A. Pentingnya Akhlak Suatu ungkapan hikmah mengatakan, maju bangsa karena akhlak, akhlak rusak hancurlah bangsa. Sukses tidaknya suatu bangsa mencapai tujuan hidupnya tergantung atas committed tidaknya bangsa itu terhadap nilai-nilai akhlak. Jika ia committed terhadap akhlak maka bangsa itu akan sukses, dan sebaliknya jika ia mengabaikan akhlak maka bangsa itu pun akan hancur. Nabi SAW mengatakan, Innama buitstu liutammima makarimal akhlak (sesungguhnya saya diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak manusia). Pernyataan Nabi itu mengandung beberapa makna, diantaranya: 1) kedatangan Nabi melengkapi kemuliaan akhlak manusia yang sebelumnya belum sempurna; 2) inti dari ajaran Islam sesungguhnya adalah kemuliaan akhlak. Misi beliau yang utama adalah perbaikan akhlak, penyempurnaan budi pekerti yang mulia (al-akhlak al-karimah). Sahabat bertanya-tanya tentang bagaimana sesungguhnya akhlak Nabi itu. Ketika ada sahabat yang bertanya kepada Aisyah isteri Nabi, kaifa akhlaquhu? ( bagaimana akhlak Nabi itu?) Aisyah menjawab dengan singkat akhlaquhu Al-Quran ( akhlaknya adalah Al-Quran). B. Konsep Etika, Moral Dan Akhlak Akhlak merupakan perilaku yang dibangun berbasis hati nurani. Meski ada yang mengklasifikasikannya menjadi akhlak mulia dan akhlak tercela, tapi pada lazimnya akhlak adalah suatu sebutan bagi perilaku terpuju yang berakar dari iman. Malah dasar pijakan akhlak adalah Al-Quran dan AlSunnah, sehingga perilaku yang tidak berdasar keduanya tidak ada jaminan sebagai akhlak mulia. Sumber pijakan inilah yang merupakan perbedaan prinsip dari akhlak dengan etika, budi pekerti, moral dan sebagainya.
ETIKA MORAL DAN AKHLAK
Berbicara masalah akhlak berarti berbicara tentang konsep al-husn (baik) dan al-qubh (buruk). Menurut Mutazilah al-husn adalah sesuatu yang menurut akal benilai baik dan al-qubh adalah sesuatu yang menurut akal bernilai buruk. Bagi Mutazilah baik dan buruk itu ukuranya adalah akal manusia. Berbeda dengan Mutazilah, Ahlu al-Sunnah berpendapat, bahwa yang dapat menentukan baik dan buruk bukan akal tetapi wahyu. Oleh karenanya Ahlu al-Sunnah berpendapat, bahwa al-husn adalah sesuatu yang menurut al-Quran dan al-Sunnah adalah baik dan al-qubh adalah sesuatu yang menurut al-Quran dan al-Sunnah adalah buruk. Secara terminologis akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara yang baik dan yang buruk, terpuji atau tercela, menyangkut perkataan dan perbuatan manusia lahir dan batin. Secara rinci kajian akhlak itu meliputi : a. Pengertian baik dan buruk b. Menerangkan apa yang harus dilakukan oleh seseorang manusia terhadap manusia lainnya. c. Menjelaskan tujuan yang seharusnya dicapai oleh manusia dengan perbuatan-perbuatannya. d. Menerangkan jalan yang harus dilalui untuk berbuat. Menurut Ibnu Maskawaih, akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya
untuk
melakukan
perbuatan-perbuatan
tanpa
melalui
pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Sejalan dengan apa yang diungkapkan
Ibnu Maskawaih, al- Ghazali menyebutkan bahwa akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan pikiran. Adapun moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukuranya adalah tradisi yang berlaku disuatu masyarakat. Seseorang dianggap bermoral kalau sikap hidupnya sesuai dengan tradisi yang berlaku di masyarakat tempat ia
ETIKA MORAL DAN AKHLAK
berada, dan sebaliknya seseorang dianggap tidak bermoral jika sikap hidupnya tidak sesuai dengan tradisi yang berlaku di masyarakat tersebut. Dan memang menurut ajaran islam pada asalnya manusia adalah makhluk yang bermoral dan etis. Dalam arti mempunyai potensi untuk menjadi makhluk yang bermoral yang hidupnya penuh dengan nilai-nilai atau normanorma. C. Hubungan Tasawuf Dengan Akhlak Tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Tuhan (Allah) dengan cara mensucikan hati (tashfiat al-qalbi). Hati yang suci bukan hanya bisa dekat dengan Tuhan, malah dapat melihat Tuhan (al-Marifah). Dalam taswuf, bahwa Tuhan Yang Maha Suci tidak didekati kecuali oleh hati yang suci. Menurut Zun Nun al-Misri, ada tiga macam pengetahuan tentang Tuhan: a. Pengetahuan awam : Tuhan satu dengan perantaraan ucapan syahadat. b. Pengetahuan ulama : Tuhan satu menurut logika akal. c. Pengetahuan kaum sufi : Tuhan satudengan perantaraan hati sanubari. Perbaikan akhlak menurut ilmu tasawuf, harus berawal dari pensucian hati. Persoalan yang mengemuka kemudian adalah bagaimana cara mensucikan hati dalam tasawuf ? Metode tasfiat al-qalb, dalam pendapat para sufi adalah dengan ijtinab al-manhiyyat (menjahui latangan Tuhan) adaa al-wajibat (melaksanakan kewajiban-kewajiban Tuhan), adaa al-naafilat (melakukan hal-hal yang disunatkan), dan al- riyadhah. Riyadhah artinya latihan spritual sebagai yang diajarkan oleh Rsulullah, sebab yang mengotori hati manusia adalah kemaksiatan-kemaksiatan yang diperbuat oleh manusia akibat ia lengah dari bujukan nafsu dan godaan setan. Kemaksiatan dapat mengakibatkan hati manusia kotor, kelam dan berkarat sehingga hati tidak berfungsi malah dapat mati. Kata para sufi, keadaan hati itu ada tiga macam. Pertama, hati yang mati yaitu hatinya orang kafir. Kedua, hati yang hidup yaitu hatinya orang
ETIKA MORAL DAN AKHLAK
beriman. Ketiga, hati yang kadang-kadang hidup dan kadang mati, itulah hatinya orang-orang fasik dan munafik. D. Indikator Manusia Berakhlak Manusia berakhlak adalah manusia yang suci dan sehat hatinya, sedang manusia tidak berakhak (a moral) adalah manusia yang kotor dan sakit hatinya. Indikator manusia berakhlak (husn al-khuluq), kata al-Gazali, adalah tertanamnya imam dalam hatinya. Sebaliknya manusia yang tidak berakhlak (suu al-khuluq ) adalah manusia yang ada nifaq didalam hatinya. Nifaq artinya sikap mendua dalam tuhan. Tidak ada kesesuaian antara hati dan perbuatan iman bagaikan akar dari sebuah tumbuhan, sebuah pohon tidak akn tumbuh pada akar yang rusak dan kropos.sebaliknya sebuah pohon akan baik tumbuhnya bahkan berbuah jika akarnya baik. Amal akan bermakna jika berpangkal pada iman, tetapi amal tidak membawa makna apa-apa apabila tidak berpangkal pada iman. Dengan mengutip beberapa ayat al-qurqn dan hadis selanjunya algazali mengemukakan tanda-tanda manusia beriman yang uraiannya sebagai berikut: a. Manusia beriman adalah manusia yang khusu dalam shalatnya. b. Berpaling dari hal-hal yang tidak berguna ( tidak ada faedahnya ). c. Selalu kembali kepada Allah. d. Mengabdi hanya kepada Allah. e. Selalu menguji dan mengagungkan Allah. f. Bergetar hatinya jika nama Allah disebut. g. Berjalan dimuka bumi dengan tawadhu dan tidak sombong. h. Bersikap arif menghadapi orang-orang awam. i. Mencintai orang lain seperti mencintai irinya sendiri. j. Menghormati tamu k. Menghargai dan menghormati tetangga. l. Berbicara selalu baik, santun dan penuh makna. m. Tidak banyak bicara dan bersikap tenang dalam menghadapi segala persoalan. n. Tidak menyakiti orang lain baik dengan sikap maupun perbuatan. E. Akhlak dan Aktualitasnya Dalam Kehidupan Nabi berkata kepada para sahabat :
ETIKA MORAL DAN AKHLAK
perbaharuilah iman kamu sekalian. Para sahabat menjawab : bagaimana cara kami memperbaharui iman, dan memperkuat iman ya Rasulullah ? Rasulullah menjawab yaitu dengan banyak berdzikir kepada allah. Tasawuf adalah upaya spiritual bagaimana agar manusia dapat memiliki akhlak al-karimah. Zikir adalah ruh amal shaleh. Jika sebuah amal shaleh lepas dari dzikir maka laksana jasad tanpa ruh. Secara singkat Al-Ghazali menyebutkan bahwa untuk mencapai akhlak yang baik, ada tiga cara yaitu : a. Akhlak yang merupakan anugrah dan kasih sayang Allah, yakni orang yang memiliki akhlak baik secara alamiah (bi al-thabiah wa al-fitrah) b. Dengan mujahadah (menahan diri) c. Dengan riyadhah melatih diri secara spiritual, dan bentuk riyadhah yang disepakati para sufi, sebagai telah dijelaskan antara lain ialah dengan dawam al-zikr.