Pusat
Universitas riau
Sekretariat: Masjid Arfaunnas Universitas Riau Kampus Panam
Jl. H.R Subrantas KM 12,5 Penkanbaru 28293
ASISTENS
I
MODUL ASISTENSI
LEMBAGA ASISTENSI PUSAT UR
(LATSAT UR)
NAMA PJAF :
CP :
Tujuan Materi
Rincian Materi
A. PENGERTIAN NIAT
Secara bahasa ikhlas berasal dari kata khalasa yang berarti bersih/murni.
Sedangkan niat berarti al qashdu artinya maksud atau tujuan. Niat merupakan amal
hati secara murni, bukan amal lidah. Niat bukan sekedar sesuatu yang melintas di
dalam hati lalu hilang seketika itu juga, yang berarti tidak ada keteguhan. Al
khaththaby mendefenisikan niat adalah tujuan yang terdetik di dalam hatimu dan
menuntut darimu. Al Baidhawi juga mendefenisikan niat adalah dorongan hati yang
dilihatnya sesuai dengan suatu tujuan, berupa mendatangkan manfaat atau
mengenyahkan mudharat dari sisi keadaan maupun harta.
Keberadaan niat harus disertai pembebasan dari segala keburukan, nafsu dan
keduniaan, harus ikhlas karena Allah, dalam setiap amal-amal akhirat, agar amal itu
diterima di sisi Allah. Sebab setiap amal sholih mempunyai dua sendi, yang tidak
akan diterima di sisi Allah kecuali dengan keduanya, yaitu:
“Allah Azza wa Jalla tidak menerima amal kecuali apabila dilaksanakan dengan
ikhlas dalam mencari keridho’annya semata”. (H.R. Abu Daud dan Nasa’i).
E. TELADAN SEJARAH
1. Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata :
“Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya orang yang
pertama-tama diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid. Dia
didatangkan ke pengadilan, diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmatnya. Maka
dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apa yang engkau perbuat dengan
nikmat-nikmat itu?” Dia menjawab, “aku berperang karena Engkau hingga aku
mati syahid”. Allah berfirman, “engkau dusta”.
Tetapi engkau berperang supaya dikatakan, “dia adalah orang yang gagah
berani”. Dan memang begitulah yang dikatakan tentang dirimu. Kemudian
diperintahkan agar dia diseret dengan muka tertelungkup lalu dilemparkan ke
dalam neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah seseorang yang mempelajari
ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al-Qur‘an. Dia didatangkan ke
pengadilan, lalu diperlihatkan kepadanya, nikmat-nikmatnya. Maka ia pun
mengakuinya. Allah bertanya, apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat
itu? Dia menjawab, aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta aku
membaca Al-Qur‘an karena Mu. Allah berfirman, engkau dusta. Tetapi engkau
mempelajari ilmu agar dikatakan, dia adalah orang yang berilmu, dan engkau
membaca Al-Qur‘an agar dikatakan, dia adalah Qori‘. Dan memang begitulah
yang dikatakan tentang dirimu. Kemudian diperintahkan agar dia diseret dengan
muka tertelungkup hingga dilemparkan ke neraka. Berikutnya (yang diadili)
adalah orang yang diberi kelapangan oleh Allah dan juga diberi-Nya berbagai
macam harta. Lalu ia didatangkan ke pengadilan dan diperlihatkan kepadanya
nikmat-nikmatnya. Maka ia pun mengakuinya. Allah bertanya, apa yang engkau
perbuat dengan nikmat-nikmat itu? Dia menjawab, aku tidak meninggalkan satu
MAKNA SYAHADATAIN
Tujuan Materi
Rincian Materi
1. MAKNA SYAHADAT
Syahadat artinya adalah persaksian. Dalam hal ini, persaksian barulah
dianggap sebagai sebuah persaksian ketika telah mencakup tiga hal :
Begitu juga sebaliknya, syahadat ini tidak cukup diyakini dalam hati
tanpa diucapkan. Paman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (Abu Thalib)
adalah orang yang dengan segenap kekuatan, harta benda dan jabatannya telah
membantu dakwah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kenapa dia rela
melakukan hal demikian? Suatu ketika dia pernah mengakui bahwa sebenarnya
ajaran agama yang paling benar adalah agama yang dibawa keponakannya.
Namun sayang seribu sayang, sampai nyawanya sudah di tenggorokan dia tidak
mau mengucapkan dua kalimat syahadat. Akhirnya dia pun mati dalam keadaan
kafir. Kita mohon perlindungan kepada Allah dari keadaan seperti itu.
Makna Laa ilaaha ilallah [ ُهَ إِالَّ هللاO َ ] آلإِلyang benar adalah tidak ada
sesembahan yang benar dan berhak disembah kecuali Allah semata. Pada
kalimat Laa ilaaha ilallah terdapat empat kata yaitu:
Dengan demikian makna [ ُ ] آلإِلَهَ إِالَّ هللاadalah menafikan segala sesembahan selain
Allah dan hanya menetapkan Allah saja sebagai sesembahan yang benar.
..............ق َوأَ َّن َمايَ ْد ُعونَ ِمن دُونِ ِه ه َُو ْالبَا ِط ُل َوأَ َّن
ُّ َذلِكَ بِأ َ َّن هللاَ هُ َو ْال َح
Makna ”ilah” adalah sesembahan yang ditaati dan yang dipuja dalam
hati dengan cinta, pengagungan, dan ketundukan. Sehingga, tidak ada ilah yang
benar dan berhak diibadahi kecuali Allah semata. (Tadzhib Tas-hil ’Aqidah
Islamiyyah, hal 32-33 dengan tambahan).
Maksud “aku bersaksi” dalam syahadat rasul di atas, adalah sebuah pengakuan
keyakinan berkualitas tinggi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
3. HUKUM SYAHADAT .
a. Kalimat syahadat wajib di ucapkan minimal satu kali seumur hidup
walaupun sebenarnya di perintah untuk memperbanyaknya .
b. Kalimat syahadat wajib di yakini kebenarannya ,hakekatnya dan di amalkan
isi kandungan dan segala konsekwensinya (Az-Zuhruf :86).
c. Kalimat syahadat harus di yakini dengan ikhlas dan tulus hanya untuk Alloh
swt tanpa ada kesyirikan di dalamnya atau cacat.
4. RUKUN SYAHADAT.
Ada dua jenis rukun syahadat :
a. Rukun syahadat yang bersifat lapdzi yaitu dua bagian yang terkandung pada
dua bagian makna lapadz syahadat.
Lapadz (Laa Illaha ),Tiada yang di taati,di sembah,di patuhi selain
Alloh swt.
Lapadz ( Laaillaha) kecuali Alloh.
b. Dua hukum yang bersifat maknawi yaitu dua bagian yang terkandung pada
dalam makna syahadat.
penetapan ketuhanan dan membatasinya sebagai tuhan yang haq.
Penapian ketuhanan semua tuhan yang bathil selain Allah Swt.
Tujuan Materi
Najis yang dimaafkan atau najis ma’fu, yaitu najis yang dapat disucikan cukup
dengan air, jika najisnya kelihatan. Apabila tidak kelihatan tidak dicuci juga
tidak apa-apa, karena termasuk najis yang telah dimaafkan. Misalnya najis
bangkai hewan yang tidak mengalir darahnya, darah atau nanah yang sedikit,
debu dan air di lorong-lorong yang memercik sedikit yang sukar
menghindarkannya
2. Macam-macam Hadas
Hadas dibagi menjadi dua yaitu hadas kecil dan hadas besar.
a. Hadas kecil: hadas yang cara
menghilangkannya dengan bewudu atau tayamum
b. Hadas besar: hadas yang cara
menghilangkannya dengan mandi wajib atau janabah.
3. Hal-hal yang termasuk hadas kecil
Hal-hal yang termasuk hadas kecil antara lain:
RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor
a. Sesuatu yang keluar dari qubul atau
dubur, meskipun hanya angin,
b. Bersentuhan langsung antara kulit
laki-laki dengan perempuan yang sudah balig dan bukan muhrimnya.
c. Menyentuh kemaluan dengan telapak
tangan,
d. Tidur dalam keadaan tidak tetap,
e. Hilang akalnya, seperti mabuk, gila,
atau pingsan walaupun hanya sesaat
4. Tayyamum
a. Syarat dan Rukun Tayamum
Dibolehkannya tayamum dengan syarat:
1. Tidak ada air dan telah berusaha mencarinya, tetapi tidak bertemu.
2. Berhalangan menggunakan air, misalnya karena sakit yang apabila
menggunakan air akan kambuh sakitnya.
3. Telah masuk waktu shalat.
4. Dengan debu yang suci.
b. Rukun atau Fardhu Tayamum
1. Niat
2. Mengusap muka dengan debu tanah
3. Mengusap dua belah tangan hingga siku-
siku dengan debu tanah
4. Memindahkan debu kepada anggota yang
diusap
5. Tertib
c. Tata cara Tayamum
1. Meletakkan kedua tangan diatas debu yang
bersih dan suci.
2. Mengusap muka dengan debu tanah,
dengan dua kali usapan sambil mengucapkan niat. Niat (untuk
diperbolehkan mengerjakan shalat)
Lafadz niat:
RnDD Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor
َّ ْت التَّيَ ُّم َم اِل ِ ْستِبَا َح ِة ال
صالَ ِة فَرْ ضً ِهللِ تَ َعا َل ُ نَ َوي
2. Mandi Besar
Sebab-Sebab Mandi Wajib
a. Bertemunya dua khitan (bersetubuh)
b. Keluar mani disebabkan bersetubuh
atau dengan lain-lain sebab.
c. Mati, dan matinya itu bukan mati
syahid
d. Setelah selesai nifas (melahirkan:
setelah selesai berhentinya keluar darahsesudah melahirkan)
c. Menghilangkan najis
Tujuan Materi
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang keutamaan mendirikan
shalat
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang bahaya meninggalkan atau
melalaikan shalat
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang hal-hal yang membatalkan
shalat
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang fakta dan keajaiban shalat 5
waktu
Rincian Materi
Al Quran sebagai kitab sucinya umat Islam, mengandung hukum dan
perintah shalat. Shalat menjadi sebuah kewajiban yang telah ditentukan
waktunya dan muslim yang mengerjakan akan terhindar dari perbuatan keji dan
mungkar. Dengannya akan didapatkan bekas/pengaruh yang baik bagi manusia
dalam suatu masyarakatnya yang merupakan sebab tumbuhnya rasa
persaudaraan dan kecintaan diantara kaum muslimin ketika berkumpul untuk
menunaikan ibadah yang satu di salah satu dari sekian rumah milik Allah
(masjid).
Sholat bisa dilakukan berjamaah atau sendirian yang dilaksanakan di
masjid, di rumah atau tempat lain yang suci. Hanya saja kalau sholat berjamaah
itu lebih utama 27 derajat daripada sholat sendirian. Selain itu, shalat berjamaah
di masjid lebih utama juga karena setiap langkah kita menuju masjid akan
mendapat pahala serta dapat menghapus dosa dan meningkatkan derajat dalam
pandangan Allah. Dari Abi Huraira r.a. (Ia berkata): Sesungguhnya Nabi SAW
bersabda: ”Siapa yang bersuci di rumahnya lalu pergi ke rumah Allah (masjid)
Kita juga harus tahu bahwa orang yang mendirikan sholat dengan benar
dan sempurna serta di awal waktu akan dimasukkan ke surga dan akan diberi
bermacam-macam kenikmatan. Sedangkan bagi orang yang meninggalkan /
melalaikan sholat, akan dimasukkan ke neraka dan akan diberi bermacam-
macam siksaan. Kenikmatan atau siksaan itu akan dirasakan ketika hidup di
dunia, ketika mati, ketika di alam kubur, ketika hari kiamat, ketika dibangkitkan
pada hari kiamat, ketika dikumpulkan di Padang Mahsyar, ketia dihitung amal-
amalnya, ketika bertemu dengan allah dan ketika melewati jembatan kecil di
atas neraka yang dinamakan jembatan “Shirothol Mustaqim”.
Oleh karena itu, kita jangan meninggalkan sholat. Jika kita mendengar
adzan, marilah kita segera sholat. Jika kita tidak sholat padahal kita dalam
keadaan santai dan sehat, maka sholat kita dianggap tidak sempurna.
Rosulullah bersabda : “Barang siapa yang mendengarkan adzan dalam keadaan
nganggur dan sehat, kemudian ia tidak menjawabnya, maka tidak ada sholat
yang sempurna baginya.”
f. Dia akan masuk surga dengan tidak dihitung dan dikoreksi amal-amalnya.
g. Orang yang senantiasa mendirikan sholat dengan baik dan sempurna, maka
ia aka n masuk surga dengan penuh kenikmatan.
3. Pada hari kiamat, kitab catatan amal baiknya akan diberikan di tangan
kanannya (dengan gembira).
Allah berfirman :
)٢١( ) َوإِ َذا َم َّسهُ ْال َخ ْي ُر َمنُوعًا٢٠( ) إِ َذا َم َّسهُ ال َّشرُّ َج ُزوعًا١٩( ق هَلُوعًا
َ ِإن اإل ْن َسانَ ُخل
َّ
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat
2. Orang yang meninggalkan sholat akan disiksa dengan berlipat ganda menjadi
2 kali lipat.
َ سلَ َك ُك ْم فِي
( )سقَ َر َ قَالُوا لَ ْم نَ ُك ِمنَ ا ْل ُم
َ صلِّينَ ( ) َما
Nabi Muhammad SAW bersabda : Dari Ali bin Abi Tholib berkata : “Saya
pernah mendengarkan Rosulullah SAW bersabda : “Tidak ada seorang
hamba yang beriman yang meninggalkan sholat dan sama sekali tidak
mengerjakan melainkan Allah menulis di dahinya dengan tulisan : “inilah
orang yang keluar dari rahmat Allah. “Oleh karena itu aku bebas
4. Sholat itu adalah tiangnya agama. Orang yang meninggalkan sholat berarti Ia
telah merobohkan agamanya.
5. Sholat adalah amal ibadah pertama yang dilihat Allah. Jika sholat kita jelek,
maka sholat dan semua amal ibadah kita dianggap jelek dan tidak akan
diterima oleh Allah.
7. Di akhirat nanti, orang yang meninggalkan sholat tidak akan bisa melihat
Nabi Muhammad sehingga tidak bisa mendapatkan syafaat dari beliau.
8. Orang yang meninggalkan sholat, maka ia akan dianggap kafir oleh Allah
sehingga bukan termasuk umatnya Nabi Muhammad.
9. Orang yang meninggalkan sholat, maka ia akan mendapatkan banyak
siksaan. Siksaan itu antara lain siksaan di dunia, siksaan ketika meninggal,
siksaan di alam kubur, siksaan saat hari kiamat dan siksaan di akhirat kelak.
Diantara siksaan itu misalnya :
a. Semua amal baiknya tidak diterima oleh Allah.
b. Doanya tidak akan dikabulkan oleh Allah
c. Allah akan mempersempit kuburannya
d. Allah akan membakarnya di alam kubur
e. Allah akan memberikan siksaan yang pedih kepadanya di neraka.
1. Waktu Subuh
Pada waktu subuh, alam berada dalam spectrum warna biru muda yang
bersesuaian dengan frekuensi tiroid (kelenjar gondok). Dalam ilmu Fisiologi (Ilmu
Faal-salah satu dari ilmu biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem
kehidupan) tiroid mempunyai pengaruh terhadap sistem metabolisma tubuh
manusia. Warna biru muda juga mempunyai rahasia tersendiri berkaitan dengan
rejeki dan cara berkomunikasi. Mereka yang masih tertidur nyenyak pada waktu
Subuh akan menghadapi masalah rejeki dan komunikasi. Mengapa? Karena tiroid
tidak dapat menyerap tenaga biru muda di alam ketika roh dan jasad masih tertidur.
Pada saat azan subuh berkumandang, tenaga alam ini berada pada tingkatan
optimum. Tenaga inilah yang kemudian diserap oleh tubuh kita terutama pada
waktu ruku dan sujud.
2. Waktu Zuhur
Alam berubah menguning dan ini berpengaruh kepada perut dan sistem
pencernaan manusia secara keseluruhan. Warna ini juga punya pengaruh terhadap
hati. Warna kuning ini mempunyai rahasia berkaitan dengan keceriaan seseorang.
Jadi bagi mereka yang selalu ketinggalan atau melewatkan sholat Zuhur berulang
kali akan menghadapi masalah dalam sistem pencernaan serta berkurang
keceriaannya.
4. Waktu Maghrib
Warna alam kembali berubah menjadi merah. Sering pada waktu ini kita
mendengar banyak nasehat orang tua agar tidak berada di luar rumah. Nasehat
tersebut ada benarnya karena pada saat Maghrib tiba, spektrum warna alam selaras
dengan frekuensi jin dan iblis. Pada waktu ini jin dan iblis amat bertenaga(powerful)
karena mereka bergema atau ikut bergetar dengan warna alam. Mereka yang sedang
dalam perjalanan sebaiknya berhenti sejenak dan mengerjakan sholat Maghrib
terlebih dahulu. Hal ini lebih baik dan lebih selamat karena pada waktu ini banyak
gangguan (interferensi-interaksi antar gelombang dalam satu daerah-bisa
membangun dan merusak) atau terjadi tumpang-tindih dua atau lebih gelombang
yang berfrekuensi sama atau hampir sama dan bisa menimbulkan fatamorgana yang
bisa mengganggu mata (penglihatan) kita.
5. Waktu Isya
Selanjutnya pada waktu ini warna alam berubah menjadi nila (indigo) dan
selanjutnya menjadi gelap. Waktu Isya mempunyai rahasia ketenteraman dan
kedamaian yang frekuensinya sesuai dengan sistem kontrol otak. Mereka yang
sering ketinggalan waktu Isya akan sering merasa gelisah. Untuk itulah ketika alam
mulai diselimuti kegelapan, kita dianjurkan untuk mengistirahatkan tubuh ini.
Dengan tidur pada waktu ini, keadaan jiwa kita berada pada gelombang Delta
Tujuan Materi
Rincian Materi
“Tidak ada yang lebih berat timbangan seorang hamba pada hari kiamat
melebihi keluhuran akhlaqnya”(H.R.Tirmidzi) “Seburuk-buruk umatku adalah
orang yang banyak omong, bermulut besar dan berlagak pandai. Dan sebaik-baik
umatku adalah mereka yang paling baik akhlaqnya” (H.R. Bukhari)
MATERI 6
GHAZWUL FIKRI
Tujuan Materi
Dalam perkataannya ini iblis tidak menyatakan bahwa Allah tidak melarang
kalian karena itu akan bertentangan dengan informasi yang telah diterima oleh
Adam as., tetapi iblis mengemas dan menyimpangkan makna perintah Allah SWT.
Sesuai dengan keinginannya, yaitu dengan menambahkan alas an pelarangan Allah
yang dibuat sendiri. Iblis tahu bahwa Adam as tidak punya pengetahuan tentang
sebab tersebut. Demikianlah para murid–murid iblis dimasa kini selalu berusaha
melakukan ghazwul fikri dengan menyimpangkan fakta dan informasi yang ada
sesuai dengan maksud jahatnya. Setan melakukannya dengan cara yang sangat
halus dan licin. Akibatnya, hanya orang–orang yang dirahmati Allah SWT yang
mampu mengetahuinya.
1. Agar kaum muslimin menjadi condong sedikit terhadap gaya, perilaku dan pola
pikir barat, seperti dalam Q.S. Al Israa:73 yang artinya “ Dan sesungguhnya
mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah kami wahyukan
kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap kami, dan
kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. “
Q.S. Al Israa:74 yang artinya “ Dan kalau kami tidak memperkuatkan (hati)mu,
niscaya kamu hampir condong sedikit kepada mereka.” Q.S. Al Israa:75 yang
artinya “ Kalau terjadi demikian, benar – benarlah kami akan rasakan
kepadamu (siksaan) berlipat – lipat ganda didunia ini dan begitu (pula siksaan)
berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang
penolongpun terhadap kami.” Dan Q.S.Al Israa:76 yang artinya “ Dan
sesungguhnya benar – benar mereka hamper membuatmu gelisah di negeri
2. Setelah kaum muslimin condong sedikit, tahapan selanjutnya adalah agar kaum
muslimin mengikuti sebagian dari gaya, perilaku dan pola pikir mereka.
Sebagaimana disebutkan dalam Q.S.Ad Dukhan:25 yang artinya “ Alangkah
banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan.” Dan Q.S.Ad
Dukhan:26 yang artinya “ Dan kebun – kebun serta tempat – tempat yang indah
– indah.”
3. Pada tahap ini diharapkan kaum muslimin beriman pada sebagiannya ayat – ayat
Al – Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW, tetapi kafir terhadap sebagian yang
lainnya. Sebagaimana dalam Q.S.Al Baqarah:85 yang artinya “ Kemudian
kamu (bani israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir
segolongan dari pada kamu dari kampong halaman. Kamu bantu membantu
terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan tetapi jika mereka
dating kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka. Padahal mengusir itu
(juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman pada sebagian Al Kitab(taurat)
dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang
berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia,
dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat,
Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.”
4. Pada tahap akhir, mereka menginginkan agar generasi kaum muslimin mengikuti
syahwat dan meninggalkan shalat. Sebagaimana dalam Q.S.Maryam:59 yang
artinya “ Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia
– nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, maka mereka akan menemui
kesesatan.”
Hal ini berdampak fatal pada fondasi agama yang dimiliki oleh para
siswa. Dengan lemahnya basis agama mereka, maka terjadilah tawuran, seks
bebas pelajar yang meningkatkan AIDS, penyalahgunaan narkoba, vandalism,
dan sebagaimananya. Ini adalah dampak jangka pendek. Sedangkan dampak
jangka panjangnya lebih berbahaya, yaitu rendahnya kualitas pemahaman
agama para calon pemimpin bangsa dimasa depan.Ghazwul fikri (GF) lainnya
dibidang ini adalah pada teknis belajarnya yang campur baur antara pria dan
wanita yang jelas tidak sesuai dan banyak menimbulkan pelanggaran terhadap
syariat.
2. Sejarah
Sejarah yang diajarkan perlu ditinjau ulang dan disesuaikan dengan
semangat islam. Materi tentang sejarah dunia dan ilmu pengetahuan
telah ghazwul fikri (GF) habis–habisan sehingga egara tidak ditemui sama
sekali pemaparan tentang sejarah para ilmuan islam dan sumbangannya dalam
perkembangan ilmu pengetahuan.
Dalam sejarah yang dibahas hanyalah ilmuan kafir yang pada akhirnya
membuat generasi muda menjadi silau dengan tokoh – tokoh kafir dan minder
terhadap sejarahnya sendiri. Ketika berbicara tentang sejarah islam, di benak
mereka hanyalah terbayang sejarah peperangan dengan pedang dan darah
sebagaimana yang selalu digambarkan dalam kaca mata barat.
Hal lain yang perlu dicermati dalam system ekonomi kapitalisme, yaitu
monopoli, riba dan pemihakan elit kepada para konglomerat. Mengenai
monopoli sudah tidak perlu dibahas lagi, cukup jika dikatakan bahwa Amerika
Serikat sendiri telah diberlakukan UU anti – trust (bagaimana di Indonesia?).
Tentang riba dan haramnya bunga bank rasanya bukan pada tempatnya jika
dibahas disini, cukup dikatakan bahwa munculnya dan berkembangnya bank
tanpa bunga (bagi hasil), fatwa MUI, fatwa Universita Al Azhar Mesir,
kesepakatan para ulama islam dunia membuktikan bahaya bunga bank dan
haramnya dalam islam. Tentang keberpihakan kepada para konglomerat,
semoga dengan perkembangan era reformasi saat ini dapat diperbaiki.
5. Bahasa
Ghazwul fikri (GF) dibidang bahasa adalah dengantidak diajarkannya
bahasa Al–Qur’an di sekolah–sekolah karena menganggapnya tidak perlu. Hal
yang nampaknya remeh ini sebenarnya sanagt besar akibatnya dan menjadi
bencana bagi kaum muslimin Indonesia secara umum. Dengan tidak memahami
Al–Qur’an, mayoritas kaum muslimin menjadi tidak mengerti apa kandungan
Al–Qur’an, seperti firman Allah dalam surah Al Baqarah: 78 artinya “ Dan
diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al–Kitab (taurat),
kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga–duga “.
Akibatnya, Al–Qur’an menjadi sekedar bacaan tanpa arti (Al–Qur’an hanya
dinikmati iramanya seperti layaknya lagu – lagu dan nyayian belaka, yang
akhirnya ditinggalkan seperti yang disebutkan dalam surah Al Furqaan:30 yang
artinya “ Berkata Rasul: Ya tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al–
Qur’an ini suatu yang tidak diacuhkan “ dan surah Al Furqaan:31 yang artinya
“ Dan seperti itulah, setelah kami adakan bagi tiap–tiap nabi, musuh dari orang–
orang yang berdosa dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan
penolong.“).
6. Hukum
Ghazwul fikri (GF) pada aspek egar adalah penggunaan acuan negara
warisan negaral yang masih dipertahankan sebagai egar yang berlaku, reduksi,
dan penghapusan egar Allah SWT dan Rasul–Nya. Rasa takut dan alergi
Ghazwul fikri (GF) dibidang ini terjadi dalam dua aspek, yaitu : Brain
drain dan Brain Washing. Brain drain adalah pelarian para intelektual dari
negara–negara islam ke negara–negara maju karena insentif yang lebih besar
dan fasilitas hidup yang lebih mewah bagi para pekerja disana. Hal ini
menyebabkan lambatnya pembangunan di egara – egara islam dan semakin
cepatnya kemajuan di egara–egara barat.
8. Media Massa
Berbicara mengenai ghazwul fikri (GF) yang terjadi dalam media massa,
maka dapat dipilah pada aspek – aspek sebagai berikut :
Aspek Isinya
Berbicara mengenai isi yang ditampilkan oleh media massa yang
merupakan produkghazwul fikri (GF) diantaranya adalah mengenai penokohan
– penokohan atau orang – orang yang diidolakan. Media massa yang ada tidak
berusaha ikut mendidik bangsa dan masyarakat dengan menokohkan para
ulama, ilmuwan, dan orang – orang yang dapat mendorong membangun bangsa
agar mencapai kemajuan IMTAK dan IPTEK sebagaimana yang digembar–
gemborkan. Tetapi sebaliknya, justru tokoh yang terus menerus diekspos dan
ditampilkan adalah para selebriti yang menjalankan gaya hidup borjuis,
menghambur – hamburkan uang (tabdzir), jauh dari memiliki IPTEK apalagi
nilai – nilai agama.
Hal ini jelas besar dampaknya pada generasi muda dalam memilih dan
menentukan gaya hidup, cita – citanya dan tentunya pada kualitas bangsa dan
Negara. Rpoduk lain darighazwul fikri (GF) yang menonjol dalam media TV,
misalnya porsi film – film islami yang dapat dikatakan tidak ada. Film yang
diputar 90% adalah film bergaya barat, sisanya adalah film nasional (yang juga
bergaya barat), film – film mandarin, dan film – film india.
MATERI 7
UKHUWAH
Tujuan Materi
RINCIAN MATERI
Persaudaraan islam adalah pertalian akidah yanng menyatukan kaum Muslimin
satu sama lain serta ikatan Rabbani yang mengikat hati mereka, serta hubungan
1. Ta’aruf
Jika kita mengenal saudara kita, sudah hafal belum dengan hal-hal berikut ini :
a. Pernak-perniknya: warna kesukaan, baju favorit, ukuran sepatu,
tasnya, helmnya, motornya, rumahnya, aktivitasnya, makannnya,
hobinya, dst.
b. Identifikasinya: warna suaranya, suara langkahnya, suara motornya,
cara berjalannya, gaya bicaranya, dst.
c. Kondisi keluarganya.
d. Lainnya: kalau jam segini, biasanya dimana; dan banyak lagi yang
harus kita gali.
2. Tafahum
Kalau ta’aruf soal fisik, kalau tafahum soal “rasa”. Kita harus tau kalau
wajahnya begini, artinya dia lagi begini. Kalau cara bicaranya begini, dia lagi
begini. Kalau lagi kesal, dia suka begini. Lagi nggak suka ekspresinya begini.
Kalau butuh bantuan sikapnya jadi begini.
3. Tafakul
Tafakul artinya saling sepenanggungan. Imam Asy-Syafi’I pernah
menangis menyesali diri. Apa masalahnya ? katanya, “Ada saudaraku yang
meminjam uang padaku sekadar mencukupi kebutuhan keluarganya. Padahal
seharusnya aku tahu sebelum dia sempat meminta! Padahal seharusnya aku
tahu!” lalu beliau menangis sesenggukan.
4. Al I-tsar
Akupun menuju orang itu, ternyata dia adalah Hisyam ibn Al-Ash.
Kukatakan panda Hisyam, “Ini kubawakan sedikit air minum untukmu.” Ketika
dia akan minum, terdengarlah rintihan sahabatnya yang lain yang tak jauh
darinya. Hisyam tak jadi meminumnya dan mengisyaratkan untuk memberi
minum sahabatnya. Namun sebelum sempat meminum aku dapati sahabatnya itu
telah syahid. Maka aku segera menuju Hisyam tetapi dia juga sudah syahid.
Akhirnya aku berlari menemui sepupuku, ternyata ia pun telah syahid. Tiada
seorangpun yang sempat meminum air yang aku bawa karena masing-masing
dari mereka mengutamkan sahabatnya dari dirinya sendiri., padahal dirinya
sendiri sangat memerlukan.
Tujuan Materi :
B. PEMANDIAN JENAZAH
Semua jenazah muslim yang wajib dimandikan kecuali muslim yang mati
syahid, yakni yang terbunuh dalam peperangan melawan kaum kafir.
Dalil wajibnya memandikan jenazah ialah hadits Nabi SAW yang berkenaan
dengan sahabat yang meninggal karena jatuh dari ontanya:
”Dari Ibnu Abbas Ia berkata: Tatkala seorang laki-laki jatuh dari
kendaraannya lalu ia meninggal, sabda Beliau: “Mandikanlah dia dengan air
serta daun bidara” (atau dengan sesuatu yang menghilangkan daki seperti
sabun).” (H.R Bukhari dan Muslim).
Memandikan mayat hukumnya adalah fardhu kifayah atas musilmin lain
yang masih hidup. Artinya, apabila diantara mereka ada yang mengerjakannya,
maka kewajiban itu sudah terbayar dan gugur bagi muslimin selebihnya. Karena
perintah memandikan mayat itu adalah kepada umumnya kaum muslimin
Sedangkan muslim yang mati syahid tidaklah dimandikan walau ia dalam
keadaan junub sekalipun, melainkan ia hanya dikafani dengan pakaian yang
baik untuk kain kafan, ditambah jika kurang atau dikurangi jika berlebih dari
a. Dewasa Laki-laki
ﻧﻮﻳﺖﺍﻟﻐﺴﻞﻟﻬﺬﺍﻟﻤﻴﺖﻓﺮﺽﺍﻟﻜﻔﺎﻳﺔﷲﺗﻌﺎﻟﻰ
b. Dewasa Perempuan
ﻧﻮﻳﺖﺍﻟﻐﺴﻞﻟﻬﺬﺍﻟﻤﻴﺘﺔﻓﺮﺽﺍﻟﻜﻔﺎﻳﺔﷲﺗﻌﺎﻟﻰ
c. Anak Laki-laki
ﻧﻮﻳﺖﺍﻟﻐﺴﻞﻟﻬﺬﺍﻟﻤﻴﺖﺍﻟﻄﻞﻓﺮﺽﺍﻟﻜﻔﺎﻳﺔﷲﺗﻌﺎﻟﻰ
d. Anak Perempuan
ﻧﻮﻳﺖﺍﻟﻐﺴﻞﻟﻬﺬﺍﻟﻤﻴﺘﺔﺍﻟﻄﻔﻠﺔﻓﺮﺽﺍﻟﻜﻔﺎﻳﺔﷲﺗﻌﺎﻟﻰ
C. MENGAFANI JENAZAH
1. Kain kafan harus dalam keadaan baik,tetapi tidak boleh berlebihan. Tidak
dari jenis yang mewah dan mahal harganya
2. Kain kafan hendaknya bersih dan kering serta diberi minyak wangi.
3. Laki-laki dikafani dengan tiga lapis kain kafan, sedangkan perempuan
dengan lima lapis.
4. Orang yang meninggal dalam ihram,baik ihram haji maupun umrah,tidak
boleh diberi wangi-wangian dan tutup kepala.
ﺍﻠﻠﻬﻡﺍﺠﻌﻝﻠﺑﺎﺴﻪﻋﻦﺍﻠﻛﺮﻴﻡﻮﺍﺩﺨﻟﻪﻴﺎﺍﷲﺘﻌﺎﻠﻰﺒﺭﺤﻣﺗﻚﺍﻠﺟﻧﺔﻴﺎﺍﺭﺤﻢﺍﻠﺭﺤﻣﻳﻦ
D. MENYALATI JENAZAH
a. Syarat-syarat shalat jenazah
1. Jenazah sudah dimandikan dan dikafani
2. Letak jenazah sebelah kiblat dari orang yang menyembahyangi,kecuali
bila shalat dilakukan di atas kuburan atau shalat gaib.
3. Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain,yaitu harus : suci
dari hadas dan najis,suci badan tempat dan pakaian,menutup
auratnya,dan menghadap kiblat.
b. Rukun dan cara mengerjakan shalat jenazah
E. MENGUBURKAN JENAZAH
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penguburan jenazah adalah :
a. Jenazah segera dikuburkan.
b. Liang lahat dibuat seukuran jenazah dengan dengan kedalaman kira-kira
setinggi orang ditambah setengah lengan,lebar kira-kira 1 meter.
c. Liang lahat tidak dibongkar dengan binatang buas. Maksud menguburkan
jenazah adalah untuk menjaga kehormatan mayat dan menjaga keehatan
orang-orang disekitar makam dari bau busuk.
d. Mayat dipikul dari empat penjuru.
e. Setelah sampai di tempat pemakaman,jenazah dimasukkan ke liang lahat
dengan posisi miring ke kanan dan dihadapkan ke kiblat. Ketika meletakkan
jenazah di dalam kubur,kita membaca do’a:
ﺒﺳﻢﺍﷲﻮﻋﻟﻰﻤﻟﺔﺮﺴﻭﻝﷲ
Artinya : Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah.(H.R.at-Tirmidzi)
f. Lepaskan tali-tali pengikat,lalu tutup dengan papan,kayu,atau bambu,dan
timbun sampai galian liang kubur menjadi rata.
Doa Orek Kubur :
ﻤﻧﻬﺎﺨﻟﻗﻛﻢﻮﻤﻧﻬﺎﻨﻌﻳﺪﻜﻢﻮﻤﻧﻬﺎﻨﺧﺭﺠﻜﻢﺘﺎﺭﺓﺍﺧﺭﻯ
g. Mendoakan dan memohonkan ampun atas jenazah.
Rahman, Roli Abdul. 2009. Menjaga Akidah dan Akhlak.Solo: PT Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri
Ilyas, Yunahar. 2001. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan
Pengamalan Islam (LPPI).
Matdawam, M. Noor. Buku Ajar MKPK Pend. Agama Islam. Fakultas Filsafat
UGM. Yogyakarta : 2003.
Imam Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan. Sholat Mencegah Kemungkaran. Titian
Illahi Press. Yogyakarta : 1995.
Abbas, Ziyad (ed.) , Pilihan Hadits Politik, Ekonomi dan Sosial, Pustaka Panjimas.
Ali Hasyimi, Muhammad, Dr., Apakah Anda Berkepribadian Muslim? Hal 24-28,
GIP.
Yakan, Muna Hadad., Hati-hati terhadap Media yang Merusak Anak, hal 38-40,
GIPIsnet „Urgensi Akhlak 1“
DR. Aid Qarny, Hadaiq Dzata Bahjah, hlm : 123, 190.Majalah Al Manar edisi :
375.
Abdul Fatah Abu Guddah, Qimat Al Zaman inda Al Ulama, hlm : 50- 51.
DR. Yusuf Qardhwi, Al Waqtu fi hayat muslim, ( Kairo : Maktabah Wahbah ) , 2004
hlm : 25.