Anda di halaman 1dari 13

Kepribadian dan Sikap Keagamaan

Disajikan untuk memenuhi tugas semester genap tahun akademik 2022/2023


Mata Kuliah
Psikologi Agama
Senin, 14 Maret 2022

Oleh:
Novi Alfiaturrohmah (2020110020)
Ratna Nengsih (2020110025)
Laelita Janati ( 2020110013)
Selvia Nadila (2020110026)
Janatul Khoiriah (2020110011)

DOSEN PENGAMPU:
Naila Rohmaniyah, S. Psi., M. Pd.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


JURUSAN TARBIYAH
Sekolah Tinggi Agama Islam Ash-Shiddiqiyah Lempuing Jaya OKI
LEMPUING JAYA
2022

1
KEPRIBADIAN DAN SIKAP KEAGAMAAN

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kalau kita mempelajari pengertian kepribadain, ternyata banyak sekali
perbedaan pendapat para ahli psikologi mengenai isi dan batas-batas atau
definisi kepribadian. Gordon W. Allport menemukan 49 definisi
kepribadain, kemudian ia sendiri membuat satu definisi sehingga lengkap
menjadi 50. Sebagaian besar ahli psikologi justru berpendapat bahwa ketidak
seragaman pengertian kepribadian merupakan dorongan kuat untuk
mengadakan penyelidikan dan penelitian dalam pengembangan ilmu
pengetahuan mengenai psikologi kepribadian1.
Sikap merupakan predisposisi untuk bertindak senang atau tidak
senangnya, setuju atau tidak setuju terhadap objek tertentu berdasarkan
komponen jiwa, kognisi, afektif dan konasi. Artinya sikap merupakan
interaksi dari komponen-komponen kejiwaan manusia secara kompleks
terhadap lingkungannya.
Maka dari itu kami akan mencoba mengungkap tentang kepribadian
dan sikap keagamaan dalam beragama, yang kami ambil dari berbagai
literatur yang kami temukan dan kami buat dalam bentuk makalah berikut
ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kepribadian dan teori kepribadain?
2. Apa saja tipe-tipe kepribadian?
3. Apakah Hubungan Kepribadian dengan Sikap Keagamaan?
4. Bagaimana dinamika Kepribadian?
1
Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2011), Hal. 61

2
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dan teori kepribadian
2. Untuk mengetahui tipe-tipe kepribadian
3. Untuk mengetahui hubungan kepribadian dengan sikap keagamaan
4. Untuk mengetahui dinamika kepribadian

II. PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Teori Kepribadian
Kepribadian adalah metode berpikir manusia terhadap realita.
Kepribadian juga merupakan kecenderungan-kecenderungan manusia
terhadap realita. Dan dengan arti yang lain, kepribadian manusia adalah pola
pikir dan pola jiwanya2.
Gordon W. Allport menyatakan definisi kepribadian sebagai berikut:
“kepribadaian ialah organisasi sistem jiwa raga yang dinamis dalam diri
individu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap
lingkungannya”. Dari definisi diatas, Allport berusaha mensintesakan atau
melibatkan pandangan konstinental dan pandangan Anglo-Amerika3.
May berpendapat “kepribadian itu merupakan perangsang bagi orang
lain”. Jadi bagaimana cara orang lain itu bereaksi terhadap kita, itu lah
kepribadian kita.
M. Prince berpendapat “disamping disposisi yang di bawa sejak lahir,
berperan pula disposisi-disposisi psikis lainnya yang di peroleh dari
pengalaman4.

2
Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama, (Bandung, Pustaka Setia, 2008), Hal. 241
3
Op.Cit., Hal. 67
4
Agus Sujanto, Halem Lubis, dan Taufik Hadi, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Bumi Aksara,
1991), Hal. 11

3
Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa kepribadian adalah pola
pikir dan pola jiwanya yang menyesuaikan diri cara berinteraksi terhadap
kita itu lah kepribadian kita.

B. Tipe-Tipe Kepribadian
Pembagian tipe-tipe kepribadian manusia ditinjau dari berbagai aspek, antara
lain:
1. Aspek Biologis
Aspek biologis adalah aspek yang mempengaruhi tipe kepribadian
seseorang didasarkan atas konstitusi tubuh dan bentuk tubuh yang
dimiliki seseorang. Ada beberapa tokoh yang mengemukakan teorinya
pada aspek ini diantaranya:
a. Hippocrates dan Galenus berpendapat bahwa yang mempengaruhi tipe
kepribadian seseorang adalah jenis cairan tubuh yang paling dominan
yaitu5:
1) Tipe Choleris
Tipe ini disebabkan cairan empedu kuning yang dominan dalam
tubuhnya. Sifat yang dimiliki bersemangat dalam segala hal, mudah
marah, sering memaksakan kehendaknya pada orang lain, dan
serius.
2) Tipe Melancholic
Tipe ini disebabkan cairan empedu hitam yang dominan dalam
tubuhnya. Sifatnya agak tertutup (rendah diri, mudah sedih dan
sering putus asa, pemikir, perfeksionis dan kaku).
3) Tipe Plegmatis

5
Christine Dwi Fatningsaliska dkk., Perbandingan Tingkat Stres Berdasarkan Tipe Kepribadian
Hippocrates-Galenus Pada Mahasiswa yang Terlibat Organisasi Tim Kerohanian Kristen Senat
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRAT, (ejournal Keperawatan (e-Kp), Vol. 3, No. 1, 2015), Hal. 2

4
Tipe yang dipengaruhi oleh cairan lendir yang dominan. Sifat yang
dimiliki tidak suka terburu-buru, tidak mudah dipegaruhi, setia,
tidak peduli, santai, dan sabar.
4) Tipe Sanguinis
Tipe yang dipengaruhi oleh cairan darah merah yang dominan. Sifat
yang dimilikinya agak aktif, cekatan, periang dan mudah bergaul
dan tidak mudah putus asa.
b. Kretchmer berpendapat bahwa pembagian tipe watak didasarkan pada
bentuk tubuh seseorang, yaitu6:
1) Tipe astenis atau liptosome, yaitu tipe orang yang memiliki tubuh
kurus, tinggi, dada sempit, dan lengan kecil. Sifat yang dimiliki
antara lain:
2) Tipe Piknis, yaitu tipe orang yang memiliki bentuk tubuh yang
gemuk bulat. Sifat yang dimiliki antara lain: periang, mudah
bergaul, dan suka humor.
3) Tipe atletis, yaitu tipe orang yang memiliki bentuk tubuh atlet,
tinggi, kekar, berotot, tegap dan dada lebar. Sifat yang dimiliki
antara lain: mudah menyesuaikan diri, berpendirian teguh, dan
pemberani.
4) Tipe displatis, yaitu tipe manusia yang memiliki bentuk tubuh
campuran dari ketiga tipe sebelumnya. Sifat yang dimiliki adalah
sifat yang mudah terombang-ambing oleh situasi sekelilingnya.
c. Sheldon membagi tipe kepribadian berdasarkan dominasi lapisan yang
berada dalam tubuh seseorang, yaitu7:

6
Dedy Suprapto, Representasi Maskulinitas Hegemonik dalam Iklan, (Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Sains dan Humaniora, Vol. 2, No. 1, 2018), Hal. 3
7
Jalaludin, Psikologi Agama Memahami Perilaku dengan Mengaplikasikan Prinsip-Prinsip
Psikologi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2020), Hal. 177

5
1) Tipe ektomorph, yaitu yang berbadan kurus tinggi, karena lapisan
badan luar yang dominan memiliki sifat suka menyendiri dan
kurang bergaul dengan masyarakat.
2) Tipe mesomorph, yaitu yang berbadan sedang dikarenakan lapisan
tubuh tengah dominan yang memiliki sifat giat bekerja, dan mampu
mengatasi sifat agresif.
3) Tipe endomorph, yaitu tipe yang berbadan gemuk, bulat dan
anggota badan pendek karena lapisan dalam yang dominan ini
memiliki sifat kurang cerdas, senang makan, suka dengan
kemudahan yang tidak membawa resiko dalam kehidupan.
2. Aspek Sosiologis
a. Menurut Edward Spranger, kepribadian seseorang ditentukan oleh
pandangan hidup mana yang dipilih. Tipe kepribadian pada manusia
dibagi menjadi 6 yaitu8:
1) Tipe teoritis, orang yang perhatiannya diarahkan pada masalah teori
dan nilai-nilai, ingin tahu, meneliti, mengemukakan pendapat.
2) Tipe ekonomis, orang yang perhatiannya tertuju pada manfaat
segala sesuatu faedah yang mendatangkan untung rugi.
3) Tipe estetis, orang yang perhatiannya tertuju pada keindahan.
4) Tipe sosial, orang yang perhatiannya tertuju ke kepentingan
kemasyarakatan dan pergaulan.
5) Tipe politis, orang yang tertuju pada kepentingan kekuasaan dan
organisasi.
6) Tipe religius, orang yang taat pada ajaran agama, senang dengan
masalah ketuhanan dan keyakinan agama.

3. Aspek Psikologis

8
Zaini, Psikologi Kepribadian Dalam Prespektif Islam, (Jurnal Ilmu Pendidikan dan Kearifan
Lokal Vol. 1, No. 1, 2021), Hal. 61

6
a. Menurut Prof. Heyman, tipe kepribadian yang ada pada manusia
berdasarkan psikologi terdiri dari 3 unsur, antara lain9:
1) Emosionalitas, merupakan unsur yang didominasi sifat emosi
positif. Sifat umumnya: kurang respek terhadap orang lain,
perkataan berapi-api, tegas, ingin menguasai, bercita-cita yang
dinamis, pemurung dan suka berlebihan.
2) Aktivitas, yaitu sifat yang didominasi oleh gerakan. Sifat umumnya
adalah lincah, praktis, berpandangan luas, ulet, periang dan selalu
melindungi kepentingan orang lemah
3) Fungsi sekunder (proses pengiring), yaitu sifat yang didominasi
kerentanan perasaan. Sifat umum yang tampak: watak tertutup,
tekun, hemat, tenang dan dapat dipercaya.
b. Menurut Carl Gustav Jung, tipe kepribadian digolongkan menjadi 2
yaitu10:
1) Orang yang bertipe introvet adalah orang yang dipengaruhi oleh
dunia subjektif dan orientasinya tertuju dalam dirinya sendiri.
Pikiran, perasaan serta tindakannya ditentukkan oleh faktor
subjektif. Orang yang bertipe introvet memiliki penyesuaian dengan
dunia luar kurang baik, jiwanya tertutup, sukar bergaul, sukar
berhubungan dengan orang lain dan kurang dapat perhatian orang
lain.
2) Orang yang bertipe ekstrovet dipengaruhi oleh dunia objektif (dunia
luar dirinya). Pikiran, perasaan dan tindakan ditentukan oleh
lingkungan sosisal maupun non-sosial. Tipe ini lebih banyak
terbuka dan banyak berhubungan dengan kehidupan nyata.
C. Hubungan Kepribadian dengan Sikap Keagamaan
9
Op. Cit., Hal. 179
10
Alif Alfi Rohmatin dkk., Kemampuan Prosedural Matematika Ditinjau dari Tipe Kepribadian
Menurut Carl Gustav Siswa Kelas VII MTS Matholi’ul Fallah Simo Tahun Pelajaran 2019/2020,
(Jurnal Pendidikan Edutama Vol. 7 No. 2 tahun 2020), Hal. 4

7
1. Struktur Kepribadian
Sigmund Freud menjelaskan bahwa kepribadian manusia memiliki
struktur yang terdiri dari id (das es), ego (das ich) dan super ego (das
ueber ich). Struktur kepribadian akan saling berinteraksi dan menentukan
perilaku seseorang.
a. Id (Das es) merupakan komponen kepribadian yang primitif dan
instintif. Id berorientasi pada prinsip kesenangan (pleasure principle)
untuk mencapai kepuasan segera dari dorongan biologis (makan,
minum, tidur dan lain-lain). prinsip ini merupakan cara meredukasi
(menurunkan) ketegangan dengan dua cara yaitu melalui refleks proses
primer yang merupakan reaksi bawaan, misal berkedip, menangis dan
bersin. Proses primer mengurangi ketegangan dengan membentuk
fantasi tentang objek atau kegiatan yang diinginkan, misalnya apabila
lapar dapat membayangkan makanan.
b. Ego (Das ich) merupakan bagian dari id yang kehadirannya bertugas
untuk memuaskan id bukan untuk mengecewakan. Seluruh energi ego
berasal dari id, sehingga ego tidak terpisah dari id. Peran utama ego
adalah menengahi kebutuhan id dan kebutuhan lingkungan sekitar.
Tujuan ego sendiri untuk mempertahankan kehidupan individu dan
mengembangbiakannya.
c. Super ego (Das ueber ich) merupakan aspek sosial dari kepribadian.
Berisi komponen moral dari kepribadian yang terkait dengan standar
atau norma masyarakat mengenai baik buruk dan benar salahnya.
Fungsi dari super ego adalah merintangi dorongan-dorongan id
terutama dorongan seksual dan agresif, mendorong ego untuk
menggantikan tujuan-tujuan realistik dengan tujuan moralistik, dan
mengejar kesempurnaan. Super ego mempunyai dua anak sistem yaitu
ego ideal (pemberi hadiah apabila berbuat baik dan membuat bangga)

8
dan hati nurani (sebagai hakim dalam diri individu) yang membentuk
super ego dalam struktur kepribadian11.
2. Sukamto M. M.
Menurut pendapat Sukamto M. M., kepribadian terdiri dari empat
sistem atau aspek, yaitu:
a. Qalb bisa diartikan hati sebagai daging sekepal (biologis) dan juga bisa
berarti kehatian (nafsiologis) sesuai dengan hadis Nabi riwayat
Bukhari atau Muslim berbunyi “Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada
sekepal daging. Kalau itu baik, baiklah seluruh tubuh. Kalau itu rusak,
rusaklah seluruh tubuh itulah qalb”. Secara nafsiologis, qalb diartikan
sebagai radar kehidupan. Qalb juga adalah reservoir energi nafsiah
yang menggerakkan ego dan fuad.
b. Fuad adalah perasaan yang paling mendalam dari hati yang sering
disebut hati nurani yang berfungsi sebagai penyimpan daya ingatan.
Kalau hati kufur, fuad pun kufur dan menderita. Satu kelebihan fuad
dibanding dengan hati adalah bahwa fuad dalam situasi bagaimanapun
tidak bisa dusta (karena tidak bisa menghianati kesaksian terhadap
yang dipantulkan hati dan yang diperbuat ego). Berbagai rasa yang
dialami fuad dituturkan dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
1) Fuad bisa bergoncang gelisah (Q.S. Al-Qashash ayat 22) yang
artinya “Dan fuad ibu Musa menjadi bingung (kosong). Hampir saja
ia membukakan rahasia (Musa), jika Aku tidak meneguhkan
hatinya, sehingga ia menjadi orang yang beriman”.
2) Fuad tidak berdusta (Q.S. Al-Najm ayat 11) yang artinya “Fuad
tidak berdusta tentang apa yang dilihatnya”.
3) Orang musyrik, fuad dan pandangannya dibolak-balikan atau
diguncang (Q.S. Al-An’am ayat 110) yang artinya “Aku

11
Dede Rahmat Hidayat, Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling, (Bogor:
Penerbit Ghalia Indonesia, 2011), Hal. 37

9
goncangkan fuad dan pandangan mereka (kaum musyrikin),
sebagaimana sejak semula mereka tidak mau beriman, dan Aku
biarkan mereka dalam kedurhakannya mengembara tanpa arah
tertentu”.
c. Ego sebagai aspek eksekutif kepribadian, mengontrol cara-cara yang
ditempuh, memilih kebutuhan-kebutuhan dan objek yang bisa
memenuhi kebutuhan, mempersatukan pertentangan-pertentangan
antara qalb dan fuad dengan dunia luar. Fungsi ego berpegang pada
prinsip kenyataan (reality principle) yang tujuannya mencari objek
yang tepat untuk mereduksikan ketegangan yang timbul dalam
organisme. Agar mengetahui berhasil atau tidaknya rencana, ia
melakukan pengujian melalui tindakan agar mendapatkan kepuasan
kebutuhan.
d. Tingkah laku ditentukan oleh keseluruhan pengalaman yang didasari
oleh pribadi. Kesadaran sendiri merupakan sebab dari tingkah laku.
Artinya, bahwa apa yang dipikir dan dirasakan oleh individu itu
menentukan apa yang dikerjakan. Adanya nilai dominan mewarnai
seluruh kepribadian seseorang dan ikut menentukan tingkah laku.

D. Dinamika Kepribadian
Selain tipe dan struktur, kepribadian juga memiliki semacam dinamika
yang unsurnya secara aktif ikut mempengaruhi aktivitas seseorang. Unsur-
unsur tersebut adalah12:
1. Energi rohaniah (psychic energy) sebagai pengatur aktivitas rohaniah
(berpikir, mengingat, mengamati, dan sebagainya)
2. Naluri sebagai pengatur kebutuhan primer (makan, minum dan seks).
Sumber naluri dari kebutuhan jasmani dan gerak hati. Naluri juga
mempunyai sumber (pendorong), maksud dan tujuan.
12
Op. Cit., Hal.187

10
3. Ego (aku sadar) untuk meredakan ketegangan diri dengan cara melakukan
aktivitas penyesuaian dorongan yang ada dengan kenyataan objektif
4. (realitas). Ego dapat menyelaraskan dorongan baik dan buruk agar tidak
terjadi kegelisahan dan ketegangan batin.
5. Super ego sebagai pemberi ganjaran batin baik penghargaan (rasa puas,
senang dan berhasil) dan hukuman (rasa bersalah, berdosa dan menyesal).
Penghargaan batin diperankan ego ideal, sedangkan hukuman batin
dilakukan oleh hati nurani.
Pembentukan kepribadian keagamaan dimulai dari pembentukan sistem
nilai yang bersumber dari ajaran agama dalam diri anak. Sistem nilai
tersebut tergantung perlakuan yang diberikan orang tua, karena peran orang
tua sangat besar dalam pembentukan sistem nilai. Maka dari itu, orang tua
harus mencontohkan sikap dan perilaku ketaatan peribadat. Kepribadian
secara utuh terlihat dari ciri khas (individuality), sikap dan perilaku lahir dan
batin (personality), pola pikir (mentality), dan jati diri (identity). Dengan
demikian, kepribadian yang berdasarkan nilai-nilai ajaran agama terlihat dari
kemampuan seseorang untuk menunjukkan ciri khas dirinya sebagai
penganut agama, sikap dan perilakunya secara lahir dan batin yang sejalan
dengan nilai-nilai agama yang dianutnya, pola pikir cenderung terhadap
keyakinan agama, serta kemampuan mempertahankan jati diri sebagai
seorang yang beragama.

III. PENUTUP
A. Kesimpulan

11
Kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan
manusia menjadi satu kesatuan, tidak terpecah belah. Memahami kepribadian
berarti memahami manusia seutuhnya.
Dalam kaitannya dengan tingkah laku keagamaan, maka dalam
kepribadian manusia sebenarnya telah diatur semacam sistem kerja untuk
menyelaraskan tingkah laku manusia agar tercapai ketentraman dalam
batinya. Secara fitrahnya manusia memang terdorong untuk melakukan
sesuatu yang baik, benar dan indah.
Namun terkadang naluri mendorong manusia untuk segera memenuhi
kebutuhannya yang bertentangan dengan realita yang ada. Jika perbuatan itu
di laksanakan, maka ego (aku sadar), akan merasa bersalah karena mendapat
hukuman dari ego ideal (norma yang terbentuk dalam batin baik oleh norma
masyarakat maupun agama).

IV. DAFTAR PUSTAKA


Ahyadi, Abdul, Aziz, 2011, Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila,
(Bandung: Sinar Baru Algensindo).
Arifin, Bambang, Syamsul, 2008, Psikologi Agama, (Bandung, Pustaka Setia)
Sujanto Agus, et al., 1991, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Bumi Aksara)
Hasan, Muhummatul, Jurnal Ulumul Qura, Vol. 5. No. 2 tahun 2015, Dinamika
Kepribadian Menurut Psikologi Islam.
Fatningsaliska, Christine, Dwi, dkk., (ejurnal Keprawatan (e-Kp), Vol. 3, No. 1
tahun 2015), Perbandingan Tingkat Stres Berdasarkan Tipe Kepribadian
Hippocrates-Galenus Pada Mahasiswa yang Terlibat Organisasi Tim
Kerohanian Kristen Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRAT.
Suprapto, Dedy, Jurnal Penelitian dan Pengetahuan Sains dan Pengembangan
Sains dan Humaniora, Vol. 2, No. 1 tahun 2018, Representasi
Maskulinitas Hegemonik dalam Iklan.
Jalaludin, 2020, Psikologi Agama Memahami Perilaku dengan Mengaplikasikan
Prinsip-Prinsip Psikologi, (Jakarta: Rajawali Pers).
Zaini, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Kearifan Lokal Vol. 1, No. 1 tahun 2021
Psikologi Kepribadian Dalam Prespektif Islam.
Rohmatin, Alif, dkk.,Jurnal Pendidikan Edutama, Vol. 7. No. 2 tahun 2020,
Kemampuan Prosedural Matematika Ditinjau dari Tipe Kepribadian

12
Menurut Carl Gustav Siswa Kelas VII MTS Matholi’ul Fallah Simo
Tahun Pelajaran 2019/2020.
Hidayat, Dede, Rahmat, 2011, Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam
Konseling, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia).

13

Anda mungkin juga menyukai