Piridin Pirol
Benzena
Monosubstitusi
1. Menambahkan awalan gugus substituen diikuti nama
benzena.
Br Cl I NO2
fenil benzil
2-fenil heptana
Disubstitusi
1. Jika terdapat 2 substituen, dapat digunakan awalan orto
(o-) , meta (m-), atau para (p-) untuk menyatakan
masing-masing pada posisi (1,2); (1,3); dan (1,4)
Cl Cl Cl
Cl
Cl
3,5-dibromo nitrobenzena
1,2,4-tribromo benzena 2,4,6-trinitro toluena
TNT
SIFAT FISIKA DAN KIMIA SENYAWA AROMATIK
1. Sifat fisik
• Zat cair tidak berwarna
• Memiliki bau yang khas
• Mudah menguap
• Benzene digunakan sebagai pelarut
• Tidak larut dalam pelarut polar seperti air tetapi larut
dalam senyawa yang kurang polar seperti eter dan
tetraklorometana.
• Larut dalam berbagai pelarut organik
• Benzena dapat membentuk campuran azeotrop
dengan air
• Densitas : 0,88
2. Sifat kimia
• Bersifat toksik karsinogenik (hati-hati menggunakan
benzena sebagai pelarut hanya gunakan jika tidak
ada alternatif lain misalnya toluena.
• Merupakan senyawa nonpolar
• Tidak begitu reaktif tetapi mudah terbakar dengan
menghasilkan banyak jelaga
• Lebih mudah mengalami reaksi subtitusi dari pada
adisi
SUBSTITUSI ELEKTROFILIK AROMATIK
Mekanisme reaksi substitusi elektrofilik senyawa aromatik
1. Halogenasi
2. Nitrasi
3. Sulfonasi
4. Alkilasi
5. Asilasi
Benzena tersubstitusi dapat mengalami substitusi gugus kedua
a) Mekanisme substitusi kedua dengan pengarah o, p
Substituen pelepas ē mengaktifkan cincin terhadap E+
1. All activating substituents direct an incoming
electrophile to the ortho and para positions
2. The weakly deactivating halogens also direct an
incoming electrophile to the ortho and para positions.
Mekanisme substitusi kedua pengarah meta
Substituen penarik ē mengdeaktivasi cincin terhadap E+