Anda di halaman 1dari 14

SUMBER JIWA AGAMA DAN GEJALA KEJIWAAN PADA

MANUSIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Agama

Dosen Pembimbing : Hj. Yuminah Rohmatullah, MA. Si

SEMESTER : IV

Di Susun Oleh:

DWI ANANDA PUTRI

WULAN HANDAYANI

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-KARIMIYAH

(STAISKA)

SAWANGAN DEPOK
KATA PENGANTAR

Puji serta kepada Allah yang maha Esa atas segala nikmat-Nya sehingga
kami dapat menyusun makalah PSIKOLOGI AGAMA dengan tepat waktu dan
berbagai bantuan rekan-rekan dan serta dosen pembimbing Ibu Hj. Yuminah yang
memberikan arahan kami sehingga menyelesaikan dengan baik.

Sholawat serta salam marilah kita panjatkan kepada Nabi Agung


Muhammad Saw, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah kezaman terang
yang penuh ilmu dan teknologi seperti sekarang ini dan kita mendapat Syafaat-
Nya di Yaumil qiamah.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Hal
ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi lebih sempurna-nya
makalah ini dimasa yang akan datang.

Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk teman-teman


Mahasiswa sekalian.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………. i


DAFTAR ISI …………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………. 2
1.3 Tujuan Makalah …………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori tentang sumber jiwa agama ………………………………. 3
B. Gejala kejiwaan pada manusia ………………………………….. 5
C. Sumber kejiwaan Agama menurut para Ahli psikologi …………
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………..

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Berbagai pandangan muncul tentang sumber keagamaan. Ada yang
menyatakan bahwa sumber jiwa keberagamaan merupakan proses interaksi antara
kebutuhan dalam kehidupan dengan potensi bawaan manusia. Ada yang
menyatakan agama merupakan naluri yang timbul sebagai upaya penyelamatan
diri manusia dari berbagai ketakutan. Ada juga yang menyatakan bahwa agama
merupakan kebutuhan yang timbul sesuai dengan pertumbuhan kebutuhan
lainnya.
Hubungan manusia dengan sesuatu yang dianggap Maha Kuasa memiliki
sejarah yang panjang. Hal ini dapat diketahui dari pendapat para ahli agama, baik
melalui penelitian, dokumen kuno maupun kitab Suci. Dalam masyarakat kuno
telah dikenal berbagai kepercayaan, seperti Dinamisme, Animisme, Politheisme,
dan berpuncak pada Monotheisme. Hal ini dapat dibuktikan melalui situs-situs
kuno peninggalan peradaban Yunani Kuno, peradaban Mesir Kuno, peradaban
China Kuno, peradaban sungai Eufrat dan Tigris dan banyak lagi. Satu hal yang
pasti, manusia sejak zaman dahulu telah mengenal adanya Yang Maha.
Dalam kitab suci, hubungan ini dikenal sebagai hubungan Pencipta dengan
ciptaan-Nya. Dan hubungan ini ada mulai manusia pertama kali ada, yaitu Nabi
Adam as. Hingga sekarang, manusia tetap memiliki keyakinan pada Tuhan. Besar
kecilnya keyakinan itu tergantung dari berbagai hal. Misalnya sedikit banyaknya
informasi keagamaan yang diterima, kebiasaan sejak usia dini, lingkungan
keluarga, masyarakat di sekolah, pengalaman agama dan lainnya. Walaupun
keyakinan terhadap Tuhan dipengaruhi berbagai faktor, tetap saja ada (walaupun
sedikit) keyakinan manusia pada Tuhan.
Sumber jiwa beragama dalam tulisan ini dimaknai sebagai sumber asal
jiwa keagamaan dalam diri manusia. Kajian ini akan dibagi kedalam tiga bagian.
Pertama sumber jiwa keagamaan dalam pandangan Psikologi. Kedua sumber jiwa

1
keagamaan dalam pandangan teori kecerdasan Spiritual. Ketiga sumber jiwa
keagamaan dalam ajran agama Islam.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa Teori tentang sumber jiwa agama?
2. Apa Gejala kejiwaan pada manusia?
3. Apa Sumber kejiwaan Agama menurut para Ahli psikologi?

1.3. Tujuan Makalah


Secara umum tujuan penyusunan makalah ini bertujuan untuk :
1. Agar Dapat Memahami Teori tentang sumber jiwa agama
2. Agar Dapat Memahami Gejala kejiwaan pada manusia
3. Agar Dapat Memahami Sumber kejiwaan Agama menurut para Ahli
psikologi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori tentang sumber jiwa Agama


Dalam diri manusia terdapat kebutuhan yang bersifat universal. Kebutuhan ini
melebihi kebutuhan-kebutuhan lainnya. Ia merupakan kebutuhan yang bersifat
kodrati. Yakni kebutuhan ingin mencintai dan dicintai tuhan atau mengabdi
kepada-Nya.
Hampir seluruh ahli jiwa sependapat bahwa sesungguhnya apa yang menjadi
keinginan dan kebutuhan manusia itu bukan hanya terbatas pada kebutuhan
makan, minum, pakaian, ataupun kenikmatan-kenikmatan lainnya.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat ketahui manusia ingin mengabdikan
dirinya kepada tuhan atau sesuatu yang dianggapnya sebagai zat yang mempunyai
kekuasaan tertinggi sebagaimana fitrahnya keinginan itu terdapat pada setiap
kelompok, golongan atau masyarakat manusia dari yang paling primitif hingga
yang paling modern.
Maka dalam kebutuhan akan agama tersebut, para ahli memadangnya dalam
berapa teori. Apa sebenarnya yang menjadi sumber jiwa agam pada manusia?
Dalam pembahasan ini menurit para ahli dapat dikelompokkan menjadi 2
golongan yaitu yang berpandangan monistik dan yang berpandangan fakulty.
1. Menurut teori monistik
Menurut teori monistik sumber kejiwaan sumber kejiwaan agama berasal
dari satu sumber kejiwaan. Sumber tunggal manakah yang paling dominan
sebagai sumber jiwa kejiwaan? Terhadap sumber kejiwaan yang paling
dominan, di kalangan para ahli terjadi perbedaan pendapat:
a. Thomas van Aquiono
Dasar kejiwaan agama ialah: berpikir manusia bertuhan karena manusia
menggunakan kemampuan berpikirnya, kehidupan beragama merupakan
refleksi dari kehidupan berpikir manusia itu sendiri.
b. Frederick Hegel

3
Agama adalah suatu pengalaman yang sungguh-sungguh benar dan
tempat kebenaran abadi. Berdasarkan konsep itu maka agama semata-
mata merupakan hal hal atau persoalan yang berhubungan pikiran.
c. Rudolf Otto
Sumber jiwa agama adalah rasa kagum yang berasal dari the whaly other
(yang sama sekali lain), jika seseorang di pengaruhi oleh rasa kagum
terhadap sesuatu yang dianggap nya lain dari yang lain, maka keadaan
mental seperti itu oleh otto di sebut” numinous”. Perasaan itu lah
menurut R. Otto seagai sumber dari kejiwaan agama manusia.
d. Sigmund Freud
Unsur kejiawaan yang menjadi sumber kejiwaan agama adalah libido
sexual(naluri seksual) berdasatkan libido ini timbulah ide tentang tuhan
dan upacara keagamaan, prosesnya melalui:
a. Oedipus
b. Father image
2. Teori fakult/ Faculty Theory
Teori ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia tidak bersumber pada
suatu faktor yang tunggal, tetapi terdiri atas beberapa unsur yang dianggap
memegang peran penting. Di antaranya adalah fungsi cipta
(reason), rasa ( emotion), dan karsa ( will)
a. Fungsi cipta, yaitu fungsi intelektual manusia. Melalui cipta orang dapat
menilai dan membandingkan serta selanjutnya memutuskan sesuatu
tindakan terhadap stimulus tertentu, termasuk dalam aspek agama.
b. Fungsi rasa, yaitu suatu tenaga dalam jiwa manusia yang banyak
berperan dalam membentuk motivasi dalam corak tingkah laku
seseorang. Melalui funsi nrasa dapat menimbulkan penghayatan daam
kehidupan beragama yang selanjutnya akan memberi makna pada
kehidupan beragama.
c. Karsa itu merupakan fungsi ekslusif dalam jiwa manusia. Karsa
berfungsi mendorong timbulnya pelaksanaan doktrin serta ajaran agama
berdasarkan fungsi kejiwaan.

4
Dari pengertian-pengertian di agtas dapat disimpulkan dan dipahami
dengan lebih sederhana yaitu:
1. Cipta, berperan untuk menentukkan benar atau tidaknya ajaran
suatu agama berdasarkan pertimbangan inteektuan seseorang.
2. Rasa, menimbulkan sikap batin seimbang dan positif dalam
menghayati kebenaran ajaran agama
3. Karsa, menimbulkan amalan-amalan atau doktrin keagamaan
yang logis dan benar.
B. Gejala kejiwaan pada manusia
Menurut ilmu jiwa, gejala jiwa manusia itu terdapat dibagi atas:
1. Gejala jiwa yang normal( yang terdapat pada orang yang normal)
 Gejala pengenalan.( kognis), meliputi, tanggapan reproduksi dan
asosiasi, ingatan( memory) fantasi( khayalan), berpikir( thingking)
intelegensi(kecerdasan), dan instuisi.
 Gejala perasaan (emosi), meliputi perasaan, efek dan
stemming( suasana hati), simpati dan empati.
 Gejala kemauan( konasi), meliputi kemauan, hasrat, dan motif.
 Gejala campuran, meliputi perhatian, kelelahan dan sugesti.
2. Gejala jiwa yang abnormal terdiri dari :
 Gejala jiwa supranormal: yang terdapat pada tokoh-tokoh pemimpin
yang terkenal dan genius.
 Gejala jiwa pranormal: gejala yang jiwa yang terdapat pada manusia
normal dengan beberapa kelebihan yang menyebbakan beberapa
kemampuan berupa gejala-gejala yang terjadi tanpa melalui sebab
akibat panca indera.
 Gejala jiwa ubnormal: gejala jiwa yang menyimpang dari gejala biasa
karna beberapa gangguan sakit jiwa(sakit jiwa).

a. Sumber kejiawaan agama menurut islam


Dalam Al-Qur’an, sumber jiwa agama dapat ditemukan dalam surat Ar-
rum: 30 yang Artinya”maka hadapkan lah wajahmu dengan lurus kepada

5
agama Allah, tettaplah atas fitrah Allah yang menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Itulah agama yang lurus, tapi kebanyakkan manusia tidak
mengetahui” (Q.S Ar-Rum : 30).
Ayat tersebut menyatakan bahwa secara fitrah, manusia adalah makhluk
beragama. Secara naluri manusia pada hakikatnya selalu meyakini adanya
Tuhan yang maha kuasa. Walaupun secara dhair ada beberapa golongan
yang tidak mengakui adanya Tuhan( atheis), tetapi itu hanya penyataan
lisan. Secara hakiki ia tetap meyakini adanya kekuatan diluar kekuatannya
yang tidak mungkin dilampaui dan memiliki kekuatan yang maha.
Menurut Nurcholis majid, agama merupakan fitrah munazal yang
diturunkan Allah untuk menguatkan fitrah yang telah secara alami. Dengan
fitrah manusia tergerak untuk melakukan kegiatan atau ritual yang
diperintahkan oleh yang maha kuasa, yang berbentuk upacara ritual kegiatan
kemanusiaan, kegiatan berpikir dan lain-lain.
Dalam diri manusia juga terdapat naluri untuk mencintai dan dicintai
Tuhan. Keinginan ini tidak dapat terpenuhi kecuali melalui kegiatan
beragama. Bahkan naluri ini memiliki porsi yang cukup besar dalam jajaran
naluri yang dimiliki manusia.
b. Fitrah dalam psikologi islam
Dalam pengertian sederhana definisi fitrah sering dimaknai suci dan
potensi. secara etimologis, asal kata fitrah/ fitroh/ pitrah berasal dari bahasa
Arab yaitu fitrah jamanya fitrah yang suka diartikan perangai, tabiat,
kejadian, asli, agama, ciptaan.
Menurut M. Quraisy shihab, istilah fitrah diambil dari akar kata al-fithr
yang berarti belahan dari makna ini lahir makna-makna lain, antara lain
pencipta lain atau kejadian.
Dalam gramatika bahasa arab, sumber kata fitrah wazan nya pi’lah, yang
artinya Al ibtida’, yaitu menciptakan sesuatu tanpa contoh pi’lah dan fitrah
adalah bentuk masdar( invinitif) yang menunjukkan arti keadaan.
Demikian pula menurut ibm Al- Qayyim dan ibnu katsir, karna fitr
artinya meciptakan, maka berarti fitrah keadaan yang dihasilkan dari

6
penciptaan itu. Menurut Hadits yang diriwayatkan oleh ibnu ‘Abbas, tidak
pernah ditemukkan oleh Al-Qur’an dalam konteks nya selain dengan
manusia.
Fitrah manusia berbeda denga watak atau tabiat. Juga berbeda dengan
naluri/ garizah. Watak atau tabiat adalah sifat dasar, seperti kalimat watak
oksigen adaah mudah terbakar. Jadi, watak adalah karakteristik yang terdiri
dari pada bentuk, dan materi( maddah).
Dalam islam, manusia sejak alam ruh telah mempunyai komitmen bahwa
Allah adalah Tuhannya. Adanya kebutuhan terhadap agama disebabkan
manusia selaku makhluk tuhan yang dibekali dengan berbagai
potensi( fitrah), dan fitrah merupakan potensi dasar manusia yang bersifat
suci, namun kesuciannya tersebut perlu dijaga dan dikembangkan melalui
pola pengasuhan, pembinaan, pendidikan dan pergaulan yang baik

Para Ahli memiliki beberapa pengertian fitrah, antara lain:

a. Fitrah berarti suci


Artinya, ketika seorang bayi lahir kedunia, ia dalam keadaan suci, tanpa
dosa. Tidak ada dosa warisan dari orang tuanya. Baru kemudian dalam
mengarungi kehidupan orang tersebut terkena kotoran noda dosa.
b. Fitrah berarti bertauhid
Artinya, sejak lahir manusia telah membawa sifat-sifat percaya kepada
Tuhan. Jadi sudah naluri bila manusia menolak adanya atheism atau
politheisme
c. Fitrah dalam arti ikhlas
Ketika lahir, manusia dibekali sifat-sifat oleh Tuhan. Salah satu sifat
tersebut adalah ikhlas. Jadi ikhlas tersebut merupakan fitrah manusia.
d. Fitrah dalam Arti insting
Menurut ibnu Tai’miyah sesuai dengan hadis:
“seseorang tidak dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, maka kedua
orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi =, Nasrani dan majusi”.
Ibnu Tai’moyah membagi fitrah dalam dua bagian:

7
1. Fitrah Al-manuzalah yaitu fitrah yang masuk ke dalam manusia.
Yang berupa Al-Qur’an dan sunnah
2. Fitrah Al-Gharizah yaitu fitrah dari dalam diri manusia untuk
mengembangkan potensi manusia.
e. Fitrah dalam Arti tabiat
Menurut al-Ghazaly, fitrah sebagai sifat dasar yang diperoleh manusia
sejak lahir yang terdiri dari:
1. Beriman kepada Allah
2. Menerima pendidikan dan pengajaran
3. Mencari kebenaran
4. Dorongan syahwat, Ghodob dan insting

Banyak pengertian tentang fitrah, dilihat dari berbagai sudut dan


pandangan akan mempunyai makna dan pengeritan yang berbeda, tapi
pada dasarnya dapat disimpulkan tentang makna fitrah adalah potensi
dasar manusia yang bersifat, namun kesuciaanya tersebut perlu dijaga
dan dikembangkan melalui pola pengasuhan, pembinaan, pendidikan
baik melalui pola pengasuuhan pembinaan formal, Non formal.

C. Sumber kejiwaan Agama menurut Ahi Psikologi


Sumber kejiwaan agama ini, hampir seluruh ahli psikologi sependapat,
bahwa yang menjadi keinginan dan kebutuhan manusia bukan saja terbatas
pada kebutuhan makan dan minum, pakaian, ataupun kenikmatan- kenikmatan
lainnya. Tetapi juga ada kebutuhan manusia yang bersifat universal yang
merupakan kebutuhan kodrat berupa kebutuhan beragama.
Jalaluddin dan Ramayulis mengemukakan bahwa ada beberapa teori
mengenai timbulnya jiwa keagamaan pada individu yaitu :
1. Menurut Thomas melalui teori four wishes-nya mengatakan bahwa,
manusia memiliki rasa ketergantungan (sense of depend), sejak dilahirkan
ke dunia sudah memiliki empat keinginan yaitu : keinginan untuk
perlindungan, keinginan untuk pengalaman baru, keinginan untuk

8
mendapatkan tanggapan, dan keinginan untuk dikenal. Dari empat
keinginan tersebut, berarti memiliki rasa ketergantungan.
2. Menurut Woddwort, bayi dilahirkan sudah membawa insting keagamaan.
Walaupun belum terlihat tindakan kegamaan pada diri tersebut, hal ini
karena fungsi kejiwaan yang menunjang kematangan berfungsinya insting
tersebut belum sempurna. Contohnya insting sosial akan berkembang
setelah anak dapat bergaul dan berkamampuan untuk bersosialisasi dalam
masyarakat.

Jadi dari kedua teori diatas dapat disimpulkan bahwa sumber kejiwaan pada
individu ada dua sumber, pertama, rasa ketergantungan. Kedua, insting
beragama, keduanya dapat dikembangkan dari pengalaman yang diterima dan
diperoleh dari lingkungan keluarga, pendidikan dan lingkungan masyarakat,
sehingga dari pengalaman tersebut terbentuklah rasa keagamaan pada
individu.

1. Kebutuhan dasar manusia


Manusia sebagai makhluk membutuhkan banyak kebutuhan dalam
hidupnya. Abraham H. Maslow dalam teori hierarki kebutuhan

9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dari pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwasanya sumber


kejiwaan keagama dalam pandangan psikologi itu ada dua yaitu Teori Monistik
dan Teori Fakulti. Teori Monistik yang lebih menitik beratkan pada berfikir,
sedangkan teori fakulti berpendapat bahwa tingkah laku manusia tidak bersumber
pada satu fakor dan unsur yang memegang peranan penting adalah cipta, rasa, dan
karsa. Yang mana masing-masing teori memiliki pandangan yang menguatkan
dari para pemuka teori keduanya.

Sedangkan sumber jiwa keberagamaan menurut teori kecerdasan spiritual


adalah kecerdasan yang bertumpuh pada bagian dalam diri kita yang berhubungan
dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar. Kecerdasan spiritual menjadikan
manusia yang benar-benar utuh secara intelektual, emosional dan spiritual.
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa. Ia adalah kecerdasan yang dapat
membantu manusia menyembuhkan dan membangun diri manusia secara utuh.

Sumber jiwa agama menurut Islam berasal dari fitrah manusia yang
berasal dari Allah fitrah diartikan sebagai Suci Islam dll.

10
DAFTAR PUSTAKA

Rohmatullah, Yuminah. Psikologi Agama. Yogyakarta. DEEPUBLISH : 2017.

11

Anda mungkin juga menyukai