Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KIMIA ORGANIK III

“Sintesis Nitrobenzen, Asam pikrat, Anilin”

Disusun Oleh :
Kelompok 2 Kelas 3A
Sherly Aesya 1704015020
Ida Mugi Rahayu 1704015191

FAKULTAS FARMAS DAN SAINS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAN PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt. karena berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat serta
salam senantiasa kami curahkan kepada nabi besar Muhammad saw. Beserta keluarga
dan sahabatnya. Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Kimia Organik 3 di semester ganjil. Judul makalah kami adalah “Sintesis
Senyawa Nitrobenzen, Asam pikrat, dan Vanilin”.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan karena
kami masih dalam tahap pembelajaran. Namun, kami tetap berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat khususnya bagi kami sebagai penulis dan umumnya bagi
para pembaca.
Kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat kami harapkan untuk perbaikan
dan penyempurnaan pada makalah kami berikutnya. Untuk itu kami ucapkan terima
kasih.

Jakarta, Desember 2018

Penulis
DAFTAR ISI

PRAKATA
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. SENYAWA NITROBENZEN
B. SENYAWA ASAM PIKTRAT
C. SENYAWA ANILIN
BAB III PEMBAHASAN
A. SINTESIS SENYAWA NITROBENZEN
B. SINTESIS SENYAWA ASAM PIKRAT
C. SINTESIS SENYAWA ANILIN
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sintesis adalah proses reaksi kimia dimana suatu senyawa bereaksi dengan senyawa
lainnya dan membentuk suatu senyawa tertentu. Reaksi umumnya yang terjadi A+ B
menjadi C. Senyawa yang menjadi penyusun terjadinya reaksi bisa dua, tiga, empat atau
lima senyawa. Reaksi sintesis merupakan reaksi yang paling sering terjadi. Pada intinya
sintesis merupakan proses reaksi antara senyawa lain sehingga membentuk produk
senyawa yang baru. (Muria, 2006)
Pada makalah ini akan di bahas mengenai sintesa senyawa organik yang berasal
dari bahan sederhana menjadi bahan kompleks seperti sintesis nitrobenzen, sintesis
asam pikrat dan sisntesis anilin. Semua sintesis dilakukan melalui proses tertentu
dengan penambahan reagen yang cocok.
Reagen adalah zat atau senyawa yang ditambahkan kedalam sistem dalam rangka
untuk membawa tentang reaksi kimia atau ditambahkan untuk melihat jika reaksi
terjadi. Selain istilah reagen dalam proses sintesis juga ada yang namanya reaktan,
reaktan sendiri merupakan zat yang lebih khusus digunakan dalam proses reaksi
kimia. Salah satu penambahan reagen ialah dengan menggunakan katalis, katalis
yang biasa digunakan adalah senyawa asama misalnya seperti H2SO4. Katalis
sendiri adalah suatu senyawa yang dapat mempercepat reaksi tanpa ikut bereaksi.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses sintesis dari senyawa nitrobenzen
2. Bagaimana proses sintesis dari senyawa asam pikrat
3. Bagaimana proses sintesis dari senyawa anilin

3. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses sintesis dari senyawa nitrobenzen
2. Untuk mengetahui proses sintesis dari senyawa asam pikrat
3. Untuk mengetahui proses sintesis dari senyawa anilin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Senyawa Nitrobenzen

Benzen merupakan senyawa aromatik sederhana yang pertama kalinya


diisolasi pada tahun 1825 oleh ahli kimia Inggris Michael Faraday. Benzena
terdistribusi dengan awalan orto, meta dan para. Dan tidak dengan nomor-nomor
posisi seperti hidrokarbon alifatik dan alisiklik, benzene dan hidrokarbon aromatik
lain bersifat non polar. Maka tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
seperti dietil eter karbon tetraklorida atau heksana. Benzen sendiri digunakan secara
meluas sebagai pelarut. (Respati, 1995)
Nitrobenzen memusnahkan sel-sel darah merah. Dan dengan hemoglobin
membentuk suatu kompleks yang tidak dapat mengikat oksigen. Akibat ini
“cyanosis” dan pernapasan terhenti. Nitrobenzen mempengaruhi hati
mengakibatkan “atrophy” karena nitrobenzene beracun maka jangan menghirup
dan jangan sampai terkena kulit (Fessenden, 2000).
Nitrobenzen merupakan senyawa yang umumnya digunakan sebagai bahan
pelarut organik selain dapat juga dijadikan sebagai bahan peledak selain itu
nitrobenzene biasa digunakan dalam pembuatan anilin sebagai pengawet dalam
pembuatan cat kuku dan semir sepatu. Nitrobenzen merupakan senyawa yang
umumnya digunakan sebagai bahan pelarut organik selain dapat juga dijadikan
sebagai bahan peledak.
Senyawa ini dapat disintesis dari benzen dengan asam nitrat pekat dan
menggunakan katalisator asam sulfat pekat. Mekanisme kerjanya adalah dengan
menurunkan energi aktivasi reaksi sehingga energi yang dibutuhkan untuk bereaksi
lebih kecil dan reaksi semakin mudah terjadi. Nitrobenzene memiliki pemerian
berupa cairan kuning , bau khas serta kelarutan yang praktis tidak larut dalam air.
B. Senyawa Asam pikrat

Gambar 1. struktur molekul Asam Pikrat

Asam pikrat (2,4,6-trinitrofenol) adalah suatu turunan dan fenol. Reaksi


pembentukan asam pikrat dari fenol tidak dapat diperoleh secara langsung dari
asam nitrat dengan fenol, karena fenol terlalu sensitif terhadap reaksi oksidasi.
Untuk memperoleh hasil baik, maka dalam prosesnya fenol harus terlebih dahulu
dilakukan reaksi sulfonasi (reaksi dimana atom H pada gugus aromatik fenol
akan disubstitusi oleh HSO3 - ) untuk pembentukkan asam, 2,4-disulfonat dan
kemudian ditambahkan asam nitrat untuk reaksi campurannya. Gugus asam
sulfonat dapat melindungi fenol dan oksidasi dari asam nitrat. Kemudian gugus
asam sulfonat tersebut akan pelan-pelan digantikan oleh gugus nitro. Kegunaan
utama asam pikrat adalah sebagai bahan peledak dan juga telah digunakan dalam
pengobatan (antiseptik, luka bakar), pewarna, dan sebagai bahan kimia. Asam
pikrat memiliki nama lain trinitrofenol dengan pemerian serbuk hablur, kuning
terang, tidak berbau dan mudam meledak. Kelarutan asam pikrat yaitu agak sukar
larut dalam air dan mudah larut dalam etanol. Dengan titik lebur 121o dan 123o
(Harizon, 2011).
penggantian gugus H+ pada cincin aromatis dengan suatu elektrofil (E+) yang
merupakan spesi yang kekurangan elektron. Pada reaksi ini gugus nitro (NO2 +)
merupakan elektrofil. Reaksi substitusi gugus H+ pada benzena oleh gugus nitro
disebut reaksi nitrasi. Nitrasi merupakan salah satu reaksi yang penting
disebabkan dua alasan, yang pertama karena proses yang paling utamanya adalah
menyiapkan komponen aromatik nitro yang berperan penting dalam pembuatan
beberapa pembuatan bahan kimia seperti, pembuatan solven, bahan obat-obatan,
farmasi, bahan peledak, dan sebagai bahan intermediet untuk bahan baku
pabrik;dan yang kedua karena merupakan salah satu bagian yang mengalami
perkembangan sangat pesat dalam teori kimia organik (Hoggett, et al; 1971). Ion
Nitril, NO2 + (ion nitronium) dapat dibentuk melalui pencampuran asam nitrat
dengan asam sulfat yang dikenal sebagai asam campuran. Asam sulfat (H2SO4)
disebut sebagai media penitrasi karena berguna sebagai tempat terionisasinya
HNO3 menjadi ion nitril (NO2 +). Ion NO2 + ini harus dibentuk terlebih dahulu
dengan mencampurkan asam nitrat dan asam sulfat sehingga terbentuk ion NO2 +
dan ion HSO4 - . Ion NO2 + yang terbentuk kemudian menyerang benzena
membentuk sigma kompleks, dan kemudian sigma kompleks ini memberikan
atom H yang ada pada benzene kepada ion HSO4 - yang terbentuk sebelumnya.
Sehingga di akhir reaksi akan terbentuk molekul nitrobenzene dan H2SO4.

C. Senyawa anilin
Anilin merupakan bahan kimia yang dapat dibuat dari beberapa macam
cara dan bahan serta dapat digunakan untuk membuat produk kimia, dalam era
industrialisasi ini anilin mempunyai peranan penting yaitu digunakan sebagai
zat pewarna dan karet sintesis. Anilin memiliki pemerian berupa cairan seperti
minyak, tidak berwarna atau kuning pucat. (Suhendra, E, 2013).

Karena pentingnya anilin dalam pemanfaatannya oleh karena itu melalui


penelitian sintesis anilin akan diketahui proses dan metode sintesis anilin
dengan benar sehingga praktikan dapat mengaplikasikannya dengan baik
dalam laboratorium. Tujuan dari penelitian sintesis anilin adalah mengetahui
reaksi redoks dalam reaksi senyawa organik dan mempraktekkan prinsip
salting out dalam sintesis.

Anilin pertama disintesis pada abad 19 tetapi baru berguna dan


menjadi penting setelah pemanfaatannya sebagai polimer. Polimer anilin dan
turunannya lebih banyak digunakan karena stabilitasnya terhadap oksigen dan
air. Sintesis anilin dapat dilakukan dengan cara kimia ataupun elektrokimia.
(Valle M.A, dll, 2012).
Hoffman memperoleh anilin dengan mereduksi nitrobenzene. Anilin
tidak berwarna, berminyak / licin, mudah terbakar dan sedikit larut dalam air
dingin. Anilin memiliki rumus C6H5NH2 dengan struktur sebagai berikut.
(Kurniawan, 2012)

H2N

Gambar 1. Struktur Anilin

Anilin dipreparasi dengan berbagai cara yaitu reduksi nitrobenzene dengan


reagen besi hidrokloric cair dan perlakuan klorobenzena dengan ammonia pada
temperatur tinggi dan tekanan tinggi dengan adanya katalis berikut reaksi yang terjadi.
(Morrison, R and Robert N.B, 2007)

H
- +
O + O H N H Cl- NH2
N

Fe, 30% HCl Na2CO3

heat

nitrobenzen anilium klorida anilin

Gambar 2. Nitrobenzen direduksi dengan Fe


BAB III
PEMBAHASAN

A. Proses sintesis senyawa nitrobenzen


Alat : alat yang digunakan dalam praktikum adalah aluminium foil, baskom,
batang pengaduk, botol semprot, bulb, corong, corong pisah, erlenmeyer, gelas
kimia, gelas ukur, klem + statif, kertas timbang, pipet tetes, pipet volume,
sendok tanduk, termometer, dan timbangan analitik.
Cara Kerja :
Pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Kemudian masukkan asam nitrat 35 ml ke corong pisah lalu tambahkan asam
sulfat pekat 50 ml sedikit demi sedikit. Tujuan dari pencampuran ini adalah
untuk mendapatkan ion hidrogen sulfat yang akan bereaksi sebagai katalisator
dalam reaksi ini.
Dalam melakukan pencampuran larutan asam, larutan asam sulfat
pekat yang ditambahkan kedalam asam nitrat pekat karen BJ asam sulfat pekat
lebih besar daripada BJ asam nitrat pekat. Selain itu, sifat asam nitrat yang
merupakan cairan berasap sehingga akan mengeluarkan gas yang dapat
membuat ketidakstabilan pada campuran dan menyulitkan pengamatan,
sedangkan asam sulfat tidak mengeluarkan gas. Oleh karena itu yang
dimasukkan sedikit demi sedikit adalah asam sulfat ke dalam corong pisah
yang berisi asam nitrat pekat.
Larutan dikocok sempurna dengan hati-hati sambil sesekali tutupnya
dibuka agar uap nitrobenzen hilang. Kemudian teteskan sedikit demi sedikit
campuran pada corong pisah ke dalam erlenmeyer yang berisi 20ml benzen
dan dipasang termometer serta dijaga suhunya agar tetap tercapai suhu 50°C.
Campuran dikocok melingkar dan bila suhu naik sampai 50°C, segera
didinginkan dalam air, agar tetap tercapai suhu antara 50°C - 60°C. Ketika
larutan asam ditambahkan pada benzen dan kemudian dikocok, maka akan
timbul panas karena reaksi yang eksoterm. Suhu pada reaksi ini tidak boleh
lebih dari 60°C, sebab kemungkinan akan terjadi m-nitrobenzen dan senyawa
nitro yang lebih tinggi. Suhu di bawah 50°C juga tidak dikehendaki, sebab jika
reaksi terjadi misalnya pada suhu sekitar 0°C, maka benzennya ada
kemungkinan setelah semua asamnya ditambahkan, dapat menyebabkan
muncratnya campuran reaksi.
Setelah itu dipindahkan campuran ke dalam corong pisah kemudian
buang lapisan asamnya, dan ditambahkan air ke dalam corong pisah.
Kemudian diamkan hingga terdapat 2 lapisan, dan dibuang lapisan airnya.
Setelah itu ditambahkan natrium hidroksida ke dalam corong pisah kemudian
diamkan dan buang natrium hidroksidanya. Setelah itu dicuci lagi nitrobenzen
dengan air dan didiamkan lalu diamkan hingga membentuk 2 lapisan dan
dipindahkan lapisan nitrobenzennya.
Dalam pencucian terhadap nitrobenzen yang terbentuk, dilakukan
sebanyak tiga kali yaitu dengan air pada pencucian pertama dan ketiga, dan
dengan menggunakan NaOH pada pencucian kedua. Pencucian dengan air
dimaksudkan untuk menghilangkan atau melarutkan senyawa pengotor yang
masih berada dengan nitrobenzen. Sedangkan pencucian dengan natrium
hidroksida dimaksudkan untuk mengikat kelebihan asam yang masih ada.
Kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan dengan CaCl2
2 gr, ini dimaksudkan untuk mengikat air dari hasil pencucian yang telah
dilakukan sebelumnya dan dipanaskan di atas water bath, agar nitrobenzen
yang terbentuk benar-benar murni. Kemudian dipanaskan, setelah itu disaring
ke dalam labu destilasi dan didestilasi. Kemudian dihitung persen rendemen.

B. Proses sintesis senyawa asam pikrat


Alat : labu alas bulat, water bath, baskom/penangas es, pipet tetes, batang
pengaduk, bekker glass,kertas saring, corong.
Bahan : fenol, asam sulfat pekat, asam nitrat pekat, aqua dest, es batu, etanol

Prinsip kerja yang dilakukan pada pembuatan asam pikrat ini adalah Fenol
dioksidasi oleh asam nitrat dalam suasana asam. Reaksi yang terjadi
merupakan reaksi nitrasi yang menggunakan peraksi asam nitrat dengan
katalisator asam sulfat pekat membentuk senyawa nitro benzena.
Langkah pertama yang dilakukan adalah mencampurkan fenol dan
asam sulfat pekat dalam labu bulat lalu dipanaskan dalam water bath
untuk mempercepat proses reaksi. Fenol berfungsi sebagai reagen utama yang
mempunyai cincin aromatik dan gugus – OH. Gugus – OH merupakan gugus
pendorong elektron yang akan mengaktifkan inti benzene, sekaligus pengarah
posisi orto-para. Asam sulfat pekat berfungsi sebagai reaktan yang akan
melindungi posisi para pada fenol sekaligus mengurangi kereaktifan fenol
membentuk 4-hidroksi benzenasulfonat dan sebagai katalis yang akan
mengubah asam nitrat menjadi ion nitronium. Asam sulfat akan kembali
terbentuk setelah atom hidrogen yang berikatan dengan cincin benzene
terlepas. Kemudian larutan akan berubah warna menjadi lebih bening yang
menandakan bahwa telah terbentuk asam fenolsulfonat.
Langkah selanjutnya adalah mendinginkan larutan sambil ditetesi
asam nitrat pekat. Pendinginan dilakukan karena reaksi yang terjadi bersifat
eksoterm. HNO3 pekat berfungsi sebagai reaktan penitrasi yang akan masuk ke
dalam cincin benzene dalam bentuk ion nitroniumnya. Ion nitronium terbentuk
akibat presensi dari asam sulfat. Ketika penambahan asam nitrat menghasilkan
uap kemerahan yaitu gas NO2 dari reaksi antara asam p-fenolsulfonat dengan
asam nitrat. Selanjutnya campuran dipanaskan sambil dikocok sampai gas
NO2 hilang yang ditandai dengan timbulnya uap berwarna kuning.
Langkah selanjutnya adalah menambahkan aquades dan didinginkan
hingga terbentuk endapan lalu disaring dan dicuci dengan aquades dingin.
Aquades berfungsi sebagai pelarut yang akan menarik pengotor polar yang
menempel pada kristal asam pikrat, sehingga didapatka kristal yang murni.
Selanjutnya melakukan rekristalisasi dengan penambahan air : etanol
(2:1). Rekristalisasi adalah proses pemurnian suatu kristal dengan melarutkan
kristal tersebut dengan suatu pelarut dan dipanaskan hingga mendekati titik
didih pelarut. Lalu dinginkan untuk kembali membentuk kristal. Penggunaan
air dan etanol ini karena kedua larutan tersebut mempunyai perbedaan
kepolaran sehingga dapat menghilangkan pengotor. Selain itu takaran 2:1
dengan komposisi 2 untuk air dan 1 untuk etanol dilakukan agar stabil kadar
antara air dan etanol. Disamping itu juga agar tidak banyak kristal asam pikrat
yang larut ketika proses rekristalisasi karena asam pikrat larut dalam etanol.
Kristal kemudian dikeringkan dan ditimbang. Kristal yang terbentuk berwarna
putih kekuningan yang disebut dengan asam pikrat.

C. Proses sintesis senyawa anilin


Alat dan bahan : Peralatan utama yang digunakan pada penelitian ini yaitu
satu set alat refluks dan satu set alat destilasi. Peralatan analisa meliputi gelas
ukur, gelas kimia, pipet tetes, pengaduk, neraca analitik, oven, corong pisah,
aluminium foil, bola hisap, batu didih, termometer, tabung reaksi, dan botol
semprot. Bahan yang digunakan adalah larutan nitrobenzena, serbuk besi,
larutan HCl, larutan NaOH, padatan NaCl, larutan FeCl3, dan larutan
kloroform.
Prosedur :

Penelitian sintesis anilin digunakan dua metode, yaitu metode refluks


dan metode destilasi uap. Larutan nitrobenzena dipipet sebanyak 25mL
menggunakan pipet ukur dan dimasukkan ke labu alas bulat, kemudian
ditambahkan 25gram serbuk besi sehingga terbentuk gumpulan hitam.
Kemudian labu alas bulat dimasukkan ke wadah yang berisi air es dan
ditambahkan 50mL larutan HCl sedikit demi sedikit, setiap 5 tetes
penambahan labu digoyang. Setelah penambahan 50mL larutan HCl,
dimasukkan batu didih kedalam labu alas bulat dan dirangkai alat refluks
kemudian direfluks selama satu jam setelah uap air pertama menetes kedalam
labu alas bulat. Setelah dilakukan refluks larutan berwarna hitam kekuningan,
kemudian didinginkan pada temperatur ruangan sekitar ± 10 menit atau
hingga larutan dingin. Padatan NaOH ditimbang sebanyak 15gram dan
dilarutkan kedalam 25mL akuades kemudian dikocok hingga seluruh NaOH
larut.
Setelah itu dimasukkan kedalam labu alas bulat dan dirangkai alat
destilasi. Katel dihubungkan pada labu alas bulat ketika dilakukan destilasi
agar terbentuk uap yang menjaga tekanan dalam labu saat temperatur tinggi.
Corong pisah digunakan sebagai wadah penampung destilat yang diperoleh
agar mudah saat dilakukan pemisahan fasa. Destilat yang diperoleh berwarna
kuning-putih untuk fasa cair dan berwarna kuning-kecoklatan untuk fasa
organik atau anilin. Destilat yang diperoleh ditambahkan padatan NaCl
sebanyak 20 gram agar kelarutan anilin dalam fasa cair berkurang. Larutan
dikocok hingga seluruh NaCl larut dan terbentuk dua lapisan yang jelas antara
fasa air dan anilin. Anilin berada di lapisan atas karena berat jenis anilin lebih
ringan daripada berat jenis air. Setelah itu dipisah dan anilin yang diperoleh
dihitung volume, massa, densitas dan rendemennya. Diperoleh volume anilin
sebanyak 6.4mL, massa anilin 6.43gram, densitas 1.005gram/mL dan
rendemen 63.6%. Dua tabung reaksi diisi kloroform dan larutan FeCl3 pada
tabung reaksi yang berbeda. Kemudian ditambah anilin tiga tetes dan dikocok,
anilin pada kloroform mampu larut dan terbentuk larutan berwarna kuning
cerah, sedangkan pada larutan FeCl3 terbentuk endapan coklat di lapisan
bawah dan lapisan atas tetap tidak berwarna, sehingga anilin tidak larut dalam
larutan FeCl3.

-
O + O H + -
O O N O N H O
+ H N
N
Fe,HCl
+ H- +
H H H H

H
+
NH OH NH O NH2
H

+ H-
+ H H + H2O
H-
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Nitrobenzen merupakan senyawa hasil sintesis dengan bahan awal berupa
benzenan dengan asam sitrat pekat dengan menggunakan katalis berupa asam
sulfat pekat dengan pemerian kuning dengan bau khas dan praktis tidak larut
dalam air.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga


Fessenden & Fessenden. 1992. Kimia organik. Jakarta : PT. Gramedia.
Kurniawan. 2012. Penuntun Praktikum Farmasi I. Kendari : Universitas Halvaleo.

Morrison, R and Robert N.B. 2007. Organic Chemistry Sixth Eddition, Prectice Hall of India,
New Delhi.

Muria. 2006. Sintesis. www.ahlikimia.com. diakses tanggal 6 Mei 2016.

Riswiyanto. 2009. Kimia organik. Jakarta : Erlangga

Suhendra, E. 2013. Keberadaan Anilin di Sungai Citarum Akibat Penggunaan Azo pada
IndustriTekstil. Semarang : Universitas Diponegoro.

Tim KBI Organik. 2013. Praktikum Sintesis Kimia Organik. Depok : FMIPA UI.
Valle M.A, Manuel A, Euddy D, Pedro P, Fernando R, Maria B, Monica P and Juan P. 2012.
Electro-Synthesis and Characterization of Aniline and o-aniside Oligomers.
International Journal of Electrochemical Science. 2552-2565.

Anda mungkin juga menyukai