PEMBUATAN NITROBENZENE
Disusun Oleh
Firdaus Aditama
2017430035
2019
I. JUDUL PERCOBAAN : PEMBUATAN NITROBENZENE
II. PRINSIP PERCOBAAN
Nitrasi adalah reaksi terbentuknya senyawa nitro atau masuknya gugus Nitro
(NO2) ke dalam suatu senyawa.
III. MAKSUD DAN TUJUAN
Untuk mengetahui cara pembuatan Nitrobenzene dari benzen dan asam nitrat
dengan katalis H2SO4
Untuk memurnikan nitrobenzen dengan destilasi
Untuk mengetahui sifat fisika dan sifat kimia dari Nitrobenzen
Untuk mengetahui refraksi dari nitrobenzen
IV. REAKSI
C6H6 + HNO3 C6H5NO2 + H2O
V. TEORI
Senyawa - senyawa mononitro terjadi jika asam nitrat pekat berlebihan atau
suatu campuran asam nitrat pekat dengan asam sulfat pekat bereaksi dengan benzene
atau homolog-homolognya.
C6H6 + HNO3 C6H5NO2 + H2O
Pada nitrasi ini terbentuk air sehingga asam nitratnya menjadi encer. Jka
hanya digunakan asam nitrat maka harus digunakan asam nitrat berlebih, karena
kadar air yang terbentuk akan membuat asam nitrat tidak dapat mengadakan nitrasi.
Jika mengguanakan asam nitrat pekat dan asam sulfat pekat maka cukup jika diambil
suatu jumlah asam nitrat yang lebih sedikit daripada yang dibutuhkan menurut teori.
Nitrat hidrokarbon aromatic merupakan suatu reaksi eksoterm yang tak dapat
berbalik, jika nitrobenzene dipanaskan dengan air 200 oC maka nitrobenzene tak
berubah. Sifat dalam senyawa-senyawa niro aromatis tidak ada atom hydrogen yang
dapat diganti dengan logam seperti pada senyawa-senyawa nitro alifatik primer dan
sekunder karena disini gugus nitro terikat secara tersier artinya bahwa pada atom
karbon yang mengikat gugus nitro tidak ada hydrogen.
Nitrobenzene merupakan suatu zat cair berwarna kuning muda, berbau buah
badan pahit, zat ini beracun terutama dalam keadaan uap. Dalam industri digunakan
secara besar-besaran sebagai bahan pembuat aniline.
Senyawa benzena mempunyai rumus molekul C6H6, dan termasuk dalam golongan
senyawa hidrokarbon. Bila dibandingkan dengan senyawa hidrokarbon lain yang
mengandung 6 buah atom karbon, misalnya heksana (C 6H14) dan sikloheksana (C6H12),
maka dapat diduga bahwa benzena mempunyai derajat ketidakjenuhan yang tinggi.
Dengan dasar dugaan tersebut maka dapat diperkirakan bahwa benzena memiliki ciri-ciri
khas seperti yang dimiliki oleh alkena. Perkiraan tersebut ternyata jauh berbeda dengan
kenyataannya, karena benzena tidak dapat bereaksi seperti alkena (adisi, oksidasi, dan
reduksi). Lebih khusus lagi benzena tidak dapat bereaksi dengan HBr, dan pereaksi-
pereaksi lain yang lazimnya dapat bereaksi dengan alkena. Sifat-sifat kimia yang
diperlihatkan oleh benzena memberi petunjuk bahwa senyawa tersebut memang tidak
segolongan dengan alkena ataupun sikloalkena.
Senyawa benzena dan sejumlah turunannya digolongkan dalam senyawa aromatik.
Penggolongan ini dahulu semata-mata dilandasi oleh aroma yang dimiliki sebagian dari
senyawa-senyawa tersebut. Perkembangan kimia pada tahap berikutnya menyadarkan para
kimiawan bahwa klasifikasi senyawa kimia haruslah berdasarkan struktur dan
kereaktifannya, dan bukan atas dasar sifat fisikanya. Saat ini istilah aromatik masih
dipertahankan, tetapi mengacu pada fakta bahwa semua senyawa aromatik derajat
ketidakjenuhannya tinggi dan stabil bila berhadapan dengan pereaksi yang menyerang
ikatan pi(π).
Seiring dengan meningkatnya perkembangan industri, maka limbah yang
dihasilkan juga meningkat. Limbah yang akan dibuang tersebut dapat mengandung
senyawa organik maupun logam berat berbahaya yang dapat mencemari lingkungan.
Macam-macam senyawa organik yang biasanya terkandung dalam limbah industri adalah
nitrobenzena, anilin, benzena, dan berbagai macam pelarut yang umumnya digunakan
dalam campuran komposisi bahan-bahan kimia. Senyawa organik ini sangat berbahaya
bagi mahluk hidup karena dapat menyebabkan berbagai macam penyakit yang serius dan
bahkan dapat menyebabkan kematian.
Nitrobenzena merupakan salah satu senyawa organik yang biasanya terkandung
dalam limbah industri kimia, dimana nitrobenzena cukup sulit diolah sebelum akhirnya
dibuang karena sifatnya yang sangat kompleks. Limbah yang mengandung nitrobenzena
ini dapat ditemukan pada industri pestisida dan sabun. Nitrobenzena disebut juga sebagai
nitrobenzol yang merupakan senyawa organik yang beracun dan dapat digunakan sebagai
pelarut atau agent pengoksida. Beberapa metode untuk meminimalkan ataupun
menghilangkan kandungan senyawa organik dalam limbah cair adalah dengan metode
adsorpsi dan metode ion sangat jarang dilakukan sebab membutuhkan biaya yang mahal
dan hanya digunakan pada skala yang kecil.
Pertumbuhan industri petrokimia di Indonesia semakin berkembang,
perkembangan industri petrokimia selain akan memberi nilai tambah pada migas sebagai
bahan bakunya juga akan mendorong beragamnya produk yang dihasilkan. Salah satu
industri yang mempunyai kegunaan penting dan memiliki prospek yang cerah adalah
senyawa aromatik seperti nitrobenzena. Nitrobenzena (C6H5NO2) dengan nama lain
nitrobenzida, nitrobenzol, mononitrobenzol atau yang sering dikenal dengan minyak
nitrobenzol mirban ialah senyawa hasil nitrasi senyawa aromatik yaitu benzen dengan
asam penitrasi baik asam campuran (asam nitrat dan asam sulfat) maupun asam nitrat.
Senyawa ini mempunyai bentuk fisik berupa cairan berwarna kuning muda (pucat)
dan mempunyai aroma seperti buah almond, serta mempunyai sifat sangat beracun bila
terhisap dan terkena kulit. Sebagian besar nitrobenzena (± 97%) merupakan bahan baku
dalam pembuatan anilin dan dapat digunakan dalam industri farmasi, sebagai bahan
peledak, pewarna, pestisida, obat-obatan dan sebagai pelarut dalam industri cat, sepatu dan
lantai dan sebagainya. Kebutuhan nitrobenzena di Indonesia diperkirakan akan terus
meningkat dengan berkembangnya industri-industri yang berbahan baku nitrobenzena di
Indonesia. Selain itu nitrobenzena belum diproduksi di dalam negeri sehingga untuk
mencukupi kebutuhan di dalam negeri masih didatangkan dari luar negeri.
Nitrobenzena adalah suatu campuran organik dengan rumusan kimia C6H5NO2.
Nitrobenzena ini sangat beracun, sebagian besar digunakan sebagai bahan dasar anilin dan
sebagai pelarut. Aplikasi yang lebih khusus, nitrobenzena digunakan sebagai bahan kimia
karet, peptisida dan segala macam hal yang berkenaan dengan farmasi. Nitrobenzena juga
digunakan sebagai bahan sepatu, semir lantai, pakaian kulit, mengecat bahan pelarut dan
material lain yang berfungsi menyembunyikan bau yang tak sedap.
Penitrasi aromatik yang terbanyak dilakukan dengan menggunakan campuran
asam nitrat dan asam sulfat peka pada suhu 50⁰C – 55⁰C. Nitrobenzena adalah racun yang
jika masuk ke dalam tubuh baik melalui penguapan maupun melalui adsorbsi tubuh.
Dalam senyawa nitrobenzena tak ada atom hidrogen yang dapat diganti oleh logam-logam
seperti pada senyawa-senyawa nitro alifatik primer dan sekunder, karena gugus nitro
terikat secara tersier, artinya pada atom C yang mengikat gugus nitro tidak ada hidrogen.
Senyawa nitrobenzena dapat disuling tanpa terjadi penguraian karena gugus nitronya kuat
sekali terikat.
Pada sintesis nitrobenzena ini, prinsip utamanya. Pertama nitrasi, yaitu
menerapkan suatu reaksi yang melibatkan pemasukan gugus nitro kedalam sebuah
molekul. Kedua subtitusi, yaitu penggantian salah satu atom atau gugus atom dalam
sebuah molekul oleh atom atau gugus atom lain.
Dalam proses nitrasi yaitu proses penambahan nitrogen pada suatu senyawa
karbon. Umumnya untuk membentuk suatu turunan senyawa nitro (penambahan gugus
nitro), H2SO4 berfungsi sebagai katalis asam.
C6H6 + HNO3 → C6H5NO2 + H2O
Dengan adanya gugus nitro menyebabkan cincin kurang reaktif, jika dibandingkan
dengan gugus metil dan hidrogen karena gugus nitro bersifat menarik elektron. Pembuatan
nitrobenzena ini adalah melalui proses nitrasi yaitu substitusi yang mudah dari hidrogen
pada benzena dengan menambahkan asam nitrat pekat dan asam sulfat pekat.
Nitrobenzena jika dipanaskan pada suhu 200oC tidak akan mengalami perubahan apapun.
Pada pembuatan nitrobenzena ini, pada saat merefluks suhunya harus tetap dipertahankan
antara 50 oC -60oC. Hal ini harus benar-benar diperhatikan. Sebab jika suhunya lebih dari
60oC maka yang akan terbentuk adalah dinitrobenzena dan trinitrobenzena. Namun jika
suhunya terlalu kecil, maka nitrobenzena tidak akan terbentuk. Sifat benzena yaitu
membentuk azeotrop dengan air, disamping sebagai bahan dasar pembentukan
nitrobenzena. Dalam senyawa nitrobenzena, tidak ada atom nitrogen yang dapat diganti
oleh logam-logam seperti pada senyawa-senyawa nitriolifatik primer dan sekunder, karena
disini gugus nitro terikat secara tersier.
Benzena adalah senyawa kimia organik yang merupakan cairan tak berwarna dan
mudah terbakar serta mempunyai bau yang manis dan bersifat karsinogen. Benzena
adalah salah satu komponen dalam bensin dan merupakan pelarut yang penting dalam
dunia industri. Benzena juga digunakan untuk bahan dasar dalam produksi obat-obatan,
plastik, bensin, karet buatan, serta pewarna. Dan merupakan kandungan alami dalam
minyak bumi.
Vanilin (4-hidroksi-3-metoksi benzaldehid) merupakan senyawa aldehida aromatik
yang penting. Pada awalnya vanillin diperoleh dari buah Vanilla planifolia, Andr.
Vanilin juga terdapat pada kemenyan, perubalsem, tolubalsem dan gula bit. Vanilin dapat
disintesis dari bahan guaiakol, protokhathekhuat aldehid, eugenol, dan safrol. Lampmann
et al.(1977) telah melakukan pembuatan vanilin dari eugenol dan dari serbuk gergaji kayu
pinus. Metode yang paling umum untuk pembentukan ikatan nitrogen dengan sistem
aromatis adalah dengan cara nitrasi. Ada beberapa macam metode reaksi nitrasi yang
dapat digunakan.
Metode yang sering digunakan, sesuai urutan kekuatannya adalah campuran asam
sulfat pekat dan asam nitrat pekat, uap asam nitrat dalam asetat anhidrida, asam nitrat
dalam asetat glasial, larutan asam nitrat. Dalam penelitian ini dilakukan dua metode
dalam nitrasi vanilin yaitu dengan larutan asam nitrat dan campuran asam sulfat pekat dan
asam nitrat pekat. Tahap awal dari sintesis 6-nitro veratraldehid adalah melalui metilasi
terhadap vanillin membentuk 3,4-dimetoksibenzaldehid (veratraldehida). Selanjutnya
dilakukan penambahan gugus nitro (nitrasi) pada posisi orto terhadap gugus aldehida
membentuk 3,4-dimetoksi-6-nitrobenzaldehid (Rastuti,2009).
Keterangan gambar :
Keterangan gambar :
1. Dalam sebuah labu volume 500cc dituangkan 42cc Asam sulfat pekat dan
perlahan-lahan sambil diaduk, dialirkan Asam nitrat sebanyak 37cc (campuran
ini menjadi panas dan didinginkan dalam air dingin).
2. Setelah campuran dingin dialirkan 30cc Benzene sedikit demi sedikit sambil
terus diaduk
3. Pada waktu diteteskan Benzene akan terlihat timbulnya warna coklat yang tak
lama lagi akan hilang.
4. Temperatur harus selalu dilihat jika lebih tinggi dari 60°C maka harus
didinginkan terus dengan air dingin sebelum ditambahkan Benzene.
5. Untuk menyempurnakan jalannya reaksi, labu dipanaskan di atas water bath kira-
kira 30 menit dan labu harus ditutup dengan gabus yang ditusuk dengan sebuah
pipa kaca vertical (styg buis) sebagai penghubung dengan udara luar.
6. Selama pemanasan ini harus sering dikocok agar bercampur dengan baik.
7. Setelah itu labu dibiarkan dingin dan tuangkan ke dalam air dingin sebanyak
1500cc, dikocok baik-baik dan akan terjadi cairan seperti minyak dalam air.
8. Kedua lapisan tersebut dipisahkan di dalam corong pemisah.
9. Cairan yang seperti minyak tersebut adalah Nitrobenzene dan kemudian
dituangkan ke dalam labu yang kering.
10. Nitrobenzene tersebut masih keruh karena mengandung air, untuk itu
ditambahkan CaCl2 exicatus sambil dikocok-kocok.
11. Kemudian pisahkan Nitrobenzene tersebut dari CaCl2 exicatus dan di destilasi.
12. Mula-mula akan keluar sebagai Benzene, air, dan Nitrobenzene pada suhu 180 -
185°C.
13. Destilasi dihentikan bila cairan yang di destilasi telah berwarna coklat tua, sebab
mungkin ada senyawa-senyawa dinitro yang pada pemanasan kuat dapat
menimbulkan ledakan (juga dijaga selama destilasi agar jangan sampai isi labu
kering).
14. Hitung rendemen teoritis dari hasil yang didapat.
X. PERHITUNGAN
a. Asam nitrat (HNO3)
Mr = 63 gram/mol
ρ = 1,4 gram/mL
V = 37 mL
massa asam nitrat = ρ x V = 1,4 g/mL x 37 mL = 51,8 gram
massa 51,8 gram
mol asam nitrat = = = 0,82 mol
Mr 63 g /mol
b. Benzena (C6H6)
Mr = 78 gram/mol
ρ = 0,894 gram/mL
V = 30 mL
massa asam nitrat = ρ x V = 0,894 gram/mL x 30 mL = 26,82 gram
massa 26,82 gram
mol asam nitrat = = = 0,34 mol
Mr 78 g /mol
Bobot teoritis nitrobenzena = mol x Mr = 0,34 mol x 123 g/mol = 41,82 gram
bobot nitrobenzena praktikum
Rendemen = x 100%
bobot nitrobenzenateoritis
31,22 g
= x 100% = 74,65%
41,82 g
XI. PEMBAHASAN
https://www.academia.edu/8893701/Laporan_Praktikum_Kimia_Organik_2_Pem
buatan_Nitrobenzena