Anda di halaman 1dari 14

TAKHALLI,TAHALLI DAN TAJALLI

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Akhlak dan Tasawuf


Dosen Pengampu :
Muhamad Irfan, S.H.I.,M.Sy.

Disusun Oleh :
Kelompok 11

Deliana Putri NPM : 2221010019


Hamdiallah NPM : 2221010027

Kelas A
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulliah kami panjatkan kehadirat Allah yang Maha


Esa karena telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita berupa
ilmu pengetahuan dan kesempatan sehingga kita dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai
dengan harapan.Sholawat beserta salam semoga tetap tercurahkan
limpahkan kepada baginda nabi agung Muhammad Shollahu alaihi
wassalam yang kita nanti-nantikan syafaatnya kelak di yaumil qiyamah.
Aamiin.....
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Akhlak dan Tasawuf selain itu makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan keilmuan TAKHALLI,TAHALLI DAN
TAJALLI baik bagi para pembaca ataupun bagi penulis sendiri.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Muhamad Irfan,
S.H.I.,M.Sy. sebagai dosen pengampu mata kuliah Akhlak dan Tasawuf
Hidup yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusunan sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Bandar Lampung, 19 Februari 2023

Kelompok 11

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENDAPAT KELOMPOK
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Dari sudut pandang yang dapat diverifikasi, kebangkitan tasawuf dimulai pada abad
ke-1 hijriyah, sebagai bingkai perlawanan terhadap penyimpangan dari pelajaran Islam
yang dianggap telah keluar dari batas syariah. Islam secara teratur digunakan secara
eksklusif sebagai alat keaslian dan jaminan pribadi oleh beberapa kelompok. Mereka
tidak menunda-nunda untuk menampik sudut-sudut ajaran Islam yang tidak sepaham
dengan keinginan jalan hidup mereka. Sejak saat itu, sejarah telah mencatat
kebangkitan perombakan di kalangan Muslim yang sungguh-sungguh dan sejati.
Pemulihan ini dari sana dan seterusnya diperkuat di seluruh dunia Muslim. Mereka
antusias untuk menegakkan kembali amanat dan pesan suci yang dibawa oleh Nabi
Muhammad. Biasanya pemahaman terprogram dari kesungguhan pribadi umat Islam
untuk mengungkap jalan kenabian yang sejati.
Sisi positif dari pendekatan sufistik ataupun tasawuf merupakan sesuatu uraian
keislaman yang moderat, dan wujud dakwah yang mengedepankan qaul karim
(perkataan yang mulia), qaul ma’ ruf (perkataan yang baik), qaul maysur (perkataan yang
pantas), qaul layyin (perkataan yang lemah lembut), qaul baligh( perkataan yang
berbekas pada jiwa), serta qaul tsaqil (perkataan yang bermutu) sebagaimana yang
diamanatkan dalam Alquran. Mereka menemukan spirit sinar ruhani dari semangat
penghambaan pada yang Maha Esa, Allah SWT. Sinar tasawuf itu terpancar luas tanpa
lewat gerakan yang diorganisasikan.
Metode tazkiyah al-nafs terdiri dari 3 tahap yaitu (1) membersihkan jiwa dari sifat-sifat
tercela ( takhalli), (2) menghiasi jiwa dengan sifat-sifat terpuji( tahalli )dan (3) tersingkapnya
tabir kepada Allah SWT karena kondisi jiwa sudah suci ( tajalli). Kemudian tazkiyah al-nafs
ini berimplikasi terhadap Pendidikan Agama Islam yakni untuk menjadikan manusia yang
beriman, bertaqwa, serta berakhlak mulia diperlukan adanya proses penyucian jiwa (tazkiyah
al-nafs).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Takhalli?
2. Apa yang dimaksud dengan Tahalli?
3. Apa yang dimaksud dengan Tajalli ?

1.3 Manfaat
iv
Mahasiswa dapat memahami apa itu Takhalli, Tahalli dan Tajalli

1.4 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa itu Takhalli, Tahalli,
dan Tajalli

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Takhalli
Menurut Said Hawa yang menerjemahkan kitab dari karya
Imam Al `- Ghazali yaitu Intisari Ihya Ulumuddin, pengertian Takhalli
Secara sederhana, takhalli bermakna pengosongan. Dalam ilmu tasawuf,
takhalli bermakna pengosongan hati dan pikiran dari hal-hal yang bisa
mengotori. Misalnya berupa penyakit hati atau gangguan pikiran yang
masih berkecamuk sebelum memulai melakukan ibadah.
Karena hati yang masih diselimuti kekotoran, tidak bisa diisi dengan
sifat-sifat mahmudah.
Kita ambil contoh dalam beribadah, misalnya.
Saat melakukan salat, Jika hati atau pikiran kita masih terpaut dengan
hal-hal keduniaan atau dengan pekerjaan-pekerjaan yang masih belum
tuntas, saat itulah hati kita tidak bisa diisi dengan kekhusyuan dan
memahami setiap bacaan atau amaliah salat yang kita lakukan.
Saat melafalkan dzikir La Ilaha Illallah, Jika hati kita masih belum
dikosongkan dari Jika hati dan fikiran kita masih belum dikosongkan dari
Gejolak dan kecamuk hal-hal dunia, maka La Ilaha Illallah yang
diucapkan hanya terjadi di lisan tidak tertancap dalam hati.

Sedangkan Menurut Dr. Hi. Badarudin dalam buku akhalak


tasawuf, pengertian Takhalli ialah membersihkan diri dari sifat-sifat yang
tercela, kotor hati, maksiat lahir dan maksiat batin. Pembersihan ini
dalamrangka, melepaskan diri dari perangai yang tidak baik, yang tidak
sesuai dengan prinsip-prinsip agama. Sifat-sifat tercela ini merupakan
pengganggu dan penghalang utama manusia dalam berhubungan
dengan Allah.
Landasan tentang takhalli dalam Q.s asy Syams ayat (9-10)
‫قد أفلح من زكاھا‬
Artinya : Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu) (9(
‫وقد خاب من دساھا‬
Artinya : Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya (10(
Dan terdapat juga di Qs. Al a’laa ayat (14)
١٤( ‫قد أفلح من تزكا‬

v
Artinya : Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan
beriman )

Menurut Hasin Abdullah dalam buku akhlak tasawuf Takhalli


menurut bahasa adalah melepas, membebaskan, menanggalkan dan
meninggalkan. Sedangkan secara istilah takhalli adalah melepaskan diri
dari semua sifat tercela, maksiat dan penyakit hati yang dapat
mengalihkan pikiran dari Allah Swt.
Untuk mencapaian takhalli, para salik diharuskan menjauhkan diri
dari segala bentuk kemaksiatan dan berusaha melenyapkan dorongan
hawa nafsu negatif dan melakukan taubat nashuha. Menurut para sufi
maksiat terbagi menjadi dua, yaitu: maksiat lahir dan maksiat batin.
Maksiat lahir adalah segala bentuk maksiat yang disandarkan pada
anggota lahir. Sedangkan maksiat batin adalah maksiat yang disandarkan
pada anggota batin/hati. Sehingga akan menyulitkan untuk mendapatkan
nur ilahi dan tersingkapnya tabir yang membatasi dirinya dengan Allah
Swt.
Maksiat batin merupakan maksiat yang sulit untuk dihilangkan,
karena ia merupakan awal mula dari terjadinya maksiat lahir. Sebelum
maksiat batin bisa dihilangkan maka maksiat lahir tidak akan bisa
dihilangkan. Kedua maksiat tersebut dapat dihilangkan dengan cara
bertakhalli.

Berikut ini merupakan cara bertakhalli :


 Mensucikan diri dari najis, dengan melakukan istinjâ’ dengan baik, teliti dan
benar dengan menggunakan air atau tanah.
 Mensucikan diri dari kotoran, dengan cara mandi atau menyiram air ke
seluruh tubuh dengan cara yang baik, teliti dan benar.
 Mensucikan yang bersih, dengan cara berwudhu dengan air dan debu dengan
cara yang baik, teliti dan benar.
 Mensucikan yang suci atau fitrah dengan melakukan shalat taubat untuk
memohon ampun kepada-Nya.
 Mensucikan yang Maha Suci, dengan cara melakukan dzikir dan men-
tauhidkan Allah Swt. dengan kalimat lâ ilâha illallâh.

Seperti yang telah dikemukakan di atas, bahwa takhalli merupakan


membersihkan diri dari perbuatan kotor dan penyakit hati. Berikut
merupakan
penyakit hati yang perlu dibersihkan, yaitu:
a. Hasud: iri
b. Hiqd: benci dan dengki
c. Su’u zhan: buruk sangka
d. Takabur: sombong
e. ‘Ujub: berbangga diri
f. Riya: pamer kebaikan
g. Sum’ah: mencari kemasyhuran ketika beramal baik
h. Bakhil: kikir
i. Ḥubb al-mal: materialistis
j. Tafakhur: bersaing dalam berbangga diri
k. Ghadhab: marah

vi
l. Namimah: menyebar fitnah
m. Kidzib: berbohong
n. Khianat: tidak jujur/tidak amanah
o. Ghibah: membicarakan kejelekan orang lain

Menurut Ismail Hasan dalam buku tasawuf jalan rumpil menuju


tuhan, Takhalli merupakan langkah pertama yang harus di lakukan oleh
seorang sufi. Takhalli adalah usaha mengosongkan diri dari perilaku
dan akhlak tercela. Salah satu dari akhlak tercela yang paling banyak
menyebabkan akhlak jelek antara lain adalah kecintaan yang berlebihan
kepada urusan duniawi. Takhalli juga dapat diartikan mengosongkan diri
dari sifat ketergantungan terhadap kelezatan duniawi. Hal ini akan dapat
dicapai dengan jalan menjauhkan diri dari kemaksiatan dalam segala
bentuknya dan berusahamelenyapkan dorongan hawa nafsu jahat.
Takhalli, berarti mengosongkan diri dari sikap ketergantungan
terhadap kelezatan kehidupan duniawi.
Menurut kalangan sufi, kemksiatan dapat dibagi dua ;pertamamaksiat
lahir yaitu sifat tercela yang dikerjakan oleh anggota lahir seperti tangan,
mulut dan mata. Sedangkan maksiat batin ialah segala sifat tercela yang
diperbuat anggota batin yaitu hati. Menurut al-Ghazali moral adalah setiap
hal yang mengangkat jiwa dan kehidupan menuju cahaya dan kesucian.
Sedangakan kejelekanadalah semuahalyangmerusaktubuh jiwa serta akal
danmenjauhkan ruh dari cahaya dan kesucian.

B. Pengertian Tahalli
Menurut Said Hawa yang menerjemahkan kitab dari karya Imam
Al-Ghazali yaitu Intisari Ihya Ulumuddin Secara bahasa, tahalli berarti
pengisian. Dalam ilmu tasawuf, tahalli bermakna pengisian hati dengan sifat-
sifat mahmudah atau dengan kalimat-kalimat zikir setelah sebelumnya hati
dilakukan pengosongan atau pembersihan dari sifat sifat madzmumah.
Maka orang yang berdzikir La Ilaha Illallah dalam rangka mengisi
atau memberikan nutrisi pada hati akan lebih mudah khsyuk dalam proses
tahalli ini jika proses sebelumnya yakni takhalli telah dilakukan. Orang yang
pernah melakukan dosa, setelah itu ia bertaubat. Maka jalan yang ia tempuh
berikutnya adalah jalan ini, yakni tahalli berupa melakukan amal-amal
sholeh.

Sedangkan Menurut Dr. Hi. Badarudin dalam buku akhalak


tasawuf, Tahalli merupakan pengisian diri dengan sifat-sifat
terpuji,menyinari hati dengan taat lahir dan batin. Hati yang demikian ini
dapat menerima pancaran Nurullah dengan mudah. Oleh karenanya segala
perbuatan dan tindakannya selalu berdasarkan dengan niat yang ikhlas (suci
dari riya).
Dan amal ibadahnya itu tidak lain kecuali mencari ridha Allah SWT.
Untuk itulah manusia seperti ini bisa mendekatkan diri kepada Yang Maha
Kuasa. Maka dari itu, Allah senantiasa mencurahkan rahmat dan
perlindungan kepadanya.
Dasar dari tahalli ialah firman Allah SWT:

‫ والمنكر والبغى یعظكم لعلكم تذكرون‬i‫ان اهللا یأمر بالعدل واإلحسان وإیتاء ذى القربى وینھى عن الفحشاء‬

vii
(٩٠:‫)سورة النحل‬

Artinya : sesungguhnya Allah menyuruh ( kamu ) berlaku adil dan


berbuat kebajikan , memberi bantuan kepada kerabat, dan dia melarang
(melakukann ) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepada mu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

Menurut Hasin Abdullah dalam buku akhlak tasawuf, Secara


bahasa taḥalli adalah menghias, mempercantik, dan memaniskan. Sedangkan
secara istilah taḥalli adalah menghiasi diri dengan sifat dan perbuatan yang
baik. Untukmelakukan tahalli, langkahnya adalah melatih jiwa supaya
berakhlak baik dan selalu konsisten dengan langkah yang dirintis
sebelumnya (takhalli), yang pada gilirannya akan menghasilkan manusia
yang sempurna (insan kamil).
Orang yang sudah melakukan takhalli maka tahap selanjutnya adalah
taḥalli. Atau dengan kata lain, apabila seorang salik sudah mengkosongkan
jiwanya dari sifat buruk, maka ruang yang kosong itu harus diisi dengan hal
yang baru dan bersifat baik. Sikap yang penting untuk diisikan ke dalam jiwa
seseorang adalah taubat, sabar, fakir, zuhud, tawakkal, mahabbah, ma’rifah
dan kerelaan.Orang yang berhasil mengkosongkan jiwanya dari perbuatan
tercela dan mengisinya dengan perbuatan terpuji, maka perilakunya sehari-
hari akan didasari dengan sikap ikhlas. Seluruh hidupnya diikhlaskan untuk
memperoleh ridha Allah Swt saja. Oleh karenanya, orang yang seperti ini
dapat mendekatkan dirinya kepada Allah Swt.
Menurut al-Ghazali, jiwa dapat dirubah, dikuasai dan dibentuk sesuai
dengan kehendak manusia itu sendiri. Oleh karenanya, jasmani dan rohani
yang sehat merupakan awal dari rangkaian perjalanan kehidupan spiritual
untuk menjadi lebih kuat. Latihan untuk meningkatkan amalan-amalan
keagamaan dengan cara riyadlah dan mujahadah merupakan tantangan yang
cukup berat. Tujuan dari riyadhah dan mujahadah adalah untuk
mengendalikan dan menguasai hawa nafsu dan menekannhya sampai ke titik
terendah, atau kalau mungkin mematikannya. Karena dengan latihan akan
menjadi kebiasaan, dari kebiasaan akan menjadikan kepribadian.

Menurut Ismail Hasan dalam buku tasawuf jalan rumpil menuju


tuhan, Setelah melalui tahap pembersihan diri dari segala sifat dan sikap
mental yang tidak baik dapat dilalui, usaha itu harus berlanjut terus ke tahap
kedua yang disebut tahalli. Yakni, mengisi diri dengan sifatsifat terpuji,
dengan taat lahir dan batin.
Dengan demikian, tahap tahalli ini merupakan tahap pengisian jiwa
Yang telah dikosongkan tadi.Sebab,apabila satu kebiasaan telah dilepaskan
Tetapi tidak segera ada penggantinya maka kekosongan itu bisa
menimbulkan prustasi. Oleh karena itu, setiap satu kebiasaan lama
ditinggalkan, harus segera diisi dengan satu kebiasaan baru yang baik. Dari
satu latihan akan menjadi kebiasaan dan dari kebiasaan akan menghasilkan
kepribadian.
Manusia yang mampu mengosongkan hatinya dari sifat-sifat yang
tercela (takhalli) dan mengisinya dengan sifat-sifat yang terpuji (tahalli),
segala perbuatan dan tindakannya sehari-sehari selalu berdasarkan niat yang
ikhlas.

viii
Sifat-sifat yangmenyinarihatiitu olehkaumsufi dinamakan sifat-sifat
terpuji (akhlaq mahmudah), di antaranya adalah :
1). Taubat:menyesali dari perbuatan tercela
2). Khauf/taqwa : perasaan takut kepada Allah
3). Ikhlas : niat dan amal yang tulus dan suci
4). Syukur :rasa terima kasih atassegala nikmah
5). Zuhud: hidup sederhana, apa adanya
6). Sabar :tahan darisegala kesukaran
7). Ridho :rela dalammenerima taqdir Allah
8). Tawakkal : berserah diri padaAllah
9). Mahabbah : perasaan cinta hanya kepadaAllah
10). Dzikrul maut : selalu ingat akan mati

C. Pengertian Tajalli
Menurut Said Hawa yang menerjemahkan kitab dari karya Imam
Al `- Ghazali yaitu Intisari Ihya Ulumuddin, Setelah takhalli dan tahalli
dilalui, maka sampailah pada tajalli atau mengkoneksikan diri dengan
Allah. Di sinilah, manusia bisa mencapai derajat insan kamil saat ia benar
meraakan nikmat dari suluknya. Firman Allah SWT dalam Surat Thaha

َ ‫َاب َو ٰا َمنَ َو َع ِم َل‬


‫صالِ ًحا ثُ َّم ا ْهت َٰدى‬ َ ‫َواِنِّ ْي لَ َغفَّا ٌر لِّ َمنْ ت‬

Artinya : Dan sungguh, Aku Maha Pengampun bagi yang bertobat,


beriman dan berbuat kebajikan, kemudian tetap dalam petunjuk.

Betaubat dari kesyirikan maupun hal yang mengotori hati lainnya


adalah pengamalan dari takhalli. Beriman dan beramal shaleh adalah
salah satu manifestasi dari tahalli. Dan tetap istiqamah dalam petunjuk
merupakan wujud dari tajalli. Karenanya, orang yang seperti ini layak
untuk mendapatkan ampunan dan ridha Allah.

Sedangkan Menurut Dr. Hi. Badarudin dalam buku akhalak


tasawuf , tajalli adalah merasakan akan rasa ketuhanan yang sampai
mencapai sifat muraqabah. Sedangkan muraqabah sendiri Menurut
bahasa, Muraqabah berarti mengamati tujuan. Sedangkan secara
terminologi, berarti melestarikan pengamatan kepada Allah SWT dengan
hatinya lain disebutkan bahwa tajalli merupakan barang yang dibukakan
bagi hati seseorang tentang beberapa Nur yang datang dari ghoib.
Dasar dari tajalli terkandung dalam potongan surat Annur ayat 35:

)٣٥ : ‫اهللا نورالسماوات واألرض (سورة النور‬


Artinya : Allah (pemberi) cahaya ( kepada ) langit dan bumi.
Tajalli ada empat tingkatan, yaitu: tajalli af’al, tajalli asma, tajalli sifat, dan tajalli zat.
Dalam kaitannya dengan tajalli (penampakkan) Tuhan, Abdul Karim Kutbuddin bin Ibrohim
al-Jili sebagaimana dikutip oleh M.Alfatih bahwa proses tajalli adalah melalui tiga tahap
tanazzul, yaitu ahadiyah, huwiyah, dan amiyah. Pada tahap ahadiyah, Tuhan dalam
keabsolutannya baru keluar dari al-‘ama (kabut kegelapan), tanpa nama dan sifat. Pada tahap
huwiyah, nama dan sifat Tuhan tidak muncul, tetapi masih dalam bentuk potensi. Pada tahap
amiyah, Tuhan menampakkan diri dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya kepada makhluk-

ix
Nya. Diantara semua makhluk-Nya pada diri manusialah Ia menampakkan diri-Nya dengan
segala sifat-Nya.Dari tahapan-tahapan takhalli, tahalli, dan tajalli tersebut, prosesnya
merupakan bagian dari kegiatan riyadhah. Ketiga hal ini tidak bisa dipisahkan dari
pelaksanaan riyadhah.
Sedangkan Riyadhah adalah latihan-latihan fisik dan jiwa dalam rangkamelawan
getaran hawa nafsu dengan melakukan puasa, khalwat,bangun di tengah malam (qiyamullail),
berdzikir, tidak banyak bicara,dan beribadah secara terus menerus untuk penyempurnaan diri
secara konsisten kunci sukses riyadhah kepasrahan diri, menerima dengan ikhlas dan lapang
dada. Atas semua yang diberikan sang khaliq.
Dalam hubungan dengan Riyadloh, berkaitan dengan tiga hal berikut ini:
Takhalli (Takholli minal akhlaaqil madzmuumah, lepaskan dirimu dari perangai
tercela). Menghapus perbuatan tercela dan dalam mencapai Asmaul Husna, harus ada
sifat menghayati, bertobat dengan cara istiqomah dan ikhlas.
Tahalli (Tahalli nafsaka bil akhlaaqil mahmuudah, isilah jiwamu dengan akhlaq yang
terpuji). Untuk mengisi perbuatan yang terpuji, diantaranya dengan melakukan dzikir
dan melakukan sholat-sholat sunnah
Tajalli (Jelaslah Tuhanmu di hadapanmu, maksudnya Allah jelas dalam dzhahir
kehidupan jiwa, hijab tersingkap menjelma kasysyaaf. Demikianlah Takhalli
permulaan atau bidaayah dengan melalui tahalli, kemudian kesudahan atau nihaayah
(puncaknya) adalah tajalli.

Menurut Hasin Abdullah dalam buku akhlak tasawuf, Secara bahasa tajalli
adalah jelas, terang dan dan melahirkan. Sedangkan secara istilah tajalli adalah
hilangnya hijab dari seorang hamba, karena telah suci hatinya dan jernih
mu’amalahnya dengan Allah dan dengan sesama hamba. Tajalli merupakan tahapan
setelah takhalli dan taḥalli. Seseorang yang telah membersihkan jiwanya dan telah
mengisinya dengan akhlak karimah, maka selanjutnya ia memperoleh limpahan
karunia kerohanian lebih lanjut.
Pada tahapan ini, hati seorang selalu berdzikir kepada Allah Swt. karena
dengan selalu mengingatnya maka akan melahirkan kedamaian dan ketenangan. Tidak
ada yang lebih ditakuti di dunia ini selain lepasnya Allah dari hati seorang salik.
Setiap detik, menit dan jam hanya ditujukan untuk selalu mengingat Allah. Jika hati
selalu berdzikir dan mengingat Allah maka organ lain akan dengan sendirinya
mengikuti.

Dengan tajalli membuat hati seorang salik terasa bercahaya terang


benderang, dada terbuka luas dan lapang, terangkatnya tabir rahasia alam
malakut dan semakin dekat dengan Allah, berbeda dengan kondisinya yang
selama ini tertutup oleh kotoran jiwanya dengan sifat dan sikap madzmumah
(tercela).
Setiap orang yang disingkapkan tabirnya merasakan pengalaman
yang berbedabeda. Tidak ada orang yang merasakan tajalli yang sama. Oleh
karena itu, para sufi berbeda pendapat dalam menentukan bentuk tajalli.Dari
ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa takhalli, taḥalli dan tajalli
saling memiliki keterikatan dan dalam pengamalannya harus sesuai urutan.

x
Dengan demikian ketiga proses ini adalah tahapan yang harus dilalui seorang
salik untuk tazkiyatun nufus supaya terhindar dari sifat buruk, tercela dan
hewani.
Menurut Ismail Hasan dalam buku tasawuf jalan rumpil menuju
tuhan, pemantapan dan pendalaman materi yang telah dilalui pada fase
tahalli, maka rangkaian pendidikan akhlak selanjutnya adalah fase tajalli.
Kata tajalli bermakna terungkapnya nur ghaib.
Pada tahap ini, hati akan merasai ketenangan. Kegelisahannya bukan
lagi pada dunia yangmenipu.Kesedihannya bukan pada anak dan istri yang
tidak akanmenyertai kita saatmautmenjemput. Kepedihannya bukan pada
syahwat badani yang seringkali memperosokkan pada kebinatangan. Tapi
hanya kepada Allah. Hatinya sedih jika tidakmengingat Allah dalamsetiap
detik.
Tajalli juga merupakan istilah tasawuf yang berarti ”penampakan diri
Tuhan” yang bersifat absolut dalam bentuk alam yang bersifat terbatas.
Istilah ini berasal dari kata tajalla atau yatajalla, yang artinya “menyatakan
diri”.Tajali merupakan poin poros dalam pemikiran Ibn’Arabi. Sebenarnya,
konsep tajali adalah pijakan dasar pandangan Ibnu Arobi mengenai realitas.
Semua pemikiran Ibn’Arabi mengenai struktur ontologis alam berkisar pada
poros ini, dan dari situ berkembang menjadi sistem kosmik berjangkauan
luas. Tidak ada bagian dalam pandangan Ibnu Arobi tentang realitas
yang bisa dipahami tanpa merujuk pada konsep utama ini. Keseluruhan
filsafatnya, secara ringkas, adalah teori tajali.
Pada tingkat ini hati hamba itu bercahaya terang benderang, dadanya
terbuka luas dan lapang, terangkatlah tabirrahasia malakut dengan karunia
dan rahmatAllah, tatkala itu jelaslah segala hakikat ketuhanan yang selama
ini terhijab atau terhalangi. Imam Ghozali berkata, ”Di dunia ini tak ada
cahayayanglebihdaripadacahayaKenabian”.
Dalam menempuh jalan (tarekat) untuk memperoleh kenyataan
Tuhan (tajalli), kaum sufi berusaha melalui riyadloh (latihan-latihan)
dan mujahadah dengan menempuh jalan, antara lain melalui suatu dasar
pendidikan tiga tingkat : takholli, tahalli dan tajalli.
Ada pula menempuh jalan suluk dengan sistem yang dinamakan :
murotabatual-thariqah yang terdiri dari empat tingkat.(seperti sistem yang
dipakai oleh Tarekat Naqsabandiyah) :
1). Taubat
2). Istiqomah : taat lahir dan batin.
3). Tahdzib : yang terdiri dari beberapa riyadloh (latihan)
seperti puasa, mengurangi tidur dan menyendiri.
4). Taqarrub : mendekatkan diri kepada Allah dengan jalan
berkhalwat, dzikir terus menerus.

xi
BAB III
PENDAPAT KELOMPOK

Jadi menurut pendapat kelompok kami yaitu takhalli, tahalli dan


tajalli merupakan metode untuk pembersihan diri , sedangkan takhalli sendiri
memiliki arti pengosongan hati, membersihkan diri dari sifat sifat tercela,
membebaskan dari sifat maksiat dan takhalli merupakan langkah pertama
langkah pertama dilakukan oleh seorang sufi.
Tahalli bermakna pengisian hati dengan sifat-sifat mahmudah atau
dengan kalimat-kalimat dzikir, merupakan pengisian diri dengan sifat-sifat
terpuji, menghiasi diri dengan sifat dan perbuatan yang baik
Sedang kan tajalli adalah mengkoneksikan diri dengan Allah , seseorang
yang telah membersihkan jiwanya dan telah mengisinya dengan akhlak
karimah, maka selanjutnya ia memperoleh limpahan karunia kerohanian
lebih lanjut. Pada tahap ini hati seseorang selalu berzikir kepada Allah SWT

xii
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Tasawuf merupakan satu ilmu yang berbeda dengan ilmu yang lain,ia
membutuhkan sebuah pemahaman yang akurat dan keyakinan yang kuat
demi pencapaian puncak, karena membutuhkan intuisi dan pengalaman
spiritual untuk mempraktekkan dan memperdalam pemahaman. Adapun
tahapan tasawuf adalah dengan metode tazkiyah al-nafs terdiri dari 3 tahap
yaitu (1) membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela ( takhalli), (2) menghiasi
jiwa dengan sifat-sifat terpuji( tahalli )dan (3) tersingkapnya tabir kepada
Allah SWT karena kondisi jiwa sudah suci ( tajalli). Kemudian tazkiyah al-
nafs ini berimplikasi terhadap Pendidikan Agama Islam yakni untuk
menjadikan manusia yang beriman, bertaqwa, serta berakhlak mulia
diperlukan adanya proses penyucian jiwa (tazkiyah al-nafs)

B. Saran
Mengingat bahwa kita sebagai manusia yang beriman kepada allah
perlu membersihkan diri dari sifat tercela dan maksiat dengan lebih
mendekatkan diri kepada allah SWT.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Badralin. (2015). Abhiat Tasawuf (Cetakan II). Serang: IAIB PRESS


Pegantungan Serang

Imam Al Ghazali. (2017). Intia Ihya Ulumuddin Yogyakarta.


Yogyakarta: Mutsara Media Abdullah

Hasan. (2020). Ahlak Tamed Kelas XI MA Peministin Keagam


(Catatan be 1). Jakarta: Direktorat KSKK Madrasah dan
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Keterian Agama RI

Hasan, I. (2014). Tasawuf: Jalan Rumpil Menuju Tuhan. An-Nuha

xiv

Anda mungkin juga menyukai