Disusun Oleh :
Kelompok 11
Kelas A
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Kelompok 11
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENDAPAT KELOMPOK
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Dari sudut pandang yang dapat diverifikasi, kebangkitan tasawuf dimulai pada abad
ke-1 hijriyah, sebagai bingkai perlawanan terhadap penyimpangan dari pelajaran Islam
yang dianggap telah keluar dari batas syariah. Islam secara teratur digunakan secara
eksklusif sebagai alat keaslian dan jaminan pribadi oleh beberapa kelompok. Mereka
tidak menunda-nunda untuk menampik sudut-sudut ajaran Islam yang tidak sepaham
dengan keinginan jalan hidup mereka. Sejak saat itu, sejarah telah mencatat
kebangkitan perombakan di kalangan Muslim yang sungguh-sungguh dan sejati.
Pemulihan ini dari sana dan seterusnya diperkuat di seluruh dunia Muslim. Mereka
antusias untuk menegakkan kembali amanat dan pesan suci yang dibawa oleh Nabi
Muhammad. Biasanya pemahaman terprogram dari kesungguhan pribadi umat Islam
untuk mengungkap jalan kenabian yang sejati.
Sisi positif dari pendekatan sufistik ataupun tasawuf merupakan sesuatu uraian
keislaman yang moderat, dan wujud dakwah yang mengedepankan qaul karim
(perkataan yang mulia), qaul ma’ ruf (perkataan yang baik), qaul maysur (perkataan yang
pantas), qaul layyin (perkataan yang lemah lembut), qaul baligh( perkataan yang
berbekas pada jiwa), serta qaul tsaqil (perkataan yang bermutu) sebagaimana yang
diamanatkan dalam Alquran. Mereka menemukan spirit sinar ruhani dari semangat
penghambaan pada yang Maha Esa, Allah SWT. Sinar tasawuf itu terpancar luas tanpa
lewat gerakan yang diorganisasikan.
Metode tazkiyah al-nafs terdiri dari 3 tahap yaitu (1) membersihkan jiwa dari sifat-sifat
tercela ( takhalli), (2) menghiasi jiwa dengan sifat-sifat terpuji( tahalli )dan (3) tersingkapnya
tabir kepada Allah SWT karena kondisi jiwa sudah suci ( tajalli). Kemudian tazkiyah al-nafs
ini berimplikasi terhadap Pendidikan Agama Islam yakni untuk menjadikan manusia yang
beriman, bertaqwa, serta berakhlak mulia diperlukan adanya proses penyucian jiwa (tazkiyah
al-nafs).
1.3 Manfaat
iv
Mahasiswa dapat memahami apa itu Takhalli, Tahalli dan Tajalli
1.4 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa itu Takhalli, Tahalli,
dan Tajalli
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Takhalli
Menurut Said Hawa yang menerjemahkan kitab dari karya
Imam Al `- Ghazali yaitu Intisari Ihya Ulumuddin, pengertian Takhalli
Secara sederhana, takhalli bermakna pengosongan. Dalam ilmu tasawuf,
takhalli bermakna pengosongan hati dan pikiran dari hal-hal yang bisa
mengotori. Misalnya berupa penyakit hati atau gangguan pikiran yang
masih berkecamuk sebelum memulai melakukan ibadah.
Karena hati yang masih diselimuti kekotoran, tidak bisa diisi dengan
sifat-sifat mahmudah.
Kita ambil contoh dalam beribadah, misalnya.
Saat melakukan salat, Jika hati atau pikiran kita masih terpaut dengan
hal-hal keduniaan atau dengan pekerjaan-pekerjaan yang masih belum
tuntas, saat itulah hati kita tidak bisa diisi dengan kekhusyuan dan
memahami setiap bacaan atau amaliah salat yang kita lakukan.
Saat melafalkan dzikir La Ilaha Illallah, Jika hati kita masih belum
dikosongkan dari Jika hati dan fikiran kita masih belum dikosongkan dari
Gejolak dan kecamuk hal-hal dunia, maka La Ilaha Illallah yang
diucapkan hanya terjadi di lisan tidak tertancap dalam hati.
v
Artinya : Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan
beriman )
vi
l. Namimah: menyebar fitnah
m. Kidzib: berbohong
n. Khianat: tidak jujur/tidak amanah
o. Ghibah: membicarakan kejelekan orang lain
B. Pengertian Tahalli
Menurut Said Hawa yang menerjemahkan kitab dari karya Imam
Al-Ghazali yaitu Intisari Ihya Ulumuddin Secara bahasa, tahalli berarti
pengisian. Dalam ilmu tasawuf, tahalli bermakna pengisian hati dengan sifat-
sifat mahmudah atau dengan kalimat-kalimat zikir setelah sebelumnya hati
dilakukan pengosongan atau pembersihan dari sifat sifat madzmumah.
Maka orang yang berdzikir La Ilaha Illallah dalam rangka mengisi
atau memberikan nutrisi pada hati akan lebih mudah khsyuk dalam proses
tahalli ini jika proses sebelumnya yakni takhalli telah dilakukan. Orang yang
pernah melakukan dosa, setelah itu ia bertaubat. Maka jalan yang ia tempuh
berikutnya adalah jalan ini, yakni tahalli berupa melakukan amal-amal
sholeh.
والمنكر والبغى یعظكم لعلكم تذكرونiان اهللا یأمر بالعدل واإلحسان وإیتاء ذى القربى وینھى عن الفحشاء
vii
(٩٠:)سورة النحل
viii
Sifat-sifat yangmenyinarihatiitu olehkaumsufi dinamakan sifat-sifat
terpuji (akhlaq mahmudah), di antaranya adalah :
1). Taubat:menyesali dari perbuatan tercela
2). Khauf/taqwa : perasaan takut kepada Allah
3). Ikhlas : niat dan amal yang tulus dan suci
4). Syukur :rasa terima kasih atassegala nikmah
5). Zuhud: hidup sederhana, apa adanya
6). Sabar :tahan darisegala kesukaran
7). Ridho :rela dalammenerima taqdir Allah
8). Tawakkal : berserah diri padaAllah
9). Mahabbah : perasaan cinta hanya kepadaAllah
10). Dzikrul maut : selalu ingat akan mati
C. Pengertian Tajalli
Menurut Said Hawa yang menerjemahkan kitab dari karya Imam
Al `- Ghazali yaitu Intisari Ihya Ulumuddin, Setelah takhalli dan tahalli
dilalui, maka sampailah pada tajalli atau mengkoneksikan diri dengan
Allah. Di sinilah, manusia bisa mencapai derajat insan kamil saat ia benar
meraakan nikmat dari suluknya. Firman Allah SWT dalam Surat Thaha
ix
Nya. Diantara semua makhluk-Nya pada diri manusialah Ia menampakkan diri-Nya dengan
segala sifat-Nya.Dari tahapan-tahapan takhalli, tahalli, dan tajalli tersebut, prosesnya
merupakan bagian dari kegiatan riyadhah. Ketiga hal ini tidak bisa dipisahkan dari
pelaksanaan riyadhah.
Sedangkan Riyadhah adalah latihan-latihan fisik dan jiwa dalam rangkamelawan
getaran hawa nafsu dengan melakukan puasa, khalwat,bangun di tengah malam (qiyamullail),
berdzikir, tidak banyak bicara,dan beribadah secara terus menerus untuk penyempurnaan diri
secara konsisten kunci sukses riyadhah kepasrahan diri, menerima dengan ikhlas dan lapang
dada. Atas semua yang diberikan sang khaliq.
Dalam hubungan dengan Riyadloh, berkaitan dengan tiga hal berikut ini:
Takhalli (Takholli minal akhlaaqil madzmuumah, lepaskan dirimu dari perangai
tercela). Menghapus perbuatan tercela dan dalam mencapai Asmaul Husna, harus ada
sifat menghayati, bertobat dengan cara istiqomah dan ikhlas.
Tahalli (Tahalli nafsaka bil akhlaaqil mahmuudah, isilah jiwamu dengan akhlaq yang
terpuji). Untuk mengisi perbuatan yang terpuji, diantaranya dengan melakukan dzikir
dan melakukan sholat-sholat sunnah
Tajalli (Jelaslah Tuhanmu di hadapanmu, maksudnya Allah jelas dalam dzhahir
kehidupan jiwa, hijab tersingkap menjelma kasysyaaf. Demikianlah Takhalli
permulaan atau bidaayah dengan melalui tahalli, kemudian kesudahan atau nihaayah
(puncaknya) adalah tajalli.
Menurut Hasin Abdullah dalam buku akhlak tasawuf, Secara bahasa tajalli
adalah jelas, terang dan dan melahirkan. Sedangkan secara istilah tajalli adalah
hilangnya hijab dari seorang hamba, karena telah suci hatinya dan jernih
mu’amalahnya dengan Allah dan dengan sesama hamba. Tajalli merupakan tahapan
setelah takhalli dan taḥalli. Seseorang yang telah membersihkan jiwanya dan telah
mengisinya dengan akhlak karimah, maka selanjutnya ia memperoleh limpahan
karunia kerohanian lebih lanjut.
Pada tahapan ini, hati seorang selalu berdzikir kepada Allah Swt. karena
dengan selalu mengingatnya maka akan melahirkan kedamaian dan ketenangan. Tidak
ada yang lebih ditakuti di dunia ini selain lepasnya Allah dari hati seorang salik.
Setiap detik, menit dan jam hanya ditujukan untuk selalu mengingat Allah. Jika hati
selalu berdzikir dan mengingat Allah maka organ lain akan dengan sendirinya
mengikuti.
x
Dengan demikian ketiga proses ini adalah tahapan yang harus dilalui seorang
salik untuk tazkiyatun nufus supaya terhindar dari sifat buruk, tercela dan
hewani.
Menurut Ismail Hasan dalam buku tasawuf jalan rumpil menuju
tuhan, pemantapan dan pendalaman materi yang telah dilalui pada fase
tahalli, maka rangkaian pendidikan akhlak selanjutnya adalah fase tajalli.
Kata tajalli bermakna terungkapnya nur ghaib.
Pada tahap ini, hati akan merasai ketenangan. Kegelisahannya bukan
lagi pada dunia yangmenipu.Kesedihannya bukan pada anak dan istri yang
tidak akanmenyertai kita saatmautmenjemput. Kepedihannya bukan pada
syahwat badani yang seringkali memperosokkan pada kebinatangan. Tapi
hanya kepada Allah. Hatinya sedih jika tidakmengingat Allah dalamsetiap
detik.
Tajalli juga merupakan istilah tasawuf yang berarti ”penampakan diri
Tuhan” yang bersifat absolut dalam bentuk alam yang bersifat terbatas.
Istilah ini berasal dari kata tajalla atau yatajalla, yang artinya “menyatakan
diri”.Tajali merupakan poin poros dalam pemikiran Ibn’Arabi. Sebenarnya,
konsep tajali adalah pijakan dasar pandangan Ibnu Arobi mengenai realitas.
Semua pemikiran Ibn’Arabi mengenai struktur ontologis alam berkisar pada
poros ini, dan dari situ berkembang menjadi sistem kosmik berjangkauan
luas. Tidak ada bagian dalam pandangan Ibnu Arobi tentang realitas
yang bisa dipahami tanpa merujuk pada konsep utama ini. Keseluruhan
filsafatnya, secara ringkas, adalah teori tajali.
Pada tingkat ini hati hamba itu bercahaya terang benderang, dadanya
terbuka luas dan lapang, terangkatlah tabirrahasia malakut dengan karunia
dan rahmatAllah, tatkala itu jelaslah segala hakikat ketuhanan yang selama
ini terhijab atau terhalangi. Imam Ghozali berkata, ”Di dunia ini tak ada
cahayayanglebihdaripadacahayaKenabian”.
Dalam menempuh jalan (tarekat) untuk memperoleh kenyataan
Tuhan (tajalli), kaum sufi berusaha melalui riyadloh (latihan-latihan)
dan mujahadah dengan menempuh jalan, antara lain melalui suatu dasar
pendidikan tiga tingkat : takholli, tahalli dan tajalli.
Ada pula menempuh jalan suluk dengan sistem yang dinamakan :
murotabatual-thariqah yang terdiri dari empat tingkat.(seperti sistem yang
dipakai oleh Tarekat Naqsabandiyah) :
1). Taubat
2). Istiqomah : taat lahir dan batin.
3). Tahdzib : yang terdiri dari beberapa riyadloh (latihan)
seperti puasa, mengurangi tidur dan menyendiri.
4). Taqarrub : mendekatkan diri kepada Allah dengan jalan
berkhalwat, dzikir terus menerus.
xi
BAB III
PENDAPAT KELOMPOK
xii
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tasawuf merupakan satu ilmu yang berbeda dengan ilmu yang lain,ia
membutuhkan sebuah pemahaman yang akurat dan keyakinan yang kuat
demi pencapaian puncak, karena membutuhkan intuisi dan pengalaman
spiritual untuk mempraktekkan dan memperdalam pemahaman. Adapun
tahapan tasawuf adalah dengan metode tazkiyah al-nafs terdiri dari 3 tahap
yaitu (1) membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela ( takhalli), (2) menghiasi
jiwa dengan sifat-sifat terpuji( tahalli )dan (3) tersingkapnya tabir kepada
Allah SWT karena kondisi jiwa sudah suci ( tajalli). Kemudian tazkiyah al-
nafs ini berimplikasi terhadap Pendidikan Agama Islam yakni untuk
menjadikan manusia yang beriman, bertaqwa, serta berakhlak mulia
diperlukan adanya proses penyucian jiwa (tazkiyah al-nafs)
B. Saran
Mengingat bahwa kita sebagai manusia yang beriman kepada allah
perlu membersihkan diri dari sifat tercela dan maksiat dengan lebih
mendekatkan diri kepada allah SWT.
xiii
DAFTAR PUSTAKA
xiv