Anda di halaman 1dari 11

JIWA KEBERAGAMAAN PADA ORANG

DEWASA DAN LANSIA


Disusun Oleh:
Safrawi (181310009)
Ifat Maftuhah (181310019)
Imamah Fida’i (181310020)

Jurusan Aqidah Filsafat Islam


Fakultas Ushuluddin dan Adab
Click to edit
ApaMaster
yang title style sumber kejiwaan agama?
menjadi
Beberapa teori tentang sumber kejiwaan Agama: 2. Teori Fakulti (Faculty Theory) berpendapat bahwa
1. Teori Monistik (Mono = Satu) berpendapat tingkah laku manusia itu tidak bersumber pada suatu factor
bahwa yang menjadi sumber kejiwaan agama yang tunggal tapi terdiri atas beberapa unsur:
adalah satu sumber kejiwaan. • Cipta (Reason) merupakan fungsi intelektual jiwa
Timbul beberapa pendapat, manakah sumber tunggal manusia. Melalui ini orang bisa menilai,
yang dimaksud paling dominan sebagai sumber membandingkan, dan memutuskan suatu tindakan
kejiwaan? terhadap stimulant tertentu.
• Rasa (Emotion), tenaga dalam jiwa manusia yang
banyak berperan dalam membentuk motivasi dalam
• Thomas Van Aquino mengemukakan, bahwa sumber corak tingkah laku manusia. Berperan dalam pemikiran
kejiwaan agama itu, ialah berpikir. mengenai supranatural saja.
• Fredrick Hegel, berpendapat agama adalah suatu • Karsa (Will), fungsi eksekutif. Will berfungsi
pengetahuan yang sungguh-sungguh benar dan mendorong timbulnya pelaksanaan doktrin serja ajaran
tempat kebenaran abadi. agama berdasarkan fungsi kejiwaan.
• Fredrick Schleimacher, berpendapat bahwa sumber
2
keagamaan itu adalah rasa ketergantungan yang
mutlak (sense of depend) 2
Beberapa
Click to edit Pemuka
Master title style Teori Fakulti
a. G.M. Straton, mengemukakan teori “konflik”. • rasa sukses
Ia mengatakan, bahwa yang menjadi sumber kejiwaan • rasa ingin tahu
agama adalah adanya konflik dalam kejiwaan manusia. c. W.H. Thomas, melalui teori The Four Wishes ia
Keadaan yang berlawanan seperti; baik-buruk, moral— mengemukakan empat keinginan dasar yang ada dalam
immoral, kepasifan—keaktifan, rasa rendah diri dan jiwa manusia;
rasa harga diri menimbulkan pertentangan (konflik) • Keinginan untuk keselamatan (security),
dalam diri manusia. • untuk mendapatkan penghargaan (recognition),
b. Dzakiah Dradjat, berpendapat bahwa pada diri • untuk ditanggapi (response),
manusia terdapat kebutuhan pokok—selain jasmani dan
rohani—manusia pun mempunyai kebutuhan akan • keinginan akan pengetahuan atau pengalaman baru
keseimbangan jiwanya: (new experience)

• Kebutuhan akan rasa kasih sayang,


• rasa aman,
• rasa harga diri, 3

• rasa bebas 3
Click to edit Master title style Kebutuhan Manusia Akan Agama


Manusia disebut makhluk yang beragama (homo religious), tatkala
manusia diberi rasa takut, bingung dan bimbang, yang mendorong
manusia mencari suatu kekuatan yang dapat melindungi. Seperti
pada mulanya manusia primitive mencari gejala pada alam
diselaraskan dengan jalan kehidupan, dan timbullah penyembahan
terhadap api, matahari, bulan atau benda-benda lainnya.

Menurut Robert Nuttin, dorongan beragama


Kebutuhan terhadap agama, manusia dibekali oleh
merupakan salah satu dorongan yang bekerja dalam
Tuhan dengan potensi (fitrah) yang dibawa sejak lahir,
diri manusia, sebagaimana dorongan lainnya, seperti;
fitrah tersebut adalah kecenderungan terhadap agama.
makan, minum intelek. Selain itu, maka dorongan
Anak yang baru lahir memiliki potensi untuk menjadi
beragama pun menuntut untuk dipenuhi, sehingga
manusia yang ber-Tuhan.
manusia mendapat kepuasan dan ketenangan.

4 4
Click
CharlottetoBucher
edit mengungkapkan,
Master titlebetapa
style
masih labilnya jiwa anak-anak ketika Diusia dewasa, seseorang sudah memiliki sifat
menginjak usia remaja dan diusia remaja kepribadian yang stabil, terlihat dari cara
mereka. Sebaliknya, saat telah dewasa terlihat bertindak dan bertingkah laku yang agak
kemantapan jiwa mereka. Dengan kata lain, bersifat tetap. Dan selalu berulang kembali
dewasa sudah memahami nilai-nilai yang (M.Buchori, 1982:99)
dipilihnya.

Sikap Keberagamaan pada Orang Dewasa


Nilai-nilai agama yang mereka pilih dijadikan
pandangan hidup, maka sikap keberagamaan
Kemantapan jiwa orang dewasa, memberikan
akan terlihat dalam pola kehidupan mereka.
gambaran bagaimana sikap keberagamaan
Sikap ini, akan dipertahankan sebagai identitas
pada orang dewasa. Mereka sudah memiliki
dan kepribadian mereka, membawa mereka
tanggung jawab terhadap sistem nilai yang
secara mantap menjalankan ajaran agama yang
dipilihnya, baik sistem nilai norma dan agama
mereka anut. Sehingga tak jarang sikap
yang dipilihnya.
keberagamaan menimbulkan ketaatan yang
berlebih dan menjurus ke fanatisme.
5 5
Beragama, bagi orang dewasa sudah merupakan sikap hidup dan bukan sekedar ikut-
Click ciri-ciri
ikutan, to editsikap
Master title style
keberagamaan pada orang dewasa:
1. Menerima kebenaran agama berdasarkan pertimbangan yang matang.
2. bersifat realis, norma agama lebih banyak diaplikasikan dalam sikap dan tingkah
laku
3. bersikap positif terhadap ajaran norma agama
4. tingkat ketaatan beragama didasarkan atas pertimbangan dan tanggung jawab diri
5. bersikap lebih kritis terhadap materi ajaran agama
6. terlihat adanya hubungan antara sikap keberagamaan dengan kehidupan sosial

6
Manusia Usia Lanjut dan Agama
Click to edit Master title style
• Usia sekitar 25-40 tahun memiliki • Usia 65 tahun, manusia akan • Menurut hasil penelitian psikologi
kecenderungan besar untuk hidup mengalami penurunan kemampuan agama, M. Argyle mengutip
berumah tangga, kehidupan sosial fisik, aktivitas menurun dan sering sejumlah penelitian yang dilakukan
yang lebih luas serta memikirkan mengalami gangguan kesehatan. oleh Cavan, mempelajari 1200
masalah-masalah agama yang Dan merasa dirinya sudah tidak orang, usia antara 60-100 tahun.
sejalan dengan latar belakang berharga atau kurang dihargai. Temuan menunjukkan secara jelas
kehidupannya. kecenderungan untuk menerima
• Hasil penelitian Neugarten (1971),
pendapat agana semakin meningkat
• Pada usia 40-65, manusia manusia usia lanjut 70-79 tahun,
di umur-umur ini.
mencapai puncak usia paling 79% dari mereka menyatakan puas
prosuktif. Terjadi krisis dengan status mereka yang sudah • Sedangkan, pengakuan terhadap
pertentangan batin antara menginjak masa bebas tugas. realitas kehidupan akhirat muncul
keinginan untuk bangkit dan Sebagian besar mereka 100% setelah usia 90 tahun. (Robert
kemunduran diri, dan mereka menunjukkan aktivitas yang positif H. Thouless, 1992:108)
umumnya memikirkan keluarga, dan tidak merasa dalam
kepentingan masyarakat, dan keterasingan. Karena itu, mereka
generasi mendatang. membantu aktif para remaja dalam
kegiatan-kegiatan sosial, termasuk
sosial keagamaan.

7 7
Ahli Psikologi menghubungkan kecenderungan peningkatan kehidupan
Click to edit Master
keagamaantitle style
dengan penurunan gairah seksual. Menurut pendukung ini manusia
lanjut mengalami frustasi di bidang seksual sejalan dengan kemampuan penurunan


fisik.
Tetapi menurut Robert Thoules, dari
1. Robert. H. Tholes berpendapat hasil hasil temuan Gofer, menunjukkan
tersebut berlebihan, sebab hasil penelitian kegiatan orang yang belum berumah
meskipun kegiatan seksual secara biologis tangga lebih banyak dari mereka
tidak ada pada usia lanjut, namun yang sudah berumah tangga.
kebutuhan untuk dicintai dan mencintai Sedangkan kegiatan keagamaan
masih ada pada usia itu. orang yang sudah bercerai jauh
lebih banyak dari keduanya.
Menunjukkan, kegiatan keagamaan
2. William James mengatakan, bahwa berkorelasi terbalik dengan tingkat
umur keagamaan yang sangat luar biasa pemenuhan seksual itu benar-benar
tampaknya pada usia tua, ketika gejolak merupakan salah satu factor yang
kehidupan seksual sudah berakhir. mendorong di balik perilaku
keagamaan itu.

8 8
Click to edit Master
Secara garistitle style
besar, ciri-ciri keberagamaan di usia lanjut:

1. Kehidupan keagamaan di usia lanjut sudah


mencapai tingkat kemantapan,
2. Meningkatnya kecenderungan untuk menerima
pendapat keagamaan
3. timbul rasa takut pada kematian yang meningkat
seiring berjalannya usia
4. muncul pengakuan terhadap realitas kehidupan
akhirat.

9
Click to edit Master title style
KESIMPULAN

Menganalisis hasil penelitian, bahwa yang menentukan berbagai sikap


keagamaan di umur tua diantaranya adalah depersionalisasi. Kecenderungan
hilangnya identifikasi diri dengan tubuh dan juga cepatnya datang akan
kematianmerupakan salah satu factor yang menentukan berbagai sikap
keagamaan di usia lanjut.
(Robert. H. Thoules)
Tampaknya memang sikap keagamaan seseorang ikut dipengaruhi oleh tingkat
usia. Pertumbuhan jasmani mengalamai penurunan menjelang menapak usia
senjanya, proses penurunan fisik ini ikut memberi pengaruh terhadap
perkembangan psikis, khususnya terkait aspek spiritualitas.
1010
Click to edit Master title style

DAFTAR PUSTAKA
• Jalaluddin. Psikologi Agama. Jakarta: Rajagrafindo persada, 2016.
Cet. Ke-18
• Ramayulis. Psikologi Agama. Jakarta: Radar Jaya, 2009

11

11

Anda mungkin juga menyukai