Anda di halaman 1dari 28

SENYAWA SIKLIK, KARBOSIKLIK, dan HETEROSIKLIK

Senyawa siklik adalah senyawa-senyawa yang rantai ikatannya


berbentuk
lingkaran atau dengan kata lain senyawa yang rantai ikatannya tidak
berpangkal dan tidak berujung, mempunyai rantai tertutup.
Klasifikasi senyawa siklik:
A. Senyawa karbosiklik
adalah senyawa siklik yang atom lingkarnya hanya tersusun dari
atom karbon saja. Dibagi:
* senyawa alisiklik: senyawa siklik yang mempunyai sifat-sifat
seperti senyawa alifatik.
* senyawa aromatik: senyawa siklik yang tersusun oleh enam
atom karbon segi enam beraturan dengan ikatan rangkap
terkonjugasi.
B. Senyawa heterosiklik
adalah senyawa siklik yang atom lingkarnya selain atom karbon
terdapat pula atom lain seperti, O, N, S.

CH3
NO2

NO2

2,4,6-trinitrotoluen

NO2

Struktur dan nama-nama beberapa senyawa benzena yang


umum
Struktur Nama Struktur Nama
CH3 toluen
OH Fenol
CH3
benzoat

CH3

p-xilena

CH=CH2
NH2

stirena

anilina

O
NHCCH3

asetanilida

CO 2H asam

CH2OH benzil alkohol

SENYAWA AROMATIK
(HIDROKARBON AROMATIK)
Adalah golongan hidrokarbon beratom karbon enam dan merupakan
lingkaran berbentuk segi enam beraturan dengan ikatan rangkap konjugasi.
Benzena merupakan senyawa aromatik yang paling sederhana, dengan
rumus
C6H6.
A. Hidrokarbon Aromatik
Benzena
Benzena merupakan senyawa aromatik yang paling sederhana, dengan
rumus
Bangun seperti tersebut diatas. Atom karbon memiliki kedudukan yang
sama.
Jika satu atom karbon diganti dengan atom gugus lain, tidak menunjukan
adanya isomer. Akan tetapi kalau 2 atom karbon H pada benzena diganti
dengan 2 atom 2 gugus lain akan terjadi 3 isomer. Hal ini dinamakan
benzena
tersubstitusi.

orto

meta

para

Tatanama Benzena Tersubstitusi


Benzena tersubstitusi diberi nama dengan awalan orto, meta,
dan para.
Dan tidak dengan nomor-nomor posisi. Awalan orto menunjukkan
bahwa kedua substituen itu ada di -1,2 dalam suatu cincin
benzena; meta ada di -1,3 ; dan para pada posisi -1,4.
Jika terdapat tiga substituen atau lebih pada sebuah cincin
benzena, maka harus diberikan penomoran. Cincin benzena
dinomori sedemikian sehingga nomor-nomor awalan itu
serendah mungkin. Jika suatu benzena tersubstitusi, misalnya
anilina atau toluen, digunakan sebagai induk, maka substituen
itu diberi nomor 1 pada cincin itu.
Br
Cl
Br
Br 1,2,5-tribromobenzena O2N
NH2
2-kloro-4nitroanilina

Benzena sebagai suatu substituen disebut gugus fenil. Bila suatu


substituen
toluen, tergantung pada titik lekatan.
CH3
CH2
CH3
fenil

benzil

p-tolil

o-tolil

Sifat-sifat benzena
1. Benzena berupa cairan tak berwarna, bau memadai, tak larut dalam
air tetapi larut dalam eter, spiritus, kloroform.
2. Mudah terbakar
3. Benzena mempunyai ikatan rangkap, tetapi tidak dapat
menghilangkan warna aqua bromata atau warna ungu larutan KMnO 4.
Kegunaan Benzena
Dalam kehidupan sehari-hari, benzena banyak digunakan untuk pelarut,
serta
sebagai bahan baku pembuatan senyawa aromatik lainnya. Benzena juga
digunakan sebagai bahan trinitro toluen, TNT ( suatu bahan peledak yang
daya ledaknya sangat berbahaya).

Latihan
1. Berilah nama benzena tersubstitusi berikut ini:
a.
CH3
b.
C. CH 3
NH2
CH3
CH3
d. CH3

2. Tulislah struktur dari:


a. etilbenzena
b. 2,4,6-tribromoanilina
c. p-etilfenol
d. 2-feniletanol
e. benzil bromida

Br

CH 2Cl

Reaksi Pada Benzena


Reaksi yang paling umum terjadi pada benzena adalah substitusi, yaitu
penggantian satu atau lebih atom hidrogen dengan satu atau lebih
gugus lain.
Benzena yang telah kehilangan satu atom hidrogennya disebut fenil.
Fenil ini
lebih reaktif, sehingga dapat mengikat atom atau gugus lainnya, yang
menyebabkan terbentuknya bermacam-macam turunan benzena. Ada
beberapa jenis reaksi substitusi pada benzena, yaitu:
A. Reaksi Halogenasi
merupakan reaksi substitusi pada benzena dengan unsur halogen
(X). Pada reaksi substitusi ini, satu atau lebih atom H digantikan
dengan satu atau lebih unsur halogen. Halogen yang umum
didgunakan dalam reaksi substitusi dengan benzena adalah brom
(Br2) dan klor (Cl2). Dimana reaksi menggunakan katalis besi (besi
III). Mekanisme reaksi halogenasi yang terjadi pada benzena adalah
sebagai berikut:
+ Br2
Br + HBr
FeBr3
benzena

bromo benzena

FeCl3

+ Cl2

Cl + HCl

benzena

kloro benzena

B. Reaksi Nitrasi
merupakan reaksi substitusi benzena dengan asam nitrat
pekat, dengan menggunakan asam sulfat P sebagai katalis
dan akan terbentuk nitrobenzena. Persamaan reaksinya:
H2SO4 + HNO3
NO2+ + H2O + HSO4+
benzena

NO2+

NO2
nitro benzena

C. Reaksi Sulfonasi
merupakan reaksi substitusi benzena dengan asam sulfat
berasap ( campuran asam sulfat P dengan gas belerang
trioksida), yang menghasilkan benzena sulfonat.

reaksi sulfonasi diawali dengan pembentukan SO 3. persamaan


reaksinya:
H2SO4 (berasap)
SO3 + H2O
+ SO3
benzena

SO 3H
asam benzena sulfonat

D. Reaksi Alkilasi
merupakan reaksi substitusi benzena dengan menggunakan
katalis asam Lewis (AlX3). Dari reaksi ini, benzena akan diubah
menjadi alkil benzena. Reaksi alkilasi benzena disebut juga
reaksi alkilasi Friedel-Crafts.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
- Pembentukan karbokation:
R-X + AlCl3
R+ +
AlCl4- Misalnya:
CH3Cl + AlCl3
CH3 +
+
AlCl4-

- reaksi karbokation dengan benzena:


AlCl3

+ CH3Cl

CH 3 + HCl

benzena

metil benzena

E. Reaksi Hidrogenasi
merupakan reaksi substitusi benzena dengan gas hidrogen,
dan menghasilkan siklo heksana. Reaksinya berlangsung
pada suhu 1500 C 2500C dan pada tekanan 25 atm.
Dengan katalis logam nikel. Persamaan reaksinya:
Nikel

+ 3 H2

1500C 2500C, 2 atm

benzena

siklo heksana

Selesaikan persamaan reaksi berikut!


a.

+ CH3CH2Cl

AlCl3
AlCl3

b.

+ CH 3CH2CH3
Cl

Pembuatan benzen
1. Benzen dibuat dari asetilena ( etuna ) dipanaskan
3 C 2H 2
C 6 H6
2. Benzen dibuat dari reaksi dehidrogenasi dari alkana pada
suhu 4600C dengan katalis Cr2O3
C6H14 Cr2O3
C6H12 + H2 460 C
C6H6 + 3H2
n-heksana
heksena
benzen
. Sifat fisika benzen
Berwujud cair, titik didih 8000C, tidak berwarna dan larut
dalam kebanyakan pelarut organik
. Sifat kimia benzen
Sangat stabil, bereaksi lambat dengan KMnO4 atau asam
kromat dan menunjukan beberapa reaksi adisi dan
substitusi
0

Struktur benzen
Kekule pada tahun 1865 pertama kali mengajukan struktur
benzen dengan rumus molekul C6H6, memiliki ikatan
tunggal dan ikatan rangkap dua berselang-seling
disekeliling cincin yang dapat bertukar posisi dengan cepat
H
H
H
H
H
H
struktur kekule untuk benzen
Karena ada perpindahan elektron ( resonansi )
menyebabkan elektron pada struktur benzen terus berubah
posisi disekeliling cincin membentuk pola melingkar
sehingga lambang benzen dapat digambarkan :

Tata Nama Benzen Tersubstitusi


1. Benzen mono substitusi
Untuk benzen mono substitusi, masih sering digunakan
nama biasa ( trivial ) yang sudah umum digunakan
CH3
NH2
OH
COOH
CH2OH

toluena
Benzil alkohol

Anilin

Fenol

as. Benzoat

Note : nama khusus dari dua gugus alkil yang sering dipakai
CH2
fenil

benzil

Selain nama umum tersebut adapula benzen mono substitusi yang


mengikuti aturan IUPAC dengan benzen sebagai rantai siklik utama
dan atom yang tersubstitusi sebagai substituen ( rantai samping )
CH3
Br
Cl
NO2
CH2-CH3
CH
CH3
bromo
kloro
Nitro
etil benzen
isopropil benzen
benzen
benzen
benzen
2. Benzen di substitusi
Benzen di substitusi diberi nama dengan awalan orto, meta dan
para
. Awalan orto () : menunjukan bahwa kedua substituen berada di
posisi 1,2 dalam cincin benzen
Cl
Cl orto-dikloro benzen

Awalan meta ( ) : menunjukan bahwa substituen di posisi


1,3 dalam cincin benzen
Cl
meta-dikloro benzen
Cl
Awalan para ( ) : menunjukan bahwa substituen di posisi
1,4 dalam cincin benzen
Cl
para-dikloro benzen
Cl
NH2

OH

CH2-CH3
Cl
m- etil anilin
p- klorofenol

3. Benzen trisubstitusi
Jika terdapat 3 substituen atau lebih pada cincin benzen, maka
sistem awalan orto, meta, para tidak dapat digunakan lagi.
Maka posisi substituen dinyatakan dengan cara menomori
cincin. Penomoran cincin benzen dilakukan sehingga
substituen memiliki nomor serendah mungkin
1Br
2

Br

1, 2, 3 tribromo benzena

Br
Jika pada benzen tersubstitusi digunakan monosubstitusi
sebagai induk, maka substituen pada benzen monosubstitusi
induk diberi nomor 1
6
NO2
1 NH2
Cl

5
4

NO2

CH3
NO2

NO2
2 kloro-4 nitro anilin 2,4,6 tri nitro toluena

Senyawa aromatis turunan benzen


1. Alkil Benzen
Alkil benzen adalah turunan dari benzena, jadi alkil
benzen adalah gugus alkil tersubstitusi ke benzen,
sehingga sifat benzen dapat berbeda dengan alkil
benzen atau sifat alkil benzen antara yang satu
dengan yang lain tidak sama. Atom karbon didekat
benzen disebut karbon benzilik.
Alkil benzen dapat dioksidasi dengan KMnO4 panas,
cincin benzen tidak teroksidasi pada kondisi ini, tapi
yang teroksidasi adalah gugus alkilnya.
Alkil benzen dengan atom H benzilik menghasilkan
oksidasi yang sama yaitu asam benzoat.

CH3
Toluena

KMnO4
panas

COOH
asam benzoat

CH2-CH3 KMnO4
Etil benzena

COOH

panas

CH(CH3)2

KMnO4

COOH

isopropil benzena
panas
2. Fenol
Fenol ( Ar-OH ) adalah senyawa dgn gugus OH terikat pada
cincin aromatik
OH

Ikatan C-O suatu fenol tidak mudah diputuskan, sehingga


fenol tidak bereaksi dengan asam halida membentuk alkil
halida seperti pada alkohol
R-OH + HBr
R-Br + H2O
CH3-OH + HBr
CH3-Br + H2O
Alkohol
metil bromida
Ar-OH + HBr
OH + HBr

tidak bereaksi
tidak bereaksi

Meskipun ikatan C-O pada fenol tidak mudah patah, tapi


ikatan OH nya mudah putus, menjadi ArO- + H+, karena
fenol dapat bersifat donor H+, maka fenol bersifat asam. Ion
fenoksidanya ( ARO- ) dapat bereaksi dengan alkil / aril
halida (RX)

OH

OCH3
+ CH3-Br

+ HBr

Reaksi reaksi fenol


a. Esterifikasi fenol
Reaksi esterifikasi fenol dengan asam karboksilat dapat dilakukan,
tetapi menghasilkan % produk yang rendah. Hal ini disebabkan
reaksi tersebut berada dalam kesetimbangan dan produk yang
dihasilkan selain ester adalah air. Dengan terbentuknya air,
kesetimbangan menjadi cenderung dapat balik kembali ke
arah pembentukan reaktan kembali, sebagai % produk yang
menurun
Ar-OH + R-CO-OH
Fenol
as.karboksilat

R-CO-O-Ar + H2O
ester
air

Hasil yang lebih baik dapat diperoleh jika digunakan suatu


derivat (turunan) asam karboksilat yang lebih reaktif,
seperti : anhidrida asam. Reaksi fenol dengan suatu
anhidrida asam berlangsung irreversibel (tidak dapat balik)
dan pada akhir reaksi tidak diperoleh air yang cenderung
menggeser reaksi ke arah sebaliknya. Sehingga % produk
lebih tinggi.
Ex :
OH + CH3-C-O-C-CH3
O-C-CH 3 +
CH3COOH
O
O
O
fenol
anhidrida asetat
fenil asetat
as. Asetat
b. Reaksi Kolbe
Reaksi kolbe adalah reaksi ion fenoksida (ArO -) dengan C-O
menghasilkan ion salisilat yang menghasilkan asam salisilat
jika diasamkan.

Asam salisilat dapat digunakan untuk mensintesis asam asetil salisilat


yang lazim disebut aspirin. Jika direaksikan dengan anhidrida asetat
OH
O-CO-CH 3
CO2H + CH3-C-O-C-CH3
CO 2H
+
CH3COOH
O
O
As. Salisilat
anhidrida asetat
aspirin
as. Asetat
(as.etil salisilat)
c. Reaksi Reimer Tiemann
Reaksi fenol lain yang khas adalah reaksinya dengan kloroform. Dalam
kondisi basa, yang disusul dengan penambahan asam berair.
Produknya adalah salisildehid, reaksi ini disebut = reaksi RiemerTiemenn
COH
OH OH
Fenol Salisaldehid
Katalis :CHCL3, OH-, 700C, H2O, H+

4. Oksidasi fenol
Fenol sulit dioksidasi, karena cincin aromatiknya yang relatif stabil,
proses oksidasi akan menyebabkan kestabilan cincin terganggu,
sehingga diperlukan kondisi yang membutuhkan banyak energi
untuk mengoksidasi cincin aromatik fenol yang stabil. Akan
tetapi senyawa turunan fenol: 1,2 atau 1,4 dihidroksibenzen
yang disebut : hidrokuinon, dapat dioksidasi membentuk
kuinon. Sistem cincin kuinon ini sering dijumpai pada zat warna.
Reaksi oksidasi kuinon mudah balik ( reaksi reversibel )
membentuk hidrokuinon kembali.
OH O
OH (orto-(1,2)-dihidroksi benzena)
O
OH

OH (Para-(1,4)-dihidroksi benzena

5. 1,2 benzokuinon
6. 1,4 - benzokuinon

ION BENZENDIAZONIUM
N+=N Cl-

Benzen diazonium klorida

1. Pembuatan dan reaktifitas benzen diazonium


Benzen diazonium klorida dapat dibuat dari
anilin yang direaksikan dengan asam nitrit.
Anilin sendiri dapat dibuat dari bahan baku
benzena yang dinitrasi menjadi nitrobenzen,
lalu direduksi dengan Fe/HCl menjadi amina
terprotonasi
(suasana
asam)
yang
selanjutnya
dibasakan
sehingga
menghasilkan anilin.

HNO3

NO2

NH3+Cl-

Fe

OH-

NH2
H2SO4

Benzena
anilini

HCl

nitro benzen

amina terprotonasi

Selanjutnya anilin direaksikan dengan asam nitrit (HNO2) yang


dibuat langsung dengan mereaksikan NaNO2 dengan HCl,
menghasilkan benzen diazonium klorida yang reaktif
NH2 + NaNO2 + HCl N+=N Cl- + H2O
anilin benzen diazonium klorida
Reaktifitas yang tinggi dari benzen diazonium disebabkan oleh kemampuan gugus
pergi yang baik dari gas nitrogen (N2). Karena kemampuan gugus pergi yang baik
ini, maka gugus diazonium (N=N ) mudah digantikan oleh nukleofil (ion negatif
yang sukan muatan positif)

DERIVAT TURUNAN AROMATIS


1. TOLUEN
CH3
Toluen merupakan senyawa turunan benzena yang diperoleh dari reaksi
substitusi, dengan menggantikan satu atom H dengan satu gugus metil.
Toluen banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan trinitro toluen.
Merupakan senyawa yang banyak digunakan sebagai bahan peledak.
Kegunaan lainnya adalah sebagai bahan baku pembuatan asam benzoat.
Reaksi pembuatan TNT:
CH3
O2N
CH3 NO2
+ 3HNO3 + H2SO4
NO2
Toluen

-.

2,4,6 trinitro toluen

Jika halogen dialirkan kedalam toluen dengan katalisator AlCl 3 atau


FeCl3
CH3
AlCl
CH3
+ Cl2
Cl
+ HCl
3

Kestabilan cincin benzen


1.

2.

+ H2
Sikloheksena
+ 3 H2
85,8 Kkal/mol
Sikloheksatriena

3.
Benzena

Pt

+ 28,6 Kkal / mol


Sikloheksana

Pt

+ ( 28,6 x 3 ) =
Sikloheksana

+ 3 H2
Pt
Sikloheksana

+ 49,8 Kkal/ mol

Kalor
hidrogenasi
sikloheksena
H=-28,6
Kkal/mol,
seandainya benzen hanya mengandung ikatan rangkap
berselang-seling dengan ikatan tunggal ( sama seperti
struktur sikloheksatriena), maka kalor hidrogenasinya
adalah H=3x(-28,6)=-85,6 Kkal/mol.

Tapi ternyata benzen hanya membebaskan 49,8 Kkal/mol


bila dihidrogenasi. Ada 36 Kkal/mol yang hilang
selama reaksi, energi ini disebut energi resonansi
Energi resonansi adalah energi yang hilang untuk
melawan delokalisasi elektron akibat proses resonansi
pada cincin benzen.
Hal ini menyebabkan cincin benzen relatif stabil, karena
membutuhkan energi lebih besar ( + 36 Kkal/mol )
untuk melawan proses resonansi agar dapat bereaksi
dan sekaligus membuktikan bahwa elektron pada
cincin benzen terdelokalisasi (mengalami resonansi)

Anda mungkin juga menyukai