Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TAKHALLI, TAHALLI, DAN TAJALLI


Mata Kuliah: Akhlak Tasawuf

Dosen Pengampu : Muhammad Arif Hudaya, M.E.

Nama Kelompok :

1. Risky Adewiska Amanda (211963)


2. Muhammad Fatur (211804)
3. Shella Afriauni Widya (211967)
4. Muhammad Fadli (212026)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

STAIN SULTAN ABDURRAHMAN

KEPULAUAN RIAU
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan Semesta Alam. Atas izin dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam kita hadiahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. semoga syafaatnya mengalir pada kita hingga
hari kiamat.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi pembacanya. kami sadar
masih banyak kekurangan didalam penyusunan makalah ini. untuk itu kami begitu
mengharapkan kritik dan saran dari pembacaa demi kesempurnaan makalah ini.

Tanjungpinang, 07 Desember 2021

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................................... ........
DAFTAR ISI......................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................
A. LATAR BELAKANG...........................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................

A. PENGERTIAN TAKHALLI................................................................................................
B. PENGERTIAN TAHALLI....................................................................................................
C. PENGERTIAN TAJALLI.....................................................................................................
D. MANFAAT MELAKUKAN TAKHALLI, TAHALLI, DAN TAJALLI.............................
E. CARA MELAKUKAN TAKHALLI, TAHALLI, DAN TAJALLI.....................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................................

A. KESIMPULAN......................................................................................................................
B. SARAN..................................................................................................................................

DAFTAR PUISTAKA.......................................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tasawuf adalah suatu bidang ilmu keislaman untuk menghiasi diri dari akhlak
yang luhur dan keluar dari akhlak yang rendah. Secara garis besar tasawuf terbagi
menjadi tasawuf sunni dan tasawuf falsafi. Tasawuf sunni adalah tasawuf yang
berdasarkan dari Al-Qur’an, sedangkan tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajarannya
mendalam dengan bahan simbolik filosofis.
Dalam pandangan kaum sufi, manusia cenderung mengikuti hawa nafsu. Menurut
Al-Ghazali, cara hidup seperti ini akan menuntun manusia kejurang kehancuran.
Pandangan seperti ini menyebabkan manusia akan wujudnya sebgai hamba Alllah SWT.
Yang harus berjalan diatas atursn-Nya.
Untuk mengembalikan manusia dari kondisi yang tidak baik ke kondidi yang baik
yaitu dengan melalui aspek lahiriah maupun batiniah. Dalam tasawuf aspek batiniah
mencakup tahapan-tahapan. Bertujuan untuk menguasai hawa nafsu dalam rangka
pembersihan jiwa agar kita bisa lebih dekat dengan Allah SWT. Tahapan-tahapan itu
adalah Takhalli, Tahalli, dan Tajalli.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Takhalli ?


2. Apa yang dimaksud dengan Tahalli ?
3. Apa yang dimaksud dengan Tajalli ?
4. Apa manfat mempelajari Takhalli, tahalli, dan Tajalli ?
5. Bagaimana cara melakukan Takhalli, Tahalli, dan Tajalli ?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TAKHALLI
Takhalli ialah mengosongkan diri dari sikap ketergantungan terhadap kenikmatan
hidup di dunia dengan cara menjauhkan diri dari maksiat dan berusaha menguasai hawa
nafsu. Setelah itu isi tempat yang kosong itu dengan amal yang sholah, digerakkan
dengan sifat-sifat terpuji, yang tumbuh dari hati yang telah bersih tadi.
Firman Allah SWT.

Artinya : “ Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan) nya, maka dia mengilhamkan
kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya, sungguh beruntung orang yang
menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.”

Dosa yang dilakukan oleh jasad kita adalah dosa lahir. Dosa lahir artinya perbuatan yang
dikerjakan oleh anggota badan manusia yang merusak diri sendiri dan orang lain. Pada
garis besarnya ada 7 anggota badan kalau kita manfaatkan untuk kebaikan, yaitu.
a. Mata, untuk melihat keindahan alam sebagai bukti nyata adanya Tuhan
b. Telinga, untuk mendengarkan ajaran-ajaran agama
c. Mulut, untuk mengatakan hal yang baik-baik dan yang bermanfaat bagi orang banyak
d. Tangan, untuk hal yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain, bukan
merusak
e. Kaki, untuk mencari rezeki yang halal dan mengerjakan ibadah
f. Perut, diisi dengan makanan yang halal dan baik
g. Kemaluan, untuk mencari keturunan melalui menikah, bukan untuk memuaska
syahwat dengan berzina

5
Sedangkan dosa yang dilakukan oleh rohani kita namanya dosa batin, ini sangat
berbahaya karena dia tidak tampak berasal dari dalam diri manusia itu sendiri. Cara
mensuciknnya yaitu dengan berdzikir pada 7 tempat Latifal, yaitu : Latifal Qalbi, Latifal
Ruh, Latifal Sir, Latifal Khafi, Latifatul Akhfa, Latifatul nafsun natikah dan Latifatul
Kullul Jasad.

B. PENGERTIAN TAHALLI
Seseorang yang mengisi dirinya dengan sifat terpuji, seperti melaksanakan amalan
sholeh yang wajib maupun yang sunnah, dilaksanakan dengan ikhlas, twakkal, serta
penuh syukur mengharap Ridha Allah SWT itu dinamakan Tahalli.
Firman Allah SWT.
Artinya : “ sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adildan berbuat kebajikan,
memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji,
kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran.”

Selanjutnya Syekh Amin Al Kurdi menjelaskan, yang dimaksud dengan mengosongkan


(Takhalli) dari sifat tercela dan mengisi dari sifat terpuji. Sifat-sifat tercela dan sifat-sifat
terpuji keduanya ada tertanam pada diri manusia, yang tidak mungkin dihilangkan secara
total dan diganti dengan yang baru.
Tahap tahalli dilakukan oleh kaum sufi setelah mengosongkan jiwa dengan akhlak jelek.
Pada tahap ini, kaum sufi berusaha agar setiap sikap dan perilaku selalu berjalan sesuai
yang ditentukan Allah, baik yang bersifat ritual maupun yang bersifat social.

C. PENGERTIAN TAJALLI

6
Tajalli adlah terungkapnya cahaya kegaiban. Manusia yang sudah melakukan kesadaran
tertinggi dengan cara membiasakan kehidupannya dengan akhlak terpuji. Di dalam
kehidupannya tidak ada, kecuali rasa cinta, rindu, dan senang ketika dekat dengan Allah
SWT. Tajalli merupakan tanda-tanda yang Allah tanamkan didalam diri manusia supaya
bisa disakasikan. Setiap Tajalli melimpahkan setiap cahaya demi cahaya hingga orang
yang menerimanya tenggelam dalam kebaikan.
Al-Jili membagi Tajalli menjadi 4 tingkatan yaitu.
1. Tajalli Af’al, yaitu Tajalli Allah pada perbuatan seseorang, maksutnya segala
aktivitasnya disertai qudrat-Nya, dan ketika itu melihat-Nya.
2. Tajalli Asma’, yaitu lenyapnya seseorang dari dirinya dan bebasnya dari genggaman
sifat kebaruan dan lepasnya dari ikatan tubuh kasarnya. Pada tingkatan ini tiada yang
dilihat kecuali zat Al-Shirfah (hakikat gerakan), bukan melihat asma’.
3. Tajalli sifat, yaitu menerimanya seorang hamba atas sifat-sifat Ketuhanan, maksutnya
Tuhan mengambil tempat padanya tanpa hulul zat-Nya.
4. Tajalli zat, yaitu apabila Allah menghendaki adanya Tajalli atas hamba-Nya yang
mem-fana’-kan dirinya maka bertempat padanya karunia ketuhanan yang berupa sifat
dan bisa berupa zat.

Ibnu Arabi menyatakan bahwa Tajalli terbagi dua bentuk, yaitu


1. Tajalli Ghaib, yaitu penyingkapan diri zat dalam diri-Nya sendiri, tampak yang
mutlak menampakkan diri pada diri-Nya sendiri. Tajalli ini, secara interinsik, hanya
terjadi di dalam esensi Tuhan sendiri, Karena ia lebih dari satu proses ilmu Tuhan
didalam esensi-Nya sendiri.
Tajalli ghaib terbagi menjadi dua,
a. Martabat Ahadiyah, Tuhan merupakan wujud tunggal lagi mutlak yang belum
dihubungkan dengan kasualitas (sifat) apapun, sehinnga ia belum dikenal oleh
siapapun.
b. Martabat Wahidiyah, Tuhan memanifestasikan diri-Nya secara ilahiyah yang
unik, diluar ruang batas dan waktu, dan didalam citra sifat-sifat-Nya.
2. Tajalli Syuhudi, yaitu manifestasi diri di alam nyata. Tajalli syuhudi terjadi ketika
potensi-potensi yang ada di dalam esensi mengambil bentuk actual dalam berbagai

7
fenomena alam semesta. Tajalli syahadah disebut juga sebagai emanasi suci (al-faydh
al-muqaddas).

Al-Kalakabzi membagi Tajalli menjadi 3 yaitu.


1. Tajalli zat, yaitu mukasyafah (terbukanya selubung yang menutupi kerahasiaan-Nya).
2. Tajalli Shifat al-Dzat, yaitu tampaknya sifat-sifat zat Allah sebagai sumber atau
tempat cahaya.
3. Tajalli Hukma al-Dzat, yaitu tampaknya hokum zat-Nya yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan akhirat dan apa yang ada di dalamnya.

D. MANFAAT MELAKUKAN TAKHALLI, TAHALLI, DAN TAJALLI


Menghindari sifat buruk dan menghiasi diri dengan sifat mulia dapat memprerat
silaturahim dan persaudaraan antar-penganut agama islam dan juga non-islam. Itulah
yang menjadi inti dari pengamalan tasawuf, yaitu menghindari segala larangan Allah
yang mulia. Karena akhlak mulia itulah yang akan menjaga persaudaraan antar-umat
manusia.

E. CARA MELAKUKAN TAKHALLI, TAHALLI, DAN TAJALLI


a. Menghayati segala bentuk ibadah, sehingga pelaksanaanya tidak sekedar apa
yang dilihat secara lahiriyah, namun lebih dari itu memahami makna
hakikatnya.
b. Riyadhoh (latihan) dan mujahadah (perjuangan), berjuang dan berlatih untuk
membersihkan diri dari kekangan hawa nafsu dan mengendalikannya serta
tidak mengikuti keinginan hawa nafsu tersebut.
c. Mencari waktu yang tepat untuk mengubah sikap buruk dan mempunyai daya
tangkap terhadap kebiasaan buruk dan diganti dengan kebiaaan baik.
d. Muhasabah terhadap diri sendiri dan meninggalkan sifat-sifat jelek tersebut.
Memohon pertolongan Allah SWT dari godaan syaitan.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Manusia yang dapat mengosongkan hatinya dari sifat-sifat tercela (Takhalli), dan
diisi dengan sifat-sifat yang terpuji (Tahalli), segala perbuatannya di kehidupan sehari-
hari berdasar niat yang ikhlas. Maka rangkaian pendidikan mental itu disempurnakan
pada fase Tajalli.
Takhalli dapt dicapai dengan cara menjauhkan diri dari kemaksiatan dalam segala macam
bentuknya dan berusaha untuk melepaskan dorongan hawa nafsu. Tahalli yaitu menghias
diri atau membiasakan diri dengan sifat dan sikap perbuatan yang baik. Berusaha agar
setiap perilaku berjalan sesuai ketentuan agama. Tajalli yaitu terungkapnya cahaya
kegaiban. Manusia yang telah melakukan kesadaran tertinggi dengan cara membiasakan
diri dengan akhlak terpuji. Apabila Tuhan telah menembus hati hamba-Nya dengan
cahaya-Nya, dadnya terbuka luas dan lapang. Apabila iman seorang bertambah, takwanya
bertambah, bukan saja wajib menurut fikih yang ia kerjakan, yang sunnah juga ia
kerjakan. Siapa bertasawuf tanpa kefaqihan (ilmu) sungguh zindik (sesat), siapa
faqihnya namun tak bertasawuf sungguh fasik.

B. SARAN
Demikian makalah yang dapat penulis paparkan. Semoga bermanfaat bagi
penulis, pembaca dan khalayak ramai. Kritik dan saran dan pembaca sangat kami
harapkan demi terwujudnya makalah yang baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sholichin, M. Muchlis. Ilmu Akhlak dan Tasawuf. Malang: STAIN Pamekasan Press. 2009

Saebani, Beni Ahmad. Haamid, K.H. Abdul. Ilmu Akhlak. Bandung: Pusaka Setia,2010

Jumantoro, Totok. Agus, Samsul Munir. Kamus Ilmu Tasawuf. Jakarta: Amzah. 2005

Hamka. Renungan Tasawuf. Replubika Penerbit. 2016

http://hanputra.blogspot.com/2011/02/takhalli-tajalli-tahalli.html

Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta: Rajawali Pers, 2014

10

Anda mungkin juga menyukai