Anda di halaman 1dari 2

HIKMAH SHALAT

Berpijak dari ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi, bahwa shalat tidak ada prioritas untuk
ditinggalkan oleh seorang mukallaf (orang yang mendapat kewajiban menjalankan syari’at
Islam) dalam suasana dan keadaan bagaimanapun. Artinya selama akal masih normal.
Memahami terhadap hikmah shalat akan menjadi pendorong lahirnya kecintaan terhadap shalat,
serta merasa berat dan gelisah bila shalat tidak dikerjakan secara baik, sekalipun dalam keadaan
terpaksa.
Adapun hikmah shalat akan diuraikan dari 2 aspek, sebagai berikut:
A. Shalat dan Pembinaan Pribadi
1. Shalat sebagai wujud tawadhu’:
a. Menyadari sebagai makhluk yang hina berasal dari tanah.
b. Menyukuri sebagai makhluk yang diberi kelebihan oleh Allah Swt dengan akal dan
ilmu.

2. Shalat sebagai penghalang dari perbuatan keji dan mungkar.


Disamping akal budi dilahirkan dari akal sehat dan hati nurani, manusia ada dorongan
nafsu jahat. Nafsu jahat ini cenderung pada kemalasan, kebodohan, dan kejahatan.
Orang yang terbimbing jiwanya akan mampu mengendalikan nafsunya. Sebab apabila
hawa nafsu itu diturutkan, akan segera hancurlah langit bumi dan isinya.

3. Shalat sebagai sarana komunikasi kepada Allah Swt.


Manusia yang punya kecenderungan untuk mencari dan menyembah pada Allah Swt.
akan berkembang dengan benar lantaran bimbingan para rasul. Sesungguhnya inti
kerasulan itu adalah informasi tentang ke-esaan Ilahi dan perintah menyembah-Nya.
Shalat adalah berdialog dengan Allah Swt. sehingga sering shalat akan tumbuh cinta
kepada Allah Swt.

4. Shalat merupakan arena berdzikir kepada Allah Swt.


Manusia yang dikodratkan punya kemampuan secara ruhani ini tiap saat ada lintasan.
Kadangkala lintasan ingatannya banyak tertuju pada hal-hal duniawi, sesama makhluk
saja,
Kaitan piker dan ruhani insani bila dzikirnya pada Allah Swt lemah, maka kuatlah
pengaruh yang lain.
Seberapa kuat dzikir seseorang kepada Allah Swt sebanding itu pula Allah Swt
memperhatikan kepada hamba-Nya itu. Karenanya terciptalah ketenangan batin.

5. Shalat merupakan pembinaan disiplin waktu.


Waktu lebih mahal dari pada yang lain. Maka sangat perlu bisa membagi waktu, agar
tidak merugi dan menyesal.

6. Shalat merupakan ketahanan mental.


Dalam hidup ini pada dasarnya adalah ujian.Baik ujian itu manis ataupun pahit. Orang
yang shalatnya baik akan tidak berkeluh kesah jika diuji kepahitan, dan tidak akan tamak
jika diuji kebaikan.
7. Shalat merupakan arena bersyukur.
Bersyukur adalah pantulan kata hati yang penuh rasa terima kasih kepada Allah Swt.
Sikap dalam takbiratul ihram, rukuk’, dan sujud merupakan wujud penghormatan pada
Allah Swt tertinggi.

8. Shalat mendidik berpikir panjang.


Inti amal manusia adalah shalat, jika shalatnya baik maka akan baiklah semua amalnya di
akherat.
Orang beriman menyadari bahwa dunia ini bukanlah tujuan akhir.

9. Shalat menuntun persiapan hidup akherat.


Adalah kebodohan yang nyata, bila mengutamakan kehidupan dunia yang singkat ini dan
melalaikan kehidupan yang kekal.

B. Shalat dalam Pembinaan Hidup Sosial


Unsur pokok masyarakat adalah kwalitas pribadi tiap individu, maka peranan shalat punya
hikmah:
1. Shalat mendidik persatuan umat.
Masyarakat yang kokoh persatuannya dilandasi dengan kesamaan iman. Tergambar
dalam shalat berjamaah.
2. Shalat merupakan wujud kesamaan martabat manusia.
Dalam shalat di masjid tidak ada perbedaan martabat.
3. Shalat mendidik perdamaian.
Terbina jiwa yang lapang dada.
4. Shalat melahirkan masyarakat terhormat.
Bergaul dengan orang yang shaleh /berbudi luhur.
5. Shalat melahirkan masyarakat yang bertanggung jawab.
Tiap orang akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Allah Swt.

Anda mungkin juga menyukai