Anda di halaman 1dari 7

1 1.

latar belakang
Kepribadian adalah sesuatu yang pasti terdapat dalam diri setiap manusia, baik
manusia itu beragama maupun tidak. Secara umum kepribadian terdapat dalam
diri setiap individu yang normal. Sedangkan orang yang tidak normal
kepribadiannya tidak tertentu dan tidak dapat diamati secara pasti, walaupun pada
dasarnya setiap kepribadian itu dapat diamati melalui gejala-gejala yang
tampak.Pada ilmu psikologi kepribadian dibahas dalam kajian ilmu yang termasuk
bagian dari psikologi secara tersendiri. Maka hal itu memunculkan ilmu baru yaitu
psikologi kepribadian. Kemudian dalam psikologi agama juga dibahas
kepribadian orang beragama atau dapat dikatakan kepribadian orang menurut
pandangan atau sudut pandang agama.
Dalam pandangan psikologi agama manusia mempunyai kepribadian yang
berbeda-beda, maka dari itu menimbulkan sikap keagamaan yang berbeda-beda
pula. Disamping itu juga menimbulkan sesuatu yang berbeda, jika orang tersebut
berbeda agama, karena agama yang satu dengan agama yang lain berbeda.Maka
dari itu kami akan mencoba mengungkap tentang kepribadian dan sikap
keagamaan seseorang dalam beragama, yang kami ambil dari berbagai literatur
yang kami temukan.
Makanya dari pada itu kepribadian dan keagamaan tidak dapat dipisahkan karena
kepribadian seseorang bisa di tentukan dengan keagamaannya apa bila seseorang
itu baik agamanya, dengan agamanya dia bisa merubah kepribadiannya dengan
baik namun kebanyaan orang yang tidak memahami keagamaannya maka bisa
dilihat dengan kepribadian yang buruk makanya sangat penting kepribadian dan
agama saling menyatu satu dengan yang lain.
BAB II
PEMBAHASAN
2 1.Msebutkan teori-teori dan sikap keagamaan.
Mengawali pembahasan mengenai sikap keagamaan, maka terlebih dahulu
akan di jelaskan pengertian sikap itu sendiri. Menurut Mar’at dalam buku
Jalaludin beranggapan bahwa sikap itu dipandang layaknya sebuah sistem yang
saling berinteraksi antara hasil penalaran, pemahaman dan penghayatan yang
muncul diwujudkan dengan nyata yaitu sikap. Dari sini bahwasanya sikap itu
terbentuk bukan dari bawaan melainkan hasil dari pengalaman seseorang1.
Sedangakan teori-teori kepribadian dalam sikap keagamaan sebagai mana yang
di katakan semiun di dalam bukunya yang berjudul teori kepribadian dan
psikoanilitik yang saya uraikan di bawah ini yaitu:
a.pengetahuan adalah teori kepribadian yang asli dan dibawa sejak lahir. Dari
pengetahuan ini kemudian akan muncul ego dan super ego. Saat dilahirkan,
pengenal berisi semua aspek psikologis yang diturunkan seperti tingkah laku,
perasaan, dan berusah ingin tau. Yaitu perasaan senang hati, bahagia dan
sebagainya.
b.Ego merupakan teori yang berfungsi menyalurkan dorongan pengetahuan ke
keadaan yang nyata. menamakan misi yang diemban oleh ego sebagai prinsip
kenyataan Segala bentuk dorongan naluri dasar dari pengetahuan hanya dapat
direalisasi dalam bentuk nyata melalui bantuan ego,seperti keinginan ingin
mendapatkan sebuah ilmu maka dengan perasaan yang di milikinya ingin
mendapatkannya maka dia dapatkan sebuah ilmu yang di inginkannya
c) Super Ego Suatu teori yang memiliki unsur moral dan keadilan, maka sebagian
besar super ego mewakili alam ideal. Tujuan super ego adalah membawa individu
ke arah kesempurnaan sesuai dengan pertimbangan keadilan dan moral. Super ego
merupakan kode modal seseorang dan berfungsi pula sebagai pengawas tindakan
yang dilakukan oleh ego. Jika tindakan iti sesuai dengan pertimbangan moral-
moral dan keadilan, maka ego mendapat ganjaran berupa rasa puas atau senang.

1
Jalaluddin, pisikilogi agama, (Jakarta :pres,cet ke 16, 2012) hal 257.
Sebaliknya, jika bertentangan, maka ego menerima hukuman berupa rasa gelisa
dan cemas2
2 2.Mengklarifikasi tipe-tipe kepribadian.
Mengklarifikasian adalah suatu betuk kata yang bermasuk untuk memperjelas
terhadap tipe-tipe kepribadian agar bagai mana kita bisa memahami dan mengerti
tentang tipe-tipe kepribadian yaitu sebagai mana kami ingin menjelaskan seperti
dibawah ini:
Menurut Immanuel Kant dalam Fudyartanta tentang studi psikologi kepribadian
berdasarkan temperamen, tipe kepribadian dibagi menjadi empat tipe, antara lain
temperamen sanguinis, temperamen melankholis, temperamen kholeris dan
temperamen flegmatis. Seseorang yang memiliki kepribadian dengan temperamen
sanguinis memiliki sifat yang lebih terbuka terhadap diri sendiri maupun
lingkungannya.Tipe temperamen melankholis adalah orang dengan darah berat
dengan sifatnya yang selalu mengutamakan diri sendiri dan kurang bersahabat
dengan lingkungan.Adapun tipe temperamen kholeris adalah tipe orang dengan
darah panas, yang sering menunjukkan sifat keras dan mudah marah. Sedangakan
tipe flegmatis adalah orang berdarah dingin, dengan ciri sifat lebih pendiam dan
tertutup terhadap orang lain3
Adapun tipe kepribadian islami yang dimaksudkan di sini adalah suatu pola
karakteristik yang berupa sekumpulan sifat yang sama dan berperan sebagai
penentu ciri khas seorang Muslim sehingga membedakan antara satu dengan yang
lain. Penentuan tipe kepribadian islami didasarkan pada tiga kerangka berikut ini:
1) Struktur nafsani kepribadian Islam yang mencakup hawa nafsu, akal dan kalbu
beserta tingkah laku seorang muslim..
2) Menggunakan paradigma “bagaimana seharusnya, bukan sekedar apa adanya”
yang karena hal itu muncul unsur penilaian baik dan buruk.

Semiun, Yustinus. Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik FREUD.


2

(Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 2006). hlm.60-66.


3
Fudyartanta, Psikologi Kepribadian, (Yogyakarta, Zenith Publisher, 2005), hlm.
71.
3) Berorientasi teosentris, karena kriteria yang digunakan bersumber dari norma
wahyu Ilahi.
Berdasarkan atas di lihat dari keseharian manusia kebanyakan memiliki
kepribadian manusia yang dibedakan menjadi tiga bentuk tipe atau sipat, yaitu:
a) Tipe kepribadian Ammarah
Ammarah adalah istilah yang identik dengan perbuatan yang buruk dan
egois.Dapat dicontohkan dalam bentuk perbuatan seperti syirik, kufur, riya, boros,
sombong, hasud, dengki, khianat dan lain sebagainya.Sehingga dapat dipaparkan
bahwa kepribadian ammarah ialah kepribadian yang cenderung melakukan
perbuatan-perbuatan rendah sesuai dengan naluri kebudayaan dan tidak ada
mengambil sifat keagamaan, sehingga menjadi sumber kejelekan dan perilaku
yang tercela karena selalu mengikuti prinsip kenikmatan duniawi dan syahwat4
b) Tipe kepribadian Muthmainnah
Kepribadian Muthmainnah merupakan kepribadian yang tenang, sehingga dapat
meninggalkan sifat-sifat yang tercela dan dapat menumbuhkan sifat-sifat yang
terpuji.Kepribadian ini identik dengan tingkah laku yang baik dan bernilai positif.
Kepribadian Muthmainnah ini terbagi dalam tiga kategori, antara lain kepribadian
Mukmin, kepribadian Muslim dan kepribadian Muhsin, dimana tiga kategori
tersebut mencerminkan tiga komponen kepribadian yang disebutkan dalam hadis,
yakni iman, Islam dan ihsan. Ketiga kategori kepribadian tersebut memiliki
keterkaitan satu sama lain. Kepribadian Mukmin sangat tergantung pada
kepribadian Muslim dan Muhsin, begitu juga sebaliknya5
c) Tipe kepribadian Lawwamah
Bentuk-bentuk kepribadian Lawwamah ini sulit ditetapkan, karena kepribadian
ini berada di antara kepribadian Ammarah dan kepribadian Muthmainna.Sehingga
dapat dikatakan bahwa kepribadian ini bersifat netral, yakni bisa bernilai baik dan
bisa juga bernilai buruk.Ada sebuah pengertian yang menyebutkan bahwa
kepribadian Lawwamah adalah kepribadian yang mencela perbuatan buruknya

4
Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam, (Jakarta, PT RajaGrafindo
Persada ,2006), hlm. 176.
5
Ibid, hlm. 177.
setelah memperoleh cahaya kalbu.Ia bangkit untuk memperbaiki kebimbangannya
dan kadang-kadang Tumbuh perbuatan yang buruk yang disebabkan oleh watak
gelapnya, tetapi kemudian ia diingatkan oleh nur Ilahi, sehingga ia bertaubat dan
memohon ampunan6.
Namun dalam pandangan seorang muslim ada tiga sipat yang sangat menonjol
dan dan dia tetap beragama islam namun dia memiliki tipe atau sipat sebagai
berikut:
1. Tipe mukmin
a) Berkenaan dengan aqidah : beriman kepada Allah, malaikat, rasul dan kitab
hari akhir, dan qodar.
b) Berkenaan dengan ibadah : melaksanakan rukun islam
c) Berkenaan dengan kehidupan sosial : bergaul dengan orang lain secara baik,
suka bekerja sama, menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, suka
memaafkan kesalahan orang lain, dan dermawan
2. Tipe Kafir
a) Berkenaan dengan akidah : tidak beriman kepada Allah, dan rukun iman yang
lainnya
b) Berkenaan dengan ibadah : menolak beribadah kepada Allah
c) Berkenaan dengan kehidupan sosial : zhalim, memusihi orang yang beriman,
senang mengajak pada kemungkaran, dan melarang kebajikan
d) Berkenaan dengan kekeluargaan : senang memutus silahturahmi
e) Berkenaan dengan moral : tidak amanah, suka menuruti hawa
nafsu, sombong, dan takabur
3. Tipe munafik
a) Berkenaan dengan akidah : bersifat ragu dalam beriman
b) Berkenaan dengan ibadah : bersifat riya, dan bersifat malas
c) Berkenaan dengan hubungan sosial : menyuruh kemungkaran dan mencegah
kebajikan, suka menyebar isu sebagai bahan adu domba atau di kalangan kaum
muslimin

Ibid, hlm. 176.


6
2 3.Menenaah hubungan kepribadian dan sikap keagamaan.
Dalam kaitannya dengan tingkah laku keagamaan, maka dalam kepribadian
manusia sebenarnya telah diatur semacam sistem kerja untuk menyelaraskan
tingkah laku manusia agar tercapai ketenteraman dalam batinnya. Secara fitrah
manusia memang terdorong untuk melakukan sesuatu yang baik, benar dan
indah. Namun, terkadang naluri mendorong manusia untuk segera memenuhi
kebutuhannya yang bertentangan dengan realita yang ada. Misalnya, dorongan
untuk makan ingin dipenuhi, tetapi makanan tidak ada (realita), maka timbul
dorongan untuk mencuri. Jika perbuatan itu dilaksanakan, maka ego akan
merasa bersalah, karena mendapat hukuman dari ego-ideal. Sebaliknya jika
dorongan tidak dilaksanakan maka ego akan memperoleh penghargaan dan
dan dibarengi dengan sipat keagamaan7
Maka dari pada itu kepribadin dan keagamaan tidak dapat di pisahkan karena
bisa kita simpulkan bahwasanya agama adalah pembentuk kepribadian yang baik
dan bisa bermanfaat bagi orang lain sebabai mana contoh di atas pabila ingi
makan namun dia tidak memiliki uang karena dia tidak memiliki sipat keagamaan
maka dia akan mencuri, namun apabila dia memiliki sipat keagamaan yang baik
dia tidak akan mencuri dan dia akan berusaha atau bekerja agar bisa mendapat kan
uang untuk makan, maka dari pada itu kepribadian dan sikap keagamaan tidak
bisa dipisahkan karena memilik hubungan yang erat karena dengan sipat
keagaama kepribadian seseorang itu akan menjadi kepribadian yang baik dan
benar dan akan diahargai banyak orang.

3 1. Kesimpulan.
Maka dari pada itu kepribadian dan sifat keagamaan adalah suatu bentuk
kesatuan yang tidak bisa di pisahkan karena kepribadian seseorang tergantung

7
Hasan langgulang,manusia pendidikan,( 1986 hal 102.)
kepada agamanya sebagaimana kalu seseorang itu dilandasi dengan teori-teori dan
tipe-tipe kepribadian dalam agama karena dengan sipat keagamaan seseorang
yang baik maka dia akan bisa di jadikan contoh yang baik bagi yang lain dan bisa
bermanfaat bagi yang lain makanya sangat penting bagi kita untuk mempelajari
psikologi agar kita mengerti dan tau tentang perilaku sesorang apakan dia bersipat
seorang mukmim ataukah kafir atau dia seorang yang munafik.

Anda mungkin juga menyukai