu untuk mengantisipasi hal tersebut,
kita perlu mengetahui apa sebenarnya masalah yang senantiasa di tubuh umat Islam
dan bagaimana cara penyelesaiannya.

A. Problematika Umat Disebabkan oleh


a. Kecenderungan
Kecenderungan manusia kepada suatu kegiatan tertentu atau minat kepada
suatu objek merupakan karakteristik manusia. Secara alamiyah manusia itu lebih
menyukai hal-hal yang menyenangkan misalnya, bersantai sambil minum teh atau
berekreasi dan mengunjungi temapt-tempat hiburan. Namun kecenderungan ini
berbeda pada setiap individu tergantung pada bagaimana latar belakang kehidupan
mereka dan lingkungan tinggalnya.

b. Watak

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 29


Modul Asistensi Agama Islam

Manusia memiliki watak yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Masing


masing memiliki kekhasan serta memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Watak merupakan hasil dari interaski lingkungan dan bawaan seseorang sehingga
terkadang sulit untuk dirubah. Watak biasanya menjadi ciri bagi pribadi tertentu.
Namun demikian watak yang terbantuk tidak sesuai dengan fitrah manusia itu dapat
dirubah dengan pendidikan Islam.

c. Syahwat
Permasalahn yang berkaitan dengan syahwat ini sudah ada sejak adanya
manusia. Seperti kisah habil dan kabil, kisah Nabi Yusuf AS yang digoda oleh
Zulaikha, kisah isteri nabi yang ingin mendapatkan harta sehingga nabi berdiam diri
selama dua bulan. Atau kisah Tsa’labah yang terlambat sholat berjama’ah karena
sibuk mengurusi binatang ternaknya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ali-
Imran ayat 14:
“dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa
yang diingini (syahwat) yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari
Janis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik
(syurga).”

d. Insting
Insting dapat berupa keinginan makan dan minum, kecenderungan hati nurani
(naluri), sensitifitas terhadap persoalan, daya respon tehadap suatu aksi. Setiap
manusia memiliki insting yang berbeda-beda. Insting ini ada yang bernilai positif
misalnya sesuai dengan fitrah ada juga yang negatif yang menjauhi fitrahnya.
Dengan insting yang berbeda-beda inilah setiap orang mempunyai cara yang
berbeda dalam menyikapi permasalahan umat.

B. Faktor-faktor Penyebab Kelemahan Umat Islam


Adapun faktor penyebab terjadinya kelemahan umat islam saat ini adalah:

1. Faktor Eksternal: Ghozwul Fikr (perang pemikiran)

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 30


Modul Asistensi Agama Islam

Ghozwul Fikri adalah serangan pemikiran secara bertubi-tubi yang tersusun


secara sistematik, teratur dan terancang dengan baik yang dilakukan untuk merubah
kepribadian, gaya hidup, dan tingkah laku pada umat Islam. Ghozwul fikri ini
bertujuan merusak akhlak, menghancurkan pemikiran, melarutkan kepribadian, dan
menjadikan muslim keluar dari agamanya. Ghozwul fikri ini merupakan strategi baru
yang ditemukan oleh orang-orang kafir setelah melihat kenyataan kekalahan nasrani
pada masa perang salib. Usaha ini mulai dilaksanakan sebelum jatuhnya Khilafah
Islamiyah, dimulai dengan memutuskan hubungan di antara negeri Islam sehingga
memunculkan paham nasionalisme, kekauman, dan kebangsaan. Pemisahan segala
aspek-aspek kehidupan dari nilai-nilai luhur agama Islam. Dapat dilihat dengan
munculnya orientalisme, kristenisasi, dan gerakan pembebasan perempuan yang
sudah menunjukkan hasilnya pada sebagian umat Islam, mereka telah berubah
menjadi jahiliyah (bodoh). Firman Allah dalam QS Al-Maidah: 50;
”Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah
yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”
Pelaku dari Ghazwul fikri ini secara umum terdiri dari orang-orang yahudi,
Nasrani, Majusi, Musyrikin, Munafikin, Atheis, dan orang kafir. Mereka biasa
disebut dengan mustakbiruun (orang-orang yang melampaui batas),
“…bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan pula (jalan) mereka yang
sesat.” (QS Al-Fatihah: 7).
Mereka akan terus bergerak untuk mewujudkan tujuannya itu “ dan orang-
orang yahudi tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti
agama mereka…” (QS Al-Baqoroh: 120)

2. Faktor Internal, antara lain:


I) Jauhnya ummat Islam dari Al-Qur’an
Dalam Q.S. Al-Furqan: 30, “dan Rasul (Muhammad) berkata, “Ya
Tuhanku, sesunggguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur’an ini diabaikan.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimakumullah menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan orang-orang yang mengacuhkan Al-Qur’an ini ada tiga
kemungkinan:
 Ia tidak membaca Al-Qur’an
 Ia membaca Al-Qur’an namun tidak mentadabburinya (Q.S. Al-Anfal: 2)

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 31


Modul Asistensi Agama Islam

 Ia membaca dan mentadabburi Al-Qur’an namun tidak mengamalkannya

Salah satu penyebab kemunduran umat Islam adalah akibat mempelajari


Islam hanya karena mengikuti sehingga pemahaman yang ada pun sekedar
pemahaman ikut-ikutan (taqlid buta), bukan pemahaman yang berlandaskan ilmu
pengetahuan. Padahal Allah telah berfirman:
”Dan janganlah kamu mengikuti apa ynag kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (Q.S. Al-Isra’: 36)

2) Terpecah belah karena perbedaan masalah furu’ (cabang)


Oleh musuh-musuh Islam. Sudah saatnya bagi umat Islam untuk memperkuat
kesatuan hati dan tali ukhuwah. Firman Allah:
“dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman).
Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya
kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah
mempersatukan hati mereka. Sesuangguhnya Dia Mahaperkasa lagi
Mhabijaksana.” (Q.S. Al-Anfal: 63)
3) Adanya perasaan rendah diri dan tidak tsiqoh pada ummat Islam
Di antara umat Islam saat ini banyak yang tidak memiliki Izzah Islam,
merasa enggan untuk menunjukkan identitas keislamannya.”. Padahal Islam itu
tinggi dan tidak ada yang menandingi ketinggiannya (al Islamu ya’lu wa laa yu’la
‘alaihi), demikian sabda Rasulullah. Maka Izzah Islam harus bangkit pada diri tiap-
tiap umat Islam, karena orang yang paling tinggi derajatnya di muka bumi ini
sesungguhnya adalah orang-orang yang beriman.
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,
padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-
orang yang beriman.” (Q.S. Ali-Imran: 139)
4) Adanya gejala taqlid dengan semua yang datang dari kaum kafir
Bagi seorang muslim yang tidak lagi memiliki izzah Islam akan mudah
baginya untuk berkiblat dan mengikuti sesuatu yang lain, yang datang dari luar Islam
bahkan orang kafir sekalipun. Dan tentu saja hal ini menjadi bukti kelemahan
padahal Allah sudah berfirman:

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 32


Modul Asistensi Agama Islam

“wahai orang-orang yang beriman! janganlah kamu menjadikan orang


yahudi dan nasrani sebagai teman setia(mu); mereka satu sama lain saling
melindungi. Barangsiapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia,
maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh Allah tidak memberi
petunjuk kepad aorang-orang yang zalim.” (Q.S. Al-Maidah: 51)

5) Tertinggal dalam ilmu pengetahuan dan teknologi


”Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu, ‘berilah
kelapoangan di dalam majlis-majlis, maka lapangkanlah niscaya Allah akn memberi
kelapangan untuk mu. Dan apanbila dikatakan berdirilah kamu’, maka berdirilah,
nioscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang beriman diantaramu dan
orang –orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah maha teliti apa yang
kamu kerjakan”. Q.S. Al Mujadilah(58):11
Dan rasulullah telah bersabda “ Keutamaan seorang alim (ahli ilmu) atas
seorang abid (ahli ibadah) seperti keutamaanku atas orang yang paling rendah
derajatnya (HR. Tirmidzi).
“Barang siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga” (Hr.Muslim, Ibdi Hibban dan Al
hakim)
Islam telah pula melahirkan ilmuan besar dalam sejarah seperti Ibnu sina
(avicena), Ibnu Rusyid (Averroes), Al Khawarijmi dll.

C. Upaya Perbaikan Yang Dapat Dilakukan


1. Kembali kepada Perintah Allah dan RosulNya
2. Bersungguh-sungguh dalam pendidikan Islam
3. Kembali mengkaji sejarah Islam tentang kegemilangan Islam untuk
menimbulkan kecintaan pada tatanan kehidupan yang diatur oleh Al-Islam
4. Mengamalkan prinsip tawazun (keseimbangan)
Menuntut ilmu, memahami dan mengamalkannya dengan niat yang ikhlas dan
dengan cara yang sesuai dengan syariat Islam serta menyerahkan hasilnya hanya
kepada Allah (bertawakkal
5. Ummat islam harus menerapkan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan
6. Mendidik generasi Islam dengan manhaj (system) pendidikan yang syamil
(sempurna) dan mutakamil (menyeluruh)

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 33


Modul Asistensi Agama Islam

7. Menyiapkan kekuatan semaksimal mungkin untuk menghadapi musuh Islam.


Firman Allah dalam Q.S. Al-Anfal: 60 :
“dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk dengan kekuatan yang
kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah,
musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya. Apa
saja yang kamu infaqkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup
kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan).”
8. Dengan perjuangan dan pengorbanan yang total sebagai bukti dari ungkapan
cinta kepada Allah dan Rasulnya. Sebab tiada cinta tanpa usaha dan
pengorbanan.

MATERI 6
PERSAUDARAAN ISLAM

Tujuan Materi
 Setelah mendapatkan materi ini maka peserta asistensi akan mampu :

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 34


Modul Asistensi Agama Islam

 Mengetahui makna, hakekat dan buah dari ukhuwah islamiyah


 Menjalin ukhuwah islamiyah sesama peserta khususnya dan umat islam pada
umumnya
 Merasakan penderitaan saudara-saudaranya di negeri-negeri islam yang
sedang tertindas oleh musuh-musuh islam.

Rincian Materi

Ikatan persaudaraan antara sesama muslim merupakan model persaudaraan


yang paling berharga dan hubungan paling mulia yang mungkin terbentuk antara
sesama manusia.
Dan kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka,
sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.
(QS. 15:47)
Persaudaraan antar mukmin lebih unggul dari hubungan persaudaraan dengan
saudara kandung sendiri karena ikatan aqidah lebih kokoh dari ikatan keturunan.
Hal ini dapat dilihat dari dialog Nuh as,
Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya
anakku termasuk keluargaku, dan Sesungguhnya janji Engkau Itulah yang benar.
dan Engkau adalah hakim yang seadil-adilnya." (QS.11 : 46)
Lalu Allah SWT menjawab :
Allah berfirman: "Hai Nuh, Sesungguhnya dia bukanlah termasuk
keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), Sesungguhnya
(perbuatan)nya[722] perbuatan yang tidak baik. sebab itu janganlah kamu
memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya.
Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk
orang-orang yang tidak berpengetahuan." (QS 11 : 46)

A. Makna Ukhuwah Islamiyah


Kata ukhuwah berasal dari kata kerja akha, missal dalam kalimat “akha
fulanun shalihan” (Fulan menjadikan Shalih sebagai saudara). Makna ukhuwah
menurut Hasan Al Banna adalah katerkaitan hati dan jiwa satu sama lain dengan
ikatan aqidah.

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 35


Modul Asistensi Agama Islam

B. Hakekat Ukhuwah Islamiyah


Persaudaraan yang terjalin antar kaum mukmin pada hakekatnya merupakan :
1. Nikmat Allah
Persaudaraan yang terjalin antara kaum mukmin merupakan anugerah nikmat
yang besar dari Allah SWT,
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika
kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan
hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara;
dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari
padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu
mendapat petunjuk.(QS Ali Imran : 103)

2. Seperti Tali Tasbih


Ukhuwah yang dijalin oleh orang-orang yang beriman tidak memandang
status keduniaan tapi berdasarkan aqidah. Ukhuwah laksana tili tasbih yang
menyatukan manik-manik sehingga menjadi satu kesatuan. Jika tali putus maka
bercerai-berailah semuanya. Ukhuwah islamiyah ini adalah sifat kaum mukmin
dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian
yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.(QS 43 : 67)

3. Arahan Rabbani
Ikatan persaudaraan orang-orang yang beriman merupakan arahan dari Allah
SWT karena ia terbina karena Allah dan merupakan tali iman yang paling kuat .
Dan jika mereka bermaksud menipumu, Maka Sesungguhnya cukuplah Allah
(menjadi pelindungmu). dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan
dengan para mukmin, Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang
beriman)[622]. walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di
bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah
Telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya dia Maha gagah lagi Maha
Bijaksana. (QS. Al Anfal: 62-63)

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 36


Modul Asistensi Agama Islam

4. Cermin Kekuatan Iman


Hanya orang-orang yang berimanlah yang akan merasakan indahnya hidup
dalam persaudaraan islam,
Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah
(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah,
supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al Hujarat :10)

C. Perbedaan Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Jahiliyah


Perbedaan ukhuwah islamiyah dan ukhuwah jahiliyah adalah :
 Ukhuwah islamiyah bersifat abadi dan universal karena berdasarkan
akidah dan syari’at islam.
 Ukhuwah Jahiliyah bersifat temporer (terbatas waktu dan tempat), yaitu
ikatan selain ikatan akidah (misal : ikatan keturunan orang tua – anak,
perkawinan, nasionalisme, kesukuan, kebangsaan dan kepentingan pribadi).

D. Peringkat-Peringkat Ukhuwah
Ta’aruf, berarti saling mengenal sesama manusia. Saling mengenal antara
kaum muslimin merupakan wujud nyata ketaatan kepada perintah Allah SWT.
Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al Hujarat :13)
Ta’aluf, berarti bersatunya seorang muslim dengan muslim yang lainnya.
Ta’aluf berasal dari kata ilf artinya persatuan. Kata ulfah juga serupa dengan kata ilf
yang bermakna kecintaan Allah SWT kepada orang yang beriman, yang mana Allah
telah mempersatukan hati mereka (QS.3:103 dan QS.8:63)
Tafahum, berarti saling memahami.
Ri’ayah dan tafaqud adalah hendaknya seorang muslim memperhatikan keadaan
saudaranya agar bisa bersegera memberikan pertolongan sebelum saudaranya
meminta, karena pertolongan merupakan salah satu hak saudaranya yang harus ia
tunaikan. Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi Muhammad saw beliau bersabda, “Barang
siapa menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di hari

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 37


Modul Asistensi Agama Islam

kiamat, Allah selalu menolong hamba selama ia menolong saudaranya.”(HR.


Muslim)
Ta’awun, berarti saling membantu tentu saja dalam kebaikan dan
meninggalkan kemungkaran.
Tanashur, adalah jenis ta’awun tetapi memiliki pengertian yang lebih dalam,
lebih luas dan lebih menggambarkan makna loyalitas dan cinta. Tanashur
merupakan terjemahan nyata dari ukhuwah dalam islam. Orang-orang yang
berukhuwah dan bertanashur dalam kebenaran yang dibawanya. Allah SWT telah
menjelaskan bahwa Dia pasti akan menolong siapa saja yang menolong agama-Nya
dalam firman-Nya,
(yaitu) orang-orang yang Telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa
alasan yang benar, kecuali Karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah".
dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian
yang lain, tentulah Telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-
rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut
nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-
Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (QS. Al
Hajj:40)

E. Hal-hal yang Menguatkan Ukhuwah Islamiyah


Hal-hal yang menguatkan ukhuwah islamiyah adalah:
1. Memberitahukan kecintaan kepada yang kita cintai.
Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda:
“Ada seseorang yang berada di samping Rasulullah lalu salah seorang sahabat
berlalu di depannya. Orang yang di samping Rasulullah tadi berkata: ‘Aku
mencintai dia ya Rasulullah’, Lalu Nabi menjawab ‘Apakah kamu telah memberi
tahukan padanya?’ Orang tersebut menjawab ‘Belum’. Kemudian Rasulullah
bersabda ‘Beritahukan kepadanya’ Lalu orang itu memberituhukan kepadanya
seraya berkata ‘Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah.’ Kemudian orang
yang dicintainya itu menjawab : ‘Semoga Allah mencintaimu karena engkau
mencintaiku karena-Nya.”

2. Memohon dido’akan bila berpisah

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 38


Modul Asistensi Agama Islam

“Tidak seorang hamba mukmin berdo’a untuk saudaranya dari kejauhan


melainkan malaikat berkata : Dan bagimu juga seperti itu” (HR. Muslim).

3. menunjukkan kegembiraan dan senyuman bila berjumpa.


“Janganlah kamu meremehkan kebaikan (apa saja yang datang dari
saudaramu) dan jika kamu berjumpa dengan saudaramu maka beerikan dia
senyuman kegembiraan. (HR.Muslim)

4. Berjabatan tangan bila berjumpa (kecuali non muhrim)


“Tidak ada dua orang mukmin yang berjumpa lalu berjabatan tangan
melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah” (HR. abu Daud dari
Barra’).

5. Saling bersilaturrahim (mengunjungi saudara)


Imam Malik meriwayatkan : Berkata Nabi bahwa Allah berfirman : “Pasti
akan mendapatkan cinta-Ku orang-orang yang mencintai karena Aku, di mana
keduanya saling berkunjung karena Aku dan saling memberi karena Aku.”

6. menberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu


“Hendaknya kalian saling memberi hadiah karena hadiah itu dapat
mewariskan rasa cinta dan menghilangkan kekotoran hati.” (HR. imam Dailami
dari Anas)

7. Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya


”Siapa yang meringankan beban penderitaan seorang mukmin di dunia psti
Allah akan meringankan beban penderitaannya di akhirat. Siapa yang memudahkan
orang yang dalam keadaan susah pasti Allah akan memudahkan urusannya di dunia
dan akhirat. Siapa yang menutup aib seorang muslim pasti Allah akan menutupi
aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan selalu menolong hamba-Nya jika
hamba tersebut menolong saudara-Nya.” (HR. Muslim)
8. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya
“Hak seorang muslim atas muslim ada enam, yaitu jika bertemu maka
ucapkan salam padanya, jika diundang maka penuhilah, jika dinasehati maka

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 39


Modul Asistensi Agama Islam

nasehati pulalah dia, jika bersin maka do’akanlah, jika sakit kunjungilah dan jika
meninggal maka antarkanlah ke kubur.” (HR. Muslim dan Abu Hurairah)
9. Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilannya
“Barang siapa mengucapkan selamat kepada saudaranya ketika saudaranya
mendapat kebahagiaan niscaya Allah mengembirakannya pada hari kiamat.” (HR.
Thabrani)

E. Buah Ukhuwah Islamiyah


Adapun buah dari ukhuwah Islamiyah adalah :
 Merasakan lezatnya iman
”Tiga perkara yang barang siapa terdapat padanya tiga perkara tersebut
maka ia akan merasakan lezatnya iman, yaitu : jika ia mencintai Allah dan rasul-
Nya lebih dari mencintai yang lain, merasa cinta karena Allah dan benci karena
Allah, lebih menyukai api neraka yang menyala-nyala daripada harus berbuat syirik
kepada Allah.” (HR. Muslim)
 Mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat (termasuk dalam 7 golongan
yang dilindungi)
“Allah berfirman pada hari kiamat : “di mana orang-orang yang menjalin
rasa cintakarena Aku? Hari ini pada saat tidak ada lagi naungan apapun kecuali
naungan-Ku.
Ada sebanyak 7 kelompok dari mereka itu yang mendapat perlindungan-
Nya,sebagaimana diriwayatkan Asy-Syaikhani bahwa diantara yang 7 kelompok itu
adalah dua orang yang menjalin cinta karena Allah, berkumpul karena Allah dan
berpisah karena Allah juga.” (HR. Ibnu Hibban dan Hakim dari Anas ra.)
 Mendapatkan tempat khusus disurga
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-
taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir). (Dikatakan kepada
mereka): "Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman[801]". Dan kami
lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka
merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. Mereka tidak
merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan
daripadanya. (QS.Al Hijr :45-48)

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 40


Modul Asistensi Agama Islam

“Sesungguhnya di sekitar Arsy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya, yang


di atasnya terdapat suatu kaum yang menggunakan pakaian cahaya. Wajah mereka
bercahaya dan mereka itu bukan Nabi dan syuhada tertegun (merasa iri) kepada
mereka sehingga berkata : ‘Hai Rasulullah tolong beritahu siapa gerangan mereka
itu?’ Beliau menjawab :’Mereka adalah orang yang menjalin cinta karena Allah dan
saling bermajelis (duduk memikirkan sesuatu) karena Allah dan saling mengunjungi
karena Allah semata.” (HR. Nasa’i).

MATERI 7

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 41


Modul Asistensi Agama Islam

PERAN PEMUDA DALAM MEMIKUL TUGAS RISALAH

Tujuan Materi
1. Memahami peranan pemuda dalam da'wah dan harakah Islamiyah di tengah-
tengah masyarakat

Kisi-kisi Materi
1. Peran pemuda dalam memikul tugas risalah
2. Mengangkat semangat dari problematika (QS. 21:52 dan 67 , 26:69
-70, 10:83 -84)
3. Generasi penerus (QS. 52:21 , 25:74 )
4. Generasi pengganti (QS. 5:54 , 47:38 )
5. Pembaru moral umat (QS. 2:246 -247)
6. Unsur perbaikan (QS. 18:13 -14)

Rincian Materi

Dauru as syababu fi hamili risalatil Islam (peranan pemuda di dalam


membawa risalah Islam) menjelaskan beberapa potensi yang dimiliki pemuda
(pelajar) sehingga dengan potensi yang dimiliki pemuda dapat dikembangkan
melalui pembekalan seperti tarbiyah. Potensi pemuda ini dapat digerakkan hingga
mencapai objektif yang dikehendaki. Peranan pemuda dirasakan penting karena
pemuda mempunyai beberapa potensi misalnya bathul himmah fi at tasaaulat
(membangkitkan himmah di dalam menimbulkan persoalan), naqlul ajyaal
(memindahkan generasi), istibdaalul ajyal (menukar generasi), tajdid maknawiyah al
ummah (memperbaharui maknawi ummat) dan anasir ishlah (unsur perubah).
Risalah Islam atau apapun bentuk pesan perubahan hanya dapat dilaksanakan
oleh para pemuda. Sepanjang perjalanan sejarah manusia dari nabi Adam As hingga
kepada Nabi SAW dan diteruskan hingga hari ini membuktikan bahwa perubahan-
perubahan senantiasa dipelopori oleh pemuda. Pemuda yang potensial di masa
sekarang ini adalah mereka yang berkumpul sebagai pelajar/mahasiswa.
Selain perjuangan Islam juga perjuangan lainnya dimotori oleh pemuda atau
pelajar. Banyak contoh revolusi-revolusi di sebagian besar negara hingga jatuhnya
Presiden Soeharto di Indonesia adalah realita (bukti) nyata peranan pelajar (pemuda).

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 42


Modul Asistensi Agama Islam

Pelajar dengan potensi yang dimilikinya menjadi sesuatu yang ditakuti oleh pihak
penguasa zalim. Dakwah Islam oleh Nabi SAW juga dipelopori oleh pemuda seperti
Ali bin Abi Thalib, Mushab bin Umair, Usamah bin Zaid dan sebagainya.
Pemuda dalam konteks saat ini adalah para pelajar di sekolah dan di PT.
Mereka adalah pemuda yang strategik. Selain itu pemuda boleh juga bukan pelajar
yang berumur 15 tahun hingga dewasa umur 45 tahun. Walaupun demikian pelajar
merupakan nyawa gerakan pemuda dan masyarakat.
Kehadiran pemuda atau pelajar sangat dialu-alukan bagi menyongsong suatu
perubahan dan pembaharuan. Aksi reformasi di segala bidang juga mesej pemuda
dalam membawa masyarakat madani. Perubahan yang dibawa oleh pemuda ini tidak
mungkin dapat dibawa oleh orang tua ataupun anak-anak. Potensi pemuda yang
dimiliki oleh pemuda dan pelajar dapat membawa kepada kejayaan.
Beberapa potensi pemuda yang dapat berperan mengadakan perubahan
adalah bathul himmah fi at tasaulat (membangkitkan himmah dalam menimbulkan
persoalan), naqlul ajyaal (memindahkan generasi), istibdaalul ajyal (menukar
generasi), tajdid maknawiyah al ummah (memperbaharui maknawi ummat) dan ansir
ishlah (unsur perubah).

1. Bathul himmah fi at tasaaulat (membangkitkan himmah dalam


menimbulkan persoalan)
Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS dan nabi-nabi lainnya yang
masih pemuda seringkali memberikan persoalan dan kritik kepada apa saja yang
berlaku di sekitarnya. Para pemuda kerap menimbulkan pertanyaan terhadap
perkara-perkara yang tidak betul, tidak benar dan tidak adil. Keadaan yang tidak
sesuai ini biasanya dijadikan sebagai suatu tempat kritikan atau persoalan pemuda.
Potensi membangkitkan suatu persoalan ini adalah ciri pertama kenapa pemuda ini
dapat melakukan perubahan.
Pemuda tidak akan senang dengan sesuatu yang sudah dicapainya. Pemuda
juga tidak dapat tenang melihat ketidakadilan. Bagaimana juga peranan pemuda ini
sangat penting, lebih khususnya dalam membentuk budaya dan arus perdana di
kampus dan di masyarakat.
Persoalan yang menghujat ini dapat menggerakkan pemuda dan juga dapat
menjatuhkan kerajaan yang zolim. Persoalan perlu selalu dimunculkan sehingga
dapat menjadikan sesuatu yang tidak baik diusahakan perbaikannya.

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 43


Modul Asistensi Agama Islam

Dalil
 21:52 ; Ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Apakah
hakikatnya patung-patung ini yang kamu sungguh-sungguh memujanya?”
 21:67 ; “Jijik perasaanku terhadap kamu dan apa yang kamu sembah selain
Allah! Maka mengapa kamu tidak mau menggunakan akal fikiran kamu?
 26:69-70 ; Dan bacakanlah pula kepada mereka perihal Nabi Ibrahim. Ketika
ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Apa yang kamu sembah?”
 10:83-84 ; Maka tidaklah ada yang beriman kepada Nabi Musa melainkan
sebilangan kecil dari keturunan kaumnya, itupun dalam keadaan takut kepada
Fir’aun dan ketua-ketua kaum mereka menyiksa mereka; karena
sesungguhnya Fir’aun merajalela di muka bumi, dan sebenarnya ia dari
orang-orang yang melampaui batas. Dan Nabi Musa berkata (kepada
kaumnya):”Wahai kaumku! Kalau kamu sungguh-sungguh beriman kepada
Allah, maka hendaklah kamu berserah diri kepada-Nya, jika kamu benar-
benar orang Islam “.

2. Naqlul ajyaal (generasi penerus)


Generasi tua atau generasi pemegang kepimpinan di dalam kerajaan, dakwah
atau masyarakat tentunya akan semakin tua dan mungkin mati. Keadaan demikian
perlu ada generasi penerus yang menggantikan peranan pemimpin sebelumnya.
Keadaan ini adalah suatu yang logis. Siapakah penggantinya maka jawabannya
adalah pemuda atau pelajar yang potensial. Kepemimpinan, kerajaan dan sebagainya
perlu dilanjutkan ke generasi berikutnya.
Generasi ibu bapak perlu digantikan oleh generasi anaknya, begitupun
seterusnya diganti kepada cucunya. Di tengah masyarakat dan organisasipun berlaku
demikian, yaitu perubahan pimpinan kepada generasi seterusnya yang masih pemuda
atau pelajar.
Dalil
 52:21 ; Dan orang-orang yang beriman yang bibawa oleh Zuriat
keturunannya dalam keadaan beriman, Kami hubungkan (himpunkan) Zuriat
keturunannya itu dengan mereka (di dalam surga); dan Kami (dengan itu)
tidak mengurangi sedikitpun dari pahala amal-amal mereka; tiap-tiap
manusia terikat dengan amal yang dikerjakannya.
 25:74 ; Dan juga mereka (yang diridhoi Allah itu ialah orang-orang) yang
berdoa dengan berkata:”Wahai Tuhan kami, berilah kami dari isteri-isteri dan

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 44


Modul Asistensi Agama Islam

Zuriat keturunan kami; (generasi pengganti) perkara-perkara yang


menyukakan hati melihatnya, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang
yang bertaqwa.

3. Istibdaalul ajyal (generasi pengganti)


Memindahkan generasi berarti menggantikan pemimpin sebelumnya dengan
meneruskan semua program-program yang telah dirancang sebelumnya. Manakala
menukar generasi disebabkan generasi berikutnya tidak baik atau kurang berjaya
sehingga diperlukan penukaran generasi kepada generasi yang baru. Allah SWT
menyebutkan bahwa orang yang tidak beriman ini akan digantikan oleh orang yang
beriman, begitu juga yang terjadi di negara atau kerajaan, dimana raja atau
PM/presiden tidak berbuat adil, jujur dan amanah maka kepemimpinan sebelumnya
perlu diganti oleh yang baru.
Dalil
 5:54 ; Wahai orang-orang yang beriman! Barang siapa diantara kamu yang
murtad dari agamamu, maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang
Allah sayang kepada mereka dan mereka sayang kepada Allah; bersifat lemah
lembut terhadap orang beriman dan tegas terhadap orang-orang kafir, mereka
berjihad di jalan Allah, dan mereka tidak takut terhadap celaan orang-orang
yang suka mencela. Yang demikian itu ialah karunia dari Allah kepada siapa
saja yang dikehendaki-Nya; sesungguhnya Allah maha luas karunian-Nya
lagi maha mengetahui.
 47:38 ; (Ingatlah), kamu adalah orang yang bertabiat demikian- kamu diseru
supaya membelanjakan sedikit dari harta kamu di jalan Allah, maka ada
diantara kamu yang berlaku bakhil, padahal siapa yang bakhil maka
sesungguhnya ia hanya bakhil kepada dirinya sendiri. Dan (ingatlah) Allah
Maha kaya , sedang kamu semua orang-orang miskin. Dan jika kamu
berpaling (dari beriman, bertawa, dan bersedekah) Ia akan menggantikan
kamu dengan kaum yang lain;setelah itu mereka tidak akan seperti kamu.

4. Tajdid maknawiyah al ummah (memperbaharui maknawi ummat)


Siapakah yang dapat bergerak untuk memperbaharui maknawiyah ummah.
Jawabannya adalah pemuda atau pelajar. Pemuda dengan potensi yang dimiliki,
semangat yang berkobar-kobar, jasad yang kuat, pemikiran yang cerdas dapat
memperbaharui maknawiyah ummat. Usaha pembaharuan ini adalah dengan

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 45


Modul Asistensi Agama Islam

memberikan dakwah, tarbiyah dan jihad. Usaha-usaha pemuda demikian dapat


memperbaharui maknawiyah ummat.
Orang tua tidak akan mungkin dapat melaksanakan peranan ini begitu juga
para anak-anak tidak dapat berperanan secara efektif. Hanya pemuda yang dapat
menjalankan peranan perubahan ini.
Dalil
 2:246 ; Tidakkah engkau ketahui (wahai Muhammad), tentang (kisah) ketua-
ketua dari Bani Israil sesudah (wafatnya) Nabi Musa, ketika mereka berkata
kepada seorang Nabi mereka:”Lantiklah seorang raja untuk kamu, supaya
kami boleh berperang (bersama-sama dengannya) di jalan Allah” Nabi
mereka menjawab:”Tidakkah harus, jika kamu kelak diwajibkan berperang,
kamu tidak akan berperang?,” Mereka berkata:”Mengapa kami tidak akan
berperang di jalan Allah, sedang kami telah diusir dari kampung
halamankami, dan dari anak-anak kami?” Maka apabila perang itu
diwajibkan atas mereka, mereka membelakangkan kewajiban itu, kecuali
sebagian kecil dari mereka. Dan (ingatlah), Allah Maha Mengetahui akan
orang-orang yang zolim.
 2:247 ; Dan Nabi mereka berkata kepada mereka:”Sesungguhnya Allah telah
melantik Talut menjadi raja bagi kamu. Mereka menjawab:”Bagaimana dia
mendapat kuasa memerintah kami sedang kami lebih berhak dengan
kekuasaan itu daripadanya, dan ia tidak diberi keluasan harta kekayaan?”
Nabi mereka berkata:”Sesungguhnya Allah telah memilihnya (Talut) menjadi
raja kamu, dan telah mengaruniakannya kelebihan ilmu pengetahuan dan
kekuatan fisik”. Dan (ingatlah), Allah juga yang memberikan kekuasaan
kepada siapa yang dikehendakiNya; dan Allah Maha Luas (rahmat-Nya dan
karunia-Nya), lagi Maha Mengetahui.

5. Anasir al islah (unsur perubah)


Pemuda dengan potensi yang dimilikinya juga mempunyai unsur perubah.
Unsur perubah ketidakadilan, kejahiliyahan, kesesatan, kemusyrikan dan sebagainya
dapat dirubah oleh pemuda ini. Pemuda dengan unsur perubahnya dapat efektif
menjalankan peranan secara baik.
Di zaman nabi yang merubah jahiliyah kepada islamiyah, kemusyrikan
kepada tauhid, kebatilan kepada al-haq, dan perubahan dari sekuler ke Islam, hanya
dilakukan oleh para pemuda.

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 46


Modul Asistensi Agama Islam

Unsur perubah yang paling potensial adalah pemuda yang sadar,


berpengetahuan, berfikroh dan berpotensi. Mereka yang mempunyai ciri seperti ini
adalah mereka yang belajar dan menuntut ilmu.
Dalil
 18:13-14 ; Kami ceritakan kepadamu (wahai Muhammad) perihal mereka
dengan benar, sesungguhnya mereka itu orang-orang muda yang beriman
kepada Tuhan mereka, dan kami tambahi mereka dengan petunjuk. Dan Kami
kuatkan hati mereka (dengan kesabaran dan keberanian), semasa mereka
bangun (menegaskan tauhid) lalu berkata: “Tuhan kami ialah Tuhan yang
menciptakan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak akan menyembah Tuhan
yang lain daripadanya; jika kami menyembah yang lainnya maka kami
mengakui sesuatu yang jauh dari kebenaran.”

Referensi:
http://yuari.wordpress.com/2008/01/31/peranan-pemuda-dalam-membawa-risalah-
islam/

MATERI 8
MANAJEMEN WAKTU

Tujuan Materi
 Dapat memanajemen waktu dengan baik

I . Waktu Dalam Al Qur’an dan Sunnah


Dalam banyak ayat Allah bersumpah dengan waktu, seperti dalam firman-Nya :
‫غواللغع ل‬
‫صزر إزلن ا ل زلنغساَغن لغزفيِ رخلسضر‬
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian ( Qs Al Ashr :
12 )

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 47


Modul Asistensi Agama Islam

َّ‫غوالللليزل إزغذا يِغلغغشىَّ غوالنلغهاَزر إزغذا تغغجللى‬


Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang,
( Qs Al Lail : 1-2 )
َّ‫ضغحىَّ غوالللليزل إزغذا غسغجى‬
َ‫غوال ي‬
Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi
(gelap ( Qs Ad Duha : 1-2 )
Ayat-ayat di atas menunjukkan betapa pentingnya waktu dalam kehidupan
manusia ini, karena Allah tidak bersumpah terhadap sesuatu di dalam Al Qur’an
kecuali untuk menunjukkan kelebihan yang dimilikinya.
Bahkan dalam ayat lain Allah menegaskan bahwa dengan menggunakan waktu
tersebut seorang hamba bisa mengambil pelajaran dan bersyukur, sebagaiman yang
tersebut dalam firman Allah swt :
‫غوهرغوُ اللزذيِ غجغعغل الللليغل غوالنلغهاَغر زخللفغةل لدغملن أغغراغد غأن يِغلذلكغر أغلو أغغراغد رشركوُلرا‬
Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang
ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. ( Al Furqan : 62 )

Tadzakkur berarti mengingat Allah, mengingat nikmat-nikmat Allah yang


diberikan kepada kita, mengingat bahwa seorang muslim dalam hidupnya ini
mempunyai tujuan yaitu beribadat kepada Allah swt dan memakmurkan dunia ini
dengan nilai-nilai yang diletakkan oleh Allah swt, mengingat bahwa kematian adalah
sesuatu yang benar-benar akan terjadi pada diri setiap manusia, sehingga dia harus
mempersiapkan segalanya untuk menyambutnya. Dengan demikian tadzakkur berarti
juga kesempatan untuk mengembangkan diri di dalam kehidupan ini untuk menjadi
orang yang bermanfaat bagi manusia, negara, bangsa dan ummat, serta di akherat
nanti menjadi pendamping para nabi , syhuhada siddiqun serta sholihun di syurga .
Syukur berarti mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada kita, mensyukuri
kesempatan yang diberikan Allah kepada kita, mensyukuri potensi yang diletakkan
Allah dalam diri kita , untuk kemudian kita gali, kita kembangkan dan kita
aktualisasikan untuk kepentingan masyarakat dan umat.
Bahkan Allah telah menyatakan bahwa Ulul Albab adalah orang –orang yang
mampu memanfaatkan waktunya untuk ketaatan. Allah berfirman :
‫ت دلرلوزليِ الللغباَ ز‬
‫ب‬ ‫ف الللليزل غوالنلغهاَزر لغيِاَ ض‬ ‫ت غوالغلر ز‬
‫ض غوالختزلغ ز‬ ‫إزلن زفيِ غخلل ز‬
‫ق اللسغماَغوا ز‬

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 48


Modul Asistensi Agama Islam

” Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal ” (Qs Ali Imran :
190)
Ayat di atas menunjukkan bahwa Ulul Albab ( para cerdik cendikia )
bukanlah orang yang mampu menghafal kata-kata maupun sususan huruf yang
tertulis di dalam buku atau mampu menjawab soal-soal ujian di suatu sekolah, akan
tetapi Ulul Albab adalah orang yang mampu melihat kejadian yang ada disekitarnya
dan memanfaatkan waktu yang ada, selanjutnya diramu menjadi bekal di dalam
kehidupan ini, untuk kemudian diteruskan dengan mengerjakan hal-hal yang
bermanfaat bagi kepentingan manusia.
Karena pentingnya waktu yang ada, sehingga Allah akan meminta
pertanggungjawaban dari setiap manusia untuk apa saja waktu yang diberikan Allah
selama hidup ini. Dalam suatu hadist disebutkan :
‫ وعممن علمممه‬، ‫ وعممن شممباَبه فيممماَ أبله‬، ‫ عن عمره فيماَ أفناَه‬: ‫لن تزول قدماَ عبد يِوُم القياَمة حتىَّ يِسأل عن أربع‬
” ‫ وعن ماَله من أيِن أخذه وفيماَ أنفقه‬، ‫ماَذا عمل به‬
“ Tidak tergelincir dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga Allah
menanyakan empat hal :
1. Umurnya, untuk apa selama hidupnya dihabiskan
2. Waktu mudanya, digunakan untuk apa saja
3. Hartanya, darimana dia mendapatkan dan untuk apa saja dihabiskannya
4. Ilmunya, apakah diamalkan atau tidak ” ( Hadist Hasan, HR. Tirmidzi )
Kalau kita perhatikan hadist di atas, kita dapatkan bahwa 4 unsur kekuatan yang ada
dalam diri manusia, jika ia mau memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, niscaya
akan berhasil di dunia dan akherat. ( kesempatan + kesehatan + harta + ilmu ) .
Hal ini dikuatkan dengan hadist lain yang menyatakan :
‫ الصحة والفراغ‬: ‫نعمتاَن مغبوُن فيهماَ كثير من الناَس‬
” Dua nikmat yang kebanyakan manusia rugi di dalamnya : Kesehatan +
Kesempatan ” ( HR Bukhari )

II. Langkah –Langkah Efektif Dalam Mengatur Waktu


Banyak diantara kita yang mempunyai keinginan yang kuat untuk memanfaat
waktunya dengan sebaik-baiknya dalam hal-hal yang positif, akan tetapi tidak sedikit
dari mereka yang belum mempunyai gambaran utuh tentang langkah -langkah yang

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 49


Modul Asistensi Agama Islam

harus ditempuh untuk mencapai cita-citanya. Berikut ini beberapa tawaran singkat
tentang langkah-langkah pengaturan waktu :

Langkah Pertama : Isi waku kosong dengan kegiatan yang bermanfaat .


Ada sebuah hikmah mengatakan :
‫إن الفراغ والشباَب والجدة مفسدة للمرأة أيِ مفسدة‬
” Kekosongan jika melanda para pemuda yang mempunyai uang , maka akan
mengakibatkan kerusakan yang lur biasa .”
Ini dikuatkan dengan hikmah lainnya :
‫ وللنساَء غلمة‬، ‫الفراغ للرجاَل غفلة‬
” Pengangguran bagi laki-laki adalah sebuah kelalaian dan bagi perempuan akan
menjerumus kepada hal-hal yang negatife ( syahwat ). ”
- Bukankah Istri pejabat yang merayu nabi Yusuf as. disebabkan karena kekosongan
dan kesepian yang menyelimutinya.
- Para dokter menyatakan bahwa 50 % kebahagian hidup bisa di dapat dengan
mengisi waktu kosong dengan kegiatan yang bermanfaat. Betapa kita lihat para
pekerja kasar di jalan-jalan, para kuli bangunan, para petani di sawah-sawah , para
pedagang asongan di terminal-terminal, merasa lebih tenang dan bahagia dibanding
dengan anda yang melamun dan tergeletak di atas kasur akibat pengangguran.
- Beberapa penelitian menyebutkan bahwa sebagian orang yang sudah lanjut usia
didapatkan masih kelihatan energik dan jarang merasa lesu atau malas, hal itu
dikarenakan mereka selalu menyibukkan diri mereka dengan pekerjaan-pekerjaan
yang bisa mengembangkan syaraf mereka. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi
kesehatan mereka saja, akan tetapi lebih dari itu, menjaga kesehatan otak mereka
juga.

Langkah Kedua : Menggunakan satu waktu untuk banyak kegiatan


- Sebuah pepatah mengatakan : ” Sambil menyelam minum air ” , ” Sekali dayung
dua atau tiga pulau terlampaui.”
- Para ulama dahulu telah memberikan contoh kepada kita bagaimana memanfaatkan
waktu yang terbatas untuk mengerjakan lebih dari satu kegiatan :
1. Diriwayatkan bahwa Khatib Al Baghdadi salah seorang ulama hadist yang
sangat terkenal, jika ia berjalan mesti ditangannya ada sebuah buku yang
dibacanya ”

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 50


Modul Asistensi Agama Islam

2. Imam Sulaim Ar Razi , salah seorang ulama Syafi’ah yang meninggal tahun
447 H, selalu mengisi waktu-waktunya dengan pekerjaan yang bermanfaat.
Berkata Ibnu Asakir : ” Saya pernah diceritakan oleh guruku : Abu Farj Al
Isfirayini bahwa beliau pada suatu saat keluar dari rumahnya untuk suatu
keperluan, kemudian tidak berapa lama datang lagi sambil berkata : ” Saya
telah membaca satu juz dari al Qur’an selama saya di jalan ” . Berkata Abu
Faraj : ” Saya pernah diceritakan oleh Muammil bin Hasan bahwa pada suatu
hari ia melihat pena Sulaim Ar Razi rusak dan tumpul, ketika ia memperbaiki
penanya tersebut terlihat ia menggerak-gerakkan mulutnya , setelah diselidiki
ternyata di membaca Al Qur’an di sela-sela memperbaiki penanya, dengan
tujuan agar tidak terbuang begitu saja waktunya dengan sia-sia. ”
3. Abu Al Wafa’ Ibnu Uqail, salah satu tokoh dalam Madzhab Hambali mampu
menyingkat waktu makan dengan memilih makan yang praktis, beliau bisa
memanfaat perbedaan waktu makan roti kering dengan roti yang diberi air ,
untuk membaca 50 ayat Al Qur’an.
4. Abu Al Barakat, kakek Ibnu Taimiyah, jika ia masuk kamar mandi atau WC ,
ia menyuruh saudaranya untuk membacakan sebuah buku dengan suara keras
agar dia bisa mendengarnya.
Untuk saat ini, apa yang dikerjakan oleh para ulama tersebut bisa kita tiru
dengan sarana yang lebih mudah, seperti tape, komputer, bahkan USB/Mp3 jauh
lebih praktis untuk bisa mendengar ceramah ataupun bacaan Al Qur’an sambil
berjalan.
Jepang berhasil menjadi sejajar dengan negara-negara maju lainnya dalam
kurun waktu yang relatif singkat, setelah kejatuhan bom atom di Hiroshima dan
Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, hal itu disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya adalah : hobi membaca yang sudah membudaya di negara tersebut, hal
ini di dukung dengan menyebarnya jalur kereta listrik ke berbagai pelosok sejak
1950-an yang secara tidak langsung ikut juga memperkuat kecenderungan
masyarakat untuk membaca. Orang dapat menghabiskan waktu beberapa jam setiap
hari dalam perjalanan dengan kereta.
Kita sebagai mahasiswa dan pelajar Indonesia di Kairo bisa membudayakan
hobi membaca dalam sarana-sarana trasnportasi, seperti altramco, bis mini dan metro
bawah tanah. Sebaiknya mencari sarana transportasi yang bisa mendukung ke arah
itu, walaupun kadang-kadang agak lebih mahal sedikit .

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 51


Modul Asistensi Agama Islam

Langkah Ketiga : Memilih waktu-waktu yang mempunyai keutamaan .


Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa di dalam ajaran Islam terdapat
waktu-waktu tertentu yang mempunyai keutamaan-keutamaan yang tidak dimiliki
oleh waktu-waktu lainnya , seperti :
a. Keutamaan bulan Ramadlan, di dalamnya terdapat 10 malam terakhir yang di
dalamnya ada satu malam, yaitu lailat qadr yang mempunyai kadar ibadah 1000
bulan pada malam-malam lainnya.
b. Keutamaan 10 hari pertama dari bulan Dzulhijjah, puncaknya ada pada tanggal 10
Dzulhijjah , Dalam suatu hadist disebutkan bahwa:
: ‫ ول الجهاَد فيِ سممبيل امم !! قمماَل‬: ‫ قاَلوُا‬. ‫ماَ من أيِاَم العمل الصاَلح فيهن أحب إلىَّ ا منه فيِ هذه اليِاَم العشر‬
. ‫ إل رجل خرج بنفسه وماَله ولم يِرجع من ذلك بشيِء‬، ‫ول الجهاَد فيِ سبيل ا‬
c. Hari Jum’at, merupakan sebaik-bak hari dalam seminggu, di dalamnya banyak
keutamaan, yang jika seorang muslim mampu memanfaatkan dengan sebaik-
baiknya, niscaya akan mendapatkan pahala yang sangat banyak sekali. Di dalamnya
ada satu jam yang jika seorang muslim berdoa, niscaya Allah akan mengabulkannya.
( ‫خير يِوُم طلعت عليه الشمس يِوُم الجمعة ) أخرجه مسلم‬
( ‫ وهوُ قاَئم يِصلىَّ يِسأل ا شيئاَ إل أعطاَه إيِاَه ) متفق عليه‬، ‫فيهاَ ساَعة ل يِوُافقهاَ عبد مسلم‬
d. Waktu sahur, tepatnya pada sepertiga terakhir malam hari.
ِ‫ ومممن يِسممألني‬، ‫ مممن يِممدعوُنيِ فأسممتجيب لممه‬: ‫يِنزل ا كل ليلة إلىَّ سماَء الدنياَ حين يِبقىَّ ثلث الليل الخر فيقمموُل‬
( ‫ ومن يِستغفرنيِ فأغفر له ) أخرجه مسلم‬، ‫فأعطيه‬
Oleh karena itu para salaf sholeh mengibaratkan sholat 5 waktu sebagai timbangan
harian, hari Jum’at sebagai timbangan mingguan, bulan Ramadlan sebagai
timbangan tahunan, sedangkan haji sebagai timbangan seumur hidup. Mereka sangat
memperhatikan bagaimana hariannya bisa terjaga dengan baik, setelah berhasil,
mereka berusaha menjaga mingguannya, setelah berhasil, mereka berusaha untuk
menjaga tahunannya , setelah berhasil mereka menjaga umurnya, dan itulah misk
khitam ( penutup yang baik ) Masalah ini, kalau kita kembangkan dalam kehidupan
sehari-hari kita, maka kita sholat lima waktu sebagai barometer kegiatan kita sehari-
hari, sebagai contoh : kegiatan menghafal atau mengulangi hafalan Al Qur’an.
Ternyata dengan mengikuti jadwal sholat lima waktu terbukti kegiatan kita sangat
efektif, karena seorang muslim tentunya tidak pernah meninggalkan sholat lima
waktu. Agar terasa lebih ringan, hendaknya setiap sholat dibagi menjadi dua bagian,
sebelum sholat dan sesudahnya. Sebelum sholat , yaitu : sebelum adzan, dan waktu

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 52


Modul Asistensi Agama Islam

antara adzan dan iqamah . Apabila dia termasuk orang yang rajin ke masjid,
sebaiknya pergi ke masjid sebelum adzan agar waktu untuk mengulangi hafalannya
lebih panjang. Kemudian setelah sholat, yaitu setelah membaca dzikir ba’da sholat
atau dzikir pagi pada sholat shubuh dan setelah dzikir sore setelah sholat Ashar.
Seandainya saja, ia mampu mengulangi hafalannya sebelum sholat sebanyak
seperempat juz dan sesudah sholat seperempat juz juga, maka dalam satu hari dia
bisa mengulangi hafalannya sebanyak dua juz setengah. Kalau bisa istiqamah seperti
ini, maka dia bisa menghatamkan hafalannya setiap dua belas hari, tanpa menyita
waktunya sama sekali. Kalau dia bisa menyempurnakan setengah juz sisanya pada
pada sholat malam atau sholat-sholat sunnah lainnya, berarti dia bisa menyelesaikan
setiap harinya tiga juz, dan dengan demikian dia bisa menghatamkan Al Qur’an pada
setiap sepuluh hari sekali. Banyak para ulama dahulu yang menghatamkan
hafalannya setiap sepuluh hari sekali.

Langkah Ke-Empat : Membagi waktunya dalam berbagai kegiatan .


Sebagai seorang muslim, seyogyanya dia tidak hanya beramal dan bekerja
pada satu bidang saja, akan tetapi hendaknya membagi waktu-waktunya untuk
mengerjakan kewajibannya terhadap Allah swt dengan beribadat kepada-Nya, juga
kewajibannya terhadap orang tua, saudara , anak dan istri, tetangga dan masyarakat
sekitarnya.
Di dalam Lembaran Ibrahim as, disebutkan bahwa: ” Seyogyanya bagi orang
yang berakal hendaknya mempunyai 4 waktu : waktu untuk bermunajat kepada Allah
swt, waktu untuk intropeksi terhadap diri sendiri, waktu untuk bertafakkur serta
merenungi ciptaan Allah, dan waktu untuk mengurusi kebutuhan hidupnya seperti
makan dan minum ” ()
Dalam suatu hadits, Rosulullah saw pernah bersabda :
.‫ فأعط كل ذيِ حق حقه‬,َ‫ وإن لهلك عليك حقاَ وإن لزورك عليك حقا‬,َ‫ وإن لبدنك عليك حقا‬,َ‫إن لربك عليك حقا‬
” Sesungguhnya pada Rabb-mu ada hak yang harus anda tunaikan, dan pada
dirimu ada hak yang harus anda tunaikan, dan pada diri keluargamu ada hak yang
harus anda tunaikan, dan pada orang yang datang kepadamu ada hak yang harus
anda tunaikan ,maka berilah setiap bagian akan haknya ( HR Bukhari dan Muslim )
‫ ومن رغب عن سممنتيِ فليممس‬,‫ وأتزوج النساَء‬,‫ وأصوُم وأفطر‬,‫ ولكنيِ أصليِ وأناَم‬، ‫إنماَ أناَ أخشاَكم ل وأتقاَكم له‬
ِ‫مني‬

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 53


Modul Asistensi Agama Islam

” Sesungguhnya saya adalah orang yang paling takut dan paling bertaqwa kepada
Allah swt, walaupun begitu, saya bangun malam dan kadang tidur juga, berpuasa
dan berbuka, serta menikahi para wanita, dan barang siapa yang tidak mau
mengikuti sunnahku, maka bukanlah ia dari golongan-ku “ ( HR Bukhari )
Para ulama dahulupun telah memberikan suri tauladan yang baik kepada
generasi sesudahnya. Adalah Ibnu Jarir At Thobari, telah membagi satu harinya
menjadi beberapa bagian, sebagaimana yang dikisahkan oleh Qadhi Abu Bakar
Ahmad Kamil Al-Syajari, salah satu murid dekatnya : ” Setelah Ibnu Jarir makan dan
tidur, kemudian beliau bangun untuk sholat dhuhur di rumahnya, setelah itu, beliau
menulis untuk sebuh buku sampai datang waktu ashar, beliau kemudian keluar untuk
melakukan sholat ashar dan mengajar para murid-muridnya sampai maghrib,
kemudian setelah maghrib beliau mengajar fikih dan beberapa pelajaran lainnya
hingga datang sholat Isya, kemudian beliau pulang ke rumahnya. Beliau benar-benar
telah membagi waktu seharinya untuk : maslahat dirinya, agama dan masyarakat
sekitarnya . ”

Langkah Ke-Lima : Ambillah waktu istirahat untuk mengumpulkan tenaga


Waktu istirahat mutlak diperlukan oleh semua makhluq yang hidup di dunia
ini, bahkan benda matipun memerlukan waktu istirahat, seperti hal-nya mesin-mesin
pembantu manusia, seperti mesin cuci, kipas angin, computer, radio, tape, mobil dan
lain-lainnya. Istirahat bukan berarti berhenti kerja atu menganggur, akan tetapi
berhenti untuk mengumpulkan kekuatan, mengisi bensin untuk meneruskan
perjuangan, mengasah kapak agar lebih tajam atau mengambil strategis supaya
pekerjaan yang dihadapinya bisa diselesaikan dengan lebih cepat dan baik.
Konon ada kisah seorang penebang kayu, karena dijanjikan oleh majikannya
dengan gaji yang menggiurkan , maka ia bekerja mati-matian, siang malam tanpa
berhenti untuk menebang banyak pohon akan tetapi ternyata semakin lama, tenaga
semakin lemah dan semangat untuk menebang mulai luntur dan hasil yang di dapat
mulai seikit dan tidak maksimal. Maunya memeluk gunung tapi apa daya tangan tak
sampai, bukannya menyelsaikan pekerjaan akanteapi justru keletihan dan keputus
asaan yang di dapat, kenapa ? Karena ada satu hal kecil yang tidak diperhatikan oleh
si penebang kayu itu, yaitu istirahat untuk mengasah gergaji, agar bisa digunakan
semaksimal mungkin. Maka, sesibuk apa pun an serajin apapun, kita harus
meluangkan waktu untuk mengasah kapak kita, mengasah otak dan pikiran kita dan

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 54


Modul Asistensi Agama Islam

mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual agar
kehidupan kita akan menjadi dinamis, berwawasan dan selalu baru agar setiap hari
bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal. Meminjam sitilah orang
cina : “Xiu Xi Bu Shi Zou Deng Yu Chang De Lu” ( Istirahat bukan berarti berhenti.)
Akan tetapi : ”Er Shi Yao Zou Geng Chang De Lu” ( Tetapi untuk menempuh
perjalanan yang lebih jauh lagi )
Islam sendiri telah memberi ruang istirahat bagi seorang muslim, untuk
mengendorkan urat dan meluruskan punggung, menambah perbekalan agar bisa
melanjutkan perjalanan yang akan ditempuhnya lagi.
Dalam suatu hadist disebutkan :
‫ وإن أحب العماَل إلىَّ ا أدمهاَ وإن قل ) متفق عليه‬، ‫ فإن ا ل يِمل حتىَّ تملوُا‬، ‫خذوا من العماَل ماَ تطيقوُن‬
(
Begitu juga apa yang dipesankan Rosulullah saw kepada salah seorang
sahabat-nya Handhalah yang mengeluh karena semangatnya turun ketika berkumpul
dengan keluarganya :
‫ ولكممن يِمماَ حنظلممة‬، ‫ لصاَفحتكم الملئكة فمميِ الطرقمماَت‬، ِ‫ لوُ بقيتم علىَّ الحاَل التىَّ تكوُنوُن عليهاَ عندي‬، ‫يِاَ حنظلة‬
( ‫ ) أخرجه مسلم‬. ‫ساَعة فساَعة‬
Berkata Imam Ali : hiburlah hati anda sesaat-saat, karena hati ini jika telah
capai , tidak bisa memandang sesuatu dengan baik ”

Langkah Ke –Enam : Mengerjakan pekerjaan pada waktunya


Sebenarnya yang penting dalam kerja dan beramal bukanlah bekrja
sebanyak-banyaknya, akan tetapi harus dilihat juga waktu dan tempatnya.
Dahulu dikatakan dalam hikmah :
‫لكل مقاَم مقاَل ولكل مقاَل مقاَم‬
Khalifah Abu Bakar As- Siddiq pernah berwasiat kepada Umar bin Khattab
ketika mengangkatnya sebagai khalifah pengganti : ” Ketahuilah bahwa Allah telah
menentukan suatu amalan siang yang apabila dikerjakan waktu malam,maka tidaklah
akan diterimanya, dan menentukan amalan malam, yang jika dikerjakan pada waktu
siang tidaklah akan diterimanya. Oleh karena itu, kita dapatkan Allah telah
menentukan banyak ibadat pada waktu-waktu tertentu, tidak boleh dimajukan
()
maupun dimundurkan, seperti waktu sholat, puasa, zakat , haji dan lain-lainnya.
Maka, kita dapatkan sebagain ulama menyatakan bahwa amalan paling utama adalah
amalan yang dikerjakan menurut waktunya. Ketika datang waktu sholat, maka yang

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 55


Modul Asistensi Agama Islam

paling utama adalah melakukan sholat, ketika datang waktu Ramadlan, maka amalan
yang paling utama dikerjakan adalah puasa, ketika datang waktu haji, maka yang
paling utama dikerjakan adalah haji , dan ketika waktu ujian, maka amalan yang
paling utama dikerjakan adalah beljar untuk menghadapi ujian.
Dalam hal ini seorang ulama yang hidup pada abad 8 H, Ibnu Rajab Al
hambali ( w : 795 ) telah mengarang sebuah buku yang menerangkan tentang
amalan-amalan berdasarkan urutan waktunya dan diberi nama : “ Lathoif Al Ma’arif
fima li-Mawasim al Am min al Wadhaif ” ( Pengetahuan tentang amalan- amalan
pada setiap musim ) .

Langkah Ke- Tujuh : Memilih amalan dan kegiatan yang bermanfaat bagi
orang banyak .
Ajaran Islam diturunkan untuk membawa kemaslahatan dan manfaat bagi
manusia. Oleh karenanya, sebagai insan muslim, hendaknya selalu memilih kegiatan
dan amalan yang manfaatnya bisa dirasakan oleh orang banyak. Para ulama Islam
telah menyinggung permasalahan ini secara tegas dan gamblang. Mereka
menyatakan bahwa amalan yang bermanfaat bagi orang banyak jauh lebih utama
dibanding dengan amalan yang bermanfaat bagi dirinya sendiri. Salah satu fatwa
ulama dalam masalah ini adalah fatwa yang menyebutkan bahwa At Tafaqquh fi
Dien dan belajar agama jauh lebih utama dibanding dengan sholat malam atau puasa
sunnah, karena manfaat ilmu bisa dirasakan oleh orang lain, sedang sholat malam
dan puasa sunnah manfaatnya hanya terbatas pada pribadi. Alasan lain : bahwa ilmu
pemimpin bagi amalan karena dengan ilmu amalan bisa diluruskan, lain halnya
orang yang beramal tanpa ilmu, maka dia akan terus menerus tenggelam dalam
ibadat yang salah, dan otomatis tidak akan diterima oleh Allah swt. ()
Sebenarnya banyak ayat dan hadist yang menyatakan bahwa disana ada
sebagian amal perbuatan yang bermanfaat bagi orang banyak dan pahalanyapun
mengalir sampai hari kiamat walaupun pemiliknya sudah meninggal dunia . Allah
berfirman :
‫إزلناَ نغلحرن نرلحزييِ اللغملوُغتىَّ غونغلكتر ر‬
‫ب غماَ قغلدرموُا غوآغثاَغرهرلم غوركلل غشليِضء ألح غ‬
‫صليغناَهر زفيِ إزغماَضم رمزبيضن‬
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa
yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala
sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh) ( Qs
Yasin : 12 )

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 56


Modul Asistensi Agama Islam

: ‫ عن أبيِ هريِرة رضىَّ ا عنه عن النبيِ صلىَّ ا عليه وسملم ) إذا ممماَت ابممن آدم انقطممع عملممه إل مممن ثلثا‬-
‫ أو ولد صاَلح يِدعوُ له ( رواه مسلم‬، ‫ أو علم يِنتفع به‬، ‫صدقة جاَريِة‬
‫ ) من سن سنة حسنة فله أجرهاَ وأجر من عمل بهاَ إلىَّ يِوُم القياَمة ( رواه مسلم‬-
Bahkan Al Mutanabi seorang penyair yang terkenal menyebutkan bahwa
jasa-jasa orang yang sudah meninggal adalah umur keduanya, yang kemudian
dikembangkan oleh Ahmad Syuqi dalam salah satu syi’irnya :
‫دقاَت قلب المرء قاَئلة له إن الحياَة دقاَئق وثوُان‬
‫فاَرفع لنفسك بعد موُتك ذكرهاَ فاَلذكر للنساَن عمر ثاَن‬
Salah satu amalan yang bisa bermanfaat bagi orang banyak, bahkan para
generasi sesudahnya adalah mengajar ilmu baik secara lisan maupun dengan
menyusun sebuah buku. Dalam hal ini para ulama dahulu telah menunjukkan
semangat dan kebolehannya yang kesemuanya itu patut dicontoh oleh para generasi
sesudahnya.
Adalah Al- Khatib Al Baghdadi pernah berkata : ” Saya mendengar dari Al-
Simsi yang menceritakan bahwa Ibnu Jarir At Tobari selama 40 tahun, menulis setiap
harinya 40 lembar . Bahkan salah seorang murid Ibnu Jarir yang bernama ” Al
Farghani ” mengatakan bahwa para murid Ibnu Jarir telah mendata kehidupan beliau
sejak baligh hingga meninggal dunia pada umur 86 tahun. Kemudian mereka
mengumpulkan seluruh karya-karya beliau, dan jika dibandingkan dengan umur
beliau, ternyata didapatkan bahwa beliau menulia setiap harinya 14 lembar. Dan ini
tidak akan mampu dilakukan oleh seseorang kecuali atas inayah Allah swt. Dan jika
dihitung-hitung lembaran karya tulisnya maka didapatkan jumlahnya sekitar 358.000
lembar.
Diriwayatkan juga bahwa Abu Al Wafa’ bin Uqail Al Hambali adalah seorang
ulama dari madzhab hambali yang sangat ketat di dalam menjaga waktunya, jika
mulut , lidah , dan matanya capai karena banyaknya yang dibaca, dia terdiam
merenung dan merancang apa saja yang perlu ditulis, maka ketika ia duduk atau
berbaring, keculai telah menghasilkan banyak hal-hal yang bisa dicatat dalam buku.
Bahkan beliau memilih-milih makanan yang paling praktis dan cepat dimakan, untuk
kemudian sisa waktunya digunakan untuk membaca dan menulis. Imam Ibnu Uqail
ini seorang ulama yang selalu sibuk dengan ilmu , beliau mempunyai banyak
karangan, dan yang paling besar adalah buku ” Al Funun ” yang mencakup berbagai
disiplin keilmuan seperti tafsir, fiqh, ushul fiqh, aqidah , nahwu, adab dan sejarah.

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 57


Modul Asistensi Agama Islam

Berkata Imam Ad- Dzahabi pernah menyatakan bahwa : ” Belum ada buku di dunia
ini yang lebih tebal dari buku ” Al Funun ” . Buku ini konon mencapai 800 jilid

Langkah Ke-Delapan : Menggunakan Waktu Yang Tersedia Untuk


Menyelesaikan Sebuah Program .
Banyak orang yang gagal dalam menempuh cita-citanya hanya karena terjebak
dalam empat kata : ”Saya tidak mempunyai waktu .” Sebaliknya, banyak orang yang
sukses dalam bidang tertentu hanya karena dia mampu menyediakan waktu dan
komitmen di dalamnya untuk menggapai cita-citanya.
Jika kita menyediakan waktu satu jam saja setiap hari untuk menjalankan suatu
program, berarti kita telah mampu mengumpulkan waktu selama 365 jam setahun,
atau sama dengan 45 hari bekerja secara sungguh dan terus menerus selama 8 jam
sehari. Ini sama dengan juga menambahkan satu bulan setengah kehidupan produktif
dalam hidup kita setiap tahun. Walaupun begitu, tidak banyak yang mampu
mengerjakannya, kecuali orang-orang yang mempunyai tekad dan semangat yang
kuat.
Sebagai contoh : Seorang pegawai perbaikan lift berkebangsan bangsa Itali
bernama Nicholas Christofilos pada suatu ketika tertarik kepada ilmu pengetahuan
modern. Apa yang harus ia lakukan ? Setiap hari sepulang dari kerja , sebelum dia
duduk untuk makan malam, dia memperuntukkan waktu satu jam untuk membaca
buku tentang energi nuklir. Setelah dia mulai memahami ilmu yang dipelajarnya
dengan baik, gagasan pun timbul dalam fikirannya. Pada tahun 1948 M , dia
membuat rancangan untuk akselerator partikel yang menurut fikirannya akan lebih
murah dan lebih kuat daripada peralatan mana pun yang sudah ada. Dia
mengirimkan rancangannya kepada Lembaga Tenaga Atom di Amerika Serikat untuk
dilakukan uji layak. Setelah rancangan tersebut disempurnakan kembali, didapatkan
bahwa alat hasil penemuannya ternyata bekerja begitu baik sehingga pemerintah
Amerika Serikat mampu menghemat dana kira-kira 70 juta dolar. Akhirnya
Christofilos menerima dua penghormatan : pertama mendapatkan uang tunai 10.000
dolar pada masa itu tentunya sangat banyak sekali dan yang kedua : mendapatkan
kedudukan yang terhormat di Laboratorium Radiasi Universitas California.
Berikut ini hasil penelitian tentang waktu-waktu yang dibuang dan
diremehkan oleh banyak orang, padahal kalau dimanfaatkan sebaik mungkin akan
menghasilkan sesuatu yang besar dan luar biasa :

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 58


Modul Asistensi Agama Islam

Kita ambil permitsalan salah seorang yang mempunyai umur 70 tahun, jika ia
hanya menyia-nyiakan waktunya 5 menit saja tiap hari, berarti dia selama hidupnya
telah menyia-nyiakan waktunya 3 bulan berturut-turut ( 88 hari ) . Kalau dia menyia-
nyiakan 1 jam tiap harinya, berarti dia telah membuang waktunya selama 3 tahun
berturut-turut. Hal ini nampak lebih jelas dalam daftar di bawah ini :
- 5 Menit = 3 bulan = 0,35 %
- 10 Menit = 6 bulan = 0, 71 %
- 20 menit = 1 tahun = 1,42 %
- 1 jam = 3 tahun = 4, 28 %
- 10 jam = 30 tahun = 42, 85 %
Data ini bisa berlaku bagi para pengganggur, dan sebaliknya juga bisa berlaku bagi
orang yang mau memanfaatkan waktu-waktu tersebut untuk melaksanakan sebuah
program hidup yang ber-orentasi pada hal-hal yang bermanfaat .
Jika orang yang berumur 72 tadi melakukan aktivitas sehari hari, maka bisa dilihat
sebagai berikut :
- Tidur ( 8 jam sehari ) = 23 thn = 32 %
- Kerja ( 6-7 jam /hari) = 21, 5 thn = 21,5 %
- Makan, minum ( 1,5 jam/hari ) = 4,5 tahun = 6,4 %
- Urusan birokrasi ( 0,5 jam/ hari ) = 1,5 tahun = 2,14 %
- Pekerjaan rumah tangga, rihlah, piknik ( 1 jam/hari )=3 tahun = 4,24 %
- Ziarah, silaturahim, kumpul teman ( 0,5 jam/hari) = 1.5 tahun= 2,14 %
- Transportasi dari satu tempat ke tempat lain ( 0,5 jam/hari) = 1.5 tahun= 2,14 %
- Telpun , sms, chating dan lain-lain ( 0,5 jam/hari) = 1.5 tahun= 2,14 %
Jumlah Total = 61 tahun = 87 %
Sisa 9 tahun = 12, 85 % —— > jika dikurangi masa kecil dan puber, kira-kira sisa
waktu yang kita punyai untuk menyelesaikan program-program yang besar tinggal
berapa ??? ()
Di sinilah, ditemukan salah satu jawaban sebuah pertanyaan yang selalu
terngiang-ngiang di telinga kita : ” Kenapa Umat Islam mundur sedang yang lainnya
maju ” ? yang kemudian menjadi sebuah judul buku yang sangat masyhur yang
ditulis oleh Syakib Arselan .
Jadwal diatas, kalau kita terapkan pada kehidupan mahasiswa Al Azhar yang
menempuh pendidikannya selama 4 tahun di S1, kira-kira apa yang didapat ?
Bagaimana dengan mahasiswa yang kuliyah sambil bekerja ? Bagaimana dengan

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 59


Modul Asistensi Agama Islam

mahasiswa yang kuliyah sambil berkeluarga, apalagi mempunyai 2- 3 anak ?


Mungkin salah satu jawabannya ada dalam bait syiir di bawah ini :
‫علىَّ قدر أهل العزم تأتيِ العزائرم وتأتيِ علىَّ قدر الكرازم مكاَررم‬
‫وتعظررم فيِ عين الصغير صغاَررهاَ وتصرغر فيِ عين العظيم عظاَئرم‬

Langkah Ke –Sembilan : Jangan menangguhkan kesempatan di depan anda


sampai hari esok
Kalau kita punyai rencana untuk melakukan sesuatu kerjaan, lakukan saat ini
juga, jangan menunda-nunda pekerjaan sampai esok hari, karena kita tidak tahu apa
yang terjadi pada hari besok. Seorang penyair pernah menulis bait-baitnya dalam
masalah ini :
‫مضىَّ أمسك الماَضيِ شهيد معدل وأعقبه يِوُم عليك جديِد‬
‫فيوُمك إن أغنتيه عاَد نفعمممه عليك وماَضيِ المس ليس يِعوُد‬
‫فأن كنت إقترفت إسمممماَءة فغثن بإحساَن وأنت حميد‬

‫فل رتر ز‬
‫ج فعل الخير يِوُماَ إلىَّ غد لعل غدا يِأتيِ وأنت فقيد‬
- Harimu kemarin telah berlalu sebagai saksi bagimu, kemudian datang hari
baru untukmu..
- Hari ini adalah harimu, manfaatnya untuk kamu , sedang hari kemarin tidak
akan kembali lagi .
- Jika hari kemarin anda telah melakukan kesalahan, maka segera anda ikuti
dengan perbuatn baik, sedang anda mensyukurinya.
- Maka janganlah anda sekali menangguhkan perbuatan baik sampai besok
hari, barangkali besok hari tiba, sedang anda sudah tiada…

Langkah Ke –Sepuluh : Berkonsentrasi Pada Hasil.


Banyak mahasiswa sekarang bangga kalau mereka aktif dalam berbagai
kegiatan, dari diskusi, menghadiri seminar, panitia bazaar, ikut rihlah dan piknik
bersama, dan lain-lainnya. Mereka tidak tahu bahwa yang penting bukanlah
banyaknya aktivitas, tapi hasil dari aktivitas itu sendiri. Aktivitas, terkadang dapat
membebaskan dari tekanan jiwa , akan tetapi hal itu tidak cukup untuk mencapai
tujuan anda. Maka disini, orientasi pada hasil sangat diperlukan .
Ary Ginanjar dalam bukunya : ESQ, telah membagi orang-orang yang sibuk
menjalankan aktivitasnya menjadi tiga kelompok :

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 60


Modul Asistensi Agama Islam

a. Kelompok Pertama adalah kelompok sibuk pengisi waktu


Kelompok ini sibuk melakukan kegiatan sepele yang memboroskan waktu
tetapi tidak penting. Kegiatan ini biasanya tidak memiliki tujuan jangka panjang.
Mereka tidak tahu kemana akan melangkah , dalam pikiran mereka mereka merasa
sudah mencapai tujuan hidup, namun ibarat orang yang berjalan di tempat, mereka
tidak ke mana-mana. Kelompok ini nampaknya selalu sibuk, namun pada hakekatnya
mereka tidak produktif sama sekali.

b. Kelompok Kedua adalah Kelompok Pertengahan .


Kelompok ini adalah kelompok yang melawan gelombang lautan. Pekerjaan
mereka terus-menerus hanya mengatasi krisis dari hari kehari . Pekerjaan ini
biasanya lebih mudah, karena masalahnya sudah jelas di depan mata, tidak
memerlukan visi. Lama kelamaan mereka akhirnya akan terperosok juga pada
rutinitas pekerjaan yang kurang penting ,tetapi mendesak. Kelompok ini tidak cepat
maju, karena tidak memiliki visi dan inisiatif. Mereka menjadi korban
lingkungannya sendiri. Umumnya mereka mengeluh dengan hasil yang minim,
padahal sudah bekerja keras.

c. Kelompok Ketiga adalah kelompok pencapai tujuan.


Adalah kelompok yang memiliki tujuan hidup yang jelas.Setiap langkah yang
diambil adalah pengejawantahan dari visinya. Kelompok ini selalu merencanakan
langkah-langkah yang dibuatnya secara sistimatis. Target jangka panjangnya telah
dipecah-pecah menjadi tujuan-tujuan jangka pendek, yang bisa dicapai secara
realistis, dalam jangka waktu tertentu. Kelompok ini mampu menentukan skala
prioritas berdasarkan visi, prinsip, dan suara hati yang bijaksana. ()
Imam Ghozali di dalam bukunya Ihya Ulumuddin menyebutkan Peta Perjalan
Manusia ,yang bisa diringkas sebagai berikut :
Terminal Pertama = Tempat lahir
Terminal Terakhir = Alam Kubur
Tujuan Terakhir = Syurga atau Neraka
Jarak Perjalanan = Umur
Bekal Perjalan = Ketaatan kepada Allah
Modal Perjalan = Waktu-waktu kosong
Copet dan Perampok = Syahwat dan Hawa nafsu

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 61


Modul Asistensi Agama Islam

Keuntungannya = masuk syurga


Kerugiannya = masuk neraka

Sedang Imam Ibnu Qayyim menggambarkan orang yang cerdik adalah :


orang yang memperhatikan setiap langkah yang dilaluinya, tidak banyak melamun
dan berangan-angan, kalau dia mengetahui pendeknya jarak yang akan ditempuh,
maka sangat ringan baginya untuk bekerja keras untuk mencari bekal dan oleh-oleh
sebelum sampai tujuan.

DAFTAR PUSTAKA

- DR. Aid Qarny, Hadaiq Dzata Bahjah, hlm : 123, 190


- Majalah Al Manar edisi : 375
- Abdul Fatah Abu Guddah, Qimat Al Zaman inda Al Ulama, hlm : 50- 51
- DR. Nashir Sulain Al Umary , Al Futur, asbababuhu wa ilajuhu,( Kairo ;
Maktabah Salsabila) , hlm : 96 .
- Dzail Tabaqat Al Hanabilah , juz II, hlm : 249 .
- Untuk melihat lebih jauh faktor-faktor yang menyebabkan negara Jepang menjadi
negara maju bisa dirujuk di : Ahmad Zain An Najah, Al Qur’an dan Kehidupan,
dalam tafsir surat Al Baqarah ayat 31 .
- Ahmad Zain An Najah, 15 Langkah Efektif untuk mengahafal Al Qur’a, hlm ; 7 .
- Mahmud Misri, Al Waqtu huwa Al hayat ” ,( Kairo, Muassah Qurtubah), 2003
hlm : 56
- Dr. Sayid Husain Al Affani, Imarat Auqat bi amal As Sholihat , ( Kairo ; Dar
Affani ) hlm 34-35
- www.pembelajar.com
- DR. Yusuf Qardhwi, Al Waqtu fi hayat muslim, ( Kairo : Maktabah Wahbah ) ,
2004 hlm : 25
- Ibnu Rajab Al Hambali , Lathoif Al Ma’arif fima li-Mawasim al Am min al
Wadhaif ( Manshurah : Maktabat Al Iman ) , 1999 M , Cet : I.
- An Nawawy, Majmu’ Syar Al Muhadzab , ( Beirut : Dar Al Fikr ) 1996 , Cet : I,
Juz : I , hlm : 40 .
- Dr. Sayid Husain Al Affani, Imarat Auqat bi amal As Sholihat , ( Kairo ; Dar
Affani ) hlm 35, 39

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 62


Modul Asistensi Agama Islam

- Petikan dari buku siri motivasi ‘MEMBINA KETAHANAN DIRI’ oleh GEORGE
LEONARD
- http://portal.uum.edu.my/portalbm/ekaunseling/mkk/artikel.htm?id=14
- Abdullah Ali Yusuf, Fann Idarat Al Waqti , dalam Majalah Al Bayan, edisi 86,
Syawal 1415 H.
- Ary Ginanjar Agustian, ESQ, ( Jakarta ; Penerbit Arga ) , 2001 Cet : III, hlm : 30
- Imam Ghozali, Ihya Ulumuddin ,juz I , hlm : 391

MATERI 9

ADAB BERPAKAIAN DALAM ISLAM

Tujuan Materi :
 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang pentingnya berpakaian
sesuai dengan tuntunan islam

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 63


Modul Asistensi Agama Islam

 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang adab


berpakaian yang benar bagi pria maupun wanita
 Memberikan kesadaran bagi peserta untuk senantiasa
berpakain islami dalam kehidupan sehari-hari

Uraian Materi

1. Pengertian adab dalam berpakaian

Jika diperhatikan cara berpakaian seperti saat ini, terutama dikalangan para
remaja puteri tampaknya sudah jauh dari tuntunan Islam. Mereka sudah tidak malu-
malu lagi mempertontonkan auratnya, bahkan menjadi suatu kebanggaan bagi
mereka. Alasannya, jika tidak berpakaian seperti itu dianggap tidak mengikuti
perkembangan mode. Kita boleh saja mengikuti perkembangan mode tetapi jangan
sampai mejgobral aurat. Jika demikian, bagaimana berpakaian menurut islam ?

Menurut ajaran Islam, berpakaian adalah mengenakan pakaian untuk


menutupi aurat, dan sekaligus perhiasan untuk memperindah jasmani seseorang.
Sebagaimana ditegaskan Allah Swt, dalam firman-ya:

‫س التللقوُى‬ ‫يِبغنزليِ~ اغدغم قغلداغلنغزللغناَغعلغليركلم لزغباَلثاَيِرغوُازر ل‬


‫يِ غسلوُاتزركلم غوزرليِلشاَغولزغباَ ر‬

﴾٢٦ : ‫ت ا لغغعللهرلم يِغلذ لركررلوغن ﴿ الءاف‬


‫ل‬
‫ك زملناَايِ ز‬
‫ك غخلينر طذلز غ‬
‫ذل ز غ‬

Artinya :

“Wahai anak Adam! Susungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk


menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagaimu tetapi takwa itulah yang lebih
baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka
selalui ingat.” (Q.S. Al-A’raf:26)

Ayat tersebut memberi acuan cara berpakaian sebagaimana dituntut oleh sifat
takwa, yaitu untuk menutup aurat dan berpakaian rapi, sehingga tanpak simpati dan
berwibawa serta anggun dipandangnya, bukan menggiurkan dibuatnya.

Islam sangan menganjurkan kepada umatnya untuk selalu tanpil rapi dan
bersih dalam kehidupan sehari-hari. Karena kerapian dan kebersihan ini, Rasulullah

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 64


Modul Asistensi Agama Islam

saw. Menyatakan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Artinya, orang
beriman akan selalu menjaga kerapian dan kebersihan kapan dan di mana dia
berada. Semakin tinggi imam seseorang maka dia akan semakin menjaga kebersihan
dan kerapian tersebut. Sabda Rasulullah saw. dari riwayat Abu Darda :

‫غاللنضأ غ فغةر زمغن لازلليِغماَزن‬

Artinya :

“Kebersihan merupakan bagian dari iman”

Pakaian yang kita kenakkan harus sesuai dengan tuntutan Islam dan
sebaliknya disesuiakan dengan situasi dan kondisi. Pada saat menghadiri pesta, kita
menggunakan pakaian yang cocok untuk berpesta, misalnya kemeja, baju batik, pada
saat tidur, kita cukup menggunakan piyama; dan begitu seterusnya. Disamping itu,
pemilihan model dan warna pakaian juga harus disesuaikan dengan badan kita,
sehingga menjadi serasi dan tidak menjadi bahan tertawaan orang lain.

2. Contoh adab dalam berpakaian

Didalam ajaran Isalam, berpakaian tidak hanya sekedar kain penutup badan,
tidak hanya sekedar mode atau trend yang mengikuti perkembangan zaman. Islam
mengajarkan tata car atau adab berpakaian yang sesuai dengan ajaran agama, baik
secara moral, indah dipandang dan nyaman digunakan. Diantara adab berpakaian
dalam pandangan Islam yaitu sebagai berikut:

a. Harus memperhatikan syarat-syarat pakaian yang islami, yaitu yang dapat


menutupi aurat, terutama wanita.
b. Pakailah pakaian yang bersih dan rapi, sehingga tidak terkesan kumal dan
dekil, yang akan berpengaruh terhadap pergaulan dengan sesama.
c. Hendaklah mendahulukan anggota badan yang sebelah kanan, baru kemudian
sebelah kiri dalam mengenakan pakaian.
d. Tidak menyerupai pakaian wanita bagi laki-laki, atau pakaian laki-laki bagi
wanita.
e. Tidak meyerupai pakaian Pendeta Yahudi atau Nasrani, dan atau
melambangkan pakaian kebesaran agama lain.

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 65


Modul Asistensi Agama Islam

f. Tidak terlalu ketat dan transparan, sehingga terkesan ingin memperlihatkan


lekuk tubuhnya atau mempertontonkan kelembutan kulitnya.
g. Tidak terlalu berlebihan atau sengaja melebihkan lebar kainnya, sehingga
terkesan berat dan rikuh menggunakannya, disamping bisa mengurangi nilai
kepantasan dan keindahan pemakainya.
h. Sebelum memakai pakaian, hendaklah berdoa terlebih dahulu, yaitu :

‫اغللغحلمردلز الغزذ ل‬
‫يِ غكغساَنزليِ هغذاالثللوُ غ‬
‫ب غوغرغزقغنزليِ زملن غغليزرغحلوُضلمم‬

‫زمندليِ غولغقرلوُضة‬

Artinya :

“Segala puji bagi Allah yang telah memberi pakaian dan rezeki kepadaku tanpa
jerih payahku dan kekuatanku”

3. Mempraktikkan adab berpakaian dalam kehidupan sehari-hari

Sebagaimana muslim yang beriman, hendaknya kamu berpakaian sesuai


dengan ajaran Islam. Bagi wanita, pakaiannya harus menutupi seluruh aurat.
Artinya, seluruh tubuhnya harus tertutup oleh pakaian (busana), kecuali muka dan
kedua telapak tangan. Selain itu, seorang muslim juga harus menggunakan pakaian
yang pantas dan menarik untuk dipandang, sesuai dengan ukuran tubuhnya. Begitu
pula bagi seorang muslim, pakaiannya harus menutupi aurat dan tidak berlebihan.

Sebagai remaja mesjid, hendaknya kamu yang mulai membiasakan diri


berpakaian secara islami sesuai adab berpakaian dalam Islam. Bagi yang sudah
melakukannya, pertahankan sampai akhir hayatmu, bagi yang belum, mulailah dari
sekarang berpakaian secara Islam. ridak ada kata terlambat untuk berbuat kebaikan .
Kamu tidask perlu merasa malu untuk mempraktekkan adab pakaian secara islami,
bahkan sebaliknya harus merasa bangga dan percaya diri terhadap apa yang kamu
lakukan.

Untuk mebiasakan diri mempraktikkan adab berpakaian secara Islami,


hendaklah terlebih dahulu untuk memperhatikan hal berikut ini :

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 66


Modul Asistensi Agama Islam

1. Tanamkan keimanan yang kuat dalam hati, agar niat niat yang baik tidak
tergoyahkan.
2. Yakinkan dalam hati bahwa menutup aurat bagi seorang muslim dan
muslimah adalah wajib hukumnya, sehingga akan mendapat dosa bagi yang
meninggalkannya.
3. Tanamkan keyakinan bahwa Islam tidak bermaksud memberatkan umatnya
dalam berpakaian, bahkan sebaliknya memberikan kebebasan dan
perlindungan bagi harkat dan martabat umatnya.
4. Tanamkan rasa bangga telah berpakaian sesuai ajaran Islam, sebagai
perwujudan keimanan yang kuat dri diri seorang muslim/muslimah.
5. Ayo, mulailah dari sekarang.

Cara berpakaian yang benar bagi perempuan

Selain berpakaian Islam juga mengatur bagaimana ketika kita berhias,


diantaranya sebagai berikut:

1. Perhiasan yang dilarang

 Tato dan orang yang membuat tato: 4:119


 Menyambung rambut: 4:119
 Meperbaiki gigi agar tampak lebih cantik: 4:119

2. Permainan dan hiburan

 Bermain judi : 2:219, 5:90, 5:91

 Kerusakan akibat berjudi: 5:91

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 67


Modul Asistensi Agama Islam

MATERI 10
AKHLAK SEORANG MURID TERHADAP GURU

Tujuan Materi :

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 68


Modul Asistensi Agama Islam

 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang pentingnya mengetahui


akhlak murid terhadap guru
 Mengerti dan mengamalkan akhlak murid terhadap guru dalam menuntut
dan kehidupan sehari-hari.

1. Kedudukan Akhlak
Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang paling
penting. Jatuh bangunnya suatu masyarakat dan bangsa tergantung pada bagaimana
ahlaknya. Jika akhlak masyarakat tersebut baik, maka baik pula lahir dan batinnya.
Sebaliknya, apabila ahlaknya rusak, maka rusak pula lahir dan batinnya.
Keberhasilan seseorang , masyarakat, dan bangsa disebabkan karena ahlaknya buruk.
Seorang muslim yang berahlak baik senantiasa mau bersikap adil. Yang
dimaksud adil disini adalah memberikan setiap orang yang mempunyai hak akan
haknya. Pengertian adil seperti itu tidak akan terwujud seperti yang diharapkan, jika
tidak mengetahui hak dan kewajiban, hak dan kewajiban itu diberikan kepada orang
yang memilikinya. Sebaliknya jika seorang yang berahlak buruk akan merampas hak
orang lain dan tidak melaksanakan kewajiban-kewajibannya.
Yang namanya akhlak itu terbagi kepada berbagai macam, akhlak terhadap
diri sendiri, orang lain dan lain-lain. Termasuk di dalamnya akhlak terhadap guru
kita yang mengajari kita ada beberapa aturan yang mesti dilakukan agar kita
mendapat ilmu yang manfaat.
Dengan demikian, dalam makalah ini akan dipaparkan sedikit tentang apa itu
akhlak dan juga apa saja hak dan kewajiban seorang muslim yang harus dipenuhi
dalam berahlak terhadap orang lain yakni disini akan dibahas tentang adab kepada
Guru.

1. Akhlak Siswa Terhadap Guru


Siswa adalah orang yang belajar kepada guru, siswa pula yang menentukan
kualitas ajar seorang guru. Jika siswanya kurang pintar setelah mendapat pendidikan,
maka ada dua kemungkinan, yakni: siswanya kurang mencerna pelajaran yang
ditransfer guru (atau sang guru tidak dapat memberikan metode terbaik pada saat

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 69


Modul Asistensi Agama Islam

pelajaran diberikan), atau sang siswa tidak mampu mengikuti pelajaran yang
diberikan guru.
Dua kemungkinan di atas, sangatlah lumrah. Yang pasti sang guru tidak mau
disalahkan alias guru beralasan bahwa siswa tersebut memang tidak mampu
mengikuti pelajaran (siswanya ber-IQ rendah). Kalau mau jujur, guru pun harus
dapat mengevaluasi metode yang digunakan dalam pendidikan, apakah sesuai
dengan tingkat kecerdasan, tingkat usia, tingkat emosi dan sebagainya. Hal ini perlu
dilakukan oleh seorang guru, agar ilmu yang ditransfer dapat diterima dengan baik.
Selain itu seorang siswa pun harus mengakomodir segala yang diberitakan oleh guru
dalam segala hal yang berhubungan dengan pendidikan, dengan tujuan agar
siswanya itu menjadi orang yang berguna.
Seorang siswa wajib berbuat baik kepada guru dalam arti menghormati,
memuliakan dengan ucapan dan perbuatan, sebagai balas jasa atas kebaikan yang
diberikannya. Siswa berbuat baik dan berakhlak mulia atau bertingkah laku kepada
guru dengan dasar pemikiran sebagai berikut:

a. Memuliakan dan menghormati guru termasuk satu perintah agama


Sabda Rasulullah SAW yang artinya: “Muliakanlah orang yang kamu
belajar darinya”. (HR. Abul Hasan Al-Mawardi), “Muliakanlah guru-guru Al-
Qur’an (agama), karena barang siapa yang memuliakan mereka berarti ia
memuliakan aku”. (HR. Abul Hasan Al-Mawardi)
Penyair Mesir Ahmad Syauki Bey mengatakan :
“Berdiri dan hormatilah guru, dan berilah ia penghargaan, (karena)
seorang guru itu hampir saja merupakan Tuhan”. (HR. Abul Hasan Al-
Mawardi)

b. Guru adalah orang yang sangat mulia


Dalam sejarah nabi disebutkan, bahwa pada suatu hari Nabi Muhammad
SAW keluar rumah. Tiba-tiba beliau melihat ada dua majlis yang berbeda. Majlis
yang pertama adalah orang-orang yang beribadah yang sedang berdoa kepada Allah
dengan segala kecintaan kepadaNya, sedang majlis yang kedua ialah majlis
pendidikan dan pengajaran yang terdiri dari guru dan sejumlah murid-muridnya.
Melihat dua macam majlis yang berbeda Nabi bersabda: “Adapun mereka dari
majlis ibadah mereka sedang berdoa kepada Allah. Jika Allah mau, Allah menerima

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 70


Modul Asistensi Agama Islam

doa mereka, dan jika Allah mau, Allah menolak doa mereka. Tetapi mereka yang
termasuk dalam majlis pengajaran manusia. Sesungguhnya aku diutus Tuhan adalah
untuk menjadi guru. (HR. Ahmad)

c. Guru adalah orang yang sangat besar jasanya dalam memberikan ilmu
pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan mental kepada siswa
Bekal ini jika diamalkan jauh lebih berharga dari pada harta benda. Orang
yang ingin sukses di dunia dan akhirat harus dengan ilmu. Sabda Rasulullah
SAW: “Barang siapa yang menghendaki dunia, wajib ia mempunyai ilmu. Barang
siapa yang menghendaki akhirat, wajib mempunyai ilmu. Dan barang siapa yang
menghendaki dunia dan akhirat kedua-duanya, wajib juga mempunyai ilmu. (HR.
Ahmad)

d. Dilihat dari segi usia, maka pada umumnya guru lebih tua dari pada
muridnya, sedangkan orang muda wajib menghormati orang yang lebih
tua
Sabda Rasulullah SAW: “Bukan dari umatku, orang yang tidak sayang
kepada yang lebih muda dan tidak menghargai kehormatan yang lebih tua.” (HR.
Abu Daud dan Turmudzi)

2. Cara Berakhlak Terhadap Guru


Banyak cara yang dapat dilakukan seorang siswa dalam rangka berakhlak
terhadap seorang guru, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Menghormati dan memuliakannya serta mengagungkannya menurut cara
yang wajar dan dilakukan karana Allah.
2. Berupaya menyenangkan hatinya dengan cara yang baik.
3. Tidak merepotkan guru dengan banyak pertanyaan.
4. Dengan meletihkan guru dengan berbagai pertanyaan dan beban lainnya.
5. Jangan berjalan dihadapannya.
6. Jangan duduk ditempat duduknya.
7. Jangan mulai berbicara kecuali setelah mendapat izin darinya.
8. Jangan membukakan rahasia guru.
9. Jangan melawan dan menipu guru.
10. Meminta ma’af jika berkata keliru dihadapan guru.
11. Memuliakan keluarganya.
12. Memuliakan sahabat karib guru.

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 71


Modul Asistensi Agama Islam

Adapun kode etik terhadap guru meliputi :


Ibn jama’ah menyusun kode etik yaitu:
 Murid harus mengikuti guru yang dikenal baik akhlak, tinggi ilmu dan keahlian,
berwibawa, santun dan penyayang. Ia tidak mengikuti guru yang tinggi ilmunya
tetapi tidak saleh, tidak waras, atau tercela akhlaknya.
 Murid harus mengikuti dan mematuhi guru. Menurut ibn jama’ah rasa hina dan
kecil di depan guru merupakan pangkal keberhasilan dan kemuliaan. Ia
memberikan umpama lain, yaitu penuntut ilmu ibarat orang lari dari kebodohan
seperti lari dari singa ganas. Ia percaya kepada orang penunjuk jalan lari.
 Murid harus mengagungkan guru dan meyakini kesempurnaan ilmunya. Orang
yang berhasil hingga menjadi ilmuwan besar, sama sekali tidak boleh berhenti
menghormati guru.
 Murid harus mengingat hak guru atas dirinya sepanjang hayat dan setelah wafa.
Ia menghormati sepanjang hidup guru, meski wafat. Murid tetap mengamalkan
dan mengembangkan ajaran guru.
 Murid bersikap sabar terhadap perlakuan kasar atau akhlak buruk guru.
Hendaknya berusaha untuk memaafkan perlakuan kasar, turut memohon ampun
dan bertaubat untuk guru.
 Murid harus menunjukkan rasa berterima kasih terhadap ajaran guru. Melalui
itulah ia mengetahui apa yang harus dilakukan dan dihindari. Ia memperoleh
keselamatan dunia dan akhirat. Meskipun guru menyampaikan informasi yang
sudah di ketahui murid, ia harus menunjukan rasa ingin tahu tinggi terhadap
informasi.
 Murid tidak mendatangi guru tanpa izin lebih dahulu, baik guru sedang sendiri
maupun bersama orang lain. Jika telah meminta izin dan tidak memperoleh. Ia
tidak boleh mengulangi minta izin. Jika ragu apakah guru mendengar suaranya,
ia bisa mengulanginya paling banyak tiga kali.
 Harus duduk sopan didepan guru. Missalnya, duduk bersila dengan tawadu’,
tenang, diam, posisi duduk sedapat mungkin berhadapan dengan guru, atentif
terhadap perkataan guru sehingga tidak membuat guru mengulangi perkataan.
Tidak di benarkan berpaling atau menoleh tanpa keperluan jelas, terutama saat
guru berbicara kepadanya.

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 72


Modul Asistensi Agama Islam

 Bekomunikasi dengan guru secara santun dan lemah- lembut. Ketika guru keliru
baik khilaf atau karena tidak tahu, sementara murid mengetahui, ia harus
menjaga perasaan agar tidak terlihat perubahan wajahnya. Hendaknya menunggu
sampai guru menyadari kekeliruan. Bila setelah menunggu tidak ada indikasi
guru menyadari kekeliruan, murid mengingatkan secara halus.
 Jika guru mengungkapkan satu soal, atau kisah atau sepenggal sair yang sudah
dihafal murid, ia harus tetap mendengarkan dengan antusias, seolah-olah belum
pernah mendengar.
 Murid tidak boleh menjawab pertanyaan guru meskipun mengetahui, kecuali
guru memberi isyaratia memberi jawaban.
 Murid harus mengamalkan tayamun (mengutamakan yang kanan). Ketika
memberi sesuatu kepada guru. Harus menjaga sikap wajar, tidak terlalu dekat
hingga jaraknya terkesan mengganggu guru. Tidak pula terlalu jauh hingga harus
merentangkan tangan secara berlebihan yang mengesankan kurang serius.

Daftar Pustaka

- Al-Qur’an dan Terjemah,departemen Agama Republik Indonesia, (Jakarta :


CV Toha Putra)
- H. Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, (PT. Mitra Cahaya Utama, 2005), Cet ke-2,
- http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/04/akhlak-anak-terhadap-orang-
tua-dan.html
- Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Reality Publisher)
- Mohammad Mansur, Aqidah Ahlak II, (Jakarta: Ditjen Binbaga Islam
Departemen Agama Islam, 1998
PRAKTIKUM 1
PENYELENGGARAAN JENAZAH

Tujuan Materi :

 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang Pentingnya mengetahui


Penyelenggaraan Jenazah
 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang cara penyelenggaraan
jenazah bagi laki-laki maupun wanita

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 73


Modul Asistensi Agama Islam

 Mengerti dan mengamalkan cara penyelenggaraan jenazah dalam kehidupan


sehari-hari

A. Sikap Seorang Muslim jika ada Muslim Lain yang Baru Saja Meninggal

Sikap seorang muslim jika ada muslim lain yang meninggal adalah:

a. Menutup (memejamkan) matanya,

Doa menutup mata muslim yang baru saja meninggal :

‫اللهماغفرلهذالميِتوُارفعدرجتهفىَّالمهدييِنوُاخلفهفىَّعقبهالغاَبرينوُاغفرلناَوُلهياَر‬
‫بالعاَلميِن‬

b. Menutup mulutnya,yaitu dengan mengikat dagu dan kepalanya,


c. Menutup badannya dengan kain agar auratnya tidak terlihat,
d. Diperbolehkan menciumnya sebagai tanda berduka cita,
e. Membayar utangnya,
f. Memberi tahu keluarga,kerabat,dan teman-temannya agar mereka segera
mengurus,mendoakan dan menyhalatkannya,
g. Tidak melukainya,sebagaimana tidak melukai badan orang yang masih hidup,
h. Tidak mencelanya.

B. Pemandian Jenazah

Semua jenazah muslim yang wajib dimandikan kecuali muslim yang mati
syahid, yakni yang terbunuh dalam peperangan melawan kaum kafir.

Dalil wajibnya memandikan jenazah ialah hadits Nabi SAW yang berkenaan
dengan sahabat yang meninggal karena jatuh dari ontanya:

”Dari Ibnu Abbas Ia berkata: Tatkala seorang laki-laki jatuh dari


kendaraannya lalu ia meninggal, sabda Beliau: “Mandikanlah dia dengan air serta
daun bidara” (atau dengan sesuatu yang menghilangkan daki seperti sabun).” (H.R
Bukhari dan Muslim).

Memandikan mayat hukumnya adalah fardhu kifayah atas musilmin lain


yang masih hidup. Artinya, apabila diantara mereka ada yang mengerjakannya, maka

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 74


Modul Asistensi Agama Islam

kewajiban itu sudah terbayar dan gugur bagi muslimin selebihnya. Karena perintah
memandikan mayat itu adalah kepada umumnya kaum muslimin

Sedangkan muslim yang mati syahid tidaklah dimandikan walau ia dalam


keadaan junub sekalipun, melainkan ia hanya dikafani dengan pakaian yang baik
untuk kain kafan, ditambah jika kurang atau dikurangi jika berlebih dari tuntunan
sunnah, lalu dimakamkan dengan darahnya tanpa dibasuh sedikitpun juga.

a. Syarat Wajib Memandikan Jenazah.Syarat wajib mandi ialah:


1. Mayat orang Islam,
2. Ada tubuhnya walaupun sedikit, dan
3. Mayat itu bukan mati syahid.

b. Tahap-tahap memandikan jenazah


1. Letakkan mayat pada tempat yang tinggi,seperti bangku panjang,batabg
pisang yang dijejerkan,dan lain-lain.
2. Gunakan tabir untuk melindungi tempat memandikan dari pandangan umum.
3. Ganti pakaian jenazah dengan pakaian basahan, seperi sarung agar lebih
mudah memandikannya,tetapi auratnya tetap ditutup.
4. Sandarkan punggung jenazah dan urutlah perutnya agar kotoran di dalamnya
keluar.
5. Basuhlah mulut,gigi,jari,kepala dan janggutnya.
6. Sisirlah rambutnya agar rapi.
7. Siramlah seluruh badan lalu bilas dengan sabun
8. Wudhukanlah jenazah.
9. Siram dengan air yang dicampur kapur barus,daun bidara,atau daun lain yang
berbau harum.

c. Yang Berhak Memandikan Mayat


Jikalau mayat itu laki-laki, yang memandikannya laki-laki pula. Perempuan
tidak boleh memandikan mayat laki-laki, kecuali istri dan mahramnya. Sebaliknya
juga jika mayat itu adalah perempuan. Jika suami dan mahram sama-sama ada, maka
istri lebih berhak memandikan suaminya.
Bila seorang perempuan meninggal dan di tempat itu tidak ada perempuan,
suami atau mahramnya, maka mayat itu hendaklah “ditayammumkan” saja, tidak
boleh dimandikan oleh laki-laki yang lain. Kecuali kalau mayat itu adalah anak-
anak, maka laki-laki boleh memandikanya Begitu juga kalau yang meninggal adalah
seorang laki-laki. Jika ada beberapa orang ayng berhak memandikan, maka yang
lebih berhak ialah keluarga yang terdekat dengan si mayyit, dengan syarat ia
mengetahui kewajiban mandi serta dapat dipercaya. Kalau tidak, berpindahlah hak

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 75


Modul Asistensi Agama Islam

itu kepadakeluarga jauh yang berpengetahuan serta amanah (dipecaya). Rasulullah


SAW bersabda :
”Dari ‘Aisyah Rasul bersabda: “Barang siapa memandikan mayat dan
dijaganya kepercayaan, tidak dibukakannya kepada orang lain apa-apa yang dilihat
pada mayat itu, maka bersihlah ia dari segala dosanya, seperti keadaannya sewaktu
dilahirkan oleh ibunya”. Kata Beliau lagi: “Yang memimpinnya hendaklah keluarga
yang terdekat kepada mayat jika ia pandai memandikan mayat. Jika ia tidak pandai,
maka siapa saja yang dipandang berhak karena wara’nya atau karena amanahnya.”
(H.R Ahmad)

d. Cara Memandikan Jenazah


Dalam memandikan jenazah sebaiknya mayat diletakkan di tempat yang
tinggi, seperti ranjang atau balai-balai; di tempat yang sunyi, berarti tidak ada orang
yang masuk ke tempat itu selain orang yang memandikan dan orang yang menolong
mengurus keperluan yang bersangkutan. Pakaian mayat diganti dengan kain mandi
atau basahan, sebaiknya kain sarung supaya auratnya tidak mudah terlihat.
Mula-mula jenazah didudukkan secara lemah lembut dengan posisi miring ke
belakang, orang yang memandikan meletakkan tangan kanan di bahu jenazah dengan
ibu jarinya pada lekukan tengkuk dan lututnya menahan punggung jenazah. Lalu
perut jenazah diurut dengan tangan kiri untuk mengeluarkan kotoran yang mungkin
keluar. Kemudian jenazah ditelentangkan dan kedua kemaluannya dibersihkan
dengan tangan kiri yang dibalut dengan perca. Setelah perca pembalut tangan
diganti, mulut; gigi dan lubang hidungnya juga dibersihkan.
Berikutnya, jenazah diwudhukan seperti wudhu orang hidup. Setelah itu
kepalanya, kemudian jenggotnya dibasuh dengan menggunakan sidr, dan dirapikan
dengan sisir, dengan memperhatikan agar rambut yang gugur dikembalikan. Setelah
itu dibasuh bagian kanan kemudian bagian kirinya badannya, lalu tubuhnya
dibaringkan ke kiri dan dibasuh bagian belakang sebelah kanan. Kemudian
dibaringkan ke sebelah kanan dan dibasuh pula bagian belakang badannya yang
sebelah kiri. Untuk semua ini digunakan air bercampur sidr, setelah itu air bercampur
sidr tadi dihilangkan dengan menyiraminya secara merata dengan air bersih.
Kemudian sekali lagi disiram dengan air bercampur sedikit kapur.
Dengan melakukan rangkaian ini, berarti telah selesai satu kali mandi, namun
masih disunnahkan melakukannya sampai tiga kali. Nabi Muhammad bersabda
kepada para wanita yang memandikan putrinya Ummi Kulsum:

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 76


Modul Asistensi Agama Islam

“Kamu mandikanlah ia tiga kali, lima kali atau lebih jika kamu pandang hal
itu perlu, dengan air dan sidr; dan taruhlah kapur atau sedikit kapur pada yang
terakhir. Mulailah dengan bagian sebelah kanan dan tempat-tempat wudhu’nya”.
(H.R Bukhari)
Apabila ternyata setelah selesai dimandikan masih ada najis yang keluar, maka
najis itu wajib dibersihkan.
Niat dalam pemandian jenazah :

a. Dewasa Laki-laki

َّ‫نوُيِتالغسللهذالميتفرضالكفاَيِةاتعاَلى‬

b. Dewasa Perempuan

َّ‫نوُيِتالغسللهذالميتةفرضالكفاَيِةاتعاَلى‬

c. Anak Laki-laki

َّ‫نوُيِتالغسللهذالميتالطلفرضالكفاَيِةاتعاَلى‬

d. Anak Perempuan

َّ‫نوُيِتالغسللهذالميتةالطفلةفرضالكفاَيِةاتعاَلى‬

C. Mengafani Jenazah

Setelah dimandikan,kewajiban yang harus kita lakukan adalah mengafani.


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengafani jenazah yaitu sebagai berikut.

1. Kain kafan harus dalam keadaan baik,tetapi tidak boleh berlebihan. Tidak
dari jenis yang mewah dan mahal harganya
2. Kain kafan hendaknya bersih dan kering serta diberi minyak wangi.
3. Laki-laki dikafani dengan tiga lapis kain kafan, sedangkan perempuan
dengan lima lapis.

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 77


Modul Asistensi Agama Islam

4. Orang yang meninggal dalam ihram,baik ihram haji maupun umrah,tidak


boleh diberi wangi-wangian dan tutup kepala.

Cara mengafani jenazah :

a. Hamparkan kain sehelai demi sehelai,


b. Taburkan wangi-wangian tiap helai,
c. Letakkan jenazah di atas kafan dengan pelan-pelan,
d. Letakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada,
e. Ikatlah dengan kuat yaitu dengan 3,5 atau 7 ikatan.

Doa menyobek Kain Kafan

‫اللهماجعللباَسهعنالكريموُادخلهياَااتعاَلىَّبرحمتكالجنةياَارحماميِن‬

D. Menyhalati Jenazah

a. Syarat-syarat shalat jenazah

1. Jenazah sudah dimandikan dan dikafani

2. Letak jenazah sebelah kiblat dari orang yang menyembahyangi,kecuali bila


shalat dilakukan di atas kuburan atau shalat gaib.

3. Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain,yaitu harus : suci dari
hadas dan najis,suci badan tempat dan pakaian,menutup auratnya,dan
menghadap kiblat.

b. Rukun dan cara mengerjakan shalat jenazah

Shalat jenazah tidak dengan ruku’ dan sujud,tidak dengan adzan dan iqamat.
Caranya sebagai berikut. Sesudah berdiri seperti biasanya akan mengerjakan shalat,
lalu mengerjakan :

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 78


Modul Asistensi Agama Islam

1. Niat, sengaja mengerjakan shalat atas jenazah dengan 4 takbir, menghadap


kiblat,karena Allah.

Laki-laki Dewasa

َّ‫أصلىَّعلىَّهذالميِتاربعتكبيِراتفرضاكفاَيِتاتعاَلى‬

Wanita Dewasa

َّ‫أصلىَّعلىَّهذهالميِتةاربعتكبيِراتفرضاكفاَيِتاتعاَلى‬

Anak Laki-laki

َ‫أصلىَّعلىَّهذالميِتالطفلاربعتكبيِراتفرضاكفاَيِتاتعا‬

Anak Perempuan

َّ‫أصلىَّعلىَّهذهالطلةاربعتكبيِراتفرضاكفاَيِتاتعاَلى‬

Mayit Gaib

‫أصلىَّعلىَّالميتتالغاَئباربعتكبيِراتفرضاكفاَيِتاتعاَل‬

2. Setelah membaca niat, talu takbiratul ikhram (mengucapkan “Allaahu Akbar),lalu


meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri pada perut (sedekap),kemudian
membaca surat Fatihah (tidak membaca surat yang lain),setelah membaca Fatihah
lalu takbir kedua yaitu mengucapkan “Allaahu Akbar”.

3. Selesai takbir yang kedua, lalu membaca salawat atas Nabi Muhammad saw.

4. Setelah takbir yang ketiga, lalu membaca do’a setidak-tidaknya sebagai berikut.

‫اللهماغفرلﮥ)لهاَ(وُارحمﮥ)هاَ(وُعاَفﮥوُاعفعنﮥ‬

Supaya lebih sempurna bacalah doa sebagai berikut.

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 79


‫‪Modul Asistensi Agama Islam‬‬

‫اللهماغفرلﮥممم )لهاَ(ممم وُارحمﮥممم )هاَ(ممم وُعاَفﮥممم )هاَ﴾ممم وُاعفعنﮥ(‬


‫﴿هاَ﴾وُاكرمنزلﮥ﴿هاَ﴾وُوُسعمدخلﮥ﴿هاَ﴾وُاغسلﮥ﴿هاَ﴾باَلماَﺀوُالدجوُالبردوُنقه﴿هاَ﴾‬
‫منالخطاَيِكماَيِنقىَّالثوُبمم البيضمنالدنسوُابدله﴿هاَ﴾مم داراخيرامنزوجه‬
‫﴿هاَ﴾ وقه ﴿هاَ﴾ فتنةالقبروعذابالناَر‬

‫‪Keterangan :‬‬

‫‪Bila mayat perempuan lafads “Lahaa” menjadi “Lahu” dan selanjutnya.‬‬

‫‪-‬‬ ‫‪Posisi imam untuk menshalati jenazah laki-laki adalah di samping‬‬


‫‪kepalamayat.‬‬
‫‪-‬‬ ‫‪Posisi imam untuk menshalati jenazah perempuan adalah disamping‬‬
‫‪perut mayat.‬‬

‫‪Bila mayat anak-anak,do’anya sebagai berikut.‬‬

‫اللهماجعلهفرﻃاَلبوُيِهوسلفاَوذخراوعﻅةواعتباَراوشفيعاَوثق‬
‫لبهموُازيِنهماَوافرغالصبرعلىَّقلوُبهماَولتفتنهماَبعدهولتحرمناَا‬
‫جره‬

‫‪5. Setelah selesai takbir keempat, lalu membaca doa sebagai berikut.‬‬

‫اللهملتحرمناَاجرهولتفتناَبعدهواغفرلناَوله‬

‫‪Akan lebih sempurna dan lebih lengkap dengan membaca do’a:‬‬

‫اللهملتحرمناَاجرهولتفتناَبعدهواغفرلناَولهولخوُانناَالذيِنسبقوُناَباَل‬
‫يِماَنولتجعلفىَّقلوُبناَغلللذيِنامنوُاربناَانكرﯗفرحيم‬

‫‪Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau‬‬ ‫‪80‬‬


Modul Asistensi Agama Islam

6. Kemudian memberi salam.

E. Menguburkan Jenazah

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penguburan jenazah adalah :

a. Jenazah segera dikuburkan.


b. Liang lahat dibuat seukuran jenazah dengan dengan kedalaman kira-kira
setinggi orang ditambah setengah lengan,lebar kira-kira 1 meter.
c. Liang lahat tidak dibongkar dengan binatang buas. Maksud menguburkan
jenazah adalah untuk menjaga kehormatan mayat dan menjaga keehatan
orang-orang disekitar makam dari bau busuk.
d. Mayat dipikul dari empat penjuru.
e. Setelah sampai di tempat pemakaman,jenazah dimasukkan ke liang lahat
dengan posisi miring ke kanan dan dihadapkan ke kiblat. Ketika meletakkan
jenazah di dalam kubur,kita membaca do’a:

‫بسمااوُعلىَّملةرسولا‬

Artinya : Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah.(H.R.at-Tirmidzi)

f. Lepaskan tali-tali pengikat,lalu tutup dengan papan,kayu,atau bambu,dan


timbun sampai galian liang kubur menjadi rata.

Doa Orek Kubur :

‫منهاَخلقكموُمنهاَنعيِدكموُمنهاَنخرجكمتاَرةاخرى‬

g. Mendoakan dan memohonkan ampun atas jenazah.

Tata Cara Menguburkan Jenazah :

Dalam penguburan jenazah, kita tidak boleh sembarangan. Kita harus


mengetahui tata cara penguburannya. Tata cara tersebut adalah sebagai berikut.

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 81


Modul Asistensi Agama Islam

a. Waktu Untuk Mengubur Mayat

Mengubur mayat boleh pada siang atau malam hari beberapa sahabat
Rasulullah Saw dan keluarga beliau dikubur pada malam hari.

b. Memperdalam Galian Lubang Kubur

Maksud mengubur mayat ialah supaya tertutup, tidak nampak jasadnya dan
tidak tercium baunya dan juga agar tidak mudah dimakan burung atau binatang
lainnya. Oleh sebab itu, lubang kubur harus cukup dalam sehingga jasad mayat
itu aman dari hal-hal di atas.

c. Tentang Liang Lahad

Cara menaruh mayat dalam kubur ada yang ditaruh di tepi lubang sebelah
kiblat, kemudian di atasnya ditaruh semacam bata dengan posisi agak condong,
supaya nantinya setelah ditimbun mayat tidak langsung tertimpa tanah. Cara
ini dalam bahasa Arab disebut lahad. Ada juga dengan menggali di tengah-
tengah dasar lubang kubur, kemudian mayat diletakkan di dalamnya, lalu di
atasnya diletakkan semacam bata dengan posisi mendatar untuk penahan tanah
timbunan. Cara ini dalam bahasa Arab disebut syaqqu atau dlarhu.

Cara lain ialah menaruh mayat dalam peti dan menanam bersama peti
tersebut ke dalam kubur. Atau peti tersebut terlebih dahulu diletakkan dalam keadaan
kosong dan terbuka, kemudian setelah mayat dimasukkan ke dalam peti lalu peti itu
ditutup lalu ditimbun dengan tanah.

d. Cara Memasukkan Mayat ke Dalam Lubang Kubur

Cara terbaik ialah dengan mendahulukan memasukkan kepala mayat dari


arah kaki kubur, karena demikian menurut sunnah Rasulullah SAW.

e. Menghadapkan Mayat ke Arah Kiblat

Baik di dalam lahad, syaqqu maupun dikubur di dalam peti, mayat diletakkan
miring ke kanan menghadap kea rah kiblat dengan menyandarkan bagian

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 82


Modul Asistensi Agama Islam

tubuh sebelah kiri ke dinding kubur atau dinding peti supaya tidak terlentang
kembali.

f. Tentang Mengalas Dasar Kubur

Para ulama mazhab empat berpendapat makruh menaruh hamparan atau


bantal di bawah mayat di dalam kubur. Bahkan para ulama menganjurkan
supaya ditaruh tanah di bawah pipi mayat sebelah kanan setelah dibukakan
kain kafannya dari pipi itu ditempelkan langsung ke tanah.

g. Berdo’a Waktu Menaruh Mayat Dalam Kubur

Pada waktu mayat dimasukkan ke dalam kubur maka dianjurkan supaya


membaca do’a:

‫بسمااوُعلىَّملةرسولا‬

Artinya: “Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah”.

h. Menutupi Kubur Mayat Perempuan Pada Waktu Ia Dimasukkan Kedalamnya

Bagi mayat perempuan hendaknya dibentangkan kain dan sebagainya di atas


kuburnya pada waktu ia dimasukkan kedalamnya.

i. Mencurah Kubur Dengan Tanah Tiga Kali

Sesudah mayat diletakkan dengan baik, maka masing-masing orang yang


menyaksikan penguburan itu dianjurkan mencurahi lubang kubur itu dengan
tanah tiga kali dengan tangannya dari arah kepalanya. Sesudah itu,
dilanjutkan ditimbun dengan tanah galian kubur itu sampai cukup.

j. Sunat Menyapu Kubur Dengan Telapak Tangan

Disunnatkan bagi orang yang menyaksikan pemakaman mayat, menyapu


kubur dari arah kepala mayat sebanyak tiga kali.

k. Sunat Berdo’a Untuk Mayat Seusai Pemakaman

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 83


Modul Asistensi Agama Islam

Disunatkan memohon ampun bagi mayat dan minta dikuatkan pendiriannya


seusai ia dimakamkan, karena pada saat itu ia sedang ditanya di dalam kubur.

Sumber :

Rahmani,Haidir Ali.Risalah Tuntunan Shalat Lengkap.Surabaya:Nuriah.S

PRAKTIKUM II
SHALAT BERJAMAAH

Tujuan Materi :
 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang pentingnya sholat
berjamaah
 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang cara
sholat berjamaah baik bagi laki-laki maupun wanita
 Memberikan motivasi bagi peserta asistensi untuk
melakukan sholat berjamaah

Uraian Materi

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 84


Modul Asistensi Agama Islam

A. Pengertian Shalat Berjamaah

Shalat merupakan ibadah yang terdiri dari atas ucapan-ucapan dan perbuatan-
perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam
dengan syarat-syarat tertentu. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah: 43
yang artinya “ Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan tunduklah / rukuklah
bersama orang-orang yang rukuk.” Dan dalam Q.S. Al-Ankabut: 45, yang artinya
“Kerjakanlah shalat, sesungguhnya salat itu mencegah perbuatan keji dan munkar.”

Shalat Berjamaah

Shalat berjamaah adalah shalat yang dikerjakan secara bersama-sama oleh


dua orang atau lebih, seorang menjadi imam dan yang lain menjadi makmum dengan
syarat-syarat yang telah ditentukan.

Melaksanakan shalat berjamaah hukumnya sunah muakkad, artinya sunah


yang dikuatkan atau dianjurkan. Melaksanakan shalat berjamaah lebih utama
dibandingkan shalat sendirian (munfarid). Bagai laki-laki salat berjamaah dimasjid
( shalat fardhu ) lebih utama daripada dirumah, sedangkan bagi wanita shalat
dirumah lebih utama karena lebih aman bagi mereka. Keutamaan melaksanakan
shalat berjamaah antara lain di jelaskan dalam hadis dari Ibnu Umar r.a:

‫ "الصلة عليه السبقية علىَّ الصلة وحدهاَ بقدر درجممة‬:‫ قاَل‬.‫ عن ابن عمر أن رسوُل ا صلىَّ ا‬:َّ‫قوُله تعاَلى‬.

Artinya : Dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: "shalat berjamaah
itu lebih utama daripada shalat sendirian sebanyak 27 derajat. (H.R. Muslim)

Dengan demikian, orang yang melaksanakan shalat berjamaah sesuai dengan


syarat-syarat yang telah ditentukan akan memperoleh keutamaan 27 kali lipat
dibandingkan orang shalat sendirian. melaksanakan shalat berjamaah di masjid lebih
utama dibandingkan shalat di rumah. Abu hurairah berkata:

َّ‫ فيِ المسجد عندماَ كاَنت علممىَّ مكاَلمممة علممى‬، ‫ أيِ صلة يِعلمناَ شروط الحصوُل علىَّ التجاَهاَت‬.‫رسوُل ا‬
‫ الدعوُة الىَّ الصلة‬.

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 85


Modul Asistensi Agama Islam

Artinya: Bahwa Rasulullah saw. mengajarkan kepada kita ketentuan-ketentuan untuk


mendapatkan petunjuk, yaitu shalat di masjid ketika sudah di serukan suatu azan.

Shalat-shalat yang Disunatkan Berjamaah

1. Shalat fardhu lima waktu


2. Shalat dua hari raya (idul fitri dan idul adha)
3. Shalat terawih dan witir dalam bulan ramadhan
4. Shalat Istisqa’ (meminta hujan)
5. Shalat Gerhana (gerhana matahari dan gerana bulan)
6. Shalat Mayat (Jenazah)

B. Syarat-syarat Shalat Jamaah


1. Mensengaja (niat mengikuti imam)
2. Mengetahui segala yang dilakukan imam
3. Jangan ada dinding yang menghalangi antara imam dan makmum, kecuali
perempuan hendaklah didinding dengan kain
4. Jangan mendahului imam dalam takbir
5. Jangan berada di depan imam
6. Shalat makmum harus sesuai dengan shalat imam.

C. Ketentuan Shalat Berjamaah

Syarat Menjadi Imam

Yang dimaksud imam dalam shalat adalah seseorang yang diangkat untuk
memimpin pelaksanaan shalat berjamaah. Secara umum ketentuan untuk menjadi
imam shalat meliputi:

1. Imam hendaklah orang yang lebih dalam ilmu agamanya


2. Imam hendaklah orang yang lebih fasih bacaan Al-Qur'annya dan banyak
hafalannya
3. Imam hendaklah orang yang memahami hukum-hukum sholat
4. Imam hendaklah berdiri di depan makmun
5. Imam hendaklah orang yang berakhlak mulia
6. Imam hendaklah berniat menjadi imam

Syarat Menjadi Makmum

Makmum dalam shalat berjamaah adalah orang yang dipimpin oleh seorang
imam dam menjadi pengikut di dalam sholat atau orang yang ikut bersembahyang di

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 86


Modul Asistensi Agama Islam

belakang imam. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi makmum
dalah sholat berjamaah sebagai berikut.

1. Makmum hendaklah berniat menjadi makmum


2. Makmum hendaklah mengetahui dan mengikuti gerak gerik imam
3. Makmum hendaklah tidak mendahului imam dalam gerakan sholat
4. Makmum hendaklah berada dalam satu tempat dengan imam
5. Tempat berdiri makmum tidak lebih maju kedepan daripada imam.

D. Macam-Macam Makmum

Dalam sholat berjamaah, makmum dibedakan menjadi dua sebagai berikut .

1. Makmum Muwafiq, yaitu makmum yang dapat mengikuti sholatnya imam


secara sempurna mulai dari rakaat pertama sampai akhir.
2. Makmum Masbuq, yaitu makmum yang tertinggal minimal satu rakaat
bersama imam.

Beberapa ketentuan tentang makmum masbuk sebagai berikut.

1. Apabila makmum takbiratul ihram sewaktu imam belum rukuk, hendaklah


makmum membaca Surah al-Fatihah sedapat mungkin. Akan tetapi, jika
belum selesai membaca Surah al-Fatihah imam telah rukuk, maka makmum
melakukan rukuk mengikuti imam.
2. Apabila makmum mendapati imam sedang rukuk, hendaklah makmum
takbiratul ihram kemudian melakukan rukuk mengikuti imam.
3. Makmum masbuq yang dapat melakukan rukuk bersama imam dengan
sempurna, maka sholatnya dihitung mendapat satu rakaat.

E. Halangan Shalat berjamaah

1. Hujan lebat atau angin kencang yang menyusahkan perjalanan kemesjid


2. Sakit yang cukup parah sehingga sulit untuk ke mesjid
3. Karena lapar dan haus sedangkan makanan sudah tersedia
4. Merasa ingin buang air besar / air kecil

F. Saf ( Barisan Shalat Berjamaah )

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 87


Modul Asistensi Agama Islam

Keterangan Gambar :

1. Apabila makmum hanya sendiri, ia harus berdiri dibelakang sebelah kanan


hampir sejajar imam.
2. Apabila lebih dari seorang, mereka berdiri dibelakang imam seimbang
barisan kanan kiri.
3. Apabila terdiri dari jamaah laki laki dan perempuan urutannya :

 Baris paling depan makmum laki laki ( dewasa ), diikuti barisan ke 2


anak laki laki ( apabila baris pertama penuh ) dan
 Baris dibelakang makmum perempuan diikuti anak perempuan.

Saf dalam sholat berjamaah artinya barisan sholat makmum di belakang


imam. Saf yang baik adalah saf yang lurus, rapat, dan tertib. Hadis dari Anas,
katanya:

(‫ "ضغط صفوُفكم وبلغ متوُسط )رواه البخاَريِ ومسلم‬:‫ التيِ توُاجهناَ قبل تكبر وقاَل‬.‫ أن النبيِ محمد‬:َّ‫المعنى‬

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 88


Modul Asistensi Agama Islam

Artinya: Bahwa Nabi Muhammad saw. menghadap kepada kami sebelum takbir dan
bersabda: "Rapatkan barisanmu dan ratakan. (H.R Bukhari dan muslim)

‫ "تسطيح القوُات المسلحة السوُدانية والقمموُات المسمملحة السمموُدانية‬:ِ‫ قاَل النبي‬،‫ عن أنس بن ماَلك‬:َّ‫قوُله تعاَلى‬
(ِ‫ )رواه البخاَري‬."‫التسوُيِة لنه يِتضمن فيِ الوُاقع الكماَل من الصلة‬

Dari Anas bin Malik : Nabi Saw bersabda, Ratakan saf, sebab sesungguhnya
meratakan saf itu termasuk kesempurnaan shalat.” (H.R. Bukhari)

Aturan tersebut adalah :

1. bagi laki-laki shaf yang paling depan lebih utama dibanding saf belakang,
namun bagi wanita, saf yang paling belakang adalah yang paling utama.
Rasulullah saw. bersabda yang artinya : Dari Abu Hurairah berkata,
Rasulullah saw. bersabda : Sebaik-baik Saf laki-laki adalah Saf yang paling
depan dan seburuk-buruknya adalah Saf yang paling belakang. Dan sebaik-
baik Saf wanita adalah Saf yang paling belakang dan seburuk-buruknya
adalah Saf yang paling depan. (H.R. Muslim)
2. Jika dalam shalat jama'ah terdiri dari seorang imam dan seorang makmum,
maka posisi makmum berada di sebelah kanan imam dengan agak mundur
dari posisi imam.
3. Jika ketika berjama'ah dengan seorang makmum, kemudian seorang
makmum lainnya hadir maka makmum tersebut langsung mengambil posisi
tepat dibelakang imam. Makmum yang berada di kanan mundur dengan satu
langkah -satu langkah ke belakang hingga lurus safnya dengan makmum
yang di belakang imam. Bisa juga makmum, yang belakangan hadir
langsung mengisi di sebelah kiri kemudian di sebelah kanan yang kosong di
samping imam.
4. Jika ada jama'ah wanita selain jama'ah laki-laki, maka wanita mengambil
posisi dibelakang saf laki-laki dengan memberi jarak agak jauh dari saf laki-
laki sehingga jika ada makmum laki-laki lagi yang hadir belakangan, dan saf
pertama laki-laki sudah penuh maka makmum laki-laki tersebut dapat
mengisi saf di belakang saf pertama laki-laki, di dpn saf wanita tersebut.

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 89


Modul Asistensi Agama Islam

G. Hikmah Shalat Berjamaah

1. Memelihara dan meningkatkan takwa kepada Allah SWT


2. Lebih khusyu dan sempurna dalam shalat
3. Menyambung tali silaturahmi
4. Sebagai Syiar ajaran Islam
5. Melatih disiplin dan ketaatan pada pemimpin

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 90


Modul Asistensi Agama Islam

PRAKTIKUM III
KHUTBAH JUMAT

Tujuan Materi :
 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang pentingnya Kutbah
Jum’at
 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang cara
Kutbah Jumat
 Memberikan motivasi bagi peserta asistensi untuk bisa
melakukan kutbah

Uraian Materi
Khutbah Jum'at memerlukan rukun yang harus terpenuhi, agar bisa sah
secara aturan. Bilamana salah satu rukun itu tidak terpenuhi, memang akan membuat
khutbah itu rusak, atau tidak sah. Yang paling pokok untuk diketahui bahwa khutbah
Jumat itu terdiri dari dua bagian. Yaitu khutbah pertama dan khutbah kedua, di mana
keduanya dipisahkan dengan duduk di antara dua khutbah. Selain itu yang juga perlu
diperhatikan adalah bahwa khutbah Jumat itu dilakukan sebelum shalat Jumat.
Berbeda dengan khurtbah Idul fitri atau Idul Adha yang justru dilantunkan setelah
selesai shalat Id.
Adapun rukun khutbah Jumat, para ulama mencoba mengumpulkannya dari
berbagai dalil, lalu didapat paling tidak ada lima perkara, yaitu :
1. Rukun Pertama: Hamdalah
Khutbah jumat itu wajib dimulai dengan hamdalah. Yaitu lafaz yang memuji
Allah SWT. Misalnya lafaz alhamdulillah, atau innalhamda lillah, atau
ahmadullah. Pendeknya, minimal ada kata alhamd dan lafaz Allah, baik di
khutbah pertama atau khutbah kedua.
2. Rukun Kedua: Shalawat kepada Nabi SAW
Shalawat kepada nabi Muhammad SAW harus dilafadzkan dengan jelas, paling
tidak ada kata shalawat. Misalnya ushalli ‘ala Muhammad, atau as-shalatu ‘ala
Muhammad, atau ana mushallai ala Muhammad. Namun nama Muhammad SAW
boleh saja diucapkan dengan lafadz Ahmad, karena Ahmad adalah nama beliau
juga sebagaimana tertera dalam Al-Quran.

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 91


Modul Asistensi Agama Islam

3. Rukun Ketiga: Washiyat untuk Taqwa


Yang dimaksud dengan washiyat ini adalah perintah atau ajakan atau anjuran
untuk bertakwa atau takut kepada Allah SWT. Dan menurut Az-Zayadi, washiyat
ini adalah perintah untuk mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-
larangan-Nya. Sedangkan menurut Ibnu Hajar, cuukup dengan ajakan untuk
mengerjakan perintah Allah. Sedangkan menurut Ar-Ramli, washiyat itu harus
berbentuk seruan kepada ketaatan kepada Allah. Lafadznya sendiri bisa lebih
bebas. Misalnya dalam bentuk kalimat: takutlah kalian kepada Allah. Atau
kalimat: marilah kita bertaqwa dan menjadi hamba yang taat. Ketiga rukun di atas
harus terdapat dalam kedua khutbah Jumat itu.
4. Rukun Keempat: Membaca ayat Al-Quran pada salah satunyaMinimal satu
kalimat dari ayat Al-Quran yang mengandung makna lengkap. Bukan sekedar
potongan yang belum lengkap pengertiannya. Maka tidak dikatakan sebagai
pembacaan Al-Quran bila sekedar mengucapkan lafadz: “tsumma nazhar
“.Tentang tema ayatnya bebas saja, tidak ada ketentuan harus ayat tentang
perintah atau larangan atau hukum. Boleh juga ayat Quran tentang kisah umat
terdahulu dan lainnya.
5. Rukun Kelima: Doa untuk umat Islam di khutbah kedua
Pada bagian akhir, khatib harus mengucapkan lafaz yang doa yang intinya
meminta kepada Allah kebaikan untuk umat Islam. Misalnya kalimat:
“Allahummaghfir lil muslimin wal muslimat” Atau kalimat “Allahumma ajirna
minannar”

Lembaga Asistensi Pusat Universitas Riau 92

Anda mungkin juga menyukai