Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum Lab Kimia Organik Teknik Kimia UMJ PTK III - 2018

I. JUDUL PERCOBAAN
PEMBUATAN COFFEINE DARI TEH

II. PRINSIP PERCOBAAN


‘EKSTRAKSI’ yaitu suatu metode pemisahan yang melibatkan proses
pemindahan satu atau lebih senyawa dari satu fasa ke fasa lain dan
didasarkan pada prinsip kelarutan.

III. MAKSUD DAN TUJUAN PERCOBAAN


1. Untuk mengetahui cara pembuatan Coffeine dari teh.
2. Untuk mengetahui cara kristalisasi.
3. Untuk mengetahui sifat fisika dan kimia dari Coffeine.

IV. REAKSI PERCOBAAN


-

V. TEORI PERCOBAAN
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya
air dan yang lainnya pelarut organik. Terdapat dua jenis ekstraksi, yaitu
ekstraksi cair-cair dan ekstraksi padat-cair. Ekstraksi cair-cair yaitu zat yang
diekstraksi terdapat di dalam campuran yang berbentuk cairan. Sementara
ekstraksi padat-cair yaitu zat yang diekstraksi terdapat dalam campuran
yang berbentuk padatan. (Anonim, Ekstraksi, 2015).
Dalam ekstraksi, berlaku hukum distribusi atau partisi yang dirumuskan
bila suatu zat terlarut terdistribusi antara dua pelarut yang tidak dapat
campur, maka suatu temperatur yang konstan untuk tiap spesi molekul
terdapat angka banding berubah dengan sifat dasar kedua pelarutitu, dan
angka banding distribusi ini tidak bergantung pada spesi molekul lain
apapun yang mungkin ada. Harga angka banding berubah dengan sifat dasar
kedua pelarut, sifat dasar zat terlarut, dan temperatur. Hal ini didasarkan
tepatnya pada bagaimana analit berpindah dari air ke lapisan organik.
(Anonim, Ekstraksi, 2015).
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan
pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur
untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain.
Seringkali campuran bahan padat dan cair (misalnya bahan alami) tidak

Pembuatan Coffeine 18 MARET 2018


Laporan Praktikum Lab Kimia Organik Teknik Kimia UMJ PTK III - 2018

dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau
termis yang telah dibicarakan. Misalnya saja, karena komponennya saling
bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas, beda sifat-sifat fisiknya
terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah (Suparni,
2009).
Teknik ekstraksi, tiga metode dasar pada ektraksi cair adalah : ekstraksi
bertahap (batch), ekstraksi kontinyu, dan ekstraksi counter current. Ekstraksi
bertahap merupakan cara yang paing sederhana. Caranya cukup dengan
menambahkan pelarut pengektraksi yang tidak bercampur dengan pelarut
semula kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi kesetimbangan
konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan. Setelah ini
tercapai, lapisan didiamkan dan dipisahkan. Metode ini sering digunakan
untuk pemisahan analitik. Kesempurnaan ektraksi akan tergantung pada
banyaknya ektraksi yang dilakukan. Hasil yang baik diperoleh jika jumlah
ektraksi yang dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut sedikit-sedikit.
Ektraksi bertahap baik digunakan jika perbandingan distribusi besar. Alat
yang biasa digunakan pada ekstraksi bertahap adalah corong pemisah (Day,
2002).
Kafein adalah senyawa yang termasuk dalam golongan alkaloid. Alkaloid
adalah senyawa yang mengandung atom nirogen dalam strukturnya dan
banyak ditemukan dalam tanaman. Senyawa alkaloid umumnya memiliki
rasa pahit dan seringkali memiliki sifat fisiologis aktif bagi manusia.
Struktur kafein terbangun dari sistem cincin purin, yang secara biologis
penting dan diantaranya banyak ditemukan dalam asam nukleat. Kafein
bertindak sebagai stimulan yang dapat menstimulasi kerja jantung,
pernafasan, sistem syaraf pusat dan sebagai diuretik. Kafein dapat
menyebabkan kegelisaha, insomnia, sakit kepala, dan secara fisik dapat
bersifat sebagai candu. Sesorang yang meminum 4 cangkir kopi per hari
dapat mengalami sakit kepala, insomnia, dan kemungkinan mual. (Berghuis,
2015).
Kafein cukup banyak terkandung dalam teh. Teh telah dikonsumsi sebagai
minuman selama hampir 2000 tahun, dimulai di Cina. Minuman ini dibuat
dengan menyeduh daun dan kuncup muda pohon teh, Camellia sinensis, di
dalam air panas. Sekarang, terdapat dua varietas uatama daun teh yang
digunakan, yaitu pohon teh cina berdaun kecil, dan pohon teh asam berdaun
lebar. Hibrid dari kedua varietas ini juga telah dibudidayakan. Daun teh bisa
difermentasi ataupun tanpa fermentasi sebelum digunakan. Daun teh yang
difermentasi disebut teh hitam, sedangkan daun teh yang tidak difermentasi
disebut teh hijau, dan daun teh yang difermentasi sebagian disebut teh
oolong. Daun teh sebagian besar mengandung selulosa, yaitu suatu polimer
dari glukosa yang tak larut dalam air. Selulosa di dalam tumbuhan berfungsi
hampir sama dengan serat protein dalam hewan, yaitu sebagai material

Pembuatan Coffeine 18 MARET 2018


Laporan Praktikum Lab Kimia Organik Teknik Kimia UMJ PTK III - 2018

pembangunan struktur tanaman. Di samping selulosa, di dalam daun teh


terdapat beberapa senyawa lain, termasuk kafein, tannin (senyawa fenolik,
yaitu senyawa yang memiliki suatu gugus –OH yang terikat pada cincin
aromatik ), dan sejumlah kecil klorofil. (Berghuis, 2015)

A. DAUN TEH
Sifat Fisis dari Teh
1. Titik didih 80˚C.
2. Mudah larut dalam pelarut organik.
3. Mempunyai sifat non eksplosit.
4. Kadar karbon rendah.
5. Mengandung caffeine.
6. Berwarna hitam bila sudah dioleh.
7. Berbau wangi.

Sifat Kimia dari Teh

1. Reaktifitasnya rendah.
2. Dapat dipisahkan dari komponennya dengan metode ekstraksi.
3. Mudah larut dalam air terutama air panas.

Kegunaan Teh

1. Sebagai zat anti oksidasi dan bersifat merangsang saraf otak.


2. Sebagai bahan baku minuman penyegar dan untuk menyerap
kolesterol.
B. KAFEIN
Sifat Fisis Coffeine
1. Merupakan kristal putih berupa jarum-jarum bercahaya sutra.
2. Bila tak mengandung air coffein mencair pada 236,5oC dan
menyublimasi pada temperatur rendah.
3. Mudah larut dalam air panas tetapi sukar larut pada air dingin.

Sifat Kimia Coffeine

1. Coffein mudah larut dalam pelarut organik seperti alkohol dan


kloroform.

Pembuatan Coffeine 18 MARET 2018


Laporan Praktikum Lab Kimia Organik Teknik Kimia UMJ PTK III - 2018

Kegunaan Coffeine

1. Untuk mengiatkan pekerjaan susunan syaraf sentral dan


mempertinggi tenaga jantung.
2. Dalam ilmu kedokteran digunakan dalam keadaan bebas dan dalam
bentuk senyawa-senyawa rangkap contohnya dengan natrium
salisilat.
C. ALKOHOL
Sifat Fisis Alkohol
1. Titik didih 78,3 oC.
2. Alkohol berbobot molekul rendah larut dalam air.
3. Mudah terbakar.
4. Bersifat polar karena mengandung gugus OH.
5. Tidak berwarna ( Jernih).
6. Hidrokarbon suatu alkohol bersifat hidrofob (menolak molekul –
molekul air).

Sifat Kimia Alkohol

1. Mudah terbakar.
2. Alkohol adalah asam atau basa yang sangat lemah.
3. Reaksi eliminasi alcohol
(CH3)3 COH + H2SO4 (CH3)2 C = CH2 + H2O
t-butil alkohol Metripropena
CH3CH2OH + H2SO4(P) CH2 = CH2 + H2O
Etanol etana
4. Oksidasi alkohol
Oksidasi alkohol dapat dioksidator oleh oksidator oksidator KmnO4
atau K2Cr2O oksidator dengan K2Cr2O2 atau KmnO4 dalam suasana
asam (H2SO4) alkohol primer mula-mula feroksidasi menjadi
aldehida dan teroksidasi selanjutnya menjadi asam karboksilat.

Kegunaan Alkohol

1. Digunakan untuk minuman keras (etanol).

Pembuatan Coffeine 18 MARET 2018


Laporan Praktikum Lab Kimia Organik Teknik Kimia UMJ PTK III - 2018

2. Digunakan sebagai zat pembunuh kuman (2 – propanol).


3. Digunakan sebagai bahan bakar dan pelarut (metanol).
4. Alkohol berfungsi sebagai pengikat coffeine dari teh.
D. ASAM SULFAT
Sifat Fisis H2SO4
1. Memilki aroma khas yaitu belerang.
2. Berat Molekulnya : 98 g/mol.
3. Cairan kental berwarna bening kekuningan.
4. Kandungan airnya kecil.
5. Tahan pengoksidasi dan pendehidrasi.
6. Bersifat korosif dan bersifat higrokopis.
7. Berbentuk cair dan berat jenis 1,84 g/mL.
8. Titik didih 240℃ titik leleh 10 ℃.

Sifat Kimia H2SO4

1. Merupakan asam kuat.


2. Jika di campur dengan air akan menimbulkan reaksi eksoterm.
3. H2SO4 bersifat encer tidak bereaksi dengan Bi, Hg, Cu, dan logam
mulia.
H2SO4 (encer) + Fe FeSO4 + H2
4. H2SO4 pekat dalam keadaan panas akan mengoksidasi logam-logam.
2H2SO4 (P) + Cu CuSO4 + SO2 + 2H2O

5. Merupakan oksidator dengan reduksi terkuat.

Kegunaan H2SO4

1. Bahan pembuatan pupuk amonium sulfat.


2. Industri obat.
3. Untuk pembuatan zat warna.
4. Untuk memurnikan minyak tanah.
E. NaOH
Sifat Kimia NaOH

Pembuatan Coffeine 18 MARET 2018


Laporan Praktikum Lab Kimia Organik Teknik Kimia UMJ PTK III - 2018

1. Berwarna putih atau praktis putih. berbentuk pellet, serpihan atau


batang atau bentuk lain.
2. Sangat basa dan mudah terionisasi.
3. membentuk ion natrium dan hidroksida. keras, rapuh dan
menunjukkan pecahan hablur.
4. Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbondioksida dan
lembab.
5. Mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter.
6. NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air.
7. Bereaksi dengan asam (HCl) membentuk garam.
NaOH + HCl NaCl + H2 O

Sifat Fisik

1. Massa molar 39,9971 g/mol.


2. Densitas 2,1 g/cm³.
3. Titik lebur 318 °C (591 K).
4. Titik didih 1390 °C (1663 K).
5. Kelarutan dalam air 111 g/100 ml (20 °C).
6. Kebasaan (pKb) -2,43.
F. MAGNESIUM OKSIDA (MgO)
Sifat Fisis Magnesium Oksida (MgO)
1. Berwarna putih.
2. Bersifat keras dan tahan api.
3. Titik leleh 2800 ℃.
4. Densitas 3.65.
5. Entalpi pembentukan : 298 K = - 14900 KJ /Kg.

Sifat Kimia Magnesium Oksida (MgO)

1. Pijar bila dicampur dengan larutan magnesium klorida, akan


membentuk bubur bersifat plastik.
2. Bersifat basa lemah disebabkan gaya tarik ion-ion oksidanya
terhadap proton-proton molekul air.

Pembuatan Coffeine 18 MARET 2018


Laporan Praktikum Lab Kimia Organik Teknik Kimia UMJ PTK III - 2018

G. KLOROFORM (CHCL3)
Sifat-sifat Fisika Kloroform
1. Rumus molekul CHCl3.
2. Massa molar 119,38 g/mol.
3. Cairan yang tak berwarna.
4. Berat jenis 1,48 g/cm3.
5. Titik leleh -63,5 oC.
6. Titik didih 61,2 oC.
7. Kelarutan dalam air 0,8 g/mol pada 20 oC.
8. Memiliki indeks bias yang tinggi.
9. Berbentuk cairan, Berbau khas, Volatile (mudah menguap),
Beracun.

Sifat Sifat Kimia

1. Jika terkena udara dan cahaya ,kloroform mengalami oksidasi


secara lambat membentuk fosgen dengan toksitas yang tinggi.
2. Kloroform dipanaskan dengan alkali akan terurai menjadi alkali
formiat.
3. Reaksi natrium etilat dengan kloroform membentuk trioksi metana
atau metal ester asam formiat.

VI. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN


A. ALAT
1. Corong pemisah
2. Statif dan klem
3. Ekstraksi soklet
4. Kertas saring
5. Batu pemanas
6. Erlenmeyer
7. Piring porseling
8. Bunsen
9. Heater
10. Pompa vakum

Pembuatan Coffeine 18 MARET 2018


Laporan Praktikum Lab Kimia Organik Teknik Kimia UMJ PTK III - 2018

B. BAHAN
1. Teh
2. Alkohol
3. MgO
4. Asam sulfat
5. Kloroform
6. Natrium hidroksida

VII. RANGKAIAN ALAT PERCOBAAN


10
1

2
3

4
5
A

2 8

6 B

Keterangan Gambar :
1. Kondensor
2. Klem
3. Soxlet
4. Kertas Saring
5. Hols
6. Labu didih
7. Waterbath / Heater
8. Statif
9. Selang Air Masuk
10. Selang Air Keluar
A. Teh didalam hols
B. Etanol dan ekstrak

Pembuatan Coffeine 18 MARET 2018


Laporan Praktikum Lab Kimia Organik Teknik Kimia UMJ PTK III - 2018

VIII. PROSEDUR KERJA PERCOBAAN


1. Ke dalam alat ekstraksi dimasukkan 50 gram teh dan 200 cc alkohol.
2. Proses ekstraksi ini berlangsung selama 2 jam (sampai cairan yang
kembali ke labu jernih).
3. Setelah ekstraksi, cairan ditambahkan 25 gram MgO dan kemudian
dipanaskan diatas bunsen hingga suspensi menjadi kering seperti
tepung.
4. Tepung yang terjadi direbus dengan 250 cc air lalu disaring dengan
saringan penghisap.
5. Kemudian tepung direbus lagi 150 cc sebanyak 3 kali.
6. Pada tiap-tiap penyaringan filtratnya dijadikan satu.
7. Kemudian dalam cairan ini dimasukkan 10% larutan asam sulfat 25 cc
dan cairan direbus hingga volumenya mencapai 1/3 volume awal.
8. Setelah perebusan saring kembali untuk menghilangkan kotoran-
kotoran yang masih ada.
9. Filtrat yang didapat dikocok 5 kali dengan kloroform setiap 15 cc
pemakaiannya.
10. Larutan kloroform yang agak kuning diberi larutan NaOH encer agar
warnanya agak muda.
11. Kemudian diteteskan ke piring porselin yang sedang dipanasi diatas
bunsen, sehingga didapatkan kristal coffeine.
12. Kristal coffeine yang didapat berupa jarum-jarum putih yang
mengkilap, mempunyai 1 mol air kristal dengan titik lebur 236˚C dan
menyublin pada suhu 180˚C.
13. Timbang kristal yang didapat dan hitung rendemen praktisnya.
14. Hasil yang didapat kira-kira 2 gram.

IX. DATA PENGAMATAN


Cawan porselin kosong = 104,98 gram
Cawan porselin + Isi = 106,31 gram
Bobot coffein = 1,33 gram
Berat Kristal = (cawan + isi ) – (cawan kosong)
= 106,31 – 104,98 = 1,33 gram

X. DATA PERHITUNGAN
Cawan porselin kosong = 104,98 gram
Cawan porselin + Isi = 106,31 gram
Bobot coffein = 1,33 gram
Berat Kristal = (cawan + isi ) – (cawan kosong)
= 106,31 – 104,98 = 1,33 gram

Pembuatan Coffeine 18 MARET 2018


Laporan Praktikum Lab Kimia Organik Teknik Kimia UMJ PTK III - 2018

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑟𝑖𝑠𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑓𝑒𝑒𝑖𝑛


% Rendemen = × 100 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
1,33
= × 100 %
2

= 66,50 %

XI. PEMBAHASAN
Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji
kopi, daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat, dan beberapa minuman
penyegar. Kafein memiliki berat molekul 194,19 g/mol dengan rumus kimia
C8H10N8O2 dan pH 6,9. Pada praktikum ini menggunakan metode Ekstraksi,
yaitu suatu proses pemisahan zat berdasarkan perbedaan kelarutannya
terhadap dua cairan yang memiliki kelarutan berbeda.
Sampel yang di gunakan pada praktikum ini adalah Daun teh. Pada tahap
awal daun teh di timbang sebanyak 50 gram lalu di bungkus dengan kertas
saring dan di masukkan ke dalam alat ekstraksi. Masukkan alkohol 200 ml
ke dalam labu alas bulat. Pasang alat ekstraksi. Ekstarksi di lakukan selama
2 jam. Setelah ekstraksi selesai masukan cairan yang ada di labu alas bulat
ke dalam gelas kimia yang sudah berisi 25 gram MgO. Penambahan MgO
bertujuan untuk mengikat coffeine dan alkohol.
Selanjutnya dipanaskan sampai berubah menjadi tepung. Lalu di
tambahkan 250 ml air di panaskan sampai mendidih. Hal ini bertujuan untuk
melarutkan coffein dan juga untuk memurnikan campuran dari pengaruh
alkohol yang masih ada dalam MgO. Lalu di saring dengan menggunakan
pompa vacum. Tepung di rebus kembali dengan penambahan 150 ml air
Lalu disaring kembali. Filtrat yang terbentuk di tambahkan H2SO4 10 %
sebanyak 25 ml. Penambahan asam ini dimaksudkan untuk mengoksidasi
larutan dan menurunkan pH larutan sehingga kafein tidak mengalami
kerusakan. Dipanaskan sampai volume menjadi 1/3 dari volume awal. Hal
ini dilakukan agar larutan tersebut jenuh dan memenuhi syarat kristalisasi
dan zat-zat dan air yang tercampur pada kafein menjadi terpisah melalui
proses ini.
Masukan ke dalam corong pemisah, tambahkan CHCl3 35ml sambil di
kocok dan di pisahkan. Lakukan 2 kali penambahan. Penggunaan kloroform
(CHCl3) sebagai pencuci karena CHCl3 bersifat semipolar yang dapar
mengikat kotoran-kotoran dan zat-zat lain yang ada pada kafein sekaligus
berikatan dengan air. Penggunaan kloroform sebagai pelarut ke dua adalah
karena kloroform tidak bercampur dengan air dan mudah menguap sehingga
pada akhir percobaan dapat terpisah dengan ekstrak kafein. Setelah di
pisahkan tambahkan NaOH encer. Penambahan NaOH untuk menjernihkan

Pembuatan Coffeine 18 MARET 2018


Laporan Praktikum Lab Kimia Organik Teknik Kimia UMJ PTK III - 2018

larutan coffein yang berwarna kuning dari pengaruh Kloroform. Lapisan


yang bawah di teteskan di atas cawan porselin yang sedang dipanaskan.
Stabilkan temperatur nya, jika terlalu panas kristal coffein tidak terbentuk
jika terlalu rendah juga tidak terbentuk. Berat kristal yang di dapat pada
praktikum ini adalah 1,33 gram dan hasil rendemen yang di dapat 66,50 %.

XII. KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat di simpulkan :
 Metode pembuatan coffeine menggunkan metode ekstraksi.
 Menggunakan proses kristalisasi.
 Rendemen yang di dapat 66,50%.

XIII. DAFTAR PUSTAKA


Ahmad, Mustafa, 1992, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.
Anonim. (2015, Oktober 25). Ekstraksi. Diambil kembali dari Wikipedia:
id.wikipedia.org/wiki/Ekstraksi.
Anonim. (2015, Oktober 25). Kromatografi Lapis Tipis. Retrieved from
Wikipedia: id.wikipedia.org/wiki/Kromatrografi_lapis_tipis.
Berghuis, N. T. (2015). Modul Praktikum Kimia Organik I. Bandung: UIN
Sunan Gunung Djati.
Berghuis, N. T. (2015). Modul Praktikum Kimia Organik I. Bandung: UIN
Sunan Gunung Djati.

XIV. TUGAS
1. Kelebihan dan Kekurangan Soklet dan Refluks? Min 3.
2. Metode Ekstraksi apa yang digunakan pada CO?
3. Sebutkan metode metode ekstraksi!
4. Pelarut pengganti selain alkohol?
5. Fungsi MgO,Air, Asam Sulfat, NaOH dan Khloroform?
6. Kenapa yang digunakan heater bukan oil bath?
Jawab :
1. Soklet
Keuntungan metode ini adalah:
a. Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak
tahan terhadap pemanasan secara langsung.
b. Digunakan pelarut yang lebih sedikit.
c. Pemanasannya dapat diatur (Sudjadi, 1988).

Pembuatan Coffeine 18 MARET 2018


Laporan Praktikum Lab Kimia Organik Teknik Kimia UMJ PTK III - 2018

Kerugian dari metode ini:

a. Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di


sebelah bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat
menyebabkan reaksi peruraian oleh panas.
b. Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui
kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap
dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak
untuk melarutkannya.
c. Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk
menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti
metanol atau air, karena seluruh alat yang berada di bawah
komdensor perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap
pelarut yang efektif (Sudjadi, 1988).

Refluks
Keuntungan :
a. Bisa digunakan untuk sample yang bertekstur kasar.
b. Dapat digunakan langsung untuk bahan yang tahan panas.
c. Alat yang dibutuhkan hanya tabung Refluks saja.

Kerugian :

a. Volume pelarut yang digunakan besar.


b. Perlunya kontrol dan manipulasi dari pengguna.
c. Suhu biasanya tidak di kontrol.
2. Ekstraksi pertama dengan Alkohol adalah metode Soklet (Ekstraksi
Kontinue). Ekstraksi kedua dengan Khloroform adalah Ekstraksi
Langsung/ Perklorasi(Ekstraksi Bertahap).
3. Ada 3 Jenis Metode Ekstraksi yaitu, bertahap, continue dan counter
flow.
Ekstraksi Bertahap
Alat yang digunakan : Corong pisah. Teknik ekstraksi bertahap
Merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana. Pelaksanaan
ekstraksi dilakukan dengan menggunakan corong pisah.metode-metode
yang digunakan dalam teknik ini adalah :
a. Zat yang akan diekstrak dilarutkan di dalam air.
b. Dimasukkan ke dalam corong pisah.
c. Pelarut pengekstrak (Pelarut Organik) dimasukkan ke dalam corong
pisah. Campuran dalam corong pisah tersebut dikocok berulang
kali. Kemudian didiamkan hingga beberapa saat terbentuk 2 lapisan.

Pembuatan Coffeine 18 MARET 2018


Laporan Praktikum Lab Kimia Organik Teknik Kimia UMJ PTK III - 2018

Ekstraksi dengan cara ini akan lebih efektif jika dilakukan berulang
kali menggunakan pelarut organik dengan pelarut yang sedikit demi
sedikit.

Ekstraksi Kontinue

Alat yg digunakan dalam ekstraksi kontinue yaitu : Ekstraktor Soxhlet.


Ekstraksi kontinue adalah Ekstraksi yang dilakukan secara terus
menerus. Prinsip kerja ekstraksi teknik kontinue yaitu di dalam soxhlet
terjadi aliran kontinue (terus-menerus) dari pelarut melalui zat yang
akan diekstraksi dan Pelarut yang telah membawa zat yang terekstrak,
diuapkan, kemudian didinginkan, sehingga dapat digunakan lagi.

Cara kerja ekstraksi yaitu :

a. Labu alas bulat dihubungkan dengan ekstraktor soxhlet dan


dimasukkan ke dalam penangas air.
b. Sampel padat (zat yang akan diekstraksi) dihaluskan, dibungkus
dengan kertas saring, kemudian dimasukkan ke dalam ekstraktor
soxhlet.
c. Tuang pelarut organik ke dalam ekstraktor soklet sampai penuh
sehingga pelarut akan mengalir turun ke dalam labu alas bulat
(lakukan 2x).
d. Setelah selesai, hubungkan ekstraktor soxhlet dengan pendingin.
Kemudian dipanaskan. Ketika pelarut mendidih, uapnya akan naik.
e. ketika masuk ke pendingin, uap dari pelarut akan mengembun
menjadi cair dan menetes ke dalam soxhlet yang ada zat yang akan
diekstrak. Zat yang dinginkan akan larut.
f. Jika larutan pada alat soxhlet akan turun melalui pipa. Larutan akan
mengalir ke bawah dan masuk kembali ke labu alas bulat. Proses
tersebut terjadi secara berulang-ulang.
g. Pemanasan dilakukan sampailarutan di dalam soxhlet terlihat
bening.

Counter Current Extraction

Alat yang digunakan : Counter Current Craig. Alat yang digunakan


Tabung-tabung pengekstrak yang berfungsi sebagai corong pisah.
Tabung-tabung pengekstrak diberi nomor mulai dari nol setelah itu
dilakukan pengocokan fasa yang ada dilapisan atas dipindahkan ke
tabung nomor berikutnya yang telah berisi fase lapisan bawah yang
masih baru.

Dalam melakukan ekstraksi menggunakan alat yang disebut


dengan ekstraktor. Ada dua jenis ekstraktor yang lazim digunakan pada

Pembuatan Coffeine 18 MARET 2018


Laporan Praktikum Lab Kimia Organik Teknik Kimia UMJ PTK III - 2018

skala laboratorium, yaitu ekstraktor Soxhlet dan ekstraktor Butt.


kstraktor Soxhlet, pelarut dipanaskan dalam labu didih sehingga
menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian masuk ke kondensor melalui
pipa kecil dan keluar dalam fasa cair. Kemudian pelarut masuk kedalam
selongsong berisi padatan. Pelarut akan membasahi sampel dan tertahan
didalam selongsong sampai tinggi pelarut dalam pipa sifon sama
dengan tinggi pelarut di selongsong. Kemudian pelarut seluruhnya akan
menggejorok masuk kembali ke dalam labu didih dan begitu seterusnya.
Peristiwa ini disebut dengan efek sifon.

Prinsip kerja ekstraktor Butt mirip dengan ekstraktor Soxhlet.


Namun pada ekstraktor Butt, uap pelarut naik ke kondensor melalui
annulus di antara selongsong dan dinding dalam tabung Butt. Kemudian
pelarut masuk ke dalam selongsong langsung lalu keluar dan masuk
kembali ke dalam labu didih tanpa efek sifon. Hal ini menyebabkan
ekstraksi Butt berlangsung lebih cepat dan berkelanjutan (rapid). Selain
itu ekstraksinya juga lebih merata. Ekstraktor Butt dinilai lebih efektif
daripada ekstraktor Soxhlet.

4. Caffeina merupakan zat yang mudah larut dalam pelarut organik


(nonpolar), maka bisa digunakan semua jenis pelarut organik selama
pelarut tersebut memenuhi syarat syarat pelarut yang baik (Didasar
Teori), belum ada riset atau percobaan yang dilakukan tetapi
berdasarkan prinsipnya, pelarut seperti jenis alkohol lainnya dapat
digunakan (Propanol dkk) ataupun pelarut seperti
Khloroform/benzena/hexana dapat digunakan diawal hanya ada
beberapa faktor mengapa khloroform tidak digunakan diawal melainkan
yang digunakan adalah alkohol.
5. MgO : Mengikat dan melindungi Caffeine sehingga kecil yang
teruapkan saat pemanasan.
Air : Perebusan bertujuan untuk memurnikan caffeine dari pengaruh
sisa alkohol yang tersisa terikat MgO dan menarik Caffeine dari MgO
tersendiri.
Asam Sulfat : Mengoksidasi zat lain dan agar Caffeine tidak rusak,
caffeine akan lebih baik di suasana asam.
NaOH : Menarik sisa sisa kotoran pada khloroform.
Khloroform : Sebagai pencuci zat pengotor pada caffeine.
6. Heater digunakan karena ekstraksi soklet membutuhkan suhu yang
stabil dan terukur, sementara oil bath suhunya lebih sulit diatur meski
bisa, tapi melihat waktu dan efisiensi oil bath tidak digunakan,
Ekstraksi sendiri minimal 2 jam, optimal adalah 4 jam jika
menggunakan oil bath maka selama 2-4 jam kita harus mengontrol
suhu, menjadikannya kurang efektif.

Pembuatan Coffeine 18 MARET 2018

Anda mungkin juga menyukai