Anda di halaman 1dari 9

RESUME BUKU PSIKOLOGI AGAMA

Memahami Perilaku dengan Mengaplikasikan Prinsip – prinsip Psikologi


Oleh :

1. PSIKOLOGI AGAMA SEBAGAI DISIPLIN ILMU


a. Psikologi Agama dan Cabang Psikologi
Psikologi secara umum mempelajarai gejala – gejala kejiawaan manusia yang
berkaitan dengan pikiran, perasaan, dan kehendak. Gejala pokok tersebut
dapat diamati dari sikap dan perilaku manusia. Pada kenyataannya, gejala –
gejala tersebut terlihat berbeda pada manusia yang memiliki rentang usia
berbeda, dan akan berbeda pula pada bidang apa gejala tersebut diteliti lebih
dalam. Sehingga, dengan ilmu yang berkembang muncullah ilmu – ilmu
cabang psikologi yang lain, seperti psikologi anak, psikologi remaja, psikologi
khusus, dan tentunya psikologi agama.

b. Pengertian Psikologi Agama


Psikologi agama terdiri dari dua kata yaitu psikologi dan gama, yang ternayata
kedua kata ini memiliki dua arti yang berbeda tetapi bisa saling terkait.
Psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari gejala jiwa, sedangkan
agama merupakan keyakinan yang sulit untuk diukur. Pada jiwa manusia,
keyakinan yang tumbuh didalam dirinya akan membentuk ia untuk
berperilaku, apakah itu lurus atau menyimpang.
Dengan demikian Ilmu Psikologi Agama merupakan cabang psikologi yang
meneliti dan mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan
pengaruh keyakinan agama yang dianutnya.

c. Ruang lingkup dan Kegunaannya


Suatu ilmu hendaknya memiliki ruang lingkup, agar sebagai seseorang yang
ingin mempelajarinya tau apa batasan dari ilmu tersebut.
Ilmu psikologi agama memiliki ruang lingkup yang menjadi lapangan kajian
psikologi agama, yang meliputi :
1) Bermacam – macam emosi yang terpancar dari diri seseorang ketika dekat
atau menjauh dari kegiatan beragama, seperti rasa tentram seseorang
setelah membaca Al-Qur’an, atau setelah sholat.
2) Bagaimana perasaan dan pengalaman seseorang secara individual terhadap
Tuhannya
3) Mempelajari, meneliti, dan menganalisis pengaruh kepercayaan akan
adanya hidup sesudah mati (akhirat) tiap orang
4) Meneliti dan mempelajari kesadaran dan perasaan orang terhadap
kepercayaan yang berhubungan dengan surga dan neraka, juga dosa dan
pahala.
5) Meneliti dan mempelajari bagaimana pengaruh pengahayatan seseorang
terhadap ayat – ayat suci kelegaan batinyya.
d. Psikologi Agama dan Pendidikan Islam
Pembentukan jiwa keagamaan pada anak diawali sejak ia dilahirkan, kepanya
didengarkan kalimat tauhid, orang tua berkewajiban memberikannya
amakanan yang halal juga bergizi. Orang tua juga berkewajiban untuk
memberikan rasa aman, nyaman, penuh kasih sayang, dibiasakan hal – hal
yang baik, dan orang tua wajib menjadi teladan yang baik untuk orang tuanya,
Anak dibimbing dan diarakan untuk tunduk dan mengabdikan diri kepada
Allah SWT, sesuai dengan fitrahNya. Kemudia merealisasikannya dalm
bentuk perbuatan dan aktivitas yang bermanfaat.

2. PERKEMBANGAN PSIKOLOGI AGAMA


a. Sejarah Perkembangannya
Sejak mendjadi disiplin ilmu yang berdiri sendiri, perkembangan psikologi
agama dinilai cukup pesat, diandingkan usianya yang masih muda. Hal ini
disebabkan, psikologi agama menyangkut kehidupan manusia secraa pribadi
maupun kelompok, bidang kajiannya menyangkut permasalahan sesuai
perkembangan usia manusia.
b. Beberapa Metode dalam psikologi Agama
Dalam meneliti ilm jiwa agaa menggunakan sejumlah metode antara lain :
1) Dokumen Pribadi
Metode dokumen pribadi dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu :
 Teknik nomotatik
 Teknik analisis nilai
 Teknik idiography
 Teknik penilaian terhadap sikap
2) Kuosioner dan wawancara

c. Psikologi Agama dalam Islam


Psikologi agama dalam islam sulit diangkat dan dilacak menjadi disiplin ilmu
yang otonom. Landasan yang telah disediakan untuk pengembangan psikologi
agama termuat dalam ajaran Islam. Semua itu telah dipraktekkan dalam
kehidupan dimasa Rasul Allah SWT.

3. PERKEMBANGAN JIWA KEAGAMAAN PADA ANAK DAN REMAJA


a. Teori tentang Sumber Kejiwaan Agama
Manusia ingin mengabdikan dirinya kepada Tuhan atau sesuau yang
dianggapnya sebagai zat yang memunyai kekuasaan tertinggi.
Teori yang timbul tentang sumber kejiwaan agama antara lain :
1) Teori Monistik
2) Teori Fakulty
3) Beberapa pemuka teori fakulty

b. Timbulnya Jiwa Keagamaan Pada Anak


Timbulnya jiwa keagamaan pada anak dimulai ketika anak itu terlahir ke
dunia. Orang tua dan lingkungan menjadi unsur yang akan mempengaruhi
bagaimana agama anak tersebut dapat terarah, dan sesuai usia
perkembangannya seorang anak akan dpat mulai meyakini adanya zat yang
lebih kuasa.

c. Perkembangan Agama pada Anak-anak


Manusia adala makhluk yang beragama, ia memerluka bimbingan agar dapat
tumbuh dan berkembang dengan benar. Tokoh yang paling menentukan dalam
menumbuhkan rasa keberagamaan itu adalah kedua orang tuanya,

d. Sifat-sifat agama pada anak


Sifat agama ada diri anak dapat dibagi atas :
1) Unreflective (tidak mendalam)
2) Egosentris
3) Antropomorfisme
4) Verbalis dan ritualis
5) Imitatif
6) Rasa heran

e. Perkembangan Jiwa Keagamaan Pada Remaja


Perkembangan agama pada remaja ditandai oleh beberapa fakto
perkembangan roani dan jasmaninya, antara lain :
1) Pertumbuhan pikiran dan mental
2) Perkembangan perasaan
3) Pertimbangan sosial
4) Perkembangan moral
5) Skap dan minat
6) Ibadah

f. Konfik dan Keraguan


Beradasarkan analisis hasil penelotian W. Starbuck menemukan penyeab
keraguan, antara lain :
1) Kepribadian yang menyangkut salah tafsir dan jenis kelamin
2) Kesalahan organisasi keagamaan dan pemuka agama
3) Pernyataan kebutuhan manusia
4) Kebiasaan
5) Pendidikan
6) Percampuran anatara agama dan mistik

4. PERKEMBANGAN JIWA KEAGAMAAN PADAD ORANG DEWASA DAN


LANJUT
a. Macam-macam Kebutuhan
Kebutuhan manusia berdasarkan pembagian yang dikemukakan oleh J.P.
Guildford anatara lain:
1) Kebutuhan individual
2) Kebutuhan sosial
3) Kebutuhan manusia akan agama
b. Sikap keberagaman pada Orang Dewasa
Sikap keberagamaan orang dewasa memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
1) Menerima kebenaran agama berdasarkan pemikiran yang matang
2) Cenderung realis
3) Brsikap positif
4) Tingkat ketaatan bergama berdasarkan pertimbangan tanggung jawa
diri
5) Bersikap lebih terbuka
6) Bersikap lebi kritis
7) Cenderung mengarah ketipe kepribadian
8) Terlihat adanya hubungan antara sikap keberagamaan dengan
kehidupan sosial

c. Manusia Lanjut Usia dan Agama


Ciri – ciri keberagamaan di usia lanjut antara lain :
1) Suda mencapai tingkat kemantapan
2) Menerima pendapat kegamaan
3) Muncul pengakuan realitas terhadap kehidupan akhirat
4) Mengarah kepada kebutuhan saling cinta antar sesama manusia
5) Timbul rasa takut kematian
6) Meningkatnya sikap kegamaan dan kepercayaan terhadap kehidupan
abadi (akhirat)

d. Perlakuan terhadap usia Lanjut Menurut islam


Manusia usia lanjut dipandang tak ubahnya seoran bayi yang butuh perawatan
dan pemeliharaan serta perhatian khusus yang penuh kasih sayang. Perlakuan
tersebut tidak bisa diwakilkan oleh siapapun, melainkan sebuah tanggung
jawab dari anak-anak mereka. Perlakuan yang baik dan penuh kesabaran dan
kasih sayang dinilai sebagai bentuk kebaktian.

5. KRITERIA ORANG YANG MATANG BERAGAMA


a. Ciri-ciri dan Sikap keberagamaan
Sikap dan perilaku kegamaan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
Tipe orang sakit jiwa dan tipe orang yang sehat jiwa

b. Mistisme dan psikologi Agama


Mistisme dalam kajian psikologi agama dilihat dari hubungan sikap dan
perilaku agama dengan gajala kejiwaan yang melatarbelakanginya.

6. AGAMA DAN KESEHATAN MENTAL


a. Manusia dan Agama
Manusia diciptakan Allah memiliki naluri beragama yaitu agama tauhid. Jika
mereka tidak beragama tauhid, itu hanyalah lantaran faktor pengaruh
lingkungan. Sikap ikhlas dan tunduk kepada islam sebagai agama Allah,
menjadikan kecenderngan untuk tunduk kepada agama yang benar, yakni
Islam.

b. Agama dan Pengarunya terhadap kesehatan mental


Dikala manusia melupakan Sang Pencipta, dan kehilangan God-view
nyakehidupannya akan hampa. Ketentraman batin tersaput. Hidup tanpa
makna. Menjauhkan diri dari sang pencipta berarti mengosongkan diri dari
nilai – nilai imani.

c. Terapi Keagamaan
Ketangan jiwa dapat dicapai dengan dzikir (mengingat) Allah. Rasa taqwa dan
perbuatan baik adalah metode pencegahan dari rasa takut dan sedih. Dia-lah
Tuhan yang Maha Mengetahui dan Bijaksana yang dapat memberikan
ketenangan jiwa kedalam hati orang yang beriman.

d. Musibah
Dalam kondisi ketidaknyamanan, nilai-nilai ajaran agama dpat membantu
menentramkan goncangan batin, korban beruasaha menyadarkan diri bahwa
musibah merupakan resiko yang harus diahadapi dalam menjalani kehidupan
dan ia pun menyadari bahwa dirinya bukan pemilik mutlak dari segala yang
menjadi miliknya.

e. Kematian
Kematian membawa manusia menuju ke alam kehidupan baru, sebagai tempat
persinggahan menanti masa evakuasi ke alam berikutnya. Bagi manusia yang
hatinya dipenuhi oleh iman, yang tiap harinya diisi dengan kebaikan, akan
mampu menyikapi kematian dengan perasaan yang lebih tenang, dengan
sedikit rasa bersalah.

7. KEPRIBADIAN DAN SIKAP KEGAMAAN


a. Pengetian dan Teori kebribadian
Kepribadian seseorang terkumpul beberapa aspek yang terintegrasikan
berupa :
1) Keyakinan hidup yang dimiliki
2) Keyakinan mengenal diri, dan
3) Keyakinan mengenal kemampuan diri

b. Tipe-tipe Kepribadian
Pembagian tipe kepribadian ditinjau dari aspek biologis (bentuk tubuh), aspek
sosiologis (pandangan hidup dan kualitas hidup seseorang), dan aspek
psikologis (emosional dan aktivitas)

c. Hubungan Kepribadian dan Sikap Keagamaan


Kepribadian terdiri dari 4 aspek yang berhubungan erat dan tidak dapat
dipisahkan, anatra lain :
1) Qalb (angan-anagan hati)
2) Fuad (perasaan)
3) Ego
4) Tingkah laku

d. Dinamika Kepribadian
Kepribadian manusia sebenarnya telah diatur semacam sistem kerja untuk
menyelaraskan tingkah laku manusia agar tercapai kententraman dalam
batinnya. Namun terkadang naluri mendorong manusia untuk segera
memenuhi kebutuhannya yang bertentangan dengan realita yang ada.

8. PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP JIWA KEAGAMAAN


a. Tradisi Keagamaan dan Kebudayaan
Apabila kebudayaan sebagai pedoman kehidupan masyarakat maka dalam
masyarakat pemeluk agama perangkat-perangkat yang berlaku umum dan
menyeluruh sebagai norma kehidupan yang cenderung dalam nilai agama.
Semakin kuat tradisi keagamaan akan semakin dominan pengaruhnya terhadap
kebudayaan.

b. Tradisi Keagamaan dan Sikap Keagamaan


Tradisi keagamaan merupakan isi pendidikan yang akan diwariskan yang
berupa 3 aspek yaitu sistem kebudayaan, sistem sosial, dan benda – benda
kebudayaan

c. Kebudayaan dalam Era Global dan Pengarunya terhadap Jiwa keagamaan


Era global diperkirakan memunculkan tiga kecenderungan utama dalam
kesedaran dan pengalaman agama. Pertama berupa, arus kembali ke tradisi
keagamaan yang liberal. Kedua, kecenderungan keagamaan pada aspek istis.
Ketiga, berupa munculnya gerakan sempalan yang mengatasnamakan agama.

9. PROBLEMA DAN JIWA KEAGAMAAN


a. Sikap Keagamaan dan Pola Tingkah Laku
Bentuk sikap keagamaan seseorang dapat dilihat seberapa jauh keterkaitan
komponen kognisi, afeksi, dan konasi seseorang dengan masalah – masalah
yang menyangkut agama. Reaksi yang timbul dari sikap tertentu terhadap
obejek ditentukan oleh pengaruh faal, kepribadian adan faktor eksternal
(situasi, pengalaman, dan hambatan).

b. Sikap Keagamaan yang Menyimpang


Sikap keagamaan yang menyimpang terjadi bila sikap seseorang terhadap
kepercayaan dan keyakinan agama yang dianutnya mengalami perubahan.
Perubahan ini bergerak secara kontinue dari positif melalui arah mentral
menuju negatif.

c. Faktor – faktor yang mempengaruhi Sikap Keagamaan yang menyimpang


Ada empat fase dalam proses terjadinya perubahan sikap yaitu :
1) Munculnya persoalan yang diahadapi
2) Muculnya beberapa pengertian yang harus dipilih
3) Mengambil keputusan berasarkan salah satu pengertian
4) Terjadi keseimbangan/penyimpangan

10. PENGARUH PENDIDIKAN TERHADAP JIWA KEAGAMAAN


a. Pendidikan Keluarga
Setiap bayi yang dilahirkan sudah memiliki potensi untuk beragama, bentuk
keyakinan agama yang dianut anak sepenuhnya tergantung dari bimbingan,
pemeliharaan, dan pengaruh kedua orang tua mereka. Fungsi dan peran orang
tua mempu membentuk arah keyakinan nak – anak mereka.

b. Pendidikan Kelembagaan
Fungsi sekolah dalam kaitannya dengan pembentukan jiwa keagamaan anak,
antara lain sebagai pelanjut pendidikan agam di lingkungan keluarga.guru
harus mampu menanamkan nilai-nilai kegamaan yang mampu diterima oleh
anak,

c. Pendidikan di Masyarakat
Masyarakat merupakan lapangan pendidikan yang membentuk jiwa
keagamaan ketiga dalam diri seseorang. Semakin besar norma-norma
keagamaan yang dijujung pada lingkungan masyarakat, makan akan sangat
berpengaruh teradap ketaan dan keyakinan anak dalam menentukan dan taat
pada keyakinan agamanya.

d. Agama dan Masalah Sosial


Bila anak tidak didik oleh orang tua, amaka anak akan dididik oleh siang dan
malam. Lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, juga lingkungan
masyarakat, akan jiwa keagamaan seorang anak, kurangnya nilai agama yang
dijunjung pada lingkungan tertentu akan membnetuk konflik-konflik. Maka,
tanggungjawab itu dibebankan kepada msyarakat secara keseluruhan.

11. GANGGUAN DALAM PERKEMBANGAN JIWA KEAGAMAAN


a. Faktor Intern
Faktor intern yang berpengaruh besar antara lain :
1) Faktor hereditas
2) Tingkat usia
3) Kepribadian
4) Kondisi kejiwaan

b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern yang dinilai berpengaruh besar dalam perkembangan jiwa
keagamaan antara lain :
1) Lingkungan keluarga
2) Lingkungan institusional
3) Lingkungan masyarakat
c. Fanatisme dan Ketaatan
Suatu tradisi keagamaan dapat menimbulkan dua sisi dalam perkembangan
jiwa keagamaan seseorang yaitu, fanatisme dan ketaatan.

12. AGAMA DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN


a. Agama dalam Kehidupan Individu
Agama berpengaruh sebagai motivasi dalam mendorong individu untuk
melakukan suatu aktivitas karena perbuatan yang dilakukan dengan latar
belakang keyakinan agama dinilai mempunyai unsur kesucian, serta ketaatan.
Motivasi mendorong seseorang untuk berkrreasi, berbuat kebajikan maupun
berkorban.

b. Agama dalam kehidupan Masyarakat


Fungsi agama dalam masyarakat anatara lain :
1) Edukatif
2) Penyelamat
3) Pendamaian
4) Sosial control
5) Pemupuk rasa solidaritas
6) Transformatif
7) Kreatif
8) Sublimatif

c. Agama dan pembangunan


Peran agama dalam pembangunan adalah :
1) Sebagai ethos pembangunan
2) Sebagai motivasi
Sumbangan harta benda yang berlandaskan agama telah banyak dinikmati
dalam pembangunan antara lain :
1) Hibah dan wakaf tanah
2) Dana pembangunan lembaga pendidikan dan rumah ibadah
3) Pengerahan tenaga yang terkoordinasi oleh pemuka agama
d. Agama dan Spiritualisme
Dengan nilai spiritualitas sejatinya kedamaian hidup bisa diwujudkan.
Spiritualitas hakikatnya adalah kepedulian lintas agama, lintas ras, lintas
bangsa, maupun lintas geografis. Jelasnya, spiritualitas merupakan kepedulian
paripurna yakni kepedulian lintas makhluk.
e. Agama dan Religiositas
Religiositas bersentuh dengan nilai-nilai iman. Keyakinan dan ketaatan
seseorang, kelompok, atau masyarakat terhadap agama yang mereka anut.
Pasang surut keimanan seseorang dapat dilihat dari lima dimensi, yaitu :
1) Dimensi keyakinan
2) Dimensi praktik agama
3) Dimensi pengalaman
4) Dimensi pengetahuana agama
5) Dimensi pengalaman sebab akibat.
f. Do’a
Menurut pendekatan psikologi agama, do’a tak dapat dilepaskan dari faktor
psikologis masnusia, yakni kebutuhan akan rasa aman dan rasa bebas. Do’a
merupakan bagian dari upaya manusia untuk memperoleh rasa aman dan
bebas dari penderitaan, maupun tekanan batin.
g. Agama dan Kesetaraan Gender
Islam tidak membedakan kedudukan seseorang berdasarkan jenis kelamin dan
tidak ada bias gender. Islam mendudukan posisi laki-laki dan perempuan
dalam posisi yang sama dan kemuliaan yang sama. Meski dalam posisi yang
sama, Sang Maha Pencipta telah menganugrahkan perbedaan kodrati yang
sama sekali tidak mungkin dipaksa untuk setarakan.

13. TINGKAH LAKU KEGAMAAN YANG MENYIMPANG


a. Aliran Klenik
Klenik dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan
kepercayaan akan hal-al yang mengandung rahasia dan tidak masuk akal.
b. Konversi Agama
Konversi agama adalah suatu tindakan dimana seseorang atau sekelompok
orang masuk atau berpindah kesuatu sistem kepercayaan atau perilaku yang
berlawanan dengan kepercayaan sebelumnya.
c. Konflik Agama
Konflik agama sebagai perilaku keagmaan yang menyimpang. Para enganut
agama seakan memaksakan nilai-nilai ajaran agama sebagai label untuk
membenarkan tindakan yang dilakukannya. Penyimpangan seperti itu antara
lain oleh adanya sebab dan pengaruh yang melatarbelakanginya, anatara lain :
1) Pengetahuana agama yang dangkal
2) Fanatisme
3) Agama sebagai doktrin
4) Simbol-simbol
5) Tokoh agama
6) Sejarah
7) Berebut surga
d. Terorisme dan Agama
Terorisme berasal dari akata teror yang mencakup arti 1) perbuatan yang
sewenang-wenang; 2) usaha menciptakan ketakutan, kengerian, dan
kekejaman oleh seseorang atau golongan. Terorisme berputar-putar disekitar
ideologi, fanatisme, perjuangan kemerdekaan, gerilya adan cara
pemerintahmenegakkan kekuasaan
e. Fatalisme
Ada sejumlah faktor yang melatarbelakangi munculnya fatalisme, yakni :
1) Pemahaman yang keliru
2) Otoritas agamawan

Anda mungkin juga menyukai