Benzena merupakan salah satu bahan kimia yang banyak digunakan dalam industri
kimia, terutama sebagai prekursor dalam sintesis berbagai bahan kimia lainnya. Benzena
tergolong senyawa hidrokarbon aromatik. Istilah “aromatik” ini diberikan karena pada saat
pertama kali ditemukan banyak senyawa golongan ini yang memiliki aroma yang khas.
Namun, kini istilah “aromatik” dikaitkan dengan struktur dan sifat-sifat khas tertentu, selain
dari aromanya. Hal ini dikarenakan belakangan diketahui ada pula senyawa-senyawa
aromatik yang tidak berbau.
Benzena memiliki rumus kimia C6H6. Perbandingan jumlah atom C dan H-nya
menunjukkan bahwa benzena sangat tidak jenuh. Pada mulanya, para ahli mengusulkan
bahwa benzena memiliki struktur alifatik dengan adanya ikatan rangkap dua ataupun tiga.
Namun, faktanya benzena tidak memperlihatkan sifat ketidakjenuhan dari struktur demikian.
Hasil eksperimen menunjukkan sifat-sifat benzena seperti:
Monosubstitusi atom halogen (X) pada benzena hanya menghasilkan satu jenis
senyawa, yaitu C6H5
Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat keisomeran geometri sebagaimana pada
alkena.
Pada tahun 1865, August Kekulé mengajukan struktur benzena sebagai suatu cincin
yang terdiri dari 6 atom C dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkap dua yang berselang-
seling. Namun demikian, struktur ini kembali tidak dapat menjelaskan sifat-sifat benzena
seperti:
2. Sifat-Sifat Benzena
Benzena termasuk senyawa beracun dan bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan
kanker). Benzena berwujud cair pada suhu ruang, tidak berwarna, dan mudah menguap.
Titik lelehnya 6°C dan titik didihnya 80°C. Strukturnya yang simetris dan planar
menyebabkan susunannya sebagai kristal lebih rapat dan akibatnya titik lelehnya lebih
tinggi dibandingkan heksana (−95°C). Seperti senyawa hidrokarbon lainnya, benzena juga
bersifat nonpolar. Oleh karena itu, benzena larut dalam pelarut kurang polar atau nonpolar
seperti eter dan tetraklorometana, namun tidak larut dalam pelarut polar seperti air.
Benzena cenderung tidak begitu reaktif, namun mudah terbakar. Akibat adanya sistem
delokalisasi elektron yang menstabilkan benzena, benzena cenderung mudah mengalami
reaksi substitusi dibanding reaksi adisi. Reaksi substitusi pada benzena melibatkan
serangan pereaksi bermuatan positif parsial ataupun utuh yang suka elektron (elektrofil)
pada cincin benzena. Oleh karena itu, reaksi substitusi pada benzena sering disebut
sebagai reaksi substitusi elektrofilik. Reaksi-reaksi substitusi pada benzena, antara lain:
1) Sifat Fisika
a. Benzena merupakan zat cair yang tidak berwarna, mudah menguap, mudah
terbakar, berbau khas , dan sangat beracun.
b. Tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut yang kurang
polar atau nonpolar, seperti eter dan tetraklorometana.
c. Benzena kurang reaktif dibanding alkena karena ikatan rangkap pada benzena
mengalami resonansi.
d. Titik didih benzena 80,1oC, titik leleh benzena 5.5 oC, massa jenis 0,88 g/mL
2) Sifat Kimia
Derajat keasaman adalah salah satu sifat kimia benzena dan turunannya. Fenol dan
asam benzoat termasuk asam lemah. Asam benzoat lebih kuat dibandingkan fenol. Fenol
yang mempunyai gugus fungsi -OH ternyata bersifat asam lemah, yang berarti
memberikan ion H+, sedangkan anilin yang memiliki gugus –NH2 bersifat basa lemah, yang
berarti menerima ion H+. Benzena lebih mudah mengalami reaksi subtitusi daripada reaksi
adisi. Adapun sifat kimia benzena dan turunannya:
Halogenasi
Halogenasi adalah reaksi substitusi atom H pada benzena oleh golongan halogen (F,
Cl, Br, I). Pada reaksi ini atom H digantikan oleh atom dari golongan halogen dengan
bantuan katalis besi (III) halida. Jika halogennya Cl2, maka katalis yang digunakan
adalah FeCl3..
Contoh:
Nitrasi
Nitrasi adalah reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus nitro. Reaksi ini
terjadi antara benzena dengan asam nitrat (HNO3) pekat dengan katalis H2SO4.
Contoh:
Alkilasi
Alkilasi sering disebut juga dengan Friedel – Crafts. Reaksi ini menggunakan
katalis AlCl3. Reaksi ini dikembangkan oleh ahli kimia Perancis Charles Friedel dan James
Crafts.
Asilasi
Asilasi benzena dengan senyawa halida asam yang mengandung gugus asil, R – CO
– atau Ar – CO – disebut reaksi asilasi aromatik atu asilasi Friedel-Crafts.
Contoh :
Sulfonasi
Sulfonasi adalah reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus sulfonat. Reaksi
antara benzena dengan asam sulfat pekat yang dipanaskan
Contoh :
3. Pengarah Orto, Meta, Dan Para
Gugus pengarah orto-/para-
a. Benzena digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan plastik dan bahan kimia
lainnya, seperti detergen dan bahan bakar kendaraan.
b. Nitro Benzena (C6H5NO2). Nitro benzena (nitrobenzol atau minyak mirbane)
digunakan untuk memberi bau pada sabun dan semir sepatu., pelarut dan bahan
baku pembuatan anilina
c. Toluena digunakan sebagai pelarut dan sebagai bahan dasar untuk membuat TNT
atau bahan peledak (dinamit).
d. Fenol digunakan untuk desinfektan (larutan fenol dalam air disebut karbol/lisol),
untuk pembuatan obat-obatan, bahan peledak, dan plastik.
e. Anilina digunakan untuk pembuatan zat-zat warna diazo. Reaksi anilina dengan
asam nitrit akan menghasilkan garam diazonium,dan proses ini disebut diazotisas
f. Stirena digunakan sebagai bahan dasar pembuatan polimer sintetik polistirena
melalui proses polimerisasi. Polistirena banyak digunakan untuk membuat insolator
listrik, boneka, sol sepatu serta piring dan cangkir.
g. Natrium Benzoat yang biasa ggunakan sebagai pengawet makanan dalam kaleng.
h. Asam Benzoat digunakan sebagai pengawet pada berbagai makanan olahan.
i. Asam asetil salisilat (aspirin) digunakan sebagai obat sakit kepala
j. Parasetamol (asetaminofen) fungsinya sama dengan aspirin tetapi lebih aman bagi
lambung Penggunaan parasetamol yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan
ginjal dan hati.
k. Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta sebagai bahan baku
pembuatan parfum karena memiliki bau yang sedap.
l. Asam Benzena Sulfonat (ABS) digunakan sebagai bahan aktif dalam deterjen
untuk mesin cuci pakaian. Senyawa ini memiliki sifat pembersihan yang sangat
baik , menghasilkan busa banyak, sebagai sufraktan yang dapat membuat noda
pakaian larut di air dan dapat hilang ketika dibilas.