Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

FUNGSI AGAMA BAGI MASYARAKAT

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Islam Dan Budaya Lokal


Dosen Pengampu : Misbahul Munir, M. Ag.

Disusun oleh :

Ika Maya Shofiyatin 2202110055

Nafisatun Nikmah 2202110061

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL HIDAYAT

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam.
Atas segala karunia, rahmat, hidayah, dan taufik-Nya, penyusunan makalah yang berjudul
Fungsi Agama Bagi Masyarakat dapat kami selesaikan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan, meskipun kami mengakui makalah ini masih jauh dari sempurna.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW,
manusiasempurna yang senantiasa kita harapkan syafaatnya, dan yang telah membimbing
umatnya dengan penuh kesabaran kejalan yang benar.

Kami berharap agar pembaca tidak merasa puas dengan penjelasan dari berbagai hal yang
ada dalam makalah ini, tetapi diharapkan terus mencari dan menggali dari sumber atau buku
lainnya yang berkaitan dengan bab ini.

Tentu terdapat beberapa kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan dan penulisan
makalah, oleh karenanya kami memohon maaf. Lebih dari itu, kami berharap atas kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak atau pembaca demi kesempurnaan makalah
ini. Mudah-mudahan bermanfaat.

Lasem, 29 September 2023

Penyusun

1
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
peran agama sangat penting bagi manusia untuk hidup di dunia ini, untuk
mewujudkan kebahagian dalam hidup didunia dan kebahagian di akhirat. Agama dalam
kehidupan berfungsi sebagai koordinator hidup dan pedoman hidup, dan dalam
perubahan sosial, agama memiliki fungsi memberdayakan yang buruk dan menuju ke
arah yang lebih baik (Ibrahim,2018). Agama meningkatkan solidaritas, mempererat
silaturahmi atau ikatan kekerabataan, menciptakan perdamaian, melakuakan kontrol
sosial, mengubah kehidupan manusia menjadi lebih baik, mengamankan keamanan
didunia dan dalam kehidupan manusia sebagai pengikat sosial. Semua itu membantu
menjaga stabilitas sosial dalam masyarakat.
Setiap orang memiliki hak untuk menentukan yang terbaik bagi dirinya
termasuk menentukan agama mana yang akan dianutnya karena itu berkaitan dengan
keyakinan dari hatinya hal ini senada dengan pendapat Mulyadi bahwa Agama
merupakan bentuk keyakinan manusia terhadap sesuatu yang bersifat adikodrati
(Mulyadi, 2016).
Agama menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat saat ini, mengapa
demikian, karena agama menjadikan pribadi memiliki pedoman yang pasti akan
hidupnya dan agama menjadi pengontrol tindakan pribadi tersebut sesuai dengan
ajaran agamanya. Agama mengajarkan tentang nilai-nilai dan norma-norma yang
berlaku dalam masyarakat. Khususnya manusia dalam kehidupan, dalam segala
ajarannya, dengan tujuan untuk mengarahkan manusia dalam menghadapi
kehidupannya sehari-hari.
Manusia adalah makhluk dinamis dan produktif, senantiasa mengubah aktifitas
kehidupan sehari-harinya. Oleh karena itu dalam kajian ini kita akan membahas
bagaimana fungsi agama bagi masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa fungsi agama bagi masyarakat?
C. Tujuan Makalah
1. Menjelaskan tentang fungsi agama bagi masyarakat

2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Fungsi Agama Bagi Masyarakat
Masyarakat merupakan sekelompok orang yang hidup berkelompok,
bekerjasama mewujudkan kepentingan secara bersamayang telah memiliki tatanan
kehidupan, norma dan adat istiadat yang ditaati dalam lingkungannya. Masyarakat
berasal dari bahasa inggris yaitu “society” berarti masyarakat, lalu kata socety berasal
dari bahasa latin yaitu “societas” yang berarti kawan. Masyarakat sendiri adalah
sekelompok orang yang terjalin erat dan mengarah pada kehidupan kolektif karena
sistem tertentu, tradisi tertentu, adat istiadat, dan hukum kesetaraan tertentu. Sistem
sosial adalah manusia yang satu terhubung dengan manusia lainnya yang membentuk
suatu kesatuan. Masyarakat berfungssi sebagai khalifah dimuka bumi.
Agama mempengaruhi kesatuan masyarakat. Disisi lain, agama juga bisa
menjadi perusak ketika kekerabatan dan konsekuensi melemah dan mengendur.
Keadaan ini tercermin dalam pluralistik dan masyarakat heterogen. Masyarakat adalah
sekelompok individu yang ada dalam suatu kehidupan dan berinteraksi dengan individu
lainnya. Agam dan kehidupan masyarakat tidak mungkin dapat dipisahkan, disebabkan
agama itu sangat diperlukan untuk kehidupan sosial. Dalam praktiknya, fungsi agama
dalam masyarakat antara lain (thouless, 1995; Taufik, 2019):
1. Berfungsi Edukatif
Penganut agama ini mengeklaim bahwa ajaran agama yang dianutnya
mengandung ajaran yang harus diikuti. Secara hukum, ajaran agama memiliki
fungsi perintah dan larangan. Kedua unsur perintah dan larangan tersebut memiliki
latar belakang membimbing individu, mukmin dan menjadi orang yang baik dan
menjadi terbiasa dengan kebaikan sesuai ajaran agamanya masing-masing.
2. Berfungsi Penyelamat
Orang selalu menginginkan keamanan dimanapun mereka berada. Oleh karena
itu kehadiran agama memberikan keselamatan pada pemeluknya yakni keselamatan
dunia dan akhirat.
3. berfungsi sebagai Pendamaian
melalui agama orang yang bersalah atau berdosa dapat memperoleh kedamaian
batin melalui tuntunan agama. Rasa berdosa dan rasa bersalah akan segera menjadi
hilang dari batinnya apabila seseorang pelanggar telah menebus dosanya
melalui tobat, pensucian ataupun penebusan dosa.
3
4. Berfungsi sebagai sosial kontrol
Ajaran agama oleh penganutnya dianggap sebagai norma, sehingga dalam hal
ini agama dapat berfungsi sebagai pengawasan sosial secara individu maupun
kelompok.
5. Berfungsi menjadi pengikat rasa solidaritas
Para penganut agama yang sama secara psikologis akan merasa memiliki kesamaan
dalam satu kesatuan: iman dan kepercayaan. Rasa kesatuan ini akan membina rasa
solidaritas dalam kelompok maupun perorangan, bahkan kadang-kadang dapat
membina rasa persaudaraan yang kokoh.
6. Berfungsi Transformatif.
Ajaran agama dapat mengubah kehidupan kepribadian seseorang atau
kelompok menjadi kehidupan baru sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
Kehidupan baru yang diterimanya berdasarkan ajaran agama yang dipeluknya itu
kadangkala mampu mengubah kesetiaannya kepada adat atau norma kehidupan
yang dianutnya sebelum itu.
7. Berfungsi Kreatif.
Ajaran agama mendorong dan mengajak para penganutnya produktif bukan
saja untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi juga untuk kepentingan orang lain.
Penganut agama bukan saja disuruh bekerja secara rutin dalam pola hidup yang
sama, akan tetapi juga dituntut untuk melakukan inovasi dan penemuan baru.
8. Berfungsi Sublimatif.
Ajaran agama mengkuduskan segala usaha manusia, bukan saja yang bersifat
agama ukhrawi, malinkan juga yang bersifat duniawi. Segala usaha manusia
selama tidak bertentangan dengan norma-norma agama, bila dilakukan atas
niat tulus, karena dan untuk Allah merupakan ibadah. agama dalam kehidupan
sangatlah berfungsi penting dalam kehidupan manusia tanpa agama hidup
seseorang akan terombang-ambing dan tidak memiliki ketentraman dalam
menjalani hidup, karena pada dasarnya jiwa manusia membutuhkan agama.
Manusia sebagai makhluk sosial hidup diantara masyarakat yang mempunyai
serangkaian aturan kehidupan. Norma yang ada dalam masyarakat baik yang
bersumber dari agama ataupun dari adat istiadat setempat merupakan tolak ukur
yang dipakai masyarakat untuk mengukur perilaku seseorang, baik itu perilaku
baik maupun perilaku buruk. Seseorang akan dianggap berperilaku buruk atau

4
meyimpang ketika perbuatan dan tingkah lakunya tidak sesuai dan melanggar
norma yang ada (Hayati, 2017).
Menurut Emile Durkheim sebagai sosiolog besar telah memberikan gambaran
tentang fungsi agama dalam masyarakat. Dia berkesimpulan bahwa sarana-
sarana keagamaan adalah lambang-lambang masyarakat, kesakralan bersumber
pada kekuatan yang dinyatakan berlaku oleh masyarakat secara keseluruhan bagi
setiap anggotanya, dan fungsinya adalah mempertahankan dan memperkuat
rasa solidaritas dan kewajiban sosial.(Bauto, 2014, p. 21)

5
BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan

Dalam setiap masyarakat tentunya pasti membutuhkan agama sebagai pedoman hidup.
Dengan mengetahui fungsiyang terkandung di dalam agama, maka orang yang beragama
tersebut dapat merasakan kelembutan dan ketenangan yang dapat kita ambil dari ajaran agama
tersebut. Sampai saat ini Agama masih tetap memiliki fungsi dalam kehidupan masyarakat.
Agama sebagai anutan masyarakat, terlihat masih berfungsi sebagai pedoman yang dijadikan
sebagai sumber untuk mengatur norma-norma kehidupan.Berbeda dengan bidang kehidupan
lainnya, dalam agama terdapat berbagai ajaran, simbolisme, cerita/amsal, konsep, dogma,
pencitraan, ritualitas serta idealitas sistem, dan struktur pribadi maupun sosial yang
dikehendakinya, yang menjadikan agama menyentuh seluruh dimensi kehidupan manusia.
Agama berfungsi sebagai sarana dan lambang keagamaan dalam masyarakat, kesakralan
bersumber pada kekuatan yang dinyatakan berlaku oleh masyarakat secara keseluruhan
bagi setiap anggotanya, dan fungsinya adalah mempertahankan dan memperkuat rasa
solidaritas, kewajiban serta prilaku sosial. Seseorang yang tulus dalam beragama, akan
menghormati, menghargaidan bahkan mengasihi dan memberkati sesamanya.Agama
merupakan tempat mencari makna hidup dari hidup dan pribadi seorang manusia. Agama
dapat memberi sumbangan positif bagi perkembangan sosial umat manusia apabila agama
ditempatkan pada tempatnya. Agama juga memberi kontribusi positif bagi masyarakat
berupa pemeliharaan dan peningkatan solidaritas sosial umat manusia. Agama juga berperan
dalam pengintegrasian nilai-nilai dan norma-norma sosial serta Agama juga berperan dalam
pengukuhan nilai-nilai luhur bagi manusia dan alam sekitarnya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Bauto, L. (2014). Perspektif Agama Dan Kebudayaan Dalam Kehidupan Masyarakat


Indonesia. Academia, 23.
Hayati, U. (2017). Nilai-Nilai Dakwah; Aktivitas Ibadah Dan Perilaku Sosial.
INJECT (Interdisciplinary Journal of Communication), 2(2), 175.
Ibrahim, S. (2018). Perspektif Islam Terhadap Pluralitas Keberagaman. Al-Mu’ahirah. 15 (1),
40-55.
Mulyadi. (2016). Agama dan Pengaruhnya Dalam Kehidupan. Jurnal Tarbiyah Al-Awlad,
VI(02), 556–564.
Taufik, A (2019). Agama Dalam Kehidupan Individu. Edification. 1 (01), 57-67.
Thouless, R. H. (1992). Pengantar Psikologi Agama. Jakarta: Rajawali.

Anda mungkin juga menyukai