MANUSIA
SEMESTER : IV
Di Susun Oleh:
WULAN HANDAYANI
FAKULTAS TARBIYAH
(STAISKA)
SAWANGAN DEPOK
KATA PENGANTAR
Puji serta kepada Allah yang maha Esa atas segala nikmat-Nya sehingga
kami dapat menyusun makalah PSIKOLOGI AGAMA dengan tepat waktu dan
berbagai bantuan rekan-rekan dan serta dosen pembimbing Ibu Hj. Yuminah yang
memberikan arahan kami sehingga menyelesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Hal
ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi lebih sempurna-nya
makalah ini dimasa yang akan datang.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
keagamaan dalam pandangan teori kecerdasan Spiritual. Ketiga sumber jiwa
keagamaan dalam ajran agama Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Agama adalah suatu pengalaman yang sungguh-sungguh benar dan
tempat kebenaran abadi. Berdasarkan konsep itu maka agama semata-
mata merupakan hal hal atau persoalan yang berhubungan pikiran.
c. Rudolf Otto
Sumber jiwa agama adalah rasa kagum yang berasal dari the whaly other
(yang sama sekali lain), jika seseorang di pengaruhi oleh rasa kagum
terhadap sesuatu yang dianggap nya lain dari yang lain, maka keadaan
mental seperti itu oleh otto di sebut” numinous”. Perasaan itu lah
menurut R. Otto seagai sumber dari kejiwaan agama manusia.
d. Sigmund Freud
Unsur kejiawaan yang menjadi sumber kejiwaan agama adalah libido
sexual(naluri seksual) berdasatkan libido ini timbulah ide tentang tuhan
dan upacara keagamaan, prosesnya melalui:
a. Oedipus
b. Father image
2. Teori fakult/ Faculty Theory
Teori ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia tidak bersumber pada
suatu faktor yang tunggal, tetapi terdiri atas beberapa unsur yang dianggap
memegang peran penting. Di antaranya adalah fungsi cipta
(reason), rasa ( emotion), dan karsa ( will)
a. Fungsi cipta, yaitu fungsi intelektual manusia. Melalui cipta orang dapat
menilai dan membandingkan serta selanjutnya memutuskan sesuatu
tindakan terhadap stimulus tertentu, termasuk dalam aspek agama.
b. Fungsi rasa, yaitu suatu tenaga dalam jiwa manusia yang banyak
berperan dalam membentuk motivasi dalam corak tingkah laku
seseorang. Melalui funsi nrasa dapat menimbulkan penghayatan daam
kehidupan beragama yang selanjutnya akan memberi makna pada
kehidupan beragama.
c. Karsa itu merupakan fungsi ekslusif dalam jiwa manusia. Karsa
berfungsi mendorong timbulnya pelaksanaan doktrin serta ajaran agama
berdasarkan fungsi kejiwaan.
4
Dari pengertian-pengertian di agtas dapat disimpulkan dan dipahami
dengan lebih sederhana yaitu:
1. Cipta, berperan untuk menentukkan benar atau tidaknya ajaran
suatu agama berdasarkan pertimbangan inteektuan seseorang.
2. Rasa, menimbulkan sikap batin seimbang dan positif dalam
menghayati kebenaran ajaran agama
3. Karsa, menimbulkan amalan-amalan atau doktrin keagamaan
yang logis dan benar.
B. Gejala kejiwaan pada manusia
Menurut ilmu jiwa, gejala jiwa manusia itu terdapat dibagi atas:
1. Gejala jiwa yang normal( yang terdapat pada orang yang normal)
Gejala pengenalan.( kognis), meliputi, tanggapan reproduksi dan
asosiasi, ingatan( memory) fantasi( khayalan), berpikir( thingking)
intelegensi(kecerdasan), dan instuisi.
Gejala perasaan (emosi), meliputi perasaan, efek dan
stemming( suasana hati), simpati dan empati.
Gejala kemauan( konasi), meliputi kemauan, hasrat, dan motif.
Gejala campuran, meliputi perhatian, kelelahan dan sugesti.
2. Gejala jiwa yang abnormal terdiri dari :
Gejala jiwa supranormal: yang terdapat pada tokoh-tokoh pemimpin
yang terkenal dan genius.
Gejala jiwa pranormal: gejala yang jiwa yang terdapat pada manusia
normal dengan beberapa kelebihan yang menyebbakan beberapa
kemampuan berupa gejala-gejala yang terjadi tanpa melalui sebab
akibat panca indera.
Gejala jiwa ubnormal: gejala jiwa yang menyimpang dari gejala biasa
karna beberapa gangguan sakit jiwa(sakit jiwa).
5
agama Allah, tettaplah atas fitrah Allah yang menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Itulah agama yang lurus, tapi kebanyakkan manusia tidak
mengetahui” (Q.S Ar-Rum : 30).
Ayat tersebut menyatakan bahwa secara fitrah, manusia adalah makhluk
beragama. Secara naluri manusia pada hakikatnya selalu meyakini adanya
Tuhan yang maha kuasa. Walaupun secara dhair ada beberapa golongan
yang tidak mengakui adanya Tuhan( atheis), tetapi itu hanya penyataan
lisan. Secara hakiki ia tetap meyakini adanya kekuatan diluar kekuatannya
yang tidak mungkin dilampaui dan memiliki kekuatan yang maha.
Menurut Nurcholis majid, agama merupakan fitrah munazal yang
diturunkan Allah untuk menguatkan fitrah yang telah secara alami. Dengan
fitrah manusia tergerak untuk melakukan kegiatan atau ritual yang
diperintahkan oleh yang maha kuasa, yang berbentuk upacara ritual kegiatan
kemanusiaan, kegiatan berpikir dan lain-lain.
Dalam diri manusia juga terdapat naluri untuk mencintai dan dicintai
Tuhan. Keinginan ini tidak dapat terpenuhi kecuali melalui kegiatan
beragama. Bahkan naluri ini memiliki porsi yang cukup besar dalam jajaran
naluri yang dimiliki manusia.
b. Fitrah dalam psikologi islam
Dalam pengertian sederhana definisi fitrah sering dimaknai suci dan
potensi. secara etimologis, asal kata fitrah/ fitroh/ pitrah berasal dari bahasa
Arab yaitu fitrah jamanya fitrah yang suka diartikan perangai, tabiat,
kejadian, asli, agama, ciptaan.
Menurut M. Quraisy shihab, istilah fitrah diambil dari akar kata al-fithr
yang berarti belahan dari makna ini lahir makna-makna lain, antara lain
pencipta lain atau kejadian.
Dalam gramatika bahasa arab, sumber kata fitrah wazan nya pi’lah, yang
artinya Al ibtida’, yaitu menciptakan sesuatu tanpa contoh pi’lah dan fitrah
adalah bentuk masdar( invinitif) yang menunjukkan arti keadaan.
Demikian pula menurut ibm Al- Qayyim dan ibnu katsir, karna fitr
artinya meciptakan, maka berarti fitrah keadaan yang dihasilkan dari
6
penciptaan itu. Menurut Hadits yang diriwayatkan oleh ibnu ‘Abbas, tidak
pernah ditemukkan oleh Al-Qur’an dalam konteks nya selain dengan
manusia.
Fitrah manusia berbeda denga watak atau tabiat. Juga berbeda dengan
naluri/ garizah. Watak atau tabiat adalah sifat dasar, seperti kalimat watak
oksigen adaah mudah terbakar. Jadi, watak adalah karakteristik yang terdiri
dari pada bentuk, dan materi( maddah).
Dalam islam, manusia sejak alam ruh telah mempunyai komitmen bahwa
Allah adalah Tuhannya. Adanya kebutuhan terhadap agama disebabkan
manusia selaku makhluk tuhan yang dibekali dengan berbagai
potensi( fitrah), dan fitrah merupakan potensi dasar manusia yang bersifat
suci, namun kesuciannya tersebut perlu dijaga dan dikembangkan melalui
pola pengasuhan, pembinaan, pendidikan dan pergaulan yang baik
7
1. Fitrah Al-manuzalah yaitu fitrah yang masuk ke dalam manusia.
Yang berupa Al-Qur’an dan sunnah
2. Fitrah Al-Gharizah yaitu fitrah dari dalam diri manusia untuk
mengembangkan potensi manusia.
e. Fitrah dalam Arti tabiat
Menurut al-Ghazaly, fitrah sebagai sifat dasar yang diperoleh manusia
sejak lahir yang terdiri dari:
1. Beriman kepada Allah
2. Menerima pendidikan dan pengajaran
3. Mencari kebenaran
4. Dorongan syahwat, Ghodob dan insting
8
mendapatkan tanggapan, dan keinginan untuk dikenal. Dari empat
keinginan tersebut, berarti memiliki rasa ketergantungan.
2. Menurut Woddwort, bayi dilahirkan sudah membawa insting keagamaan.
Walaupun belum terlihat tindakan kegamaan pada diri tersebut, hal ini
karena fungsi kejiwaan yang menunjang kematangan berfungsinya insting
tersebut belum sempurna. Contohnya insting sosial akan berkembang
setelah anak dapat bergaul dan berkamampuan untuk bersosialisasi dalam
masyarakat.
Jadi dari kedua teori diatas dapat disimpulkan bahwa sumber kejiwaan pada
individu ada dua sumber, pertama, rasa ketergantungan. Kedua, insting
beragama, keduanya dapat dikembangkan dari pengalaman yang diterima dan
diperoleh dari lingkungan keluarga, pendidikan dan lingkungan masyarakat,
sehingga dari pengalaman tersebut terbentuklah rasa keagamaan pada
individu.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sumber jiwa agama menurut Islam berasal dari fitrah manusia yang
berasal dari Allah fitrah diartikan sebagai Suci Islam dll.
10
DAFTAR PUSTAKA
11