Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ILMU TASAWWUF

TAKHALLI, TAHALLI, DAN TAJALLI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok, Pada Mata Kuliah “ Ilmu Tasawuf
” Jurusan Aqidah Filsafat Islam ( AFI-A/II )

Dosen Pengampu : Agus Ali Dzawafi, M.Fil.I

Di susun oleh : Kelompok I

 MAFTUHI (181310003)
 NILASARI (181310005)
 AHMAD ROYANI (181310006)

FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN MAULANA HASANUDDIN

BANTEN

2019
DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A.    LatarBelakang.......................................................................................................3
B.     RumusanMasalah.................................................................................................3
C.     Tujuanmakalah.....................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A.    PengertianTakhali.................................................................................................4
B.     PengertianTahalli.................................................................................................6
C.     PengertianTajalli..................................................................................................7
D.    ManfaatMelakukanTakhali, Tahalli, Tajalli.........................................................9
E.     ImplementasiTasawuf...........................................................................................9
F. Cara Melakukan Takhalli,Tahalli, Tajalli............................................................10

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan.........................................................................................................11
B.     Saran...................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pandangan kaum sufi, manusia cendwrung mengikuti hawa
nafsu ia cenderung ingin menguasai dunia atau berusaha agar berkuasa di
dunia.Menurut Al-Ghazali, cara hidup seperti ini akan membawa manusia
kejurang kehancuran moral.
Untuk memperbaiki keadaan mental yang tidak baik tersebut,seseorang
yang ingin memasuki kehidupan Tasawwuf harus melalui beberapa
tahapan yang cukup berat, Manusia dikendalikan oleh dorongan-
doronngan nafsu pribadi karena untuk mengetahui bahwa manusia harus
bertobat dengan cara mendekatkan diri kepada Allah Swt. Menurut orang
sufi ada tiga cara mendekatkan diri kepada Allah yaitu takhalli, tahalli dan
tajalli.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Takhali?
2. Apa yang dimaksud dengan Tahalli?
3. Apa yang dimaksud dengan Tajalli?
4. Apa manfaat-manfaat melakukan Takhali, Tahalli, Tajalli?
5. Apa implementasi Takhali Tahalli Tajalli dikehidupan nyata?
6. Cara Melakukan Takhalli,Tahalli,Tajalli?
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Mengetahui Penertian takhalli
2. Mengetahui Pengertian tahalli
3. Mengetahui Pengertian tajalli
4. Mengetahui Manfaat-manfaat melakukan Takhalli,Tahalli,Tajalli
5. Mengetahui Implementasi Takhalli,Tahalli,Tajalli
6. Mengetahui dasar Hukum/Dalil Al-Qur’an tentang Takhali Tahalli
Tajalli.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Takhalli
a. Pengertian
Takhalli ialah membersihkan diri dari sifat-sifat tercela, kotor hati,
maksiat lahir dan batin. Pembersihan ini dalam rangka, melepaskan diri
dari perangai yang tidak baik, yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip
agama. Sifat-sifat tercela ini merupakan pengganggu utama manusia
dalam berhubungan dengan Allah.1

Setelah melaksanakan takhalli tindakan selanjunya adalah mengisi


tempat yang kosong itu dengan amal-amal yang saleh, yang digerakkan
oleh sifat-sifat yang terpuji, yang tumbuh dari hati atau dari rohani yang
telah bersih tadi.

b.      Pelaksanaan
Firman Allah SWT :
‫خَاب َمن د َّسهَا‬
َ َ ‫س َو َما َس َّوهَا فَاْ لهَ َمهَا فُجُورهَا َوت‬
‫َقوىهَا قَدأفلَ َح َمن زَ َّكهَآ وقد‬ ٍ ‫َونَف‬

Arinya : Dan jiwa serta penyempurnaan nya (ciptaannya). maka


Allah meng ilhamkan kepada jiwa itu (jalan). Kefasikan dan ketaqwaan
.Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu.Dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Q.S. Asy-Syams
91 : 7-10)

1
Beni Ahmad Saebani, Abdul Hamid. Ilmu Akhlak. (Bandung: Pusaka Setia,
2010). Hlm196.
Menurut kelompok sufi, maksiat dibagi menjadi dua, yaitu,
maksiat lahir dan batin.2
1. Maksiat Lahir adalah maksiat yang dilakukan oleh anggota
tubuh manusia. Maksiat ini dapat di hilangkan akan tetapi perlu di ketahui
bahwa maksiat batin adalah penggerak utama maksiat lahir. Maksiat batin
akan sulit untuk di hilangkan apabila maksiat lahir tidak di hilangkan
terlebih dahulu.
2. Maksiat Batin adalah maksiat yang dilakukan oleh manusia
yang bersumber dari hati. Maksiat ini sangat berbahaya dan tidak bisa
dilihat seperti maksiat lahir, karena seseorang ketika melakukannya tanpa
di sadari.

B. Tahalli
a. Pengertian

Tahalli ialah merupakan pengisian diri dengan sifat-sifat terpuji,


menyinari hati dengan taat lahir dan batin. Hati yang demikian ini dapat
menerima pancaran Nurullah dengan mudah. Oleh karenanya segala
perbuatan dan tindakannya selalu berdaskan dengan niat yang ikhlas (suci
dari riya). Dan amal ibadahnya itu tidak lain kecuali mencari ridha Allah
SWT. Untuk itulah manusia seperti ini bisa menddekatkan diri kepada
Yang Maha Kuasa. Maka dari itu, Allah senantiasa mencurahkan rahmat
dan perlindungan kepadanya.3

2
] Totok Juma

ntoro, Samsul Munir Agus. Kamus Ilmu Tasauf. (Jakarta: Amzah, 2005). Hlm
233.

3
Totok jumantoro, Samsul Munir Agus. Kamus Ilmu Tasauf (Jakarta:
Amzah,2005). hlm. 227
Cara terbaik untuk melakkukan tahalli adalah tidak berhenti
bertobat dari segala perbuatan nista, dan memperbanyak perbuatan baik
yang di kehendaki oleh Allah Swt.
Ada tiga hal yang perlu dikendalikan dan diatur dengan baik, yaitu
Harta, Tahta, dan Wanita.4
1. Harta
Harta dapat menjerumuskan manusia pada keserakahan dan lupa
kepada Allah Swt, yang memberikan harta. Manusia akan lupa bahwa
semuanya bbersifat sementara. Dengan harta, manusia akan
terperosokpada kesombongan dan melupakan kewajiban sebagai
hamba Allah Swt. Jika manusia di beri harta oleh Allah, jadikanlah
harta itu sebagi alat untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, yaitu
dengan memperbanyak sedekah, banyak berzakat, tidak lupa
membayar pajak, memberdayakan orang fakir dan miskin, memelihara
anak yaatim, dan memanfaatkannya harta tersenut di jalan Allah Swt.
2. Tahta
Tahta berupa gelar atau jabatan adalah seperangkat kekuatan dan
kekuasaan yang di berikan oleh Allah kepada manusia. Dengan tahta,
manusia dapat hilang kesadarannya sebagai manusia yang akan mati
ditelan waktu. Jika manusia diberi harta , sebaiknya ia menjadikan
tahta itu sebagai bagian dari dakwah untuk menegakkan kebenaran dan
membasmi kemungkaran di alam jagat raya ini.
3. Wanita
Wanita adalah karunia Allah Swt, dan sesungguhnya bukan hanya
wanita yang dapt membawa manusia kedalam kerugian. Laki-laki pun
dap menjadi penyebab hancurnya kehidupan wanita. Oleh sebab itu,
laki-lakki dan wanita diciptakan untuk berpasang-pasangan
membangun rumah tangga yang penuh dengan ketentraman.
C. Tajalli
a. Pengertian

4
Ibid. hlm . 196
Tajalli ialah merasakan akan rasa ketuhanan yang sampai mencapai
sifat muraqabah. Dalam keterangn lain bahwa tajalli merupakan
barang yang dibukakan bagi hati seseorang tentang beberapa Nur yang
ghoib.5 Tajalli ada empat tingkatan, yaitu: tajalli af al, tajalli asma,
tajalli sifat, dan tajalli zat.

1. Tajalli Af’al
Tajalli Af’al (perbuatan) lenyapnya af’al seorang hamba dan yang
adanya hanya af’al Allah swt. Af’al yang hakiki adalah af’al Allah.
Segala sesuatu yang ada ini pada hakikatnya adalah hasil af’al Allah, yang
dilakukan oleh mahluknya merupakan sunnah tullah semata. Sunnah tullah
yang merupakan sebab akibat.
Firman Allah swt :
َ‫َو هللا َخلَ ُكم َو َما تَ َملُون‬
Artinya : Padahal Allah lah yang menciptkan kamu dan apa yang
kamu perbuat itu (Qs Ash Shafat 37 : 96)

2.   Tajalli Asma
Tajalli asma ialah fananya seorang hamba pada waktu ibadat atau
munajat kepada salah satu atau beberapa dari asma Allah swt.
3.    Tajalli Sifat
Tajalli sifat adalah seseorang fana dengan sifat-sifat Allah yang
maha sempurna.Seseorang yang fana filsifat secara haqqul yakin
merasakan keagungan sifat-sifat Allah itu. Pengerian tajalli sifat hamper
sama dengan pengertian tajalli asma’.

5
Ahmad Beni Saebani, Abdul Hamid, Ilmu Ahklak (Bandung: Pusaka Setia,
2010). hlm. 199
.
4.   Tajalli Zat
Tajalli Zat ialah fananya seseorang hamba kedalam zat yang wajibul
wujud, sehingga terpancarlah Nur bahwa hanya Allah sajalah yang
merupakan wujud yang mutlak.
Ibnu Arabi menyatakan bahwa tajalli Tuhan dibagi dalam dua bentuk,
yaitu tajalli ghaib dan tajalli syuhudi.

1. Tajalli ghaib
Tajalli ghaib merupakan penyingkapan diri zat dalam diri-
Nya sendiri, tampak yang mutlak menampakkan diri pada diri-Nya
sendiri. Manifestasi diri yang mutlak ini juga disebut dengan
emansi paling suci (al-faydh al-aqdas). Tajalli ini, secara
interinsik, hanya terjadi di dalam esensi Tuhan sendiri. Oleh karena
itu, Wujud-Nya tidak berbeda dengan esensi Tuhan itu sendiri,
karena ia lebih dari satu proses ilmu Tuhan didalam esensi-Nya
sendiri.
Tajalli ghaib menurut Ibnu Arabi terdiri dari dua martabat :
a. Martabat ahadiyah
Pada martabat ahadiyah, Tuhan merupakan wujud tunggal
lagi mutlak yang belum di hubungkan kualitas (sifat) apa oun,
sehingga ia belum dikenal oleh siapa pun. Esensi Tuhan pada
peringkat ini, hanya merupakan totalitas dari potensi ( quwwah)
yang ada dalam kabut tipis, yakni awan tipis yang membatasi
“langit” ahadiyah dan “bumi”keserbagandaan makhluk yang
identic denngan Nafs Ar-Rahman (nafas tuhan yang maha
pengsih). Bagi Ibnu Arabi, wujud Tuhan pada martabat
ahadiyah ini masih terlepas dari segala kualitas dan pluralitas
apa pun, tidak terkait dengan sifat, nama, rupa, ruang,
waktu,syarat, sebab dan sebagainya.
b. Martabat wahidiyah
Pada martabat wahidiyah Tuhan memanisfestasikan diri-
Nya secara ilahiyah yang unik, di batas ruang dan waktu, dan
di dalm citra sifat-sifat-Nya. Sifat-sifat tersebut terjema dalm
asmaTuhan. Sifat-sifat asma itu merupakan satu kesatuan
dengan hakikat alam semesta yang berupa entitas-entitas laten
(a’yan tsabitah). Bila sifaat-sifat dan nama-nama itu di
pandang dari aspek Ketuhanan, ia disebut asma kiyaniyah
(nama-nama kealaman).
2. Tajalli syuhudi
Tajalli syuhudi adalah manisfestasi diri di alam nyata.
Penampakan diri secara nyata yang mengambil bentuk
penampakan diri dalam citra tertentu. Tajallli syuhudi. Terjadi
ketika potensi-potensi yang ada di dalam esensi mengambil bentuk
actual dalam berbagai fenomena alam semesta. Istilah ini mengacu
pada arketipe-arketipe permanen yang memancar dan potensialitas
menjadi aktualitas dan keluar dalam nyata. Hal ini merupakan
aktualitas arketipe-arketipe dalam bentuk real. Tajalli syahadah
disebut juga dengan emanasi suci (al-faydah al-muqaddas).
D.    Manfaat Melakukan Takhalli, Tahalli, Tajalli.
Menghindari sifat buruk dan menghiasi diri dengan sifat
mulia dapat mempererat silaturahim dan persaudaraan antar-
penganut agama Islam bahkan dengan non-Islam. Justru mungkin
itulah tujuan dari takhalli dan tahalli. Itulah yang menjadi inti dari
pengamalan tasawuf, yaitu menghindari segala larangan Allah
SWT dan hal-hal yang tidak memperoleh cinta-Nya serta
menghiasi diri dengan akhlak mulia6. Prof. Dr. Jalaluddin Rachmat
(Kang Jalal) berkata, “Dahulukan akhlak di atas fiqh”. Akhlak
mulia itulah yang akan menjaga persaudaraan antar-umat manusia.
E. Implementasi Takhali, Tahalli, Tajalli, Dikehidupan Nyata
a. Setiap perbuatan diawali dengan Basmallah

6
Akhlak Tasawuf dan Karakter mulia, hlm.191-192
b. Setiap perbuatan harus dilandasi dengan Ikhlas
c. Ibadah harus karena Allah SWT
d. Selalu mengingat Allah ketika berbuat Maksiat
e. Cepat bertobat ketika setelah melakukan Dosa
f. Berbuat baik kepada sesama manusia.

F. Cara Melakukan Takhalli,Tahalli, Dan Tajalli


a. Menghayati segala bentuk ibadah,sehingga pelaksananya tidak
sekedar apa yang dilihat secara lahiriyah, namun lebih dari itu
memahami makna hakikatnya.
b. Riyadhoh (latihan) dan mujahadah ( perjuangan) yakni
berjuang dan berlatih membersihan diri dari kekangan hawa
nafsu dan mengendalikan serta tidak menuruti keinginan hawa
nafsunya tersebut.
c. Mencari waktu yang tepat untuk mengubah sikap buruk dan
mempunyai daya tangkal terhadap kebiasaan buruk dan
menggantikannya dengan kebiasaanya yang baik.
d. Muhasabah(koreksi) terhadap diri sendiri dan selanjutnya
menginggalkan sifat-sifat yang jelek itu. Memohon pertolongan
Allah dari goda’an syaitan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Takhalli berarti membersihkan diri dari sifat-sifat tercela dan juga dari
kotoran/penyakit hati yang merusak. Takhalli juga berarti
mengosongkan diri dari sikap ketergantungan kepada kelezatan
duniawi. Hal ini akan dapat dicapai dengan jalan menjauhkan diri dari
kemaksiatan dalam segala bentuknya dan berusaha melepaskan
dorongan hawa nafsu jahat
2. Tahalli yaitu berhibas, maksudnya adalah menghias diri dengan sifat
dan sikap serta perbuatan yang baik. Berusaha agar dalam setiap gerak
perilakuselslu berjalan diatas ketentuan agama, baik kewajiban luar
maupun kewajiban dalam. Kewajiban luar adalah kewajiban yang
bersifat formal, seperti shalat,, puasa, zakat, haji dan lain sebagainya.
Sedanngkan kewajiban dalam seperti iman, ihsan dan lain sebagainya.
3. Tajalli adalah terungkapnya cahaya kegaiban atau nur gaib. Manusia
yang telah melakukan kesadaran tertinggi dengan cara membiasakan
kehidupannya dengan akhlak terpuji. Kehidupannya tidak ada, kecuali
rasa cinta, rindu, dan bahagia karena dekat dengan Allah Swt.

B.  Saran
Kita harus senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT agar
kita mendapat ridho dan pengampunannya di akhirat nanti.
DAFTAR PUSTAKA

Sholichin, M. Muchlis. Ilmu Akhlak Dan Tasauf. Malang: STAIN Pemekasan


Press. 2009.

Saebani, Beni Ahmad. Hamid, K.H.Abdul. Ilmu Akhlak. Bandung: Pusaka Setia,
2010.

Jumantoro, Totok, Agus, Samsul Munir.

Kamus Ilmu Tasauf. Jakarta: Amzah, 2005

http://pusat-akademik.blogspot.com/2008/10/pengertian-ilmu-tasawuf.html
http://hanputra.blogspot.com/2011/02/takhalli-tajalli-tahalli.html

Anda mungkin juga menyukai