Abstrack: The role of religion in the lives of individuals to function as a value system that includes
certain norms. Religion influential as motivation in encouraging individuals to perform an activity, due to
actions undertaken against a background of religious beliefs assessed as having elements of chastity, and
obedience. Religion in the lives of individuals also serves as 1) .Sumber Value In Keeping Decency 2). As
Means To Overcome Frustration, 3). As Means To Satisfy Curiosity. Furthermore, with regard to the
function of religion in public life. Society is the union of a group of individuals formed by a certain social
order. The issue of religion would never be able to be separated from public life, because religion itself
turned out to be necessary in social life. In practice, the function of religion in society, among others: 1).
Educational function, 2). Rescuer, 3) As of Atonement, 4). As Social Control, 5). As fertilizer Sense of
Solidarity. 6). Transformative function, 7). Creative function, 8). Sublimatif function, and 9). Sublimatif
function. For further relates to the prosperity and happiness of human beings according to the teachings
of Islam can be seen from all sides of which are 1) Social .Kewajiban Human, 2). Humans as Pemakmur,
and 3). Life Strategies as a winner.
Abstrak: Peran agama dalam kehidupan individu berfungsi sebagai suatu sistem nilai yang memuat
norma-norma tertentu. Agama berpengaruh sebagai motivasi dalam mendorong individu untuk
melakukan suatu aktivitas, karena perbuatan yang dilakukan dengan latar belakang keyakinan agama
dinilai mempunyai unsur kesucian, serta ketaatan. Agama dalam kehidupan individu juga berfungsi
sebagai 1).Sumber Nilai Dalam Menjaga Kesusilaan 2). Sebagai Sarana Untuk Mengatasi Frustasi, 3).
Sebagai Sarana Untuk Memuaskan Keingintahuan. Selanjutnya berkenaan dengan fungsi agama dalam
kehidupan bermasyarakat. Masyarakat adalah gabungan dari kelompok individu yang terbentuk
berdasarkan tatanan sosial tertentu. Masalah agama tak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan
masyarakat, karena agama itu sendiri ternyata diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam
praktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain : 1). Berfungsi Edukatif, 2). Penyelamat, 3)
Sebagai Pendamaian, 4). Sebagai Sosial Control, 5). Sebagai Pemupuk Rasa Solidaritas. 6). Berfungsi
Transformatif, 7). Berfungsi Kreatif, 8). Berfungsi Sublimatif, dan 9). Berfungsi Sublimatif. Untuk
selanjutnya berkaitan dengan kemakmuran dan kebahagiaan manusia menurut ajaran Islam dapat dilihat
dari berbagai sisi diantaranya adalah 1).Kewajiban Sosial Manusia, 2). Manusia sebagai Pemakmur, dan
3). Strategi Hidup sebagai Pemenang.
556
557 Jurnal Tarbiyah Al-Awlad, Volume VI Edisi 02 2016, hlm 556-564
keyakinan non agama, baik doktrin maupun kesehatan jiwanya, bahkan lebih jauh mungkin
ideologi yang bersifat profan. ia akan bunuh diri atau membunuh orang lain.2
Menurut Mc. Guire, diri manusia memiliki
B. Pembahasan bentuk sistem nilai tertentu. Sistem nilai ini
1. Agama Dalam Kehidupan Individu merupakan sesuatu yang dianggap bermakna
Agama dalam kehidupan individu bagi dirinya. Sistem ini dibentuk melalui
berfungsi sebagai suatu sistem nilai yang belajar dan proses sosialisasi. Perangkat sistem
memuat norma-norma tertentu. Secara umum nilai dipengaruhi oleh keluarga, teman,
norma-norma tersebut menjadi kerangka acuan institusi pendidikan dan masyarakat luas.
dalam bersikap dan bertingkah laku agar Selanjutnya, berdasarkan perangkat
sejalan dengan keyakinan agama yang informasi yang diperoleh seseorang dari hasil
dianutnya. Sebagai sistem nilai agama belajar dan sosialisasi tadi meresap dalam
memiliki arti yang khusus dalam kehidupan dirinya. Sejak itu perangkat nilai itu menjadi
individu serta dipertahankan sebagai bentuk sistem yang menyatu dalam membentuk
ciri khas.1 identitas seseorang. Ciri khas ini terlihat dalam
Dapat disaksikan dan bahkan dilihat dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana sikap,
pengalaman kehidupan nyata bahwa, betapa penampilan maupun untuk tujuan apa yang
besar perbedaan antara orang beriman yang turut berpartisipasi dalam suatu kegiatan
hidup menjalankan agamanya, dengan orang tertentu.3
yang tidak beragama atau acuh tak acuh Menurut pandangan Mc. Guire dalam
kepada agamanya. Pada rawud wajah orang Jalaludin menjelaskan bahwa dalam
yang hidup denhgan berpegang teguh dengan membentuk sistem nilai dalam diri individu
keyakinan agamanya terlihat ketentraman adalah agama. Segala bentuk simbol-simbol
pada batinnya , sikapnya selalu tenang. keagamaan, mukjizat, magis maupun upacara
Mereka tidak merasa gelisah atau cemas, ritual sangat berperan dalam proses
kelakuan dan perbuatannya tidak ada yang pembentukan sistem nilai dalam diri
akan menyengsarakan atau menyusahkan seseorang. Setelah terbentuk, maka seseorang
orang lain. Lain halnya dengan orang yang secara serta-merta mampu menggunakan
hidupnya terlepas dari ikatan agama. Mereka sistem nilai ini dalam memahami,
biasanya mudah terganggu oleh kegoncangan mengevaluasi serta menafsirkan situasi dan
dan suasana galau vyang senanhtiasa pengalaman. Dengan kata lain sistem nilai
menghiyasi pikiran dan perasaanya. yang dimilikinya terwujud dalam bentuk
Perhatiannya hanya tertuju kepada diri dan norma-norma tentang bagaimana sikap diri.
golongannya; tingkah laku dan sopan santun Misalnya seorang sampai pada kesimpulan:
dalam hidup biasanya diukur atau saya berdosa, saya seorang yang baik, saya
dikendalikan oleh kesenangan-kesenangan seorang pahlawan yang sukses ataupun saya
lahiriyah yang mengacu kepada pemenuhan saleh dan sebagainya.
dan kepuasan hawa nafsu belaka. Pada garis besarnya, menurut Mc. Guire
Dalam keadaan senang, dimana segala sistem nilai yang berdasarkan agama dapat
sesuatu berjalan lancar dan memberi individu dan masyarakat perangkat
menguntungkannya, seorang yang tidak sistem nilai dalam bentuk keabsahan dan
beragama akan terlihat gembira, senang dan pembenaran dalam mengatur sikap individu
bahkan mungkin lupa daratan. Tetapi apabila dan masyarakat. Pengaruh sistem nilai
ada bahaya yang mengancam, kehidupan terhadap kehidupan individu karena nilai
susah, banyak problema yang harus sebagai realitas yang abstrak dirasakan sabagai
dihadapinya, maka kepanikan dan
kebingungan akan menguasai jiwanya, bahkan 2
Zakiah Darajat, Peranan Agama Dalam
akan memuncak sampai kepada terganggunya Kesehatan Mental, (Jakarta: PT Toko Agung, 1996),
hlm. 56
1 3
Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama, Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT
(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2008), hlm. 143 RajaGrafindo Persada, 2005), hlm. 254
Mulyadi: Agama dan Pengaruhnya dalam Kehidupan 558
daya dorong atau prinsip yang menjdi dikembangkan dalam kondisi yang
pedoman hidup. Dalam relaitasnya nilai dipertentangkan oleh kondisi lingkungan,
memiliki pengaruh dalam mengatur pola maka akan terjadi ketidakseimbangan.
tingkah laku, pola pikir, dan pola bersikap.4 Berdasarkan pendekatan ini, maka
Nilai adalah daya pendorong dalam hidup, pengaruh agama dalam kehidupan individu
yang memberi makna dan pengabsahan pada adalah memberi kemantapan batin, rasa
tindakan sesoerang. Karena itu nilai menjadi bahagia, rasa terlindung, rasa suskes dan rasa
penting dalam kehidupan seseorang, sehingga puas. Perasaan positif ini lebih lanjut akan
tidak jarang pada tingkat tertentu orang siap menjadi pendorong untuk berbuat. Agama
untuk mengorbankan hidup mereka demi dalam kehidupan individu selain menjadi
mempertahankan nilai. Nilai mempunyai dua motivasi dan nilai etik juga merupakan
segi, yaitu segi intelektual dan segi emosional. harapan.
Dan gabungan dari kedua aspek ini yang Agama berpengaruh sebagai motivasi
menentukan suatu nilai beserta fungsinya dalam mendorong individu untuk melakukan
dalam kehidupan. Bila dalam kombinasi suatu aktivitas, karena perbuatan yang
pengabsahan terhadap suatu tindakan unsur dilakukan dengan latar belakang keyakinan
intelektual yang dominan, maka kombinasi agama dinilai mempunyai unsur kesucian,
nilai itu disebut norma atau prinsip. serta ketaan. Keterkaitan ini akan memberi
Di lihat dari fungsi dan peran agama dalam pengaruh diri seseorang untuk berbuat sesuatu.
memberi pengaruhnya terhadap individu, baik Sedangkan agama sebagai nilai etik karena
dalam bentuk sistem nilai, motivasi maupun dalam melakukan sesuatu tindakan seseorang
pedoman hidup, maka pengaruh yang paling akan terikat kepada ketentuan antara mana
penting adalah sebagi pembentuk kata hati yang boleh dan mana yang tidak boleh
(conscience). Kata hati menurut Erich Froom menurut ajaran agama yang dianutnya.
dalam Jalaluddin adalah panggilan kembali Sebaliknya agama juga sebagai pemberi
manusia kepada dirinya. Erich Froom melihat harapan bagi pelakunya. Seseorang yang
manusia sebagai makhluk yang secara individu melaksanakan perintah agama umumnya
telah memiliki potensi humanistik dalam karena adanya suatu harapan terhadap
dirinya. Kemudian selain itu individu juga pengampunan atau kasih sayang dari sesuatu
menerima nilai-nilai bentukan dari luar. yang ghaib (supernatual).
Keduanya membentuk kata hati dalam diri Motivasi mendorong seseorang untuk
manusia. Dan apabila keduanya berjalan berkreasi, berbuat kebajikan maupun
seiring secara harmonis, maka manusia akan berkorban. Sedangkan nilai etik mendorong
merasa bahagia. seseorang untuk berlaku jujur, menepati janji
Pada diri manusia telah ada sejumlah manjaga amanat dan sebagainya. Sedangkan
potensi untuk memberi arah dalam kehidupan harapan mendorong seseorang untuk bersikap
manusia. Potensi tersebut adalah hidayat al- ikhlas, menerima cobaan yang berat ataupun
ghariziyyat (naluriah); hidayat al-hissiyat berdo’a. Sikap seperti itu akan lebih teras
(inderawi); hidayat al-aqliyat (nalar); dan secara mendalam jika bersumber dari
hidayat al-diniyat (agama). Melalui keyakinan terhadap agama.
pendekatan ini, maka agama sudah menjadi Agama dalam kehidupan individu juga
potensi fitrah yang dibawa sejak lahir. berfungsi sebagai :5
Pengaruh lingkungan tehadap seseorang a. Sumber Nilai Dalam Menjaga Kesusilaan
adalah memberi bimbingan kepada potensi Di dalam ajaran agama terdapat nilai-
yang dimiliki itu. Dengan semikian jika nilai bagi kehidupan manusia. Nilai-nilai
potensi fitrah itu dapat dikembangkan sejalan inilah yang dijadikan sebagai acuan dan
dengan pengaruh lingkungan maka akan sekaligus sebagai petunjuk bagi manusia.
terjadi keselarasan. Sebaliknya jika potensi itu Sebagai petunjuk agama menjadi kerangka
5
Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam
4
Jalaludin, Ibid., hlm. 255 Mulia:, 2002), hlm. 225-227
559 Jurnal Tarbiyah Al-Awlad, Volume VI Edisi 02 2016, hlm 556-564
Menurut Prof. Dr. Hamka, fungsi dan Keyakinan akan balasan Tuhan terhadap
peranan agama itu ibaratkan “tali kekang”, perbuatan baik telah mampu memberikan
yaitu kekang dari pada pengumbaran akal ganjaran batin yang akan mempengaruhi
pikiran, tali kekang dari pada gejolak hawa seseorang untuk berbuat tanpa imbalan
nafsu (yang angkara murka), dan tali kekang material. Melalui motivasi kegamaan
dari pada ucap dan perilaku (yang keji dan seseorang terdorong untuk berkorban baik
biadab). Agama menuntun perjalan hidup dalam bentuk materi maupun tenaga atau
manusia agar tetap berada diatas jalan lurus pemikiran. Pengorbanan seperti ini
(shirotol mustaqim) yang diridhai oleh Allah merupakan aset yang potensial dalam
Swt.11 pembangunan.13
Menurut hukum Islam, agama berfungsi
sebagai sarana untuk mengatur sebaik 4. Kemakmuran Dan Kebahagiaan
mungkin dan memperlancar proses interaksi Manusia Menurut Ajaran Islam
sosial sehingga terwujudnya masyarakat yang
harmonis, aman, dan sejahtera.12 a. Kewajiban Sosial Manusia
Manusia dengan kapasitasnya yang
3. Agama Dan Pembangunan serba terbatas (makhluk) dan dengan
Prof. Dr. Mukti Ali mengemukakan segala instrumen hidup yang serba
bahwa peranan agama dalam pembangunan canggih dibanding dengan makhluk Tuhan
adalah : yang lain dijadikan oleh Allah sebagai
a. Sebagai Ethos Pembangunan makhluk pilihan, yaitu sebagai khalifah
Agama sebagai ethos pembangunan dimuka bumi.14 hal ini terdapat dalam Q.S
maksudnya adalah bahwa agama yang Baqarah ayat 30 :
menjadi anutan seseorang atau masyarakat
jika diyakini dan dihayati secara
mendalam mampu memberikan suatu
tatanan nilai moral dalam sikap.
Selanjutnya nilai moral tersebut akan
memberikan garis-garis pedoman tingkah
laku seseorang dalam bertindak, sesuai
dengan ajaran agamanya. Segala bentuk
perbuatan yang dilarang agama dijauhinya
dan sebalikanya selalu giat dalam Artinya :
menerapkan perintah agama, baik dalam “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kehidupan pribadi maupun demi kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya
kepentingan orang banyak. aku hendak menjadikan seorang khalifah
b. Sebagai Motivasi di muka bumi." mereka berkata:
Ajaran agama yang sudah menjadi "Mengapa Engkau hendak menjadikan
keyakinan mendalam akan mendorong (khalifah) di bumi itu orang yang akan
seseorang atau kelompok untuk mengejar membuat kerusakan padanya dan
tingkat kehidupan yang lebih baik. menumpahkan darah, Padahal Kami
Pengalaman ajaran agama tercermin dari Senantiasa bertasbih dengan memuji
pribadi yang berpartisispasi dalam Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
peningkatan mutu kehidupan tanpa berfirman: "Sesungguhnya aku
mengharapkan imbalan yang berlebihan.
11
Muhaimin, Problema Agama Dalam
13
Kehidupan Manusia, (Jakarta: Kalam Mulia, 1989), hlm Jalaludin, Op.Cit., 263-265
14
16 Rafy Sapuri, Psikologi Islam : Tuntunan
12
Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Jiwa Manusia Modern, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009),
Islam, (Palangkaraya: Erlangga, 2011), hlm. 129 hlm. 97
563 Jurnal Tarbiyah Al-Awlad, Volume VI Edisi 02 2016, hlm 556-564