Anda di halaman 1dari 67

Lembaga Asistensi MODUL

Pusat
Universitas riau
Sekretariat: Masjid Arfaunnas Universitas Riau Kampus Panam
Jl. H.R Subrantas KM 12,5 Penkanbaru 28293
ASISTENS
I

MODUL ASISTENSI
LEMBAGA ASISTENSI PUSAT UR
(LATSAT UR)

NAMA PJAF :
CP :

Bidang Research and Development


(RnDD LATSAT UR)
Email: latsatur@gmail.com
FB: Latsat (Lembaga Asistensi Pusat
Universitas Riau)
Blog: Latsatur.blogspot.com

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


BERLAKU 2015-2020

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


MATERI 1
NIAT DAN IKHLAS

Tujuan Materi

 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang tujuan kuliah (asistensi)


hanya untuk mendapat ridho Allah.
 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang tujuan amal, karena Allah
memberikan kemenangan yang besar.
 Senantiasa berniat karena Allah dalam setap melakukan aktivitas.

Rincian Materi

A. PENGERTIAN NIAT
Secara bahasa ikhlas berasal dari kata khalasa yang berarti bersih/murni.
Sedangkan niat berarti al qashdu artinya maksud atau tujuan. Niat merupakan amal
hati secara murni, bukan amal lidah. Niat bukan sekedar sesuatu yang melintas di
dalam hati lalu hilang seketika itu juga, yang berarti tidak ada keteguhan. Al
khaththaby mendefenisikan niat adalah tujuan yang terdetik di dalam hatimu dan
menuntut darimu. Al Baidhawi juga mendefenisikan niat adalah dorongan hati yang
dilihatnya sesuai dengan suatu tujuan, berupa mendatangkan manfaat atau
mengenyahkan mudharat dari sisi keadaan maupun harta.

Keberadaan niat harus disertai pembebasan dari segala keburukan, nafsu dan
keduniaan, harus ikhlas karena Allah, dalam setiap amal-amal akhirat, agar amal itu
diterima di sisi Allah. Sebab setiap amal sholih mempunyai dua sendi, yang tidak
akan diterima di sisi Allah kecuali dengan keduanya, yaitu:

1. Niat yang ikhlas dan benar


2. Sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah.

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


 Pentingnya Niat yang Ikhlas (Ikhlasunniyah)
Ikhlas merupakan ruhnya amal, maka tanpa ikhlas, sebagus dan sebesar apapun
amal tidak akan ada artinya disisi Allah SWT.

“Allah Azza wa Jalla tidak menerima amal kecuali apabila dilaksanakan dengan
ikhlas dalam mencari keridho’annya semata”. (H.R. Abu Daud dan Nasa’i).

 Syarat diterimanya amal atau perbuatan:


a. Bersungguh-sungguh
b. Ikhlas dalam berniat
c. Sesuai dengan syariat Islam (Al-Qur’an dan Sunnah)
 Penentu nilai/kualitas suatu amal.
“Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niat, dan
bahwasanya bagi tiap-tiap orang apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa
hijrah menuju Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan
Rasul-Nya. Barangsiapa berhijrah kepada dunia (harta atau kemegahan dunia)
atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu ke arah
yang ditujunya”. (H.R. Bukhori dan Muslim). Mendatangkan pahala dan
berkah dari Allah (QS 2 : 262; QS 4 : 145-146).

B. DALIL-DALIL AL-QURAN DAN HADIST


“Di antara kalian ada yang mengehendaki dunia dan di antara kalian ada orang
yang mengehendaki akhirat”. (QS Ali-Imran : 152)
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya
kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna
dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak
memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah
mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”. (Hud:15-
16) Dan firman Allah yang lain dalam QS 2:262; 4:145; 4:145-146; Al Isra‘:18-19;
Asy Syra:20)
“Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niat, dan bahwasanya
bagi tiap-tiap orang apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa hijrah menuju Allah dan
RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor
RasulNya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya. Barangsiapa berhijrah
kepada dunia (harta atau kemegahan dunia) atau karena seorang wanita yang akan
dinikahinya, maka hijrahnya itu kea rah yang ditujunya”. (H.R. Bukhori dan
Muslim)
“Ada satu pasukan perang yang hendak menyerbu Ka’bah. Tatkala mereka
berada di suatu padang sahara, maka barisan yang pertama dan terakhir dibuat buta.”
Aisyah berkata, “Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin barisan
yang pertama dan yang terakhir dibuat buta, padahal di antara mereka ada orang-
orang awam yang lemah dan juga bukan termasuk golongan mereka?” Beliau
menjawab, “Barisan pertama dan yang terakhir dibuat buta, kemudian mereka
dibangkitkan menurut niatnya”. (H.R. Bukhori, Muslim, dll).

C. BEBERAPA UNSUR PEMBENTUK KEIKHLASAN


1. Orang yang mukhlis harus memperhatikan pandangan Khaliq bukan pandangan
makhluk.
2. Apa yang lahir pada diri orang yang mukhlis harus sinkron dengan batinnya,
yang tampak dengan yang tersembunyi.
3. Menganggap sama antara pujian dan celaan manusia.
4. Tidak boleh memandang ikhlasnya sehingga ia takjub kepada diri sendiri,
sehingga ketakjubannya itu merusak dirinya.
5. Melupakan tuntutan pahala amal di akhirat. Sebab orang yang mukhlis tidak
merasa aman terhadap amalnya, yang bisa saja dicampuri bagian untuk dirinya.
Menurut pandangan orang mukhlis, amal yang dikerjakannya itu tidak layak
dimintai suatu balasan dan ia melihat pahala sebagai suatu kebaikan Allah
terhadap dirinya.
6. Takut penyusupan riya dan hawa nafsu ke dalam jiwa, sementara dia tidak
menyadarinya.
Seringkali kita menginginkan sesuatu dari ibadah yang kita lakukan. Muncul
pertanyaan, bagaimana hukumnya apabila seorang hamba menghendaki sesuatu

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


yang lain dengan ibadahnya? Maka dalam hal ini perlu diperinci menurut
pembagian berikut ini :

 Bagian pertama, ia ingin mendekatkan diri kepada selain Allah dalam


ibadah ini dan untuk mendapatkan pujian makhluk (riya’). Maka ini
menggugurkan amal ibadah dan ia termasuk syirik.
 Bagian kedua, ia bertujuan untuk sampai kepada tujuan duniawi semata
seperti menjadi pemimpin, kedudukan dan harta, tanpa bertujuan
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Maka amal ini gugur, tidak bisa
mendekatkannya kepada Allah (QS. Hud : 15-16)
 Bagian ketiga, ia bertujuan mendekatkan diri kepada Allah dan harta
benda duniawi yang diperoleh dengannya. Seperti bertujuan bersama niat
ibadah kepada Allah dengan bersuci adalah untuk mengaktifkan tubuh dan
menghilangkan kotorannya. Dan dengan ibadah haji untuk menyaksikan
masya’ir dan para jemaah haji. Ini mengurangi pahala ikhlas. Namun jika
yang dominan adalah niat beribadah, maka sungguh ia kehilangan pahala
yang sempurna, akan tetapi hal itu tidak menyebabkan ia berdosa. (QS.
Al-Baqarah : 198). Dan jika niat yang dominan adalah bukan karena Allah
maka tidak ada pahala untuknya di akhirat nanti. Pahalanya hanyalah apa
yang ia dapatkan di dunia. Timbul kekhawatiran bahwa ia berdosa dengan
hal itu, karena ia menjadikan ibadah yang merupakan tujuan tertinggi
menjadi sarana untuk mendapatkan dunia yang hina. (QS. At-Taubah : 58)

D. CARA MENUMBUHKAN NIAT IKHLAS


1. Mengetahui arti keikhlasan dan urgensinya
dalam beramal.
2. Menambah pengetahuan tentang Allah dan hari
kiamat.
3. Memperbanyak membaca/berinteraksi dengan
Al-Qur’an, karena Al-Qur’an adalah penyembuh dari segala penyakit dalam
dada (QS. 10:57) termasuk riya, ujub dan sum’ah.

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


4. Memperbanyak amal-amal rahasia, sehingga
kita terbiasa untuk beramal karena Allah tanpa diketahui orang lain.
5. Menghindari/mengurangi saling memuji.
6. Berdo’a, dengan tujuan agar selalu diberi
keikhlasan dan dijauhi dari syirik.

E. TELADAN SEJARAH
1. Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata :
“Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya orang yang
pertama-tama diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid. Dia
didatangkan ke pengadilan, diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmatnya. Maka
dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apa yang engkau perbuat dengan
nikmat-nikmat itu?” Dia menjawab, “aku berperang karena Engkau hingga aku
mati syahid”. Allah berfirman, “engkau dusta”.
Tetapi engkau berperang supaya dikatakan, “dia adalah orang yang gagah
berani”. Dan memang begitulah yang dikatakan tentang dirimu. Kemudian
diperintahkan agar dia diseret dengan muka tertelungkup lalu dilemparkan ke
dalam neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah seseorang yang mempelajari
ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al-Qur‘an. Dia didatangkan ke
pengadilan, lalu diperlihatkan kepadanya, nikmat-nikmatnya. Maka ia pun
mengakuinya. Allah bertanya, apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat
itu? Dia menjawab, aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta aku
membaca Al-Qur‘an karena Mu. Allah berfirman, engkau dusta. Tetapi engkau
mempelajari ilmu agar dikatakan, dia adalah orang yang berilmu, dan engkau
membaca Al-Qur‘an agar dikatakan, dia adalah Qori‘. Dan memang begitulah
yang dikatakan tentang dirimu. Kemudian diperintahkan agar dia diseret dengan
muka tertelungkup hingga dilemparkan ke neraka. Berikutnya (yang diadili)
adalah orang yang diberi kelapangan oleh Allah dan juga diberi-Nya berbagai
macam harta. Lalu ia didatangkan ke pengadilan dan diperlihatkan kepadanya
nikmat-nikmatnya. Maka ia pun mengakuinya. Allah bertanya, apa yang engkau
perbuat dengan nikmat-nikmat itu? Dia menjawab, aku tidak meninggalkan satu

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


jalan pun yang Engkau suka agar dinafkahkan harta, melainkan aku pun
menafkahkannya karena Mu. Allah berfirman, engkau berdusta. Tetapi engkau
melakukan hal itu agar dikatakan, dia seorang pemurah. Dan memang begitulah
yang dikatakan tentang dirimu. Kemudian diperintahkan agar dia diseret dengan
muka tertelungkup hingga dilemparkan ke neraka”. (H.R. Muslim, An Nasa’i,
At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
2. Ada seorang laki-laki berkata, malam ini aku benar-benar akan mengeluarkan
shadaqah. Lalu ia keluar sambil membawa shadaqahnya, lalu memberikannya
kepada seorang pencuri. Orang-orang pun membicarakan hal ini, “Malam ini
engkau telah memberikan shadaqah kepada seorang pencuri”. Maka orang itu
berkata, “Ya Allah, bagimu segala puji atas pencuri itu. Aku benar-benar akan
mengeluarkan shadaqah lagi.” Maka dia pun keluar sambil membawa
shadaqahnya, lalu memberikannya kepada seorang wanita pezina. Mereka pun
membicarakannya, “Malam ini engkau telah memberikan shadaqah kepada
seorang wanita pezina’. Maka orang itu berkata, “Ya Allah, bagimu segala puji
atas pezina itu. Aku benar-benar akan mengeluarkan shadaqah lagi. “Maka dia
pun keluar sambil membawa shadaqahnya, lalu memberikannya kepada orang
yang kaya. Mereka pun membicarakannya, “Malam ini engkau telah
memberikan shadaqah kepada orang yang kaya. “Maka orang itu berkata, “Ya
Allah, bagimu segala puji atas pencuri, pezina dan orang yang kaya itu”. Lalu ia
bermimpi, dan ada yang berkata kepadanya dalam mimpinya itu, “Tentang
shadaqah yang ia berikan kepada pencuri, semoga saja ia bisa menghentikan
kebiasaannya mencuri. Tentang wanita pezina, semoga saja dia menghentikan
kebiasaannya berzina. Tentang orang yang kaya, semoga saja dia bisa
mengambil pelajaran, lalu dia mau menafkahkan dari sebagian yang diberikan
Allah kepadanya.” (H.R. Bukhori, Muslim dan An Nasa’i).

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


MATERI 2

MAKNA SYAHADATAIN

Tujuan Materi

 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang makna Syahadat


 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang hukum dan rukun syahadat
 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang aplikasi makna syahadat
 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang pembatal atau penggugur
syahadat

Rincian Materi

1. MAKNA SYAHADAT
Syahadat artinya adalah persaksian. Dalam hal ini, persaksian barulah
dianggap sebagai sebuah persaksian ketika telah mencakup tiga hal :

 Mengilmui dan meyakini kebenaran yang dipersaksikan.


 Mengucapkan dengan lisannya.
 Menyampaikan persaksian tersebut kepada yang lain (Mutiara Faedah
Kitab Tauhid, Ustadz Abu Isa).

Persaksian tidaklah cukup di lisan saja, sebagaimana yang dilakukan


oleh orang-orang munafik yang diancam oleh Allah dengan adzab neraka.
Orang-orang munafik mengucapkan dua kalimat syahadat dengan lisan, namun
hati mereka tidak membenarkannya. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya):
“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: “Kami
bersaksi bahwasanya engkau benar-benar Rasul Allah”. Dan Allah mengetahui

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


bahwa sesungguhnya engkau benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui
bahwasanya orang-orang munafik itu benar-benar pendusta.” (QS. Al
Munafiquun: 1)

Begitu juga sebaliknya, syahadat ini tidak cukup diyakini dalam hati
tanpa diucapkan. Paman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (Abu Thalib)
adalah orang yang dengan segenap kekuatan, harta benda dan jabatannya telah
membantu dakwah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kenapa dia rela
melakukan hal demikian? Suatu ketika dia pernah mengakui bahwa sebenarnya
ajaran agama yang paling benar adalah agama yang dibawa keponakannya.
Namun sayang seribu sayang, sampai nyawanya sudah di tenggorokan dia tidak
mau mengucapkan dua kalimat syahadat. Akhirnya dia pun mati dalam keadaan
kafir. Kita mohon perlindungan kepada Allah dari keadaan seperti itu.

2. I’RAB (URAIAN GRAMATIKA) ATAS LAPAZD SYAHADAT.

Makna Laa ilaaha ilallah [ ُ‫هَ إِالَّ هللا‬O َ‫ ] آلإِل‬yang benar adalah tidak ada
sesembahan  yang benar dan berhak disembah kecuali Allah semata. Pada
kalimat Laa ilaaha ilallah terdapat empat kata yaitu:

a. Kata Laa ( ُ‫ ) آل‬berarti menafikan, yakni meniadakan semua jenis


sesembahan yang benar kecuali Allah.
b. Kata ilah ( َ‫ إِلَه‬ ) berarti sesuatu yang disembah
c. Kata illa ( َ َّ‫) إِال‬   berarti pengecualian
d. Kata Allah (‫ ) هللا‬berarti ilah/sesembahan yang benar.

Dengan demikian makna [ ُ‫ ] آلإِلَهَ إِالَّ هللا‬adalah menafikan segala sesembahan selain
Allah dan hanya menetapkan Allah saja sebagai sesembahan yang benar.

Dalil tentang masalah ini adalah firman Allah Ta’ala :

..............‫ق َوأَ َّن َمايَ ْد ُعونَ ِمن دُونِ ِه ه َُو ْالبَا ِط ُل َوأَ َّن‬
ُّ ‫َذلِكَ بِأ َ َّن هللاَ هُ َو ْال َح‬

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


“Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah,
Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru
selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang
Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al Hajj:62)

Laa ilaaha illallÄ h memiliki 2 rukun yaitu an nafyu (peniadaan) dan al


itsbat (penetapan). An nafyu ditunjukkan pada kalimat ’Laa ilaaha’, yang
artinya meniadakan semua peribadahan kepada selain Allah. Sedangkan Al
itsbat ditunjukkan pada kalimat ’illallāh’, yang artinya menetapkan bahwa
hanya Allah saja yang berhak diibadahi, tidak ada sekutu bagiNya.

Maka, makna Laa ilaaha illallāh adalah laa ma’buda bi haqqin


illallāh, yang artinya tidak ada sesembahan yang benar dan berhak diibadahi
kecuali Allah semata. Sebagaimana firman Allah (yang artinya), ”Yang
demikian itu karena Allah adalah sesembahan yang Haq (benar), adapun
segala sesuatu yang mereka sembah selain-Nya adalah sesembahan yang
bathil.” (QS. Luqman : 30).

Makna ”ilah” adalah sesembahan yang ditaati dan yang dipuja dalam
hati dengan cinta, pengagungan, dan ketundukan. Sehingga, tidak ada ilah yang
benar dan berhak diibadahi kecuali Allah semata. (Tadzhib Tas-hil ’Aqidah
Islamiyyah, hal 32-33 dengan tambahan).

Pemaknaan Laa ilaaha illallāh dengan laa ma’buda illallāh (Tidak


ada tuhan/sesembahan selain Allah), adalah pemaknaan yang keliru, karena
realitanya ada banyak sesembahan yang disembah manusia selain Allah.
Kalimat ini juga bisa bermakna, semua yang disembah manusia berupa pohon,
berhala, orang shalih, dan yang lainnya adalah Allah. Pemaknaan seperti ini
adalah kesalahan yang sangat fatal dan bukanlah pemaknaan yang dimaksudkan
dari sisi bahasa Arab.

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


Untuk dapat bersaksi tentang keberadaan Nabi Muhammad (syahadat
rasul) tidak harus melihatnya langsung.  Bukankah Allah sang Maha Benar telah
mengatakannya dalam QS Al Fath 29?

“Muhammad itu adalah utusan Allah …” surat Al Fath 29

Maksud “aku bersaksi” dalam syahadat rasul di atas, adalah sebuah pengakuan
keyakinan berkualitas tinggi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

3. HUKUM SYAHADAT .
a. Kalimat syahadat wajib di ucapkan minimal satu kali seumur hidup
walaupun sebenarnya di perintah untuk memperbanyaknya .
b. Kalimat syahadat wajib di yakini kebenarannya ,hakekatnya dan di amalkan
isi kandungan dan segala konsekwensinya (Az-Zuhruf :86).
c. Kalimat syahadat harus di yakini dengan ikhlas dan tulus hanya untuk Alloh
swt tanpa ada kesyirikan di dalamnya atau cacat.

4. RUKUN SYAHADAT.
Ada dua jenis rukun syahadat :

a. Rukun syahadat yang bersifat lapdzi yaitu dua bagian yang terkandung pada
dua bagian makna lapadz syahadat.
 Lapadz (Laa Illaha ),Tiada yang di taati,di sembah,di patuhi selain
Alloh swt.
 Lapadz ( Laaillaha) kecuali Alloh.
b. Dua hukum yang bersifat maknawi yaitu dua bagian yang terkandung pada
dalam makna syahadat.
 penetapan ketuhanan dan membatasinya sebagai tuhan yang haq.
 Penapian ketuhanan semua tuhan yang bathil selain Allah Swt.

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


5. APLIKASI MAKNA SYAHADAT.
Ketahuilah, jika seseorang telah bersaksi dengan dua kalimat syahadat,
ada hak dan kewajiban yang harus ia lakukan. Diantara hak yang didapatkannya
adalah haramnya darah dan hartanya. Maksudnya, seseorang yang telah bersaksi
dengan dua kalimat syahadat tidak boleh untuk diperangi, ditumpahkan
darahnya, dan dirampas hartanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia, sampai mereka mau
bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali
Allah, dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, dan mendirikan
sholat, serta menunaikan zakat. Apabila mereka telah melakukan hal tersebut,
mereka telah menjaga darah dan harta mereka dariku, kecuali dengan hak
islam. Adapun hisab mereka adalah urusan Allah Ta’ala” (HR. Bukhori dan
Muslim)

Adapun kewajiban yang harus dilakukan adalah :


 Kewajiban setelah bersaksi Asyahadu alla ilaaha illallah
Konsekuensi orang yang bersaksi Asyahadu alla ilaaha illallah adalah wajib
meninggalkan segala bentuk peribadahan dan ketergantungan hati kepada
selain Allah. Seluruh ibadah haruslah ia lakukan ikhlas kepada Allah semata.
Dan juga, ia wajib mencintai orang yang bertauhid (menyembah Allah
semata) dan membenci orang yang berbuat syirik (menyekutukan Allah).
 Kewajiban setelah bersaksi Asyahadu anna Muhammadar Rasulullah
Orang yang telah bersaksi Asyahadu anna Muhammadar Rasulullah maka
konsekuensinya ia wajib membenarkan segala yang dikabarkan oleh
Rasulullah tanpa meragukannya, melakukan apa yang Beliau perintahkan,
menjauhi apa yang beliau larang, mendahulukan dan menghormati sabda
beliau di atas perkataan selainnya, beribadah kepada Allah sesuai
tuntunannya, tidak menambah-nambah ajarannya, serta melahirkan sikap
cinta terhadap orang yang taat dengan sunnah beliau dan benci terhadap
orang yang mengingkari sunnah beliau. Dan termasuk pula meyakini beliau
sebagai penutup para Nabi dan Rasul, tidak ada lagi nabi setelah beliau.

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


Keduanya Harus Beriringan
Belumlah sah keislaman seseorang jika ia hanya bersaksi dengan
salah satu dari dua kalimat syahadat saja. Didalam banyak ayat di dalam Al
Qur’an Allah menggandengkan ketaatan kepada diri-Nya dengan ketaatan
kepada Rasul-Nya. Diantaranya, Allah berfirman (yang artinya):
“Katakanlah: ‘Taatilah Allah dan Rasul-Nya’.” (QS. Ali Imran: 32). Juga
didalam banyak hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menggandengkan ketaatan kepada Allah dengan ketaatan kepada Rasul-Nya
yang menunjukkan bahwa dua kalimat syahadat haruslah digandengkan.
Dari sini, para Ulama’ menarik kesimpulan bahwasanya tidaklah sah
amal ibadah seseorang kecuali memenuhi dua syarat, yaitu: Ikhlas dan
Ittiba’. Ikhlas adalah konsekuensi dari syahadat Asyahadu alla ilaaha
illallah. Maksudnya amal ibadah seseorang tidak akan diterima jika ia
tujukan kepada selain Allah, atau jika ia campuri ibadah kepada Allah
dengan ibadah kepada selain Allah.
Amal ibadah seseorang akan diterima jika hanya kepada Allah
semata. Adapun Ittiba’ adalah konsekuensi dari syahadat Asyahadu anna
Muhammadar Rasulullah. Maksudnya amal ibadah seseorang juga tidak
akan diterima oleh Allah jika ia beramal ibadah dengan suatu cara yang tidak
dicontohkan dan diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Amal ibadah tersebut akan diterima Allah jika mencocoki ajaran
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jadi, keislaman seseorang akan
sempurna dan amal ibadah seseorang akan diterima jika telah mengumpulkan
kedua hal tersebut.

6. PEMBATAL ATAU PENGGUGUR SYAHADAT


Dua kalimat syahadat yang telah dipersaksikan oleh seseorang bisa saja
batal jika ia melakukan amalan-amalan yang bisa membatalkannya. Amal-
amalan tersebut bisa berupa perkataan, perbuatan, keyakinan, atasu keraguan.
Banyak amalan yang bisa membatalkan dua kalimat syhadat sehingga perlu

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


diketahui dan diwaspadai. Berikut beberapa macam tentang pembatal-pembatal
syahadat.
a. Nawakidh artinya : yang merusak dan membatalkan makna syahadat
dimana mengucapkan, menyakini dan mengamalkannya secara otomatis ia
menjadi muslim,juga sebaliknya apabila ia melakukan salah satu pembatalan
syahadat maka ia secara otomatis pula menjadi murtad (Ridhoh).
b. Jahil (tidak tau akan makna syahadat) ( At-taubat:97)
c. Keraguan akan sebagian atau seluruh mak‘na Syahadat
d. Syirik yaitu :, Menyekutukan Alloh swt didalam menetapkan hak Uluhiyah,
Ubudiyyah dan ketaatan dari selain Allah swt. (An-Nisa :48),(Al-
Bayyinah:69),(Az-Zuhruf :26-28),(Az-Zumar:65).
e. Khadab (kedustaan terhadap aqidah ) Nipak, yaitu menampakan iman
menyembunyikan kekapiran dirinya .
‗‘ mereka mengucapkan dengan lidahnya yang tidak ada dalam hatinya . (Al-
Fath :11).

f. Membenci terhadap syahadat dengan segala konsekwensinya memusuhi


Alloh dan Rosulnya juga orang-orang yang menyakini kebenaran al-islam.
g. Meninggalkan terhadap kebenarannya makna dan lapadz Syahadat dia
menyakini dan memahami tetapi meninggalkan segala kewajibannya baik
secara umum maupun parsial sekalipun ia mengklem bahwa dirinya
memahami dan menyakini namun membangkang tuntutannya . (An-
Nahl:83).
h. Menolak baik secara lapadz ataupun maknanya sedangkan ia menyakini
kebenaranya sebagaimana kaum bangsa arab dahulu, ( Al-Asshopat :36),
(An-Naml :14).

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


MATERI 3
THAHARAH (BERSUCI)

Tujuan Materi

 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang pengertian Thaharah


 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang macam-macam Thaharah
 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang pengertian najis
 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang tata cara mensucikan najis
 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang tayyamum

A. NAJIS DAN TATACARA THAHARAH


1. Pengertian Thaharah
Taharah menurut bahasa, artinya bersih atau bersuci, sedangkan menurut
istilah, taharah adalah menyucikan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan
najis dengan cara yang telah ditetapkan oleh syariat Islam. Islam sangat
menganjurkan kepada umatnya agar selalu dalam keadaan bersih dan suci. Orang-
orang yang sanggup menjaga kesuciannya sangat dicintai Allah.
2. Macam-MacamTaharah
Taharah dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Taharah dari najis, yang berlaku
untuk badan, pakaian, dan tempat. Cara menyucikannya dengan air yang
suci dan menyucikan, yang biasa disebut air mutlak.
b. Taharah dari hadas, yang berlaku
untuk badan, seperti mandi, wudu, dan tayamum.
3. Pengertian Najis
Menurut bahasa, najis artinya kotor. Menurut istilah, najis adalah segala
sesuatu yang dianggap kotor menurut syara‘ (Hukum Islam). Suatu benda atau
barang yang terkena najis disebut mutanajjis.
4. Pembagian Najis dan Macam-Macam Najis
berdasarkan Pembagiannya

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


Dalam ilmu fikih, najis dibagi menjadi empat, yaitu:
a. Najis berat atau najis
mugallazhah, yaitu najis yang harus dicuci sampai tujuh kali dengan air
mutlak dan salah satunya menggunakan debu yang suci atau air yang
dicampur dengan tanah. Contohnya air liur anjing.
b. Najis sedang atau najis
mutawassithah, yaitu najis yang dicuci dengan cara menggunakan air
mutlak sampai hilang bau dan warnanya.
c. Najis mutawassithah dibagi
menjadi:
• Najis ‘ainiyah, yaitu najis yang masih terlihat zatnya, warnanya,
rasanya, maupun baunya. Cara menyucikannya dengan
menghilangkan zat, warna, rasa dan baunya.
• Najis hukmiyah, yaitu najis yang kita yakini adanya tetapi tidak nyata
zatnya, baunya, rasanya, dan warnanya, seperti air kencing yang
sudah mengering.

d. Najis ringan atau najis mukhaffafah,


yaitu najis yang dapat disucikan dengan memercikkan atau menyiram air di
tempat yang terkena najis. Contohnya: air kencing bayi yang belum makan
apa-apa kecuali air susu ibu.

Najis yang dimaafkan atau najis ma’fu, yaitu najis yang dapat disucikan cukup
dengan air, jika najisnya kelihatan. Apabila tidak kelihatan tidak dicuci juga
tidak apa-apa, karena termasuk najis yang telah dimaafkan. Misalnya najis
bangkai hewan yang tidak mengalir darahnya, darah atau nanah yang sedikit,
debu dan air di lorong-lorong yang memercik sedikit yang sukar
menghindarkannya

5. Tatacara menyucikan Najis


Ada bebrapa cara yang perlu diperhatikan dalam hal bersuci dari najis,
yaitu sebagai berikut:
a. Barang yang kena najis

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


mughalazhah seperti jilatan anjing atau babi, wajib dibasuh 7 kali dan
salah satu diantaranya dengan air yang bercampur tanah
b. Barang yang terkena najis
mukhaffafah, cukup diperciki air pada tempat najis tersebut.
c. Barang yang terkena najis
mutawassithah dapat disucikan dengan cara dibasuh sekali, asal sifat-
sifat najisnya (warna, baud an rasa) itu hilang. Adapun dengan cara
tiga kali cucian atau siraman lebih baik.
d. Barang yang terkena najis
mutawassithah dapat disucikan dengan cara dibasuh sekali, asal sifat-sifat
najisnya (warna, baud an rasa) itu hilang. Adapun dengan cara tiga kali
cucian atau siraman lebih baik. Jika najis hukmiah cara menghilangkannya
cukup dengan mengalirkan air saja pada najis tadi.

B. HADAS KECIL DAN TATACARA THAHARAHNYA


1. Pengertian Hadas
Secara bahasa, hadas berarti kejadian atau peristiwa. Sedangkan
menurutistilah sayr‗i hadas berarti kejadian-kejadian tertentu pada diri
seseorang yang menghalangi sahnya ibadah yang dilakukannya. Orang yang
berhadas dan mengerjakan salat, maka salatnya tidak sah.

Rasulullah saw. bersabda: Artinya: “Allah tidak akan menerima salat


seseorang dari kamu jika berhadas, sehingga berwudu.” (HR. al Bukhari
dan Muslim).

2. Macam-macam Hadas
Hadas dibagi menjadi dua yaitu hadas kecil dan hadas besar.
a. Hadas kecil: hadas yang cara
menghilangkannya dengan bewudu atau tayamum
b. Hadas besar: hadas yang cara
menghilangkannya dengan mandi wajib atau janabah.
3. Hal-hal yang termasuk hadas kecil
Hal-hal yang termasuk hadas kecil antara lain:
RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor
a. Sesuatu yang keluar dari qubul atau
dubur, meskipun hanya angin,
b. Bersentuhan langsung antara kulit
laki-laki dengan perempuan yang sudah balig dan bukan muhrimnya.
c. Menyentuh kemaluan dengan telapak
tangan,
d. Tidur dalam keadaan tidak tetap,
e. Hilang akalnya, seperti mabuk, gila,
atau pingsan walaupun hanya sesaat
4. Tayyamum
a. Syarat dan Rukun Tayamum
Dibolehkannya tayamum dengan syarat:
1. Tidak ada air dan telah berusaha mencarinya, tetapi tidak bertemu.
2. Berhalangan menggunakan air, misalnya karena sakit yang apabila
menggunakan air akan kambuh sakitnya.
3. Telah masuk waktu shalat.
4. Dengan debu yang suci.
b. Rukun atau Fardhu Tayamum
1. Niat
2. Mengusap muka dengan debu tanah
3. Mengusap dua belah tangan hingga siku-
siku dengan debu tanah
4. Memindahkan debu kepada anggota yang
diusap
5. Tertib
c. Tata cara Tayamum
1. Meletakkan kedua tangan diatas debu yang
bersih dan suci.
2. Mengusap muka dengan debu tanah,
dengan dua kali usapan sambil mengucapkan niat. Niat (untuk
diperbolehkan mengerjakan shalat)
Lafadz niat:
RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor
َّ ‫ْت التَّيَ ُّم َم اِل ِ ْستِبَا َح ِة ال‬
‫صالَ ِة فَرْ ضً ِهللِ تَ َعا َل‬ ُ ‫نَ َوي‬

Nawaitut-tayammuma li istibaahatish-shalaati fardhal lillahi ta’ala


Artinya: aku niat bertayamum untuk dapat mengerjakan shalat fardhu
karena Allah
3. Meletakkan dua belah tangan diatas debu
yang berbeda untuk diusapkan ke dua belah tangan sampai siku-siku.
5. Wudhu
a. Syarat dan Rukun Wudhu
1. Syarat wudhu
Dibawah ini syarat wudhu
a. Islam
b. Tamyiz, yakni dapat membedakan baik buruknya sesuatu
c. Tidak berhadas besar
d. Dengan air suci dan mensucikan
e. Tidak ada sesuatu yang menghalangi air sampai ke anggota
wudhu,misalnya getah, cat, minyak dan sebagainya.
f. Mengetahui mana yang wajib (fardhu) dan yang sunnah
2. Rukun (Fardhu) wudhu:
a. Niat: ketika membasuh muka
b. Membasuh seluruh muka
(mulai dari tumbuhnya rambut kepala hingga bawah dagu,
dan telinga kanan hingga telinga kiri)
c. Membasuh kedua tangan
hingga siku
d. Membasuh sebagian rambut
kepala
e. Membasuh kedua belah kaki
sampai mata kaki
f. Tertib (berturut-turut), artinya
mendahulukan mana yang harus dahulu, dan mengakhirkan
mana yang harus di akhirkan.

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


b. Tatacara wudhu
Sebelum berwudhu kita harus membersihkan dahulu najis-najis yang
ada dibadan, kalau memang ada najis. Cara mengerjakan wudhu:
1. Membaca ― ‫يم‬
ِ ‫س ِم هللاِ ال َّر ْحم ِن ال َّر ِح‬
ْ ‫ ِب‬, sampai mencuci kedua belah
tangan sampai pergelangan tangan dengan bersih.
2. Selesai membersihkan tangan terus berkumur-kumur tiga kali,
sambilmembersihkan gigi.
3. Selesai berkumur terus menyela-nyela lubang hidung tida
kali.
4. Membasuh seluruh muka (mulai dari tumbuhnya rambut
kepala hinggabawah dagu, dan telinga kanan hingga telinga
kiri). Sambil niat wudhu sebagai berikut:

Nawaitul wudhuu’a li raf’il-hadatsil-ashghari fardhal


lillahi ta’alaa
Artinya: aku berwudhu untuk menghilangkan hadas kecil.
Fardhu karena Allah.
5. Membasuh kedua belah tangan hingga siku-siku sampai tiga
kali
6. Mengusap sebagian rambut kepala sampai tiga kali
7. Mengusap kedua belah telinga hingga tiga kali
8. Membasuh kedua belah kaki sampai mata kaki hingga tiga kali.
9. Dalam mengerjakan rukun wudhu wajib dikerjakan dengan
berturut-turut (tertib)
Setelah melaksanakan wudhu dilanjutkan membaca do’a setelah wudhu
Lafadz niat setelah berwudu:

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


Artinya:
"Aku bersaksi, tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa,
tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku mengaku bahwa Nabi
Muhammad itu adalah hamba dan Utusan Allah. Ya Allah,
jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bertaubat dan
jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bersuci"

C. HADAS BESAR DAN THAHAHNYA


1. Hal-hal yang termasuk hadas besar antara lain:
 Bertemunya alat kelamin laki-laki dan wanita, baik keluar mani
maupun tidak,
 Keluarnya darah haid, nifas, wiladah dan istihadah.
 Keluar air mani, baik ada sebabnya maupun tidak seperti mimpi,
d
 Orang yang mati.

2. Mandi Besar
 Sebab-Sebab Mandi Wajib
a. Bertemunya dua khitan (bersetubuh)
b. Keluar mani disebabkan bersetubuh
atau dengan lain-lain sebab.
c. Mati, dan matinya itu bukan mati
syahid
d. Setelah selesai nifas (melahirkan:
setelah selesai berhentinya keluar darahsesudah melahirkan)

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


e. Karena wiladah (setelah
melahirkan)
f. Setelah selesai haidh.
 Rukun Mandi Wajib
a. Niat
ْ ‫ث لِ َر ْف ِع ا ْل ُغ‬
II. ُ‫س َل نَ َويْت‬ ً ‫تَ َعالَى ِهللِ فَ ْر‬
ِ ‫ضا ْكبَ ِر ْاالَ ا ْل َح َد‬
Artinya :
"Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadats besar
fardhu karena Allah Taala."
a. Membasuh seluruh badan dengan air, yakni meratakan air
ke semua rambut dan kulit.

c. Menghilangkan najis

 Tatacara Mandi Wajib


a. Mendahulukan membasuh segala kotoran dan najis di
seluruh badan.
b. Membaca basmalah pada permulaan mandi
c. Menghadap kiblat pada saat mandi dan mendahulukan
bagian kanan daripada kiri
d. Membasuh badan sampai tiga kali
e. Membaca doa sebagaimana membaca doa sesudah wudhu
f. Mendahulukan mengambil air wudhu, yakni sebelum
disunahkan berwudhu lebih dahulu.
g. Beriringan, artinya tidak lama waktu antara membasuh sebagian
anggota yang satu dengan yang lain.
 Larangan Bagi Orang yang Sedang Junub
Bagi mereka yang sedang berjunub, yakni mereka masih
berhadats besar tidak boleh melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Melaksanakan shalat
b. Melakukan thawaf di Baitullah
c. Memegang Kitab Suci Al-Qur‘an

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


d. Membawa/mengangkat Kitab Al-Qur‘an
e. Membaca Kitab Suci Al-Qur‘an
f. Berdiam di masjid
 Larangan Bagi Orang yang Sedang Haidh
Mereka yang sedang haidh dilarang melakukan seperti tersebut
di atas, dan ditambah larangan sebagai berikut:
a. Bersenang-senang dengan apa yang diantara pusar dan lutut.
b. Berpuasa, baik sunnah maupun wajib
c. Dijatuhi thalaq (cerai).
 Tatacara Mandi Wajib
Setelah mengetahui sebab, rukun, dan sunah mandi wajib maka
pelaksanaannya sebagai berikut:
a. Membasuh kedua tangan dengan niat yang ikhlas karena Allah
b. Membersihkan kotoran yang ada pada badan
c. Berwudhu
d. Menyirami rambut dengan sambil menggosok atau
menyilanginya dengan jari
e. Menyirami seluruh badan dengan mendahulukan anggota badan
sebelah kanan dan menggosoknya dengan rata.
f. Apabila dianggap telah rata dan bersih, maka selesailah mandi
kita.

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


MATERI 4
PENTINGNYA SHALAT

Tujuan Materi
 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang keutamaan mendirikan
shalat
 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang bahaya meninggalkan atau
melalaikan shalat
 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang hal-hal yang membatalkan
shalat
 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang fakta dan keajaiban shalat 5
waktu

Rincian Materi
Al Quran sebagai kitab sucinya umat Islam, mengandung hukum dan
perintah shalat. Shalat menjadi sebuah kewajiban yang telah ditentukan
waktunya dan muslim yang mengerjakan akan terhindar dari perbuatan keji dan
mungkar. Dengannya akan didapatkan bekas/pengaruh yang baik bagi manusia
dalam suatu masyarakatnya yang merupakan sebab tumbuhnya rasa
persaudaraan dan kecintaan diantara kaum muslimin ketika berkumpul untuk
menunaikan ibadah yang satu di salah satu dari sekian rumah milik Allah
(masjid).
Sholat bisa dilakukan berjamaah atau sendirian yang dilaksanakan di
masjid, di rumah atau tempat lain yang suci. Hanya saja kalau sholat berjamaah
itu lebih utama 27 derajat daripada sholat sendirian. Selain itu, shalat berjamaah
di masjid lebih utama juga karena setiap langkah kita menuju masjid akan
mendapat pahala serta dapat menghapus dosa dan meningkatkan derajat dalam
pandangan Allah. Dari Abi Huraira r.a. (Ia berkata): Sesungguhnya Nabi SAW
bersabda: ”Siapa yang bersuci di rumahnya lalu pergi ke rumah Allah (masjid)

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


untuk menunaikan shalat wajib maka setiap langkahnya dihitung, yang satu
menghapus dosa, dan yang lain meninggikan derajat.” (HR. Muslim).

Kita juga harus tahu bahwa orang yang mendirikan sholat dengan benar
dan sempurna serta di awal waktu akan dimasukkan ke surga dan akan diberi
bermacam-macam kenikmatan. Sedangkan bagi orang yang meninggalkan /
melalaikan sholat, akan dimasukkan ke neraka dan akan diberi bermacam-
macam siksaan. Kenikmatan atau siksaan itu akan dirasakan ketika hidup di
dunia, ketika mati, ketika di alam kubur, ketika hari kiamat, ketika dibangkitkan
pada hari kiamat, ketika dikumpulkan di Padang Mahsyar, ketia dihitung amal-
amalnya, ketika bertemu dengan allah dan ketika melewati jembatan kecil di
atas neraka yang dinamakan jembatan “Shirothol Mustaqim”.

Oleh karena itu, kita jangan meninggalkan sholat. Jika kita mendengar
adzan, marilah kita segera sholat. Jika kita tidak sholat padahal kita dalam
keadaan santai dan sehat, maka sholat kita dianggap tidak sempurna.
Rosulullah bersabda : “Barang siapa yang mendengarkan adzan dalam keadaan
nganggur dan sehat, kemudian ia tidak menjawabnya, maka tidak ada sholat
yang sempurna baginya.”

A. KEUATAMAAN MENDIRIKAN SHALAT


Kalau dibandingkan dengan ibadah-ibadah yang lain, maka ibadah sholat
mempunyai keistimewaan yang khas dalam hal :
1. Dalam sejarahnya.
Allah memberi perintah tentang sholat melalui peristiwa Isro’ Mi’roj. Dengan
demikian, Rosulullah SAW diundang sendiri untuk menerima wahyu dari Allah
secara langsung. Berbeda dengan ibadah-ibadah yang lain, yang diberikan oleh
Allah dengan perantaraan malaikat Jibril. Ini berarti bahwa ibadah sholat
merupakan ibadah yang benar-benar sangat penting. Namun jangan pula kita
menganggap bahwa ibadah lain selain dari sholat itu tidak perlu atau dianggap
sepele.

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


2. Dalam pelaksanaan sholat.
Ibadah sholat ternyata mengandung aspek-aspek ibadah lain yang terdapat di
dalam rukun Islam, seperti puasa, zakat, haji dan umroh. Sholat adalah ibadah yang
membimbing kita untuk selalu bertaqwa kepada Allah dan merasa selalu diawasi
oleh Allah. Begitu pula dalam ibadah puasa. Ibadah puasa memiliki tujuan yang
paling utama, yaitu membentuk manusia yang bertaqwa dan merasa selalu diawasi
oleh Allah SWT. Sholat memiliki aspek sosial, hidup bermasyarakat yang
harmonis. Ini dapat dirasakan dalam memberi salam ke kanan dan ke kiri sebagai
kode etik pergaulan dan kepedulian kepada masyarakat. Ajaran ini sama halnya
dengan ibadah zakat maupun haji yang mementingkan unsur sosial. Sedangkan
ucapan syahadat ketika tasyahud sambil mengangkat jari telunjuk tangan kanan,
sebagai isyarat Allah SWT Yang Maha Esa.
3. Dalam kedudukan dan keutamaan sholat.
Allah dengan segala kebijaksanaanNya, apapun namanya baik perintah maupun
larangan pasti membawa hikmah. Mendirikan sholat memiliki banyak manfaat
antara lain :
a. Sholat itu bisa mencegah perbuatan yang keji dan mungkar.
Perbuatan keji adalah perbuatan dosa yang menyebabkan kerugian bagi diri
sendiri dan orang lain. Sedangkan perbuatan munkar adalah perbuatan yang
melanggar aturan Allah. Mendirikan sholat berbeda dengan mengerjakan /
melaksanakan sholat. Mendirikan sholat berarti melaksanakan sholat dengan
penuh kekhusyukan, tawadhu’, tumakninah, sesuai dengan syariat yang benar
dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, orang yang
mampu mendirikan sholat dengan baik akan terhindar dari perbuatan keji dan
munkar.
‫صاَل ةَ تَ ْنهَ ٰى َع ِن‬ َّ ‫ب َوأَقِ ِم ال‬
َّ ‫صاَل ةَ ۖ ِإ َّن ال‬ ِ ‫ا ْت ُل َما أُو ِح َي إِلَ ْيكَ ِمنَ ْال ِكتَا‬
َ‫ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر ۗ َولَ ِذ ْك ُر هَّللا ِ أَ ْكبَ ُر ۗ َوهَّللا ُ يَ ْعلَ ُم َما تَصْ نَعُون‬
Allah berfirman : “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al
Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Ankabut : 45)

Oleh karena itu, di dalam Al Qur’an Allah selalu memerintahkan untuk


senantiasa mendirikan sholat, bukan hanya sekedar melaksanakan sholat.
Sekarang ini banyak orang yang melakukan perbuatan yang keji dan mungkar
walaupun ia telah rajin sholat. Hal ini berarti bahwa orang tersebut belum
mendirikan, menghayati dan mengamalkan ajaran sholat dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Sholat adalah pembeda antara orang Islam dengan orang kafir.
c. Barang siapa yang mendirikan sholat, berarti ia telah menegakkan agamanya.
Nabi Muhammad bersabda “Sholat itu adalah tiang agama”
d. Sholat dapat menghapus dosa-dosa kita.
Di antara hikmah shalat adalah membersihkan pelakunya dari dosa-dosa
kecil seluruhnya, apabila dikerjakan tepat pada waktunya, terpenuhu rukun-
rukuknnya dan dikerjakan dengan ikhlas. Nabi Muhammad memberi
perumpamaan bahwa sholat 5 waktu itu sepert sebuah sungai. Di sungai itu
orang mandi 5 kali setiap hari. Oleh karena itu, orang tersebut berih dari segala
kotoran. Kecuali dosa-dosa besar seperti berzina,minum khamar, berjudi,
durhaka,dll harus diobati dengan taubat.
”Dari Jabir r.a. ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah SAW
bersabda: ”Bagaimana seandainya di depan pinturumah seoraqng ada sungainya
yang mengalir lalu ia setiap hari mandi lima kali, apakah masih ada kotoran yang
melekat pada badannya? ”Mereka menjawab: Tidak ada. Nabi bersabda:
”Demikian juga shalat lima waktu, Allah menghapus dosa-dosa dengannya.”
(HR. Bukhari-Muslim)
Nabi Muhammad bersabda: “Barang siapa yang berwudhu denagn
memperbaiki wudhunya lalu ia menghadiri sholat fardhu bersama imam, maka
dosanya akan diampuni.” Maksudnya bahwa jika seseorang berwudhu dengan
baik dan sempurna lalu ia datang untuk sholat berjama’ah (terutama di masjid).,
maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


e. Sholat adalah amal ibadah pertama yang dilihat oleh Allah ketika hari
kiamat.
Bila sholat kita baik, teratur dan sempurna, maka sholat dan semua amal
ibadah kita akan dianggap baik oleh Allah. Sedangkan jika sholat ita jelek,
maka sholat dan semua amal ibadah kita dianggap jelek dan tidak diterima
oleh Allah. Jadi agar semua amal ibadah yang kita lakukan diterima oleh
Allah, maka kita harus melaksanakan sholat dengan rajin, ikhlas dan
sempurna.

f. Dia akan masuk surga dengan tidak dihitung dan dikoreksi amal-amalnya.

g. Orang yang senantiasa mendirikan sholat dengan baik dan sempurna, maka
ia aka n masuk surga dengan penuh kenikmatan.

h. Orang yang selalu memelihara sholatnya, maka ia akan diberikan berbagai


macam kemuliaan dari Allah antara lain :

1. hidupnya tidak akan sengsara.

2. Dia kan diselamatkan dari siksa kubur

3. Pada hari kiamat, kitab catatan amal baiknya akan diberikan di tangan
kanannya (dengan gembira).

4. Dia kan bisa melewati jembatan Shirothol Mustaqim dengan secepat


kilat.

5. Sholat dapat melenyapkan kegelisahan hidup, stress, frustasi, dan


sebagainya.

Allah berfirman :

)٢١( ‫) َوإِ َذا َم َّسهُ ْال َخ ْي ُر َمنُوعًا‬٢٠( ‫) إِ َذا َم َّسهُ ال َّشرُّ َج ُزوعًا‬١٩( ‫ق هَلُوعًا‬
َ ِ‫إن اإل ْن َسانَ ُخل‬
َّ
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


kebaikan, ia amat kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat. Yang
mereka itu tetap mengerjakan sholatnya.” (QS. Al Ma’arij : 19– 23)

6. Sholat mendidik kita untuk disiplin mempergunakan waktu.

7. Sholat memperkokoh tali persaudaraan dan silaturahmi sesama muslim.

B. BAHAYA MENINGGALKAN/MELALAIKAN SHALAT


Adapun yang termasuk melalaikan sholat adalah menunda-nunda sholat tanpa
ada alasan yang syar’I, sholat dengan tidak khusyu’, menyia-nyiakan pelaksanaan
sholat, menganggap enteng ibadah sholat, sering meninggalkan sholat dan
semacamnya. Adapun sanksi hukum bagi orang yang melalaikan / meninggalkan
sholat tanpa halangan syara’ adalah :

1. Orang yang menunda-nunda sholatnya, maka Allah akan menunda-nunda ia


untuk dimasukkan ke dalam surga.

2. Orang yang meninggalkan sholat akan disiksa dengan berlipat ganda menjadi
2 kali lipat.

3. Akan dimasukkan ke dalam Neraka dengan penuh macam siksaan yang


mengerikan. Allah berfirman:

َ ‫سلَ َك ُك ْم فِي‬
( )‫سقَ َر‬ َ ‫قَالُوا لَ ْم نَ ُك ِمنَ ا ْل ُم‬
َ ‫صلِّينَ ( ) َما‬

“Apakah yang menyebabkan kamu dimasukkan ke dalam neraka Saqor ?


Mereka menjawab : “Kami dulu tidak termasuk orang-orang yang
mengerjakan sholat.” (QS. Al Muddatsir : 42 – 43)

Nabi Muhammad SAW bersabda : Dari Ali bin Abi Tholib berkata : “Saya
pernah mendengarkan Rosulullah SAW bersabda : “Tidak ada seorang
hamba yang beriman yang meninggalkan sholat dan sama sekali tidak
mengerjakan melainkan Allah menulis di dahinya dengan tulisan : “inilah
orang yang keluar dari rahmat Allah. “Oleh karena itu aku bebas

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


daripadanya, Kemudian apabila seorang hamba meninggalkan satu sholat
fardhu, maka namanya tertulis di pintu neraka.”

4. Sholat itu adalah tiangnya agama. Orang yang meninggalkan sholat berarti Ia
telah merobohkan agamanya.

5. Sholat adalah amal ibadah pertama yang dilihat Allah. Jika sholat kita jelek,
maka sholat dan semua amal ibadah kita dianggap jelek dan tidak akan
diterima oleh Allah.

6. Pada hari kiamat, orang yang meninggalkan sholat, tangannya akan


dibelenggukan di lehernya lalu malaikat memukulinya.

7. Di akhirat nanti, orang yang meninggalkan sholat tidak akan bisa melihat
Nabi Muhammad sehingga tidak bisa mendapatkan syafaat dari beliau.

8. Orang yang meninggalkan sholat, maka ia akan dianggap kafir oleh Allah
sehingga bukan termasuk umatnya Nabi Muhammad.
9. Orang yang meninggalkan sholat, maka ia akan mendapatkan banyak
siksaan. Siksaan itu antara lain siksaan di dunia, siksaan ketika meninggal,
siksaan di alam kubur, siksaan saat hari kiamat dan siksaan di akhirat kelak.
Diantara siksaan itu misalnya :
a. Semua amal baiknya tidak diterima oleh Allah.
b. Doanya tidak akan dikabulkan oleh Allah
c. Allah akan mempersempit kuburannya
d. Allah akan membakarnya di alam kubur
e. Allah akan memberikan siksaan yang pedih kepadanya di neraka.

Sungguh mengerikan sekali siksaan Allah bagi orang yang sengaja


meninggalkan / melalaikan sholat. Oleh karena itu, marilah kita selalu menjaga
sholat kita. Ada 1 riwayat menceritakan bahwa apabila tiba hari kiamat, ketika
dikumpulkan di Padang Mahsyar, maka ada 1 umat yang berwajah seperti bintang
berkilauan. Lalu malaikat bertanya kepada mereka : “Amal apa yang membuat

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


wajahmu seperti bercahaya ?” Mereka menjawab : “setelah kami mendengar adzan,
kami terus berwudhu dan kami tidak disibukkan dengan hal lainnya.” Kemudian ada
1 golongan yang berwajah seperti bulan, lalu malaikat bertanya kepada mereka :
“Amal apa yang membuat wajahmu seperti itu ?” Mereka menjawab: “Kami selalu
berwudhu sebelum tiba waktu sholat. ”Selain itu ada 1 golongan yang berwajah
sepereti matahari. Lalu malaikat bertanya kepada mereka: “Amal apa yang
menyebabkan wajahmu seperti matahari ?” Mereka menjawab: “Setiap kami
mendengar adzan, kami selalu berada di masjid.” Dari berbagai penjelasan itu, kita
bisa mengetahui bahwa sangat besar keuntungan sholat berjama’ah. Bila ada
seorang makmum yang tidak khusyu’ dan tidak sempurna sholatnya padahal ia telah
berusaha agar sholatnya itu khusyu’, maka Allah akan menyempurnakan sholatnya.
Oleh karena itu, agar sholat kita menjadi lebih sempurna, sebaiknya kita kerjakan
dengan berjama’ah di masjid. Rosulullah bersabda : “Tidak sempurna sholat bagi
orang yang bertetangga dengan masjid, kecuali di masjid.”

C. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SHALAT


Selain berbicara, bergerak yang bukan gerakan sholat, makan, buang angin,
sholat akan batal dengan sendirinya apabila pada waktu sholat ada perempuan hadh
lewat di depan kita, keledai, dan anjing hitam bila di hadapannya tidak diletakkan
sejenis pelana sebagai pembatas Rasulullah bersabda ”Shalat seseorang menjadi
putus apabila dilewati perempuan (haidh), keledai, dan anjing hitam bila di
depannya tidak diletakkan pembatas sejenis pelana.”Kata Abu Dzar:Saya
bertanya:”Wahai Rasululla, apa bedanya anjing hitam dengan anjing warna
lain?”Sabdanya:Anjing hitam adalah setan.” HR. Muslim,Abu Dawud,dan Ibnu
Khuzaimah.

D. FAKTA DAN KEAJAIBAN SHALAT


Dibalik wajibnya melaksanakan Shalat Fardhu, ternyata dari waktu sholat yang 5
waktu itu terkandung banyak hikmah yang bisa kita dapatkan dilihat dari faktor
kesehatan, ilmu pengetahuan, psikologi dan lain-lain. Berikut pengamatan para ahli

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


di bidangnya mengenai masalah waktu sholat, salah satu rukun Islam, karena ada
rahasia dibalik peralihan/perpindahan waktu sholat.

Setiap perpindahan/peralihan waktu sholat sebenarnya bersamaan dengan


terjadinya perubahan tenaga alam yang bisa diukur dan dirasakan melalui
perubahan warna alam. Fenomena perubahan warna alam ini tidak asing bagi
penggemar dan praktisi fotografi/video/film juga dalam industri
cahaya/lampu,percetakan, astrofisika dan lain-lain karena ada istilah
suhu/temperatur warna (color temperature) dimana kalau siang itu bluish (kebiru-
biruan) dan kalau sore itu reddish(kemerah-merahan)- Suhu warna biasanya
menggunakan satuan Kelvin (K) sebagai perangkat pengukurannya

1. Waktu Subuh
Pada waktu subuh, alam berada dalam spectrum warna biru muda yang
bersesuaian dengan frekuensi tiroid (kelenjar gondok). Dalam ilmu Fisiologi (Ilmu
Faal-salah satu dari ilmu biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem
kehidupan) tiroid mempunyai pengaruh terhadap sistem metabolisma tubuh
manusia. Warna biru muda juga mempunyai rahasia tersendiri berkaitan dengan
rejeki dan cara berkomunikasi. Mereka yang masih tertidur nyenyak pada waktu
Subuh akan menghadapi masalah rejeki dan komunikasi. Mengapa? Karena tiroid
tidak dapat menyerap tenaga biru muda di alam ketika roh dan jasad masih tertidur.
Pada saat azan subuh berkumandang, tenaga alam ini berada pada tingkatan
optimum. Tenaga inilah yang kemudian diserap oleh tubuh kita terutama pada
waktu ruku dan sujud.

2. Waktu Zuhur
Alam berubah menguning dan ini berpengaruh kepada perut dan sistem
pencernaan manusia secara keseluruhan. Warna ini juga punya pengaruh terhadap
hati. Warna kuning ini mempunyai rahasia berkaitan dengan keceriaan seseorang.
Jadi bagi mereka yang selalu ketinggalan atau melewatkan sholat Zuhur berulang
kali akan menghadapi masalah dalam sistem pencernaan serta berkurang
keceriaannya.

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


3. Waktu Ashar
Alam berubah lagi warnanya menjadi jingga/oranye (warna antara merah dan
kuning). Hal ini berpengaruh cukup signifikan terhadap organ tubuh yaitu prostat
(kelenjar eksorin pada pria jantan, fungsi utamanya adalah untuk mengeluarkan dan
menyimpan sejenis cairan yang menjadi dua pertiga bagian dari air mani), rahim ,
ovarium/ indung telur (kelenjar kelamin wanita) , dan testis (kelenjar kelamin
jantan) yang merupakan sistem reproduksi secara keseluruhan. Warna oranye di
alam juga mempengaruhi kreativitas seseorang. Orang yang sering ketinggalan
waktu Asar akan menurun daya kreativitasnya. Disamping itu organ-organ
reproduksi ini juga akan kehilangan tenaga positif dari warna alam tersebut.

4. Waktu Maghrib
Warna alam kembali berubah menjadi merah. Sering pada waktu ini kita
mendengar banyak nasehat orang tua agar tidak berada di luar rumah. Nasehat
tersebut ada benarnya karena pada saat Maghrib tiba, spektrum warna alam selaras
dengan frekuensi jin dan iblis. Pada waktu ini jin dan iblis amat bertenaga(powerful)
karena mereka bergema atau ikut bergetar dengan warna alam. Mereka yang sedang
dalam perjalanan sebaiknya berhenti sejenak dan mengerjakan sholat Maghrib
terlebih dahulu. Hal ini lebih baik dan lebih selamat karena pada waktu ini banyak
gangguan (interferensi-interaksi antar gelombang dalam satu daerah-bisa
membangun dan merusak) atau terjadi tumpang-tindih dua atau lebih gelombang
yang berfrekuensi sama atau hampir sama dan bisa menimbulkan fatamorgana yang
bisa mengganggu mata (penglihatan) kita.

5. Waktu Isya
Selanjutnya pada waktu ini warna alam berubah menjadi nila (indigo) dan
selanjutnya menjadi gelap. Waktu Isya mempunyai rahasia ketenteraman dan
kedamaian yang frekuensinya sesuai dengan sistem kontrol otak. Mereka yang
sering ketinggalan waktu Isya akan sering merasa gelisah. Untuk itulah ketika alam
mulai diselimuti kegelapan, kita dianjurkan untuk mengistirahatkan tubuh ini.
Dengan tidur pada waktu ini, keadaan jiwa kita berada pada gelombang Delta

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


dengan frekuensi dibawah 4HZ (Hertz adalah satuan ukur untuk frekuensi) dan
seluruh sistem tubuh memasuki waktu rehat.
Selepas tengah malam, alam mulai bersinar kembali dengan warna-warna
putih, merah jambu dan kemudian ungu. Perubahan warna ini selaras dengan
kelenjar pineal (badan pineal atau “mata ketiga”, sebuah kelenjar endokrin pada
otak) kelenjar pituitary (hipofisis), thalamus (struktur simetris garis tengah
dipasangkan dalam otak vertebrata termasuk manusia dan fungsinya mencakup
sensasi menyampaikan, rasa khusus dan sinyal motor ke korteks serebral, bersama
dengan pengaturan kesadaran, tidur dan kewaspadaan) dan hypothalamus
(hipotalamus-bagian otak yang terdiri dari sejumlah nucleus dengan berbagai fungsi
yang sangat peka terhadap steroid, glukokortikoid, glukosa dan suhu). Maka
sebaiknya kita bangun lagi pada waktu ini untuk mengerjakan sholat malam
(tahajud).
Demikianlah ringkas hubungan antara waktu shalat dengan warna alam.
Manusia sebaiknya sadar akan pentingnya tenaga alam. Faktor-faktor inilah yang
mendasar kegiatan meditasi seperti taichi, qi-gong dan sebagainya. Kegiatan
meditasi ini dilakukan untuk menyerap tenaga-tenaga alam ke sistem tubuh. Kita
sebagai umat Islam sepatutnya bersyukur karena telah di’karuniakan’ syariat shalat
oleh Allah SWT sehingga jika laksanakan sesuai aturan maka secara tak sadar kita
telah menyerap tenaga alam ini. Ini mungkin belum pernah terfikir oleh kita
sebelumnya.
Inilah hakikat mengapa Allah SWT yang memiliki sifat Pengasih dan
Penyayang mewajibkan shalat kepada kita sebagai hambaNYA. Sebagai Pencipta
Allah swt mengetahui bahwa hambaNYA amat sangat memerlukan-Nya. Shalat di
awal waktu akan membuat badan semakin sehat.

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


MATERI 5
AKHLAK ISLAMI

Tujuan Materi

 Megetahui akhlaq seorang muslim


 Mengerti dan mengamalkan akhlaq islami dalam segala aspek kehidupan

Rincian Materi

A. DEFINISI AKHLAQ ISLAMI


Akhlaq adalah ciri khas seorang muslim yang membedakan dirinya dengan
yang lain. Akhlaq Islam yang tinggi dan mulia akan menjadikan generasi yang
terbaik dalam peradaban manusia. Sehingga setiap muslim hendaknya menyadari
ada perbedaan antara akhlaq dirinya dengan orang lain yang bukan muslim karena
salah satu tugas Rasul di muka bumi adalah untuk menyempurnakan akhlaq
manusia (QS.2:111,68:4,33:21). Akhlaq pula yang mengidentifikasikan manusia
sebagai makhluk yang berbeda dengan binatang (QS.7:179) sehingga manusia yang
dalam dirinya tidak terdapat akhlaq yang selayaknya dimiliki oleh manusia.

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


Akhlaq yang baik adalah cerminan baiknya aqidah dan syariah yang diyakini
seseorang. Buruknya akhlaq merupakan indikasi buruknya pemahaman seseorang
terhadap aqidah dan syariah . Akhlaq juga merupakan buah dari ibadah (QS.29:45,
2:197).

“Paling sempurna orang mukmin imannya adalah yang paling


luhur,aqidahnya.”(H.R.Tirmidzi)
“Sesungguhnya kekejian dan perbuatan keji itu sedikitpun bukan dari Islam dan
sesungguhnya sebaik-baik keislaman manusia adalah yang paling baik akhlaqnya”
(HR.Thabrani)

“Tidak ada yang lebih berat timbangan seorang hamba pada hari kiamat
melebihi keluhuran akhlaqnya”(H.R.Tirmidzi) “Seburuk-buruk umatku adalah
orang yang banyak omong, bermulut besar dan berlagak pandai. Dan sebaik-baik
umatku adalah mereka yang paling baik akhlaqnya” (H.R. Bukhari)

B. CIRI PRIBADI MUSLIM BERTAQWA


1. Mencintai Allah diatas segala kecintaan dan menjadikan cinta ini sebagai
dasar untuk mencintai yang lain seperti Rasulullah, orang tua, dsb
(QS.9:24)
2. Takut akan kemurkaan Allah
3. Senantiasa mengharap Ridho Allah SWT
4. Senantiasa merasa disertai Allah dimanapun kita berada
5. Senantiasa mendekatkan diri kepada Alloh dalam berbagai keadaan

a. Contoh Akhlaq Seorang Muslim


1. Selalu memperkuat hubungan dengan Allah
2. Menjaga diri dari hal yang sybhat (samar-samar/meragukan)
3. Menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan (QS. 24:30)
4. Istiqomah dalam kebenaran (QS.11:113)
5. Lemah lembut dan suka memaafkan (QS. 20:44)
6. Penuh cinta dan kasih sayang (QS. 9:128)

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


7. Benar, jujur dan tegas (QS. 33:70)
8. Tawadhu/rendah hati (QS. 26:215)
9. Jiwa yang siap berkorban (QS. 49:15)
10. Menyimpan rahasia
11. Menutupi aib orang lain
12. Menghormati yang tua dan menyayangi yang muda
13. Memenuhi janji
14. Tidak berteman dengan orang-orang yang buruk / ikut-ikutan
15. Tidak ghibah

b. Tata Krama yang berlaku umum untuk lelaki dan perempuan


1. Komunikasi antara keduanya harus dalam batas ucapan yang
baik, tidak mengandung kemunkaran, tidak mengandung hal
yang tidak bermanfaat, dsb (QS.33:12)
2. Menundukkan pandangan (QS.24:30-31) kecuali dalam hal
pendidikan, kesehatan/kedokteran, jual beli, dan meminang.
3. Menghindari percampuran antara lawan jenis (ikhtilat)
4. Tidak berkhalwat / berduaan antara lawan jenis.
5. Menghindari posisi syubhat yang memungkinkan munculnya
pandangan negatif dari orang lain.

c. Tata Krama Khusus Wanita


1. Komitmen dengan pakaian syar’i / menutup aurat (QS. 24:31,
33:59)
2. Serius dalam berbicara / tidak mendayu-dayu (QS.33:32)
3. Wajar dalam melakukan gerak-gerik

Catatan untuk Tentor :


Permasalahan mengenai interaksi antara lawan jenis kadangkala menjadi hal
yang dilematis terkait dengan relitas di lapangan. Maka dari itu, setiap tentor harus

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


bijak dalam menjelaskan permaslahan ini, jangan sampai peserta mentoring merasa
tertekan dan sebagainya. Bangun motivasi mereka untuk melakukan hal ini.
Jelaskan bahwa ketika kita mengaku sebagai seorang muslim dan mnyatakan diri
kita sebagai orang yang beriman, maka mau tidak mau, konsekuensinya, kita harus
melakukan aturan islam secara kaffah/sempurna. Tidak mengambil yang enaknya
saja, dan meninggalkan yang lain. Jelaskan pula bahwa permasalahan-permasalahan
yang ada sebenarnya ujian dari Allah untuk menguji keistiqomahan keimanan kita
kepada Allah. Dan selama kita bisa menjaga prinsip yang kita miliki yang sesuai
dengan Islam, InsyaaAllah, Allah akan memberi balasan yang besar kepada kita.

C. CARA MENCAPAI AKHLAK MULIA


1. Menjadikan iman sebagai pondasi dan sumber
Iman artinya percaya yaitu percaya bahwa Allah selalu melihat segala
perbuatan manusia. Bila melakukan perbuatan baik, balasannya akan
menyenangkan. Bila perbuatan jahat maka balasan pedih siap menanti. Hal
ini akan melibatkan iman kepada hari akhir. Akhlaq yang baik akan dibalas
dengan surga dan kenikmatan (QS.55:12-37). Begitu pula dengan akhlaq
yang buruk akan disiksa di neraka (QS. 22:19-22).

2. Pendekatan secara langsung


Artinya melalui Al-Qur’an. Sebagai seorang muslim harus menerima
Al-Qur’an secara mutlak dan menyeluruh. Jadi, apa pun yang tertera di
dalamnya wajib diikuti. Misalnya, Al-Qur’an melarang untuk saling
berburuk sangka (QS.49:12), menyuruh memenuhi janji (QS.23:18),dan
sebagainya.

3. Pendekatan tidak secara langsung


Yaitu dengan upaya mempelajari pengalaman masa lalu, yakni agar
kejadian-kejadian malapetaka yang telah terjadi tak akan terulangi lagi di
masa kini dan yang akan datang. Dari hal di atas, intinya adalah latihan dan

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


kesungguhan. Latihan artinya berusaha mengulang-ulang perbuatan yang
akan dijadikan kebiasaan. Kemudian bersungguh-sungguh berkaitan dengan
motivasi. Motivasi yang terbaik dan paling potensial adalah karena ingin
memenuhi perintah Alloh dan siksa-Nya.

MATERI 6
GHAZWUL FIKRI

Tujuan Materi

 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang pengertian Ghozwul Fikri


 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang sejarah Ghozwul Fikri
 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang tujuan Ghozwul Fikri
 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang sasaran dilakukannya
Ghozwul Fikri
 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang bidang-bidang yang
diserang
Rincian Materi

A. PENGERTIAN GHAZWUL FIKRI


Ghazwul fikri berasal dari kata ghazwul dan al-fikr, yang secara harfiah
dapat diartikan “Perang Pemikiran”. Maksudnya ialah upaya-upaya gencar pihak
musuh-musuh Allah untuk meracuni pikiran umat Islam agar jauh dari Islamnya,

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


lalu akhirnya membenci Islam, dan pada tingkat akhir Islam diharapkan habis
sampai ke akar-akarnya.
Secara istilah, Ghazwul Fikri adalah penyerangan dengan berbagai cara
terhadap pemikiran umat islam guna merubah apa yang ada didalamnya sehingga
tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal – hal yang benar karena telah tercampur
aduk dengan hal – hal yang tidak islami.

B. SEJARAH GHAZWUL FIKRI


Sejarah Ghazwul Fikri (GF) sudah ada setua umur manusia, makhluk yang
pertama kali melakukannya adalah iblis laknatullah ketika berkata kepada Adam as.,
“ Sesungguhnya Allah melarang kalian memakan buah ini supaya kalian berdua
tidak menjadi malaikat dan tidak dapat hidup abadi. “ (Q.S.Al – A’Raaf:20)

Dalam perkataannya ini iblis tidak menyatakan bahwa Allah tidak melarang
kalian karena itu akan bertentangan dengan informasi yang telah diterima oleh
Adam as., tetapi iblis mengemas dan menyimpangkan makna perintah Allah SWT.
Sesuai dengan keinginannya, yaitu dengan menambahkan alas an pelarangan Allah
yang dibuat sendiri. Iblis tahu bahwa Adam as tidak punya pengetahuan tentang
sebab tersebut. Demikianlah para murid–murid iblis dimasa kini selalu berusaha
melakukan ghazwul fikri dengan menyimpangkan fakta dan informasi yang ada
sesuai dengan maksud jahatnya. Setan melakukannya dengan cara yang sangat
halus dan licin. Akibatnya, hanya orang–orang yang dirahmati Allah SWT yang
mampu mengetahuinya.

C. TUJUAN GHAZWUL FIKRI

1. Menghambat kemajuan umat islam agar tetap menjadi pengekor barat.


Berbagai macam pendapat nyeleneh yang ditebarkan para orientalis lewat
media cetak dan elektronik berhasil menyita perhatian umat islam dan
mengetuk sebagian besar potensinya,baik untuk melakukan kajian, bantahan
dan pelurusan.

2. Menjauhkan umat islam dari Al – Qur’an dan As Sunnah serta ajaran –


ajarannya. Dengan keraguan – raguan dan penyesatan terhadap umat islam,

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


ghazwul fikri (GF) menyeret orang – orang awam ke jurang yang
memisahkan mereka dari keislaman – Nya. Bahkan ada sebagian yang keluar
dari islam dan berpindah ke agama lain.

3. Memurtadkan umat islam. Inilah yang digambarkan Al – Qur’an dalam


Surah Al Baqarah:217 yang artinya “ Mereka tidak henti – hentinya
memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari
agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa
yang murtad diantara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran,
maka mereka itulah sia – sia amalannya di dunia dan akhirat, dan mereka
itulah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya.”

D. SASARAN DILAKUKANNYA INVANSI PEMIKIRAN (GHAZWUL


FIKRI /GF)
Sasaran dari ghazwul fikri (GF) adalah sebagai berikut :

1. Agar kaum muslimin menjadi condong sedikit terhadap gaya, perilaku dan pola
pikir barat, seperti dalam Q.S. Al Israa:73 yang artinya “ Dan sesungguhnya
mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah kami wahyukan
kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap kami, dan
kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. “
Q.S. Al Israa:74 yang artinya “ Dan kalau kami tidak memperkuatkan (hati)mu,
niscaya kamu hampir condong sedikit kepada mereka.” Q.S. Al Israa:75 yang
artinya “ Kalau terjadi demikian, benar – benarlah kami akan rasakan
kepadamu (siksaan) berlipat – lipat ganda didunia ini dan begitu (pula siksaan)
berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang
penolongpun terhadap kami.” Dan Q.S.Al Israa:76 yang artinya “ Dan
sesungguhnya benar – benar mereka hamper membuatmu gelisah di negeri

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


(mekah) untuk mengusirmu daripadanya dan kalau terjadi demikian, niscaya
sepeninggalmu mereka tidak tinggal sebentar saja.”

2. Setelah kaum muslimin condong sedikit, tahapan selanjutnya adalah agar kaum
muslimin mengikuti sebagian dari gaya, perilaku dan pola pikir mereka.
Sebagaimana disebutkan dalam Q.S.Ad Dukhan:25 yang artinya “ Alangkah
banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan.” Dan Q.S.Ad
Dukhan:26 yang artinya “ Dan kebun – kebun serta tempat – tempat yang indah
– indah.”

3. Pada tahap ini diharapkan kaum muslimin beriman pada sebagiannya ayat – ayat
Al – Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW, tetapi kafir terhadap sebagian yang
lainnya. Sebagaimana dalam Q.S.Al Baqarah:85 yang artinya “ Kemudian
kamu (bani israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir
segolongan dari pada kamu dari kampong halaman. Kamu bantu membantu
terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan tetapi jika mereka
dating kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka. Padahal mengusir itu
(juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman pada sebagian Al Kitab(taurat)
dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang
berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia,
dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat,
Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.”

4. Pada tahap akhir, mereka menginginkan agar generasi kaum muslimin mengikuti
syahwat dan meninggalkan shalat. Sebagaimana dalam Q.S.Maryam:59 yang
artinya “ Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia
– nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, maka mereka akan menemui
kesesatan.”

E. BIDANG-BIDANG YANG DISERANG


1. Pendidikan

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


Pendidikan adalah aspek penting yang menentukan maju atau
mundurnya suatu bangsa. Oleh sebab itu, bidang pendidikan merupakan target
utama dari ghazwul fikri (GF). Ghazwul fikri (GF) yang dilakukan dibidang
pendidikan, diantaranya dengan membuat sedikitnya porsi pendidikan agama di
sekolah – sekolah umum (hanya 2 jam sepekan).

Hal ini berdampak fatal pada fondasi agama yang dimiliki oleh para
siswa. Dengan lemahnya basis agama mereka, maka terjadilah tawuran, seks
bebas pelajar yang meningkatkan AIDS, penyalahgunaan narkoba, vandalism,
dan sebagaimananya. Ini adalah dampak jangka pendek. Sedangkan dampak
jangka panjangnya lebih berbahaya, yaitu rendahnya kualitas pemahaman
agama para calon pemimpin bangsa dimasa depan.Ghazwul fikri (GF) lainnya
dibidang ini adalah pada teknis belajarnya yang campur baur antara pria dan
wanita yang jelas tidak sesuai dan banyak menimbulkan pelanggaran terhadap
syariat.

2. Sejarah
Sejarah yang diajarkan perlu ditinjau ulang dan disesuaikan dengan
semangat islam. Materi tentang sejarah dunia dan ilmu pengetahuan
telah ghazwul fikri (GF) habis–habisan sehingga egara tidak ditemui sama
sekali pemaparan tentang sejarah para ilmuan islam dan sumbangannya dalam
perkembangan ilmu pengetahuan.           

Dalam sejarah yang dibahas hanyalah ilmuan kafir yang pada akhirnya
membuat generasi muda menjadi silau dengan tokoh – tokoh kafir dan minder
terhadap sejarahnya sendiri. Ketika berbicara tentang sejarah islam, di benak
mereka hanyalah terbayang sejarah peperangan dengan pedang dan darah
sebagaimana yang selalu digambarkan dalam kaca mata barat.

Hal ini lebih diperparah dengan sejarah nasional dan penamaan


perguruan tinggi, gedung–gedung, perlambangan, penghargaan dan pusat ilmu
lainnya dengan bahasa Hindu Sanksekerta, sehinga semakin hilanglah mutiara
kegemilangan islam dihati para generasi muda.

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


3. Ekonomi
Ghazwul fikri (GF) yang terjadi dibidang ekonomi adalah konsekuensi
dari motto ekonomi yaitu, mencari keuntungan sebesar – besarnya dengan
pengorbanan sekecil – kecilnya. Ketika motto ini ditelan habis – habisan tanpa
dilakukan filterisasi, maka tidak lagi memperhatikan halal atau haram, yang
penting adalah bagaimana supaya untung sebesar – besarnya.

Hal lain yang perlu dicermati dalam system ekonomi kapitalisme, yaitu
monopoli, riba dan pemihakan elit kepada para konglomerat. Mengenai
monopoli sudah tidak perlu dibahas lagi, cukup jika dikatakan bahwa Amerika
Serikat sendiri telah diberlakukan UU anti – trust (bagaimana di Indonesia?).
Tentang riba dan haramnya bunga bank rasanya bukan pada tempatnya jika
dibahas disini, cukup dikatakan bahwa munculnya dan berkembangnya bank
tanpa bunga (bagi hasil), fatwa MUI, fatwa Universita Al Azhar Mesir,
kesepakatan para ulama islam dunia membuktikan bahaya bunga bank dan
haramnya dalam islam. Tentang keberpihakan kepada para konglomerat,
semoga dengan perkembangan era reformasi saat ini dapat diperbaiki.

4. Ilmu alam dan Negara


Ghazwul fikri (GF) yang terjadi dibidang ekonomi adalah konsekuensi
dari motto ekonomi yaitu, mencari keuntungan sebesar – besarnya dengan
pengorbanan sekecil – kecilnya. Ketika motto ini ditelan habis – habisan tanpa
dilakukan filterisasi, maka tidak lagi memperhatikan halal atau haram, yang
penting adalah bagaimana supaya untung sebesar – besarnya. Hal lain yang
perlu dicermati dalam system ekonomi kapitalisme, yaitu monopoli, riba dan
pemihakan elit kepada para konglomerat. Mengenai monopoli sudah tidak perlu
dibahas lagi, cukup jika dikatakan bahwa Amerika Serikat sendiri telah
diberlakukan UU anti – trust (bagaimana di Indonesia?). Tentang riba dan
haramnya bunga bank rasanya bukan pada tempatnya jika dibahas disini, cukup
dikatakan bahwa munculnya dan berkembangnya bank tanpa bunga (bagi hasil),
fatwa MUI, fatwa Universita Al Azhar Mesir, kesepakatan para ulama islam

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


dunia membuktikan bahaya bunga bank dan haramnya dalam islam. Tentang
keberpihakan kepada para konglomerat, semoga dengan perkembangan era
reformasi saat ini dapat diperbaiki.

5. Bahasa
Ghazwul fikri (GF) dibidang bahasa adalah dengantidak diajarkannya
bahasa Al–Qur’an di sekolah–sekolah karena menganggapnya tidak perlu. Hal
yang nampaknya remeh ini sebenarnya sanagt besar akibatnya dan menjadi
bencana bagi kaum muslimin Indonesia secara umum. Dengan tidak memahami
Al–Qur’an, mayoritas kaum muslimin menjadi tidak mengerti apa kandungan
Al–Qur’an, seperti firman Allah dalam surah Al Baqarah: 78 artinya “ Dan
diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al–Kitab (taurat),
kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga–duga “.
Akibatnya, Al–Qur’an menjadi sekedar bacaan tanpa arti (Al–Qur’an hanya
dinikmati iramanya seperti layaknya lagu – lagu dan nyayian belaka, yang
akhirnya ditinggalkan seperti yang disebutkan dalam surah Al Furqaan:30 yang
artinya “ Berkata Rasul: Ya tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al–
Qur’an ini suatu yang tidak diacuhkan “ dan surah Al Furqaan:31 yang artinya
“ Dan seperti itulah, setelah kami adakan bagi tiap–tiap nabi, musuh dari orang–
orang yang berdosa dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan
penolong.“).

Dampak lain dari kebodohan terhadap bahasa Al–Qur’an adalah


terputusnya hubungan kaum muslimin dengan perbendaharaan ilmu–ilmu
keislaman yang telah disusun dan dibukukan selama egara 1000 tahun oleh para
pakar dan ilmuwan islam terdahulu yang jumlahnya mencapai jutaan judul
buku, mencakup bidang – bidang akidah, tafsir, hadist, fiqih, sirah, tarikh,
ulumul qur’an, tazkiyyah dan sebagainya.

6. Hukum
Ghazwul fikri (GF) pada aspek egar adalah penggunaan acuan negara
warisan negaral yang masih dipertahankan sebagai egar yang berlaku, reduksi,
dan penghapusan egar Allah SWT dan Rasul–Nya. Rasa takut dan alergi

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


terhadap segala yang berbau syariat islam merupakan keberhasilanghazwul
fikri (GF) dibidang ini. Penggambaran potong tangan bagi pencuri dan rajam
bagi penzina selalu ditonjolkan saat pembicaraan–pembicaraan tentang
kemungkinan adopsi terhadap beberapa egar islam. Mereka melupakan bahwa
egar islam berpihak (melindungi) korban kejahatan, sehingga hukuman keras
dijatuhkan kepada pelaku kejahatan agar perbuatannya tidak terulang dan orang
lain takut untuk berbuat yang sama. Sebaliknya, egar barat berpihak
(melindungi) pelaku kejahatan, sehingga dengan hukuman tersebut
memungkinkannya untuk mengulang lagi kejahatannya karena ringannya
hukuman tersebut.

7. Pengiriman pelajar dan mahasiswa ke Luar Negeri

Ghazwul fikri (GF) dibidang ini terjadi dalam dua aspek, yaitu : Brain
drain dan Brain Washing. Brain drain adalah pelarian para intelektual dari
negara–negara islam ke negara–negara maju karena insentif yang lebih besar
dan fasilitas hidup yang lebih mewah bagi para pekerja disana. Hal ini
menyebabkan lambatnya pembangunan di egara – egara islam dan semakin
cepatnya kemajuan di egara–egara barat.

Data penelitian tahun 1996 menyebutkan bahwa perbandingan SDM


bergelar doctor (S3) di Indonesia baru 60 per sejuta penduduk, di Amerika
Serikat dan Eropa antara 2500–3000 orang per sejuta, dan di Israel mencapai
16.000 per sejuta penduduk. Sementara brain washing (cuci otak) dialami oleh
para intelektual yang sebagian besar berangkat ke egara–egara barat tanpa
dibekali dengan dasar–dasar keislaman yang cukup. Akibatnya, mereka pulang
dengan membawa pola egar dan perilaku yang bertentangan dengan nilai–nilai
islam. Bahkan secara sadar atau tidak, mereka ikut andil dalam membantu
melanggengkan kepentingan barat di egara mereka.

8. Media Massa
Berbicara mengenai ghazwul fikri (GF) yang terjadi dalam media massa,
maka dapat dipilah pada aspek – aspek sebagai berikut :

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


 Aspek kehadirannya
Terjadinya perubahan penjadwalan kegiatan sehari – hari dalam
keluarga muslim, missal TV. Dulu selepas maghrib, anak – anak biasanya
mengaji dan belajar agama. Sekarang, selepas maghrib anak – anak menonton
acara – acara TV yang kebanyakan merusak dan tidak bermanfaat. Sementara
bagi para remaja dan orang tua dibandingkan dating ke pengajian dan majlis –
majlis taklim, mereka lebih senang menghabiskan waktunya dengan menonton
TV.

Sebenarnya TV dapat menjadi srana dakwah yang luar biasa (sesuai


dengan teori komunikasi yang menyatkan bahwa media audio – visual memiliki
pengaruh yang tertinggi dalam membentuk kepribadian baik pada tingkat
individu maupun masyarakat) asal dikemas dan dirancang sesuai dengan nilai –
nilai islam.

 Aspek Isinya
Berbicara mengenai isi yang ditampilkan oleh media massa yang
merupakan produkghazwul fikri (GF) diantaranya adalah mengenai penokohan
– penokohan atau orang – orang yang diidolakan. Media massa yang ada tidak
berusaha ikut mendidik bangsa dan masyarakat dengan menokohkan para
ulama, ilmuwan, dan orang – orang yang dapat mendorong membangun bangsa
agar mencapai kemajuan IMTAK dan IPTEK sebagaimana yang digembar–
gemborkan. Tetapi sebaliknya, justru tokoh yang terus menerus diekspos dan
ditampilkan adalah para selebriti yang menjalankan gaya hidup borjuis,
menghambur – hamburkan uang (tabdzir), jauh dari memiliki IPTEK apalagi
nilai – nilai agama.

Hal ini jelas besar dampaknya pada generasi muda dalam memilih dan
menentukan gaya hidup, cita – citanya dan tentunya pada kualitas bangsa dan
Negara. Rpoduk lain darighazwul fikri (GF) yang menonjol dalam media TV,
misalnya porsi film – film islami yang dapat dikatakan tidak ada. Film yang
diputar 90% adalah film bergaya barat, sisanya adalah film nasional (yang juga
bergaya barat), film – film mandarin, dan film – film india.

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


F. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF GHAWZUL FIKRI
 Dampak Positif dari Ghazwul Fikri
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempermudah memberikan
pekerjaan pada manusia yang ada di Negara ini.
 Dampak Negatif dari Ghazwul Fikri
1. Perusakan akhlak umat islam terutama yang masih berusia muda.
2. Berusaha menggiring umat islam kepada kekafiran, khususnya umat islam
yang tipis pemahaman keislamannya.
3. Menjauhkan umat islam dari agamanya dan mendekatkannya pada kekafiran.

MATERI 7
UKHUWAH

Tujuan Materi

 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang pengertian Ukhuwah


Islamiyah
 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang tahapan Ukhuwah
Islamiyah

RINCIAN MATERI
Persaudaraan islam adalah pertalian akidah yanng menyatukan kaum Muslimin
satu sama lain serta ikatan Rabbani yang mengikat hati mereka, serta hubungan

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


ketaatan karena Allah. Ia merupakan salah satu ikatan iman yang paling kuat
sebagaimana yang ditegaskan oleh Nabi Islam SAW, Ketika beliau bersabda
“sekuat-kuat ikatan iman adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah”.
Ukhuwah merupakan salah satu pilar penyangga islam dalam mengukuhkan
bangunan masyarakat islam serta menggeratkan hubungan diantara pengikut-
pengikutnya.
Pergerakan islam sangat perlu memperdalam ikatan ini supaya ia menjadi ibarat
bangunan yang kukuh, dimana satu tubuh yang apabila satu anggotanya merasakan
sakit maka anggota lainnya merasakan sakit juga. Agar ukhuwah ini bisa
memainkan peranan yang semestinya, islam telah menjelaskan hak-hak dan
kewajiban-kewajiban yang praktis dan riil untuk menegaskan bahwa ia merupakan
tanggung jawab, bukan sekedar ucapan ataupun teori.

1. Ukhuwah akan membantu dalam ketaataan kepada Allah, sesuai dengan


sabda Rasul SAW, “Barangsiapa yang Allah menghendaki kebaikan
padanya, maka Allah akan mengaruniainya seorang sahabat akrab yang
saleh. Jika ia lupa, sahabatnya mengingatkannya, dan jika ia ingat, maka
sahabatnya itu membantunya”. Itulah yang disyariatkan oleh Umar bin
Khathab r.a. dalam perkataanya, “Hendaklah kamu mencari sahabat-sahabat
yang jujur, hiduplah dalam naungan mereka, karena mereka adalah perhiasan
dalam kelapangan dan tabungan dalam cobaan”.
2. Ukhuwah adalah rasa sepenanggungan dan kesadaran terhadap kebutuhan
saudara serta usaha untuk membantu memenuhinya. Sesuai dengan sabda
Rasulullah saw, “Sungguh salah seorang dari kamu berjalan kepada
saudaranya dalam rangka memenuhi kebutuhannya ia membuat isyarat
dengan jarinya itu lebih baik daripada beritikaf di masjidku ini selama dua
bulan” (HR. Hakim).
3. Ukhuwah adalah kesetiakawanan dalam hal materi, karena Rasulullah telah
bersabda, “Barangsiapa meringankan dari seorang muslim atas kesulitan di
dunia, niscaya Allah memberikan keringanna baginya dari satu kesulitan
diantara kesulitan-kesulitan di hari kiamat. Barangsiapa yang memudahkan
seorang yang kesulitan, niscaya Allah memudahkannya di dunia dan

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi aibnya di dunia dan akhirat, Allah
akan selalu menolong seorang hamba tersebut menolong saudaranya”
(HR.Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah)
4. Ukhuwah adalah kesetiakawanan sosial yang mencakup kewajiban-
kewajiban yang paling sederhana serta yang paling penting Rasul saw telah
bersabda, “Hak seorang muslim yang wajib ditunaikan oleh muslim lainnya
adalah jika kamu berjumpa dengannya ucapkanlah salam kepadanya, jika ia
mengundangmu penuhilah undangannya, jika ia meminta nasihatmu maka
nasihatilah ia, jika ia bersin lantas mengucapkan alhamdulillah maka
jawablah yarhamukallah, jika ia sakit maka jenguklah, dan jika ia
meninggal dunia maka antarkanlah ke makamnya” (HR. Muslim)
5. Ukhuwah adalah keakraban, kecintaan, dan kasih sayang. Rasulullah saw
bersabda “Janganlah kalian saling memutus hubungan, jangan saling
menjauhi, jangan saling membenci, dan jangan saling mendengki, tetapi
jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim tidak
halal untuk mengucilkan saudaranya melebihi tiga hari” (HR. Malik,
Bukhari, Abu Daud, Tirmidzi).
Dan Nabi saw juga bersabda “Janganlah kamu meremehkan kebaikan
sedikitpun, meskipun hanya berupa menjumpai saudaramu dengan wajah
berseri-seri” (HR. Muslim).
Beliau juga bersabda “Semua kebajikan adalah sedekah, dan salah satu
kebajikan adalah kamu menjumpai saudaramu dengan wajah berseri-seri atau
kamu menuangkan air dari embermu ke bejana saudaramu (HR. Tirmidzi)”.
6. Ukhuwah adalah kecemburuan dan kesetiaan. Rasul saw bersabda,
“Barangsiapa melindungi kehormatan saudaranya, niscaya Allah
melindungi wajahnya dari api neraka panda hari kiamat” (HR. Tirmidzi).
Beliau juga bersabda “Doa seseorang untuk saudaranya dari kejauhan itu
mustajab. Di kepalanya ada malaikat yang ditugasi setiap kali ia
mendoakan saudaranya, maka malaikat yang ditugasi itu berkata ‘Aamiin’
semoga kamu mendapatkan yang serupa” (HR. Muslim).

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


Pertanyaan besarnya, siapakah kita selama ini bagi saudara kita ? bebankah ?
sudahkah kita bermanfaat bagi saudara kita ? apakah kita hanya ladang amal
shalih bagi mereka untuk bersabar, tanpa pernah sekali juga memberi respon
yang ekuivalen ?

Berikut ini penjelasan tahapan-tahapan ukhuwah

1. Ta’aruf
Jika kita mengenal saudara kita, sudah hafal belum dengan hal-hal berikut ini :
a. Pernak-perniknya: warna kesukaan, baju favorit, ukuran sepatu,
tasnya, helmnya, motornya, rumahnya, aktivitasnya, makannnya,
hobinya, dst.
b. Identifikasinya: warna suaranya, suara langkahnya, suara motornya,
cara berjalannya, gaya bicaranya, dst.
c. Kondisi keluarganya.
d. Lainnya: kalau jam segini, biasanya dimana; dan banyak lagi yang
harus kita gali.

2. Tafahum
Kalau ta’aruf soal fisik, kalau tafahum soal “rasa”. Kita harus tau kalau
wajahnya begini, artinya dia lagi begini. Kalau cara bicaranya begini, dia lagi
begini. Kalau lagi kesal, dia suka begini. Lagi nggak suka ekspresinya begini.
Kalau butuh bantuan sikapnya jadi begini.

3. Tafakul
Tafakul artinya saling sepenanggungan. Imam Asy-Syafi’I pernah
menangis menyesali diri. Apa masalahnya ? katanya, “Ada saudaraku yang
meminjam uang padaku sekadar mencukupi kebutuhan keluarganya. Padahal
seharusnya aku tahu sebelum dia sempat meminta! Padahal seharusnya aku
tahu!” lalu beliau menangis sesenggukan.

4. Al I-tsar

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


Inilah puncak ukhuwah tertinggi mendahulukan saudara dari panda diri
sendiri. Kesulitan, kerepotan, rasa sakit;semua yang ada dalam kebersamaan
perjuangan imani ini melahirkan kegemilangan itsar (mendahulukan saudara dari
pada diri sendiri). Puncak persaudaraan yang menembus langit-langit peradaban
ini, menjadi fragmen nilai termahal. Nilai yang tiada duanya dalam sejarah. Nilai
yang terukir di horizon fajar islam tentang tiga syuhada perang yarmuk.
Imam Al-Qurthubi menyebutkan bahwa Al-Adawi mengatakan: Pada
hari peperangan yarmuk, aku pergi membawa sekiti air dan mencari saudara
sepupuku di front. Hatiku berfirasat, jikalau nanti saudara sepupuku dahaga, aku
akan memberikan air ini padanya. Akupun berjumpa dengannya, lalu kukatakan
kepadanya, “Aku membawa sedikit air untuk memberimu minum,” Sepupuku
menganggukkan kepalanya, tetapi tiba-tiba mendengar seseorang disebelahnya
merintih. Sepupukuku tidak jadi minum air itu, lalu ia mengisyaratkan agar aku
memberi minum sahabatnya itu.

Akupun menuju orang itu, ternyata dia adalah Hisyam ibn Al-Ash.
Kukatakan panda Hisyam, “Ini kubawakan sedikit air minum untukmu.” Ketika
dia akan minum, terdengarlah rintihan sahabatnya yang lain yang tak jauh
darinya. Hisyam tak jadi meminumnya dan mengisyaratkan untuk memberi
minum sahabatnya. Namun sebelum sempat meminum aku dapati sahabatnya itu
telah syahid. Maka aku segera menuju Hisyam tetapi dia juga sudah syahid.
Akhirnya aku berlari menemui sepupuku, ternyata ia pun telah syahid. Tiada
seorangpun yang sempat meminum air yang aku bawa karena masing-masing
dari mereka mengutamkan sahabatnya dari dirinya sendiri., padahal dirinya
sendiri sangat memerlukan.

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


MATERI 8
PENYELENGGARAAN JENAZAH

Tujuan Materi :

 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang Pentingnya mengetahui


Penyelenggaraan Jenazah
 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang cara penyelenggaraan
jenazah bagi laki-laki maupun wanita
 Mengerti dan mengamalkan cara penyelenggaraan jenazah dalam kehidupan
sehari-hari

A. SIKAP BILA MUSLIM MENINGGAL

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


Sikap Seorang Muslim jika ada Muslim Lain yang Meninggal adalah:
a. Menutup (memejamkan) matanya,
Doa menutup mata muslim yang baru saja meninggal :
‫ﺍﻠﻟﻬﻡﺍﻏﻓﺮﻠﻬﺫﺍﻠﻣﻳﺕﻮﺍﺭﻔﻊﺪﺭﺠﺗﻪﻔﻰﺍﻠﻣﻬﺪﻴﻳﻥﻮﺍﺨﻠﻓﻪﻔﻰﻋﻗﺑﻪﺍﻠﻐﺎﺒﺭﻴﻥﻮﺍﻏﻓﺭﻠﻧﺎﻮﻠﻪﻴﺎﺭﺏﺍﻠﻌﺎﻠﻣﻳﻥ‬
b. Menutup mulutnya,yaitu dengan mengikat dagu dan kepalanya,
c. Menutup badannya dengan kain agar auratnya tidak terlihat,
d. Diperbolehkan menciumnya sebagai tanda berduka cita,
e. Membayar utangnya,
f. Memberi tahu keluarga,kerabat,dan teman-temannya agar mereka segera
mengurus,mendoakan dan menyhalatkannya,
g. Tidak melukainya,sebagaimana tidak melukai badan orang yang masih
hidup,
h. Tidak mencelanya.

B. PEMANDIAN JENAZAH
Semua jenazah muslim yang wajib dimandikan kecuali muslim yang mati
syahid, yakni yang terbunuh dalam peperangan melawan kaum kafir.
Dalil wajibnya memandikan jenazah ialah hadits Nabi SAW yang berkenaan
dengan sahabat yang meninggal karena jatuh dari ontanya:
”Dari Ibnu Abbas Ia berkata: Tatkala seorang laki-laki jatuh dari
kendaraannya lalu ia meninggal, sabda Beliau: “Mandikanlah dia dengan air
serta daun bidara” (atau dengan sesuatu yang menghilangkan daki seperti
sabun).” (H.R Bukhari dan Muslim).
Memandikan mayat hukumnya adalah fardhu kifayah atas musilmin lain
yang masih hidup. Artinya, apabila diantara mereka ada yang mengerjakannya,
maka kewajiban itu sudah terbayar dan gugur bagi muslimin selebihnya. Karena
perintah memandikan mayat itu adalah kepada umumnya kaum muslimin
Sedangkan muslim yang mati syahid tidaklah dimandikan walau ia dalam
keadaan junub sekalipun, melainkan ia hanya dikafani dengan pakaian yang
baik untuk kain kafan, ditambah jika kurang atau dikurangi jika berlebih dari

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


tuntunan sunnah, lalu dimakamkan dengan darahnya tanpa dibasuh sedikitpun
juga.

a. Syarat Wajib Memandikan Jenazah.Syarat wajib mandi ialah:


1. Mayat orang Islam,
2. Ada tubuhnya walaupun sedikit, dan
3. Mayat itu bukan mati syahid.
b. Tahap-tahap memandikan jenazah
1. Letakkan mayat pada tempat yang tinggi,seperti bangku panjang,batang
pisang yang dijejerkan,dan lain-lain.
2. Gunakan tabir untuk melindungi tempat memandikan dari pandangan umum.
3. Ganti pakaian jenazah dengan pakaian basahan, seperi sarung agar lebih
mudah memandikannya,tetapi auratnya tetap ditutup.
4. Sandarkan punggung jenazah dan urutlah perutnya agar kotoran di dalamnya
keluar.
5. Basuhlah mulut,gigi,jari,kepala dan janggutnya.
6. Sisirlah rambutnya agar rapi.
7. Siramlah seluruh badan lalu bilas dengan sabun
8. Wudhukanlah jenazah.
9. Siram dengan air yang dicampur kapur barus,daun bidara,atau daun lain yang
berbau harum.
c. Yang Berhak Memandikan Mayat
Jika mayat itu laki-laki, yang memandikannya laki-laki pula. Perempuan
tidak boleh memandikan mayat laki-laki, kecuali istri dan mahramnya.
Sebaliknya juga jika mayat itu adalah perempuan. Jika suami dan mahram sama-
sama ada, maka istri lebih berhak memandikan suaminya.
Bila seorang perempuan meninggal dan di tempat itu tidak ada perempuan,
suami atau mahramnya, maka mayat itu hendaklah “ditayammumkan” saja, tidak
boleh dimandikan oleh laki-laki yang lain. Kecuali kalau mayat itu adalah anak-
anak, maka laki-laki boleh memandikanya Begitu juga kalau yang meninggal
adalah seorang laki-laki. Jika ada beberapa orang ayng berhak memandikan,
maka yang lebih berhak ialah keluarga yang terdekat dengan si mayyit, dengan

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


syarat ia mengetahui kewajiban mandi serta dapat dipercaya. Kalau tidak,
berpindahlah hak itu kepadakeluarga jauh yang berpengetahuan serta amanah
(dipecaya).
Rasulullah SAW bersabda :
”Dari ‘Aisyah Rasul bersabda: “Barang siapa memandikan mayat dan
dijaganya kepercayaan, tidak dibukakannya kepada orang lain apa-apa yang
dilihat pada mayat itu, maka bersihlah ia dari segala dosanya, seperti
keadaannya sewaktu dilahirkan oleh ibunya”. Kata Beliau lagi: “Yang
memimpinnya hendaklah keluarga yang terdekat kepada mayat jika ia pandai
memandikan mayat. Jika ia tidak pandai, maka siapa saja yang dipandang
berhak karena wara’nya atau karena amanahnya.” (H.R Ahmad)
d. Cara Memandikan Jenazah
Dalam memandikan jenazah sebaiknya mayat diletakkan di tempat yang
tinggi, seperti ranjang atau balai-balai; di tempat yang sunyi, berarti tidak ada
orang yang masuk ke tempat itu selain orang yang memandikan dan orang yang
menolong mengurus keperluan yang bersangkutan. Pakaian mayat diganti
dengan kain mandi atau basahan, sebaiknya kain sarung supaya auratnya tidak
mudah terlihat.
Mula-mula jenazah didudukkan secara lemah lembut dengan posisi miring
ke belakang, orang yang memandikan meletakkan tangan kanan di bahu jenazah
dengan ibu jarinya pada lekukan tengkuk dan lututnya menahan punggung
jenazah. Lalu perut jenazah diurut dengan tangan kiri untuk mengeluarkan
kotoran yang mungkin keluar. Kemudian jenazah ditelentangkan dan kedua
kemaluannya dibersihkan dengan tangan kiri yang dibalut dengan perca. Setelah
perca pembalut tangan diganti, mulut; gigi dan lubang hidungnya juga
dibersihkan.
Berikutnya, jenazah diwudhukan seperti wudhu orang hidup. Setelah itu
kepalanya, kemudian jenggotnya dibasuh dengan menggunakan sidr, dan
dirapikan dengan sisir, dengan memperhatikan agar rambut yang gugur
dikembalikan. Setelah itu dibasuh bagian kanan kemudian bagian kirinya
badannya, lalu tubuhnya dibaringkan ke kiri dan dibasuh bagian belakang

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


sebelah kanan. Kemudian dibaringkan ke sebelah kanan dan dibasuh pula bagian
belakang badannya yang sebelah kiri. Untuk semua ini digunakan air bercampur
sidr, setelah itu air bercampur sidr tadi dihilangkan dengan menyiraminya secara
merata dengan air bersih. Kemudian sekali lagi disiram dengan air bercampur
sedikit kapur.
Dengan melakukan rangkaian ini, berarti telah selesai satu kali mandi,
namun masih disunnahkan melakukannya sampai tiga kali. Nabi Muhammad
bersabda kepada para wanita yang memandikan putrinya Ummi Kulsum:
“Kamu mandikanlah ia tiga kali, lima kali atau lebih jika kamu pandang hal
itu perlu, dengan air dan sidr; dan taruhlah kapur atau sedikit kapur pada yang
terakhir. Mulailah dengan bagian sebelah kanan dan tempat-tempat
wudhu’nya”. (H.R Bukhari)
Apabila ternyata setelah selesai dimandikan masih ada najis yang keluar,
maka najis itu wajib dibersihkan.
Niat dalam pemandian jenazah :

a. Dewasa Laki-laki

‫ﻧﻮﻳﺖﺍﻟﻐﺴﻞﻟﻬﺬﺍﻟﻤﻴﺖﻓﺮﺽﺍﻟﻜﻔﺎﻳﺔﷲﺗﻌﺎﻟﻰ‬

b. Dewasa Perempuan

‫ﻧﻮﻳﺖﺍﻟﻐﺴﻞﻟﻬﺬﺍﻟﻤﻴﺘﺔﻓﺮﺽﺍﻟﻜﻔﺎﻳﺔﷲﺗﻌﺎﻟﻰ‬

c. Anak Laki-laki

‫ﻧﻮﻳﺖﺍﻟﻐﺴﻞﻟﻬﺬﺍﻟﻤﻴﺖﺍﻟﻄﻞﻓﺮﺽﺍﻟﻜﻔﺎﻳﺔﷲﺗﻌﺎﻟﻰ‬

d. Anak Perempuan

‫ﻧﻮﻳﺖﺍﻟﻐﺴﻞﻟﻬﺬﺍﻟﻤﻴﺘﺔﺍﻟﻄﻔﻠﺔﻓﺮﺽﺍﻟﻜﻔﺎﻳﺔﷲﺗﻌﺎﻟﻰ‬

C. MENGAFANI JENAZAH

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


Setelah dimandikan,kewajiban yang harus kita lakukan adalah mengafani.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengafani jenazah yaitu sebagai berikut.

1. Kain kafan harus dalam keadaan baik,tetapi tidak boleh berlebihan. Tidak
dari jenis yang mewah dan mahal harganya
2. Kain kafan hendaknya bersih dan kering serta diberi minyak wangi.
3. Laki-laki dikafani dengan tiga lapis kain kafan, sedangkan perempuan
dengan lima lapis.
4. Orang yang meninggal dalam ihram,baik ihram haji maupun umrah,tidak
boleh diberi wangi-wangian dan tutup kepala.

Cara mengafani jenazah :

a. Hamparkan kain sehelai demi sehelai,


b. Taburkan wangi-wangian tiap helai,
c. Letakkan jenazah di atas kafan dengan pelan-pelan,
d. Letakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada,
e. Ikatlah dengan kuat yaitu dengan 3,5 atau 7 ikatan.

-Doa menyobek Kain Kafan

‫ﺍﻠﻠﻬﻡﺍﺠﻌﻝﻠﺑﺎﺴﻪﻋﻦﺍﻠﻛﺮﻴﻡﻮﺍﺩﺨﻟﻪﻴﺎﺍﷲﺘﻌﺎﻠﻰﺒﺭﺤﻣﺗﻚﺍﻠﺟﻧﺔﻴﺎﺍﺭﺤﻢﺍﻠﺭﺤﻣﻳﻦ‬

D. MENYALATI JENAZAH
a. Syarat-syarat shalat jenazah
1. Jenazah sudah dimandikan dan dikafani
2. Letak jenazah sebelah kiblat dari orang yang menyembahyangi,kecuali
bila shalat dilakukan di atas kuburan atau shalat gaib.
3. Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain,yaitu harus : suci
dari hadas dan najis,suci badan tempat dan pakaian,menutup
auratnya,dan menghadap kiblat.
b. Rukun dan cara mengerjakan shalat jenazah

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


Shalat jenazah tidak dengan ruku’ dan sujud,tidak dengan adzan dan iqamat.
Caranya sebagai berikut.
Sesudah berdiri seperti biasanya akan mengerjakan shalat, lalu mengerjakan :
1. Niat, sengaja mengerjakan shalat atas jenazah dengan 4 takbir, menghadap
kiblat,karena Allah.
a. Laki-laki Dewasa
‫ﺃﺼﻟﻰﻋﻟﻰﻫﺬﺍﻟﻣﻳﺕﺍﺮﺒﻊﺘﻛﺒﻳﺮﺍﺕﻔﺮﺽﺍﻛﻓﺎﻳﺕﷲﺘﻌﺎﻟﻰ‬
USHOLLI ALA HADZAL MAYYITI ARBA’A
TAKBIROTIN FARHO KIFAYATIN LILLAHI TA’ALA
Aku niat shalat untuk mayit laki-laki ini dengan empat takbir
fardhu karna Allah   
b. Wanita Dewasa
‫ﺃﺼﻟﻰﻋﻟﻰﻫﺬﻩﺍﻟﻣﻳﺗﺔﺍﺮﺒﻊﺘﻛﺒﻳﺮﺍﺕﻔﺮﺽﺍﻛﻓﺎﻳﺕﷲﺘﻌﺎﻟﻰ‬
USHOLLI ALA HADZIHIL MAYYITATI ARBA’A
TAKBIROTIN FARHO KIFAYATIN LILLAHI TA’ALA
Aku niat shalat untuk mayit perempuan ini dengan empat takbir
fardhu karna Allah
2. Setelah membaca niat, talu takbiratul ikhram (mengucapkan “Allaahu
Akbar),lalu meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri pada perut
(sedekap),kemudian membaca surat Fatihah (tidak membaca surat yang
lain),setelah membaca Fatihah lalu takbir kedua yaitu mengucapkan
“Allaahu Akbar”.
3. Selesai takbir yang kedua, lalu membaca salawat atas Nabi Muhammad
saw.
‫ﺍﻠﻟﻬﻡﺼﻞﻋﻟﻰﻤﺤﻣﺩﻮﻋﻟﻰﺍﻞﻤﺤﻣﺩﻜﻣﺎﺼﻟﻳﺕﺍﻠﻰﺍﺒﺭﺍﻫﻳﻡﻮﺍﻠﻰﺍﻞﺍﺒﺭﻫﻳﻡﻮﺒﺎﺭﻚﺍﻠﻰﻣﺤﻣﺩﻮﺍﻠﻰﺍ‬
‫ﻞﻣﺤﻣﺩﻜﻣﺎﺒﺎﺭﻜﺕﺍﻠﻰﺍﺒﺭﺍﻫﻳﻡﻔﻰﺍﻠﻣﻳﻥﺍﻨﻙﺤﻣﻳﺩﻤﺟﻳﺩ‬
4. Setelah takbir yang ketiga, lalu membaca do’a setidak-tidaknya sebagai
berikut.
‫ﺍﻠﻟﻬﻡﺍﻏﻓﺭﻠﮥ(ﻠﻬﺎ)ﻮﺍﺭﺤﻣﮥ(ﻫﺎ)ﻮﻋﺎﻔﮥﻮﺍﻋﻑﻋﻧﮥ‬
Supaya lebih sempurna bacalah doa sebagai berikut.

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


‫ﻮﺍﻋﻒﻋﻨﮥ‬ OOOOOOO﴾‫(ﻫﺎ‬ OOOOOOO‫ﻮﻋﺎﻔﮥ‬ )‫(ﻫﺎ‬ OOOOOOO‫ﻮﺍﺭﺤﻣﮥ‬ )‫(ﻠﻬﺎ‬ OOOOOOO‫ﺍﻠﻟﻬﻡﺍﻏﻓﺭﻠﮥ‬
‫﴿ﻫﺎ﴾ﻮﺍﻛﺭﻢﻧﺰﻟﮥ﴿ﻫﺎ﴾ﻮﻮﺳﻊﻣﺪﺧﻠﮥ﴿ﻫﺎ﴾ﻮﺍﻏﺴﻠﮥ﴿ﻫﺎ﴾ﺑﺎﻟﻤﺎﺀﻮﺍﻟﺪﺝﻮﺍﻟﺒﺮﺩﻮﻧﻘﻪ﴿ﻫﺎ﴾ﻣﻦﺍﻟﺨﻄﺎﻱﻛﻤﺎﻳﻨﻘﻰﺍﻟﺜﻮﺏ‬
‫ ﺩﺍﺭﺍﺧﻴﺮﺍﻣﻦﺯﻭﺟﻪ ﴿ﻫﺎ﴾ ﻭﻗﻪ ﴿ﻫﺎ﴾ ﻓﺘﻨﺔﺍﻟﻘﺒﺮﻭﻋﺬﺍﺏﺍﻟﻨﺎﺭ‬O﴾‫ﺍﻻﺑﻴﺾﻣﻦﺍﻟﺪﻧﺲﻮﺍﺑﺪﻟﻪ﴿ﻫﺎ‬
Ya Allah! Ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya,
selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia
dan tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya,
mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala
kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari
kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah
keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di
dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau
suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan
Neraka.”
Keterangan :
Bila mayat perempuan lafads “Lahaa” menjadi “Lahu” dan selanjutnya.
 Posisi imam untuk menshalati jenazah laki-laki adalah di
samping kepala mayat.
 Posisi imam untuk menshalati jenazah perempuan adalah
disamping perut mayat.
Bila mayat anak-anak,do’anya sebagai berikut.
‫ﺍﻟﻠﻬﻢﺍﺟﻌﻠﻪﻓﺭﻃﺎﻻﺑﻮﻳﻪﻭﺳﻠﻔﺎﻭﺫﺧﺮﺍﻭﻋﻅﺔﻭﺍﻋﺘﺒﺎﺭﺍﻭﺷﻔﻴﻌﺎﻭﺛﻘﻞﺑﻪﻣﻮﺍﺯﻳﻨﻬﻤﺎﻭﺍﻓﺮ‬
‫ﻍﺍﻟﺼﺒﺮﻋﻠﻰﻗﻠﻮﺑﻬﻤﺎﻭﻻﺗﻔﺘﻨﻬﻤﺎﺑﻌﺪﻩﻭﻻﺗﺤﺮﻣﻨﺎﺍﺟﺮﻩ‬

5. Setelah selesai takbir keempat, lalu membaca doa sebagai berikut.


‫ﺍﻟﻠﻬﻢﻻﺗﺤﺮﻣﻨﺎﺍﺟﺮﻩﻭﻻﺗﻔﺘﻨﺎﺑﻌﺪﻩﻭﺍﻏﻔﺮﻟﻨﺎﻭﻟﻪ‬
Akan lebih sempurna dan lebih lengkap dengan membaca do’a:
‫ﺍﻟﻠﻬﻢﻻﺗﺤﺮﻣﻨﺎﺍﺟﺮﻩﻭﻻﺗﻔﺘﻨﺎﺑﻌﺪﻩﻭﺍﻏﻔﺮﻟﻨﺎﻭﻟﻪﻭﻻﺧﻮﺍﻧﻨﺎﺍﻟﺬﻳﻦﺳﺒﻘﻮﻧﺎﺑﺎﻻﻳﻤﺎﻥﻭﻻﺗﺠﻌﻞﻓﻰﻗﻠﻮﺑﻨﺎ‬
‫ﻏﻼﻟﻠﺬﻳﻦﺍﻣﻨﻮﺍﺭﺑﻨﺎﺍﻧﻚﺭﯗﻑﺭﺣﻴﻢ‬
Artinya: “Ya Allah janganlah kami tidak Engkau beri pahalanya, dan
janganlah Engkau beri fitnah kepada kami sesudahnya, dan berilah
ampunan kepada kami dan kepadanya.

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


6. Kemudian memberi salam.

E. MENGUBURKAN JENAZAH
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penguburan jenazah adalah :
a. Jenazah segera dikuburkan.
b. Liang lahat dibuat seukuran jenazah dengan dengan kedalaman kira-kira
setinggi orang ditambah setengah lengan,lebar kira-kira 1 meter.
c. Liang lahat tidak dibongkar dengan binatang buas. Maksud menguburkan
jenazah adalah untuk menjaga kehormatan mayat dan menjaga keehatan
orang-orang disekitar makam dari bau busuk.
d. Mayat dipikul dari empat penjuru.
e. Setelah sampai di tempat pemakaman,jenazah dimasukkan ke liang lahat
dengan posisi miring ke kanan dan dihadapkan ke kiblat. Ketika meletakkan
jenazah di dalam kubur,kita membaca do’a:
‫ﺒﺳﻢﺍﷲﻮﻋﻟﻰﻤﻟﺔﺮﺴﻭﻝﷲ‬
Artinya : Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah.(H.R.at-Tirmidzi)
f. Lepaskan tali-tali pengikat,lalu tutup dengan papan,kayu,atau bambu,dan
timbun sampai galian liang kubur menjadi rata.
Doa Orek Kubur :
‫ﻤﻧﻬﺎﺨﻟﻗﻛﻢﻮﻤﻧﻬﺎﻨﻌﻳﺪﻜﻢﻮﻤﻧﻬﺎﻨﺧﺭﺠﻜﻢﺘﺎﺭﺓﺍﺧﺭﻯ‬
g. Mendoakan dan memohonkan ampun atas jenazah.

Tata Cara Menguburkan Jenazah :


Dalam penguburan jenazah, kita tidak boleh sembarangan. Kita harus
mengetahui tata cara penguburannya. Tata cara tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Waktu Untuk Mengubur Mayat
Mengubur mayat boleh pada siang atau malam hari beberapa
sahabat Rasulullah Saw dan keluarga beliau dikubur pada malam hari.
b. Memperdalam Galian Lubang Kubur

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


Maksud mengubur mayat ialah supaya tertutup, tidak nampak
jasadnya dan tidak tercium baunya dan juga agar tidak mudah dimakan
burung atau binatang lainnya. Oleh sebab itu, lubang kubur harus cukup
dalam sehingga jasad mayat itu aman dari hal-hal di atas.
c. Tentang Liang Lahad
Cara menaruh mayat dalam kubur ada yang ditaruh di tepi lubang
sebelah kiblat, kemudian di atasnya ditaruh semacam bata dengan posisi
agak condong, supaya nantinya setelah ditimbun mayat tidak langsung
tertimpa tanah. Cara ini dalam bahasa Arab disebut lahad.
Ada juga dengan menggali di tengah-tengah dasar lubang kubur,
kemudian mayat diletakkan di dalamnya, lalu di atasnya diletakkan
semacam bata dengan posisi mendatar untuk penahan tanah timbunan.
Cara ini dalam bahasa Arab disebut syaqqu atau dlarhu.
Cara lain ialah menaruh mayat dalam peti dan menanam bersama
peti tersebut ke dalam kubur. Atau peti tersebut terlebih dahulu
diletakkan dalam keadaan kosong dan terbuka, kemudian setelah mayat
dimasukkan ke dalam peti lalu peti itu ditutup lalu ditimbun dengan
tanah.
d. Cara Memasukkan Mayat ke Dalam Lubang Kubur
Cara terbaik ialah dengan mendahulukan memasukkan kepala
mayat dari arah kaki kubur, karena demikian menurut sunnah Rasulullah
SAW.

e. Menghadapkan Mayat ke Arah Kiblat


Baik di dalam lahad, syaqqu maupun dikubur di dalam peti, mayat
diletakkan miring ke kanan menghadap kea rah kiblat dengan
menyandarkan bagian tubuh sebelah kiri ke dinding kubur atau dinding
peti supaya tidak terlentang kembali.
f. Tentang Mengalas Dasar Kubur
Para ulama mazhab empat berpendapat makruh menaruh hamparan
atau bantal di bawah mayat di dalam kubur. Bahkan para ulama

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


menganjurkan supaya ditaruh tanah di bawah pipi mayat sebelah kanan
setelah dibukakan kain kafannya dari pipi itu ditempelkan langsung ke
tanah.
g. Berdo’a Waktu Menaruh Mayat Dalam Kubur
Pada waktu mayat dimasukkan ke dalam kubur maka dianjurkan
supaya membaca do’a:
‫ﺒﺳﻢﺍﷲﻮﻋﻟﻰﻤﻟﺔﺮﺴﻭﻝﷲ‬
Artinya: “Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah”.
h. Menutupi Kubur Mayat Perempuan Pada Waktu Ia Dimasukkan
Kedalamnya
Bagi mayat perempuan hendaknya dibentangkan kain dan
sebagainya di atas kuburnya pada waktu ia dimasukkan kedalamnya.
i. Mencurah Kubur Dengan Tanah Tiga Kali
Sesudah mayat diletakkan dengan baik, maka masing-masing orang
yang menyaksikan penguburan itu dianjurkan mencurahi lubang kubur
itu dengan tanah tiga kali dengan tangannya dari arah kepalanya.
Sesudah itu, dilanjutkan ditimbun dengan tanah galian kubur itu sampai
cukup.
j. Sunat Menyapu Kubur Dengan Telapak Tangan
Disunnatkan bagi orang yang menyaksikan pemakaman mayat,
menyapu kubur dari arah kepala mayat sebanyak tiga kali.
k. Sunat Berdo’a Untuk Mayat Seusai Pemakaman
Disunatkan memohon ampun bagi mayat dan minta dikuatkan
pendiriannya seusai ia dimakamkan, karena pada saat itu ia sedang
ditanya di dalam kubur.

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


DAFTAR PUSTAKA

Rahman, Roli Abdul. 2009. Menjaga Akidah dan Akhlak.Solo: PT Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri

Ilyas, Yunahar. 2001. Kuliah Aqidah  Islam. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan
Pengamalan Islam (LPPI).

Fauzan, shalih. 2001. Kitab Tauhid. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia


Fakultas Ilmu Agama Islam Pusat Dakwah dan Pelayanan Masyarakat.

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


Majid, Abdul.  Ilmu Tauhid Sebuah Pendekatan.

Mustofa H. A. 1997. Akhlak Tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia.

Matdawam, M. Noor. Buku Ajar MKPK Pend. Agama Islam. Fakultas Filsafat
UGM. Yogyakarta : 2003.

Imam Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan. Sholat Mencegah Kemungkaran. Titian
Illahi Press. Yogyakarta : 1995.

Ghanim, As Sadlan. Tuntunan Praktis Sholat Berjama’ah. At Tibyan. Solo : 2002.

Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Sifat Shalat Nabi.Media


Hidayah.Yogyakarta:2001.

Dr. Husaini A. Majid Hasyim. Syarah:Riyadhush Shalihin 3. PT Bina


Ilmu.Surabaya:1993.

Novi Hardian & Tim ILNA Learning Center. Super Mentoring.

Kaderisasi UKKI UNSOED 2002. Silabus Materi PPAI UNSOED 2002.

Abbas, Ziyad (ed.) , Pilihan Hadits Politik, Ekonomi dan Sosial, Pustaka Panjimas.

Ali Hasyimi, Muhammad, Dr., Apakah Anda Berkepribadian Muslim? Hal 24-28,
GIP.

Yakan, Muna Hadad., Hati-hati terhadap Media yang Merusak Anak, hal 38-40,
GIPIsnet „Urgensi Akhlak 1“

Abdullah, Amin, ‘Bedakan Antara Agama dan Pemikiran Keagamaan’ dalam


http://islamlib.com./id/page.php?page=article&id=651.,diakses pada tanggal 26
Agustus 2007.

Franklin Foer, ‘Moral Hazard in the New Republic Magazine’, dalam


http://www.scholarofthehouse.org., diaksespada tanggal 26 Agustus 2007.

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor


Adonis, Arkeologi Sejarah Pemikiran Arab-Islam, Terj. Khairon Nahdiyyin
Yogyakarta: LKIS, 2007

Ansori, Bahron “Ghazwul Fikri dan Kelompok Penebar Permusuhan”, dalam


Makalah yang disampaikan dalam Seminar Mengembalikan Islam kepada
Ajaran Tauhid yang dilaksanakan di Semarang 12-15 Februari2012.

Hakim, Marwah, ‘Gazwul Fikri ala AS. Marzuq’ dalam


http://www.serambi.co.id.,diakses pada tanggal 26 Agustus 2015.

Handayani,Fitri, “Marahil al-Ghazwil Fikri al-Gharby”, dalam Skripsi Fakultas


Syari’ah dan Hukum UIN Malang, 2013

DR. Aid Qarny, Hadaiq Dzata Bahjah, hlm : 123, 190.Majalah Al Manar edisi :
375.

Abdul Fatah Abu Guddah, Qimat Al Zaman inda Al Ulama, hlm : 50- 51.

DR. Nashir Sulain Al Umary , Al Futur, asbababuhu wa ilajuhu,( Kairo ; Maktabah


Salsabila) , hlm : 96 .

DR. Yusuf Qardhwi, Al Waqtu fi hayat muslim, ( Kairo : Maktabah Wahbah ) , 2004
hlm : 25.

RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor

Anda mungkin juga menyukai