Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 8

Nama Kelompok :

1. Mohammad Didik Alfian (2201010070)


2. Resa Yuliana Putri (2201010098)

PENGERTIAN KEPRIBADIAN DAN SIKAP KEAGAMAAN

A. Pengertian dan teori kepribadian

Kepribadian berasal dari bahasa latin yaitu persona yang memiliki arti topeng.1
Kepribadian mengacu pada pola perilaku, pikiran, emosi, dan karakteristik
individu yang membuat mereka unik. Ini mencakup cara seseorang berinteraksi
dengan dunia sekitarnya, bagaimana mereka merespon situasi, dan bagaimana
mereka mengidentifikasi diri mereka sendiri. Istilah-istilah yang dikenal dalam
kepribadian adalah:2

1) Mentality, yaitu situasi mental pada diri seseorang.


2) Personality 3
 The totality of personality characteristic.
 An integrated group of consriturion of trends behavior tendencies act.
3) Individuality, adalah ciri khas yang dimiliki seseorang sehingga
menyebabkan sifat tersebut berbeda dengan orang lain
4) Identity, adalah sifat mempertahankan diri sendiri terhadap sesuatu dari
luar

Selanjutnya adalah beberapa teori tentang kepribadian sebagai berikut :

1) Kepribadian adalah metode berpikir manusia terhadap realita, atau


merupakan kecenderungan-kecenderungan manusia terhadap realita.4
2) Teori Goldon Allport seorang psikolog pakar kepribadian jerman
mengatakan mengenai definisi kepribadian secara singkat itu sebagai
‘what a man really is”. 5

1
Matthew Olson dan Hergenhahn, Pengantar Teori Teori Kepribadian (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2013), 1.
2
Jalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1997), 149.
3
Akmal Hawi, Seluk Beluk Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Rajawali, 2014), 124.
4
Yadi Purwanto, Psikologi Kepribadian : Intergritas Nafsiyah dan ’Aqliyah, Prespektif
Psikologi Islami (Bandung: PT.Refika Aditama, t.t.), 254.
3) Teori Adolf Heuken S.J. menyatakan sebagai berikut. "Kepribadian semua
kemampuan, perbuatan, serta kebiasaan baik jasmani, mental, rohani,
emosional maupun sosial.6
4) Teori Freudian: Sigmund Freud mengembangkan teori tentang tiga
komponen utama kepribadian, yaitu id, ego, dan superego. Dia juga
memperkenalkan konsep perkembangan psikoseksual.
5) Teori Kepribadian Jung: Carl Jung membagi kepribadian menjadi tiga
lapisan, yaitu kesadaran, kesadaran pribadi, dan kolektif. Dia juga
mengembangkan konsep tipe kepribadian seperti ekstrovert dan introvert.

B. Tipe-tipe kepribadian

Ada beberapa aspek dalam pembagian tipe kepribadian yaitu : 7

1. Aspek Biologis

Aspek biologis adalah aspek yang dipengaruhi oleh bentuk tubuh


seseorang, berikut tokoh tokoh yang berpendapat mengenai aspek biologis :

- Hippocrates dan Galenus. Mereka berpendapat, bahwa yang


mempengaruhi tipe kepri- badian seseorang adalah jenis cairan tubuh
yang paling dominan, yaitu:
 Tipe Choleris
Seseorang dengan tipe ini biasanya memiliki sifat mudah marah dan
mudah tersinggung. Dikarenakan ditubuhnya dominan cairan empedu kuning.
 Tipe Melancholis
Berbeda dengan tipe sebelumnya , seseorang dengan tipe ini cenderung
memiliki sifat yang tertutup, mudah sedih, dan gampang putus asa. Karena
ditubuhnya dominan empedu hitam.
 Tipe Plegmatis
Selanjutnya ada tipe plegmatis dimana seseorang dengan tipe ini memiliki
sifat pemalas, apatis, dan juga sifatnya yang statis. Karena cairan lendir yang
dominan didalam tubuhnya.
 Tipe Sanguinis
Tipe ini dipengaruhi oleh cairan darah merah yang dominan. Sifat yang
dimilikinyaa , aktif, cekatan, periang, mudah bergaul.Sseorang dengan tipe
ini biasanya memiliki sifat aktif dalam segala hal, ceria dan periang, gesit,
dan mudah beradaptasi. Karena tubuhnya dominan dengan cairan

5
Agus Sujianto, Halem Lubis, dan Taufik Hadi, Psikologi Kepribadian (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2004), 94.
6
Juhaya S.Pradja, Psikologi Kepribadian (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2012), 117.
7
Hawi, Seluk Beluk Ilmu Jiwa Agama, 127–33.
- Kretchmer. Dalam pembagian watak, kretchmer mendasarkan pada bentuk
tubuh seseorang :
 Tipe Astenis atau liptosome, yaitu tipe orang yang memiliki bentuk tubuh
tinggi, kurus, dan lengan sempit.
 Tipe piknis, yaitu tipe orang yang memiliki bentuk tubuh yang gemuk dan
bulat. Biasanya seseorang dengan tipe ini memiliki sifat yang periang dan
mudah bergaul .
 Tipe atletis, yaitu tipe orang yang memiliki bentuk tubuh layaknya
atlit,tinggi , kekar, berotot.
 Tipe displastis, seseorang dengan tipe ini adalah seseorang yang memiliki
bentuk tubuh campuran. Sifat yang dimiliki adalah mudah terombang
ambing pleh situasi sekitar.
- Sheldon. Sheldon membagi kepribadian berdasarkan dominasi lapisan
yang ada dalam tubuh.berikut beberapa tipe nya :
 Tipe Ektomorph, yaitu tipe orang yang berbadan tinggi karena dominan
lapisan luar . Sifatnya biasanya suka menyendiri dan kurang
bersosialisasi .
 Tipe Mesomorph, yaitu tipe orang yang berbadan sedang dikarenakan
lapisan tengah yang dominan. Sifatnya adalah giat bekerja dan tidak
ageresif.
 Tipe Endomorph, yaitu tipe orang yang berbadan gemuk dan badan yang
pendek . sifatnya kurang cerdas, senang makan, suka sesuatu yang mudah
dilakukan tanpa ada resiko.

2. Aspek Sosiologis

Pembagian ini didasarkan kepada pandangan hidup dan kualitas sosial


seseorang. Yang mengemukakan teorinya berda- sarkan aspek sosiologi ini antara
lain:8

1. Edward Spranger. la berpendapat bahwa kepribadian seseorang ditentukan


oleh pandangan hidup mana yang dipilihnya. Berdasarkan hal itu ia
membagi tipe kepribadian menjadi:
 Tipe Teoritis, biasanya orang dengan tipe ini mempunyai perhatian
terhadap masalah atau nilai nilai tertentu. Biasanya memiliki sifat
senang mencari ilmu, suka meneliti sesuatu dan senang ber argument.
 Tipe Ekonomis, seseorang dengan tipe ini memiliki sifat yang semua
tindakan nya didasarkan pada baik buruk atau kemanfaatan.
 Tipe Esthetis, seseorang yang menyukai keindahan atau estetika

8
Ramayulis, Psikologi Agama (Jakarta: KALAM MULIA, 2007), 126.

Tipe Sosial, seseorang yang gemar berkecimpung dalam kegiatan
kemasyarakatan.
 Tipe Politis, seseorang dengan tipe ini biasanya suka dalam
berorganisasi atau yang berkaitan dengan politik
 Tipe Religius, seseorang dengan tipe ini biasanya adalah orang yang
agamanya bagus atau taat pada ajaran beragama
2. Muray. Muray membagi tipe kepribadian menjadi:
 Tipe Teoritis, seseorang dengan tipe ini cenderung suka mempelajari
dan mencari ilmu. Memiliki sifat rasional dan logis
 Tipe Humanis, seseorang dengan tipe ini biasanya memiliki rasa
kemanusiaan yang tinggi.
 Tipe Sensasionis, seseorang dengan tipe ini biasanya memiliki sifat
suka akan sesuatu yang sedang trending, suka berbaur.
 Tipe Praktis, tipe seseorang gemar melakukan aktivitas

3. Fritz Kunkel. Kunkel membagi tipe kepribadian menjadi:

1) Tipe Sachelichkeit, seseorang yang gemar menaruh harapan kepada


seseorang
2) Tipe Ichhaftigkeit, sedangkan tipe ini biasanya gemar menaurh harapan
kepada diri sendiri.

3. Aspek Psikologis.

Menurut Prof. Heyman ada beberapa unsur unsur yang terdapat pada diri
seseoarang yaitu.9

 Emosionalitas, unsur ini dipengaruhi oleh sifat sifat seperti, ketika


berbicara sangat bersemangat, suka marah, memiliki cita cita yang
dinamis, kurang peduli terhadap perkataan orang lain.
 Aktivitas, sedangkan aktivitas adalah unsur yang dipengaruhi oleh sifat
seperti, memilliki wawasan luas, gesit, ceria, selalu peduli terhadap orang
lain.
 Fungsi sekunder (proses pengiring), yaitu sifat yang didominasi oleh
kerentanan perasaan. sifatnya biasanya, pendiam, pribadinya tenang, giat,
hemat, dan sangat mudah dipercaya

Selanjutnya dalam pembagian tipe kepribadian Heyman enggunakan


rumus dengan simbol huruf: A (aktivitas) E (emosionalitas) dan S (proses
pengiring). Jika terdapat tanda positif berarti fungsi tersebut dominan dan

9
128.
tanda negatif menunjukkan tidak adanya dominasi fungsi dimaksud. Tipe
yang dikemukakan adalah:

a. Tipe Gepassioner/berpassi (+A,+E, + S). memiliki sifat pemimpin


dan sangat disegani serta serba bisa.
b. Tipe Sentimentil (+E, -A,+S). Memiliki sifat banyak mau tetapi
tidak ada pergerakan.
c. Tipe Choleris (+E, + A, -S). Memiliki sifat gigih dalam berusaha.
d. Tipe Nerveous (+ E, A, -S). Memiliki sifat malas, dan gampang
grogi atau gugup.
e. Tipe Plegmatis (-A, + A, + S). Memiliki sifat kurang perhatian dan
rasa kemanusiaan terhadap sesame
f. Tipe Apateis, (- E, A, + S). Seseorang dengan sifat ini biasanya
tidak peduli terhadap pendapat orang lain atau acuh terhadap segala
hal.
g. Tipe Sanguinis (- E, + A, - S). Seseorang dengan sifat ini
cenderung bertindak tanpa memikirkan resiko.
h. Tipe Amorph (- E, A, - S). Seseorang dengan sifat ini biasanya
acuh terhadap segala hal.

C. Hubungan Kepribadian dan Sikap Keagamaan

 Sikap Beragama

Dalam pengertian umum, sikap dipandang sebagai seperangkat reaksi-


reaksi efektif terhadap objek tertentu berdasarkan hasil penalaran, pemahaman
dan penghayatan individu. Dengan demikian, sikap terbentuk dari hasil belajar
dan pengalaman seseorang, serta tergantung kepada objek tertentu.

Sikap merupakan predisposisi untuk bertindak senang atau tidak senang


terhadap objek tertentu yang mencakup komponen kognisi, afeksi, dan konasi.
Tiga komponen psikologis yaitu kognisi, afeksi, dan konasi yang bekerja secara
kompleks merupakan bagian yang menentukan sikap seseorang terhadap suatu
objek, baik berbentuk konkrit maupun objek yang abstrak Sikap keagamaan atau
sikap religius tersebut terjadi ketika keadaan dalam diri seseorang di dalam
merasakan dan mengakui adanya kekuatan tertinggi yang mencipta, mengatur,
memelihara dan menaungi kehidupan manusia dengan cara melaksanakan semua
perintah Tuhan sesuai dengan kemampuan dan meninggalkan seluruh larangan-
Nya, sehingga hal ini akan membawa ketentraman dan ketenangan pada dirinya.

Bentuk sikap keagamaan seseorang dapat dilihat dari sejauhmana


keterkaitan komponen kognisi, afeksi dan konasi seseorang dengan masalah-
masalah yang menyangkut agamanya. Proses pembentukan sikap melalui hasil
belajar dari interaksi dan pengalamannya, baik yang berasal dari faktor eksternal
dan internal 17 seseorang. Ahyadi menerangkan bahwa kesadaran beragama ini
melibatkan seluruh fungsi jiwa raga manusia, yang mencakup aspek-aspek
kognitif, afektif. dan motorik Fungsi kognitif terlihat dari sejauh mana
pengetahuan tentang agamanya, Fungsi ufektif terlihat di dalam pengalaman
ketuhanan, rasa keagamaan dan kerinduan kepada Tuhan. Aspek motorik tampak
dalam perbuatan dan gerakan tingkah laku keagamaan. Dalam kehidupan sehari-
hari, aspek-aspek tersebut sukar dipisah- pisahkan karena merupakan suatu sistem
kesadaran beragama yang utuh dalam kepribadian seseorang."

Komponen kognisi akan menjawab tentang apa yang dipikirkan atau


dipersepsikan tentang objek. Komponen afeksi dikaitkan dengan apa yang
dirasakan terhadap objek (senang atau tidak senang). Sedangkan komponen
konavi berhubungan dengan kesediaan atau kesiapan untuk bertindak terhadap
objek Dengan demikian, sikap yang ditampilkan seseorang merupakan hasil dari
proses berpikir, merasa, dan pemilihan motif-motif tertentu sebagai reaksi
terhadap suatu objek.

Menurut Zakiah Daradjat, sikap remaja terhadap agama dapat dibagi


kepada empat macam, yaitu:

a) Percaya turut-turutan

Kebanyakan remaja percaya kepada Tahan dan menjalankan ajaran agama


karena mereka terdidik dalam lingkungan yang beragama. Cara beragama ini
merupakan cara beragama di masa kanak-kanak. Cara ini biasanya tidak bertahan
lama dan terjadi pada usia 13-16 tahun.

b) Percaya dengan kesadaran

Semangat beragama ini tidak terjadi sebelum usia 17-18 tahun. Semangat
beragama pada remaja ini dimulai dengan kecenderungan remaja untuk meneliti
kembali cara-cara beragamanya di masa anak-nak dulu.

c) Percaya tapi ragu/kebimbangan beragama

Kebimbangan beragama ini terjadi bila peretumbuhan kecerdasannya


mencapai kematangan, sehingga ia dapat mengkritik, menerima atau menolak apa
saja yang diterangkan kepadanya. Menurut al-Malighi seperti dikutip Zakiah
Daradjat, puncak kebimbangan terjadi pada usia 17 - 20 tahun.

d) Tidak percaya kepada Tuhan


Salah satu perkembangan yang mungkin saja terjadi pada akhir masa remaja
adalah mengingkari wujud Tuhan atau menggantinya dengan kepercayaan atau
isme lain yang terjadi pada usia 20 tahun ke atas. Tingkah laku keberagamaan
adalah segala aktivitas manusia dalam kehidupan yang didasarkan atas nilai-nilai
agama yang diyakininya. Tingkah laku keagamaan tersebut merupakan
perwujudan dari rasa dan jiwa beragama dengan kesadaran serta pengalaman
keberagamaan individu-Individu yang telah memilih sikap keberagamaan tertentu
adalah sebagai dasar untuk memunculkan sebuah reaksi, respon, perbuatan,
tingkah laku, perilaku keberagamaan kemudian. Jadi, tingkah laku akan ada
sesudah sikap diputuskan.

Hal-hal yang mempengaruhi sikap keagamaan adalah:

1. Perkembangan perasaan, di mana remaja yang lingkungan agamis


membuatnya cenderung berkehidupan agamis, sedang lingkungan
yang tidak agamis membuat remaja lebih cenderung kepada masalah
seks.
2. Perkembangan pikiran dan mental, remaja mulai kritis terhadap agama,
tertarik masalah social, budaya dan norma-norma lain.
3. Perkembangan social, terjadinya konfliks di diri remaja antara moral
dan material.
4. Perkembangan moral, ini titik tolak munculnya perasaan berdosa dan
berusaha mencari proteksi.

Sedangkan moralitas itu sendiri terdiri dari tiga komponen, yaitu

1. Afektiffemosional, di sinilah munculnya perasaan bersalah, apakah


orang malu atau tidak melanggar aturan agama atau moral.
2. Kognisi, orang melakukan konseptual benar-salah dan mengambil
keputusan bagaimana seseorang berperilaku.
3. Perilaku, dalam hal ini menyangkut bagaimana seseorang berperilaku
ketika melangggar aturan moral, apakah dia malu atau tidak, atau
melakukan pertobatan dan menyesali perbuatannya.10

Dalam Islam, hubungan kepribadian dengan sifat keagamaan memiliki


makna yang mendalam. Pemahaman ini berpusat pada bagaimana karakteristik
dan ciri-ciri kepribadian seseorang dapat memengaruhi atau tercermin dalam
praktik keagamaan dan perilaku mereka. Dari pemaparan diatas berikut adalah
beberapa konsep dan pemahaman yang terkait dengan hubungan kepribadian dan
sifat keagamaan dalam Islam:

10
Siti farida,Ahmad Suriadi,Ma Ahmad,M. Fil.i, HUBUNGAN SIKAP KEAGAMAAN DENGAN
PERASAAN BERSALAH PADA REMAJA AKHIR.
1. Niat dan Niat Baik:Dalam Islam, niat adalah aspek penting dalam setiap
tindakan keagamaan. Kepribadian seseorang, khususnya dalam hal niat
dan integritas, dapat mempengaruhi sifat keagamaan mereka. Seseorang
yang memiliki niat baik dan tulus dalam beribadah mungkin lebih
cenderung mendapatkan manfaat spiritual yang lebih besar.
2. Kontrol Diri (Tazkiyah al-Nafs):Dalam Islam, mengendalikan hawa nafsu
dan dorongan negatif adalah bagian penting dari pengembangan diri.
Orang yang memiliki kepribadian yang kuat dalam mengendalikan diri
mereka sendiri dapat lebih sukses dalam mempraktikkan ketakwaan dan
menjauhi perbuatan dosa.
3. Kesabaran (Sabr):Sabar adalah nilai penting dalam Islam. Individu dengan
kepribadian yang kuat dalam menghadapi kesulitan dan ujian hidup
mungkin lebih cenderung menjalani ajaran Islam dengan integritas dan
keteguhan.
4. Kemurahan Hati dan Kepedulian Sosial:Islam mendorong kemurahan hati,
keadilan, dan peduli terhadap sesama. Orang yang memiliki kepribadian
yang ramah dan peduli terhadap orang lain mungkin lebih cenderung
melakukan amal, berbagi, dan membantu yang membutuhkan.
5. Ketulusan dan Kesederhanaan:Kepribadian yang tulus dan sederhana dapat
tercermin dalam praktik-praktik keagamaan sehari-hari, seperti berpuasa,
bersedekah, atau menjalani ibadah dengan tulus.

Hubungan antara kepribadian dan sifat keagamaan dalam Islam sangat erat
terkait dengan niat dan niat baik yang dijalani dalam semua aspek kehidupan.
Agama Islam menekankan pentingnya etika, dan nilai-nilai moral dalam semua
tindakan, dan karakteristik kepribadian individu berperan dalam mencapai tujuan
tersebut. Selain itu, pendidikan, bimbingan keagamaan , dan pengembangan
pribadi juga memainkan peran penting dalam membentuk hubungan ini dalam
konteks Islam.

D. Dinamika Kepribadian

Dinamika kepribadian mengacu pada perubahan, perkembangan, dan


interaksi berbagai faktor yang memengaruhi kepribadian seseorang sepanjang
hidup mereka. Ini termasuk pemahaman tentang bagaimana individu berkembang,
berubah, dan beradaptasi dengan pengalaman-pengalaman hidup, lingkungan, dan
faktor-faktor internal seperti emosi, pikiran, dan perilaku. Dalam studi dinamika
kepribadian, beberapa elemen yang penting termasuk:
- Perubahan Kepribadian: Bagaimana nilai-nilai, sikap, dan karakteristik
kepribadian individu dapat berubah seiring waktu.
- Perkembangan Kepribadian: Pemahaman tentang tahap-tahap
perkembangan kepribadian yang mungkin melibatkan konflik dan
pertumbuhan.
- Pengaruh Lingkungan: Bagaimana pengalaman keluarga, budaya,
pendidikan, dan situasi sosial memengaruhi pembentukan kepribadian.
- Faktor Genetik: Pengaruh faktor-faktor genetik dalam pembentukan
beberapa karakteristik kepribadian.
- Interaksi Faktor-Faktor Kepribadian: Cara faktor-faktor kepribadian
seperti keterbukaan, ekstraversi, neurotisme, ketelitian, dan kerjasama
berinteraksi dalam membentuk kepribadian individu.
- Perubahan dalam Nilai dan Prioritas: Bagaimana perubahan dalam nilai-
nilai, tujuan, dan orientasi hidup dapat memengaruhi dinamika
kepribadian.
- Keselarasan dan Konsistensi: Identifikasi aspek-aspek kepribadian yang
konsisten dan tidak berubah sepanjang hidup.

Dalam psikologi, pemahaman dinamika kepribadian membantu dalam


membimbingkonseling, dan pengembangan diri, serta dalam memahami
bagaimana individu dapat mengatasi perubahan dan tantangan dalam kehidupan
mereka.

Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini menguraikan tiga poin utama:

1. Pengertian Kepribadian: Kepribadian adalah suatu konsep yang mencakup


beragam aspek yang membentuk identitas dan perilaku individu. Hal ini termasuk
sifat-sifat, kecenderungan, dan karakteristik yang bersifat relatif stabil dalam diri
seseorang. Kepribadian bisa dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, dan
pengalaman individu.

2. Hubungan Kepribadian dengan Sikap Keagamaan: Terdapat korelasi antara


kepribadian individu dan sikap keagamaan mereka. Beberapa kepribadian
mungkin lebih cenderung memiliki sikap keagamaan yang kuat, sementara yang
lain mungkin lebih skeptis atau kurang terlibat dalam aspek keagamaan. Ini
menekankan pentingnya memahami bagaimana kepribadian dapat memengaruhi
pandangan dan nilai-nilai agama seseorang.

3. Dinamika Kepribadian : Kepribadian bukanlah entitas yang statis; ia berubah


seiring waktu dan pengalaman hidup individu. Hal ini dapat dipengaruhi oleh
peristiwa-peristiwa signifikan, perkembangan pribadi, dan perubahan lingkungan.
Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana dinamika kepribadian
berperan dalam perubahan sikap keagamaan seseorang dan dalam
menggambarkan perjalanan perkembangan kepribadian seseorang.

Dengan memahami konsep dasar kepribadian, hubungannya dengan sikap


keagamaan, dan dinamika perubahan kepribadian, kita dapat menggali lebih
dalam pengaruh kepribadian pada beragam aspek kehidupan individu, termasuk
dalam konteks keagamaan.

DAFTAR PUSTAKA

Hawi, Akmal. Seluk Beluk Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Rajawali, 2014.
Jalaluddin. Psikologi Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1997.
Olson, Matthew, dan Hergenhahn. Pengantar Teori Teori Kepribadian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.
Purwanto, Yadi. Psikologi Kepribadian : Intergritas Nafsiyah dan ’Aqliyah,
Prespektif Psikologi Islami. Bandung: PT.Refika Aditama, t.t.
Ramayulis. Psikologi Agama. Jakarta: KALAM MULIA, 2007.
S.Pradja, Juhaya. Psikologi Kepribadian. Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2012.
Sujianto, Agus, Halem Lubis, dan Taufik Hadi. Psikologi Kepribadian. Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2004.

Anda mungkin juga menyukai