MATERI 1
NIAT DAN IKHLAS
Tujuan Materi
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang tujuan kuliah (asistensi)
hanya untuk mendapatkan Ridho Allah.
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang tujuan amal, karena
Allah memberikan kemenangan yang besar.
Senantiasa berniat karena Allah dalam setiap melakukan aktivitas.
Rincian Materi
A. Pengertian Niat
Secara bahasa, ikhlas berasal dari kata khalasa yang berarti bersih/murni.
Sedangkan niat berarti al qashdu artinya maksud atau tujuan. Niat merupakan amal
hati secara murni, bukan amal lidah. Niat bukan sekedar sesuatu yang melintas di
dalam hati lalu hilang seketika itu juga, yang berarti tidak ada keteguhan. Al
khaththaby mendefenisikan niat adalah tujuan yang terdetik di dalam hatimu dan
menuntut darimu. Al Baidhawi juga mendefenisikan niat adalah dorongan hati yang
dilihatnya sesuai dengan suatu tujuan, berupa mendatangkan manfaat atau
mengenyahkan mudharat dari sisi keadaan maupun harta.
Keberadaan niat harus disertai pembebasan dari segala keburukan, nafsu dan
keduniaan, harus ikhlash karena Allah, dalam setiap amal-amal akhirat, agar amal itu
diterima di sisi Allah. Sebab setiap amal sholih mempunyai dua sendi, yang tidak
akan diterima di sisi Allah kecuali dengan keduanya, yaitu:
1. Niat yang ikhlas dan benar
2. Sesuai dengan Al Quran dan Sunnah.
orang-orang awam yang lemah dan juga bukan termasuk golongan mereka?Beliau
menjawab,Barisan pertama dan yang terakhir dibuat buta, kemudian mereka
dibangkitkan menurut niatnya.(H.R. Bukhori, Muslim, dll)
D. Teladan Sejarah
1. Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata,
Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya orang
yang pertama-tama diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid. Dia
didatangkan ke pengadilan, diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmatnya. Maka dia
pun mengakuinya. Allah bertanya,Apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat
itu? Dia menjawab, aku berperang karena Engkau hingga aku mati syahid. Allah
berfirman,engkau dusta. Tetapi engkau berperang supaya dikatakan,dia adalah
orang yang gagah berani. Dan memang begitulah yang dikatakan tentang dirimu.
Kemudian diperintahkan agar dia diseret dengan muka tertelungkup lalu
dilemparkan ke dalam neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah seseorang yang
mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta membaca AlQuran. Dia didatangkan
ke pengadilan, lalu diperlihatkan kepadanya, nikmat-nikmatnya. Maka ia pun
mengakuinya. Allah bertanya, apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat itu?
Dia menjawab, aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca
AlQuran karena Mu. Allah berfirman, engkau dusta. Tetapi engkau mempelajari
ilmu agar dikatakan, dia adalah orang yang berilmu, dan engkau membaca AlQuran
agar dikatakan, dia adalah Qori. Dan memang begitulah yang dikatakan tentang
dirimu. Kemudian diperintahkan agar dia diseret dengan muka tertelungkup hingga
dilemparkan ke neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberi
kelapangan oleh Allah dan juga diberiNya berbagai macam harta. Lalu ia
didatangkan ke pengadilan dan diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmatnya. Maka ia
pun mengakuinya. Allah bertanya, apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat
itu? Dia menjawab, aku tidak meninggalkan satu jalan pun yang Engkau suka agar
dinafkahkan harta, melainkan aku pun menafkahkannya karenaMu. Allah berfirman,
engkau berdusta. Tetapi engkau melakukan hal itu agar dikatakan, dia seorang
pemurah. Dan memang begitulah yang dikatakan tentang dirimu. Kemudian
diperintahkan agar dia diseret dengan muka tertelungkup hingga dilemparkan ke
neraka. (H.R. Muslim, An Nasay, At Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
2. Ada seorang laki-laki berkata, malam ini aku benar-benar akan mengeluarkan
shadaqah. Lalu ia keluar sambil membawa shadaqahnya, lalu memberikannya
kepada seorang pencuri. Orang-orang pun membicarakan hal ini,Malam ini
engkau telah memberikan shadaqah kepada seorang pencuri. Maka orang itu
berkata,Ya Allah, bagimu segala puji atas pencuri itu. Aku benar-benar akan
MATERI 2
MAKNA SYAHADATAIN
MAKNA SYAHADAT
1. Syahadat di sebut pula kalimat kebenaran (Az-Zuhruf:86).
2. Kebenaran yang hanya hak di sembah yaitu Alloh swt (Al-Arof:59).
3. Setiap insan mempunyai tanggung jawab terhadap Syahadat tauhid (Az-
Zuhruuf:26-27).
1. Kalimat syahadat dapat meluruskan kehidupan umat. (Yusuf:40).
2. Makna syahadat mengandung makna Tauhid Uluhiyyah yaitu Ikhlas dan
Mutabaah (mengikuti sunnah ) , (Al-Anam:162-163).
3. Makna Syahadat adalah makna zat yang di sembah dan di taati juga berserah diri
kepadanya ,bukan sekedar makna yang substansinya
menciftakan,berkreasi,mengadakan dll (Al-Ahzab:36),(Al-Maidah:49).
4. Makna Syahadat adalah menerima dengan sepenuh hati dengan substansi yang di
tentukan di dalamnya seperti mentaati dan berpegang teguh terhadap tuntutanya (Al-
Hasr:7).
IRAB (URAIAN GRAMATIKA) ATAS LAPAZD SYAHADAT.
Kalimat laa adalah kata yang berfungsi menapikan berdasarkan jenis .lIlaha
adalah ism (subjek) yang di napikan oleh kata laa dan berkedudukan sama
dengan posisi objek,sedangkan khobarnya (Predikatnya) bersifat mukodar
(Terprekdiksikan) dan dalam hal ini adalah haq (yang benar)
Illat:Kata yang berfungsi pengecualian .Alloh adalah badl (pengganti) kata ini
berpungsi sebagai pengganti sebagian dari keseluruhan.
HUKUM SYAHADAT .
@. Kalimat syahadat wajib di ucapkan minimal satu kali seumur hidup walaupun
sebenarnya di perintah untuk memperbanyaknya .
@. Kalimat syahadat wajib di yakini kebenarannya ,hakekatnya dan di amalkan isi
kandungan dan segala konsekwensinya (Az-Zuhruf :86).
@. Kalimat syahadat harus di yakini dengan ikhlas dan tulus hanya untuk Alloh swt
tanpa ada kesyirikan di dalamnya atau cacat.
RUKUN SYAHADAT.
Ada dua jenis rukun syahadat :
@. Rukun syahadat yang bersifat lapdzi yaitu dua bagian yang terkandung pada dua
bagian makna lapadz syahadat.
1. Lapadz (Laa Illaha ),Tiada yang di taati,di sembah,di patuhi selain Alloh swt.
2. Lapadz ( Laaillaha) kecuali Alloh.
@. Dua hukum yang bersifat maknawi yaitu dua bagian yang terkandung pada dalam
makna syahadat.
1. penetapan ketuhanan dan membatasinya sebagai tuhan yang haq.
2. Penapian ketuhanan semua tuhan yang bathil selain Alloh swt.
APLIKASI MAKNA SYAHADAT.
@. Aplikasi makna syahadat bahwa kita mengetahui dan mengamalkan hakekat
syahadat meluruskan niat dan tujuan kita agar selaras dengan
konsekwensinya,membersihkan dari semua yang bertentangan dengan maknanya dan
ingkar kepada thogut yaitu berlepas diri dari semua yang bertentangan dengan
kesempurnaan tauhid
(Al-Baqoroh :256).
@. Syahadat dapat teraflikasikan dengan dua hal:
1. terpenuhinya syarat-syarat syahadat.
2. Tidak adanya hal-hal yang membatalkan syahadat.
SYARAT-SYARAT SYAHADAT TAUHID.
@. Memahami makna syahadat dengan dua dimensi yaitu penafian dan penetapan .
@. Alyaqin (keyakinan yang mantap dan sempurna yang tidak dapat di goyahkan
oleh apapun juga dari sedikit keragu-raguannya. (Al-Hujurat: 86).
@. Al-Inqiyad ( Tunduk melaksanakan kandungannya ) yaitu mentaati seluruh
perintahnya dan menjauhi seluruh larangannya baik yang nampak ataupun yang
tersembunyi (Al-Baqorah:278).(Al-Imran:175). (AnNisa:59),(Al-Maidah :57).
@. Al-Qobul (menerima tidak menolak kandungan-kandungannya ) penerimaan hati
terhadap sesuatu yang datang dari Alloh swt dan Rosulnya dengan membuahkan
ketaatan dan penyembahan kepadanya.
( Al-Baqoroh:85),(Al-Ahzab:36),(Thaha :124-126).
@. Al-Ikhlas (bersyahadat dan melaksanakan isinya hanya karena Alloh swt )
dengan membersihkan hati dari segala makar yang bertentangan dengan syahadat
atau berbuat syirik di dalamnya .(Al-Bayyonah:5).
@. As-Syidik (jujur) bukan sekedar ucapan lisan namun hati dan perbuatannya
mengikuti lahirnya tidak menyalahi bathinya ucapan iti harus sesuai dengan
ketentuan makna syahadat (Al-Ankabut:130,(A-Aman:820,(Al-Ahzab:23).
@. Al-Mahabbah (kecintaan) lebih mencintai Alloh dan Rosulnya dari pada yang
lainnya dan wajib berwala kepada penganut ajaran tauhid dan barro kepada musuh-
musuhnya .(Al-Baqoroh:165),(Al-Maidah:164),
(Al-Imran:31).
PEMBATAL ATAU PENGGUGUR SYAHADAT
Nawakidh artinya : yang merusak dan membatalkan makna syahadat dimana
mengucapkan, menyakini dan mengamalkannya secara otomatis ia menjadi
muslim,juga sebaliknya apabila ia melakukan salah satu pembatalan syahadat maka
ia secara otomatis pula menjadi murtad (Ridhoh).
@. jahil (tidak tau akan makna syahadat) ( At-taubat:97)
@ keraguan akan sebagian atau seluruh makna Syahadat
@. Syirik yaitu :, Menyekutukan Alloh swt didalam menetapkan hak Uluhiyah,
Ubudiyyah dan ketaatan dari selain Allah swt. (An-Nisa :48),(Al-
Bayyinah:69),(Az-Zuhruf :26-28),(Az-Zumar:65).
@. Khadab (kedustaan terhadap aqidah ) Nipak, yaitu menampakan iman
menyembunyikan kekapiran dirinya .
mereka mengucapkan dengan lidahnya yang tidak ada dalam hatinya . ( Al-Fath
:11).
@. Membenci terhadap syahadat dengan segala konsekwensinya memusuhi Alloh
dan Rosulnya juga orang-orang yang menyakini kebenaran al-islam.
@. Meninggalkan terhadap kebenarannya makna dan lapadz Syahadat dia
menyakini dan memahami tetapi meninggalkan segala kewajibannya baik secara
9
#LATSAT UR
umum maupun parsial sekalipun ia mengklem bahwa dirinya memahami dan
menyakini namun membangkang tuntutannya . (An-Nahl:83).
@. Menolak baik secara lapadz ataupun maknanya sedangkan ia menyakini
kebenaranya sebagaimana kaum bangsa arab dahulu, ( Al-Asshopat :36),(An-Naml
:14).
DAKWAH KEPADA SYAHADAT TAUHID
1. Dakwah kepada syahadat tauhid merupakan pandangan hidup bagi orang- orang
yang mengikuti jejak Rosul saw (Al-Hasr:7), (Al-Anfal:1).
2. Tujuan hidupnya hanya merealisasikan Syahadat tauhid (Az-Zariyyat:56).
3. Menyelamatkan manusia dari kehancuran dan kerugian yang besar baik di dunia
maupun di akhirat kelak . (Az-Zumar:65-66).
4. Memurnikan beribadah pada Alloh saja dan menjauhi segala yang di sembah
selain kepada Alloh dan menjauhi thogut. (An-Nahl :36).
Katakanlah.Inilah jalan (agama)ku,aku dan orang-orang yang mengikuti
mengajak (kamu) hanya kepada Alloh dengan penuh pengertian dan
keyakinan.maha sucu Alloh,dan aku tiada termasuk orang-orang yang berbuat syirik
(kepadanya).(yusuf :108).
Maraji :
At-Tauhid Alladzi huwa haqulloh alalabid,Syikh Islam Muhammad bin Abdul
wahab rohimahulloh.
Al-Madhalu lidirasatil aqidatilislamiyyah ala madhabi ahli sunnah
waljamaah,Syeikh Ibrahim bin Muhammad bin Abdullah Alburaikan.,Fath Al-
Madjidz Syarah kitabut tauhid Syeikh Abdurahman bin Hasan alu syeikh
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan,menyuruh
kepada yang maruf dan mencegah dari yang mungkar,merekalah
orang-orang yang beruntung.(Al-Imran : 104).
MATERI 3
THAHARAH (BERSUCI)
mandi. Sedangkan najis, asalkan najis tersebut hilang, maka sudah membuat benda
tersebut suci.
4. Pembagian Najis dan Macam-Macam Najis berdasarkan Pembagiannya
Dalam ilmu fikih, najis dibagi menjadi empat, yaitu:
a. Najis berat atau najis mugallazhah, yaitu najis yang harus dicuci sampai tujuh kali
dengan air mutlak dan salah satunya menggunakan debu yang suci atau air yang
dicampur dengan tanah. Contohnya air liur anjing.
b. Najis sedang atau najis mutawassithah, yaitu najis yang dicuci dengan cara
menggunakan air mutlak sampai hilang bau dan warnanya.
Najis mutawassithah dibagi menjadi:
Najis ainiyah, yaitu najis yang masih terlihat zatnya, warnanya, rasanya, maupun
baunya. Cara menyucikannya dengan menghilangkan zat, warna, rasa dan baunya.
Najis hukmiyah, yaitu najis yang kita yakini adanya tetapi tidak nyata zatnya,
baunya, rasanya, dan warnanya, seperti air kencing yang sudah mengering.
12
#LATSAT UR
c. Najis ringan atau najis mukhaffafah, yaitu najis yang dapat disucikan dengan
memercikkan atau menyiram air di tempat yang terkena najis. Contohnya: air
kencing bayi yang belum makan apa-apa kecuali air susu ibu.
Najis yang dimaafkan atau najis mafu, yaitu najis yang dapat disucikan cukup
dengan air, jika najisnya kelihatan. Apabila tidak kelihatan tidak dicuci juga tidak
apa-apa, karena termasuk najis yang telah dimaafkan. Misalnya najis bangkai hewan
yang tidak mengalir darahnya, darah atau nanah yang sedikit, debu dan air di lorong-
lorong yang memercik sedikit yang sukar menghindarkannya.
5. Tatacara menyucikan Najis
Ada bebrapa cara yang perlu diperhatikan dalam hal bersuci dari najis, yaitu sebagai
berikut:
a. Barang yang kena najis mughalazhah seperti jilatan anjing atau babi, wajib
dibasuh 7 kali dan salah satu diantaranya dengan air yang bercampur tanah
b. Barang yang terkena najis mukhaffafah, cukup diperciki air pada tempat najis
tersebut.
c. Barang yang terkena najis mutawassithah dapat disucikan dengan cara dibasuh
sekali, asal sifat-sifat najisnya (warna, baud an rasa) itu hilang. Adapun dengan cara
tiga kali cucian atau siraman lebih baik.
Jika najis hukmiah cara menghilangkannya cukup dengan mengalirkan air saja pada
najis tadi.
B. Hadas Kecil dan Tatacara Thaharahnya
1. Pengertian hadas
Secara bahasa, hadas berarti kejadian atau peristiwa. Sedangkan menurut istilah
sayri hadas berarti kejadian-kejadian tertentu pada diri seseorang yang
13
#LATSAT UR
menghalangi sahnya ibadah yang dilakukannya. Orang yang berhadas dan
mengerjakan salat, maka salatnya tidak sah.
Rasulullah saw. bersabda:
Artinya: Allah tidak akan menerima salat seseorang dari kamu jika
berhadas, sehingga berwudu. (HR. al Bukhari dan Muslim).
2. Macam-macam Hadas
Hadas dibagi menjadi dua yaitu hadas kecil dan hadas besar.
a. Hadas kecil: hadas yang cara menghilangkannya dengan bewudu atau tayamum
b. Hadas besar: hadas yang cara menghilangkannya dengan mandi wajib atau
janabah.
3. Hal-hal yang termasuk hadas kecil
Hal-hal yang termasuk hadas kecil antara lain:
a) sesuatu yang keluar dari qubul atau dubur, meskipun hanya angin,
b) bersentuhan langsung antara kulit laki-laki dengan perempuan yang sudah balig
dan bukan muhrimnya,
c) menyentuh kemaluan dengan telapak tangan,
d) tidur dalam keadaan tidak tetap, dan
e) hilang akalnya, seperti mabuk, gila, atau pingsan walaupun hanya sesaat.
4. TAYAMUM
Syarat dan Rukun Tayamum
14
#LATSAT UR
a. Dibolehkannya tayamum dengan syarat:
1. Tidak ada air dan telah berusaha mencarinya, tetapi tidak bertemu.
2. Berhalangan menggunakan air, misalnya karena sakit yang apabila menggunakan
air akan kambuh sakitnya.
2. MANDI BESAR
Sebab-Sebab Mandi Wajib
a. Bertemunya dua khitan (bersetubuh)
b. Keluar mani disebabkan bersetubuh atau dengan lain-lain sebab.
c. Mati, dan matinya itu bukan mati syahid
d. Setelah selesai nifas (melahirkan: setelah selesai berhentinya keluar darah sesudah
melahirkan)
e. Karena wiladah (setelah melahirkan)
f. Setelah selesai haidh.
Rukun Mandi Wajib
a. Niat
b. Membasuh seluruh badan dengan air, yakni meratakan air ke semua rambut dan
kulit
c. Menghilangkan najis
Sunnah-Sunnah Mandi Wajib
18
#LATSAT UR
a. Mendahulukan membasuh segala kotoran dan najis di seluruh badan.
b. Membaca basmalah pada permulaan mandi
c. Menghadap kiblat pada saat mandi dan mendahulukan bagian kanan daripada kiri
d. Membasuh badan sampai tiga kali
e. Membaca doa sebagaimana membaca doa sesudah wudhu
f. Mendahulukan mengambil air wudhu, yakni sebelum disunahkan berwudhu lebih
dahulu.
g. Beriringan, artinya tidak lama waktu antara membasuh sebagian anggota yang
satu dengan yang lain.
Larangan Bagi Orang yang Sedang Junub
Bagi mereka yang sedang berjunub, yakni mereka masih berhadats besar tidak boleh
melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Melaksanakan shalat
b. Melakukan thawaf di Baitullah
c. Memegang Kitab Suci Al-Quran
d. Membawa/mengangkat Kitab Al-Quran
e. Membaca Kitab Suci Al-Quran
f. Berdiam di masjid
Larangan Bagi Orang yang Sedang Haidh
Mereka yang sedang haidh dilarang melakukan seperti tersebut di atas, dan ditambah
larangan sebagai berikut:
19
#LATSAT UR
a. Bersenang-senang dengan apa yang diantara pusar dan lutut.
b. Berpuasa, baik sunnah maupun wajib
c. Dijatuhi thalaq (cerai).
Tatacara Mandi Wajib
Setelah mengetahui sebab, rukun, dan sunah mandi wajib maka pelaksanaannya
sebagai berikut:
1. Membasuh kedua tangan dengan niat yang ikhlas karena Allah
2. Membersihkan kotoran yang ada pada badan
3. Berwudhu
4. Menyirami rambut dengan sambil menggosok atau menyilanginya dengan jari
5. Menyirami seluruh badan dengan mendahulukan anggota badan sebelah kanan
dan menggosoknya dengan rata.
6. Apabila dianggap telah rata dan bersih, maka selesailah mandi kita.
MATERI 4
PENTINGNYA SHALAT
Shalat adalah rukun kedua dari rangkaian lima rukun-rukun Islam, dan shalat
adalah rukun yang paling ditekankan setelah dua kalimat syahadat.
Shalat adalah washilah (media) antara seorang hamba dengan Rabb-nya. Nabi
Shallallahualaihi Wasallam telah bersabda,
Sesungguhnya apabila seorang hamba mengerjakan shalat, maka ia sedang
bermunajat kepada Rabb-nya2
Dan Allah berfirman dalam hadits Qudsi:
(
) . ) ( .
.
(
).
) ( .
.
(
) .
Aku membagi ash-Shalat (surat Al-Fatihah) antara Diri-Ku dan diri hamba-Ku
menjadi dua bagian, dan bagi hamba-Ku adalah apa yang dipintanya. Apabila
hamba tersebut membaca, Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta
alam, maka Allah Taala berfirman, Hamba-Ku telah memuji-Ku. Jika ia
mengucapkan, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Penyayang, maka Allah
berfirman, Hamba-Ku telah memujiku. Jika ia mengucapkan, Yang
Menguasai hari Pembalasan, maka Allah berfirman, Hamba-Ku telah
memuliakan-Ku. Jika ia mengucapkan, Hanya kepada-Nya kami menyembah,
dan hanya kepada-Nya kami memohon, maka Allah berfirman, Inilah bagian
bagi Diri-Ku dan hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku dalah apa yang dia minta. Dan
jika ia mengucpakan, Berilah petunjuk kepda kami atas jalan yang lurus, yaitu
jalan yang telah Engkau beri
21
#LATSAT UR
kenikmatan bagi yang mengikutinya, bukan jalan-jalan yang Engkau murkai dan
bukan pula yang Kau sesatkan, maka Allah berfirman, Ini hamba-Ku dan
bagi hamba-Ku apa yang dimintanya.3
Shalat adalah latihan atas beragam bentuk peribadahan dalam serangkaian ritual
shalat (yang tersusun) dari setiap pasangan yang indah. Takbir yang dengannya
ibadah shalat dibuka, berdiri yang di dalamnya kalamullah (Al-Quran) dibacakan
oleh para pelaku shalat, ruku yang di dalamnya Rabb diagungkan, berdiri dari
ruku(itidal) yang dipenuhi dengan pujian kepada Allah, sujud yang padanya Allah
Taala disucikan dengan ke-Mahatinggian-Nya, hadirnya sepenuh hati padanya doa,
lalu duduk untuk memohon dan memuliakan, serta diakhiri dengan salam.
Shalat adalah permohonan atas perkara-perkara yang penting dan pencegahan dari
perbuatan-perbuatan keji dan munkar. Allah Taala berfirman:
Dan mohonlah kalian dengan kesabaran dan shalat. (QS. Al-Baqarah: 45).
Juga firman-Nya:
Raihlah apa-apa yang diwahyukan kepadamu dari Al-Kitab dan tegakkanlah
shalat. Sesungguhnya shalat melarang dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar.
(QS. Al-Ankabuut: 45).
Shalat adalah cahaya di dalam hati-hati kaum Mukminin dan yang melapangkan
(dada-dada) mereka. Nabi Shallallahualaihi Wasallam bersabda,
.
Shalat adalah cahaya.4
Juga sabda beliau:
.
22
#LATSAT UR
Barangsiapa yang menjaga shalat, dijadikan baginya cahaya, petunjuk dan
keselamatan di hari kiamat.5
Shalat adalah kebahagiaan jiwa kaum Mukminin dan keindahan pandangan-
pandangan mereka. Nabi Shallallahualaihi Wasallam bersabda, Dijadikanlah
indah dalam pandanganku ketika shalat.6
Shalat adalah penyebab dihapuskannya kesalahan dan penolak beragam
keburukan. Nabi Shallallahualaihi Wasallam bersabda, Bagaimana menurut
kalian apabila ada sungai di depan pintu salah seorang di antara kalian, lalu ia
mandi lima kali sehari padanya. Masihkan tertinggal kotoran walapun sedikit?
Para Sahabat menjawab, Tidaklah ada kotoran yang tertinggla sedikit pun.
Beliau melanjutkan, Demikianlah perumpamaan shalat yang lima waktu. Allah
menghapuskan kesalahan-kesalahan dengannya.7
Juga sabda beliau Shallallahualaihi Wasallam, Shalat yang lima waktu dan
shalat Jumat hingga hari Jumat berikutnya sebagai penebus atas apa yang ada di
antaranya, selama tidak melakukan dosa-dosa besar.8
Shalat berjamaah lebih utama 70 derajat dari pada shalat sendirian. (Riwayat Ibnu
Umar dari Nabi Shallallahualaihi Wasallam).
Ibnu Masud radhiyallahu anhu mengatakan, Barangsiapa ingin dimudahkan
untuk bertemu dengan Allah di kemudian hari dalam keadaan Muslim, maka
hendaklah ia menjaga seluruh shalat-shalat yang lima waktu dimana saja ada seruan
adzan. Sesungguhnya Allah Taala mensyariatkan bagi Nabi kalian sunnah-sunnah
agama. Dan sesungguhnya kesemuanya itu termasuk sunnah-sunnah agama. Maka
sekiranya kalian mengerjakan shalat-shalat tersebut di rumah-rumah kalian
sebagaimana shalatnya orang yang lalai di rumahnya, maka sungguh kalian telah
meninggalkan Sunnah Nabi kalian. Dan apabila kalian meninggalkan Sunnah Nabi
kalian, maka sungguh kalian akan sesat. Tidaklah seorang laki-laki
besuci(berwudhu) dan membaguskan wudhunya, kemudian ia berangkat ke masjid
dari masjid-masjid yang ada ini, melainkan Allah akan menuliskan (menetapkan)
baginya satu kebaikan pada ayunan langkahnya, dan mengangkat satu derajatnya,
serta menghapuskan satu kesalahan(dosa)nya. Sungguh kami telah melihat bahwa
tiada seorang pun yang meninggalkannya melainkan dia seorang munafiq yang
23
#LATSAT UR
telah jelas kemunafiqkannya. Dan sungguh ada seseorang yang menunaikankannya
dengan dipapah pada kedua kakinya hingga ia berdiri pada barisannya.9
Khusyu dalam shalat adalah adanya kehadiran hati, dan penjagaan terhadapnya
termasuk dari sebab-sebab masuk surga. Allah Taala berfirman (yang artinya),
Sesungguhnya beuntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu)orang-orang yang
khusyu dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan
dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan
orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau
budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.
Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang
melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat(yang
dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka
itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi Surga Firdaus.
Mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Mukminuun 1-11).
Ikhlas hanya kepada Allah Taala dalam shalat dan melaksanakannya sebagaimana
yang telah dijelaskan dalam As-Sunnah merupakan dua syarat asasi bagi diterimanya
ibadah shalat. Nabi Shallallahualaihi Wasallam bersabda,
.
Sesungguhnya amal itu bergantung niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang
adalah apa yang diniatkannya.10
Juga sebagaimana sabda beliau Shallallahualaihi Wasallam,
Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.
MATERI 5
AKHLAK ISLAMI
Tujuan Materi
Megetahui akhlaq seorang muslim
Mengerti dan mengamalkan akhlaq islami dalam segala aspek kehidupan
Rincian Materi
1. Mencintai Alloh diatas segala kecintaan dan menjadikan cinta ini sebagai dasar
untuk mencintai yang lain seperti Rasulullah, orang tua, dsb (QS.9:24)
2. Takut akan kemurkaan Alloh
3. Senantiasa mengharap Ridho Alloh SWT
4. Senantiasa merasa disertai Alloh dimanapun kita berada
5. Senantiasa mendekatkan diri kepada Alloh dalam berbagai keadaan
Daftar Pustaka:
- Novi Hardian & Tim ILNA Learning Center. Super Mentoring
- Kaderisasi UKKI UNSOED 2002. Silabus Materi PPAI UNSOED 2002
- Abbas, Ziyad (ed.) , Pilihan Hadits Politik, Ekonomi dan Sosial, Pustaka
Panjimas
- Ali Hasyimi, Muhammad, Dr., Apakah Anda Berkepribadian Muslim? Hal 24-
28, GIP
- Yakan, Muna Hadad., Hati-hati terhadap Media yang Merusak Anak, hal 38-40,
GIP
- Isnet Urgensi Akhlak 1
MATERI 6
UKHUWAH ISLAMIYAH
Tujuan Materi
Setelah mendapatkan materi ini maka peserta asistensi akan mampu :
Mengetahui makna, hakekat dan buah dari ukhuwah islamiyah
Menjalin ukhuwah islamiyah sesama peserta khususnya dan umat islam pada
umumnya
Merasakan penderitaan saudara-saudaranya di negeri-negeri islam yang
sedang tertindas oleh musuh-musuh islam.
Rincian Materi
3. Arahan Rabbani
Ikatan persaudaraan orang-orang yang beriman merupakan arahan dari Allah
SWT karena ia terbina karena Allah dan merupakan tali iman yang paling kuat .
Dan jika mereka bermaksud menipumu, Maka Sesungguhnya cukuplah Allah
(menjadi pelindungmu). dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan
dengan para mukmin, Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang
beriman)[622]. walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di
bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah
Telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya dia Maha gagah lagi Maha
Bijaksana. (QS. Al Anfal: 62-63)
D. Peringkat-Peringkat Ukhuwah
Taaruf, berarti saling mengenal sesama manusia. Saling mengenal antara
kaum muslimin merupakan wujud nyata ketaatan kepada perintah Allah SWT.
Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al Hujarat :13)
Taaluf, berarti bersatunya seorang muslim dengan muslim yang lainnya.
Taaluf berasal dari kata ilf artinya persatuan. Kata ulfah juga serupa dengan kata ilf
yang bermakna kecintaan Allah SWT kepada orang yang beriman, yang mana Allah
telah mempersatukan hati mereka (QS.3:103 dan QS.8:63)
aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan selalu menolong hamba-Nya jika
hamba tersebut menolong saudara-Nya. (HR. Muslim)
8. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya
Hak seorang muslim atas muslim ada enam, yaitu jika bertemu maka
ucapkan salam padanya, jika diundang maka penuhilah, jika dinasehati maka
nasehati pulalah dia, jika bersin maka doakanlah, jika sakit kunjungilah dan jika
meninggal maka antarkanlah ke kubur. (HR. Muslim dan Abu Hurairah)
9. Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilannya
Barang siapa mengucapkan selamat kepada saudaranya ketika saudaranya
mendapat kebahagiaan niscaya Allah mengembirakannya pada hari kiamat. (HR.
Thabrani)
lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka
merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. Mereka tidak
merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan
daripadanya. (QS.Al Hijr :45-48)
Sesungguhnya di sekitar Arsy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya, yang
di atasnya terdapat suatu kaum yang menggunakan pakaian cahaya. Wajah mereka
bercahaya dan mereka itu bukan Nabi dan syuhada tertegun (merasa iri) kepada
mereka sehingga berkata : Hai Rasulullah tolong beritahu siapa gerangan mereka
itu? Beliau menjawab :Mereka adalah orang yang menjalin cinta karena Allah dan
saling bermajelis (duduk memikirkan sesuatu) karena Allah dan saling mengunjungi
karena Allah semata. (HR. Nasai).
MATERI 7
MANAJEMEN WAKTU
Tujuan Materi
Dapat memanajemen waktu dengan baik
orang yang bermanfaat bagi manusia, negara, bangsa dan ummat, serta di akherat
nanti menjadi pendamping para nabi , syhuhada siddiqun serta sholihun di syurga .
Syukur berarti mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada kita, mensyukuri
kesempatan yang diberikan Allah kepada kita, mensyukuri potensi yang diletakkan
Allah dalam diri kita , untuk kemudian kita gali, kita kembangkan dan kita
aktualisasikan untuk kepentingan masyarakat dan umat.
Bahkan Allah telah menyatakan bahwa Ulul Albab adalah orang orang yang
mampu memanfaatkan waktunya untuk ketaatan. Allah berfirman :
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (Qs Ali Imran :
190)
Ayat di atas menunjukkan bahwa Ulul Albab ( para cerdik cendikia ) bukanlah orang
yang mampu menghafal kata-kata maupun sususan huruf yang tertulis di dalam buku
atau mampu menjawab soal-soal ujian di suatu sekolah, akan tetapi Ulul Albab
adalah orang yang mampu melihat kejadian yang ada disekitarnya dan
memanfaatkan waktu yang ada, selanjutnya diramu menjadi bekal di dalam
kehidupan ini, untuk kemudian diteruskan dengan mengerjakan hal-hal yang
bermanfaat bagi kepentingan manusia.
Karena pentingnya waktu yang ada, sehingga Allah akan meminta
pertanggungjawaban dari setiap manusia untuk apa saja waktu yang diberikan Allah
selama hidup ini. Dalam suatu hadist disebutkan :
:
Tidak tergelincir dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga Allah
menanyakan empat hal :
1. Umurnya, untuk apa selama hidupnya dihabiskan
2. Waktu mudanya, digunakan untuk apa saja
3. Hartanya, darimana dia mendapatkan dan untuk apa saja dihabiskannya
4. Ilmunya, apakah diamalkan atau tidak ( Hadist Hasan, HR. Tirmidzi )
Kalau kita perhatikan hadist di atas, kita dapatkan bahwa 4 unsur kekuatan yang ada
dalam diri manusia, jika ia mau memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, niscaya
akan berhasil di dunia dan akherat. ( kesempatan + kesehatan + harta + ilmu ) .
Hal ini dikuatkan dengan hadist lain yang menyatakan :
:
Dua nikmat yang kebanyakan manusia rugi di dalamnya : Kesehatan +
Kesempatan ( HR Bukhari )
dengan menyebarnya jalur kereta listrik ke berbagai pelosok sejak 1950-an yang
secara tidak langsung ikut juga memperkuat kecenderungan masyarakat untuk
membaca. Orang dapat menghabiskan waktu beberapa jam setiap hari dalam
perjalanan dengan kereta. ()
Kita sebagai mahasiswa dan pelajar Indonesia di Kairo bisa membudayakan hobi
membaca dalam sarana-sarana trasnportasi, seperti altramco, bis mini dan metro
bawah tanah. Sebaiknya mencari sarana transportasi yang bisa mendukung ke arah
itu, walaupun kadang-kadang agak lebih mahal sedikit .
menjaga tahunannya , setelah berhasil mereka menjaga umurnya, dan itulah misk
khitam ( penutup yang baik ) Masalah ini, kalau kita kembangkan dalam kehidupan
sehari-hari kita, maka kita sholat lima waktu sebagai barometer kegiatan kita sehari-
hari, sebagai contoh : kegiatan menghafal atau mengulangi hafalan Al Quran.
Ternyata dengan mengikuti jadwal sholat lima waktu terbukti kegiatan kita sangat
efektif, karena seorang muslim tentunya tidak pernah meninggalkan sholat lima
waktu. Agar terasa lebih ringan, hendaknya setiap sholat dibagi menjadi dua bagian,
sebelum sholat dan sesudahnya. Sebelum sholat , yaitu : sebelum adzan, dan waktu
antara adzan dan iqamah . Apabila dia termasuk orang yang rajin ke masjid,
sebaiknya pergi ke masjid sebelum adzan agar waktu untuk mengulangi hafalannya
lebih panjang. Kemudian setelah sholat, yaitu setelah membaca dzikir bada sholat
atau dzikir pagi pada sholat shubuh dan setelah dzikir sore setelah sholat Ashar.
Seandainya saja, ia mampu mengulangi hafalannya sebelum sholat sebanyak
seperempat juz dan sesudah sholat seperempat juz juga, maka dalam satu hari dia
bisa mengulangi hafalannya sebanyak dua juz setengah. Kalau bisa istiqamah seperti
ini, maka dia bisa menghatamkan hafalannya setiap dua belas hari, tanpa menyita
waktunya sama sekali. Kalau dia bisa menyempurnakan setengah juz sisanya pada
pada sholat malam atau sholat-sholat sunnah lainnya, berarti dia bisa menyelesaikan
setiap harinya tiga juz, dan dengan demikian dia bisa menghatamkan Al Quran pada
setiap sepuluh hari sekali. Banyak para ulama dahulu yang menghatamkan
hafalannya setiap sepuluh hari sekali.
. , , ,
Sesungguhnya pada Rabb-mu ada hak yang harus anda tunaikan, dan pada dirimu
ada hak yang harus anda tunaikan, dan pada diri keluargamu ada hak yang harus
anda tunaikan, dan pada orang yang datang kepadamu ada hak yang harus anda
tunaikan ,maka berilah setiap bagian akan haknya ( HR Bukhari dan Muslim )
, , ,
Sesungguhnya saya adalah orang yang paling takut dan paling bertaqwa kepada
Allah swt, walaupun begitu, saya bangun malam dan kadang tidur juga, berpuasa
dan berbuka, serta menikahi para wanita, dan barang siapa yang tidak mau
mengikuti sunnahku, maka bukanlah ia dari golongan-ku ( HR Bukhari )
Para ulama dahulupun telah memberikan suri tauladan yang baik kepada generasi
sesudahnya. Adalah Ibnu Jarir At Thobari, telah membagi satu harinya menjadi
beberapa bagian, sebagaimana yang dikisahkan oleh Qadhi Abu Bakar Ahmad
Kamil Al-Syajari, salah satu murid dekatnya : Setelah Ibnu Jarir makan dan tidur,
kemudian beliau bangun untuk sholat dhuhur di rumahnya, setelah itu, beliau
menulis untuk sebuh buku sampai datang waktu ashar, beliau kemudian keluar untuk
melakukan sholat ashar dan mengajar para murid-muridnya sampai maghrib,
kemudian setelah maghrib beliau mengajar fikih dan beberapa pelajaran lainnya
hingga datang sholat Isya, kemudian beliau pulang ke rumahnya. Beliau benar-benar
telah membagi waktu seharinya untuk : maslahat dirinya, agama dan masyarakat
sekitarnya . ()
semakin lemah dan semangat untuk menebang mulai luntur dan hasil yang di dapat
mulai seikit dan tidak maksimal. Maunya memeluk gunung tapi apa daya tangan tak
sampai, bukannya menyelsaikan pekerjaan akanteapi justru keletihan dan keputus
asaan yang di dapat, kenapa ? Karena ada satu hal kecil yang tidak diperhatikan oleh
si penebang kayu itu, yaitu istirahat untuk mengasah gergaji, agar bisa digunakan
semaksimal mungkin. Maka, sesibuk apa pun an serajin apapun, kita harus
meluangkan waktu untuk mengasah kapak kita, mengasah otak dan pikiran kita dan
mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual agar
kehidupan kita akan menjadi dinamis, berwawasan dan selalu baru agar setiap hari
bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal. Meminjam sitilah orang
cina : Xiu Xi Bu Shi Zou Deng Yu Chang De Lu ( Istirahat bukan berarti
berhenti.) Akan tetapi : Er Shi Yao Zou Geng Chang De Lu ( Tetapi untuk
menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi ) ()
Islam sendiri telah memberi ruang istirahat bagi seorang muslim, untuk
mengendorkan urat dan meluruskan punggung, menambah perbekalan agar bisa
melanjutkan perjalanan yang akan ditempuhnya lagi.
Dalam suatu hadist disebutkan :
(
)
Begitu juga apa yang dipesankan Rosulullah saw kepada salah seorang
sahabat-nya Handhalah yang mengeluh karena semangatnya turun ketika berkumpul
dengan keluarganya :
) ( .
Berkata Imam Ali : hiburlah hati anda sesaat-saat, karena hati ini jika telah
capai , tidak bisa memandang sesuatu dengan baik
menentukan suatu amalan siang yang apabila dikerjakan waktu malam,maka tidaklah
akan diterimanya, dan menentukan amalan malam, yang jika dikerjakan pada waktu
siang tidaklah akan diterimanya. Oleh karena itu, kita dapatkan Allah telah
menentukan banyak ibadat pada waktu-waktu tertentu, tidak boleh dimajukan
()
maupun dimundurkan, seperti waktu sholat, puasa, zakat , haji dan lain-lainnya.
Maka, kita dapatkan sebagain ulama menyatakan bahwa amalan paling utama adalah
amalan yang dikerjakan menurut waktunya. Ketika datang waktu sholat, maka yang
paling utama adalah melakukan sholat, ketika datang waktu Ramadlan, maka amalan
yang paling utama dikerjakan adalah puasa, ketika datang waktu haji, maka yang
paling utama dikerjakan adalah haji , dan ketika waktu ujian, maka amalan yang
paling utama dikerjakan adalah beljar untuk menghadapi ujian.
Dalam hal ini seorang ulama yang hidup pada abad 8 H, Ibnu Rajab Al
hambali ( w : 795 ) telah mengarang sebuah buku yang menerangkan tentang
amalan-amalan berdasarkan urutan waktunya dan diberi nama : Lathoif Al Maarif
fima li-Mawasim al Am min al Wadhaif ( Pengetahuan tentang amalan- amalan
pada setiap musim ) .
Langkah Ke- Tujuh : Memilih amalan dan kegiatan yang bermanfaat bagi
orang banyak .
Ajaran Islam diturunkan untuk membawa kemaslahatan dan manfaat bagi
manusia. Oleh karenanya, sebagai insan muslim, hendaknya selalu memilih kegiatan
dan amalan yang manfaatnya bisa dirasakan oleh orang banyak. Para ulama Islam
telah menyinggung permasalahan ini secara tegas dan gamblang. Mereka
menyatakan bahwa amalan yang bermanfaat bagi orang banyak jauh lebih utama
dibanding dengan amalan yang bermanfaat bagi dirinya sendiri. Salah satu fatwa
ulama dalam masalah ini adalah fatwa yang menyebutkan bahwa At Tafaqquh fi
Dien dan belajar agama jauh lebih utama dibanding dengan sholat malam atau puasa
sunnah, karena manfaat ilmu bisa dirasakan oleh orang lain, sedang sholat malam
dan puasa sunnah manfaatnya hanya terbatas pada pribadi. Alasan lain : bahwa ilmu
pemimpin bagi amalan karena dengan ilmu amalan bisa diluruskan, lain halnya
orang yang beramal tanpa ilmu, maka dia akan terus menerus tenggelam dalam
ibadat yang salah, dan otomatis tidak akan diterima oleh Allah swt. ()
Sebenarnya banyak ayat dan hadist yang menyatakan bahwa disana ada
sebagian amal perbuatan yang bermanfaat bagi orang banyak dan pahalanyapun
mengalir sampai hari kiamat walaupun pemiliknya sudah meninggal dunia . Allah
berfirman :
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa
yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala
sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh) ( Qs Yasin
: 12 )
: ( -
)
( ) -
Bahkan Al Mutanabi seorang penyair yang terkenal menyebutkan bahwa
jasa-jasa orang yang sudah meninggal adalah umur keduanya, yang kemudian
dikembangkan oleh Ahmad Syuqi dalam salah satu syiirnya :
Salah satu amalan yang bisa bermanfaat bagi orang banyak, bahkan para
generasi sesudahnya adalah mengajar ilmu baik secara lisan maupun dengan
menyusun sebuah buku. Dalam hal ini para ulama dahulu telah menunjukkan
semangat dan kebolehannya yang kesemuanya itu patut dicontoh oleh para generasi
sesudahnya.
Adalah Al- Khatib Al Baghdadi pernah berkata : Saya mendengar dari Al-
Simsi yang menceritakan bahwa Ibnu Jarir At Tobari selama 40 tahun, menulis
setiap harinya 40 lembar . Bahkan salah seorang murid Ibnu Jarir yang bernama Al
Farghani mengatakan bahwa para murid Ibnu Jarir telah mendata kehidupan beliau
sejak baligh hingga meninggal dunia pada umur 86 tahun. Kemudian mereka
mengumpulkan seluruh karya-karya beliau, dan jika dibandingkan dengan umur
beliau, ternyata didapatkan bahwa beliau menulia setiap harinya 14 lembar. Dan ini
tidak akan mampu dilakukan oleh seseorang kecuali atas inayah Allah swt. Dan jika
dihitung-hitung lembaran karya tulisnya maka didapatkan jumlahnya sekitar 358.000
lembar.
Diriwayatkan juga bahwa Abu Al Wafa bin Uqail Al Hambali adalah
seorang ulama dari madzhab hambali yang sangat ketat di dalam menjaga waktunya,
jika mulut , lidah , dan matanya capai karena banyaknya yang dibaca, dia terdiam
merenung dan merancang apa saja yang perlu ditulis, maka ketika ia duduk atau
berbaring, keculai telah menghasilkan banyak hal-hal yang bisa dicatat dalam buku.
Bahkan beliau memilih-milih makanan yang paling praktis dan cepat dimakan, untuk
kemudian sisa waktunya digunakan untuk membaca dan menulis. Imam Ibnu Uqail
ini seorang ulama yang selalu sibuk dengan ilmu , beliau mempunyai banyak
karangan, dan yang paling besar adalah buku Al Funun yang mencakup berbagai
disiplin keilmuan seperti tafsir, fiqh, ushul fiqh, aqidah , nahwu, adab dan sejarah.
Berkata Imam Ad- Dzahabi pernah menyatakan bahwa : Belum ada buku di dunia
ini yang lebih tebal dari buku Al Funun . Buku ini konon mencapai 800 jilid
menerima dua penghormatan : pertama mendapatkan uang tunai 10.000 dolar pada
masa itu tentunya sangat banyak sekali dan yang kedua : mendapatkan kedudukan
yang terhormat di Laboratorium Radiasi Universitas California.
Berikut ini hasil penelitian tentang waktu-waktu yang dibuang dan diremehkan
oleh banyak orang, padahal kalau dimanfaatkan sebaik mungkin akan menghasilkan
sesuatu yang besar dan luar biasa :
Kita ambil permitsalan salah seorang yang mempunyai umur 70 tahun, jika ia
hanya menyia-nyiakan waktunya 5 menit saja tiap hari, berarti dia selama hidupnya
telah menyia-nyiakan waktunya 3 bulan berturut-turut ( 88 hari ) . Kalau dia menyia-
nyiakan 1 jam tiap harinya, berarti dia telah membuang waktunya selama 3 tahun
berturut-turut. Hal ini nampak lebih jelas dalam daftar di bawah ini :
- 5 Menit = 3 bulan = 0,35 %
- 10 Menit = 6 bulan = 0, 71 %
- 20 menit = 1 tahun = 1,42 %
- 1 jam = 3 tahun = 4, 28 %
- 10 jam = 30 tahun = 42, 85 %
Data ini bisa berlaku bagi para pengganggur, dan sebaliknya juga bisa berlaku bagi
orang yang mau memanfaatkan waktu-waktu tersebut untuk melaksanakan sebuah
program hidup yang ber-orentasi pada hal-hal yang bermanfaat .
Jika orang yang berumur 72 tadi melakukan aktivitas sehari hari, maka bisa dilihat
sebagai berikut :
- Tidur ( 8 jam sehari ) = 23 thn = 32 %
- Kerja ( 6-7 jam /hari) = 21, 5 thn = 21,5 %
- Makan, minum ( 1,5 jam/hari ) = 4,5 tahun = 6,4 %
- Urusan birokrasi ( 0,5 jam/ hari ) = 1,5 tahun = 2,14 %
- Pekerjaan rumah tangga, rihlah, piknik ( 1 jam/hari )=3 tahun = 4,24 %
- Ziarah, silaturahim, kumpul teman ( 0,5 jam/hari) = 1.5 tahun= 2,14 %
- Transportasi dari satu tempat ke tempat lain ( 0,5 jam/hari) = 1.5 tahun= 2,14 %
- Telpun , sms, chating dan lain-lain ( 0,5 jam/hari) = 1.5 tahun= 2,14 %
Jumlah Total = 61 tahun = 87 %
Sisa 9 tahun = 12, 85 % > jika dikurangi masa kecil dan puber, kira-kira sisa
waktu yang kita punyai untuk menyelesaikan program-program yang besar tinggal
berapa ??? ()
bersama, dan lain-lainnya. Mereka tidak tahu bahwa yang penting bukanlah
banyaknya aktivitas, tapi hasil dari aktivitas itu sendiri. Aktivitas, terkadang dapat
membebaskan dari tekanan jiwa , akan tetapi hal itu tidak cukup untuk mencapai
tujuan anda. Maka disini, orientasi pada hasil sangat diperlukan .
Ary Ginanjar dalam bukunya : ESQ, telah membagi orang-orang yang sibuk
menjalankan aktivitasnya menjadi tiga kelompok :
a. Kelompok Pertama adalah kelompok sibuk pengisi waktu
Kelompok ini sibuk melakukan kegiatan sepele yang memboroskan waktu
tetapi tidak penting. Kegiatan ini biasanya tidak memiliki tujuan jangka panjang.
Mereka tidak tahu kemana akan melangkah , dalam pikiran mereka mereka merasa
sudah mencapai tujuan hidup, namun ibarat orang yang berjalan di tempat, mereka
tidak ke mana-mana. Kelompok ini nampaknya selalu sibuk, namun pada hakekatnya
mereka tidak produktif sama sekali.
PENYELENGGARAAN JENAZAH
Tujuan Materi :
A. Sikap Seorang Muslim jika ada Muslim Lain yang Baru Saja Meninggal
Sikap Seorang Muslim jika ada Muslim Lain yang Meninggal adalah:
B. Pemandian Jenazah
Semua jenazah muslim yang wajib dimandikan kecuali muslim yang mati syahid,
yakni yang terbunuh dalam peperangan melawan kaum kafir.
Dalil wajibnya memandikan jenazah ialah hadits Nabi SAW yang berkenaan
dengan sahabat yang meninggal karena jatuh dari ontanya:
Dari Ibnu Abbas Ia berkata: Tatkala seorang laki-laki jatuh dari kendaraannya
lalu ia meninggal, sabda Beliau: Mandikanlah dia dengan air serta daun bidara
(atau dengan sesuatu yang menghilangkan daki seperti sabun). (H.R Bukhari dan
Muslim).
Memandikan mayat hukumnya adalah fardhu kifayah atas musilmin lain yang
masih hidup. Artinya, apabila diantara mereka ada yang mengerjakannya, maka
kewajiban itu sudah terbayar dan gugur bagi muslimin selebihnya. Karena perintah
memandikan mayat itu adalah kepada umumnya kaum muslimin
maka yang lebih berhak ialah keluarga yang terdekat dengan si mayyit, dengan
syarat ia mengetahui kewajiban mandi serta dapat dipercaya. Kalau tidak,
berpindahlah hak itu kepadakeluarga jauh yang berpengetahuan serta amanah
(dipecaya).
Rasulullah SAW bersabda :
Dari Aisyah Rasul bersabda: Barang siapa memandikan mayat dan
dijaganya kepercayaan, tidak dibukakannya kepada orang lain apa-apa yang
dilihat pada mayat itu, maka bersihlah ia dari segala dosanya, seperti
keadaannya sewaktu dilahirkan oleh ibunya. Kata Beliau lagi: Yang
memimpinnya hendaklah keluarga yang terdekat kepada mayat jika ia pandai
memandikan mayat. Jika ia tidak pandai, maka siapa saja yang dipandang
berhak karena waranya atau karena amanahnya. (H.R Ahmad)
d. Cara Memandikan Jenazah
Dalam memandikan jenazah sebaiknya mayat diletakkan di tempat yang
tinggi, seperti ranjang atau balai-balai; di tempat yang sunyi, berarti tidak ada
orang yang masuk ke tempat itu selain orang yang memandikan dan orang yang
menolong mengurus keperluan yang bersangkutan. Pakaian mayat diganti dengan
kain mandi atau basahan, sebaiknya kain sarung supaya auratnya tidak mudah
terlihat.
Mula-mula jenazah didudukkan secara lemah lembut dengan posisi miring ke
belakang, orang yang memandikan meletakkan tangan kanan di bahu jenazah
dengan ibu jarinya pada lekukan tengkuk dan lututnya menahan punggung
jenazah. Lalu perut jenazah diurut dengan tangan kiri untuk mengeluarkan
kotoran yang mungkin keluar. Kemudian jenazah ditelentangkan dan kedua
kemaluannya dibersihkan dengan tangan kiri yang dibalut dengan perca. Setelah
perca pembalut tangan diganti, mulut; gigi dan lubang hidungnya juga
dibersihkan.
Berikutnya, jenazah diwudhukan seperti wudhu orang hidup. Setelah itu
kepalanya, kemudian jenggotnya dibasuh dengan menggunakan sidr, dan
dirapikan dengan sisir, dengan memperhatikan agar rambut yang gugur
dikembalikan. Setelah itu dibasuh bagian kanan kemudian bagian kirinya
badannya, lalu tubuhnya dibaringkan ke kiri dan dibasuh bagian belakang sebelah
kanan. Kemudian dibaringkan ke sebelah kanan dan dibasuh pula bagian
belakang badannya yang sebelah kiri. Untuk semua ini digunakan air bercampur
sidr, setelah itu air bercampur sidr tadi dihilangkan dengan menyiraminya secara
merata dengan air bersih. Kemudian sekali lagi disiram dengan air bercampur
sedikit kapur.
Dengan melakukan rangkaian ini, berarti telah selesai satu kali mandi, namun
masih disunnahkan melakukannya sampai tiga kali. Nabi Muhammad bersabda
kepada para wanita yang memandikan putrinya Ummi Kulsum:
Kamu mandikanlah ia tiga kali, lima kali atau lebih jika kamu pandang hal
itu perlu, dengan air dan sidr; dan taruhlah kapur atau sedikit kapur pada yang
terakhir. Mulailah dengan bagian sebelah kanan dan tempat-tempat
wudhunya. (H.R Bukhari)
Apabila ternyata setelah selesai dimandikan masih ada najis yang keluar,
maka najis itu wajib dibersihkan.
Niat dalam pemandian jenazah :
a. Dewasa Laki-laki
b. Dewasa Perempuan
c. Anak Laki-laki
d. Anak Perempuan
C. Mengafani Jenazah
1. Kain kafan harus dalam keadaan baik,tetapi tidak boleh berlebihan. Tidak
dari jenis yang mewah dan mahal harganya
2. Kain kafan hendaknya bersih dan kering serta diberi minyak wangi.
3. Laki-laki dikafani dengan tiga lapis kain kafan, sedangkan perempuan
dengan lima lapis.
4. Orang yang meninggal dalam ihram,baik ihram haji maupun umrah,tidak
boleh diberi wangi-wangian dan tutup kepala.
D. Menyhalati Jenazah
3. Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain,yaitu harus : suci dari
hadas dan najis,suci badan tempat dan pakaian,menutup auratnya,dan
menghadap kiblat.
Shalat jenazah tidak dengan ruku dan sujud,tidak dengan adzan dan iqamat.
Caranya sebagai berikut.
-Laki-laki Dewasa
-Wanita Dewasa
-Anak Laki-laki
-Anak Perempuan
-Mayit Gaib
2. Setelah membaca niat, talu takbiratul ikhram (mengucapkan Allaahu
Akbar),lalu meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri pada perut
3. Selesai takbir yang kedua, lalu membaca salawat atas Nabi Muhammad
saw.
4. Setelah takbir yang ketiga, lalu membaca doa setidak-tidaknya sebagai
berikut.
()()
Supaya lebih sempurna bacalah doa sebagai berikut.
) () ( (
Keterangan :
5. Setelah selesai takbir keempat, lalu membaca doa sebagai berikut.
Akan lebih sempurna dan lebih lengkap dengan membaca doa:
6. Kemudian memberi salam.
E. Menguburkan Jenazah
Artinya : Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah.(H.R.at-Tirmidzi)
Sumber :
DAFTAR PUSTAKA