BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Nitrobenzen merupakan senyawa yang dapat disintesis
dengan cara mereaksikan benzene dengan asam nitrat pekat
dengan
menggunakan
H2SO4
sebagai
katalisator.
sifatnya
yang
sangat
kompleks.
Limbah
yang
lain,
selain
itu
sebagian
besar
dari
produksi
sintesis
Nitrobenzen
ini
yaitu
karena
NITROBENZENE
berdasarkan reaksi nitrasi, yaitu mereaksikan benzen dengan Asam
Nitrat (HNO3)P dengan menggunakan Asam Sulfat (H 2SO4) sebagai
katalisator
nitrobenzen)
berdasarkan
setelah
terbentuknya
melalui
lapisan
beberapa
organik
pencucian
(lapisan
kemudian
ditentukan rendamennya.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud percobaan yaitu untuk mengetahui dan
memahami cara pembuatan Nitrobenzene dengan metode
nitrasi.
1.3 Tujuan Praktikum
Tujuan percobaan yaitu Melakukan sintesa Nitrobenzene
melalui reaksi nitrasi dari reaksi antara campuran Asam
Sulfat (H2SO4) dan Asam Nitrat (HNO3) dengan Benzene yang
kemudian ditentukan rendamennya.
YULIA RAHMAH
15020130115
NITROBENZENE
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Dalam laboratorium ,substitusi aromatik elektrofilik
digunakan
daripada
awalnya
sebagai
substitusi
tidak
reaksi
sintetik
aromatic
terlalu
dibatasi
secara
lebih
meluas
nukleofilik,karena
bahan
oleh
persyaratan.
Agar
Bila
menggunakan
reaksi
substitusi
aromatik
adalah
pengarah
tersubstitusi,urutan
meta.
reaksi
Dalam
substitusi
sintesis
benzene
adalah
penting.
NITROBENZENE
utama. Macam-macam senyawa aromatik yang diperoleh
ialah hidrokarbon, fenol dan senyawa heterosiklik aromatik
(Fessenden, 1986).
Molekul
struktur
hidrokarbon
seperti
molekul
aromatik
benzene
mempunyai
C6H6.
Pada
dasar
cincin
dua
substituen
pada
cincin
benzene.
Orto
hidrokarbon
aromatik
ialah
karena
sifat
C6H5NO2
C6H5 NHOH
(N-Fenil-hidroksi amina)
C6H5NH2
(Anilina)
NITROBENZENE
halogen pada tempat orto atau para dan memperkuat sifat asam atau
gugus OH pada tempat orto ata para.
Zat-zat antara (nitrobenzene dan N-fenilhidroksil amina)
tidak dapat dipisahkan karena amat cepat direduksi. Maka
reduksi
dalam
suasana
asam
lambung
terjadi
aniline.
pada
sebuah
atom
hydrogen
dan
tiap
karbon
pemisahan
cara
yang
terbaik
untuk
bersih,haruslah
menggabungkan
tanpa
Misalnya,
harus
melalui
MgNH4PO4.6H2O
temperature
kadang-kadang
yang
tinggi.
dikeringkan
YULIA RAHMAH
15020130115
NITROBENZENE
eter dan menyaring air dari endapan selama beberapa menit.
Namun, prosedur ini normalnya tidak disarankan karena
bahaya dari penghilangan air yang tidak tuntas dengan
pencucian (Underwood, 2002).
Istilah senyawa aromatik sebelumnya dipakai untuk
menggambarkan senyawa dengan aroma tertentu. Dalam
kimia organik istilah tersebut sekarang mempunyai arti
tersendiri yaitu aromatik dipakai untuk menunjukkan macam
ikatan untuk senyawa tertentu. Umumnya walaupun ada
kekecualian
senyawa
digambarkan
dengan
aromatik
rumus
adalah
yang
senyawa
mengandung
siklik
ikatan
istilah
alifatik
yang
menunjukkan
senyawa
bukan
aromatik seperti alkana. Zat-zat antara (Nitrobenzen dan Nfenilhidroksil amina) tidak dapat dipisahkan karena amat
cepat direduksi. Maka reduksi dalam suasana asam lambung
terjadi aniline (Fesenden, 1986).
2.2 Prosedur Kerja (Anonim, 2015)
1. Dalam labu alas bulat dimasukkan 195 g (110 mL) asam
sulfat pekat, tambahkan 120 g (85 mL) asam nitrat pekat
(BJ
1,4)
sedikit
demi
sedikit
sambil
dikocok
dan
didinginkan.
2. Setelah suhu cairannya sesuai dengan suhu kamar,
dipindahkan ke dalam corong pisah sebesar 125 mL yang
ditaruh di atas lingkaran besi berbentuk cincin.
3. Kedalam erlenmeyer ditaruh 65 g (75 mL) benzen dan
kedalamnya
ditambahkan
20
mL
dari
campuran
YULIA RAHMAH
15020130115
NITROBENZENE
4. Campuran dikocok melingkar dan bila suhu naik sampai
50oC, segera didinginkan dalam air, agar tetap tercapai
suhu antara 50oC - 60oC.
5. Bila reaksi eksoterm ini mereda, tambahkan lagi asamnya,
proses ini diulangi sampai semua asamnya habis.
6. Setelah
penambahan
selesai,
pengocokan
melingkar
sesuai
dan
lapisan
bawah
yang
mengandung
YULIA RAHMAH
15020130115
NITROBENZENE
BAB III METODE KERJA
3.1 Alat praktikum
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum adalah
aluminium foil, baskom, batang pengaduk, botol semprot,
bulk, corong, corong pisah, erlenmeyer, gelas kimia, gelas
ukur, klem dan
statif,
Dimasukkan
diletakkan
kedalam
erlenmeyer
corong
dibawahnya.
pisah
Larutan
lapisan
nitrobenzennya
dan
YULIA RAHMAH
15020130115
hitung
volume
NITROBENZENE
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
N
o
1
2
3
4
5
Bahan
Volume
Asam sulfat
Asam nitrat
Benzen
Volume nitrobenzene
% rendamen
110 mL
85 mL
50 mL
47 mL
81,81%
= 78 g/mol
BJ Benzen
= 0,876 g/mL
Volume nitrobenzene= 47 mL
1 mol benzen setara dengan 1 mol nitrobenzen
Gram benzen
= Vol x BJ
= 50mL x 0,876 g/mL
= 43,8 gr/mL
mol benzene
Gram
Mr Benzene
43,8 g
78 g/mol
= 0,56
Berat nitrobenzen secara teoritis
1 mol nitrobenzen : 1 mol benzen
Gram nitrobenzen = Mr mol
= 123,11 0,56 mol
= 68,94 gram
Berat nitrobenzen secara praktikum
Gram Nitrobenzene = Vol x BJ Nitrobenzen
= 47 mL x 1,20 g/mL
YULIA RAHMAH
15020130115
NITROBENZENE
= 56,40 gram
%rendamen
56,40 g
68,94 g
x 100%
x 100%
= 81,81 %
4.2 PEMBAHASAN
Nitrobenzen merupakan suatu pelarut organik yang banyak
digunakan dalam bidang farmasi, yang digunakan dalam melarutkan
bahan-bahan obat yang tentunya sukar larut dalam pelarut-pelarut
organik lain, selain itu selain dapat juga dijadikan sebagai bahan
peledak. Senyawa ini dapat disintesis dari benzen dengan asam nitrat
pekat dan menggunakan katalisator asam sulfat pekat.
Adapun
tujuan
percobaan
yaitu
untuk
melakukan
sehingga
ketidakstabilan
akan
pada
mengeluarkan
campuran
dan
gas
membuat
menyulitkan
NITROBENZENE
ditambahkan / dititrasi sedikit demi sedikit ke dalam larutan benzene
pada
erlemeyer
yang
dipasangi
dengan
termometer
untuk
mengakibatkan muncratnya
sebab dapat
dimasukkan
ke
dalam
erlenmeyer
dan
NITROBENZENE
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh larutan nitobenzen
sebanyak 47 mL dengan rendamen sebesar 81,81%.
5.2 Saran
Disarankan agar dalam pengerjaan nitrobenzene agar
sekiranya berhati-hati karena berbahaya, terlebih ketika
suhunya naik.
YULIA RAHMAH
15020130115
NITROBENZENE
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2015, Penuntuk Praktikum Kimia Organik Sintesis,
Fakultas Farmasi UMI, Makassar.
Besari, Ismail, 1982, Kimia Organik untuk Universitas, Armico-Press,
Bandung.
Fesenden dan Fessenden. 1986, Dasar-dasar Kimia Organik,
Erlangga, Jakarta.
Petrucci, Ralph, 1985, Kimia dasar, Erlangga, Jakarta.
Underwood, 2002, Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam,
Jakarta, Erlangga.
YULIA RAHMAH
15020130115