Anda di halaman 1dari 8

Nama : Farrel Reyhan Gunawan

NIM : 1205010058

Mata Kuliah : Sejarah Tarekat dan Tasawuf

Dosen Pengampu : Dr. H. Asep Achmad Hidayat, M.Ag dan Amung Ahmad Syahrir

Muharram, M.Ag

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2021/2022

RESUME BUKU MATA AIR BENING KETENANGAN JIWA PINTU MASUK

KETENTRAMAN DAN KEMULIAAN HIDUP

Pengertian Tasawuf selalu dihubungkan dengan kata “shuf “ yang berati bulu domba. Pengertian
ini muncul dikarenakan kaum sufi pada periode awal pertumbuhanya sering menggunakan pakaian
yang berasal dari bulu domba kasar. Padahal tidak semua para sufi menggunakan pakaian
semacam itu. Tasawuf merupakan ilmu yang mempelajari hal-hal yang berguna untuk
membersihkan hati dan seluruh anggota badan lainnya, dan berguna untuk membereskan seluruh
perilaku manusia. Dasar utama tasawuf adalah iman, islam (syari'at), dan ihsan. Mempelajari ilmu
tasawuf bagi seorang muslim adalah fardhu 'ain.

1. Ikhlas dalam bekerja

Ikhlas adalah sesuatu yang paling sering diucapkan seseorang namun sangat sulit untuk
diamalkan. Hati manusia yang kadang kala tak bisa menerima apa yang telah ditakdirkan
membuat perasaan ikhlas sulit didapatkan. Butuh waktu yang lama agar hati seseorang
terlatih untuk menerima semua konsekuensi dan resiko dalam hidupnya, Ikhlas adalah
pekerjaan hati yang menyertai suatu pekerjaan pancaindera. Ikhlas berarti murni dalam
mengerjakan sesuatu dengan mengharap ridha Allah semata. Keikhlasan juga berarti
melindungi diri dari kepedulian terhadap pandangan manusia. Menurut Dzun-Nun al-
Mishri ada tiga tanda keikhlasan, yaitu manakala orang yang bersangkutan memandang
pujian dan celaan manusia adalah sama saja; apabila mengerjakan amal kebaikan maka dia
tidak menyadari bahwa ia sedang mengerjakan amal kebaikan; dan dia lupa akan haknya
memperoleh pahala di akhirat karena amal baiknya

2. Hendaklah Bersikap Zuhud

Kata zuhud (zuhd) dalam bahasa Arab berarti berpaling dari sesuatu karena memandang
rendah kepadanya. Sedangkan menurut syariat, zuhud adalah mengambil sekedar
kebutuhan dari perkara yang halal dan telah diyakini kehalalanya. Dalam sebuah hadist
mursal dikatakan, bahwa Nabi pernah ditanya oleh sahabatnya, “ Wahai Rosulullah,
siapakah orang yang paling zuhud itu ? Beliau menjawab, “ Orang yang tidak melupakan
kuburan dan kematian; dia meninggalakan hiasan dunia yang paling utama dan
mendahulukan perkara yang kekal atas perkara yang akan rusak. Dia tidak menghitung hari
esok itu adalah harinya, dan dia menghitung bahwa dirinya termasuk orang-orang yang
akan mati. “

Zuhud berarti mengambil sekadar kebutuhan dari perkara yang halal yang telah diyakini
kehalalannya, meninggalkan setiap kelezatan dan keinginan yang menyebabkan jiwa
tercela. Zuhud juga berarti keadaan jiwa yang kosong dari ambisi ingin menguasai dan rasa
ingin memiliki, tidak merasa bahagia dengan kemewahan dunia yang ada di tangannya dan
tidak merasa bersedih dengan hilangnya kemewahan tadi dari tangannya. Termasuk zuhud
juga apabila ia memiliki keinginan-keinginan yang dibolehkan dengan tujuan agar
mendapat kekuatan untuk melaksanakan ibadah

3. Membiasakan Membaca Al-Qur'an

Dengan Khusyu Banyak atau sedikitnya kotoran hati dapat dirasakan dari banyak
sedikitnya ingatan kepada Allah dalam shalat. Gelapnya hati adalah cerminan gulitanya
alam kubur seorang hamba. Kotoran-kotoran hati itu dapat dibersihkan melalui bacaan al-
Qur'an disertai perenungan terhadap makna yang dikandungnya. Karena al-Qur'an
mengandung cahaya ruhani dan cahaya al-Qur'an memancarkan rasa takut. Al-Quran
adalah obat dan rahmat bagi setiap mukmin yang membacanya. Terutama obat hati yang
kotor oleh berbagai penyakit yang diakibatkan perbuatan maksiat lahir dan batin yang
merusak jiwa. Adapun sifat-sifat yang tercela yang mengotori jiwa (hati) manusia adalah
hasad ( iri hati ), hiqd ( dengki atau benci ), su’uzhhann ( buruk sangka ), kibr ( sombong
), ujb ( merasa diri sempurna daripada orang lain ), riya ( pamer kelebihan ), sum’ah ( cari-
cari nama atau kemasyhuran ), bukhl (kikir), hubudunya ( cinta dunia ), tafakhur (
membanggakan diri ), gadhab ( marah ), ghibah (pergunjingan ), namimah ( mengadu
domba ), kidzb ( dusta ), khiyanah ( penghianatan ).

4. Memperbanyak Istighfar

Menurut Imam Ghazali kita diharuskan banyak beristighfar karena dua hal. Pertama,
karena dengan beristighfar kita akan mendapatkan taufiq yang sangat diharapkan oleh
setiap muslim. Karena dengan taufiq kita tidak lagi merasa berat dalam menjalankan ajaran
agama, sehingga timbullah kegairahan dan ketentraman dalam menjalankan segala yang
diperintah Allah. Kedua, agar ibadah yang kita lakukan bermutu dan bernilai serta diterima
Allah swt. Tauhid akan melenyapkan pokok syirik sedangkan istighfar akan melenyapkan
cabangnya.

Istigfar akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi siapa saja yang melakukanya,
baik di

dunia maupun di akhirat kelak. Diantaranya pengaruh-pengaruhnya ialah;

1) Doa dan kesalahan akan terhapus.


2) Terhindar dari azab yang umum maupun yang khusus.
3) Mendatangkan kenikmatan yang baik di dunia dan akhirat.
4) Sebab diturunkanya hujan dan dilapangkanya harta dan keturunan.
5) Bertambahnya spirit, penyebab jadi mudahnya ketaatan dan sulitnya berbuat
maksiat, dan membuat setan kesusahan.
6) Menghilangkan kegelisahan, kesusahan, dan mendatangkan rezeki.
7) Orang yang membiasakan membaca istigfar adalah orang yang paling ringan
dosanya.
5. Mengerjakan Shalat Tahajud Setiap Malam

Tahajud berarti menjauhkan lambung dari tempat tidur. Maksudnya adalah bangun.
Tahajud merupakan qiyamullail yang sangat berat apalagi dikerjakannya swtelah tidur.
Menurut Ibn Taimiyah, pada akhir-akhir malam, hati manusia dalam keadaan tawajjuh,
taqarrub dan lembut; dan suasana ini tidak terdapat pada waktu lain. Mengingat waktu
sahur ( akhir-akhir malam) memiliki keistimewaan dan keunggulan untuk beribadah
kepada Allah Swt, yaitu akan dikabulkan doa-doanya seluruh hamba, maka sebaiknya salat
tahajud dimulai dan dilakukan sepanjang waktu ini.

6. Kosongkan Perut dengan Shaum

Dalam pandangan tasawuf, ibadah puasa merupakan media untuk membersihkan diri (
tazkiyah an-nafs) dari sifat-sifat tercela dan perbuatan maksiat. Pandangan ini didasarkan
pada asumsi bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk mengikuti hawa nafsunya.
Sedangkan hawa nafsu cenderung pada kejelekan. Jika nafs atau jiwa sudah dibersihkan,
maka kecerdasan spiritual (SQ) akan muncul pada diri sesorang. Dari kecerdasan spiritual
ini, selanjutnya akan muncul kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan intelektual (IQ).

7. Memperbanyak Dzikir Setiap Waktu

Menurut ahli tasawuf, dzikir itu terbagi dua, yaitu dzikir dengan lisan dan dzikir dengan
hati. Dzikir hatilah yang memberikan pengaruh yang sejati. Namun manakala seseorang
melakukan dzikir dengan lidah dan hatinya sekaligus maka dia mencapai kesempurnaan
dalam perjalanannya, Diantara keistimewaan zikir adalah bahwa zikir tidak terbatas pada
waktu waktu tertentu. Semakin banyak anda mengingat Allah (zikir kepada-Nya), pikiran
anda akan semakin terbuak, hati anda semakin tentram, jiwa akan semakin bahagia,
spiritual akan semakin cerdas, emosi anda kan stabil, nurani anda akan semakin damai, dan
batin anda semakin sejuk.
8. Duduk bersama orang-orang saleh

Salah satu bentuk usaha agar kita terhindar dari perbuatan maksiat adalah pintar memilih
majelis untuk mengobrol dan bergaul. Karena tidak bisa kita pungkiri bahwa teman adalah
salah satu godaan besar dalam hidup kita. Dengan memilih teman yang tepat kita bisa
terhindar dari perbuatan tercela. Selain itu, kita juga bisa mendapatkan ilmu baru dan
pemahaman baru karena mengobrol dan berbagi pengalaman dengan orang-orang yang
saleh.

Rasulullah saw dalam haditsnya mengatakan, "Sahabat yang baik laksana orang yang
memakai minyak kasturi, kalaupun orang ini tidak memberimu sedikit pun dari minyak
wanginya, engkau bisa memperoleh baunya. Sahabat yang jahat laksana seorang peniup
api, kalaupun engkau tidak terkena baranya, namun engkau akan terkena sedikit
percikannya." Menurut seorang ulama, tingkat persahabatan itu terbagi ke dalam lima
tingkatan. Dan tingkatan yang paling tinggi adalah persahabatan yang dihiasi kecintaan
kepada Allah.

9. Menghindari lilitan hutang

Hutang adalah sebuah hal yang tak bisa dihindari sebab semakin naik pula taraf hidup
seseorang makin naik juga pola hidup konsumtifmya. Bebas dari hutang adalah suatu hal
yang melegakan bagi seseorang sebab tidak perlu memikirkan biaya tiap bulannya atau
juga bisa membuka mata dengan tenang sebab takkan ada rentenir atau orang yang akan
mencarinya untuk membayar hutang. Keadaan jiwa orang yang terlilit utang diliputi
kecemasan, tidak tentram, dan stres. Hal ini selaras dengan hadits Rasulullah saw yang
berbunyi, "Jiwa orang mukmin tergantung kepada utangnya hingga utang itu dilunasi."
Rasulullah saw sendiri setiap selesai shalat senantiasa memohon perlindungan agar dijauhi
dari utang karena orang yang berutang apabila berbicara maka berdusta dan apabila berjanji
maka menyalah. Berutang hanya diperbolehkan jika dalam keadaan darurat.
10. Jauhkan Diri dari Praktik Riba

Menurut bahasa, riba berarti tambahan atau kelebihan. Sedangkan menurut istilah syariat,
riba ialah pembayaran utang yang harus dilunasi oleh yang berhutang lebih besar dari
jumalah pokok pinjamanya sebagai imbalan atas tenggang waktu, dan kelebihan itu dapat
terus meningkat menjadi berlipat ganda apabila tidak dibayar melewati tenggat waktu.
Maka jauhilah riba, Rosulullah Saw melaknat orang yangmakan riba, orang yang memberi
makanya, jurutulisnya dan saksinya, dan beliau bersabda “ mereka adalah sama “. ( Hr.
Muslim )

11. Hendaklah Bersabar

Sabar adalah menjauhi pelanggaran dan tetap bersikap rela sambil merasakan sakitnya
penderitaan. Sabar adalah tetap tabah dalam malapetaka dengan perilaku yang manis. Sabar
juga dapat diartikan dengan berlalunya jiwa dalam cobaan, tanpa keluhan. Sabar adalah
berlaku teguh terhadap Allah dan menerima cobaan-cobaan-Nya dengan sikap lapang dada
dan tenang. Orang yang sabar akan mencapai derajat yang tinggi di dunia dan di akhirat,
sebab mereka telah menjadi manusia yang disertai oleh Allah. Bersabar merupakan sifat
orang-orang yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi dan kecerdasan emosional
yang bening. Mereka itulah orang yang mendapat karunia dari Tuhan. Dalam tradisi sufi,
sabar merupakan salah satu maqam yang harus ditempuh dalam perjalanan menuju Allah
Swt, yang sering diterjemahkan sebagai ketabahan dan ketekunan. Nilai ini dinamakan
keimanan yang lebih baik, jika bukan keseluruhan iman itu sendiri.

12. Bertawakal Kepada Allah

Inti dari tawakal adalah mempercayakan diri serta seluruh jalan dan semua aktivitasnya
hanya kepada Allah dalam kepercayaan jiwa yang sempurna dan tanpa syarat. Inti dari
tawakal adalah sikap mempercayakan diri serta seluruh jalan dan semuka aktivitasnya
hanya kepada Allah Swt dalam kepercayaan jiwa yang sempurna dan tanpa syarat. Ini
adalah sebuah sikap yang secara alamiah muncul dari ajaran islam dan merupakan ajaran
yang mendasar. Islam sendiri berarti penyerahan diri kepada Allah Swt, sedangkan Muslim
adalah orang yang telah dan untuk selamanya melaksanakan kepatuhan dan penyerahan
kepada-Nya.
13. Syukuri Apa yang Telah Dimiliki

Jika mensyukuri apa adanya, maka hati akan terasa nyaman, tentram, dan nikmat; bahwa
betapa Allah telah menagruhkan karunia-Nya yang sangat besar. Namun, jika tidak
bersyukur terhadap apa yang dimiliki; maka hati akan merasa gelisah karena dirundung
perasaan yang tidak puas. Jiwa dan pikiran akan dipenuhi perasaan ambisi yang sangat
berlebihan. Bersyukur akan menjadikan hati nyaman, tentram, dan nikmat. Bahwa betapa
Allah telah menganugerahkan karunia-Nya yang sangat besar.

14. Tidak Putus Asa

Sikap sedih dan putus asa akan menguburkan kegembiraan. Putus asa merupakan
perbuatan dosa. Maka hendaknya kita mengabaikan kesalahan-kesalahan dan kegagalan di
masa lalu yang pernah kita lakukan dan alami, kemudian mulai bergerak ke arah yang lebih
baik. ka ingin meraih ketenangan jiwa, ketentraman batin, dan kebahagiaan hidup, maka
janganlah hidup diselimuti masa lalu yang hitam, atau dibawah payun gelap masa silam.
Putus asa tidaklah berguna tidak juga menyelesaikan masalah jangan larut dalam
kesedihan, jangan terpaku pada putus asa, dan jangan diam tak bergerak.

15. Jadikan Mesjid Tempat Berteduh Hati Anda

Mesjid adalah rumah Allah dan tempat berteduh kaum mukmin. Jadikanlah mesjid tempat
bertduh hati; dikala sukma kepanasan akibat banyaknya harta yang melimapah; dikala hati
kedinginan mengigil karena harta berkurang. Dan jadikan mesjid tempat berlindung dikala
musuh setan mengejar dan mengobrak abrik ruhani, karena mesjid adalah sebaik baiknya
tempat. Panasnya kepala, gundahnya jiwa akan segera sirna seketika apabila kita memasuki
masjid, karena di dalam masjid berjajar pintu-pintu rahmat Allah yang dijaga para
malaikat. Malaikat menyambut siapa saja yang masuk ke dalam masjid dengan niat baik,
kemudian mendo'akannya, sehingga timbullah kesejukan di dalam sukma
16. Tadabbur Alam

Tadabbur artinya memikirkan, hal ini sama dengan tafakkur dan tafahhum. Secara istilah
tadabbur artinya memikirkan kebesaran Allah dalam penciptaan langit dan bumi dan segala
isinya bahwa di dalamnya terdapat tanda-tanda kekuasaan-Nya baik dalam bentuk
pekerjaan, sifat, dan firman-Nya. Aktivitas tadabur alam merupakan kebiasaan orang-
orang yang cerdas pemikiran dan hatinya, yaitu orang yang mau menggunakan akalnya dan
sudi mengolah potensi spiritualnya untuk mendapatkan kebahagiaan sejati. Sedangkan
sumber kebahagiaan berasal dari ketengan jiwa dan ketentraman batin.

17. Sempatkan Waktu untuk Khalwat dan Uzlah

Secara harfiah, uzlah berarti “ mengasingkan diri dari keramaian “. Sedangkan khalwat
berarti menyendiri. Jadi hubungan uzlah dan khalwat pada dasarnya memiliki hubungan
arti yang sangat erat antara satu dengan yang lainya. Secara lebih luas, istilah ini
mengundang arti berbagai upaya menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan sibuk
beribadah kepada Allah Swt. Atau bisa diartikan sebagai aktivitas menjauhkan diri dari
segala bentuk kejahatan dan segala hal yang tidak bermanfaat yang berlebihan. Menurut
Ibnu Taimiyah ada keharusan bagi seorang hamba Allah untuk melakukan 'uzlah agar dapat
beribadah kepada Allah, berdzikir kepada-Nya, membaca ayat-ayat-Nya, melakukan
muhasabah terhadap dirinya, berdo'a kepada-Nya, meminta ampunan-Nya, menjauhi
tindakan-tindakan yang jelek dan sejenisnya.

Anda mungkin juga menyukai