212246
2. Solekul
212230
3. Turaekhan
212186
4. Mustangin
212225
5. Rianawati
212213
6. Sriyanti
212258
212064
8. Risoniatun
212224
9. Mustolihul Azifah
212138
212271
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami dari kelompok 4 panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan kasih sayang dan keridhoan-Nya sehingga kami mendapatkan kekuatan
dalam menyusun makalah ini, juga berkat segala rahmat dan karunia-Nya akhirnya
tersusun jualah makalah yang berjudul, Sumber kejiwaan Agama dan Keberagmaan pada
manusia. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas ILMU PSIKOLOGI
AGAMA di Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara.
Kami dari kelompok 4 menyadari dalam penulisan Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi isi maupun penyajiannya. Yang dari beberapa referensi saja
pastinya maklah kami banyak kekurangan, Untuk itu dengan segala kerendahan hati
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Semoga Allah memberikan kemanfaatan atas Makalah ini, khususnya bagi penulis
dan bagi pembaca umumnya. Amiin.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia mempunyai hubungan dan mempunyai sejarah panjang
terhadap tuhan. Hal ini dapat diketahui dan dapat dilihat dari pendapat para ahli
agama, baik melalui penelitian, dokumen kuno maupun kitab suci.
Dalam masyarakat kuno telah dikenal berbagai kepercayaan, seperti dinamisme,
animisme, politheisme, dan berpuncak pada monotheisme. Hal ini dapat dibuktikan
melalui situs-situs kuno peninggalan peradapan Yunani Kuno, peradaban Mesir Kuno,
peradaban China Kuno, tak terkecuali di indonesia banyak peninggalan yang
berhubungan dengan kepercayaan dan banyak lagi. Satu hal yang pasti, manusia sejak
zaman dahulu telah mengenal adanya Yang Maha. Dalam kitab suci, hubungan ini
dikenal sebagai hubungan Pencipta dengan ciptaan-Nya. Dan hubungan ini ada mulai
manusia pertama kali ada, yaitu Nabi Adam as.
Hingga sekarang, manusia tetap memiliki keyakinan pada Tuhan. Besar kecilnya
keyakinan itu tergantung dari berbagai hal. Misalnya sedikit banyaknya informasi
keagamaan yang diterima, kebiasaan sejak usia dini, lingkungan keluarga, masyarakat
di sekolah, pengalaman agama dan lainnya. Walaupun keyakinan terhadap Tuhan
dipengaruhi berbagai faktor, tetap saja ada (walaupun sedikit) keyakinan manusia
pada Tuhan.
B. Rumusan Masalah
Secara umum tulisan ini berusaha untuk menguraikan kembali tentang Teori
Sumber Kejiwaan Agama (Potensi Agama), kemudian diturunkan pada rumusan masalah
yang lebih kecil, yaitu :
BAB II
PEMBAHASAN
Yang menjadi dasar kejiwaan agama ialah: Berfikir. Manusia bertuhan karena
manusia menggunakan kemampuan berfikirnya. Kehidupan beragama merupakan
refleksi dari kehidupan berfikir manusia itu sendiri.
b) Menurut Frederick Hegel
Agama adalah suatu pengalaman yang sungguh-sungguh benar dan tepat
kebenaran abadi. Berdasarkan konsep itu maka agama semata-mata merupakan
hal-hal atau persoalan yang berhubungan dengan pikiran.
c) Menurut Rudolf Otto
Sumber jiwa agama adalah rasa kagum yang berasal dari The Whaly Other
(yang sama sekali lain), jika seseorang dipengaruhi oleh rasa kagum terhadap
sesuatu yang dianggapnya lain dari yang lain, maka keadaan mental seperti itu
oleh Otto disebut Numinous. Perasaan itulah menurut R. Otto sebagai sumber
dari kejiwaan agama manusia.
d) Menurut Sigmund Freud
Unsur kejiwaan yang menjadi sumber keiwaan agama adalah lidido sexual
(naluri seksual). Berdasarkan lidibo ini timbulah ide tentang Tuhan dan upacara
keagamaan, melalui proses:
1. Oedipus Complex, yaitu mitos Yunani kuno yang menceritakan bahwa
karena perasaan cinta kepada ibunya, maka Oedipus membunuh ayahnya.
Setelah ayahnya mati timbullah rasa bersalah pada diri sendiri.
2. Father Image (cinta bapak): setelah membunuh bapaknya Oedipus dihantui
rasa bersalah, lalu timbul rasa penyesalan. Perasaan itu menerbitkan ide
untuk membuat suatu cara sebagai penebus kesalahan manusia yang mereka
lakukan, mereka memuja alasannya karena dari pemujaan itulah menurut
Freud sebagai asal dari upacara keagamaan. Jadi agama muncul dari ilusi
manusia.
2. Zakiah Daradjat
Dr. Zakiah Dradjat brpendapat, pada diri manusia itu terdapat
kebutuhan pokok. Beliau mengemukakan, selain dari kebutuhan jasmani dan
kebutuhan rohani manusia mempunyai suatu kebutuhan akan adanya
kebutuhan akan keseimbangan dalam kehidupan jiwanya agar tidak
3. W.H Thomas
untuk
mendapatkan
penghargaan
maka
ajaran
agama
mengindoktrinasikan konsep akan adanya balasan baik setiap amal baik dan
buruk. Agama memberi penghargaan kepada umatnya yang setia dan ikhlas
melebihi kaum awam lainnya.5[5]
Bahkan naluri ini memiliki porsi yang cukup besar dalam jajaran naluri yang
dimiliki manusia.
Menurut Quraish Shihab , sumber jiwa agama seseorang bersumber dari
penemuan rasa kebenaran, keindahan d kebaikan. Hal ini dapat dijabarkan sebagai
berikut. Ketika manusia memperhatikan keindahan alam, maka akan timbul
kekaguman. Kemudian menemukan kebaikan pada alam semesta yang diciptakan
untuk manusia. Kemudian manusia mencari apa yang paling indah, paling benar dan
paling baik yang pada akhirnya jawaban dari pertanyaan tersebut adalah Tuhan.
6 [6] Baharudin, Dr, M.Pd.I, Mulyono, PSIKOLOGI AGAMA DALAM PERSPEKTIF ISLAM (UINMalang:2008)hal:98-102
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sumber jiwa agama menurut ahli dibagi dua:
a. Teori monistik: bahwa sumber jiwa agama berasal dari sesuatu yang tunggal
yang dapat berupa rasa ketergantungan, akal, libido sexuli dll.
b. Teori fakulty: bahwa sumber jiwa agama berasal dari beberapa unsur terutama
cipta, rasa, karsa.
2. Sumber jiwa agama menurut Islam berasal dari fitrah manusia yang berasal dari
Allah
3. Fitrah diartikan sebagai suci, bertauhid, ikhlas, insting, atau tabiat.
10
DAFTAR PUSTAKA
Perkembangan
kepribadian
dan
Keagamaan,Yogyakarta:Kanisius,
cet.I,1994
Nurcholish Majid, Islam, Dokrin, Peradaban, Jakarta: Yayasan Paramadina, cet II, 1992
11