Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

IMAN TIDAK AKAN MASUK PADA HATI YANG KERUH

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Batsul kutub

Dosen Pengampu: Dr. Akla, M.Pd.

Hikmah 13 Kelas A

Rizka Sarofah (2201011073)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI METRO

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan atas kehadiran Allah SWT, yang
telah memberikan rahmat dan hidayat nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Batsul kutub yang berjudul ''Iman Tidak Akan
Masuk Pada Hati Yang Keruh''. Selanjutnya tak lupa salawat beriring salam
semoga selalu terlimpah curahkan kepada nabi Muhammad SAW.

Dalam pembuatan makalah ini penulis tidak terlepas dari berbagai kesulitan
karena keterbatasan ilmu dan pengalaman yang penulis miliki, namun berkat
petunjuk Allah SWT, motivasi, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak, baik
secara langsung maupun secara tidak lansung, dengan izin Allah SWT, tugas
makalah ini dapat di selesaikan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritikan kepada pembaca demi kesempurnaan
makalah ini untuk masa yang akan datang, semoga makalah ini ada manfaatnya.

Metro, 10 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Rumusan Masalah.....................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................

A. Pengertian Iman Dan Hati Yang Keruh................................................


B. Penyebab Hati Keruh............................................................................
C. Cara Membersihkan Hati Yang Keruh..................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................

A. Kesimpulan...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

‫ِب ِتِه‬ ‫ِإ ِهلل‬ ‫ِن ِب ِف ِم ِتِه‬


‫َك ْيَف ُيْش ِرُق َقْلٌب ُصَوُر اَألْك َو ا ُمْنَط َعٌة ى ْرَآ َأْم َك ْيَف َيْرَح ُل َلى ا َو ُه َو ُمَكَّبٌل َش َه َو ا َأْم َك ْيَف َيْطَمُع َأْن َيْد ُخ َل‬
‫َل ُت ِم َف اِتِه‬ ‫ِئ‬ ‫ِة ِتِه‬ ‫ِم‬ ‫ِهلل‬
‫َح ْض َرَة ا َو ُه َو َلْم َيَتَطَّه ْر ْن َج َناَب َغَفَال َأْم َك ْيَف َيْرُج و َأْن َيْف َه َم َدَقا َق اَألْس َراِر َو ُه َو ْم َي ْب ْن َه َو‬
“Bagaimana akan dapat terang hati seseorang yang gambar dunia ini
terlukis dalam lensa/cermin hatinya. Atau bagaimana akan pergi menuju kepada
Allah. padahal ia masih terikat (terbelenggu) oleh syahwat hawa nafsunya. Atau
bagaimana akan dapat masuk kehadirat Allah, padahal ia belum bersih (suci) dari
kelalaiannya yang di sini diumpamakan dengan janabatnya. Atau bagaimana
mengharap akan mengerti rahasia yang halus (dalam), pada hal ia belum taubat
dari kekeliruan-kekeliruannya”.
Berkumpulnya dua hal yang berlawanan dalam satu tempat dan masa,
mustahil (tidak mungkin), sebagaimana berkumpul antara diam dengan gerak,
antara cahaya terang dengan gelap. Demikian pula nur (calaya) iman berlawanan
dengan gelap yang disebabkan karena selalu masih berharap/menyandar kepada
sesuatu selain Allah. Demikian pula berjalan menuju kepada Allah harus bebas
dari belenggu hawa nafsu supaya sampai kepada Allah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian iman dan hati yang keruh ?
2. Apa penyebab hati yang keruh?
3. Bagaimana cara mengobati hati yang keruh?

C. Tujuan rumusan Masalah


1. Mengetahiu pengertian iman dan hati yang keruh.
2. Mengetahui penyebab hati yang keruh.
3. Mengetahui cara membersihkan hati yang keruh.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman Dan Hati Yang Keruh


Kata Iman berasal dari bahasa arab yaitu “‫ ” امن‬yang artinya aman, damai,
tentram. Dalam pengertian lain adalah keyakinan atau kepercayaan. 1 Kata iman
tersusun dari tiga huruf (hamzah-mim-nun), Kemudian disebutkan dalam kitab
Mu’jam Mufahros jumlah keseluruhan ayat di dalam Al-Qur’an tempat dimana
kata-kata berakar pada huruf ‫ن‬-‫م‬-‫ ا‬ada 387.2 Sedangkan kata iman itu sendiri
mempunyai arti membenarkan atau mempercayai. 3 Sedangkan secara terminologi
atau dalam istilah syar’i para ulama tafsir mempunyai pendapat yang beragam
tentang pengertian iman, antara lain: Muhammad Nawawi Al-Jawi berkata, Iman
adalah mereka yang percaya dengan segenap hati mereka. Tidak sepeti orang-
orang yang berkata namun tidak sesuai dengan hati mereka.4

Menurut al-Baidhawi Iman secara bahasa merupakan ungkapan tentang


membenarkan sesuatu. Kata iman diambil dari kata al-amn, seperti bahwasannya
orang yang membenarkan sesuatu, maka dia (akan) mengamankan hal yang
diyakini kebenarannya itu dari pendustaan dan ketidak cocokan/perbedaan.
Menurut M. Quraish Shihab iman yang benar akan melahirkan aktifitas yang
benar sekaligus kekuatan menghadapi tantangan, bukannya kelemahan yang
melahirkan angan-angan dan mengantar kepada keinginan terjadinya sesuatu yang
tidak sejalan dengan ketentuan hukumhukum Allah yang berlaku di alam raya,
atau yang bertentangan dengan akal sehat dan hakikat ilmiah.5

1
Zaini Syahminan, Kuliah Akidah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), 51.
2
Muhammad Shidiq `Athori, Al-Mujmal Al-Mufashor Li Ahfadz Al-Qur`an Al-Karim (Beirut: Dar al-
Fikr, 2010), 20.
3
Muhammad Ibnu Mukrim Ibn Manzur Al-Afriki Al-Misri, Lisan Al-Arabi (Bandung: Dar Sodir, t.t.),
21.
4
Muhammad Nawawi Al-Jawi, Tafsir Uunir Marah Labid (Bandung: Sinar Naru Algensindo, 2011),
8.
5
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur`an: Memfungsikan Wahyu Dalam Kehidupan, Jilid II
(Tanggerang: Lentera Hati, 2010), 18.
Menurut Ibnu katsir iman adalah membenarkan ucapan dengan perbuatan,
kemudian melakukan sholat dan menunaikan zakat dan apa yang dibawa oleh
Rosulullah saw, juga apa yang dibawa oleh rosul sebelumnya, serta keyakinan
akan adanya kehidupan akherat.6 Dapat ditarik kesimpulan pengertian iman adalah
keyakinan dengan segala pembenaran kepada ketentuan Allah swt dan Rosul-Nya
yang diterapkan dalam amal kepada sebagian dari nama-nama dan sifat-sifat Allah
swt.
Hati menurut al-Ghazali dalam karya agungnya iaitu Ihya’ Ulumuddin,
dibahagikan kepada dua definisi. Pertama, definisi hati sebagai hati fisikal yaitu
daging yang berbentuk seperti buah shanaubar (bentuk bundar memanjang) yang
terletak di bahagian kiri dada yang mana di dalamnya terdapat rongga-rongga
yang menyalurkan darah hitam dan berperanan sebagai sumber nyawa manusia.
Definsi hati yang pertama ini wujud pada hewan dan juga pada manusia yang
telah mati. Yang kedua hati adalah benda yang sangat halus yang mampu
mengenali Allah yang tidak dapat jangkau oleh pikiran dan angan-angan. Hati itu
sifatnya berbolak-balik apabila terpengaruh oleh setan akan mengajaknya kepada
kejahatan, lalu tersadar kemudian bertaubat.
Hati yang keruh atau dapat juga disebut dengan hati yang kotor yaitu hati
yang terisi dengan hawa nafsu, penuh dengan akhlak yang tercela dan mudah
untuk dimasuki syaitan. Hati ini penuh dengan godaan syaitan dan hawa nafsu.
Segala tindakan yang terzahir daripada manusia, adalah kesan daripada tunduknya
hati kepada hawa nafsu. Hati ini tidak mengenali Tuhannya dan tidak pernah
mahu menyembah-Nya. Hati seperti ini terdapat dalam firmanNya dalam Surah
al-Furqan: 43-44:
‫َاَر َء ْيَت َمِن اَّتَخ َذ ِاٰل َهٗه َهٰو ىُۗه َاَفَاْنَت َتُك ْو ُن َع َلْيِه َوِكْيۙاًل‬
“Sudahkah engkau (Muhammad) melihat orang yang menjadikan
keinginannya sebagai tuhannya. Apakah engkau akan menjadi
pelindungnya?”
‫َاْم َتْح َس ُب َاَّن َاْكَثَر ُهْم َيْس َم ُعْو َن َاْو َيْع ِقُلْو َۗن ِاْن ُهْم ِااَّل َك اَاْلْنَع اِم َبْل ُهْم َاَض ُّل َس ِبْياًل‬

6
Imam Ibnu Kaysir Al-dimasyqi, Tafsir ibnu Katsir, terj. Bahrun Abu Bakar (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2000), 202.
“Atau apakah engkau mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar
atau memahami? Mereka itu hanyalah seperti hewan ternak, bahkan lebih
sesat jalannya.”
Hati ini terkadang menjadi hati yang bersih yang cenderung kepada cinta
Allah, keimanan, keikhlasan dan tawakal kepada-Nya yang mana akhirnya ia
memberi ketengangan dan kebahagiaan kepada hati. Namun, pada masa lain
menjadi hati yang kotor yang cenderung terhadap cinta kepada nafsu, keinginan,
dengki, bangga diri dan membuat kerosakan di muka bumi yang mana ia
menyebabkan kehancuran dan kebinasaan. Hati yang keruh tidak akan masuk
iman didalamnya.

B. Penyebab Hati Keruh

Rasulullah pernah menyatakan bahwa dalam tubuh kita ini ada segumpal
daging. Jika segumpal daging itu baik maka baiklah seluruh tubuh kita. Namun
jika segumpal daging itu rusak maka rusak pula seluruh tubuh kita. Segumpal
daging dimaksud adalah hati. Demikian seperti yang diriwayatkan al-Bukhari.
Berdasarkan hadits di atas, kita tahu bahwa baik-buruknya perilaku dan amal
perbuatan kita sangat ditentukan oleh baik dan buruknya kondisi hati. Karena itu,
kita dituntut untuk memperbaiki dan merawatnya. Untuk merawat hati agar tetap
hidup, jernih, dan tidak rusak, dan tidak teracuni, para ulama telah memberikan
beberapa rambu kepada kita. Di antaranya dengan menghindari empat hal berikut
ini:
1. Banyak bicara. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah yang menyatakan,
“Siapa saja yang banyak bicaranya maka banyak kesalahannya. Siapa yang
banyak kesalahannya, maka sedikit wara’-nya. Siapa saja yang sedikit
wara-nya, maka mati hatinya. Siapa saja yang mati hatinya, maka Allah
haramkan surga untuknya”. Namun tentunya, maksud banyak bicara di
sini adalah bicara yang tanpa makna, sedangkan bicara yang memberi
manfaat dan hikmah justru sangat dianjurkan.
2. Banyak makan, terlebih makanan yang haram. Para ulama menyatakan, di
antara perkara yang dibenci adalah penuhnya perut dengan perkara halal.
Ini artinya, diisi yang halal saja sudah dibenci, apalagi diisi dengan haram.
Berbicara soal perut, Rasulullah telah mengingatkan kepada kita bahwa
perut bukanlah wadah yang siap diisi apa saja sesuai keinginan kita.
Sekalipun ia diisi, tidak boleh berlebihan sehingga melebihi batas
kemampuannya.
3. Banyak bergaul dengan orang-orang buruk. Dikecualikan jika keyakinan
dan akhlak kita sudah kuat, dan tujuan kita bergaul adalah memperbaiki
akhlak mereka. Namun, sekiranya kita masih lemah, tinggalkanlah
pergaulan dengan mereka. Sebab biasanya, bukan mereka yang berubah
baik karena bergaul dengan kita, tetapi justru kita yang tergerus mereka.
Sebaiknya, jika keyakinan dan karakter kita masih lemah, bersahabatlah
dengan orang-orang saleh, terlebih persahabatan itu akan berlanjut hingga
hari akhir. Menjauhi orang-orang buruk dan mendekati orang-orang saleh
ini tak lain demi menjaga hati kita agar tidak keruh dan terkotori.
4. Banyak memandang. Ketahuilah bahwa pangkal segala keburukan adalah
banyak memandang. Kendati tidak seluruhnya, namun umumnya berbagai
keburukan dan kejahatan, seperti perzinaan, perkosaan, pencurian,
pembunuhan, dan sebagainya, baik secara langsung maupun tidak, dimulai
dari pandangan. Tentu saja pandangan-pandangan yang buruk, terlebih di
zaman modern seperti sekarang ini dimana segala informasi dan gambar
apa saja mudah diakses. Pandangan-pandangan buruk itulah yang
kemudian bersarang dalam hati dan mengotorinya. Sedangkan jika hati
sudah kotor, maka yang timbul adalah kemalasan, kekikiran, niatan-niatan
jahat, kesombongan, sikap keras menerima nasihat, dan jauh dari
kebaikan.7
Ahmad Farid membagi penyakit hati menjadi tiga macam, antara lain:

7
https://www.madaninews.id/8241/hal-hal-yang-mengotori-hati-manusia.html. Diakses pada 15
Oktober 2023.
a. Penyakit riya`, pada dasarnya riya` berarti mencari kedudukan di dalam
hati manusia dengan memperlihatkan perbuatan baik kepada mereka.
Riya` ada yang jelas dan ada yang samar. Riya` yang jelas adalah riya`
yang menjadi pemicu dan pendorong bagi seseorang untuk mengerjakan
sesuatu, meskipun ia juga mengharapkan pahala. Sedangkan riya` yang
samar adalah riya` yang tidak menjadi pendorong seseorang untuk berbuat,
melainkan membuat pekerjaan yang ditunjukan untuk meraih ridha Allah
terasa ringan. Misalnya orang biasa sholat tahajud setiap malam dan terasa
berat, tetapi ketika ada tamu di rumahnya menjadi giat dan terasa ringan.
b. Sombong merupakan penyakit hati yang sangat buruk. Dan hal itu terjadi
karena adanya perasaan tinggi hati dan agung (sombong). Adapun hal-hal
yang di sombongkan biasanya antara lain; menyombongkan ilmu
pengetahuan, status sosial dan nasab, kekayaan, menyombongkan
pengikut, pendukung dan golongan. Ketahuilah bahwa kesombongan bisa
terjadi pada gerak-gerik seseorang, seperti memalingkan muka,
memandang sebelah mata (sinis) atau pada ucapannya hingga suara dan
nada bicaranya.
c. Ujub dapat menyeret kepada sifat sombong. Orang yang memiliki sifat
ujub tertipu dengan diri dan pendapatnya sendiri, merasa aman dari siksa
Allah, merasa memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah dan tidak mau
mendengar nasihat atau petuah dari orang lain. Ini adalah kehancuran yang
nyata. Kita memohon kepada Allah agar diberi pertolongan yang baik
untuk taat kepada-Nya.8

C. Cara Mengobati Hati Yang Keruh

Menurut Imam Ibnu Qoyim, ada tujuh cara mengatasi hati yang keruh yaitu:
1. Menjaga kekuatan mental. Ibnu Qoyim menjelaskan bahwa salah satu upaya
yang harus dilakukan orang yang memiliki penyakit hati adalah menjaga
kekuatan mentalnya, dengan ilmu yang bermanfaat dan melakukan berbagai

8
Diyana Dwi Pratiwi, “Penyakit Hati Terapinya Dalam Al-Qur`an Perspektif Ibnu Qayyim Al-
Jauziyah,” 2021, 24.
ketaatan. Hatinya harus dipaksa untuk mendengarkan nasehat dan ilmu yang
bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah, serta fisiknya dipaksa untuk
melakukan ibadah dan ketaatan. Karena ilmu dan amal merupakan nutrisi
bagi hati manusia.
2. Menghindari hal-hal yang membuat penyakit lebih parah. Ibnu Qoyim
menyatakan, orang yang sakit hati harus menghindari segala yang bisa
memperparah penyakit dalam hatinya, yaitu dengan manjauhi semua
perbuatan dosa dan maksiat. Hindarkan diri dari segala bentuk
penyimpangan karena dosa dan maksiat adalah sumber penyakit bagi hati.
3. Membaca Al-Quran dan tadabbur. Ketika mulai merasa kesal dan sakit hati
cobalah untuk membaca Al-Qur’an dan Tadabburi Qur’an agar mendapat
ketenangan lahir dan batin.
4. Rajin mengosongkan perut (shaum). Rajin mengosongkan perut ini
disarankan agar berpuasa, karena dengan berpuasa hawa bafsu anda dapat
terkendali dan yang pasti penyakit hati akan sedikit demi sedikit terkikis dan
hilang.
5. Mendirikan shalat malam (tahajud). Ketika tidak mampu membuang segala
kebencian dan kesedihan didalam hati maka cobalah untuk mendirikan shalat
malam (qiyamul lail) dengan cara itu bisa membantu menemukan solusi
tentang penyakit hati yang dimiliki. Memintalah dengan bersungguh-
sungguh maka Allah akan memberikan kelapangan dada.
6. Merendahkan diri di hadapan Allah (dengan do’a dan dzikir). Do’a dan
dzikir sangat ampuh untuk menghilangkan rasa sakit hati didalam dada,
maka dari itu ketika mengalami penyakit hati cepatlah untuk mengingat
Allah dan dzikirlah dengan menyebut nama Allah.
7. Bermajelis (bergaul) dengan orang-orang sholeh atau mengikuti kajian-
kajian ke Islaman. Ikuti majelis ta’lim dan bergaul dengan orang-orang
sholeh agar mendapatkan siraman rohani sehingga hati menjadi tenang dan
melupakan rasa penyakit hati didalam dada. Lagipula bergaul dengan orang
sholeh dapat memberikan ilmu agama yang luas lagi dan bisa mengetahui
semua tentang ajaran Islam yang belum diketahui.9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Iman adalah keyakinan dengan segala pembenaran kepada ketentuan Allah
swt dan Rosul-Nya yang diterapkan dalam amal kepada sebagian dari nama-nama
dan sifat-sifat Allah swt. Hati yang keruh atau dapat juga disebut dengan hati yang
kotor yaitu hati yang terisi dengan hawa nafsu, penuh dengan akhlak yang tercela
dan mudah untuk dimasuki syaitan. Hati ini penuh dengan godaan syaitan dan
hawa nafsu. Segala tindakan yang terzahir daripada manusia, adalah kesan
daripada tunduknya hati kepada hawa nafsu. Hati ini tidak mengenali Tuhannya
dan tidak pernah mahu menyembah-Nya. Hati yang keruh tidak akan iman dapat
mmasuk didalamnya.
Hati yang keruh memiliki banyak sebab diantaranya adalah banyak bicara,
banyak makan, bergaul dengan orang-orang buruk dan banyak memandang.
Riya`, sombong dan ujub merupakan bagian dari hati yang keruh. Untuk
mengobati hati yang keruh ada beberapa upaya yang dapat dilakukan diantaranya
menjaga kesehatan mental, menjauhi maksiat, memperbanyak memnaca al-qur`an,
berpuasa, sholat malam, berdzikir dan berdoa serta mengikuti majlis dan bergaul
dengan orang-orang soleh.

9
https://khazanah.republika.co.id/berita/ra8wqp58858587123000/cara-membersihkan-hati-dan-
pikiran-menurut-islam?. Diakses pada 16 Oktober 2023.
DAFTAR PUSTAKA

Diyana Dwi Pratiwi. “Penyakit Hati Terapinya Dalam Al-Qur`an Perspektif Ibnu
Qayyim Al-Jauziyah,” 2021.
https://www.madaninews.id/8241/hal-hal-yang-mengotori-hati-
manusia.html.Diakses pada 15 Oktober 2023.
https://khazanah.republika.co.id/berita/ra8wqp58858587123000/cara-
membersihkan-hati-dan-pikiran-menurut-islam?. Diakses pada 16 Oktober
2023.
Imam Ibnu Kaysir Al-dimasyqi. Tafsir ibnu Katsir. Terj. Bahrun Abu Bakar.
Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000.
M. Quraish Shihab. Membumikan Al-Qur`an: Memfungsikan Wahyu Dalam
Kehidupan. Jilid II. Tanggerang: Lentera Hati, 2010.
Muhammad Ibnu Mukrim Ibn Manzur Al-Afriki Al-Misri. Lisan Al-Arabi.
Bandung: Dar Sodir, t.t.
Muhammad Nawawi Al-Jawi. Tafsir Uunir Marah Labid. Bandung: Sinar Naru
Algensindo, 2011.
Muhammad Shidiq `Athori. Al-Mujmal Al-Mufashor Li Ahfadz Al-Qur`an Al-
Karim. Beirut: Dar al-Fikr, 2010.
Zaini Syahminan. Kuliah Akidah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 1983.

Anda mungkin juga menyukai